PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara penanganan gangguan jaringan serat optik di PT. Telkom NTT Kupang
Untuk mengetahui gangguan jaringan serat optik yang sering terjadi di lapangan dan cara
penanganannya.
Manfaat dari Kerja Praktek ini adalah agar mahasiswa melihat secara langsung pekerjaan
yang ada dilapangan, untuk memperluas wawasan dan bagaimana menyelesaikan masalah
pada dunia kerja nantinya. Kemudian menerapkan teori-teori yang di pelajari saat kuliah.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, ruang lingkup, tujuan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
2
BAB III DASAR TEORI
Bab ini berisi tentang teori penunjang yang memaparkan tentang dasar serat optik, teknologi
yang digunakan untuk penanganan gangguan pada serat optik.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi gambaran tentang jaringan Serat optik di PT. Telkom NTT
konfigurasinya serta data-data hasil observasi yang telah diperoleh.
BAB V PENUTUP
Bab ini sebagai bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil
pengamatan serta saran untuk kinerja yang lebih baik.
3
BAB II
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang dikenal dengan TELKOM merupakan suatu
badan usaha yang memiliki sejarah panjang. Yang berawal dari posten Telegrafdients sebuah
perusahaan swasta yang menyelenggarakan jasa–jasa pos dan telekomunikasi yang didirikan
dengan staatsblad No.52 Tahun 1884. Penyelenggaraan oleh swasta ini berlangsung sampai
tahun 1906 dan sejak itu diambil alih oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan berdasarkan
kepada staatslad No.395 Tahun 1906, sejak itu berdirilah post, Telegraaf en Telefoondients,
atau disebut PTT Dients yang pada Tahun 1927 diterapkan sebagai Perusahaan Negara
Pemerintah Hindia Belanda.
4
dibeli oleh Negara Republik Indonesia dan untuk selanjutnya dikeluarkan Peraturan
Pemerintah No.53 Tahum 1980, yang isinya tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
No. 22 Tahun 1974. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1980 PERUMTEL
ditetapkan sebagai badan usaha penyelenggara Telekomunikasi dalam Negeri dan INDOSAT
sebagai penyelenggara Telekomunikasi jasa luar Negeri.
Sebagai hasil restrukturisasi, sejak 1 Juli 1995 Organisasi TELKOM terdiri atas 7 (tujuh)
Divisi Regional dan 1 (satu) Divisi Network yang keduanya mengelolah Bidang usaha sama.
Divisi Regional ini menjadi pengganti struktur Usaha Wilayah Telekomunikasi (WITEL)
yang memiliki wilayah territorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa Telepon
local dan menjadi bagian dari jasa Telepon Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) melalui
perhitungan interkoneksi. Divisi Network menyelenggarakan jasa Telekomunikasi jarak jauh
dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional.
1. Divisi I, Sumatra
2. Divisi II, Jakarta Raya meliputi Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi,
ditambah Serang, Karawang, dan Purwakarta.
3. Divisi III, Jawa Barat, minus Serang, Bogor Karawang dan Purwakarta.
4. Divisi IV, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
5. Divisi V, Jawa Timur.
5
6. Divisi VI, seluruh Kalimantan.
7. Divisi VII kawasan Timur Indonesia, yang terdiri dari seluruh Sulawesi, Bali Nusa
Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.
Adapun Divisi yang termasuk Divisi Penunjang (support) adalah :
1. Divisi Riset Teknologi Informasi (RISTI).
2. Divisi Atelir (DIVAT).
3. Divisi Properti.
4. Divisi Pelatihan.
5. Divisi Sistem Informasi(SISFO)
Seiring akan diberlakukan pasar bebas, maka seluruh Negara yang didunia segera
menetapkan langkah–langkah strategis. Mengantisipasi kondisi tersebut, maka sangatlah tepat
jika pemerintah menetapkan strategi aliansi dengan membentuk kerjasama dengan para
investor dan operator telekomunikasi berkelas dunia. Jadilah Pola Kerjasama Operasi (KSO)
dalam pembangunan dan pengoperasian jasa telekomunikasi.
KSO merupakan pola kerjasama telekomunikasi di Divisi Regional atau disebut unit
KSO antara TELKOM dengan suatu konsorsium swasta atau mitra KSO yang terdiri dari
beberapa investor dalam negeri dan luar negeri dan penyelenggara jasa telekomunikasi
berkelas dunia. Mitra KSO bukan suatu Divisi dari TELKOM, namun berkewajiban
membangun sejumlah sarana telekomunikasi sesuai dengan perjanjian dan sebagai
konsepsinya berhak mengoperasikan sarana telekomunikasi dengan mendapatkan bagian
pendapatan selama waktu yang telah ditentukan, yakni 15 (lima belas) tahun sejak perjanjian
KSO ditandatangan. Divisi Regional yang di kelolah oleh mitra KSO adalah Divisi Reginal
I,II,1V,V1,dan VII. Pejanjian KSO dimulai pada tanggal 1 Januari 1996. Untuk Divisi
Regional V1 kalimantan perjanjian KSO ditandatangani pada tanggal 1 April 1996.
6
2. Memperoleh alih teknologi dan operator kelas dunia yang tergabung dalam mitra
KSO.
3. Meningkatkan kemampuan berkompetisi dalam era pasar bebas.
Visi
Misi
Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.
Menjadi model pengelolan korporasi terbaik di Indonesia.
2.3. Tujuan
Pusat Keunggulan.
Menyelaraskan struktur Bisnis dan pengelolaan portofolio.
cepatan Implementasi Broadband melalui layanan konvergen.
Pengelolaan portofolio nirkabel.
Mengintegrasikan solusi ekosistem Telkom Group.
Berinvestasi di layanan teknologi informasi.
Berinvestasi di bisnis media dan Edutainment.
Berinvestasi di bisnis wholesale dan peluang bisnis internasional yang strategis.
Memaksimalkan nilai asset di bisnis yang saling terkait.
Mengintegrasikan Next Generation Network (NGN) dan Operational Support
System, Business Support System, Costumer Support System and Enterprise
relations management (OBCE) untuk mencapai penyempurnaan beban biaya.
7
Struktur Organisasi PT. Telkom Kupang
1. Komando :
• Terlaksananya Operasi.
2. Koordinasi :
3. Supervisi :
8
Berikut merupakan Struktur Organisasi PT. Telkom Kupang seperti pada gambar 2.1
dibawah :
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi PT. Telkom Kupang (PT.Telkom NTT .2015)
9
BAB III
LANDASAN TEORI
Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau
plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut dan dapat digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ketempat lain. Sumber cahaya yang
digunakan biasanya adalah Laser atau Light Emitting Diode (LED). Kabel ini berdiameter
kurang lebih 120 mikrometer. Cahaya yang ada didalam serat optik tidak keluar karena
indeks bias dari kaca lebih besar dari pada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai
spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat
bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.( http://telekomunikasi.poltekom.ac.id/URL)
Keterangan :
1. Core (inti): Berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu ujung ke ujung
lainnya. Memiliki diameter 2 µm- 50 µm. Ukuran core mempengaruhi karakteristik dari serat
optik.
2. Cladding (lapisan): Berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat
merambat ke ujung lainnya. Diameter cladding antara 5 µm–250 µm.
3. Coating (jaket): Berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optik dan identitas kode
warna. Terbuat dari bahan plastik.
10
3.2 Jenis–jenis Serat optik
3.2.1 Single Mode Step Index
Pada jenis single mode step index baik core maupun claddingnya dibuat dari bahan Silica
Glass. Ukuran core yang jauh lebih kecil dari claddingnya dibuat demikian agar rugi-rugi
transmisi berkurang akibat fading seperti pada gambar 3.2 berikut.
11
Gambar 3.3 : Perambatan Gelombang Multi Mode Step Index
( http://telekomunikasi.poltekom.ac.id/URL)
12
3.3 SUMBER DAN DETEKTOR OPTIK
Dalam sistem komunikasi serat optik, informasi diubah menjadi sinyal optik
(cahaya) dengan menggunakan sumber cahaya LED atau Diode Laser. Kemuian
dengan dasar hukum pemantulan sempurna, sinyal optik dapat berisi informasi
dilewatkan sepanjang serat sampai pada penerima, selanjutnya detektor optik akan
mengubah sinyal optik tersebut menjadi sinyal listrik kembali.
13
a. Detektor Optik Passive Intrinsic Negative Photodiode (PIN)
Merupakan semikonduktor yang diletakan antara lapisan tipe n dan tipe p sehingga
cahaya yang diterima jatuh pada suatu lapisan intrinsik dari material. Diode Junction
Yang dibentuk oleh lapisan – lapisan ini dibias mundur (reserve-bias) dan jumlah arus
yang melalui junctin ditentukan oleh intensitas cahaya (jumlah photon) yang masuk
dalam lapisan intrinsik. Variasi arus yang mengalir melalui Diode PIN sebagai hasil
dari variasi intensitas sinyal optik yang diterima sangat kecil sehingga memerlukan
penguat.
Memiliki konstruksi yang mirip dan beroperasi dengan cara yang sama dengan diode
PIN. Akan tetapi APD tidak memerlikan penguat efek di dalam modul penerima.
Internal gain yang membuat APD lebih sensitif, diperoleh melalui penggunaan
tegangan bias mundur yang tinggal pada diode junctionnya. Pada saat suatu elektron
dilepas karena adanya suatu photon yang masuk kelapisan intrinsik, medan lisrik akan
menyebabkan elektron tersebut bergerak sepanjang lapisan pada kecepatan tinggi dan
bertabrakan dengan molekul-molekul lain sehingga melepaskan lebih banyak
elektron-elektron yang selanjutnya akan bergerak sepanjang lapisan sepanjang lapisan
dengan kecepatan tinggi. Keuntungan penggunaan avalanche breakdown ini adalah
peningkatan sensivitas dibandingkan dengan diode PIN.
c. Rangkaian Penguat(Repeater)
Berfungsi untuk menguatkan sinyal elektrik sesuai dengan sinyal elektrik yang
ditransmisikan. Rangkaian penguat akan digunakan jika terjadi degradasi.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil Kerja Praktek (KP) yang telah dilakukan sejak
tanggal 21 Januari - 21 Februari 2019, Pada PT. Telkom NTT di bagian ACCESS SERVICE
OPERATION (ASO), yang dilakukan secara rutin kurang lebih 2 minggu.
Jaringan Fiber To The Home (FTTH) merupakan sistem pelayanan indiHome dari sentral
sampai ke pelanggan oleh PT. Telkom NTT Kupang. Jaringan FTTH ini teridiri dari 3
segmen yang bekerja pada panjang gelombang 1490-1310 nm, dengan batas redaman standar
yang diberikan oleh PT. Telkom dari Optical Line Transport (OLT) sampai ke pelanggan
minimal 24.dB. dan juga sumber cahaya yang digunakan adalah Light amplification by
stimulated emmission of radiation (LASER). Berikut Gambar 4.1 yang menggambarkan
elemen dan segmen jaringan FTTH.
15
1. Optical Line Terminal (OLT)
OLT merupakan perangkat aktif yang mengubah sinyal elekrik menjadi cahaya
dengan menggunakan catuan kabel Feeder untuk masuk ke Optical Distribusi Cabinet
(ODC).
16
4.2 GANGGUAN DAN CARA PENANGANAN
4.2.1 Gangguan Jaringan
Tabel 4.2 dibawah merupakan jenis-jenis gangguan yang sering terjadi di lapangan
yakni sebagai berikut :
Tabel 4.2 : Jenis-Jenis Gangguan Di Lapangan
No Gangguan
1 Jaringan loss/kabel putus
2 BRI Oesapa loss
3 ONT mati
4 Loss/kabel putus Gedung Keuangan
5 Loss/kabel putus POLDA NTT
6 Telepon Loss Bandara Eltari Kupang
CS Garuda Indonesia
7 Loss Redaman -33.01 dB SMP Santa
Maria ASUMTA
8 Loss/kabel putus Apotik Kimia Farma
Siloam
9 PSB SMA ADVEN
10 Loss/Kabel Putus Bapak Alfred Benu
11 PSB PT. ASKRINDO
12 Loss/ kabel putus Pengadilan Oelamasi
Berdasarkan gangguan diatas maka, pelanggan harus melakukan prosedur sebagai berikut :
Pelanggan membuat laporan
Input tiket / Open tiket oleh Customer
Help Desk (HD) menelpon pelanggan untuk konfirmasi lokasi dan waktu pengerjaan
Tiket di alirkan ke teknisi / user teknisi
Pengerjaan oleh teknisi dan langsung di close tiket oleh teknisi melalui App My
IndiHome
17
4.2.2. Penanganan Gangguan Jaringan
Pada pembahasan ini gangguan yang akan ditangani merupakan gangguan yang
terjadi pada ODP, ONT dan sampai ke pelanggan. ODP adalah segmen akhir untuk perangkat
pasif yang mendistribusikan sinyal optik melalui kabel drop core hingga masuk ke ONT,
dimana ONT merupakan segmen akhir untuk perangkat aktif yang merubah sinyal optik
menjadi sinyal elekrik. Tipe ODP yang digunakan adalah tipe Wall/On Pole karena di kota
Kupang jarak dekat dan menggunakan Kabel Udara (KU).
Berikut elemen dan segmen yang dilakukan penanganan gangguan seperti pada gambar 4.2
dibawah.
18
ODP tipe Closure : ODP ini sangat fleksibel bisa dipasang dibawah tanah, diatas
tiang, bahkan bisa juga dipasang diantara dua tiang (pada kabel diatribusi aerial).
Tabel 4.2 dibawah ini merupakan jenis-jenis gangguan pada jaringan serat optik yang
sering terjadi dan cara penanganan yaitu sebagai berikut :
19
baru.
Loss/kabel putus core kabel udara patah karena adanya penekanan Pelanggan VPN
4. Gedung yang keras oleh karyawan Mitra kerja Yaitu
Keuangan SIPUMA dan di lakukan penyambungan.
Loss/kabel putus Adanya pencabutan charger Handpone sehingga Pelanggan indiHome 3P
5. POLDA NTT ONT jatuh dan mengakibatkan Patch core patah
kemudian dilakukan penyabungan.
Telepon Loss Kabel Udara (KU) putus karena perpindahan tiang Pelanggan Telepon
Bandara dan
6. Eltari Kupang dilakukan penyambungan
CS
Garuda Indonesia
Loss ONT di pindahkan dari tempat semula dan diurutkan Pelanggan indiHome 1P
7. Redaman -33.01 dB ulang kabel kemudian ganti patch core
SMP Santa Maria
ASUMTA
Loss/kabel putus Tikus menggigit kabel sehingga putus dan kabel Pelanggan indiHome 2P
8 Apotik Kimia Farma tersebut di sambung ulang.
Siloam
PSB Pemasangan ini ditarik dari ODP mengggunakan Pelanggan indiHome
9 SMA ADVEN kabel drop core menuju ke ONT 1P
Loss/Kabel Putus Akibat tumbangnya pohon sehingga membuat kabel Pelanggan IndiHome
10. Bapak Alfred Benu putus ganti kabel serat optik dari ODP ke pelanggan 3P
PSB Pemasangan ini ditarik dari ODP mengggunakan Pelanggan IndiHome
11 PT. ASKRINDO kabel drop core menuju ke ONT 2P
Loss/ kabel putus Akibat tumbangnya pohon sehingga membuat kabel
12 Pengadilan Oelamasi putus. Ganti kabel serat optik dari ODP ke pelanggan Pelanggan IndiHome
3P
Dari Tabel 4.2 diatas, gangguan yang sering terjadi setiap harinya adalah gangguan
seperti putus kabel, putus jaringan telefon, redaman tinggi itu gangguan yang di kategorikan
Loss. sedangkan gangguan seperti ONT mati dan Ip TV merupakan gangguan karena
20
kesalahan manusia dan juga karena termakan usia, sehingga tidak terlalu sulit untuk
dilakukan perbaikan dan tidak memakan waktu dalam penanganannya. Pada bagian
penanganan gangguan ini, jika tiket gangguannya sepi atau tidak banyak pekerjaan dalam
penanganan gangguan, para teknisi gangguan dialihkan untuk melakukan Pasang Baru (PSB),
sehingga dalam praktek yang dilakukan terdapat satu kali pasang baru yaitu di PT.
ASKRINDO Insurance Kota Kupang. Dari semua gangguan yang di tangani dari tabel 4.2
terdapat : 7 (tujuh) gangguan karena putus kabel, 1 (satu) redaman tinggi, 1 (satu) ganti ONT,
1 (satu) ODP mati dan 2 (dua) pasang baru.
Pada gangguan tersebut diatas (Tabel 4.2) yang paling banyak adalah terjadinya kabel putus,
sehingga yang akan dijelaskan disini yaitu langkah-langkah atau cara penyambungan kabel
SO yang baik dan benar, dalam penyambungan menggunakan alat yang namanya splicer.
Splicer merupakan alat untuk menyambungkan core serat optik dimana serat tersebut terbuat
/ berbasis kaca, dan mengimplementasikan suatu daya listrik yang telah dirubah menjadi
sebuah media sinar berbentuk laser.
Sinar laser tersebut berfungsi untuk memanasi kaca yang terputus pada core sehingga bisa
tersambung kembali dengan baik. Hal ini ditujukan untuk menghasilkan hasil penyambungan
yang sempurna, karena pada saat penyambungan tersebut akan terjadi proses pengelasan
media kaca serta peleburan kaca yang akan menghasilkan suatu media, dimana media
tersebut akan tersambung dengan utuh tanpa adanya celah-celah, hal ini dikarenakan media
tersebut memiliki senyawa yang sama.
Adapun cara penyambungan serat optik sebagai berikut :
Gambar 4.50 : Kupas jaket luar (coating) SO menggunakan gigi Striper nomor 2.
21
Gambar 4.51 : Mengupas cladding SO menggunakan gigi stripper nomor 3
Gambar 4.52 : Potong core menggunakan cleaver dengan ukuran core 2 cm.
Gambar 4.53 : Masukan Protection slip untuk melindungi core yang akan di
sambung.
22
Gambar 4.54 : Diletakan pada bentuk V splicer dengan tidak melewati jarum
penyambung.
- Langkah diatas berlaku untuk kedua ujung SO yang akan dilakukan penyambungan.
- Uji tarik hasil penyambungan.
Gambar 4.56 : Letakan pada pemanas untuk melelekan Protection slip agar menyatu
dengan core SO.
23
- Selesai melakukan pemanasan kemudian didinginkan dan lanjutkans instalasi.
ODP adalah segmen akhir yang menyuplai layanan ke pelanggan, didalam ODP terdapat
Passive Splitter, dalam menggunakan Passive Splitter harus diingat bahwa redaman yang
cukup besar (terkait perhitungan Link Budget).
Alat dan bahan yang wajib disiapkan teknisi sebelum berangkat untuk melakukan
penanganan tersebut yaitu :
a. Splicer
Splicer merupakan alat untuk menyambungkan core serat optik dimana serat tersebut terbuat /
berbasis kaca dan mengimplementasikan suatu daya listrik yang telah dirubah menjadi
sebuah media sinar berbentuk laser.
Sinar laser tersebut berfungsi untuk memanasi kaca yang terputus pada core sehingga bisa
tersambung kembali dengan baik. Hal ini ditujukan untuk menghasilkan hasil penyambungan
yang sempurna, karena pada saat penyambungan tersebut akan terjadi proses pengelasan
media kaca serta peleburan kaca yang akan menghasilkan suatu media, dimana media
tersebut akan tersambung dengan utuh tanpa adanya celah-celah, hal ini dikarenakan media
tersebut memiliki senyawa yang sama.
24
b. Cleaver
Cleaver ini mempunyai fungsi sebagai pemotong core kabel serat optik yang sudah
dikupas, cleaver wajib digunakan untuk memotong core serat optik, karena dengan alat
ini serat kacanya akan terpotong dengan rapih.
c. Stripper
Stripper digunakan untuk mengupas kabel serat optik dimana stripper memiliki 3 lubang
gigi pengupas, lubang gigi pengupas pertama dan kedua digunakan untuk mengupas
jaket/kulit luar serat optik, lubang gigi ketiga untuk mengupas pelindung kaca yang
mementul cahaya.
25
d. Protection Slip (selongsong)
e. Gunting
Gunting sebagai pemotong pelindung luar dan pelindung fiber pada pigtail
26
f. Patch core
Patch core merupakan utas penyambung / kabel interkoneksi dimana kedua ujungnya
terpasang konektor, digunakan untuk menghubungkan port dengan port di ODC, ODP
ONT dan lain sebagainya.
g. Tisu
Tisu digunakan sebagai pembersih core serat optik yang telah di kupas oleh stripper.
27
h. Alkohol
Alkohol merupakan suatu cairan pembersih core serat optik yang telah di kupas.
28
j. Lakban
Lakban digunakan sebagai pembungkus kabel serat optik yang telah dilakukan
penyambungan.
Optikal Power Meter digunakan untuk daya rata-rata dalam sistem serat optik sesuai
standar PT. Telkom.
29
l. Laser / Senter Serat Optilk
Laser / senter serat optik digunakan untuk mengetes kaber serat optik apakah putus
atau tidak dengan melakukan senter dari ujung konektor yang masuk pada ONT dan
melihat hasil senternya pada ujung konektor pada ODP jika tembus maka kabel tidak
putus dan sebaliknya jika tidak tembus maka kaber tersebut terputus.
Redaman dari masing-masing Passive Splitter dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3 : Standar Redaman Passive splitter
(Modul Fiber Akademi Telkom NTT)
Passive Splitter yang sering ditemukan atau digunaka pada ODP saat ini adalah Passive
Splitter 1:8, redaman dari Passive Splitter 1:8 adalah 12.8dB.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gangguan yang sering terjadi saat melakukan praktek berdasarkan pengaduan
pelanggan yang paling banyak adalah putusnya kabel serat optik dan adapun jumlahnya
yaitu, 7 (tujuh) gangguan karena putus kabel, 1 (satu) redaman tinggi, 1 (satu) ganti
ONT, 1 (satu) ODP mati dan 2 (dua) pasang baru. Sehingga cara penanganan yang
dilakukan dengan penyambungan ulang kabel, penggantian kabel dan penggantian alat.
5.1 Saran
Adapun saran untuk PT. Telkom NTT yaitu :
Perlu adanya sosialisasi tentang pemeliharaan jaringan serat optik dan pemangkasan
pohon yang tumbuh mengenai dan melewati kabel serat optik.
31
DAFTAR PUSTAKA
Bowakh F.M Johanis. 2017. Bahan ajar Sistem Komunikasi Serat Optik (semester VI).
http://telekomunikasi.poltekom.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/ARTIKEL
PENYAMBUNGAN-FO-TeknikTelekomunikasi_POLTEKOM.pdf/URL
(diakses 2 Desember 2018 ).
Modul Fiber Akademi PT. Telkom NTT, 2008
PT.Telkom NTT .2015 Sejarah Singkat Dan Stuktur Organisasi
Djami Novita. 2015. Perangkat Konfigurasi FTTH Menggunakan Gigabit Passive Optical
Network Gpon Di PT. Telkom NTT/Laporan Kerja Praktek.
32
LAMPIRAN
33
Gambar 4.19 : Box Alat dan Bahan Yang Selalu Dibawah Saat Penanganan
34
Gambar 4.21 : Tampilan Hasil penyambungan Dari gambar 2
35
Gambar 4.23 : Penggantian ONT Yang Meledak
36
Gambar 4.25 : Proses Mamasukan Kabel SO lewat Lubang Kabel Listrik
37
Gambar 4.27 : Penyambungan Kabel SO Diatas Gedung Bandara ELtari Kupang
38
Gambar 4.29 : Passive Splitter Patah
Gambar 4.30 : Sinar Laser Yang Tembus Ke ODP Jika SO Tidak Putus
39
Gambar 4.31 : Loss Tolal Karena ODP Mati
40
Gambar 4.33 : Core SO dan Jarum Penyambungan
41
Gambar 4.35 : Penyambungan SO menggunakan Splicer
Gambar 4.36 : Hasil Penyambungan SO yang di bungkus oleh kulit kabel UTP dan lakban
42
Gambar 4.37 : Ukur redaman dari ODP menggunakan OMP
43
Gambar 4.39 : Sinar Laser Yang Tembus Di ODP
44
Gambar 4.41 : Mengisolasi Penutup sambungan SO
45
Gambar 4.43 : Foto Bersama Teknisi
46