Anda di halaman 1dari 2

KAJIAN PROYEK LRT JABODEBEK

oleh : M Tsalits A Fuadi

Sebagaimana telah kita ketahui bersama salah satu proyek besar yang saat ini sedang
berlangsung, bahkan sudah hampir selesai adalah proyek LRT di Indonesia.
Mungkin pertanyaan pertama yang akan muncul adalah apa itu LRT? Jadi, LRT adalah
kependekan dari Light Rail Transit. Yaitu sebuah kereta api ringan yang digerakan dengan tenaga
listrik. Atau jika dicocokan dengan bahasa Indonesia, LRT kerap disebut dengan Lintas Rel
Terpadu. Lalu apa bedanya dengan MRT atau KRL ? kita tidak akan banyak membahas tentang
ini, karena itu penjelasan singkat dari perbedaannya adalah letak nya. LRT biasanya memiliki
lintasan elevated , sedangkan MRT biasanya terletak underground dan KRL terletak diatas
permukaan tanah biasa, sering disebut commuter line.
Ada 3 proyek LRT di Indonesia pada saat ini, yang dibagi berdasarkan wilayah proyek tersebut.
Ada proyek LRT Jakarta yang dikerjakan oleh PT. WIKA Karya, proyek LRT Jabodek oleh PT.
Adhi Karya, dan juga proyek LRT Sumatera selatan (Palembang) yang digarap oleh PT. Waskita
Karya.
Kali ini kita akan membahas tentang LRT Jabodek yang digarap oleh PT. Adhi Karya.
Struktur dan teknologi yang digunakan dalam proyek ini cukup unik dan menarik untuk dibahas.
Adapaun susunan struktur dari proyek LRT Jabodek ini adalah
1. Borpile/Spunpile
Proyek ini menggunakan 2 jenis pondasi dalam, yaitu borpile dan spunpile. Hal ini
disesuaikan dengan kondisi masing-masing titik dilapangan, karena proyek ini mencakup
wilayah kota Jakarta, bogor, depok, bekasi.

2. Setelah pondasi, susunan berikutnya adalah pile cap.


Hal ini seperti pada konstruksi pada umumnya, karena proyek LRT merupakan konstruksi
dengan struktur multi-pile.

3. Kolom.
Ukuran kolom yang digunakan dalam proyek ini pun beragam, disesuaikan dengan letak
tiap titik, karena proyek ini melintasi berbagai macam fasilitas publik salah satunya jalan
raya dan jalan tol.

4. Pier Head.
Apa itu pier head? Pier head biasa juga disebut dengan kepala pilar (dapat berupa dinding,
kolom, atau portal). Fungsi dari pier head sendiri adalah sebagai penyangga beban-beban
yang bekerja pada bangunan atas, lalu menyalurkan ke kolom dan pondasi.
Dalam proyek LRT Jabodek ini, pelaksanaan pembuatan pier head dilakukan dalam 3
tahap, yaitu bekisting, pembesian, dan pengecoran. Pengecoran sendiri dilakukan dalam 2
tahap, yaitu bagian bawah pier dan bagian atas pier. Konstruksi pier pada proyek ini
dilakukan dengan sistem precast.

Adapun salah satu dalam proyek ini PT. Adhi Karya memilih untuk menggunakan
“Portal Pier Head”. Ini adalah sistem penahan beban dengan 2 kolom pada ujung kedua
sisi sehingga menyerupai sebuah portal.

Dalam proyek ini juga dijumpai pier head eksintris, yaitu pier head yang bentuk posisi
nya TIDAK SIMETRIS dengan kolom. Wow keren ya.

Di proyek ini juga ada pier head extended loh, yaitu pier head yang memilik ukuran tidak
sama dengan pierhead yang lain, karena diberikan penambahan lebar dan panjang. Hal ini
dilakukan karena dalam pemasangan girder terhalang oleh bangunan yang ada
disekitarnya.

5. Girder
Jenis girder yang digunakan dalam proyek ini adalan “U-Shaped Girder”. U-shaped
girder yg digunakan pun memiliki beberapa keunikan teknologi, seperti salah satu
komponen nya yaitu LRB atau “Lead Rubber Bearing”. Uniknya, LRB memiliki sistem
”seismic isolating bearing” yang akan meredam energi saat terjadi gempa.

Salah satu keunikan lain dari U-shaped girder yang digunakan adalah terdapat
“sound barrier” pada permukaan bagian dalam yang memungkin untuk meredam suara
kebisingan kereta LRT pada saat melintas. Hebatnya, sistem ini dapat mengurangi
kebisingan hingga mencapai kurang lebih 15 decibles.

6. Bagian terakhir adalah rel lintasan kereta.


Satu rel memiliki panjang hingga 25 meter. Dan proyek LRT Jabodek ini menggunakan
jenis rel “balastless track” atau lintasan rel tanpa batuan kecil-kecil (ballast).

Sumber kajian : official instagram account of PT. Adhi Karya ( @adhikaryaid )

Anda mungkin juga menyukai