Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ruang Server adalah sebuah ruangan yang digunakan untuk
menyimpan aplikasi, data, perangkat jaringan (router, hub dll) dan
perangkat lainnya yang terkait dengan operasional sistem sehari-hari
seperti Uninterruptible Power Supply (UPS) dan lain-lain. Sebuah ruang
server harus memiliki standar kemanan yang tinggi agar dapat melindungi
perangkat-perangkat di dalamnya dari mulai suhu
udara, kelembaban, kebakaran dan akses masuk dari orang-orang yang
tidak berkepentingan. Ruang server adalah aset bagi sebuah perusahaan
karena di dalam ruangan ini terdapat aplikasi, database, dan data-data
perusahaan yang sangat penting bagi perusahaan, oleh karena itu ruangan
ini harus selalu terjaga dengan baik.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk
penyelenggaraan dari sekolah atau universitas yang memadukan secara
sistematik dan sinkron antara dunia pendidikan dan industry yang
diperoleh melalui kegiatan kerja. Tujuan suatu kegiatan PKL adalah untuk
mencapai tingkat keahlian profesional dimana hanya dapat dibentuk
melalui 3 unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik, dan kiat ilmu
pengetahuan. Teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja,
sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses
mengerjakan langsung pada bidang profesi itu sendiri. Para mahasiswa
yang melaksanakan pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan
ilmu yang didapat dari universitas sekaligus dari dunia industri. Tanpa
diadakannya pendidikan sistem ganda ini, mahasiswa tidak dapat langsung
terjun ke dunia industri karena belum mengetahui situasi dan kondisi
lingkungan kerja. Beranjak dari latar belakang dan tujuan dilaksanakannya
suatu kegiatan PKL yang telah dijelaskan, penulis mengangkat materi
“Ruang Fiber Termination Management”

1
B. Rumusan Masalah
Dalam laporan praktek kerja lapangan (PKL) mahasiswa akan membahas
tentang Ruang Fiber Termination Management.

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui komponen-komponen dalam Ruang Fiber Termination
Management.
2. Mengetahui skema dan cara kerja dari Ruang Fiber Termination
Management.
3. Sebagai salah satu bukti bahwa mahasiswa telah melaksanakan praktek
kerja lapangan.

D. Metode Penulisan
1. Metode Penelitian
Metode ini berupa pencarian data dengan cara melakukan penelitian atau
melakukan praktek lapangan untuk mendapat data yang aka dianalisa
2. Metode Wawancara
Metode ini berupa pengambilan data dengan cara tanya jawab dengan
dosen pembimbing maupun pihak-pihak yang terlibat didalamnya
3. Metode Literatur
Metode ini berupa pencarian dan pengumpulan sumber-sumber yang
berupa buku-buku yang berhubungan dengan tahanan pentanahan

2
BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN

A. Kondisi Lingkungan Perusahaan


Nama : Telkom Indonesia Palapa Kupang
Alamat : Jalan Palapa No. 8 Kupang , Nusa Tenggara Timur 85111
Telepon : (0380)-833568
Provinsi : Nusa Tenggara Timur
Kota : Kupang

Gambar 2.1 Telkom Indonesia, Palapa Kupang


B. Sejarah Berdirinya Telkom Indonesia

PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk, biasa disebut Telkom


Indonesia adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia
jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom
mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia,
dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan
telepon seluler sebanyak 104 juta. Telkom merupakan salah
satu BUMN yang 52,09% sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia, dan 47,91% dimiliki oleh publik. Telkom juga menjadi

3
pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, seperti PT
Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT Telkom Akses, PT Multimedia
Nusantara (TelkomMetra), PT PINS Indonesia (PINS).Direktur Utama
Telkom saat ini adalah Ririek Adriansyah yang diangkat berdasarkan hasil
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom Tahun Buku
2018 pada 24 Mei 2019.

Era Kolonial

Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia


layanan pos dan telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan
oleh Pemerintah Hindia Belanda ke dalam jawatan Post Telegraaf
Telefoon (PTT). Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai
pengoperasian layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang
menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan Bogor (Buitenzorg). Pada tahun
2009 momen tersebut dijadikan sebagai patokan hari lahir Telkom.

Perusahaan Negara

Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan


Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada
tahun 1965, PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN
Telekomunikasi).

Perumtel
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya
menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel),yang
menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional.
Tahun 1980 seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation Tbk.
(Indosat) diambil alih oleh pemerintah RI menjadi Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi
internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989, ditetapkan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga
mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi. Pada

4
tanggal 1 Mei 1991, Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991.

PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk

Terhitung mulai tanggal 4 Desember 2020, PT Telekomunikasi Indonesia


(Persero) Tbk tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan nama baru menjadi PT
Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Perubahan nama ini disampaikan oleh
manajemen Telkom melalui surat kepada BEI tertanggal 13 November 2020.
Kemudian, BEI menerimanya pada tanggal 2 Desember 2020. Perubahan nama ini
sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia atas Perubahan Anggaran Dasar Perseroan
Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk. Walaupun Telkom berganti nama, kode emiten (kode saham) pada Bursa
Efek Indonesia tidak berubah.

Komposisi Kepemilikan Saham

Pada Penawaran saham pada 14 November 1995 dan block sale Desember


1996, komposisi saham Telkom menjadi :

 Pemerintah Indonesia: 75,80%


 Publik free-float: 24,20%

Per 7 Mei 1999, komposisi saham Telkom menjadi:

 Pemerintah Indonesia: 66,20%


 Publik free-float: 33,80%

Per 8 Desember 2001, komposisi saham Telkom berubah menjadi:

 Pemerintah Indonesia: 54,30%


 Publik free-float: 45,70%

5
Per 16 Juli 2002, komposisi saham Telkom berubah kembali menjadi:

 Pemerintah Indonesia: 51,19%


 Publik free-float: 40,21%
 Bank of New York dan Investor dalam Negeri: 8,79%

Per 31 Desember 2013, komposisi saham Telkom berubah kembali menjadi:

 Pemerintah Indonesia: 53,14%


 Publik free-float: 46,86%

Saat Ini, komposisi saham Telkom menjadi

 Pemerintah Indonesia: 52,56%


 Publik free-float: 47,44%

Sebelum penawaran saham perdana, Telkom 100% dimiliki Pemerintah


Indonesia.

C. Struktur Organisasi Perusahaan Telkom Indonesia Palapa Kupang.

6
BAB III
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Radio
Radio adalah sebuah teknologi yang digunakan untuk pengiriman
sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang
elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan
bias juga merambat lewat udara dan bias juga merambat lewat ruang
angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan
medium pengangkut.

Gambar 3.1 Radio


Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik
dan terbentuk ketika obyek bermuatan listrik dimodulasi pada frekuensi
yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum
elektromagnetik. Pemancar radio FM digunakan sebagai perangkat yang
dapat mengirim sinyal modulasi yang ditransmisikan melalui media udara.
Sinyal modulasi yang dipancarkan Radio Frequency FM dibagian
transmitter ke udara kemudian diterima oleh Radio Frequency FM dibagian
receiver. Kemudian sinyal modulasi yang sudah diterima Radio Frequency
FM dibagian penerima disalurkan ke input demodulator untuk melalui

7
proses selanjutnya sampai sinyal termodulasi tersebut menjadi sinyal
informasi.
B. Pemancar Radio
Pemancar radio adalah teknologi untuk mengirimkan sinyal dengan
gelombang elektronik. Gelombang ini merambat lewat udara dan bisa juga
lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena sifatnya yang tidak
memerlukan gelombang pengangkut.

Gambar 3.2 Komponen Pemancar Radio


Pemancar radio memancarkan gabungan sinyal listrik frekuensi
radio (RF) dan sinyal listrik frekuensi audio (AF). Sinyal frekuensi radio
yang dibangkitkan oscillator diperkuat oleh penguat rf, sedangkan untuk
sinyal af, yang di bangkitkan posisi mikrofon diperkuat oleh penguat af.
Penggabungan atau modulasi kedua sinyal ini terjadi pada modulator.
Gelombang radio yang termodulasi ini kemudian di umpankan ke antena
untuk dipancarkan ke seluruh penjuru selama dalam cangkupan sinyal,
dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tertentu.
1. Komponen Pemancar radio.
Pada prinsipnya, sebuah pembangkit gelombang radio (pemancar
radio) terdiri dari sebuah osilator radio frekuensi, modulator , penguat
daya, jalur transmisi, dan antena.
a. Bagian Input.
Bagian input adalah tempat di mana sumber informasi akan di
masukan seperti suara penyiar, gitar, tape recorder, dan lain-lain.

8
Dan dibagian ini sumber informasi akan dirubah menjadi sinyal
infomasi atau dirubah menjadi getaran listrik suara.

b. Bagian Penguat AF.


Yaitu bagian yang akan menguatkan sinyal informasi dari bagian
input.
c. Bagian Modulator.
Yaitu bagian yang mengolah sinyal informasi dengan frekuensi
tinggi (sebagai sinyal pembawa) yang dihasilkan oleh bagian
Oscillator. Pengolahan tersebut akan menghasilkan sinyal modulasi
berupa gelombang radio atau gelombang elektromagnetik
(gelombang RF). Sistem modulasi pemancar ada 2 macam yaitu:
1) Sistem AM (Amplitudo Modulasi)
Suatu sistem yang menghasilkan gelombang radio dengan
amplitudonya berubah-ubah sedangkan frekuensinya tetap.

Gambar 3.3 Bentuk Gelombang AM

2) Sistem FM ( Frekuensi Modulasi)


Suatu sistem yang menghasilkan gelombang radio yang
amplitudonya tetap sedangkan frekuensinya berubah-ubah.

Gambar 3.4 Bentuk Gelombang FM


d. Bagian Oscilator.

9
Yaitu bagian yang berfungsi sebagai pembangkit getaran listrik
frekuensi. Frekuensi tinggi adalah frekuensi yang jumlah getar
ranya di atas 2000 Hz (20 K.Hz) sedangkan kecepatannya sama
dengan kecepatan cahaya yaitu 300 000 000 m/detik  (300 000
Km/detik).
e. Bagian Bufer.
Yaitu bagian yang berfungsi untuk menguatkan frekuensi yang
dihasilkan oleh oscillator dan selanjutnya diteruskan ke bagian
modullator.
f. Bagian Penguat RF.
Yaitu bagian untuk menguatkan sinyal modulasi/gelombang
radio yang selanjutnya diteruskan ke bagian antena untuk
dipancarkan ke segala penjuru.
C. Penerima Radio
Penerima radio adalah merupakan salah satu pesawat elektronika
yang bekerjanya mengubah sinyal modulasi/gelombang radio menjadi
sinyal audio/getaaran suara yang dapat di dengar oleh telinga manusia.

Gambar 3.5 Komponen Penerima Radio

Berdasarkan sinyal modulasinya, penerima radio dibedakan menjadi dua


yaitu:

10
1. Penerima gelombang AM.
2. Penerima gelombang FM.

1. Komponen Penerima Radio.


a. Antena.
Berfungsi menangkap sinyal-sinyal termodulasi yang berasal dari
antena pemancar.
b. Penguat RF 
Berperan memperkuat sinyal yang ditangkap oleh antenna untuk
diteruskan ke mixer (pencampur)
c. Osilator Lokal.
Berfungsi untuk membangkitkan getaran frekuensi yang lebih tinggi
dari frekuensi sinyal (output penguat RF) yang seterusnya dicatukan
ke mixer.
d. Mixer (Pencampur) 
Berperan untuk mencampur kedua frekuensi yang dicatukan kepada
penguat RF dan osilator local, yang hasilnya adalah frekuensi IF.
e. Limiter (Pembatas)
Berfungsi untuk meredam amplitudo gelombang yang sudah
termodulasi (dari pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (ber-
amplitudo rata). 
f. Detektor FM.
Merupakan blok penting dalam suatu penerima, karena berfungsi
sebagai alat pendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi
frekuensi sinyal informasi (audio). 
g. De-emphasis.
Berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan
(tinggi)yang berasal dari pemancar. 
h. AFC (Automatic Frequency Control=pengendali frekuensi
otomatis).

11
Berfungsi untuk mengatur frekuensi osilator local secara
otomatis,agar stabil. 
i. Penguat audio.
Berfungsi untuk memperkuat frekuensi audio agar dapat didengar
pada pengeras suara. 

12
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pemancar Pada RRI Kupang


1. Komponen Pemancar RRI Kupang
Tabel 4.1 Daftar Programa RRI Kupang
Programa AM FM Keterangan
PRO 1 1107 KHz 94,4 MHz Pusat Pemberdayaan Masyarakat
PRO 2 - 90,9 MHz Pusat Kreativitas Anak Muda
PRO 3 - 101,9 MHz Jaringan Berita Nasional
PRO 4 - 104,3 MHz Citra Budaya NTT

Pada RRI Kupang, bagian pemancar dibuat dalam satu bangunan


yang dijaga oleh teknisi yang dapat mengoperasikan pemancar radio.
Temperatur pada ruang pemancar RRI Kupang juga sangat dijaga. Pada
ruangan ini suhu tidak boleh tinggi agar alat pemancar dapat bekerja
dengan baik. Hal ini diketahui dari penggunaan AC yang memastikan suhu
dalam ruang pemancar tetap stabil.

Gambar 4.1 Ruang Pemancar RRI Kupang


Pada RRI Kupang komponen-komponen pemancar seperti
oscillator, penguat AF, modulator dan lain-lain digabung dalam satu box
besar. RRI Kupang saat ini mengudara pada 4 programa yaitu PRO 1 (94,4

13
MHz), PRO 2 (90,9 MHz), PRO 3 (101,9 MHz), dan PRO 4 (104,3 MHz).
Yang berarti RRI Kupang memiliki 4 pemancar untuk masing-masing
programa.
a. Pemancar PRO 1 (94,4 MHz)
Tabel 4.2 Acara Unggulan PRO 1
JAM/DURASI
No. NAMA ACARA HARI
(Menit)
06.30-07.00/30’
1 “KOPI PAGI” 07.30-08.00/30’ Senin – Jumat
08.30-10.00/90’
2 “PRO DANGDUT” 14.30-16.00/90’ Senin - Minggu
3 “SUDUT PANDANG” 16.00-17.00/60’ Senin – Jumat
“MAJALAH UDARA”
4 21.00-22.00/60’ Senin - Jumat
(KENTONGAN)

Programa 1, atau Programa Daerah yang target audience-nya


adalah masyarakat dari semua umur dengan penekanan materi siaran
terbesar ialah, siaran pendidikan, siaran budaya, siaran agama dan
tentu saja acara-acara hiburan. Studio Pro 1 akan mengirimkan
informasi siaran pada ruang kendali (ruang MCR). Pada ruang ini,
informasi tersebut akan diolah sebelum dikirimkan pada bagian
pemancar sehingga dapat didengarkan oleh banyak orang.

Gambar 4.2 Pemancar PRO 1


b. Pemancar PRO 2 (90,9 MHz)
Tabel 4.3 Acara Unggulan PRO 2
JAM/DURASI
No. NAMA ACARA HARI
(Menit)
1 “OBRAS” 09.00-10.00/60’ Senin –

14
(OBROLAN SANTAI) Sabtu
Senin –
2 “TOP HITS” 13.00-15.00/120’
Sabtu
Senin –
3 “NUMPANG-NUMPANG” 16.00-17.00/60’
Sabtu
Senin –
4 “PRO.2 RILEX” 21.00-22.00/60’
Minggu

Programa 2, atau Programa Kota yang target audience-nya ialah


masyarakat perkotaan dengan rentang usia antara 13-25 tahun. Pada
programa ini isi siaran didominasi hiburan dan informasi serta iklan.
Studio Pro 2 akan mengirimkan informasi siaran pada ruang kendali
(ruang MCR). Pada ruang ini, informasi tersebut akan diolah sebelum
dikirimkan pada bagian pemancar sehingga dapat didengarkan oleh
banyak orang.

Gambar 4.3 Pemancar PRO 2

c. Pemancar PRO 3 (101,9 MHz)


Programa 3 atau Pro 3, yang merupakan bagian dari jaringan berita
nasional RRI jakarta. Programa 3 selain merelay siaran berita nasional,
juga menampilkan berita daerah NTT. Jadi pada RRI Kupang tidak ada
studio siaran programa 3 karena akan menerima informasi dari Jakarta.
Informasi tersebut akan diolah di ruang MCR yang kemudian dikirim
ke bagian pemancar sehingga dapat didengarkan oleh banyak orang.

15
Gambar 4.4 Pemancar PRO 3

d. Pemancar PRO 4 (104,3 MHz)


Tabel 4.4 Acara Unggulan PRO 4

JAM/DURASI
No. NAMA ACARA HARI
(Menit)
07.00-08.00/60’
1 “BINGKAI BUDAYA” Senin – Minggu
12.00-13.00/60’
2 “OBROLAN BUDAYA” 09.00-10.00/60’ Selasa dan Kamis
3 “PROFIL SENIMAN” 14.00-15.00/60’ Senin – Minggu
4 “WARISAN BUDAYA” 22.00-23.00/60’ Senin - Minggu

Programa 4 atau Pro 4, yang isi siaranya lebih mengutamakan


program budaya dan pendidikan. Studio Pro 4 akan mengirimkan
informasi siaran pada ruang kendali (ruang MCR). Pada ruang ini,
informasi tersebut akan diolah sebelum dikirimkan pada bagian
pemancar sehingga dapat didengarkan oleh banyak orang.

16
Gambar 4.5 Pemancar PRO 4

e. Antena

Gambar 4.6 Antena Pemancar RRI Kupang

17
Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke
ruang bebas atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang
elektromagnetik dari ruang bebas dan mengubahnya menjadi sinyal
listrik. Antena juga tergolong sebagai Transduser karena dapat
mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Pada RRI
Kupang, digunakan tiga antena pemancar berupa tower. Antena ini
digunakan agar sinyal yang dipancarkan dari bagian pemancar dapat
dijangkau hingga pelosok. Antena juga dapat berfungsi untuk
menerima sinyal elektromagnetik dan mengubahnya menjadi energi
listrik. Sehingga sinyal radio yang dipancarkan oleh stasiun radio dapat
ditangkap oleh radio.
2. Cara Kerja Pemancar Radio.

Gambar 4.7 Blok Diagram Pemancar Radio


Berdasarkan gambar skema pemancar diatas, maka cara kerja bagian
pemancar radio adalah sebagai berikut:
a. Pada bagian pemancar, bagian input berperan sebagai pemberi
sinyal informasi. Contoh sinyal informasi yang diberikan adalah
sebuah siaran. Sinyal informasi dapat berupa penyiaran berita,
wawancara, atau musik.
b. Sinyal informasi pada bagian input kemudian akan diperkuat
menggunakan penguat audio frekuensi (AF). Bagian ini akan
menguatkan sinyal audio dari sebuah siaran.

18
c. Setelah sinyal informasi diperkuat, maka akan dimodulasi di bagian
modulator. Bagian ini berfungsi mengolah sinyal informasi dengan
frekuensi tinggi. Frekuensi tinggi ini sebelumnya dihasilkan oleh
bagian oscillator dan buffer stage. Oscillator pada awalnya akan
membangkitkan getaran listrik frekuensi. Kemudian sinyal dari
oscillator akan diperkuat pada bagian bufer stage. Bufer stage pada
dasarnya mempunyai fungsi yang sama dengan penguat AF yaitu
sama-sama memperkuat sinyal masukan. Sinyal dari bufer stage
kemudian akan masuk ke bagian modulator.
d. Pada bagian modulator, sinyal informasi dan frekuensi tinggi akan
diolah sehingga menghasilkan sinyal modulasi berupa gelombang
radio atau gelombang elektromagnetik (gelombang RF).
e. Gelombang RF yang dihasilkan modulator kemudian akan diperkuat
lagi pada bagian penguat radio frekuensi (RF).
f. Setelah diperkuat, maka sinyal tersebut sudah siap untuk
dipancarkan ke beberapa penerima.
3. Gangguan yang Sering Terjadi Pada Pemancar
Pada setiap peralatan elektronik, pasti akan mengalami gangguan
ataupun kerusakan yang mengakibatkan sebuah sistem dapat
terhambat. Hal tersebut juga berlaku pada pemancar stasiun radio yang
sangat sensitif dengan keadaan di lingkungan sekitar. Berikut adalah
beberapa faktor yang menyebabkan sebuah gangguan pada pemancar
RRI Kupang.
a. Temperatur Ruangan yang Tidak Sesuai.
Setiap peralatan elektronik mempunyai range temperatur
yang menunjukkan alat tersebut baik digunakan pada suhu tertentu.
Pada RRI Kupang, temperatur di dalam ruang pemancar harus pada
suhu yang rendah. Jika suhu didalam ruang pemancar terlalu tinggi
maka peralatan pemancar juga akan panas sehingga resiko
kerusakan alat menjadi lebih besar. Oleh karena itu, untuk merawat
peralatan pemancar tersebut digunakan AC untuk menjaga suhu
tetap rendah. Akan ada pemantauan berkala pada temperatur yang

19
dihasilkan oleh AC. Jika suhu AC tidak dingin lagi, maka akan
dilakukan pembersihan dan pengisian freon jika kurang.
b. Supply Tegangan.
Pada ruang pemancar RRI Kupang, tegangan sumber untuk
menghidupkan peralatan pemancar harus stabil. Jika tegangan
sumber tidak stabil maka peralatan tidak dapat bekerja dengan
maksimal. Oleh karena itu diperlukan sumber tegangan cadangan
jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik dari PLN. Pada RRI
Kupang, sumber tegangan cadangan yang digunakan adalah
pembangkit listrik tenaga diesel. Pembangkit listrik ini juga akan
dilakukan perawatan berkala guna menjaga tegangan listrik yang
dihasilkan tetap stabil.

Gambar 4.8 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


c. Faktor SDM.
Faktor penyebab terjadinya sebuah gangguan pada ruang
pemancar yang terakhir adalah kualitas sumber daya manusia. Pada
ruang pemancar ini diperlukan sumber daya manusia yang sudah
mengerti peralatan pemancar tersebut. SDM harus mengerti cara
mengoperasikan dan melakukan perawatan peralatan pada ruang
pemancar.
B. Penerima Pada RRI Kupang
1. Komponen Penerima Pada RRI Kupang

20
Pada RRI Kupang, semua informasi maupun siaran akan dikirim
pada sebuah ruang kendali yang disebut dengan ruang MCR. Sama
seperti pada pemancar, ruang MCR ini akan dikendalikan oleh teknisi
dan temperatur di dalam ruangan tidak boleh tinggi agar alat di dalam
ruangan dapat bekerja dengan baik. Selain menerima informasi dan
siaran, ruangan ini juga berfungsi sebagai ruang kontrol kegiatan
penyiaran radio. Pada ruangan ini juga, informasi akan dikirimkan
pada pemancar.
Pada ruang MCR terdapat komponen-komponen penerima dan
kontrol siaran pada RRI Kupang. Terdapat alat MCR yang dapat
mengontrol dan memonitoring siaran yang masuk dari setiap
programa. Alat ini dapat berfungsi sebagai tuning untuk memilih
gelombang radio yang akan diterima.

Gambar 4.9 MCR RRI Kupang

Monitoring siaran radio yang diterima juga dapat dilakukan dengan


radio monitoring receiver. Alat ini akan menampilkan besarnya
frekuensi input yang diterima dari setiap siaran. Monitoring receiver
juga dapat memilih siaran mana yang akan dipantau.

21
Gambar 4.10 Radio Monitoring Receiver

Pada ruang MCR juga terdapat alat yang dapat menerima link
radio. Alat tersebut dikenal dengan sebutan radio link receiver. Dilihat
dari namanya, alat ini berfungsi untuk menerima sambungan atau
koneksi dari sebuah sumber ke sumber lainnya.

Gambar 4.11 Radio Link Receiver

Untuk mengontrol dan mengatur jalannya suatu siaran, maka pada


ruang MCR harus disediakan alat kontrol (PC) yang dapat mengontrol
siaran pada RRI Kupang. Pada ruang MCR terdapat tiga PC yang
mangatur dan memantau jalannya sebuah siaran. PC tersebut juga
sebagai penghubung antara penerima dan pemancar.

22
Gambar 4.12 Pengontrol Siaran

2. Cara Kerja Penerima Radio.

Gambar 4.13 Blok Diagram Penerima Radio

Berdasarkan gambar skema penerima diatas, maka cara kerja bagian


penerima radio adalah sebagai berikut:
a. Pada bagian penerima antena akan bekerja sebagai pembawa
sinyal masukan. Antena akan menangkap sinyal-sinyal
termodulasi yang berasal dari antena pemancar.
b. Sinyal dari antena akan diperkuat di bagian penguat RF. Pada
bagian penguat juga akan menguatkan frekuensi yang
dibangkitkan oleh oscillator lokal.

23
c. Setelah diperkuat, gelombang radio dan frekuensi akan diolah
pada bagian penguat IF. Hasil dari pengolahan kedua sinyal
tersebut akan menghasilkan frekuensi IF.
d. Frekuensi IF kemudian akan diolah di bagian limiter. Pada bagian
ini amplitudo gelombang yang sudah termodulasi akan diredam
agar terbentuk sinyal FM murni. 
e. Setelah diredam, akan dideteksi perubahan frekuensi bermodulasi,
menjadi frekuensi sinyal informasi (audio). Bagian ini disebut
dengan detector.
f. Setelah itu, frekuensi audio yang berlebihan akan ditekan pada
bagian de-emphasis. Frekuensi audio yang besar tersebut pada
umumnya berasal dari pemancar. 
g. Pada bagian penguat IF hingga bagian de-emphasis terdapat suatu
blok dimana akan mengatur frekuensi osilator lokal secara otomatis
agar stabil. 
h. Bagian akhir dari penerima radio adalah penguat audio. Penguat
audio ini akan memperkuat frekuensi audio agar dapat didengar
pada pengeras suara.
3. Gangguan yang Sering Terjadi Pada Penerima
Pada penerima radio RRI Kupang, gangguan atau kerusakan salah
satu peralatan penerima dapat berakibat fatal pada jalannya sebuah
siaran. Sebuah siaran pada studio tidak dapat dikirim pada bagian
pemancar jika bagian penerima mengalami gangguan. Berikut adalah
beberapa faktor yang menyebabkan sebuah gangguan pada penerima
RRI Kupang.
a. Temperatur Ruangan yang Tidak Sesuai.
Faktor ini sama-sama berlaku pada bagian pemancar dan
penerima. Pada RRI Kupang, temperatur di dalam ruang penerima juga
harus rendah. Jika suhu didalam ruang MCR terlalu tinggi maka
peralatan penerima akan panas sehingga resiko kerusakan alat menjadi
lebih besar. Oleh karena itu, untuk perawatan ruang MCR digunakan

24
AC untuk menjaga suhu tetap rendah. Temperatur pada ruang MCR
juga akan dipantau dan dilakukan pembersihan secara berkala.
b. Jaringan Internet.
Pada ruang MCR, jaringan internet sangat diperlukan untuk
berlangsungnya sebuah siaran karena data siaran pada studio akan
dikirim menuju ruang MCR dengan kabel LAN. Pengontrolan dan
pemantauan semua siaran pada RRI Kupang juga memerlukan sebuah
jaringan internet. Oleh karena itu, jaringan internet pada RRI Kupang
harus dijaga agar tetap stabil. Jika studio tidak terhubung dengan ruang
MCR maka penyebab gangguan tersebut antara lain kabel LAN yang
terputus atau jaringan internet yang sedang dalam gangguan. Jika
jaringan internet terputus maka harus segera diperbaiki agar data siaran
pada studio dapat dikirim menuju ruang MCR.
c. Faktor SDM.
Faktor ini sama dengan faktor yang menyebabkan
terjadinya sebuah gangguan pada ruang pemancar. Kualitas SDM
diperlukan untuk melakukan pemantauan dan pengontrolan pada ruang
MCR. SDM dituntut untuk bisa mengoperasikan, memantau,
mengontrol, dan melakukan perawatan atau perbaikan jika terjadi
sebuah gangguan.

Gambar 4.14 Pemantauan Siaran Pada RRI Kupang

25
26
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari laporan PKL dengan judul pemancar dan
penerima pada RRI Kupang antara lain.
1. Unsur penting dalam sebuah penyiaran radio yaitu pemancar (transmitter)
dan penerima (receiver).
2. Secara garis besar komponen pemancar RRI Kupang terdiri dari input
siaran, osilator, penguat AF (audio frekuensi), modulator, dan penguat RF
(radio frekuensi) yang sudah dikemas dalam box besi serta antena.
Sedangkan komponen penerima radio pada RRI Kupang terdiri dari
penguat RF, penguat IF (intermediate frequency), limiter, detektor dan
audio amplifier yang diletakkan di dalam ruang MCR.
3. Gangguan yang sering terjadi pada RRI Kupang yaitu gangguan jaringan
internet yang mengakibatkan ruang MCR tidak dapat mengontrol dan
memantau jalannya sebuah siaran radio. Salah satu cara meminimalisir
gangguan tersebut adalah ruang MCR dipasang jaringan internet
tersendiri dan penggunanya dibatasi.
B. Saran
Ada beberapa saran yang akan diuraikan dari praktek kerja lapangan
yaitu sebagai berikut:
1. Saran untuk Politeknik Negeri Kupang
a. Lebih mempersiapkan diri sebelum terjun ke dunia industri.
b. Memperluas hubungan antar pihak kampus dengan pihak tempat
praktek untuk memudah penerimaan mahasiswa yang ingin terjun ke
dunia industri.
2. Saran untuk LPP RRI Kupang
a. Lebih memperhatikan alat-alat penerima yang sudah lama tidak
digunakan karena adanya alat yang lebih modern.
b. Melakukan perawatan secara rutin pada setiap peralatan siaran,
penerima, maupun pemancar.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nur. 2015. Radio Sebagai Sarana Media Massa Elektronik. Jurnal
Komunikasi Penyiaran Islam, Vol. 3, No.2. Kudus: STAIN.

https://jualserverradiostreamingmurah.com/cara-kerja-pemancar-radio-streaming/

https://pakteo.wordpress.com/2010/02/09/pemancar-radio/

https://pakteo.wordpress.com/2010/02/19/penerima-radio/

https://setiawanheru92.wordpress.com/2014/04/26/radio-penerima/

Murtianta, Budihardja. 2017. Pemancar dan Penerima FM. Techne Jurnal Ilmiah
Elektronika, Vol. 16, No.2. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Theodora, Novlein. 2013. Studi Tentang Ragam Bahasa Gaul di Media


Elektronika Radio Pada Penyiar Memora-FM Manado. Jurnal ACTA
DIURNA, Vol.2, No.1. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

28

Anda mungkin juga menyukai