Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek kerja
kepada

lapangan

mahasiswa

untuk

adalah

tugas

mempelajari

akademik

yang diwajibkan

sistem nyata dunia kerja

sesungguhnya dengan cara magang di suatu perusahaan / instansi atau institusi


pada bagian atau divisi tertentu dalam kurun waktu yang di tentukan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kerja Praktek dilaksanakan di PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Infra Operation Support Regional IV
Semarang. Dalam laporan ini, fokus pembahasan mengenai penggunaan
fiber optic secara umum dan teknik penyambungan kabel fiber optic secara
mechanical dan fusion.
Dengan perkembangan

teknologi

dalam

bidang telekomunikasi

memungkinkan penyediaan sarana telekomunikasi dalam biaya yang relatif


lebih rendah, mutu pelayanan yang tinggi, cepat, aman, serta ditunjang oleh
kapasitas yang besar dalam pengiriman informasi. Dalam prosedur transmisi
sinyal informasi

ada dua aspek mendasar yang harus dipenuhi, yaitu

ketepatan waktu penerimaan (time transperacy) dan penerimaan informasi


dengan benar (information transparency), dan dengan menggunakan Sistem
Komunikasi Serat Optik (SKSO) syarat mendasar dari transmisi dapat
terpenuhi. Karakteristik dari media transmisi serat optik tersebut adalah
mempunyai lebar bidang frekuensi (bandwith) yang besar, redaman rendah,
ukuran lebih kecil dan lebih ringan, biaya murah, tahan terhadap noise
dan minim terhadap percakapan silang (cross talk).
Namun dengan berbagai keunggulan itu bukan berarti Sistem Komunikasi
Serat Optik (SKSO) yang ada saat ini sudahlah sempurna dan tidak memiliki
permasalahan. Permasalahan utama dan yang sering terjadi dalam serat optik
adalah hilang nya energi cahaya di dalam serat optik. Pada dasarnya
hilangnya cahaya di dalam serat optik disebabkan dua hal : bahan inti serat
optik yang kotor dan cahaya dibelokan kearah yang salah. Salah satu
penyebab pembelokan cahaya kearah yang salah adalah teknik penyambungan

yang kurang baik. Maka dari itu penulis ingin mengangkat judul laporan
Fiber Optic dan Teknik Penyambungan Metode Mechanical Splicing dan
Metode Fusion Splicing untuk mempelajarinya lebih lanjut.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Tujuan
penulis

melaksanakan

Kerja

Praktek

di

PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divisi Infra Operation Support Regional


IV Semarang adalah :
1. Mempelajari secara langsung peralatan yang berhubungan dengan
SKSO (Sistem Komunikasi Serat Optik).
2. Mengetahui teknik penyambungan kabel

serat optik dengan

menggunakan metode penyambungan mechanic.


3. Memberikan pengalaman praktek kerja dan penyelesaian masalah
pekerjaan yang timbul di lapangan sekaligus mengukur implementasi
keilmuan dan keterampilan di dunia kerja.
4. Meningkatkan keterampilan dan wawasan, baik dalam hal kompetensi
hardskill maupun softskill.
5. Memperlengkapi mahasiswa dengan gambaran nyata mengenai serba
serbi lingkungan kerja,mulai dari jenis pekerjaan tingkat bawah sampai
dengan tingkat yang lebih tinggi.
1.2.2

Manfaat
Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan yang Penulis lakukan di PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Infra Operation Support Regional
IV Semarang , diharapkan mendapatkan manfaat yaitu:
1. Manfaat bagi Penulis yaitu menekuni dan memahami ilmu yang
berkaitan mengenai sistem informasi.
2. Bagi almamater sebagai tolak ukur daya serap mahasiswa yang
bersangkutan

selama

menempuh

pendidikan

dan

kemampuan

menerapkan ilmunya secara praktis.


3. Bagi bidang akademis mampu memberikan kesempatan kepada
mahasiswa

untuk

menerapkan

ilmu

yang

pembelajaran di kampus.
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat dan waktu pelaksanaan Kerja Praktek adalah :

didapatkan

pada

Tempat
Waktu

: PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Infra Operation


Support Regional IV Semarang.
: 01 Februari 2016 s/d 29 Februari 2016

1.4 Batasan Masalah


Dalam melakukan penyusunan laporan kerja praktek ini, agar
pembahasan menjadi terarah, penulis membatasi kajian mengenai masalah
yang dibahas. Adapun pembahasan yang penulis angkat adalah
memaparkan definisi serat optik, struktur serat optik dan bagaimana cara
penyambungan serat optik menggunakan metode Mechanical Splicing dan
Fusion Splicing.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penyusunan laporan kerja praktek ini, agar pembahasan
menjadi terarah, penulis membatasi kajian mengenai masalah yang dibahas.
Adapun pembahasan yang penulis angkat adalah memaparkan mengenai Fiber
Optic secara umum, fungsi Fiber Optic, penggunaan fiber optic pada sistem
transport telekomunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Infra
Operation Support Regional IV Semarang dan teknik penyambungan kabel
fiber optic.

1.5.1

Metode Pengumpulan Data


Metode yang Penulis gunakan dalam pengumpulan data untuk penyusunan
Laporan Kerja Praktek ini antara lain melalui observasi dan interview, di
mana metode observasi mencakup pengamatan secara langsung dan
praktek secara langsung terhadap penggunaan fiber optic pada sistem
tansport telekomunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Regional IV

Semarang
1.6 Sistematika Penulisan Laporan
Dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini menggunakan sistematika
penulisan karya tulis ilmiah agar memperjelas pemahaman terhadap materi
yang dijadikan objek pelaksanaan Kerja Praktek. Adapun sistematika
penulisannya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan
penulisan, pat pelaksanaan Kerja Praktek, metode pengumpulan
data, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II : PROFIL PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA REGIONAL
IV SEMARANG, Tbk
Pada BAB ini membahas mengenai sejarah dan bentuk perusahaan,
identitas perusahaan, produk dan layanan perusahaan serta struktur
organisasi PT Telelkomunikasi Indonesia Tbk,

Regional IV

Semarang.
BAB III : LANDASAN TEORI
Berisi pengenalan tentang Fiber Optic.

BAB IV : PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


Berisi penjelasan tentang Fiber Optic pada jaringan Telkom dan
tata cara teknik penyambungan metode Mechanical dan Fusion
Splicing.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dari laporan Kerja Praktek yang telah dilakukan
oleh Penulis dan saran yang berguna untuk menyempurnakan
kekurangan yang ditemui selama melakukan Kerja Praktek.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN PT. TELKOM INDONESIA

2.1

Sejarah Perusahaan
PT. Telkom, Tbk adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. PT. Telkom menyediakan sarana dan
jasa telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas. Awal mula PT.
Telkom, Tbk sebagai sebuah BUMN bermula dari tahun 1991, di mana nama
Perusahaan Umum Telekomunikasi atau PERUMTEL yang terbentuk pada tahun
1974 berubah menjadi PT Telekomunikasi Indonesia atau Telkom dengan operasi
bisnis terbagi atas dua belas wilayah telekomunikasi ("WITEL"). Kedua belas
WITEL tersebut kemudian dirombak menjadi tujuh divisi regional ("DIVRE"),
yaitu Divisi I Sumatera, Divisi II Jakarta dan sekitarnya, Divisi III Jawa Barat,
Divisi IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Divisi V Jawa Timur, Divisi VI
Kalimantan dan Divisi VII Indonesia Bagian Timur. Pada tahun 1995 Telkom
melaksanakan penawaran saham perdana publik (Initial Public Offering) pada
tanggal14 November 1995 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada
Tanggal 26 Mei 1995, Telkom mendirikan entitas anak yang menangani bisnis
telepon seluler, Telkomsel. Pada tahun 1999 pemerintah mengeluarkan UndangUndang Telekomunikasi (UU No.36/1999) yang berlaku efektif pada bulan
September

2000

telah

memfasilitasi

masuknya

pemain

baru

sehingga

menumbuhkan persaingan usaha di industri telekomunikasi. Pada tahun 2001


Telkom mengakuisisi 35% saham Indosat di Telkomsel sehingga menjadikannya
pemegang saham mayoritas di perusahaan seluler itu dengan kepemilikan 77,7%,
Indosat kemudian mengambil alih 22,5% saham Telkom di Satelindo dan 37,7%
saham Telkom di PT Aplikanusa Lintasarta. Pada saat yang bersamaan, Telkom
kehilangan hak eksklusifnya sebagai penyelenggara tunggal layanan telepon tidak
bergerak di Indonesia. Pada tahun 2002 Telkom melepaskan kepemilikan
sahamnya sebesar 12,7% di Telkomsel kepada Singapore Telecom Mobile Pte Ltd.
(SingTel Mobile).

Pada tahun 2004 Telkom meluncurkan layanan sambungan langsung


internasional untuk telepon tidak bergerak.Pada tahun 2005 Satelit Telkom-2
diluncurkan untuk menggantikan seluruh layanan transmisi satelit yang
sebelumnya dilayani oleh satelit Palapa B-4.Peluncurannya menjadikan jumlah
satelit yang telah diluncurkan oleh Telkom menjadi delapan satelit, termasuk
satelit Palapa A-1.Pada tahun 2009 Telkom bertransformasi dari Perusahaan
Infocomm menjadi Perusahaan penyelenggara TIME.Wajah baru Telkom
diperkenalkan kepada publik dengan menampilkan logo dan taglinebaru
perusahaan the world in your hand.Pada tahun 2010 Telkom mengadakan
proyek kabel serat optik bawah laut JaKaLaDeMa yang menghubungkan Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Denpasar dan Mataram yang berhasil dirampungkan pada
bulan April 2010. Pada tahun 2011 Telkom melakukan reformasi infrastruktur
telekomunikasi melalui proyek Telkom Nusantara Super Highway yang
menyatukan nusantara mulai dari Sumatera hingga Papua, serta proyek True
Broadband Access yang menyediakan akses internet ke pelanggan di seluruh
Indonesia. Pada tahun 2012 Telkom melakukan penetrasi broadband melalui
pembangunan Indonesia WiFi untuk merealisasikan Indonesia Digital Network
(IDN),

perubahan

portofolio

bisnis

dari

TIME

menjadi

TIMES

(Telecommunication, Information, Media, Edutainment & Services) untuk


meningkatkan business value creation, serta pembentukan Telkom Corporate
University untuk membangun SDM Telkom yang mampu bersaing dalam bisnis
internasional (from competence to commerce). Sesuai rencana, pada tahun 2015,
Telkom akan merealisasikan Indonesia Digital Network (IDN) 2015 untuk
mendukung upaya pemerintah dalam mensukseskan program MP3E1 (Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. IDN 2015
merupakan visi pengembangan infrastruktur true broadband Telkom secara end to
end user ( user terminal, acces, transport dan service).
2.2

Nama dan Bentuk Perusahaan


Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta

penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Telkom

Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap


layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak
dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan
interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. Telkom Group juga
menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment,
termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e-Payment
dan ITenabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya.
Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkom Group terus mengupayakan
inovasi di sektor-sektor selain telekomunikasi, serta membangun sinergi di antara
seluruh produk, layanan dan solusi, dari bisnis legacy sampai New Wave Business.
Untuk meningkatkan business value, pada tahun 2012 Telkom Group mengubah
portofolio bisnisnya menjadi TIMES (Telecommunication, Information, Media
Edutainment & Service). Untuk menjalankan portofolio bisnisnya, Telkom Group
memiliki empat anak perusahaan, yakni PT. Telekomunikasi Indonesia Selular
(Telkomsel), PT. Telekomunikasi Indonesia International (Telin), PT. Telkom
Metra dan PT. Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel
2.3

Identitas Perusahaan

2.3.1 Visi Perusahaan

To become a leading Telecommunication, Information, Media,


Edutainment & Services (TIMES ) Player in the Region.
Artinya Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan
TIMES terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berkanjut ke
kawasan Asia Pasifik. Telkom senantiasa menumbuhkan kreatifitas, produktivitas,
dan kesejahteraan Sumber Daya Manusia sehingga menjadi salah satu pusat
perhatian, selalu memperhatikan tanggung jawab sosial serta kepentingan sosial
dan kepentingan lingkungan secara selaras dan seimbang.
Menumbuhkan inovasi baru meningkatkan teknologi sesuai dengan
perkembangan teknologi yang meningkat secara pesat dimana mampu
menyediakan berbagai produk telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat luas yang dikelola dengan citra terbaik, pelayanan terbaik, dan

memberikan hasil terbaik bagi seluruh masyarakat luas serta pihak-pihak yang
terkait.
2.3.2 Misi Perusahaan

To provide TIMES with Excellent Quality & Competitive Price.


Memberikan layanan TIMES (Telocommunication, Information, Media,
Edutainment & Services) dengan kualitas terbaik tentunya serta harga yang
mampu bersaing (kompetitif) dengan pengoptimalan Sumber Daya Manusia yang
unggul serta Business Partner yang baik. Dengan pelayanan yang berbasis
telekomunikasi, informasi, media, pendidikan dan servis diharapkan PT. Telkom
merupakan perusahaan yang unggul dalam bidangnya yang memberikan
pelayanan kepada pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik berupa
kemudahan dalam mengakses dan memperoleh produk dan jaringan yang
berkualitas.
To be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation.
Menjadi peran model dalam perusahaan terbaik di Indonesia yang mana
mengelola bisnis melalui praktek terbaik dalam menyediakan jasa telekomunikasi,
memperluas layanan jasa telekomunikasi, meningkatkan mutu jasa dan pelayanan
untuk memperlancar pengiriman, penerimaan serta pemancaran informasi.
Pelayanan yang optimal diharapkan dapat menjadikan perusahaan telekomunikasi
ini unggul dalam bidangnya dan mempunyai peran terbaik di Indonesia.

2.3.3 Logo Perusahaan

Logobaru

PT

Telkom

Tbk,mencerminkan

brandpositioning

Life

Confident dimana keahlian dan dedikasiakan diberikan bagi semua pelanggan


untuk mendukung kehidupan mereka dimanapun mereka berada. Brand position
ingini didukung oleh serviceculture baru yaitu : expertise, empowering,
assured, progressive danheart. Sekilas logo bulat dengan siluet tangan terkesan
simpel. Logo ini merupakan cerminan dari brandvalue baruyang selanjutnya
disebut dengan LifeinTouch dan diperkuat dengan tagline baru yakni the world
is in your hand.

Gambar 2.1 Logo PT Telekomunikasi Indonesia

Untuk lebih mengenal logo ini, ada baiknya kita memaknai arti dari simbolsimbol tersebut.

Expertise : makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan
layanan

dalam

portofolio

bisnis

baru

Telkom

yaitu

TIMES

(Telecommunication, Information, Media & Edutainment, Services).


Empowering : makna dari tangan yang meraih ke luar. Simbol ini

mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi dari luar.


Assured : makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah

kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat.


Progressive : kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit

yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru.


Heart : simbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk
menggapai masa depan.

Selain simbol, warna-warna yang digunakan adalah :

Warna Merah melambangkan spirit Telkom yang selalu optimis dan berani

dalam mengadapi tantangan dan perubahan.


Warna Putih melambangkan spirit Telkom untuk memberikan yang terbaik

bagi bangsa.
Warna Hitam melambangkan kemauan keras.
Warna Abu-abu melambangkan teknologi.

2.4 Produk dan Layanan


2.4.1

IndiHome Fiber
Indonesia Digital Home atau disingkat Indihome, merupakan produk layanan
internet terbaru milik pt. Telkom indonesia yang diluncurkan sejak tahun 2015
bertepatan dengan dihentikannya layanan internet speedy oleh pt. Telkom
sebelumnya. Dengan slogan, "Saatnya beralih ke Fiber! Akses Internet Super
cepat dan Canggih", Indihome memberikan layanan baru berupa paket triple
play (3p) yang berisikan 3 paket sekaligus, yaitu:
1. Layanan Telepon Rumah Gratis Lokal dan Interlokal
Bila dihitung 1 bulan 30 hari, pelanggan dalam setiap harinya akan
memperoleh layanan bebas nelpon ke sesama telpon rumah selama 30
menit baik lokal maupun interlokal sebanyak 1000 menit nelpon.
2. Layanan Internet Indihome Fiber
Merupakan layanan internet berkecepatan tinggi menggunakan teknologi
Fiber Optik dari Telkom Indonesia yang memiliki keunggulan:
Lebih Cepat
Teknologi Kabel Fiber Optik mampu mentransfer data (Bandwidth)
hingga ratusan Mbps (jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan

kabel coax atau kabel tembaga(copper).


Lebih Stabil
Kecepatan Teknologi Fiber Optik jauh

lebih

stabil

bila

dibandingkan dengan kabel coax atau kabel tembaga(copper) pada

saat dilakukan sharing (sharing internet secara bersamaan)


Lebih Handal
Fiber Optik lebih Tahan terhadap kondisi cuaca apapun seperti
serangan petir dan gangguan dari elektromagnet dibandingkan

kabel coax ataupun kabel tembaga/copper.


3. Layananan UseeTV Cable
Merupakan paket tv kabel dengan layanan 90 channel lebih siaran TV baik
dari dalam negeri maupun luar negeri. Pengguna bisa mereplay/memutar
ulang acara favoritnya dalam 7 hari ke belakang. Anda juga bisa memutar
kembali acara tersebut.. Pengguna juga bisa mem-PAUSE(berhenti
sejenak) dan Me-REWIND(memutar kembali) siaran televisi yg menarik

10

untuk tidak dilewatkan tontonannya. Pelanggan Juga bisa merekam


tayangan menarik favoritnya jika ingin menjadi arsip digital home anda.
Dan berbagai fasilitas lainnya yang dihadirkan oleh Telkom Indonesia
untuk.
2.4.2

Seluler
1. Telkomsel
Telkomsel merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler dengan
teknologi GSM dan 3G. Melalui penawaran serangkaian produknya, seperti
kartuHALO, simPATI, dan Kartu As, Telkomsel menawarkan layanan
pascabayar dan prabayar. Para pelanggan dan pengguna Telkomsel
mendapatkan beragam fitur, aplikasi, dan layanan bernilai tambah (value
added service), termasuk SMS, WAP, GPRS, MMS, Wi-Fi, roaming
international, mobile banking, CSD, dan EDGE. Seluruh fitur layanan
tersebut didukung oleh jangkauan sinyal yang luas dan tarif yang
kompetitif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan komunikasi dan
multimedia. Telkomsel memiliki dua produk kartu prabayar yaitu:
SimPATI
Produk ini merupakan kartu prabayar pertama dan terpopuler di
Asia dan merupakan produk Telkomsel yang paling sukses.
Perbedaan dengan layanan prabayar operator lainnya adalah
simPATI memberikan jasa roaming internasional dan bebas
roaming nasional/ domestik. Keunggulan kompetitif lainnya dari
simPATI adalah fitur keamanannya (bebas dari penyadapan dan
penggandaan), kemudahan akses serta harga yang terjangkau.
Seluruh pelanggan simPATI akan mendapat nilai layanan yang
optimal dan berkesinambungan akan penggunaan kartu tersebut.

Kartu AS
Diluncurkan pada tahun 2004 dan produk ini merupakan kartu
prabayar yang murah dan terjangkau. Kartu AS dapat digunakan di
seluruh Indonesia dengan tarif percakapan yang kompetitif.

2.4.3

PT. Telekomunikasi Indonesia Internasional

11

TELIN atau PT. Telekomunikasi Indonesia Internasional adalah sebuah


perseroan tertutup yang yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. PT
Telekomunikasi Indonesia International didirikan pada tahun 1995 dan berbasis
di Jakarta, Indonesi. TELIN sebelumnya dikenal sebagai PT AriaWest
International dan berubah nama menjadi PT Telekomunikasi Indonesia
International pada Maret 2007. TELIN merupakan anak perusahaan dari
Telkom Indonesia, sebuah perusahaan telekomunikasi dan penyedia jairngan
milik negara. Selain di Indonesia, Perusahaan ini memiliki anak cabang yang
beroperasi di Singapura, Hong Kong, dan Malaysia.
1. Layanan
Telin melayani layanan operator internasional dan investasi di bisnis
telekomunikasi internasional serta berfungsi sebagai lengan bisnis Telkom
dalam mengelola dan mengembangkan lini bisnisnya di luar negeri. Saat
ini Telin memiliki 8 anak perusahaan yaitu Telin Singapore, Telin HongKong, Telin Timor-Leste dengan produk yang disebut Telkomcel, Telkom
Australia, Telin Malaysia, Telkom Macau, Telkom Taiwan, Telkom
Amerika Serikat, dan cabang di Myanmar. Telekomunikasi Indonesia
International, melalui anak perusahaannya, menyediakan komunikasi
informasi dan layanan jaringan internasional. Menawarkan layanan suara
dan menyediakan layanan data, termasuk bandwidth internasional, transit
IP global, data center, dan layanan CDN. Selain itu, ia beroperasi sebagai
kontak pusat penyedia jasa outsourcing di Malaysia.

12

2.5 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Infra


Operation Support Regional IV Semarang
Organisasi pada dasarnya bertujuan untuk mengkoordinir suatu kelompok atau
badan yang terdiri dari berbagai personilia serta mendayagunakan kemampuan
yang ada secara keseluruhan untuk diarahkan kepada tujuan tertentu.Selain itu
dapat menggambarkan suatu rangkaian atau proses yang harus dilalui dalam
perumusan tujuan. Pengambilan keputusan dan di lain pihak struktur ini
merupakan perincian kegiatan yang harus dikerjakan masing-masing pegawai
sesuai dengan bidang serta wewenangnya.
Adapun pentingnya pembagian tugas dalam suatu organisasi akan
mendatangkan keuntungan perusahaan yaitu :
a
b
c

Memperjelas antara tugas, wewenang, kewajiban dan tanggungjawab.


Menghindari terjadinya ketidakharmonisan dalam pelaksanaan.
Tugas spesialisasi penempatan tenaga kerja menurut keahlian yang dimiliki

tenaga kerja tersebut.


Memperlancar koordinasi antara unit dan perusahaan

2.6 Diagram Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia, Tbk Regional IV


Semarang

13

Berdasarkan diagram diatas, kami melaksanakan kerja praktek pada divisi


Infra Operation Support dengan Bapak Sunarjiono selaku Manager dan
Bapak Nurdin selaku pembimbing.

14

BAB III
DASAR TEORI
3.1 Fiber Optic
Serat optik (fiber optic) adalah suatu pemandu gelombang cahaya
(light wave guide) yang berupa suatu kabel tembus pandang (transparant),
yang mana pemampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu :
bagian tengah yang disebut Core dan bagian luar yang disebut
Cladding. Cladding pada serat optik membungkus atau mengelilingi
Core. Adapun bentuk pemampang dari core dapat bermacam-macang,
antara lain : pipih, segi tiga, segi empat, segi banyak atau berbentuk
lingkaran.

Gambar 3.1 Fiber Optic

Pada setiap

tabung tube dapat

berisi 6, 8 atau 12 serat optik yang berukuran sangat kecil, dimana


serat optik sendiri terdiri dari 3 bagian dasar, yaitu :
1. Inti (core)
2. Jaket (cladding)
3. Mantel (coating)

Gambar 2.2 Struktur Kabel Serat Optic

Berdasarkan Ilustrasi gambar diatas terlihat bahwa Struktur serat


optik terdiri coating, cladding, dan core. Struktur tersebut mamiliki
pengertian sebagai berikut:
15

1. Inti (Core)
Bagian yang paling utama dinamakan bagian inti (core),
dimana gelombang cahaya yang dikirimkan akan merambat dan
mempunyai indeks bias lebih besar dari lapis kedua. Inti (core)
terbuat dari bahan kaca (glass) yang berdiameter 2 m 50 m,
dalam hal ini tergantung dari jenis serat optiknya. Ukuran core juga
dapat mempengaruhi karakteristik serat optik tersebut.
2. Jaket (Cladding)
Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya
agar dapat merambat ke ujung lainnya. Dengan adanya cladding
ini cahaya dapat merambat dalam core serat optik. Cladding
terbuat dari bahan gelas dengan indeks bias yang lebih kecil dari
core.

Cladding

merupakan sekubung dari

cladding berkisar antara

core. Diameter

5 m 250 m. Hubungan indeks bias

antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan cahaya


pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis).

3. Mantel (Coating)
Coating merupakan bagian terluar dari suatu serat optik yang
terbuat dari bahan plastik yang berfungsi untuk melindungi serat
optik dari kerusakan, pada coating juga terdapat warna yang
membedakan urutan core.
Adapun gambar skema pemampang dari serat optik (fiber optic)
dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini :

16

Gambar 3.3 Skema Penampang Fiber Optic

Indeks bias bahan core harus lebih besar dari indeks bias bahan
cladding. Bahan core tidak harus terbuat dari bahan yang sejenis dengan
cladding, jadi serat optik (fiber optic) bisa terbuat dari selembar senar
transparant yang berfungsi sebagai core dengan cladding udara, sebuah
air sebagai core dan udara sebagai claddingnya, dan lain sebagainya.
Dalam bidang komunikasi optik, bahan serat optik (fiber
optic) dibuat dari bahan silica yang murni, baik sebagai core maupun
cladding. Untuk membedakan antara indeks bias core dan cladding,
bahan silica murni tersebut diberi campuran yang kadarnya berbeda
untuk core dan cladding. Bentuk pemampang kabel serat optik (fiber
optic) yang berbentuk lingkaran diameter standarnya adalah 125 mm
6
(10 meter) atau sekitar 1/8 mm.

17

Gambar 3.4 Diameter Cladding, Core/Clad Concentricity dan Fiber Curl

Gambar 3.5 Ukuran Serat Optik

Bentuk pemampang core serat optik (fiber optic) ada yang


berbentuk

ellips

dan adapula yang berbentuk lingkaran. Dalam

kehidupan seharihari kita mengenal adanya dua tipe dasar kabel serat
optik (fiber optic) yang digunakan dalam kebutuhan telekomunikasi,
kedua serat optik (fiber optik) tersebut dilihat dari ukuran diameter
core-nya, yaitu : mode tunggal (single mode/mono mode) dan mode
jamak (multi mode). Kedua kabel serat optik (fiber optic) tersebut
banyak sekali perbedaan- perbedaannya. Dimana kabel serat optik
(fiber optic) jenis single mode ini sangat atau lebih mahal harganya
bila dibandingkan dengan kabel serat optik (fiber optic) jenis multi
mode, tetapi kabel serat optik jenis single mode ini pengunaannya atau
fungsinya lebih efektif dibanding dengan jenis kabel serat optik (fiber
optic) multi mode. Apabila ditinjau dari distribusi indeks bias core,

18

kabel serat optik (fiber optic) dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : step
index dan graded index.

Tabel 3.1 Bit Rate dan Jarak Repeater pada Fiber Optic

Bit Rate
(Mbit/dt )
140

Jarak

Jarak

Repeater

Repeater

30Mode
Multi

50
Single

280

20

35

420

15

33

565

10

31

19

Kabel serat optik jenis single mode ini umumnya atau biasanya
digunakan pada tempat-tempat yang jaraknya sangat jauh atau biasanya
tempatnya sangat terpencil dimana sangat sulit dijangkau dengan alat-alat
atau media telekomunikasi dengan kata lain jangkauannya luas dan jauh.
Kabel-kabel ini didatangkan atau disusun dalam susunan dari jenis-jenis
yang berbeda-beda sesuai dengan jenis bahan-bahannya.
Pada umunnya yang mengunakan kabel serat optik (fiber optic)
akan mendapatkan kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi
dan banyak menberikan banyak manfaatnya dan mempunyai banyak peran
penting dan mempunyai sifat khusus.
Menurut ilmu optika geometri, setiap cahaya yang datang pada
suatu medium optis ke medium optis yang lain, pada bidang batas kedua
medium tersebut cahaya akan mengalami peristiwa pemantulan (cahaya
akan kembali masuk ke medium yang pertama) dan juga mengalami
peristiwa pembiasan (cahaya diteriskanb masuk ke dalam medium yang
kedua). Menurut prinsif Fermat, besarnya sudut pantul akan sama dengan
besarnya sudut datangnya cahaya tadi. Sedangkan menurut prinsip
Snellius, apabila sinar datang dari medium optis kurang rapat ke medium
optis lebih rapat, maka sinar tersebut akan dibiaskan cenderung mendekati
garis normal, jadi sudut datang akan lebih besar dari sudut bias dan
sebaliknya apabila sinar datang dari medium optis lebih rapat ke medium
optis kurang rapat, maka sinar akan dibiaskan cenderung menjauhi garis
normsl, sehingga sudut datang akan lebih kecil dari sudut bias.

20

Gambar 3.6 Pemantulan dan Pembiasan pada bidang batas antara dua medium optis

Dalam hal sinar datang dari medium optis lebih rapat ke medium
optis kurang rapat, apabila sudut datangnya semakin besar maka pada
suatu saat sudut biasnya akan sama dengan 900, dan mulai saat itu tidak
ada lagi sinar yang dibiaskan. Keadaan pemantulan semua sinar datang ini
disebut

dengan

pemantulan

sempurna

dan

sudut

datang

yang

menghasilkan sudut bias sebesar 900 disebut sudut kritis.


Untuk serat optik (fiber optic), indeks bias core lebih besar dari
indeks bias cladding. Sinar-sinar yang akan dipandu oleh serat optik (fiber
optic) harus dimasukan ke dalam core serat optik (fiber optic) melalui
ujungnya, dengan cara diusahakan sinar tersebut datang setegak lurus
mungkin terhadap pemampang core serat optik (fiber optic), agar sinar
tersebut masuk ke dalam core kemudian datang ke cladding dengan sudut
datang sebesar mungkin sehingga sinar tersebut datang dari core ke
cladding dengan sudut datang yang lebih besarv dari sudut kritisnya, yang
mana akan menghasilkan pemantulan sempurna pada bidang batas core
cladding. Sinar pantul ini akan berjalan menyeberangi core menuju
cladding yang ada diseberangnya dengan sudut datang yang relative sama
dengan sudut datang yang pertama tadi, yang mana besarnya lebih besar
dari sudut kritis.

21

Akibatnya sinar ini akan dipantulkan kembali masuk ke dalam


core, menyeberangi core, menuju cladding diseberangnya, dipantulkan lagi
demikian seterusnya sehingga sinar tersebut praktis tidak pernah ada yang
dibiaskan keluar dari serat optik (fiber optic), dan bisa dikatakan semua
cahaya yang dimasukan ke dalam serat optik (fiber optic) tersebut dari
ujung yang satu akan dikeluarkan lagi pada ujung yang lain tanpa ada yang
bocor.
Untuk serat optik (fiber optic) jenis step index, jalannya sinar
adalah patah-patah dan sedangkan untuk jenis grade index, jalannya sinar
adalah tidak patah-patah melainkan berbentuk garis lengkung.

Gam
bar 3.7 Skema Jalan Sinar dalam Fiber Optic (a). Step Indexed (b). Graded Indexed

22

Sistem serat optik (fiber optic) sama dengan sistem kawat tembaga
yang digantikan serat optiknya (fiber optic). Perbedaanya adalah dalam
serat optiknya (fiber optic) menggunakan getar cahaya untuk mengirimkan
atau menukar informasi melalui jalur fiber dan bukannya menggunakan
getar listik untuk mengirimkan informasi melalui jalur tembaga. Pada
komponen-komponen dalam rangkaian serat optik (fiber optic), pada
ujung sistem tersebut ada trasmitter (penggirim informasi). Ini adalah
tempat dari mana informasi berasal yang kemudian menjalar ke jalur serat
optik (fiber optic). Transmitter menerima informasi getaran elektronik
yang disandikan yang datang dari kawat tembaga. Informasi ini kemudian
di proses dan diterjemahkan ke dalam getaran yang disandikan secara
sama pula. Sebuah Light Emitting Diode (LED) atau Injection Laser
Diode (ILD) bisa dipakai untuk membangkitkan getaran cahaya. Dengan
menggunakan lensa, getaran cahaya tersebut disalurkan ke dalam alat jalur
serat optic (fiber optic) dimana mereka bertransmisi sendiri melalui jalur.
Pulsa cahaya bergerak dengan mudah melalui jalur serat optic
(fiber optic), karena adanya suatu hukum yang dikenal dengan sebagai
refleksi internal total. Hukum refleksi internal total ini menyatakan
bahwa bila sudut pengaruh melalui nilai kritis, cahaya tidak bisa keluar
dari kaca, akibatnya, cahaya memantul kembali ke dalam. Ketika hukum
ini diterapkan pada konstruksi untaian serat optic (fiber optic), pengiriman
informasi melalui jalur fiber dalam bentuk pulsa cahaya bisa terjadi.

23

Biasaanya ada lima unsur yang membentuk konstruksi untaian


serat optic (fiber optic) atau kabel inti optik, pembungkus optik, satu
bahan penyangga, satu bahan penguat dan pembungkus luar. Inti optik
adalah unsur pembawa cahaya di pusat serat optic (fiber optic). Biasannya
dibuat dari kombinasi silicia dan germania yang menggelilingi inti adalah
pembungkus optik yang terbuat dari silica murni. Kombinasi inilah yang
memungkinkan hukum refleksi internal total bisa terjadi . Perbedaan bahan
yang digunakan dalam pembuatan inti dan pembungkus menghasilkan
sesuatu kepermukaan luar refleksi yan gekstrim pada titik dimana mereka
terpadu. Pulsa cahaya yang memasuki inti fiber memantul ke inti atau
tempat perpaduan pembungkus lalu tertinggal di dalam inti saat mereka
bergerak menyusuri jalur. Yang mengitari pembungkus adalah bahan
penyangga yang berfungsi untuk membantu melindungi inti dan
pembungkus dari kerusakan.
Bahan penguat yang mengelilingi penyangga menjaga supaya
kabel tidak melar jika ditarik. Pembungkus luar ditambahkan untuk
perlindungan terhadap gesekan, pelarut dan bahan perusak lainnya. Begitu
pulsa cahaya mencapai tujuannya informasi akan disalurkan ke dalam
penerima optis. Fungsi pokok penerima optis adalah untuk mendeteksi
cahaya yang diterima yang menyertainya dan mengubahnya menjadi
sinyal dielektrik yang memuat informasi yang dikandung cahaya diujung
transmisi. Informasi dielektrik tersebut kemudian sudah siap untuk di
masukan ke dalam alat-alat komunikasi elektronik; seperti komputer,
telepon, atau pesawat televisi.

24

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Fiber Optic
Penggunaan serat optik (fiber optic) secara umum tidak ada sampai
tahun 1970 dapat saat Corning Glass Works dapat memproduksi serat
optik (fiber optic) dengan ketipisan 20 dB/km. Sudah diakui bahwa serat
optik (fiber optic) akan memungkinkan bagi transmisi telekomunikasi
hanya bila gelas bisa dibuat begitu murni sehingga ketipisannya mencapai
20 dB/km atau kurang dari itu. Ini berarti 1% cahaya akan tersisa setelah
menempuh 1 km. Ketipisan serat optik (fiber optic) saat ini berkisar dari
0,5 dB/km tergantung pada serat optik (fiber optic) yang dipakai. Batas
ketipisan berdasar pada aplikasi yang dimainkan.
Aplikasi komunikasi serat optik (fiber optic) telah dengan melaju
pesat, sejak pemasangan sistem serat optik (fiber optic) komersial pertama
1977. PT. Telekomunikasi Indonesia termasuk yang sudah memulai sejak
awal, mengganti sistem kawat tembaga mereka yang lama dengan jalur
serat optik (fiber optic). PT. Telkomunikasi Indonesia mengunakan serat
optik (fiber optic) diseluruh sistem mereka sebagai arsitektur tulang
punggung (backbone) dan sebagai sistem telekomunikasi telepon
hubungan jarak jauh antar kota. Dan pada September 2015, PT. Telkom
sudah memiliki jaringan backbone yang membentang dari Banda Aceh
hingga Jayapura. Selain itu, PT. Telkomunikasi Indonesia juga memiliki
layanan Indihome Triple Play berupa Internet, telepon dan TV kabel yang
juga sudah mulai mengintegrasikan serat optik (fiber optic) di dalam
sistem kabel mereka.
Jalur-jalur utama yang menghubungkan kantor-kantor pusat
kebanyakkan telah diganti dengan serat optik (fiber optic). Beberapa
provider telah mulai bereksperimen dengan serat optik (fiber optic) ke
pinggiran jalan menggunakan serat optik (fiber optic) / hibrida koaksial.
Hibrida semacam ini memungkinkan adanya intregasi serat optik (fiber
optic) dan koaksial dilokasi yang dekat. Lokasi ini, yang disebut Node,
akan menyediakan penerima optis yang mengubah implus-implus cahaya

25

ke sinyal elektronik. Sinyal tersebut kemudihan disalurkan ke rumahrumah pribadi melalui kabel koaksial.
Local Area Network (LAN) adalah group kolektif komputer, atau
sistem komputer, yang dihubungkan satu dengan yang lain yang
memungkinkan dijalankannya database atau perangkat lunak (software)
program bersama. Universitas, gedung perkantoraan dan pabrik industri,
cuma sebagian kecil saja diantara sekalian pengguna yang memanfaatkan
serat optik (fiber optic) dalam sistem LAN mereka.
Perusahaan-perusahaan listrik merupakan kelompok yang baru
muncul yang mulai memanfaatkan fiber optik dalam sistem komunikasi
mereka. Hampir semua pabrik, listik sudah memiliki sistem komunikasi
serat optik (fiber optic) yang digunakan untuk memonitor sistem jaringan
listriknya
4.2 Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optic
4.2.1 Kelebihan Serat Optik:
a. Mempunyai lebar pita frekuensi (bandwith yang lebar).
b. Redaman sangat rendah dibandingkan kabel terbuat dari
c.
d.
e.
f.
g.

tembaga
Kebal
terhadap
gangguan
gelombang electromagnet.
Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi
Ukuran dan berat fiber optic kecil dan ringan.
Tidak mengalirkan arus listrik
Sistem dapat diandalkan (20 30 tahun) dan mudah

pemeliharaannya.
h. Upgrading yang mudah
i. Regenerasi sinyal yang mudah
4.2.2

Kekurangan Serat Optik:


a. Konstruksi fiber optic lemah sehingga dalam pemakaiannya
diperlukan lapisan penguat sebagai proteksi.
b. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar
yang berlebihan.
c. Tidak dapat dialiri arus listrik sehingga dapat memberikan catuan
pada pemasangan repeater.
d. Konversi optic Elektrik
e. Instalasi khusus
f. Perbaikan yang lebih kompleks karena sifatnya lebih rapuh
26

g. Intensitas energy cahaya yang dipancarkan pada sinar infra merah


dan jika kena retina mata dapat merusak mata.
4.3 Jenis-Jenis Fiber Optic
Jenis Fiber Optic yang digunakan pada PT. Telkom Indonesia
adalah Single Mode dan Multi Mode. Kabel fiber optic jenis ini yang
paling banyak di pakai pada SDH di Metro Ethernet Telkom, sebagai kabel
jalur transport komunikasi antar wilayah pada hierarki telekomunikasi.
1. Single Mode
Untuk kabel fiber optic tipe transmisi single mode pada kabel fiber
optik memiliki signal tunggal yang ditransmisikan pada kabel fiber
optik. Dengan kabel fiber optic yang transmisi single mode, signal
dapat ditransmisikan dengan jarak yang lebih jauh, bisa sampai 70Km.
Pada kabel fiber optic singlemode, maksimum jarak transmisi
hanya sampai 20Km untuk kecepatan 1000MBps, dan pada kabel fiber
optic singlemode, maksimum jarak transmisi sampai 70Km untuk
kecepatan sampai 100MBps.

Gambar 4.1 Fiber Optic Single Mode

2. Multi Mode
Untuk kabel fiber optic yang transmisi multi mode pada kabel fiber
optic / optik / optics /optical fiber optic cable memiliki signal
berganda yang ditransmisikan pada kabel fiber optic / optik / optics
/optical fiber optic cable. Kabel fiber optic yang transmisi tipe multi
mode, banyak signal dapat ditransmisikan, namun jarak transmisi
tidak sejauh transmisi single mode. Pada kabel fiber optic multimode,
maksimum jarak transmisi hanya sampai 550Km untuk kecepatan

27

1000MBps, dan pada kabel fiber optic multimode, maksimum jarak


transmisi sampai 2Km untuk kecepatan 100MBps.

Gambar 4.2 Fiber Optic Multi Mode

4.4 Jenis-Jenis Konektor


Sejauh yang penulis pelajari, ada tiga jenis konektor yang sering
digunakan dalam sistem transmisi PT. Telekomunikasi Indonesia, yaitu:
1. SC (Subsciber Connector)
Konektor SC di gunakan untuk kabel fiber optic yang single mode,
konektor ini muda untuk di dapat karena memang banyak tersedia di
pasaran dan harganya juga tidak begitu mahal, konektor dengan sistem
cabut pasang ini juga simple, akurasinya juga baik bila di pasang ke
perangkat lain.

Gambar 4.3 Subscriber Connector

2. FC (Fiber Connector)
Konektor jenis ini di gunakan untuk kebal fiber optik yang singel
mode, biasanya di gunakan untuk backbone pada sebuah jaringan,
selain itu kebel ini mempunya akurasi yang dangat tinggi jika di
hubungkan dengan transmitter maupun reciever. Konektor ini ada
sistem drat ulirnya jadi posisi dapat di atur sehingga jika di pasangkan
kan dengan perangkat lain akurasi nya tidak akan mudah berubah.

28

Gambar 4.4 Fiber Connector

3. LC (Line Connector)
adalah jenis konektor fiber optik yang saat ini paling sering
digunakan untuk menghubungkan antar switch menggunakan SFP,
jenis konektor LC ini lebih dominan dengan 2 cabang yang terpisah
RX/TX, di gunakan juga untuk jenis kabel fiber optic singel dan multi
mode.

Gambar 4.5 Line Connector

4.5 Teknik Penyambungan Metode Mechanical Splicing


Teknik Penyambungan Metode Penyambungan Mechanical Pada
Serat Optik (Mechanical Splicing) adalah metode penyambungan yang
tidak secara permanen bergabung, hanya agar cahaya yang melewati serat
optic yang

putus bisa

berjalann

dengan

baik.

Serat

optic

digunakan untuk mengirimkan data dalam bidang Telekomunikasi dan


jaringan computer.
Mechanical Splicing cara

yang cepat

dan

efektif dalam

penyambungan serat optic sehingga informasi dapat lewat tanpa gangguan


antara satu serat optic dan serat optic lainnya. Ini adalah allternatif dari
fusion splicing, fusion splicing ini sangat rumit dan membutuhkan orang

29

orang yang terampil beda dengan mechanical splicing sangat mudah


dan orang awam langsung bisa menggunakan mechanical splicing.
Penyambungan ini
dilakukan
karena
beberapa sebab
diantaranya karena kabel serat optic mengalami kerusakan seperti karena
tercangkul (kabel bawah tanah), terkena tali layangan dan petir (kabel
udara) atau terkena jangkar (kabel bawah laut) dan alasan alasan lainnya
sehingga membutuhkan penyambungan kabel serat optic (splicing).
4.6 Hal Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Penyambungan
Mechanical Splicing
1. Sebelum melakukan splicing usahakan semua peralatan dan tangan kita
sebersih mungkin sebab adanya

kotoran

pada

serat

optik

dapat menyebabkan redaman pada serat.


2. Selalu letakan tangan dibelakang cutter ketika sedang melakuakan
pengupasan pelindung serat.
3. Jangan menginjak tube karena dapat merusak core yang ada
didalamnya sehingga bisa menyebabkan core pecah atau retak.
4. Letakan splicer pada mechanical splicer dengan lambang logo di
bagian atas
5. Perhatikan panjang fiber pada saat dimasukkan kedalam holder dengan
panjang sekitar 40mm
6. Jangan melebihi batas kuning pada saat memotong core dengan fiber
cleaver
7. Setelah

melakukan

pemotongan,

hasil

pemotongan

dimasukan kedalam wadah khusus agar core

tidak

langsung
masuk

kedalam kulit yang dikhawatirkan mengganggu kesehatan.


8. Cek posisi fiber saat memasukkan holder kedalam mechanical splicer
apakah masih ada yang bengkok atau tidak
9. Setelah melakukan penyambungan simpan alat-alat mechanical
splicer ditempat yang dingin dan kering agar tidak cepat berkarat.
4.7 Alat dan Bahan yang Digunakan
4.7.1 Perangkat khusus:
1. MS/ES Splice Tool (Mechanical Splicer)
2. Holder type FM-SECO-FH05/025M Sumber Listrik
3. Fiber Cleaver
4.7.2 Perangkat umum :
1. Pemotong kabel
30

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Besi penyangga kabel tambahan (closure)


Obeng
Tang
Penggaris
Lupsheat Cutter berfungsi untuk mengupas tube
Rotary pip berfungsi mengupas kulit terluar kabel (polyethelene)
Fiber Stripper berfungsi mengupas jaket (coating)
Separator berfungsi sebagai alat pemotong atau pemisah kabel
dengan penyangga yang ada pada kabel udara

4.7.3 Material yang digunakan:


1. Kain majun
2. Minyak pembersih gel
3. Tali pengikat kabel
4. Kabel serat optik
5. Spidol
4.8 Prosedur Penyambungan Kabel
4.8.1 Persiapan Kabel
1. Langkah pertama yang harus

dilakukan

adalah seperti

pada

gambar 5 mensetting mechanical splice dan splicernya. Dan harus


dalam keadaan bersih tidak ada kotoran didalamnya agar pada saat
penyambungan berhasil tersambung dengan sempurna.

Gambar 4.6 MS Splice Tool (Mechanical


Splicer)

2. Setelah mensetting mechanical splicernya lalu mensetting splicernya


dengan logo/lambang mengarah keatas. Dapat dilihat pada gambar 6.

31

Gambar 4.7 Splicer

3. Lalu pasangkan splicer pada mechanical splicer dan pastikan splicer


terpasang dengan baik dan benar tanpa ada gap diantaranya. Di bawah
ini adalah contoh pemasangan splicer yang baik dan salah. Pemsangan
fiber yang benar adalah tidak ada gap diantaranya dan pemasangan
splicer yang salah adalah ada gap diantara splicer dan mechanical
splicer. Tidak boleh ada gap antara splicer dan mechanical splicer agar
pada saat penyambungan fiber optic tersambung dengan sempurna.

Gambar 4.8 Pemasangan Splicer pada Mechanical


Splicer

4.8.2 Persiapkan Holder


1. Setelah kita mensetting alat mechanical splicernya lalu kita akan
mensetting

holder, dan sama dengan mechanical splicer dan

splicer holder juga harus dalam keadaan bersih untuk menghindari


kerusakan serat optic pada saat penyambungan.

2. Sesudah dipastikan bahwa holder sudah dalam keadaan bersih lalu


Gambar
4.9 Holder
masukan fiber ke dalam
holder
dengan panjang sekitar 40mm.

32

Gambar 4.10 Fiber dipasang ke holder dengan


panjang 40mm

3. Setelah memasukkan fiber sepanjang 40mm lalu tahan bagian depan


holder dan geser bagian merah pada holder atau disebut juga
dengan clamp. Posisi fiber harus lurus karena kalau tidak lurus
akan merusak serat dan penyambungan tidak akan terjadi dengan
sempurna.

Gambar 4.11 Penggeseran Holder

4. Lalu setelah pemasangan fiber kedalam holder telah sempurna


dan clamp telah di

geser kupas fiber bagian coating dengan

stripper. Dan pada saat mengupas dengan menggunakan stipper


yang ditahan adalah strippernya bukan holdernya. Jadi yang ditarik
adalah holder dan strpper ditahan. Bagian ini sering terjadi
kesalahan dengan tidak terkupasnya bagian coating pada fiber, hal
itu disebabkan karena stripper tidak dalam keadaan bersih. Maka
dari itu stripper juga harus di bersihkan agar penyambungan
berjalan dengan lancar. Apabila

stripper

dapat

mengupasnya

dengan lancar bagian coating akan terbuang sebanyak kurang lebih


0.25mm. setelah dikupas bersihkan bagian core yang sudah terbuka
dengan tisu yang sudah dikasih sedikit alcohol sebanyak 2-3 kali
lalu bersihkan memakai tisu bersih. Hal ini sangat penting karena

33

apabila

ada

kotoran

sedikit

saja

pada

core

maka

akan

mempengaruhi kualitas redaman pada saluran.

Gambar 4.12 Pemotongan Coating dengan Stripper

4.8.3

Proses Penyambungan Serat


1. Setelah mengkupas fiber dengan sempurna dan keadaan core
sudah bersih lalu masukkan holder ke fiber cleaver untuk
memotong bagian core.

Gambar 4.13 Fiber Cleaver

2. Hal ini juga harus sangat diperhatikan, tidak boleh ada gaps atau
celah antar holder dan fiber cleaver dimana
harus pas

pada

posisi

coating

ujung bagian kuning tidak boleh lebih dan

tidak boleh kurang harus pas.

Gambar 4.14 Pemotongan coat

3. Pada gambar dibawah ini adalah hasil pemotongan core


dengan fiber cleaver secara sempurna. Dimana core

dengan

panjang kurang lebih 10mm dan panjang total fiber 25mm.


34

4.8.4

Setting Holder dan Mechanical Splicer


1. Setelah Pemotongan Fiber telah Sempurna lalu masukan holder
ke alat mechanical splicer. Hal ini harus sangat di perhatikan
dimana panjang core dan panjang coating harus pas sebelum
dimasukkan ke dalam splicer agar tidak bengkok saat
dimasukkan ke dalam splicer. Gambarnya

Gambar 4.15 Pemasangan Holder ke Mechanical Splicing

2. Lalu geser holder kearah kiri agar core pada fiber masuk
kedalam splicer.
3. Dan setelah pemasangan holder secara sempurna lalu tekan
holder lock yang sudah ditandai dengan bulatan merah pada
gambar

dibawah agar holder tidak bergerak pada saar

penyambungan dilakukan.

4.

Setelah 1 Holder
telah
dengan baik lalu pasangkan
Gambar
4.16 terpasang
Penguncian Holder
holder yang satu lagi kedalam mechanical splicer, dan pada
tahap ini sering terjadi tidak pas saat memasukkan fiber ke dalam
splicer yang terlihat sepeti gambar di bawah. Apabila terjadi
seperti demikian maka tinggal di tekan saja fibernya sampai
lurus kembali.

35

Gambar 4.17 Penggeseran Holder ke Splicer

5. Sama seperti kejadian diatas apabila sudah menekan fiber


agar lurus pasti fiber yang sudah dimasukkan sebelumnya akan
bengkok kembali seperti gambar di bawah, dan caranya sama
dengan cara diatas yaitu dengan menekan kembali fiber
dengan tetap menahan fiber dibagian yang tadi sudak ditekan
sebelumnya
6.

Dan gambar dibawah ini adalah pemasangan fiber kedalam


splicer secara sempurna tanpa ada peak (bengkok) pada fiber.
Apabila bila fiber tidak mau seimbang seperti gambar dibawah
maka anda harus mengulang dari tahap setting holder.
Berarti

anda

tidak

pas saat memasang fiber pada holder

ataupun pada memotong bagian coatingnya. Dan splicer hanya


bisa dipakai 1 kali apabila ada kesalahan maka anda harus
menggunakan splicer yang baru. Jadi langkah-langkah yang
tadi harus diperhatikan benar-benar agar penyambungan berjalan
dengan sempurna.

Gambar 4.18 Holder sudah terpasang dengan benar pada Mechanical

4.8.5

Proses Penyambungan Fiber Splicer


1. Lalu proses yang terakhir adalah Proses Penyambungan Fiber
secara Mechanic (Mechanical

Fusion),

caranya

sangat

mudah apabila sudah mengikuti langkah-langkah yang sudah

36

dituliskan diatas. Hanya dengan menekan bagian nomor 2


(warna kuning) dan mechanical fusion selesai. Penyambungan
fiber sudah terjadi saat menekan bagian kuning.

2. Lalu

Gambar 4.19 Penyambungan Serat Optic secara


Mekanik

dengan

menggeser clamp pada holder agar splicer dapat di lepas dari


mechanical splicernya.
3. Lalu tahap terakhir adalah mencabut kembali holder dari
mechanical splicernya.
4.9 Teknik Penyambungan Metode Fusion Splicing
Metode Penyambungan Fusi (Fusion

splicing)

adalah

penyambungan serat optik yang dilakukan dengan cara melakukan


pemanasan pada ujung sambungan dan menggunakan lelehannya sebagai
perekatnya sehingga terbentuk suatu sambungan kontinu. Teknik
Penyambungan Serat Optik Dengan Metode Penyambungan Fusi (Fusion
splicing) merupakan suatu teknik penyambungan serat optik untuk
menyambung dua fiber secara permanen dan rugi-rugi penyambungan
yang didapat pun kecil karena penyambungan menggunakan suatu alat
yaitu fusion splicer. Proses ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan
menggunakan konektor maupun teknik mekanik, karena redaman yang
dihasilkan bisa sampai 0 dB. Sedangkan bila menggunakan konektor
masih menimbulkan redaman meskipun proses penyambungannya
dilakukan dengan baik. Sedangkan penyambungan teknik mekanik sifat

37

nya hanyasemi permanen dan besar redaman yang dihasilkan bersifat


sedang.
4.10

Hal

Hal

yang

Perlu

Diperhatikan

Dalam Proses

Penyambungan Fusion Splicing


1. Sebelum melakukan splicing usahakan semua peralatan dan tangan
kita sebersih mungkin sebab adanya kotoran pada serat optik dapat
menyebabkan redaman pada serat.
2. Jangan menginjak tube karena dapat merusak core yang ada
didalamnya sehingga bisa menyebabkan core pecah atau retak.
3. Jangan menggulung core dengan ukuran diameter yang kecil karena
bisa membuat core patah.
4. Setelah melakukan pemotongan,

hasil

pemotongan

langsung

dimasukan kedalam wadah khusus agar core tidak masuk kedalam


kulit yang dikhawatirkan mengganggu kesehatan.
5. Selalu perhatikan perlindungan pada kaset agar air tidak bisa masuk
kedalam kaset yang dapat merusak serat optic
6. Ikuti prosedur dan langkah-langkah yang ada.
7.
4.11
Peralatan yang digunakan untuk Fusion Splicing:

Gambar 4.20 Fusion Splicing Tools

Keterangan :
1. Optikal Fiber Fusion Splicer
2. Alkohol
3. Tang
4. Fiber Striper
5. Pigtail
6. Protection Sleeve (pelindung sambungan)
38

7. Fiber Cleaver
8. Power Meter
4.12 Proses Fusion Splicing
Untuk proses fusion splicing (penyambungan kabel), dapat dilihat pada
langkah langkah berikut :
1. Pertama siapkan pigtail dan kabel dropwire yang akan di sambung.

Gambar 4.21 Persiapan sebelum Penyambungan

2. Pemasangan

protection

sleeve

(pelindung

sambungan),

melindungi sambungan.

Gambar 4.22 Pemasangan Protection Sleeve

3. Pengupasan coating dan cladding

Gambar 4.23 Pengupasan Coating dan Cladding

4. Pembersihan core fiber optik, menggunakan alcohol dan tissue

Gambar 4.24 Pembersihan Core dengan Alcohol

39

untuk

5. Letakkan kedua kabel yang akan disambung pada fusion splicing,


kemudian tekan set untuk menutup.

Gambar 4.25 Proses Penyambungan

6. Dan tunggu sampai proses penyambungan selesai.


7. Pemanasan

protection

sleeve

(pelindung

sambungan),

letakkan

protection sleve di tengah sambungan. Kemudian tekan heat untuk


membuka tutup heater. Dan letakkan diatas heater.
8.

Gambar 4.26 Pemanasan Protection Sleeve

9. Dalam prosesnya, sleeve akan dilelehkan agar kedua kabel dapat


tersambung secara permanen.
10. Setelah proses selesai, buka penutup nya dan kabel optik telah selesai
disambungkan.

40

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari materi yang di dapat
selama menjalani kerja praktek, antara lain:
1. Serat optik (fiber optic) adalah suatu pemandu gelombang cahaya (light
wave guide) yang berupa suatu kabel tembus pandang (transparant), yang
mana pemampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu : bagian
tengah yang disebut Core dan bagian luar yang disebut Cladding.
Cladding pada serat optik membungkus atau mengelilingi Core. Adapun
bentuk pemampang dari core dapat bermacam-macang, antara lain : pipih,
segi tiga, segi empat, segi banyak atau berbentuk lingkaran.
2. Ada dua tipe dasar kabel serat optik (fiber optic) yang digunakan dalam
kebutuhan telekomunikasi, kedua serat optik (fiber optik) tersebut dilihat
dari ukuran diameter core- nya, yaitu : mode tunggal (single mode/mono
mode) dan mode jamak (multi mode). Apabila ditinjau dari distribusi
indeks bias core, kabel serat optik (fiber optic) dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu : step index dan graded index.
3. Sistem serat optik (fiber optic) sama dengan sistem kawat tembaga yang
digantikan serat optiknya (fiber optic). Perbedaanya adalah dalam serat
optiknya (fiber optic) menggunakan getar cahaya untuk mengirimkan atau
menukar informasi melalui jalur fiber dan bukannya menggunakan getar
listik untuk mengirimkan informasi melalui jalur tembaga. Pada
komponen-komponen dalam rangkaian serat optik (fiber optic), pada
ujung sistem tersebut ada trasmitter (penggirim informasi). Ini adalah
tempat dari mana informasi berasal yang kemudian menjalar ke jalur serat
optik (fiber optic). Transmitter menerima informasi getaran elektronik
yang disandikan yang datang dari kawat tembaga. Informasi ini kemudian
diproses dan diterjemahkan ke dalam getaran yang disandikan secara sama
pula. Sebuah Light Emitting Diode (LED) atau Injection Laser Diode
(ILD) bisa dipakai untuk membangkitkan getaran cahaya. Dengan

41

menggunakan lensa, getaran cahaya tersebut disalurkan ke dalam alat jalur


serat optik (fiber optic) dimana mereka bertransmisi sendiri melalui jalur.
Pulsa cahaya bergerak dengan mudah melalui jalur serat optik (fiber
optic), karena adanya suatu hukum yang dikenal dengan sebagai refleksi
internal total. Hukum refleksi internal total ini menyatakan bahwa bila
sudut pengaruh melalui nilai kritis, cahaya tidak bisa keluar dari kaca,
akibatnya, cahaya memantul kembali ke dalam. Ketika hukum ini
diterapkan pada konstruksi untaian serat optik (fiber optic), pengiriman
informasi melalui jalur fiber dalam bentuk pulsa cahaya bisa terjadi
4. Peralatan utama dalam mechanical splicing adalah MS/ES Splice Tool
(mechanical splicer) berfungsi menyambungkan kedua serat optik Holder
berfungsi menahan serat optic yang akan di sambungkan, Fiber
Stripper untuk mengupas coating, dan Fiber Cleaver untuk memotong
serat optik.
5. Untuk mendapatkan kualitas

penyambungan

yang bagus harus

menggunakan kabel yang sesuai spesifikasi, alat sambung (Splicer) yang


baik dan lingkungan Core yang bersih.
6. Sumber cahaya yang biasa digunakan dalam Serat Optik adalah LD
(Laser Diode) dan LED (Light Emithing Diode).
7. Peralatan utama dalam fusion splicing adalah fiber stripper untuk
mengupas coating, fiber cleaver untuk memotong serat optik, splicing
machine untuk mengecek potongan serat optik, dan fusion splacer untuk
melebur serat optik agar tersambung.
5.2 Saran
1. Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar dan memiliki nama
yang besar pula, sudah sepatutnya dari pihak komunikasi cepat dalam
memberi respon ketika di tanya mengenai suatu hal dalam Kerja Praktek.
2. Pencapaian target yang diharapkan sebaiknya disampaikan di awal
sehingga mahasiswa dapat mengatur waktu untuk mengerjakan tugas yang
diberikan.
3. PT. Telkom sebagai pengelola jasa telekomunikasi dalam negeri dituntut
untuk dapat memberikan respon sebagai bentuk sumbangsih dalam peran

42

sertanya pada proses pembangunan dengan memberikan pelayanan yang


terbaik guna mencapai kepuasan masyarakat.

43

DAFTAR PUSTAKA
1. Laudon , Jane P. 2002. Management Information System.7th Edition.
Prentice Hall, Inc. New Jersey.
2. Suroso, Ir, M.Si. Fiber Optik.
3. Anonim. 2004. Modul Pelatihan Dasar Alat Ukur dan Penyambungan. PT
Telekomunikasi Indonesia.
4. Anonim.2007. Modul Jaringan Akses dan Jaringan Transport.Jurusan
Teknik Elektro STT Telkom.
5. Anonim.2007. Modul Penerapan Sistem Transmisi Serat Optik (SKSO).
Jurusan Teknik Elektro STT Telkom.
6. AlieF, Ridwan. 2012. Penyambungan Kabel Fiber Optic.
http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wpcontent/uploads/2012/05/L2F009118_MKP. Pdf. Diunduh tangaal 20
Februari 2016.
7. Badiem. 2008. Sistem Komunikasi Serat Optic.

http://badien.wordpress.com/2008/08/16/dasar-sistem-komunikasi-seratoptik/. Diakses tanggal 20 Februari 2016.

44

Anda mungkin juga menyukai