Anda di halaman 1dari 73

PENGETAHUAN DASAR

JEMBATAN DAN
TEROWONGAN KERETA API
PERTEMUAN KEEMPAT BELAS : JENIS PERAWATAN DAN KERUSAKAN PADA TEROWONGAN
2 BETON SEMPROT/SHOTCRETE

• Shotcrete adalah suatu proses dimana beton diproyeksikan atau disemprotkan di


bawah tekanan dengan menggunakan suatu alat bantu atau alat semprot ke suatu
permukaan untuk membentuk bentuk struktural seperti dinding, lantai dan atap
• Shotcrete atau gunite pertama kali ditemukan oleh Carl Ethan Akeley (1864-1926)
pada 1907. Arsitek Amerika ini telah terinspirasi untuk mewujudkan reproduksi yang
nyata dari dinosaurus untuk sebuah taman wisata. Mengingat ukuran struktur yang
cukup besar, ia mempunyai ide untuk mengembangkan "cement gun" mesin yang
memungkinkan penyemprotan dari cementitious mortar, ide awal ini menyebabkan
munculnya istilah Shotcrete.
3 BETON SEMPROT/SHOTCRETE

• Keuntungan dari shotcrete yaitu memiliki kekuatan dan daya tahan yang besar,
permeabilitasnya rendah, ikatannya sempurna dan dapat diaplikasikan pada
bentuk apapun. Keuntungan-keuntungan ini membuat shotcrete banyak
digunakan sebagai material struktural.
• Dewasa ini shotcrete telah digunakan secara luas, baik dry mix maupun wet mix,
bahkan menjadi pilihan tunggal bagi konstruksi-konstruksi tertentu seperti
terowongan, dinding penahan tanah. Metoda shotcrete mempunyai prospek yang
baik mengingat banyaknya proyek konstruksi yang akan dibangun dengan
mengingat kondisi topografi Indonesia yang banyak pegunungan.
4 BETON SEMPROT/SHOTCRETE

Perbedaan shotcrete dengan beton normal dapat dilihat dari 3 hal :


• Ukuran agregat maksimum yang digunakan.
• Proses pelaksanaannya
• Campuran dari shotcrete bisa kering atau basah.
5 BETON SEMPROT/SHOTCRETE

SHOTCRETE dibagi menjadi dua metode, yaitu :


• Wet Shotcrete: salah satu sistem shotcrete dimana pencampuran semen, pasir,
dan air dilakukan sebelum masuk ke pompa atau mesin, dan ditambahkan
tekanan angin dari kompresor untuk memberikan kecepatan tinggi untuk
penempatan material pada permukaan sasaran.
• Dry Shotcrete: dimana material pasir dan semen tercampur dalam kondisi kering,
kemudian masuk kedalam mesin. Dengan bantuan tekanan kompresor, material
keluar lewat nozzle dan baru tercampur air
6 BETON SEMPROT/SHOTCRETE

Kegunaan Shotcrete
• Perbaikan Struktur
• Stabilisasi Lereng
• Tunneling
Di Eropa, teknologi shotcrete tercatat
mulai dipakai pertama kali di Swiss
untuk pembuatan terowongan air oleh
K. E. Hilgard tahun 1921.
7 KARAKTERISTIK MEKANIS BETON SEMPROT
PADA TEROWONGAN
• Karekteristik mekanis dari beton semprot harus diperhitungkan dengan
mempertimbangkan fungsi dan efek yang diharapkan, serta kondisi batuan
dasar.
• Umumnya, pada konstruksi terowongan dibutuhkan kuat tekan yang tinggi sesaat
setelah beton semprot diterapkan. Tipikal kebutuhan kuat tekan setelah 1 hari
beton semprot diaplikasikan, adalah 5 N/mm2 untuk terowongan 2 lajur, dan 10
N/mm2 untuk terowongan jalan berpenampang besar.
• Secara garis umur dari material dibagi menjadi 3 tahap: tahap pertama/initial (satu
hari setelah aplikasi), tahap awal (tujuh hari setelah aplikasi), dan tahap jangka
panjang (lebih dari dua puluh delapan hari setelah aplikasi).
8 KARAKTERISTIK MEKANIS BETON SEMPROT
PADA TEROWONGAN
• Desain standar kuat tekan biasanya ditetapkan sebagai kuat tekan uniaksial 28
hari setelah aplikasi, misalnya untuk periode jangka panjang pada terowongan
jalan 2 lajur ditetapkan sebesar 18 N/mm2. Disisi lain, kuat tekan sebesar 36
N/mm2 dapat ditetapkan untuk terowongan berpenampang besar, untuk
mengurangi ketebalan beton semprot, dan menaikan kekuatan pada batuan dasar
yang ekspansif.
9 PERBANDINGAN JENIS TEROWONGAN

Terowongan Gali dan Tutup Terowongan Pegunungan Terowongan Perisai

Ringkasan Tanah digali dari permukaan Terowongan dibangun dengan Sebuah perisai didorong dalam
menggunakan sistem penahan mengoptimalkan fungsi tanah untuk membuat
tanah untuk membangun kemampuan dukungan alami terowongan. Lapisan luar dari
terowongan di kedalaman yang batuan sekitarnya. Batuan perisai dan segmen mendukung
diinginkan. Kemudian material distabilkan selama penggalian dinding terowongan. Jenis perisai
galian dibawa kembali untuk dengan beton semprot, baut tertutup menstabilkan muka
mengembalikan permukaan batuan, penyangga baja, dll. bidang galian menggunakan tanah
Kondisi yang perlu sebagai syarat atau bubur/slurry untuk menahan
“ground arch” terbentuk dan muka tekanan tanah dan hidraulik. Jenis
bidang galian tetap berdiri ketika perisai terbuka hanya dapat
digali. Jika tidak, maka diperlukan digunakan muka bidang tetap
tindakan pengendalian. berdiri. Jika tidak, diperlukan
tindakan pengendalian.

Sumber: Standar Nasional Indonesia (SNI) Persyaratan Perancangan Geoteknik


10 PERBANDINGAN JENIS TEROWONGAN (DRAFT
SNI TEROWONGAN
Terowongan Gali dan Tutup Terowongan Pegunungan Terowongan Perisai

Aplikasi Pada dasarnya tidak ada kondisi tanah Umumnya dari batuan keras Umumnya adalah berlaku untuk
Geologi di mana metode ini tidak dapat hingga batuan lunak tersier. lapisan berumur Holosen,
digunakan. Sebuah sistem penahan Metode ini juga dapat diterapkan Pleistosen dan lapisan Neosen
tanah yang tepat atau metode untuk lapisan diluvium sangat lunak. Memiliki
tambahan dapat dipilih sesuai dengan tergantung pada kondisi. Bisa fleksibilitas untuk
kondisi tanah. juga digunakan pada tanah tidak mengakomodasi variasi kondisi
terkonsolidasi dengan kekuatan tanah. Baru-baru ini ada
terkekang 0,1 MN/m2 dan beberapa kasus, metode ini
modulus deformasi lebih besar dapat diaplikasikan pada batuan
dari 10 MN/m2, termasuk tanah keras.
yang lebih lunak. Kekakuan
penyangga baja, metode
penggalian dan tindakan
pengendalian dapat berubah
sesuai dengan variasi geologi
11 PERBANDINGAN JENIS TEROWONGAN

Terowongan Gali dan Tutup Terowongan Pegunungan Terowongan Perisai

Kedalaman Biasanya tidak ada pembatasan Ketika rasio overburden Overburden minimal adalah
terowongan minimum overburden dalam terhadap diameter terowongan setengah diameter perisai.
konstruksi. Kedalaman kurang dari 2 pada tanah tidak Penentuan tekanan muka
maksimum terowongan terkonsolidasi, diperlukan bidang galian (face pressure
sebelumnya adalah sekitar 40 m. tindakan pengendalian untuk dan grounding pressure) harus
menahan penurunan mahkota. didasarkan pada kondisi tanah.
Kedalaman maksimum
biasanya ditentukan oleh
tekanan air.
12 PERBANDINGAN JENIS TEROWONGAN

Terowongan Gali dan Tutup Terowongan Pegunungan Terowongan Perisai

Dampak Konstruksi berdekatan dengan Tindakan pengendalian Dalam beberapa kasus,


terhadap struktur yang ada diperlukan untuk konstruksi pelaksanaan berdekatan
lingkungan membutuhkan perkuatan berdekatan. Ada dampak dengan struktur yang ada.
sekitar tambahan sistem dinding dengan tingkat yang terbatas Langkah-langkah tambahan
penahan tanah dan/atau pada lalu lintas permukaan untuk memperkuat struktur
tindakan tambahan. Lalu lintas kecuali pada shaft. yang berdekatan diperlukan.
permukaan sangat terhambat Kebisingan dan getaran Ada dampak dengan tingkat
karena daerah konstruksi harus terbatas pada daerah sekitar yang terbatas pada lalu lintas
diblokir selama masa portal dan dapat ditangani permukaan. Kebisingan dan
konstruksi. Penanggulangan dengan menggunakan getaran terbatas pada
kebisingan dan getaran dinding kedap suara atau daerah sekitar shaft. Shaft
diperlukan pada semua tahap perumahan kedap suara. dapat dilindungi oleh dinding
konstruksi. kedap suara, housing atau
metode lainnya.
13 TEROWONGAN PEGUNUNGAN

Terowongan Lintas Cirebon - Kroya


14 TEROWONGAN PEGUNUNGAN
15 TEROWONGAN PEGUNUNGAN
16 TEROWONGAN SHIELD TUNNEL
17 TEROWONGAN PERISAI (SHIELD TUNNEL)
18 TEROWONGAN PERISAI (SHIELD TUNNEL)

Membangun terowongan di daerah perkotaan

Bangunan di atas tanah tidak boleh terganggu


19 TEROWONGAN PERISAI (SHIELD TUNNEL)

Pengaruh terhadap bangunan Sekitar


Kategori Kemiringan Bangunan Penurunan Bangunan
Deskripsi Risiko
Risiko Maksimum Maksimum (mm)
Diabaikan: kerusakan dangkal tidak
1 < 1/500 <10
mungkin terjadi
Kecil: kerusakan dangkal dapat terjadi
2 1/500 hingga 1/200 10 hingga 50 namun bukan kerusakan struktural yang
signifikan
Sedang: kerusakan dangkal dengan
kerusakan struktural pada bangunan
3 1/200 hingga 1/50 50 hingga 75 diperkirakan terjadi, kemungkinan
kerusakan pipa yang relatif kaku

Tinggi: kerusakan stuktural bangunan dan


4 > 1/50 > 75 pipa kaku atau pipa lainnya
20 PERAWATAN TEROWONGAN

Perawatan terowongan dilakukan untuk menjaga agar kondisi terowongan dapat


berfungsi dengan baik dan aman untuk dioperasikan secara berkelanjutan sesuai
dengan beban yang direncanakan meliputi:
a. beban tanah atau batuan di atasnya (overburden);
b. beban mati dan beban hidup;
c. beban akibat tekanan air;
d. beban gempa; dan
e. beban lainnya yang akan mempengaruhi konstruksi terowongan.

.
21 PERAWATAN TEROWONGAN

Terowongan terdiri dari komponen:


a. portal;
b. invert;
c. dinding; dan
d. fasilitas pendukung.
22 TINGKAT KERUSAKAN TEROWONGAN

Tingkat kerusakan terowongan secara umum, dapat diklasifikasikan dengan sistem A, B, C


dan S, sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tingkat Uraian Langkah Perbaikan

AA Sangat Berbahaya Perbaikan Segera

A A1 Kritis Tindakan Cepat

A2 Sedikit Rusak Perbaikan Terjadwal


B Hampir Kritis Inspeksi Ekstensif

C Berisiko Perhatian Tetap

S Aman (Cukup) Tanpa Tindakan


23 KERUSAKAN STRUKTURAL TEROWONGAN

Rekahan (Cracks)
• Rekahan tarik sejajar sumbu terowongan (longitudinal tension cracks) akibat
tekanan tanah;
• Rekahan tekan sejajar sumbu terowongan (longitudinal compression cracks)
akibat tekanan tanah yang besar;
• Rekahan diagonal (diagonal cracks) akibat penurunan pondasi lining yang tidak
sama;
• Rekahan radial (radial crack) akibat pembebanan terpusat.
24 REKAHAN TARIK DAN REKAHAN TEKAN
LONGITUDINAL

k
ra
c
io
s
n
e
T

rekahan tarik rekahan tekan

rek ah an tarik

(1) Tekanan Lateral


Tekanan Lateral
25 KERUSAKAN PADA SAMBUNGAN LINING

Sambungan Lining Sambungan lining


Sambungan lining
• Off-set pada sambungan
lining Rekahan Blok

• Blok yang dibentuk oleh


sambungan lining dan ( 1) Of f - s et ( 2) Blok
rekahan
Sambungan lining
• Rongga yang
berdekatan dengan Rongga
sambungan lining
( 3) Rongga
26 KERUSAKAN PADA SAMBUNGAN LINING

• Rongga (Hollow Area)


Area pada permukaan beton yang menghasilkan bunyi dinding berongga, bila
dipukul dengan palu.
• Pembengkakan (Upsetting)
• Kerusakan karena tekanan (compressive failure) pada lengkung atap (arch)
akibat tekanan lateral.
• Kerusakan karena tekanan (compressive failure) pada dinding samping
akibat tekanan vertikal.
• Pengelupasan (Peeling Off)
• Disebabkan adanya konsentarasi rekahan (concentration of cracks).
• Pengelupasan pada material perawatan seperti pada beton tembak
(shotcrete).
27 KERUSAKAN PADA SAMBUNGAN LINING

Rongga (Hollow Area) Pengelupasan (Peeling Off)


28 KERUSAKAN PADA SAMBUNGAN LINING

• Sarang Lebah (Honeycomb)


Penampakan agregat pada permukaan lining akibat semennya terkelupas.
• Pop-outs
Fragmen berbentuk kerucut yang terlepas dari permukaan lining beton sehingga
meninggalkan lubang-lubang kecil pada beton.
• Rembesan Air (Water Leakage)
• Efflorescence
Adanya endapan/kumpulan kalsium hidroksida yang terlarut dalam air, biasanya
berwarna putih, terbentuk pada permukaan beton.
• Ketidakteraturan Jalur (Track Irregularity)
Kondisi tidak normal jalur terhadap gauge, dan terhadap kelurusan (alignment) horizontal
maupun vertikal.
29 KERUSAKAN PADA SAMBUNGAN LINING

(1) Honeycomb (2) Pop-outs


30 KERUSAKAN PADA SAMBUNGAN LINING

Rembesan Air (Water Leakage) Efflorescence


31 PERALATAN PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN
TEROWONGAN
No Nama Peralatan Fungsi
1 Alat Pengukur Geometri Disesuaikan dengan alat pengukuran pada jalan rel

2 Bearing Capacity meter


3 Crack Gauge Mengukur lebar rekahan
4 Geolistrik Mengukur/memetakan kandungan air dan susunan
bebatuan
5 Georadar Mengukur/mencari fraktur dan kepadatan massa
bebatuan
6 Meteran Mengukur dimensi penampang drainase
7 Palu karet Memeriksa kondisi lining beton dengan cara
mengetuk
8 pH meter Mengukur pH air tanah
9 Skala dan Alat Ukur Ruang Mengukur ruang bebas
10 Smith hammer test Mengukur kekerasan beton
11 Waterpass Mengukur kemiringan drainase
32 INTERVAL PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN
TEROWONGAN
1) Perawatan Harian
Pemeriksaan dan perawatan harian, dilakukan bagian pemeriksaan dan perawatan
jalan rel.

2) Perawatan Bulanan

No Komponen Aktivitas Frekuensi

Drainase Pemeriksaan dan perawatan

 Normalisasi pipa/saluran air 6 bulanan


33 INTERVAL PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN
TEROWONGAN
3) Perawatan Tahunan
No Komponen Aktivitas Frekuensi
1. Dinding/Lining Pemeriksaan dan perawatan 1 tahunan
 Rembesan/kebocoran
 Retakan
 Pengelupasan
 Sambungan
 Pembengkakan akibat tekanan

Pemeriksaan Detail 10 tahunan


 Stabilitas/kekuatan

2. Invert Pemeriksaan dan perawatan 1 tahunan


 Penurunan
 Retakan

3. Portal Pemeriksaan dan perawatan 1 tahunan


 Penurunan
 Retakan
34 BENTUK PENAMPANG TEROWONGAN

1. Bentuk lingkaran dan persegi;


2. Bentuk tapal kuda;
3. Bentuk oval;
4. Bentuk bulat;
5. Bentuk lain disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi
35 PRIORITAS PEKERJAAN PERAWATAN

• Penilaian kondisi (soundness) adalah evaluasi tentang terowongan secara terus


menerus.
• Perlu juga mempertimbangkan hal-hal berikut ketika menentukan prioritas
pekerjaan rehabilitasi/perkuatan (reinforcement).
1. Tingkat kondisi (soundness) dari struktur terowongan
2. Kondisi konstruksi (tingkat kesulitan pekerjaan) dari kerusakan/deformasi
3. Jumlah penumpang yang lewat pada bagian tersebut
4. Pengaruh ekonomi dengan adanya kereta yang lambat selama/setelah pekerjaan

Ketika menyimpulkan data pemeriksaan dan membuat rekomendasi untuk


keperluan perbaikan selanjutnya, beberapa komentar yang mempertimbangkan
perihal di atas harus disertakan dalam laporan pemeriksaan.
36 PEKERJAAN REHABILITASI DAN PERKUATAN

• Metoda penanganan untuk terowongan yang disebabkan oleh perubahan gaya-


gaya luar
1. Pemasangan/pembangunan jalur baru.
2. Penggalian
3. Penimbunan
4. Renovasi
5. Perkuatan
a. Pasang baja H
1) Untuk tindakan darurat, yaitu mencegah pengelupasan pelapis dinding
37 PEKERJAAN REHABILITASI DAN PERKUATAN

2) Menghambat perkembangan gangguan


3) Evaluasi tekanan tanah dengan menggunakan balok beban
4) Memberikan arahan untuk rancangan dan pekerjaan konstruksi pada
renovasi atau perkuatan
5) Jika pengukuran dilakukan menerus selama pembangunan, maka
hasilnya juga dapat digunakan untuk manajemen konstruksi pekerjaan
renovasi
b. Menutup celah di belakang pelapis dinding
c. Lantai
38 CONTOH PEKERJAN REHABILITASI / PERKUATAN
39 PEKERJAAN PERAWATAN TEROWONGAN

Pembersihan Dengan Water-jet


40 PEKERJAAN PERAWATAN TEROWONGAN

Back-fill Grouting
41 PEKERJAAN PERAWATAN TEROWONGAN

Transverse Drainage
42 PEKERJAAN PERAWATAN TEROWONGAN

Mesh Untuk Mencegah


Peeling-off
43 PEKERJAAN PERAWATAN TEROWONGAN

Pemasangan Baja H-shaped Steel


44 PEKERJAAN PERAWATAN TEROWONGAN

Pemasangan Baut Batuan


45 PEKERJAAN PERAWATAN TEROWONGAN

Penyemprotan Beton Tembak


46 PEKERJAAN PERAWATAN TEROWONGAN

Pengamatan Rembesan Pada Terowongan


47 PEKERJAAN PERAWATAN TEROWONGAN

Pengamatan Retakan Pada Terowongan


48 DAFTAR TEROWONGAN PT KAI
Nomor
No. Nama Tahun dibuat Panjang Lokasi
BH
Padangpanjang – Lembah Anai,
1. Lembah Anai 1* - 1890-1891 100 m
Sumatera Barat

Padangpanjang – Lembah Anai,


2. Lembah Anai 2* - 1890-1891 200 m
Sumatera Barat.

Muara Kalaban – Padang


3. Kupitan* - 1892-1894 600 m
Sibusuk, Sumatera Barat.

Sawahlunto* Sawahlunto- Muara Kalaban,


4. - 1892-1894 835 m
(Trw. Kubang) Sumatera Barat.

Lahat - Bungamas, Sumatera


5. Gunung Gajah 1039 1928-1929 364 m
Selatan.
49 DAFTAR TEROWONGAN PT KAI

No. Nama Nomor BH Tahun dibuat Panjang Lokasi

Saungnaga - Tebingtinggi, Sumatera


6. Tebingtinggi 1279 1928-1929 430 m
Selatan.

7. Lampegan* 415 1879-1882 686 m Cirengas - Lampegan, Jawa Barat.

8. Sasaksaat 503 1902-1903 949 m Maswati - Sasaksaat, Jawa Barat.

9. Batulawang* - 1914 281,5 m Banjar - Batulawang, Jawa Barat.

10. Hendrik* - 1914 105 m Kalipucang - Sumber, Jawa Barat.


50 DAFTAR TEROWONGAN PT KAI

No. Nama Nomor BH Tahun dibuat Panjang Lokasi


Kalipucang - Sumber, Jawa
11. Juliana* - 1914 147,70 m
Barat.
Wilhelmina* Sumber - Ciputrapinggan,
12. - 1914 1116,10 m
(Trw.Sumber) Jawa Barat.
Notog - Kebasen, Jawa
13. Notog 1440 1915 260 m
Tengah.
Notog - Kebasen, Jawa
14. Kebasen 1464 1915 79 m
Tengah.
15. Ijo 1649 1885-1886 580 m Ijo - Gombong, Jawa Tengah.
51 DAFTAR TEROWONGAN PT KAI

No. Nama Nomor BH Tahun dibuat Panjang Lokasi


Garahan - Mrawan, Jawa
16. Garahan - 1901-1902 113 m
Timur.
Garahan - Mrawan, Jawa
17. Mrawan - 1901-1902 690 m
Timur.
Pohgajih - Sumberpucung,
18. Eka Bhakti Karya - 1969 850 m
Jawa Timur.
Pohgajih - Sumberpucung,
19. Dwi Bhakti Karya - 1969 400 m
Jawa Timur.
52 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Lembah Anai


53 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Kupitan
54 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Sawahlunto
55 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Gunung Gajah


56 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Tebing Tinggi


57 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Lampegan
58 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Sasaksaat
59 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Philip/Batulawang
60 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Hendrik
61 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Juliana/Bengkok
62 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Wilhelmina
63 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Notog Terowongan Kebasen


64 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Ijo
65 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Garahan
66 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Mrawan
67 TEROWONGAN DI INDONESIA

Terowongan Eka Bhakti Terowongan Dwi Bhakti


68 PEMBANGUNAN TEROWONGAN KERETA API DI
INDONESIA

Terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Halim


69 PEMBANGUNAN TEROWONGAN KERETA API DI
INDONESIA

Terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Halim


70 LEBAR KONSTRUKSI DAN BAGIAN
TEROWONGAN

Jalur Tunggal
71 LEBAR KONSTRUKSI DAN BAGIAN
TEROWONGAN

Jalur Ganda
72 GAMBAR DESAIN TEROWONGAN NOMOR 8
KCIC
73 TEROWONGAN MRT JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai