BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Komunikasi adalah hal mutlak yang dibutuhkan manusia dan dilakukan
perkembangan
teknologi
dalam
bidang
perusahaan
di bidang telekomunikasi
yang
mulai menggunakan
teknologi serat optik guna memberikan layanan yang terbaik, mudah dan
cepat.
Dalam prosedur
Sistem
Komunikasi
Serat
Optik
(SKSO) syarat
oleh redaman kabel serat optik yang digunakan, redaman konektor ataupun
redaman sambungannya. Beberapa redaman tersebut akan berpengaruh terhadap
proses transmisi itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan pengukuran yang
digunakan
untuk
memonitor
1.2
1.2.1
Tujuan
Tujuan umum
Adapun tujuan umum dilaksanakannya kegiatan kerja praktik ini adalah
sebagai berikut :
1. Menjalin kerjasama dengan PT. Telkom Kandatel Banjarbaru.
2. Mengetahui aplikasi ilmu Fisika yang sudah diterima dalam perkuliahan
pada dunia kerja terutama dalam bidang perindustrian.
3. Memenuhi persyaratan kurikulum SKS Program Studi Fisika Fakultas
MIPA UNLAM.
1.2.2
Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus pelaksanaan kegiatan kerja praktik ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui alat ukur dan prinsip kerja untuk pengukuran redaman kabel
serat optik
2. Mengetahui redaman di splitter dan ONT di PT. Telkom Kandatel
Banjarbaru.
1.3
Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa yaitu :
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi
permasalahan di dunia kerja, melatih disiplin dan tanggung jawab
terhadap pekerjaan serta mendapatkan pengetahuan baru dan
pengalaman kerja.
b. Mampu menggunakan Optical Power Meter.
2. Bagi program studi yaitu :
a. Sebagai sarana menjalin kerja sama antara Program studi dengan PT.
Telkom Kandatel Banjarbaru.
b. Memperkenalkan/mensosialisasikan
Fakultas
MIPA
khususnya
BAB II
KEADAAN UMUM PT. TELKOM KANDATEL BANJARBARU
berubah
bentuk
menjadi
perusahaan
perseroan
(Persero)
menrekstruktur jenis jasa Telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu
divisi network yang keduanya mengelola bidang usaha utama. Divisi regional
sebagai pengganti struktur WITEL yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun
hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa SLJJ
dan SLI. Divisi network menyelenggarakan jasa Telekomunikasi jarak jauh.
Unit-unit bisnis PT. TELKOM Indonesia, Tbk terdiri dari Divisi, Centre,
Yayasan dan Anak Perusahaan. Adapun divisi yang tersedia di PT. TELKOM
yaitu:
1. Divisi Long Distance
2. Carrier dan Interconnection Service
3. Divisi Multimedia
4. Divisi Fixed Wireless Network
5. Enterprise Service
6. Divisi Regional I Sumatera
7. Divisi Regional II Jakarta
8. Divisi Regional III Jawa Barat
9. Divisi Regional IV Jawa Tengah dan Yogyakarta
10. Divisi Regional V- Jawa Timur
11. Divisi Regional VI - Kalimantan
12. Divisi Regional VII Kawasan Timur Indonesia
13. Maintenance Service Centre
14. Training Centre
15. Carrier Development Support Centre
16. Management Consulting Centre
17. Construction Centre
18. I/ S Centre
19. R and D Centre
20. Community Development Centre (CDC)
Basic Belief
Core Values
Key Behaviors
relations
management
(OBCE)
untuk
mencapai
2.3
hubungan yang jelas antara satu bidang dengan bidang lain. Suatu organisasi yang
baik akan menimbulkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam bekerja
agar didapat tenaga kerja yang terampil, efisien dan kreatif.
10
L
D
U
M
T
P
11
negeri,
penyelenggaran
Telkom
juga
Telekomunikasi
memperoleh
lainnya,
pendapatan
seperti
dari
interkoneksi
dari
penyelenggaraan
12
13
14
mutasi-mutasi,
pengaduan,
kartu
langganan
pengukuran,
untuk
perbaikan-
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
16
contoh
inti ini
17
18
19
Optical power meter digunakan untuk mengukur total loss dalam sebuah
link optic baik saat instalasi (uji akhir) atau pemeliharaan. Penggunaan optical
power meter harus berada pada kedua ujung kabel serat optik. Spesifikasi
wavelength 1310nm, 1550nm dan 1490nm. Optical power meter ditunjukkan pada
Gambar 5.
Redaman diukur dalam satuan Decibel (dB). Loss atau redaman
dinyatakan dalam :
L (dB) = Pin (dBm) - Pout (dBm) atau L (dB) = 10 Log (Pin/Pout) (1)
Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
Tombol power
Tombol menu
Tombol untuk atas dan bawah
Tombol enter
5. Tombol cancel
1
2
3
4
5
20
3.5 Patchcord
Patchcord adalah kabel serat optik dengan panjang tertentu yang sudah
terpasang konektor di ujungnya. digunakan untuk menghubungkan antar
perangkat atau ke koneksi telekomunikasi. Patchcord adalah kabel serat indoor
yang dipakai hanya untuk di dalam ruangan saja. Ada yang simplex (1 core) dan
ada pula yang duplex (2 core), single mode dan multimode. Patchcord mempunyai
banyak sekali jenis konektor, karena masing-masing perangkat / alat yang
digunakan mempunyai tipe yang berbeda pula disesuaikan dengan kebutuhan
(Ariqa, 2013).
Konektor serat optik biasanya memiliki tipe standar seperti berikut:
1. FC (Fiber Connector): digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi
yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter
maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan
posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain,
2.
3.
lain.
ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip
dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk kabel multi
mode maupun single mode. Sangat mudah digunakan baik dipasang
maupun dicabut .
Bentuk masing-masing konektor ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Patchcord dengan konektor LC-ST, FC-ST dan SC-ST (Ariqa, 2013)
21
3.6 Splitter
Splitter adalah perangkat yang membagi cahaya serat optik menjadi
beberapa bagian dengan rasio tertentu. Misalnya, ketika seberkas cahaya serat
optik ditransmisikan dari splitter rasio 1x4 yang sama, maka akan dibagi menjadi
4-serat optik cahaya dengan rasio yang sama yaitu berkas setiap 25% dari yang
asli. serat optik splitter berbeda dari WDM. WDM dapat membagi cahaya serat
optik panjang gelombang yang berbeda dalam saluran yang berbeda. Serat optik
splitter membagi kekuatan cahaya dan mengirimkannya ke saluran yang berbeda.
Bentuk penampakan splitter ditunjukkan pada Gambar 6.
Splitter
dB loss
Tanpa splitter
1:2
3,7
22
1:4
7,25
1:8
10,38
1:16
14,1
1:32
17,45
23
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
24
25
BAB V
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
26
27
28
Data hasil pengamatan redaman splitter 1:4, nilai redaman yang terukur
adalah sebesar -3,63 dB. Nilai ini masih termasuk dalam batas standar. Nilai
redaman yang didapatkan sesuai dengan standar yang di tetapkan, untuk splitter
1:4 dB redaman yang dizinkan sebesar -7,25 dB. Untuk splitter 1:8 nilai redaman
yang terukur -14,48 dB. Nilai yang terukur melebihi nilai yang dizinkan untuk
splitter 1:8 dB redaman sebesar -10,38 dB. Hal ini kemungkinan disebabkan
kondisi splitter sudah kurang baik karena pengaruh lingkungan sekitarnya. Di
bagian ONT besar redaman yang terukur adalah sebesar -17,23 dB. Nilai yang
diperoleh masih termasuk dalam batas standar, yaitu redaman maksimal -28 dB.
Nilai redaman di ONT sangat penting untuk diketahui, karena ONT bagian dari
Telkom yang langsung terhubung dengan pelanggan. Apabila redaman di ONT
hingga sampai ke pelanggan melebihi -28 dB, maka akan mengalami gangguan.
29
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh selama kerja praktek adalah :
1. Optical power meter dapat digunakan untuk mengukur redaman dan
mengecek keadaan kabel.
2. Redaman yang terukur pada splitter 1:4 sebesar -3,63 dB, splitter 1:8 -14,38
dB dan ONT sebesar -17,23 dB
6.2 Saran
Saran untuk kerja praktek selanjutnya adalah :
1. Pemenuhan alat kerja dan sarana kerja sesuai kebutuhan di lapangan.
2. Agar kegiatan Kerja Praktek mahasiswa dapat maksimal sebaiknya PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk. memberikan beban tugas untuk setiap
mahasiswa Kerja Praktek agar setiap mahasiswa Kerja Praktek dapat
memberikan kontribusi ke pihak PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.