Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Komunikasi adalah hal mutlak yang dibutuhkan manusia dan dilakukan

dalam berbagai aktivitas. Dengan

perkembangan

teknologi

dalam

bidang

telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana telekomunikasi dalam biaya


yang relatif lebih rendah, mutu pelayanan yang tinggi, cepat, aman, serta
ditunjang oleh kapasitas yang besar dalam pengiriman informasi. Saat ini
banyak

perusahaan

di bidang telekomunikasi

yang

mulai menggunakan

teknologi serat optik guna memberikan layanan yang terbaik, mudah dan
cepat.
Dalam prosedur

transmisi sinyal informasi

ada dua aspek mendasar

yang harus dipenuhi, yaitu ketepatan waktu penerimaan (time transperacy)


dan penerimaan informasi dengan benar (information transparency), dan
dengan menggunakan

Sistem

Komunikasi

Serat

Optik

(SKSO) syarat

mendasar dari transmisi dapat terpenuhi. Karakteristik dari media transmisi


serat optik tersebut adalah mempunyai lebar bidang frekuensi (bandwith) yang
besar, redaman rendah, ukuran lebih kecil dan lebih ringan, biaya murah, tahan
terhadap noise dan minim terhadap percakapan silang (cross talk). Namun
dengan berbagai keunggulan itu bukan berarti SKSO yang ada saat ini sudah
sempurna dan tidak memiliki permasalahan.
Permasalahan yang sering terjadi adalah banyaknya redaman-redaman
dalam serat optik. Pada dasarnya redaman di dalam serat optik disebabkan

oleh redaman kabel serat optik yang digunakan, redaman konektor ataupun
redaman sambungannya. Beberapa redaman tersebut akan berpengaruh terhadap
proses transmisi itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan pengukuran yang
digunakan

untuk

memonitor

seberapa besar redaman yang terjadi. Untuk

melakukan pengukuran yang tepat, digunakan alat ukur bernama optical


power meter. Dalam hal ini dilakukan pengamatan terhadap alat ukur optical
power meter dan aplikasinya di PT. Telkom Kandatel Banjarbaru.

1.2
1.2.1

Tujuan
Tujuan umum
Adapun tujuan umum dilaksanakannya kegiatan kerja praktik ini adalah

sebagai berikut :
1. Menjalin kerjasama dengan PT. Telkom Kandatel Banjarbaru.
2. Mengetahui aplikasi ilmu Fisika yang sudah diterima dalam perkuliahan
pada dunia kerja terutama dalam bidang perindustrian.
3. Memenuhi persyaratan kurikulum SKS Program Studi Fisika Fakultas
MIPA UNLAM.
1.2.2

Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus pelaksanaan kegiatan kerja praktik ini adalah sebagai

berikut :
1. Mengetahui alat ukur dan prinsip kerja untuk pengukuran redaman kabel
serat optik
2. Mengetahui redaman di splitter dan ONT di PT. Telkom Kandatel
Banjarbaru.

1.3

Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa yaitu :
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi
permasalahan di dunia kerja, melatih disiplin dan tanggung jawab
terhadap pekerjaan serta mendapatkan pengetahuan baru dan
pengalaman kerja.
b. Mampu menggunakan Optical Power Meter.
2. Bagi program studi yaitu :
a. Sebagai sarana menjalin kerja sama antara Program studi dengan PT.
Telkom Kandatel Banjarbaru.
b. Memperkenalkan/mensosialisasikan

Fakultas

MIPA

khususnya

Program Studi Fisika kepada PT. Telkom Kandatel Banjarbaru melalui


program kerja praktik

BAB II
KEADAAN UMUM PT. TELKOM KANDATEL BANJARBARU

2.1 Sejarah PT. Telkom Kandatel Banjarbaru


PT. TELKOM, Tbk adalah Suatu Badan Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam bidang jasa Telekomunikasi. PT TELKOM menyediakan sarana
dan jasa layanan Telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai
kepelosok daerah di seluruh Indonesia. Sejarah PT. TELKOM di Indonesia
pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan
telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905
pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan Telekomunikasi sebanyak
tiga puluh delapan perusahaan. Kemudian Pada tahun 1906 pemerintah Hindia
Belanda membentuk suatu jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en
Telephone Dienst/ PTT).
Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos
dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 pemerintah
memisahkannyamenjadi perusahan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro)
danperusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974
Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum
Telekomunikasi (PERUMTEL) yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi
Nasional dan Internasional.
Pada tahun 1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa
Telekomunikasi Internasional yang bernama PT. Indonesian Satelite Corporation
(INDOSAT) yang terpisah dari

PERUMTEL. Pada tahun 1989 pemerintah

Indonesia mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya


tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991
PERUMTEL

berubah

bentuk

menjadi

perusahaan

perseroan

(Persero)

Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai sekarang.


Perubahan di lingkungan PT. TELKOM Indonesia, Tbk terus berlanjut
mulai dari perusahan jawatan sampai perusahaan public. Perubahan-perubahan
besar terjadi pada tahun 1995 meliputi
a. Restrukturisasi Internal;
b. Kerjasama Internal;
c. Intial Publik Offering (IPO).
Jenis usaha PT. TELKOM Indonesia, Tbk adalah penyelenggara jasa
Telekomunikasi dalam negeri dan bidang usaha terkait seperti jasa sistem Telepon
Bergerak (STBS) sirkuit pelanggan, teleks, penyewaan transpoder satelit, VSAT
(Verry Small Apenture Terminal) dan jasa nilai tambah tertentu.
Jasa Telekomunikasi yang disediakan oleh TELKOM terbagi atas dua
kelompok, yaitu jasa Telekomunikasi dasar dan non dasar. Pelaksanaan dari
pembagian kelompok ini belum maksimal dan tegas, karena perkembangan
teknologi dan informasi yang sangat pesat. Bisnis TELKOM sampai sekarang
bergerak dalam jasa Telekomunikasi. Jenis Telekomunikasi yang bergerak sampai
tahun 1995 adalah:
a)
b)
c)
d)
e)

Jasa Interkoneksi kepada penyelenggara Telekomunikasi lain,


Jasa telepon bergerak seluler,
Jasa telepon dalam negeri,
Jasa satelit,
Jasa lainnya.
Pada tanggal 1 Juli 1995 organisasi PT. TELKOM Indonesia, Tbk berhasil

menrekstruktur jenis jasa Telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu

divisi network yang keduanya mengelola bidang usaha utama. Divisi regional
sebagai pengganti struktur WITEL yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun
hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa SLJJ
dan SLI. Divisi network menyelenggarakan jasa Telekomunikasi jarak jauh.
Unit-unit bisnis PT. TELKOM Indonesia, Tbk terdiri dari Divisi, Centre,
Yayasan dan Anak Perusahaan. Adapun divisi yang tersedia di PT. TELKOM
yaitu:
1. Divisi Long Distance
2. Carrier dan Interconnection Service
3. Divisi Multimedia
4. Divisi Fixed Wireless Network
5. Enterprise Service
6. Divisi Regional I Sumatera
7. Divisi Regional II Jakarta
8. Divisi Regional III Jawa Barat
9. Divisi Regional IV Jawa Tengah dan Yogyakarta
10. Divisi Regional V- Jawa Timur
11. Divisi Regional VI - Kalimantan
12. Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia
13. Maintenance Service Centre
14. Training Centre
15. Carrier Development Support Centre
16. Management Consulting Centre
17. Construction Centre

18. I/ S Centre
19. R and D Centre
20. Community Development Centre (CDC)

2.2 Visi dan misi PT. Telkom Kandatel Banjarbaru


PT .Telkom Indonesia memiliki visi menjadi perusahaan yang unggul
dalam penyelenggaraan telecommunication, information, media, edutainment dan
services (TIMES) di kawasan regional. PT. Telkom Indonesia memiliki misi :
1. Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang
kompetitif.
2. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
Visi dan Misi ditetapkan berdasarkan keputusan Komisaris PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk No.09/KEP/DK/2012 pada tanggal 30 Mei 2012.
Corporate Culture

: The New Telkom Way

Basic Belief

: Always The Best

Core Values

: Solid, Speed, Smart

Key Behaviors

: Imagine, Focus, Action

Serta inisiatif strategis


1. Pusat Keunggulan.
2. Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio.
3. Percepatan implementasi broadband melalui layanan konvergen.
4. Pengelolaan portofolio nirkabel.
5. Mengintegrasikan solusi ekosistem Telkom Group.
6. Berinvestasi di layanan teknologi informasi.

7. Berinvestasi di bisnis media dan edutainment.


8. Berinvestasi di bisnis wholesale dan peluang bisnis internasional yang
strategis.
9. Memaksimalkan nilai aset di bisnis yang saling terkait.
10. Mengintegrasikan Next Generation Network (NGN) dan Operational
support system, Business support system, Customer support system and
Enterprise

relations

management

(OBCE)

untuk

mencapai

penyempurnaan beban biaya.


Inisiatif strategis ditetapkan berdasarkan keputusan Komisaris PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk No.09/KEP/DK/2012 yang ditetapkan pada 30
Mei 2012.
PT. Telkom Indonesia juga berkomitmen untuk :
1. Memberikan layanan terbaik dan berkualitas, untuk kemudahan bagi
pelanggan dengan harga yang kompetitif .
2. Memaksimalkan Nilai Perusahaan melalui ekspansi dan pengembangan
portofolio usaha di bidang adjacent industries telekomunikasi.
3. Menjadi perusahaan holding strategis demi pertumbuhan tinggi dan sinergi
melalui anak-anak perusahaan dan unit bisnis strategis.
4. Menjadi kontributor pendapatan yang utama bagi pemegang saham.

2.3

Struktur Organisasi PT. Telkom Kandatel Banjarbaru


Struktur organisasi adalah suatu kerangka dasar yang menunjukkan

hubungan yang jelas antara satu bidang dengan bidang lain. Suatu organisasi yang
baik akan menimbulkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam bekerja
agar didapat tenaga kerja yang terampil, efisien dan kreatif.

Setiap perusahaaan akan memilki struktur kepegawaian yang berfungsi


untuk menempatkan suatu karyawan sesuai dengan bidang keahlinya masingmasing dengan tujuan supaya karyawan tersebut dapat bekerja lebih efisien
sehingga dapat menunjang hasil produksi perusahaan dengan lebih baik
Struktur organisasi Telkom Kandatel Banjarbaru di tunjukkan pada gambar
1.

Gambar 1. Struktur organisasi Telkom Kandatel Banjarbaru

Map cakupan area Kandatel Banjarbaru di tunjukkan pada gambar 2.

10

L
D
U

M
T
P

Gambar 2. Map area kerja Kandatel Banjarbaru

2.4 Bidang pekerjaan dan produk yang di hasilkan


2.4.1 Bidang Pekerjaan
Jasa yang disediakan Telkom dibagi menjadi dua kelompok, jasa
telekomunikasi dasar dan non jasa telekomunikasi dasar. Pengelompokan ini
belum dilaksanakan secara tegas, mengingat teknologi komunikasi dan informasi
berkembang dengan pesat. Bisnis utama Telkom saat ini adalah menyediakan
Public Switch Telephone Network (PSTN) dan menyelenggarakan jasa melalui
PSTN.
Jenis jasa telekomuniksi yang sudah beroperasi sampai sekarang ini
adalah:
a. Telepon dalam negeri (lokal dan SLJJ)

11

b. Jasa interkoneksi kepada penyelenggara telekomunikasi


c. Jasa Internet (Telkomnet Instan, Wifi id, Usee TV cable dan Speedy)
d. Jasa lainnya (Vallue Added Service)
Jasa telepon dalam negeri merupakan layanan jasa utama PT.Telkom yang
memberikan pendapatan terbesar., tetapi untuk sekarang ini jasa telepon luar
negeripun merupakan pendapat Telkom lainnya. Komposisi pendapat layanan jasa
utama ini meliputi : Pasang baru telepon, biaya abodemen (langganan) bulanan
dan biaya pemakaian telepon untuk panggilan lokal, interlokal / SLJJ dan SLI.
Dari catatan tahun-tahun yang lalu, ternyata kontribusi terbesar berasal dari biaya
pemakaian telepon. Pelayanan jasa telepon dalam negeri ini juga termasuk
penyediaan layanan telekomunikasi untuk umum seperti Wartel, Telepon umum
coin (TUC), telepon umum kartu (TUK), dan telepon umum pelanggan (TUP).
Disamping mendapatkan pendapatan dari pelanggan untuk jasa telepon
dalam

negeri,

penyelenggaran

Telkom

juga

Telekomunikasi

memperoleh
lainnya,

pendapatan
seperti

dari

interkoneksi

dari

penyelenggaraan

Telekomunikasi internasional dan STBS (Sistem Telepon Bergerak Seluler).


Pendapatan interkoneksi antara lain diperoleh dari PT. INDOSAT dan
SATELINDO. Selain pendapatan interkoneksi Telkom juga berpartisispasi dalam
menyelenggarakan STBS, melalui usaha patungan ataupun dengan pola bagi hasil.
Sementara itu penyewa Stansponder satelit mulai tahun 1996 beralih kepada
satelindo, namun Telkom terus melakukan pelayanan jasa stasiun bumi untuk
hubungan telekomunikasi melalui sistem satelit komunikasi.

12

2.4.2 Serpo (Service point)


Pada kegiatan yang dilakukan ini adalah menerima pengaduan gangguan
dari pelanggan baik yang datang ke Plasa maupun melalui telepon ke bagian
pengaduan. Data-data yang harus diperoleh dari pelanggan antaralain ; nama,
alamat, jenis gangguan. Kemudian data-data itu dimasukkan ke SISKA untuk
diproses.
2.4.3 PSB Wireline
Pelanggan yang ingin berlangganan telepon rumah dan data-data yang
diperlukan PT. Telkom untuk meng-input data, pelanggan harus mengisi dan
memberikan foto copy KTP, materai dan administrasi untuk biaya pasang telepon
dirumah.
2.4.4 PSB speedy
Pelanggan yang ingin berlangganan speedy (internet) di rumah dan datadata yang diperlukan PT. Telkom untuk meng-input data, pelanggan harus mengisi
dan memberikan foto copy KTP, dan administrasi untuk biaya pasang speedy dan
pemasangan speedy pelanggan sebaiknya memiliki telepon rumah. Tetapi
Pelanggan bisa memilih paket speedy yang telah disedikan oleh Telkom.
2.4.5 Bundling
Pelanggan yang ingin berlangganan telepon rumah dan speedy secara
bersamaan dan data-data yang diperlukan telkom untuk meng-input data,
pelanggan harus mengisi formulir dan memberikan foto copy ktp, materai dan
administrasi untuk biaya pasang speedy dan telepon rumah.

13

2.4.6 Cabut APS (atas permintaan sendiri)


Cabut APS adalah pencabutan sambungan telepon atas permintaan
pelanggan karena sesuatu hal seperti:Rumah kosong, Pindah Rumah, Rumah
dijual, Tarif mahal, Tagihan terlalu besar, Faktor ekonomi atau ganti dengan
Telkom Flexi.
a.
b.
c.
d.

Adapun syaratnya antara lain :


FotoCopy KTP pelanggan yang masih berlaku.
Bukti Pembayaran/Rekening telepon terkakhir.
Mengisi dan menandatangani Formulir yang telah disediakan.

2.4.7 Pendaftaran Point Reword (TRRT)


Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah membantu pendaftaran pelanggan
yang akan mendaftarkan nomor telepon rumahnaya untuk mengikuti Point
Reword (TRRT). Data-data yang harus diperoleh untuk pendaftaran Point
Reword ; foto copy KTP dan pembayaran Rekening telepon akhir. Setelah
pencatatan untuk pendaftaran, kita jelaskan kepada pelanggan bagaimana cara
pengumpulan poin-poin, agar setiap poin-poin bertambah dan memilih hadiah
secara langsung atau secara diundi. Setelah selesai pelanggan yang mengikuti
program TRRT formulir yang sudah di isi di input ke CCS untuk proses lebih
lanjut.
2.4.8 Plasa
Membantu SAS bagian plasa, dalam memberikan nomor antrian, arahan,
dll. Mempromosikan Gebyar Berhadiah TELEPON RUMAH REJEKI TUMPAH
(TRRT) Mempromosikan produk-produk Telkom (PSB WIFI id, PSB SPEEDY,
PSB WIRELINE)
2.4.9 Sales Retention OBC Speedy

14

Penawaran speedy kepada setiap pelanggan yang sudah memiliki telepon


rumah untuk menggunakan internet di rumah. Penawaran dilakukan melewati
telepon.
2.4.10 Penginputan TRRT
Penginputan formulir yang sudah di isi di input ke dalam CCF, yang sudah
di isi dengan jelas oleh pelanggan yang mendaftarkan untuk mengikuti Program
Hadiah Telkom.
2.4.11 MDF (Main Distribution Frame)
Berikut ini adalah sebagian fungsi dari MDF, antara lain :
a. Memantau pelaksanaan penyesuaian gangguan dan mencetak kesimpulan
atas hasil yang dicapai sebagai bahan pemeriksaan dan laporan.
b. Mengoperasikan dan memelihara perangkat meja ukur sebagai alat ukur
untuk menanggulangi gangguan.
c. Mengerjakan, merawat, dan menyimpan
keperntingan

mutasi-mutasi,

pengaduan,

kartu

langganan

pengukuran,

untuk

perbaikan-

perbaikan, dan penyambungan telepon.


d. Mengadakan pengukuran saluran secara rutin.
e. Melaksanakan penyambungan dan pemutusan saluran MDF sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
2.4.12 SISKA (Sistem Informasi Kastamer)
Sistem Informasi Kastamer (SISKA) suatu aplikasi yang berfungsi untuk
mengelola data-data yang ada mulai dari data jaringan, data pelanggan, data
service level guaranty for customer (Segmentasi layanan), dan data abonemen
pelanggan.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan komunikasi yang mengakibatkan
bertambahnya para pelanggan telkom, maka dirasa perlu ada aplikasi baru sebagai

15

inovasi untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan terhadap pelanggan


terutama pelanggan pada Cluster Corporate dan bisnis disamping tidak
mengabaikan pelayanan prima kepada pelanggan Residensial dan Sosial.
SISKA adalah sebuah aplikasi internal telkom yang mengelola data
pelanggan dengan sekuritas dan akurasi data yang tinggi, dengan demikian hal ini
menjadi masalah mengingat operasional harian kerja untuk penanganan gangguan
dan instalasi, administrasi pelanggan telah di serahkan ke pihak ke-3 (tiga)
sebagai langkah efektifitas dan efisiensi operasional keuangan perusahaan.
Sementara mereka yang berhak untuk mengakses data-data SISKA hanya
dikhususkan untuk Karyawan TELKOM, Manfaat SISKA antara lain sebagai
berikut :
a.
b.
c.
d.

Meningkatkan mutu pelayanan data jaringan.


Pemrosesan alamat billing yang cepat dan akurat.
Pengumpulan tagihan yang cepat dan akurat.
Optimalisasi petugas jaringan.

2.4.13 COC (Control Operational Center)


COC data yang hampir sama dengan SISKA namun COC juga mengambil
data dari SISKA, yang berguna untuk mengontrol menejemen Se-Indonesia
secara online (dari internet).

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengenalan sistem komunikasi serat optik


Dasar sistem komunikasi terdiri dari sebuah transmitter, sebuah recevier,
dan sebuah information channel. Pada transmitter informasi dihasilkan dan

16

mengolahnya menjadi bentuk yang sesuai untuk di kirimkan sepanjang


information channel, informasi ini berjalan dari transmitter ke receiver melalui
information channel ini. Information channels dapat dibagi menjadi 2 kategori :
Unguided channel dan Guided channel. Atmosfir adalah sebuah

contoh

Unguided channel, sistem yang menggunakan atmospheric channel adalah radio,


televisi dan microwave relay links. Guided channels mencakup berbagai variasi
struktur tranmisi konduksi, seperti two-wire line, coaxial cable, twistedpair dan
kabel serat optik (Wiley & Sons, 2002).

3.2 Struktur serat optik


Struktur dasar dari sebuah serat optik yang terdiri dari 3 bagian : core
(inti), cladding (kulit), dan coating (mantel) atau buffer (pelindung). Inti adalah
sebuah batang silinder terbuat dari bahan dielektrik (bahan silika (SiO2), biasanya
diberi doping dengan germanium oksida (GeO2) atau fosfor penta oksida (P 2O5)
untuk menaikan indeks biasnya) yang tidak menghantarkan listrik,

inti ini

memiliki jari-jari a, besarnya sekitar 8 200 m dan indeks bias n 1, besarnya


sekitar1,5. Inti di selubungi oleh lapisan material, disebut kulit, yang terbuat dari
bahan dielektrik (silika tanpa atau sedikit doping), kulit memiliki jari-jari sekitar
125 400 m indeks bias-nya n 2, besarnya sedikit lebih rendah dari n1 . Struktur
dasar dari sebuah serat optik ditunjukkan pada Gambar 3 (DeCusatis, 2005).

17

Gambar 3. Struktur serat optik (Prasetya, 2009)

3.3 Tipe serat optik


Serat optik dikarakteristikan oleh strukturnya dan sifat transmisinya.
Secara dasar, serat optik diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1. Serat optik single mode
Ukuran inti serat optik single mode sangat kecil, diameternya biasanya
sekirar 8 10 m, serat optik dengan ukuran serat sekecil ini hanya akan
mengijinkan fundamental atau mode orde terendah yang untuk merambat dengan
panjang gelombang sekitar 1300 nm. Serat optik single mode memiliki sinyal
hilang yang rendah dan kapasitas informasi yang lebih besar (bandwidth) daripada
serat optik multi mode. Serat optik single mode dapat mentransmisikan data yang
lebih besar karena dispersi yang lebih rendah (DeCusatis, 2005).
2. Serat optik multi mode
Serat optik multi mode merambatkan lebih dari satu mode, dapat
merambatkan lebih dari 100 mode. Jumlah mode yang merambat bergantung pada
ukuran inti dan numerical aperture (NA). Ukuran inti dan NA biasanya sekitar 50
100 m dan 0,20 0,229. Ukuran inti dan NA yang lebih besar memberikan
beberapa keuntungan, cahaya yang diumpankan ke serat optik multi mode menjadi
lebih mudah, koneksi antara serat juga lebih mudah. Keuntungan lainnya adalah
serat optik multi mode mengijinkan penggunaan light-emitting diodes (LEDs).
Serat optik multi mode memiliki kerugian, dengan jumlah mode yang banyak
maka efek dispersi modal akan bertambah. Perbedaan serat optik single mode dan
multi mode di tunjukkan pada gambar 4 (DeCusatis, 2005).

18

Gambar 4. Serat optik single mode dan multimode (Prasetya, 2009)

3.3 Cara kerja serat optik


Prinsip kerja dari serat optik yaitu sinyal awal yang berbentuk sinyal listrik
pada transmitter diubah oleh transducer elektrooptik (dioda/laser dioda) menjadi
gelombang cahaya yang kemudian ditransmisikan melalui kabel serat optik
menuju receiver yang terletak pada ujung lainnya dari serat optik, pada receiver
sinyal optik ini diubah oleh transducer optoelektronik (photo dioda/avalanche
photo dioda) menjadi sinyal elektris kembali (Prasetya, 2009).
Dalam perjalanan sinyal optik dari transmitter menuju receiver akan
terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel optik, sambungan-sambungan kabel
dan konektor-konektor di perangkatnya, oleh karena itu jika jarak transmisinya
jauh maka diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang berfungsi untuk
memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman sepanjang
perjalanannya (Wiley & Sons, 2002).

3.4 Optical power meter

19

Optical power meter digunakan untuk mengukur total loss dalam sebuah
link optic baik saat instalasi (uji akhir) atau pemeliharaan. Penggunaan optical
power meter harus berada pada kedua ujung kabel serat optik. Spesifikasi
wavelength 1310nm, 1550nm dan 1490nm. Optical power meter ditunjukkan pada
Gambar 5.
Redaman diukur dalam satuan Decibel (dB). Loss atau redaman
dinyatakan dalam :
L (dB) = Pin (dBm) - Pout (dBm) atau L (dB) = 10 Log (Pin/Pout) (1)
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.

Tombol power
Tombol menu
Tombol untuk atas dan bawah
Tombol enter
5. Tombol cancel

1
2
3
4
5

Gambar 5. Optical power meter

20

3.5 Patchcord
Patchcord adalah kabel serat optik dengan panjang tertentu yang sudah
terpasang konektor di ujungnya. digunakan untuk menghubungkan antar
perangkat atau ke koneksi telekomunikasi. Patchcord adalah kabel serat indoor
yang dipakai hanya untuk di dalam ruangan saja. Ada yang simplex (1 core) dan
ada pula yang duplex (2 core), single mode dan multimode. Patchcord mempunyai
banyak sekali jenis konektor, karena masing-masing perangkat / alat yang
digunakan mempunyai tipe yang berbeda pula disesuaikan dengan kebutuhan
(Ariqa, 2013).
Konektor serat optik biasanya memiliki tipe standar seperti berikut:
1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi
yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter
maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan
posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain,
2.

akurasinya tidak akan mudah berubah.


SC (Subsciber Connector): digunakan untuk kabel single mode, dengan
sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat
diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat

3.

lain.
ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip
dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi
mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang
maupun dicabut .
Bentuk masing-masing konektor ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Patchcord dengan konektor LC-ST, FC-ST dan SC-ST (Ariqa, 2013)

21

3.6 Splitter
Splitter adalah perangkat yang membagi cahaya serat optik menjadi
beberapa bagian dengan rasio tertentu. Misalnya, ketika seberkas cahaya serat
optik ditransmisikan dari splitter rasio 1x4 yang sama, maka akan dibagi menjadi
4-serat optik cahaya dengan rasio yang sama yaitu berkas setiap 25% dari yang
asli. serat optik splitter berbeda dari WDM. WDM dapat membagi cahaya serat
optik panjang gelombang yang berbeda dalam saluran yang berbeda. Serat optik
splitter membagi kekuatan cahaya dan mengirimkannya ke saluran yang berbeda.
Bentuk penampakan splitter ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. splitter (Ariqa, 2013)


Jenis-jenis splitter antara lain :
a. 1 : 2 (tanpa back up)
b. 1 : 4 (tanpa back up)
c. 1 : 8 (tanpa back up)
d. 1 : 16 (tanpa back up)
e. 1 : 32 (tanpa back up)
f. 2 : 2 (dengan back up)
g. 2 : 4 (dengan back up)
h. 2 : 8 (dengan back up)
i. 2 : 16 (dengan back up)
j. 2 : 32 (dengan back up)
Standar nilai redaman splitter di tunjukkan pada Tabel 1 :
Tabel 1. Redaman splitter

Splitter

dB loss

Tanpa splitter

1:2

3,7

22

1:4

7,25

1:8

10,38

1:16

14,1

1:32

17,45

23

BAB IV
METODE PELAKSANAAN

4.1 Waktu dan tempat


Kerja praktik ini dilaksanakan selama 5 minggu yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan kerja praktik di lapangan. Adapun kegiatan kerja praktik
di lapangan dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 5 Maret 2014, bertempat di
PT. TELKOM Kandatel Banjarbaru dan berada pada pengawasan pembimbing
eksternal yang berasal dari perusahaan terkait yaitu Bapak Baihaqi, ST.
Sedangkan untuk konsultasi dengan dosen pembimbing dilaksanakan di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lambung
Mangkurat.

4.2 Bentuk kerja praktek


Kegiatan kerja praktik dilakukan di ruang akses PT. Telkom Kandatel
Banjarbaru dengan menggunakan optical power meter. Dalam pelaksanaan kerja
praktik sangat dibantu oleh pembimbing eksternal dan teknisi telkom akses.
Kegiatan yang dilakukan terdiri dari pengenalan tentang bagian-bagian Telkom
Kandatel Banjarbaru, pengenalan petugas setiap ruangan, pengenalan serat optik
dan alat alat yang ada di Telkom Kandatel Banjarbaru. Konsultasi kesulitan
selama kerja praktik dilakukan dengan pembimbing Selain itu, juga diberikan
topik untuk mempelajari tentang alat ukur serat optik optical power meter.

24

4.3 Prosedur kerja


Pada PT. Telkom Kandatel Banjarbaru terdapat ruang sentral dan divisi
akses yang secara langsung membahas tentang serat optik, alat ukur serat optik
dan bagaimana aplikasinya secara langsung dalam pemasangan serat optik ke
pelanggan. Ruang lingkup kegiatan kerja praktik lebih difokuskan di bagian
pengenalan dan penggunaan alat ukur optik yaitu optical power meter. Untuk
memperluas wawasan mahasiswa dalam penerapan teknologi serat optik dan
optical power meter, pembimbing eksternal dan teknisi telkom akses memberikan
penjelasan umum dan mengajak mahasiswa untuk melihat dan mencoba langsung
optical power meter.
Dalam kerja praktik ini, mahasiswa dijelaskan bagaimana prosedur
penggunaan optical power meter. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur
total loss dalam sebuah link optik. Selain itu, pada optical power meter
terdapat light source yang berguna untuk mengetahui continuitas suatu link
optik atau meluruskan suatu terminasi optik. Dalam pengamatan yang dilakukan,
optical power meter diaplikasikan pada pengetesan kondisi patchcord dan
pengukuran redaman di splitter dan ONT.
a. Prosedur pengetesan kondisi patchcord
Operasi pada saat melakukan pengukuran atau pengetesan sering
menggunakan patchcord, sehingga kondisi patchcord ini harus terjamin
performansi dan kualitasnya. Untuk itu sebelum dipergunakan maka perlu
dipastikan dulu bahwa kondisi patchcord layak dipakai dengan terlebih dulu
melakukan pengecekan sebagai berikut:
a. Setiap patchcord yang akan dipakai harus di tes.

25

b. Bersihkan seluruh konektor sebelum pengetesan oleh kapas/tissue atau


udara semprot seperti dush off.
c. Hubungkan patchcord dengan light source seperti konfigurasi ditunjukkan
pada Gambar 8.

Gambar 8. Konfigurasi pengetesan patchcord


d. Perhatikan bayangan yang dikeluarkan dari ujung patchcord
b. Prosedur pengukuran redaman
Dalam penggunaannya optical power meter memiliki beberapa tombol
yang digunakan untuk memilih fungsi dari optical power meter. Untuk
menyalakan, tekan tombol power. Kemudian tekan tombol menu, akan muncul
dua buah pilihan PON PM dan OPM. PON PM berisi tiga pilihan language, time
set, dan history. Mengukur redaman, gunakan tombol untuk geser ke bawah dan
pilih OPM dengan menekan enter. Hubungkan perangkat serat optik yang akan
diukur dengan konfigurasi ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 9. Konfigurasi pengukuran optical power meter

BAB V
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

26

5.1 Evaluasi pelaksanaan kerja praktek


Kerja praktik dilaksanakan di bagian divisi akses PT. Telkom Kandatel
Banjarbaru. Pada minggu pertama pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa
diperkenalkan struktur perusahaan, instalasi serat optik, staff yang bekerja.
Ruangan yang terdapat di Telkom Kandatel Banjarbaru yaitu ruangan sentral,
ruang akses, ruang transmisi, ruang MDF serta ruang OBC. Di setiap ruangan
yang dikunjungi, mahasiswa diberi penjelasan tekait fungsi, staff yang bertugas
dan pekerjaan yang dilakukan. Selain itu mahasiswa juga mendapatkan penjelasan
mengenai layanan telkom Usee TV cable.
Pada minggu kedua, mahasiswa melakukan observasi ke ruang transmisi
dan mengamati komponen yang terdapat di ruang tersebut. Di ruang transmisi
diberi penjelasan mengenai perangkat serat optik yang ada. Setelah itu, observasi
dilanjutkan ke ruang akses untuk lebih mengetahui secara mendalam tentang serat
optik dan alat ukur yang digunakan. Di ruang akses diberi penjelasan tentang
bentuk serat optik, patchcord, optical power meter, dan komponen yang terdapat
di ruang akses. Observasi juga dilakukan di ruang MDF. Di ruangan ini,
mahasiswa diperkenalkan fungsi ruang MDF, yaitu sebagai langkah pertama
dalam mengetahui gangguan telepon yang terjadi pada pelanggan. Di ruang MDF
terdapat banyak rak kabel yang masih menggunakan kabel tembaga, sedangkan di
ruangan akses dan transmisi sudah menggunakan serat optik.
Minggu ketiga mahasiswa secara lebih mendalam mempelajari tentang
serat optik dan optical power meter. Selain itu, juga melakukan percobaan
penggunaan alat secara langsung di ruang akses untuk pengetesan patchcord dan
mengukur redaman. Mahasiswa juga diberikan beberapa pengarahan serta tugas

27

dari manajer Kandatel Banjarbaru. Pengarahan yang sering diberikan terkait


bagaimana perkembangan PT Telkom yang saat ini sudah beralih menggunakan
serat optik. Selain itu, mahasiswa juga diikutsertakan dalam kegiatan CSR yang
bekerjasama dengan beberapa pihak.
Minggu keempat mahasiswa melanjutkan kerjasama CSR dengan pihakpihak yang telah diperkenalkan sebelumnya. Selain itu, kegiatan diisi dengan
membaca literatur yang diberikan oleh pihak Telkom untuk keperluan
menyelesaikan laporan.

5.2 Hasil pengamatan dan pembahasan


Pengamatan pertama dilakukan adalah memeriksa kondisi patchcord. Ini
dilakukan dengan menghubungkan light source dari optical power meter pada
salah satu ujung patchcord. Panjang gelombang yang digunakan 1310 nm. Bagian
ujung lain dari patchcord akan mengeluarkan cahaya dari light source. Dari hasil
pengamatan terlihat bahwa keluaran yang dihasilkan berbentuk bulat sempurna.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat cacat atau patahan pada patchcord.
Apabila cahaya yang dikeluarkan dari patchcord tidak berbentuk bulat sempurna,
misal seperti setengah lingkaran, berarti di dalam patchcord terdapat patahan
sehingga cahaya tidak seluruhnya dapat melewati patchcord.
Pengamatan selanjutnya yang dilakukan pengambilan data redaman pada
splitter dan ONT. Data hasil pengamatan ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data hasil pengukuran redaman
No
1
2
3

Bagian yang di ukur


Splitter 1:4
Splitter 1:8
ONT

Redaman yang terukur


- 3,63 dB
- 14,38 dB
- 17,23 dB

28

Data hasil pengamatan redaman splitter 1:4, nilai redaman yang terukur
adalah sebesar -3,63 dB. Nilai ini masih termasuk dalam batas standar. Nilai
redaman yang didapatkan sesuai dengan standar yang di tetapkan, untuk splitter
1:4 dB redaman yang dizinkan sebesar -7,25 dB. Untuk splitter 1:8 nilai redaman
yang terukur -14,48 dB. Nilai yang terukur melebihi nilai yang dizinkan untuk
splitter 1:8 dB redaman sebesar -10,38 dB. Hal ini kemungkinan disebabkan
kondisi splitter sudah kurang baik karena pengaruh lingkungan sekitarnya. Di
bagian ONT besar redaman yang terukur adalah sebesar -17,23 dB. Nilai yang
diperoleh masih termasuk dalam batas standar, yaitu redaman maksimal -28 dB.
Nilai redaman di ONT sangat penting untuk diketahui, karena ONT bagian dari
Telkom yang langsung terhubung dengan pelanggan. Apabila redaman di ONT
hingga sampai ke pelanggan melebihi -28 dB, maka akan mengalami gangguan.

29

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh selama kerja praktek adalah :
1. Optical power meter dapat digunakan untuk mengukur redaman dan
mengecek keadaan kabel.
2. Redaman yang terukur pada splitter 1:4 sebesar -3,63 dB, splitter 1:8 -14,38
dB dan ONT sebesar -17,23 dB

6.2 Saran
Saran untuk kerja praktek selanjutnya adalah :
1. Pemenuhan alat kerja dan sarana kerja sesuai kebutuhan di lapangan.
2. Agar kegiatan Kerja Praktek mahasiswa dapat maksimal sebaiknya PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk. memberikan beban tugas untuk setiap
mahasiswa Kerja Praktek agar setiap mahasiswa Kerja Praktek dapat
memberikan kontribusi ke pihak PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Anda mungkin juga menyukai