Memiliki Memiliki
penghalang Aspek estetika
kebisingan
Pandangan Umum
Produksi U-Shaped Girder
GUDANG
FABRIKASI BESI
SITE OFFICE
BATCHING PLANT
AKSES MASUK
TENAGA KERJA
STOCK MATERIAL
Lokasi :
Desa Kadumanggu, Kecamatan Babakan Madang
Sentul – Bogor
Luas Area 6,5 Ha
Flow Produksi
Setting, Cleaning, and
Mould Oiling
Install Rebar
Handling to Stock Yard
Warehouse 2
Power House
Laborat
Ware House 1
Rebar Fabrication
Site Office
Cutting & Bending
Batching Plant
Tercapainya Kapasitas Maksimum Produksi dan Delivery
Produksi
Delivery
Produksi U-Shaped Girder
Fabrikasi
•Fabrikasi dilakukan direbar cage
•Fabrikasi dilakukan diluar cycle time
produksi
Block Stressing
•Membuat tambahan shaf
pengaku pada block hidup
Produksi U-Shaped Girder
Kementerian
Perhubungan
(DJKA)
Konsultan
Pengawas Tim Proyek
(OCG JOPRIS)
MANAGER DIVISI/OPERASI
QUALITY ASSURANCE
QUALITY CONTROL
HSE SUPERVISOR
HSE SUPERVISOR
A D
PROJECT CONSTRUCTION
PROJECT ENGINEERING MANAGER
PROJECT PRODUCTION
MANAGER MANAGER
KETERANGAN: BIM MODELLER
SUPERVISOR
SUPERVISOR
1. Untuk proyek kategori KECIL/SEDANG; fungsi jabatan B dan C dapat digabung ACAD DRAFT ER
SURVEY OR
SUPERVISOR
CONST RUCTION ENGINEER
dalam jabatan A. B O/M PERALAT AN
SCHEDULLER
3. Jabatan Project Construction Manager (D) disesuaikan zone/scope pekerjaan
ADM. KONT .+REPORTING+DMS
C
4. Staff di bawah L.3P (L.4P dan L.5P) disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat PROJECT PROCUREMENT MANAGER
EXPEDIT OR OFFICER
5. Jumlah ideal s/d L.3P = 25 - 43 orang, disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
PERALAT AN
6. Cluster Jabatan, sesuai konversi Sales per Tahun: PM-B/C PROJECT FINANCE MANAGER
KEUANGAN PROY EK
WBS disusun berdasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan
spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola struktur dan hierarki tertentu
menjadi item-item pekerjaan yang cukup terperinci.
Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top-down secara hierarki, menerangkan komponen-
komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan dengannya.
• Memberikan dasar untuk mengestimasi, mengalokasikan sumber daya, menyusun jadwal, dan menghitung biaya
• Mendorong untuk mempertimbangkan secara lebih serius sebelum membangun suatu proyek.
Setelah WBS berhasil disusun dan perkiraan lama waktu pelaksanaan telah dihitung, selanjutnya dilakukan penyusunan
jadwal kerja.
WORK BREAKDOWN STRUCTURE ( WBS )
PROYEK LRT LINTAS PELAYANAN 2.2 KUNINGAN - DUKUH ATAS
MAIN LINE
Desain
Konsultan
Perencana
Pekerjaan
Persiapan
1.Soil Test 1.Galian Tanah 1.On Site Alat 1.On Site Alat 1.Install Rel 1.Erection 1.Erection 1.Rigid
1.Pembesian
2.Borepile 2.Potong Berat Berat 2.Bekisting HandRailing Noise Barier Pavement
2.Instal PT. Bar
3.Pembesian Borepile 2.Erection Pier 2.Erection 3.Cor 2.Install 2.Install 2.Saluran
3.Bekisting
4.Pengecoran 3.Perapian Head Precast U-Shaped Trackwork Handrailing Noise Barier U-Ditch
4.Pengecoran
5.Gali sampai Tanah Galian 3.Stressing PH Girder Precast 3.Grouting 3.Grouting 3.Cansteen
5.Curing
Beton Bagus 4.LC (Land 3.Install LRB Base plate Noise Barier 4.Pedestrian
6.Timbun tanah
6.Potong Concrete) & pemadatan 4.Install Pipa 5.Sumur
Borepile 5.Pembesian Air Hujan Resapan
7.Loading Test 6.Bekisting Noted :
7.Thermocouple *Consctruction
8.Pengecoran Joint*
9.Curing
WORK BREAKDOWN STRUCTURE ( WBS )
PROYEK LRT LINTAS PELAYANAN 2.2 KUNINGAN - DUKUH ATAS
STASIUN
Desain
Konsultan
Perencana
Pekerjaan
Persiapan
1.Soil Test 1.Galian Tanah 1.Pembesian 1.Pembesian 1.Pembesian 1.On Site Alat 1.Install Rel 1.Rigid
1.On Site Alat
2.Borepile 2.Potong 2.Instal PT Bar 2.Instal PT. Bar 2.Instal PT. Bar Berat 2.Bekisting Pavement
Berat
3.Pembesian Borepile 3.Bekisting 3.Bekisting 3.Bekisting 2.Erection 3.Cor 2.Saluran
2.Erection Pier
4.Pengecoran 3.Perapian 4.Pengecoran 4.Pengecoran 4.Pengecoran U-Shaped Trackwork U-Ditch
Head Precast
5.Gali sampai Tanah Galian 5.Curing 5.Curing 5.Curing Girder Precast 3.Cansteen
3.Stressing PH
Beton Bagus 4.LC (Land 6.Timbun tanah 3.Install LRB 4.Pedestrian
4.Erection PCIG
6.Potong Concrete) & pemadatan 4.Install Pipa 5.Sumur
5.Instal bondex
Borepile 5.Pembesian Air Hujan Resapan
6.Pembesian
7.Loading Test 6.Bekisting Noted : Concourse
7.Thermocouple *Consctruction 7.Bekisting
8.Pengecoran Joint* Tepian
9.Curing 8.Pengecoran
Concourse
Schedule Produksi
Praktek di Proyek schedule static dengan Gantt-Chart dan S-Curve di buat di awal, namun pada saat
pelaksanaan yang di gunakan sebagai pengendalian hanyalag S-Curve dan Gantt Chart tidak di lakukan
tracking bahkan saat sudah terjadi addendum, di mana dalam pelaksanaannya Schedule mengkuti Sales,
bukan Sales mengikuti Schedule. Karena di LRT ini schedule sifatnya dinamis sehingga yang di lakukan adalah
dengan yang kita sebut MONEV (Monitoring Evaluasi) dalam harian, mingguan, bulanan, dan tri wulan.
MONEV (Monitoring Evaluasi)
MONEV HARIAN, MONEV MINGGUAN, MONEV BULANAN, MONEV TRI WULAN
PROGRES MAINLINE
MONEV
PROGRES STASIUN
MONEV
Metode Kerja
PENGERTIAN METODE
PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PEKERJAAN DOMINAN TERHADAP BIAYA
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Konstruksi adalah Metode Pekerjaan dominan terhadap biaya adalah
yang dibuat dengan cara teknis yang menggambarkan penguasaan pekerjaan-pekerjaan yang memiliki bobot biaya
penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir paling besar dalam suatu proyek. Pekerjaan-
yang meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama dan uraian cara pekerjaan ini penting dikelompokkan karena resiko
kerja dari masing-masing jenis kegiatan pekerjaan utama yang yang terjadi pada pekerjaan ini akan memberikan
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, serta bagaimana dampak yang sangat signifikan terhadap
tahapan dalam metode pelaksanaan pekerjaan harus relevan pelaksanaan kegiatan. Analisis yang dilakukan
antara metode pelaksanaan pekerjaan dengan jadwal/jangka waktu terhadap pekerjaan dominan ini adalah kaitannya
pelaksanaan pekerjaan dan analisa teknis satuan pekerjaan. dengan resiko biaya, resiko pengendalian mutu serta
resiko safety.
Dalam menyusun metode pelaksanaan pekerjaan untuk proyek
konstruksi sebaiknya sesuai dengan persyaratan dalam dokumen PENENTUAN PEKERJAAN DOMINAN TERHADAP BIAYA
dimana Metode pelaksanaan pekerjaan yang dibuat harus
memenuhi persyaratan substantif yang ditetapkan dalam dokumen Metode yang dilakukan untuk menentukan pekerjaan
pemilihan dan menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian dominan terhadap biaya adalah dengan melakukan analisis
pekerjaan seperti disebutkan diatas diantaranya : pareto biaya. Dalam analisis ini pekerjaan akan diurutkan
Tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai akhir secara garis berdasarkan bobot biaya yang paling besar. Setelahnya
besar dan uraian/carakerja dari masing-masing jenis pekerjaan ditentukan akumulasi persentase bobot biaya untuk
utama; mendapatkan pekerjaan-pekerjaan yang memiliki akumulai
Kesesuaian antara metode kerja dengan peralatan utama yang di persentase bobot hingga 80%. Pekerjaan-pekerjaan itulah
tawarkan/diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; yang dikategorikan sebagai pekerjaan dominan.
Kesesuaian antara metode kerja dengan spesifikasi / volume
pekerjaan yang disyaratkan.
Penentuan Pekerjaan Dominan
Diagram Pekerjaan Dominan
DIAGRAM PARETO
98.3% 99.5%
100.0%
99.0%
100.00% 95.5% 97.5%
90.5%
90.00% 85.5%
79.5%
80.00% 71.5%
70.00% 63.5%
60.00%
50.5%
50.00%
37.0%
40.00%
30.00%
19.00%
19.0%
18.00%
20.00% 13.50% 13.00%
8.00% 8.00% 6.00%
10.00% 5.00% 5.00%
2.00% 0.80% 0.70% 0.50% 0.50%
0.00%
Bobot Kumulatif
Penentuan Pekerjaan Dominan
PENENTUAN PEKERJAAN DOMINAN PEKERJAAN DOMINAN DAN KRITIS
TERHADAP WAKTU
Pekerjaan yang termasuk kategori
Selanjutnya setelah dilakukan pengecekan pekerjaan dominan dan kritis:
terhadap jadwal pekerjaan, dari 8 • Pekerjaan Pondasi
pekerjaan dominan tersebut 3 diantaranya • Pekerjaan Pilecap
berada pada lintasan kritis (termasuk • Pekerjaan Pier
pekerjaan kritis), yaitu: Pekerjaan yang termasuk kategori
• Pekerjaan Pondasi pekerjaan dominan :
• Pekerjaan Pilecap • Pemagaran Area Proyek
• Pekerjaan Pier • Pekerjaan Pembongkaran Utilitas
Dari pekerjaan kritis ini nanti dapat pula • Pengadaan Pier Head Precast
dianalisis resikonya terhadap waktu • Pengadaan U-Shaped Girder
pelaksanaan proyek. • Pengadaan LRB
Metode Kerja Borepile
Wet Drilling (RCD System)
Untuk mengeluarkan tanah dari lubang bor menggunakan media air (suction)
Diameter Pile Relatif Besar / Large Diameter 1000 – 2500 mm
Tiang Bor Cukup Dalam / Depth of bore hole > 50 m
Soil type, Kohesive Soil, Granular Soil, Rock
Dimensi alat kompak, p (8,81 m) x l (2,95 m) x t (9,79 m)
Berat alat 28 Ton
PERSIAPAN LAHAN
1. Lahan kerja untuk pekerjaan bored pile harus di ratakan dan di padatkan
sehingga mampu sebagai pijakan alat berat, selain itu di pastikan bebas dari
TAHAPAN PELAKSANAAN utilitas (listrik, Telepon, Gas, PAM, FO, dll)
• Persiapan Lahan 2. Elevasi muka tanah minimal sama dengan elevasi top of reinforcement tiang
• Setting Point bor
• Pemasangan temporary casing 3. Pembobokan beton pada permukaan jalan yang terkena titik bor (by ADHI)
• Tahapan pengeboran 4. Penggalian kolam / bak sirkulasi dengan menggunakan excavator, rencana
• Tahapan pemasangan keranjang besi lokasi di bekas median jalan.
• Tahapan pemasangan pipa tremi 5. Informasi alat berat yg akan di gunakan mempunyai berat sebagai berikut :
i. RCD 28 Ton
• Tahapan pembetonan
ii. Service Crane 35 – 50 Ton
• Finishing iii. Excavator PC 200 25 Ton
1
3
4
2
Metode Kerja
Borepile
6
5
Metode Kerja
Borepile
Metode Erection U-Shaped Girder
Persiapan Lahan
Rigging Plan
Dimensi
Side View
Multiaxle
Spesifikasi Multiaxle Beban Gandar
DIMENSI MULTIAXLE KONDISI ANGKUT/ISI
30 m
10,88 m 12 m 15 m 12 m
A B C 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 14 15 16
AXLE LINE
NO PART OF LOAD
A B C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Prime Mover 5,12 1,99 1,99
2 Counter Weight 12 12
3 Trailer weight 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
4 Cargo 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06 9,06
5 Beam & Acc 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
6 TOTAL LOAD 5,12 13,99 13,99 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68 12,68
7 GRAND TOTAL 33,1 Ton 219,47 Ton
Spesifikasi Multiaxle Radius Manuver
Multiaxle 2 rangkaian @ 8 axle, L=30 meter (menyesuaikan panjang cargo)
membawa cargo dengan Panjang 30 meter dan Lebar 5.4 meter membutuhkan
space lebar jalan 10 meter untuk turning 90 °
- Steering angle 55 °
- R dalam jalan 15 m
3m
3m 52 m
20 m
20 m
98 m
1. Mobil patroli jalan raya (PJR) sebagai pembuka jalan dan mengantisipasi hambatan yang mungkin ada di perjalanan
sedini mungkin
2. Mobil safety patrol berada 100 meter di belakang mobil PJR untuk memastikan area benar-benar steril dari hambatan
3. Kendaraan multiaxle berada 50 meter di belakang mobil safety patrol
4. Mobilisasi ditutup dengan mobil PJR dan mobil safety patrol yang berjajar (kanan dan kiri) dan berada 50 meter di
belakang kendaraan multiaxle untuk menghalau kendaraan lain menerobos laju kendaraan multiaxle dari belakang
Metode Pengawalan
3m
Trip 1
52 m
3m 52 m 3m
20 m 20 m 20 m
20 m
Trip 2
20 m 20 m 20 m
20 m
Metode Kerja Erection U-Shaped Girder
Metode Erection U-Shaped Girder dengan 2 Crane Crawler 250 Ton.
Berat masing-masing U-Shaped Girder berkisar ± 150 Ton
1 3
Rigging
Plan
2 4
Metode Kerja Erection U-Shaped Girder
Metode Erection U-Shaped Girder dengan 2 Crane Crawler 250 Ton.
Berat masing-masing U-Shaped Girder berkisar ± 150 Ton
Dokumentasi Erection
U-Shaped Girder
Crane 250 ton & Lifting Gear Checklist
Proses Mobilisasi U-shaped Girder
Erection U-shaped Girder
Erection U-shaped Girder
Crane 250 T 2 Unit Tandem
& Extended Spreader Beam
Kemajuan Progress LRT
DESEMBER 2020
https://youtu.be/1v9xU_Orw80
Jangan lupa like, comment dan subscribe ya
Guy’s,…
Integrity
Satunya kata dan
perbuatan dalam
membangun budaya
yang unggul
Inspire
Membangkitkan
TERIMA
semangat
kebersamaan dalam KASIH
pencapaian tujuan.
Inovation
Peningkatan yang
berkelanjutan untuk
memberikan solusi
bagi stakeholders