Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PROJEK AKHIR SEMESTER

FIBER TO THE HOME (FTTH)

OLEH KELOMPOK 2

ANDRE TUANGER

AGNIYA HASAN ALGIFARI

RADITYA EKA PUTRA TAHIR

NOVIANTY WAHID

GABRIEL KAENGKE

SMK YADIKA MANADO

JURUSAN TEKNIK JARINGAN KOMPUTER DAN


TELEKOMUNIKASI

XI TJKT 2

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Laporan ini dengan tepat waktu yang berjudul “ FTTH (Fiber to The Home)“.
Kami mengucapkan terima kasih pada guru-guru yang telah membimbing kami
dalam menyusun laporan ini serta teman-teman yang telah senantiasa bekerja
sama dalam pembuatan laporan ini.

Laporan ini berisi tentang pembahasan judul di atas sehingga dapat


menambah wawasan ilmu pengetahuan untuk pembaca dan khususnya kelompok
kami. Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan
untuk itu penulis memohon maaf dikarenakan keterbatasan yang dimiliki penulis
baik dalam segi pengalaman maupun segi pengetahuan, Mudah-mudahan dengan
mempelajari makalah ini, akan mampu menghadapi masalah-masalah atau
kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna , Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir

Manado, 27 November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

DAFTAR TABEL ................................................................................................... 3

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 4

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... 5

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 6

A. Latar Belakang ............................................................................................. 6

B. Tujuan .......................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 7

A. Arsitektur dan Topologi fiber to the home (FTTH) ..................................... 7

B. Komponen Perangkat Aktif Dan Pasif Pada Fiber Optik .......................... 14

C. Rambatan arus cahaya pada FO (FIBER OPTIK) ..................................... 16

D. Rugi-Rugi (Redaman serat optic)............................................................... 19

E. Warna fiber optic........................................................................................ 21

F. Penyambungan Fiber Optic (Splicing) ....................................................... 24

BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 26

A. Kesimpulan ................................................................................................ 26

B. Saran ........................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28

LAMPIRAN .......................................................................................................... 29

2
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Redaman FTTH

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Topologi FTTH


Gambar II.2 Arsitektur FTTH
Gambar II.3 ODC
Gambar II.4 Kabel Distribution
Gambar II.5 ODP Pedestal
Gambar II.6 ODP Pole/Wall
Gambar II.7 ODP Closure

4
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar III. 1 Proses Pembuatan Laporan

Gambar III. 2 Proses Splicing Kabel

Gambar III. 3 Proses Pembuatan Laporan (2)

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan seiring perkembangan zaman pada saat ini teknologi


semakin canggih dan terus berkembang kebutuhan layanan komunikasi
pada saat ini tidak hanya suara, melainkan ada data dan video. Diperlukan
juga jaringan yang mampu memberikan koneksi jaringan yang cepat dan
stabil. Solusinya yaitu dengan menggunakan jaringan fiber optic. Fiber
optic adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca
atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan
dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat
ke tempat lain.

Ukuran kabel fiber optic sangat kecil kurang lebih 120 mm


(micrometer) lebih kecil dari sehelai rambut. Kabel fiber optic
menggunakan cahaya yang bersumber dari laser atau Light Emitting Diode
(led). Teknologi ini banyak digunakan oleh perusahaan penyedia
telekomunikasi di Indonesia maupun di luar negeri.

B. Tujuan
1. Siswa dapat memahami cara kerja fiber optic berserta perangkat aktif &
pasifnya.
2. Siswa dapat menjelaskan dan mengoperasikan alat-alat pada fiber
optic.
3. Siswa dapat memahami tentang arsitektur dan topologi FTTH.
4. Siswa dapat menghitung rugi-rugi redaman (dB) pada fiber optic.
5. Siswa dapat mengetahui segmentasi apa yang ada pada lab fiber optic.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arsitektur dan Topologi fiber to the home (FTTH)


Dalam struktur FTTH, ada dua topologi yang paling banyak di
gunakan yaitu point-to-point yang biasanya menggunakan teknologi

Transmisi Ethernet, dan point-to-multipoint sering dikombinasikan dengan


teknologi Passive Optical Network (PON).

Gambar II.1 Topologi FTTH

Dalam topologi jaringan FTTH sebagian besar penyebaran


topologi point-to-point yang ada menggunakan Ethernet, yang dapat
dikombinasikan dengan skema transmisi lain untuk aplikasi bisnis
misalnya saluran serat, SDH/SONET. Jenis topologi ini juga dapat
mencakup PON dengan menempatkan pasif pembagi optic di node akses.
Topologi point-to-multipoint digunakan dalam kombinasi dengan spliter
optic pasif di lapangan. Dengan teknologi, PON standar – GPON berada di
urutan terdepan dalam menjadi EPON di seluruh dunia saat ini, paling
popular di asia menggunakan protocol time-sharing untuk mengontrol
akses ke banyak pelanggan fiber feeder bersama.

7
Gambar II.2 Arsitektur FTTH

Arsitektur FTTH mulai dari pusat layanan hingga sampai ke pelanggan


adalah sebagai berikut;

1. OLT = Optical Line Terminal , atau perangkat yang mempunyai


fungsi;

a. Titik Hubung dengan provider layanan Telepon, Internet/Data dan


TV/ IP TV.
b. Pusat penyambungan dan distribusi layanan yang dikirim ke
pelanggan.
c. Pengaturan dan monitoring jaringan pelanggan.
d. Mengkonversi sinyal layanan ke dalam bentuk sinyal optik.

2. ODF = Optical Distribution Frame, atau Rak dan frame yang


berfungsi ;

a. Tempat Spliter untuk mendistribusikan Fiber Optik ke ODC untuk


melayani beberapa area.
b. Tempat melakukan pengukuran dan monitoring Jaringan Fiber
Optik.
c. Tempat terminasi fisik jaringan luar Fiber Optik.

Feeder Cables = Kabel Fiber Optik penghantar Layanan, yang


mempunyai fungsi

a. Kabel Fiber Optik Penghubung Utama dari ODF ke ODC

8
b. Ada tiga jenis kabel Fiber Optik yang digunakan, yaitu
1) Kabel Duct yang menggunakan pelindung pipa PVC dengan
lapisan cor beton
2) Kabel Tanah Tanam Langsung (Burried Cables) dengan
pelindung pipa HDPE.
3) Kabel Udara atau aireal cable yang ditambatkan pada tiang besi
atau beton.

3. ODC = Optical Distribuion Cabinet atau perangkat Lemari Kabel


Fiber Optik dengan fungsi sebagai berikut ;
a. titik sambung untuk penyebaran layanan ke beberapa area yang
lebih kecil
b. tempat splitter untuk yaitu dari satu Fiber optik ke beberapa fiber
optik.
c. tempat koneksi dari Kabel Feeder ke Kabel Distribution

Gambar II.3 ODC

4. Kabel Distribution = Kabel Fiber Optik yang mendistribusikan layanan


ke area yang lebih kecil
a. Menggunakan kabel tipe Single Core Single Tube atau SCST

9
b. Sebagai penghubung antara ODC dengan ODP

Gambar II.4 Kabel Distribution

5. ODP = Optical Distribution Point atau kotak distribusi layanan


ke pelanggan, fungsinya adalah;
a. Sebagai titik terminasi kabel dropp optik ke arah pelanggan.
b. Sebagai titik distribusi kabel distribusi menjadi beberapa saluran
dropp optik dengan menggunakan splitter.
c. Ada 3 (tiga) jenis ODP, yaitu ;
1) ODP Pedestal ODP yang ditempatkan pada permukaan tanah.
Gambar II.5 ODP Pedestal

2) ODP Pole/ Wall ODP yang ditempatkan pada tembok atau


tiang.

10
Gambar II.6 ODP Pole/Wall

3) ODP Closure, ODP yang ditempatkan pada kabel diantara dua

tiang.
Gambar II.7 ODP Closure
6. Dropp Optic = yaitu saluran penanggal atau penghubung instalasi
rumah.
a. Penghubung antara ODP dengan instalasi Rumah.
b. Menggunakan jenis insensitive bending, atau tahan dengan
tekukan.
c. Kapasitas 1, 2 dan 4 core.
d. Panjang maksimum 250 meter
e. Kedua ujungnya dipasang konektor
f. Antar kedua ujung konektor tidak boleh terdapat sambungan atau
lecet.
7. OTP = Optical Termination Premises., yaitu perangkat pasive yang
ditempatkan pada instalasi rumah pelanggan.

Fungsi dari OTP, adalah sebagai berikut ;

11
a. Titik terminasi atau titik tambat akhir dropp optik di sisi
pelanggan.
b. Tempat koneksi kabel dropp optik dengan kabel indooor optic
(patchcord)

Gambar II.8 OTP Dirumah pelanggan


c. Indoor Fiber Optic Cables, Kabel Fiber Optik yang diinstalasi
untuk dalam rumah, pada umumnya disebut juga patchcord,
dimana kedua ujungnya sudah tersambun dengan konektor.

d. Roset Optic atau kotak tempat penghubung antara indoor optik


cables dengan kabel optik arah CPE ( Customer Premises
Equipment) dalam bentuk ONT/ONU
e. ONT/ ONU = Optical Network Terminal atau Optical Network
Unit. Fungsinya adalah :
a. Melakukan konversi layanan dalam sinyal optik menjadi sinyal
elektrik
b. Sebagai alat demultiplexer layanan
c. Output layanan ONT/ONU adalah Voice, Video/ IP TV dan
Data Internet.
Daerah Akses Fiber (DAF) atau bagian ODN dibagi menjadi 4 segmen
berdasarkan jenis kabel fiber optik yang digunakan, yaitu:

12
1. Segmen A Yaitu segmen untuk instalasi OSP mulai dari ODC sampai
dengan ODP, yang meliputi :
 ODP di sisi MDF sebagai tempat titik terminasi pangkal dari kabel
- ODC di sisi luar dan sebagai titik terminasi ujung dari kabel lain
feeder - Kabel feeder yang menghubungkan ODP dan ODC.
 Patch core yang berfungsi untuk menghubungkan kabel feeder dari
ODP ke OLT
 Closure yang berfungsi untuk menampung kabel feeder dan micro
duct.
 Duct Cable, manhole, hanhole, dan aksesorisnya.
2. Segmen B Yaitu segmen untuk instalasi OSP mulai dari ODC sampai
dengan ODP, yang meliputi :
 ODP sebagai tempat terminasi ujung dari kabel distribusi.
 Kabel distribusi, kabel yang menghubungkan ODC dengan ODP.
 HDPE, Micro Duct untuk pelindung dan sekaligus sebagai
jalannya kabel yang akan diinstalasi
 Closure yang berfungsi untuk menyambung kabel distribusi dan
micro duct
3. Segmen C Yaitu segmen untuk instalasi USP mulai dari ODC sampai
dengan ODP yang biasanya disebut saluran penanggal, yang meliputi :
 OTP sebagai tempat terminasi ujung dari kabel drop
 Kabel drop, kabel yang menghubungkan ODP dengan OTP
 Duct dan micro duct untuk pelindung dan sekaligus sebagai
jalannya kabel drop yang akan diinstalasi.
4. Segmen D Yaitu segmen untuk instalasi ISP mulai dari OTP sampai
dengan ROSET yang biasanya disebut Instalasi Kabel Rumah, yang
meliputi :
 Indoor optical outlet (roset) sebagai tempat terminasi ujung
terminasi Fiber Optic
 Kabel indoor, kabel yang menghubungkan OTP dengan roset
 Pipa conduit dan micro duct untuk pelindung dan sekaligus sebagai
jalannya kabel indoor yang akan diinstalasi

13
 Konektor yang komponen untuk menghubungkan core optik
B. Komponen Perangkat Aktif Dan Pasif Pada Fiber Optik

Fiber optik seperti alat komunikasi pada umumnya, di butuhkan


komponen Transmitter (pengirim), jalur untuk komunikasi, receiver
(penerima). Selain itu kita juga memerlukan perangkat aktif dan pasif
untuk membentuk suatu system komunikasi pada fiber optic. Perangkat
aktif adalah alat yang di membutuhkan aliran listrik untuk bekerja pada

perangkat tersebut, contohnya laser, modulator,


Gambar II.9 Susunan Komunikasi Optik

switch, amplifier, attenuator. Sedangkan perangkat pasif adalah suatu alat


yang tidak membutuhkan sumber energy untuk bekerja seperti splices,
coupler, konektor, dan filter optic.
Sebuah sistem komunikasi tentu tidak hanya didukung oleh satu dua
komponen atau perangkat saja. Di dalamnya pasti terdapat banyak sekali
paduan komponen yang saling bekerja sama satu dengan yang lainnya.
Perpaduan dan kerja sama tersebut akan menghasilkan banyak sekali
manfaat bagi berlangsungnya transfer informasi. Dengan demikian, jadilah
sebuah sistem komunikasi.

Di dalamnya terdapat proses modulasi agar sinyal-sinyal informasi yang


sebenarnya dapat dimungkinkan dibawa melalui udara. Dan setibanya di
lokasi tujuan, proses demodulasi akan terjadi untuk membuka informasi
aslinya kembali. Jika berjalan dalam jarak yang jauh maka penguat sinyal
pasti dibutuhkan.

Proses komunikasi pada sistem fiber optik juga mengalami hal yang sama
seperti sistem komunikasi yang lainnya. Lima komponen utama dalam
sistem komunikasi fiber optik adalah sebagai berikut:

1. Cahaya pembawa informasi

14
Inilah sumber asal-muasal terjadinya sistem komunikasi fiber optik.
Cahaya, komponen alam yang memiliki banyak kelebihan ini
dimanfaatkan dengan begitu pintarnya untuk membawa data dengan
kecepatan dan bandwidth yang sangat tinggi. Semua kelebihan dari
cahaya seakan-akan dimanfaatkan di sini. Cahaya yang berkecepatan
tinggi, cahaya yang kebal terhadap gangguan-gangguan, cahaya yang
mampu berjalan jauh, semuanya akan Anda rasakan dengan
menggunakan media fiber optik ini.
2. Optical Transmitter (Pemancar)
Optical transmitter merupakan sebuah komponen yang bertugas untuk
mengirimkan sinyal-sinyal cahaya ke dalam media pembawanya. Di
dalam komponen ini terjadi proses mengubah sinyal-sinyal elektronik
analog maupun digital menjadi sebuah bentuk sinyal-sinyal cahaya.
Sinyal inilah yang kemudian bertugas sebagai sinyal korespondensi
untuk data Anda. Optical transmitter secara fisik sangat dekat dengan
media fiber optic pada penggunaannya. Dan bahkan optical transmitter
dilengkapi dengan sebuah lensa yang akan memfokuskan cahaya ke
dalam media fiber optik tersebut. Sumber cahaya dari komponen ini
bisa bermacam-macam.

Sumber cahaya yang biasanya digunakan adalah Light Emitting Dioda


(LED) atau solid state laser dioda. Sumber cahaya yang menggunakan
LED lebih sedikit mengonsumsi daya daripada laser. Namun sebagai
konsekuensinya, sinar yang dipancarkan oleh LED tidak dapat
menempuh jarak sejauh laser.

3. Kabel Fiber optic


Komponen inilah yang merupakan pemeran utama dalam sistem ini.
Kabel fiber optik biasanya terdiri dari satu atau lebih fiber optik yang
akan bertugas untuk memandu cahaya-cahaya tadi dari lokasi asalnya
hingga sampai ke tujuan. Kabel fiber optic secara konstruksi hampir
menyerupai kabel listrik, hanya saja ada sedikit tambahan proteksi
untuk melindungi transmisi cahaya. Biasanya kabel fiber optic juga

15
bisa disambung, namun dengan proses yang sangat rumit. Proses
penyambungan kabel ini sering disebut dengan istilah splicing.
4. Optical regenerator / amplifier / repeater

Optical regenerator atau dalam bahasa Indonesianya penguat


sinyal cahaya, sebenarnya merupakan komponen yang tidak perlu ada
ketika Anda menggunakan media fiber optik dalam jarak dekat saja.
Sinyal cahaya yang Anda kirimkan baru akan mengalami degradasi
dalam jarak kurang lebih 1 km. Maka dari itu, jika Anda memang
bermain dalam jarak jauh, komponen ini menjadi komponen utama
juga. Biasanya optical generator disambungkan di tengah-tengah
media fiber optik untuk lebih menguatkan sinyal-sinyal yang lemah.

5. Optical receiver (Penerima)


Optical receiver memiliki tugas untuk menangkap semua cahaya yang
dikirimkan oleh optical transmitter. Setelah cahaya ditangkap dari
media fiber optic, maka sinyal ini akan didecode menjadi sinyal-sinyal
digital yang tidak lain adalah informasi yang dikirimkan. Setelah di-
decode, sinyal listrik digital tadi dikirimkan ke sistem pemrosesnya
seperti misalnya ke televisi, ke perangkat komputer, ke telepon, dan
banyak lagi perangkat digital lainnya. Biasanya optical receiver ini
adalah berupa sensor cahaya seperti photocell atau photodiode yang
sangat peka dan sensitif terhadap perubahan cahaya.
C. Rambatan arus cahaya pada FO (FIBER OPTIK)

Untuk mengetahui sifat dari cahaya, ada tiga macam karakteristik dari
cahaya, yaitu sebagai berikut menurut Hukum Optik (snellius) :

 Cahaya merambat lurus dalam suatu medium.


 Cahaya dapat diubah arahnya dengan menggunakan kaca /
permukaan licin.
 Cahaya yang dipantulkan ke cermin membentuk sudut datang yang
sama dengan sudut pantul.
1. Cahaya beroperasi lurus ke depan dalam medium.

16
Arah cahaya dapat diubah dengan menggunakan kaca. Kaca
memantulkan cahaya yang datang. Sifat ini dirumuskan dalam bentuk
hukum optik kedua :

 Besarnya sudut datang sama dengan sudut pantul.


 Kecepatan cahaya di dalam medium tidak konstan tetapi
tergantung pada zat dari medium. Berkas cahaya akan, tegak
lurus (garis normal). Sudut datang lebih besar daripada sudut
bias.
 Sudut Kritis dapat dijelaskan sebagai sudut masuk diatas total

internal
Gambar II.10 Rumus

reflection yang terjadi. Sudut kritis ( θc ) dirumuskan sebagai berikut

Dimana : n2 = indeks bias dari medium yang lebih tipis n1 = indeks


bias dari medium Persamaan ini adalah suatu penerapan sederhana dari
Hukum Snell,dimana sudut bias adalah 90° Dengan berdasar gambar-
gambar di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu :

 Di dalam medium dengan kecepatan cahaya v diberikan sebagai berikut :


V = c/n, (2.4) Dimana : n = indeks bias dari medium c = kecepatan cahaya
di dalam bawah vacuum.
 Di dalam medium tersebut berkas berjalan
 Bila berkas cahaya melalui satu medium (nl) ke medium (n2) yang lain,
dengan sudut tertentu (θ1), berkas cahaya tersebut akan dibiaskan (θ2) dan
atau dipantulan (θ3). Pembiasan : n1.sin θ1 = n2,sin θ2 (hukum Snellius)
Pemantulan : θ1 = θ2
 Jika kita menambah θ1 di atas “sudut kritis”, kita dapatkan pantulan total.
2. Cahaya sebagai transport elektromagnetik dari energi yang
merambat seperti gelombang

17
Cahaya natural tidak memiliki warna, tetapi apabila cahaya putih
biasa melalui prisma, akan diuraikan ke dalam warna-warna yang
berbeda, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

3. Cahaya adalah transport energi yang terdiri dari photon

Cahaya dijelaskan sebagai transport dari energi yang terdiri dari


photon-photon. Photon diubah dalam partikel atau paket energi yang
hanya ditentukan oleh warnanya. Warna dari suatu gelombang cahaya
ditentukan panjang gelombangnya. Sehingga dapat diperkirakan
adanya hubungan yang kuat antara gelombang cahaya dengan photon-
photon.

4. Pengaruh Dispersi

Kecepatan propagasi cahaya untuk semua warna tidak konstan.


Sehingga pengaruh hal tersebut kita ketahui cahaya 1 dalam kondisi
propagasi ideal, karena berkas tersebut merambat sepanjang sumbu
kabel. Hal tersebut memungkinkan berkas tersebut berpropagasi
sepanjang kabel optic tanpa mengalami pembiasan atau pemantulan.

Berkas cahaya 2 dipantulkan secara total, karena sudut datang pada


permukaan interface lebih besar dari pada sudut kritis. Berkas seperti
cahaya 2 akan berpropagasi melalui fiber dengan memantulpada
bagian atas dan bawah permukaan dari interface. (antara core dengan
cladding). Sudut datang dari berkas cahaya 3 lebih kecil dari kritis
sehingga tidak dipantulkan (direfleksikan). Berkas cahaya ini akan
dibiaskan dn menembus melalui permukaan yang dibntuk antara core
dengan cladding. Berkas cahaya 3 akan diabsorb oleh coating dan
tidak akan memberikan kontribusi energi di dalam kabel.

Untuk membawa sebanyak mungkin energi melalui serat, sangat


penting membundel berkas cahaya pada sumber cahaya. Sebagian
besar dari berkas cahaya yang dikirimkan akan seperti berkas cahaya 1
atau berkas cahaya 2 dan oleh karena itu sebagian energi akan dikirim

18
ke lokasi lain. Cahaya dapat

Gambar II.11 Rambatan Cahaya Pada FO

berpropagasi dengan jalan yang berbeda melalui serat atau fiber


(seperti berkas cahaya 1, 2, 3). Perbedaan jalan tersebut dinamakan mode
dari kabel serat optik. Ketebalan dari core menentukan jumlah dari node
serat optik.

Rumus dari Numerical Aperture adalah :

n1 2 − n 2 2
n0
Gambar II.12 rumus

Dimana : n1 = Indeks Bias Core

n2 = Indeks Bias Cladding

n0 = Indeks Bias Udara (1)

D. Rugi-Rugi (Redaman serat optic)

Pada sistem transmisi serat optik, cahaya yang merambat


sepanjang serat optik akan mengalami peredaman, sehingga diujung jauh
(sisi penerima) kekuatan cahaya akan menjadi lemah. Disisi lain kekuatan
cahaya dari dioda laser terbatas dan photodetector memiliki sensitifitas

tertentu untuk dapat mendeteksi sinyal optik. Oleh karena itu untuk dapat

19
mengoperasikan sistem telekomunikasi, rugi- rugi optik (total loss) harus
dibuat pada level yang lebih tinggi dari level

Gambar II.13 Total Loss

sensitivitas yang dimiliki oleh photodetector. Level rugi-rugi optik yang


diperbolehkan sudah ditentukan untuk masing- masing sistem
telekomunikasi.

Gambar diatas merupakan proses perambatan dan pemantulan cahaya fiber


optic pada saat transmisi sinyal melalui media Fiber Optic. Terjadinya
perambatan cahaya memicu adanya LOS yang terjadi pada Fiber Optic itu
sendiri, diantaranya:

1. Frensel Reflection , yaitu pemantulan cahaya terhadap Fiber Optic terjadi


sebelum masuk Fiber Optic, terjadi karena banyaknya konsentrasi dari LED
yang tidak sebanding dengan lebar Fiber Optic
2. Absorbtion Loss , yaitu penyerapan cahaya yang terjadi akibatfaktor media
transmisinya terjadi pada bagian core dan cladding.
3. Scattering yaitu penyebaran cahaya yang masuk dalam Fiber Optic terdapat
proses pemantulan oleh serat kaca.
4. Micro Bending Loss yaitu terjadi akibat Fiber Optic yang tertindih dengan
benda lain sehingga terdapat lekukan atau menjadi titik lentur Fiber Optic
sehingga dapat mempengaruhi arah penyebaran cahaya.
5. Radiation Loss Due To Bends yaitu radiasi cahaya yang terjadi dalam Fiber
Optic yang hilang disebabkan oleh adanya tikungan pada Fiber Optic
6. Splicing Loss yaitu rugi rugi yang disebabkan karena penyambungan
perangkat splitter
7. Coupling Loss With Emmiting Element yaitu rugi rugi yang disebabkan oleh
perangkat pemancar.
8. Coupling Loss With Receiving Element yaitu yang disebabkan oleh
perangkat penerima. Dalam pelaksanaan uji akhir kabel optik dimaksudkan
untuk mengukur besarnya Total loss, yaitu merupakan penjumlahan dari
Cable loss, Splicing loss dan Connector loss. Demikian juga untuk setiap
sambungan harus diukur nilai loss-nya, apakah masih dibawah standar nilai
splicing loss yang diperbolehkan. Untuk bisa mengukur total loss bisa
menggunakan Optical Power Meter.

20
Table II.1 Redaman FTTH

Network
Batasan Ukuran
Elemen

Kabel Max 0,35 dB/km

Splicing Max 0,1 dB/km

0,25 dB (Refer IEC 61300-3-34 Grade B


Connector Loss Max
attenuation)

Splitter 1:2 Max 3,70 dB

Splitter 1:4 Max 7,25 dB

Splitter 1:8 Max 10,38 dB

Splitter 1:16 Max 14,10 dB

Splitter 1:32 Max 17,45 dB

E. Warna fiber optic


1. Kode Warna Jaket Luar

Jaket atau cetakan luar berwarna dapat digunakan di luar pabrik dan
kabel serat bangunan, misalnya, kabel distribusi serat, kabel patch serat optik,
dll.

Dalam EIA / TIA-598, kode warna serat menentukan kode warna jaket untuk
jenis serat yang berbeda. Jadi untuk kabel fiber optik yang hanya mengandung
satu jenis fiber maka kita dapat dengan mudah mengidentifikasinya dari warna
jaketnya.

Kecuali ditentukan dengan hal lain, selubung luar kabel tempat yang berisi lebih
dari satu jenis serat harus menggunakan keterangan tercetak untuk
mengidentifikasi jumlah dan jenis serat di dalam kabel, misalnya “12 Serat 8 x
50/125, 4 x 62.5 / 125. ”

21
Gambar II.14 Kode warna Jaket luar

Selain warna jaket yang ditentukan dalam standar kode warna serat, warna lain juga dapat
digunakan jika cetakan pada jaket luar dapat menunjukkan klasifikasi serat. Warna seperti
itu harus disepakati antara pabrikan dan pengguna.

a. Kode Serat Organisasi Kabel Bagian Dalam

Di dalam kabel multi-serat, serat individu juga sesuai dengan kode warna
serat. Mereka sering dibedakan satu sama lain dengan jaket berkode warna,
buffer atau tabung pada setiap serat. Menurut EIA / TIA-598, serat bagian dalam
diberi kode warna dalam kelompok yang terdiri dari 12 serat dan dihitung searah

jarum jam.
Gambar II.15 Kode Warna12 Serat optik

22
b. Urutan Warna Fiber 24 Core

Gambar II.16 Urutan Warna fiber Optik

23
c. Urutan Warna Konektor

Konektor juga merupakan bagian dari kode warna serat.


Karena ada gaya polesan yang berbeda pada permukaan ujung serat,
konektor jumper serat dan adaptor kawin diberi kode warna untuk
identifikasi. Namun, kemunculan konektor logam seperti FC dan ST
membuat kode warna konektor menjadi sulit, sehingga sepatu bot
pelepas tegangan berwarna juga digunakan. Warna boot mungkin
berbeda di antara produsen.

F. Penyambungan Fiber Optic (Splicing)

Sebagai langkah pertama, Anda perlu untuk mengupas kabel fiber optic.
Selanjutnya adalah melakukan penataan pada kabel fiber optic sekaligus
dengan patchcord yang akan Anda sambungkan di dalam OTB. Di mana
dari masing-masing patchcord akan dimasukkan ke fusion sleeve yang
fungsinya untuk melindungi sambungan antara kabel fiber optic dan juga
patchcord.

Sebelum Anda melakukan penyambungan, pastikan jika Anda sudah


merencanakan mengenai penyusunan kabel di tray OTB.

Lalu, Anda juga harus memastikan bahwa setiap kabel fiber optic benar-
benar dalam kondisi yang bersih. Atau Anda bisa membersihkannya lagi
dengan menggunakan alkohol.

Untuk menyambungkannya, Anda perlu terlebih dahulu untuk memotong


bagian ujung fiber optic dan juga patchcord. Anda bisa menggunakan alat
pemotong khusus yang biasanya sudah disediakan di dalam set fusion
splicer.

Masukkan bagian ujung fiber optic di bagian kiri fusion splicer dan
patchcord di ujung kanan. Lalu tutuplah fusion splicer dan tekanlah
tombol pada fusion splicer untuk memulai penyambungan.

Jika penyambungan tidak berhasil, maka fusion splicer akan memberikan


notifikasi. Anda bisa membersihkan lagi dan mengulanginya kembali.

24
Jika sudah berhasil, maka tutup sambungan menggunakan fusion sleeve
dan panaskan dengan fusion splicer.

Saat proses pemanasan selesai yang dibuktikan dengan adanya bunyi,


maka splicing pun selesai.

Anda bisa melakukannya sesuai jumlah kabel yang akan disambung.

Jika sudah tersambung, Anda bisa menyusun kabel fiber optik tersebut
dengan memutarnya di tray serapi mungkin dan ditutup.

25
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

FTTH adalah salah satu pengimplementasian dari teknologi transmisi


fiber optik yang biasa disebut juga FTTx dapat mentransmisikan data dengan laju
bit yang cepat dan stabil untuk sampai kerumah anda dengan menggunakan
media fiber optik, seperti yang biasa kita kenal sekarang dengan Telkom yang
lagi booming boomingnya dengan Indihome , layanan dari First Media, dan
lainya. Konfigurasi Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) sama
halnya seperti pada jaringan akses tembaga, dimana terdapat segmen-segmen
catuan. Pada jaringan FTTx terdapat catuan kabel feeder, kabel distribusi, kabel
drop, serta kabel indoor, dan juga perangkat aktif seperti Optical Line Terminal
(OLT) dan ONU/ONT.

FTTx mampu memberikan layanan hingga 2 Gbps lebih. Selain itu


teknologi FTTx dapat memberikan layanan triple play, yaitu data, voice, serta
video. Berdasarkan letak TKO (Titik Konversi Optik), FTTx dibagi menjadi 4,
yaitu Fiber To The Building (FTTB), Fiber To The Zone (FTTZ), Fiber To The
Curb (FTTC), Fiber To The Home (FTTH). Secara sederhana Titik Konversi
Optik (TKO) dapat diartikan sebagai batas akhir kabel optik kearah pelanggan
yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektrik, dan

sebaliknya.

Gambar III.1 Perbedaan Fttx

26
B. Saran

Dengan adanya laporan ini semoga dapat menambah wawasan


pembaca dalam mengenal jaringan serat optic, dan dapat mensplicing atau
menyambungkan kabel yang putus. Laporan ini masih mempunyai banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan dan dalam keaktifan anggota
dalam membuat laporan ini, Semoga kedepannya akan jauh lebih baik lagi.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id/ftth-fiber-home/

http://blog.dayaciptamandiri.com/2017/10/ftth-jaringan-akses-fiber-optik-
dan.html?m=1

https://slideplayer.info/amp/13953288/

https://prandika67.blogspot.com/2020/02/komponen-jaringan-ftth.html?m=1

https://zahrotulupikk.wordpress.com/2020/04/28/perangkat-aktif-dan-pasif-fiber-
optic/

28
LAMPIRAN

29
30

Anda mungkin juga menyukai