PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang Server adalah sebuah ruangan yang digunakan untuk
menyimpan aplikasi, data, perangkat jaringan (router, hub dll) dan
perangkat lainnya yang terkait dengan operasional sistem sehari-hari
seperti Uninterruptible Power Supply (UPS) dan lain-lain. Sebuah ruang
server harus memiliki standar kemanan yang tinggi agar dapat melindungi
perangkat-perangkat di dalamnya dari mulai suhu
udara, kelembaban, kebakaran dan akses masuk dari orang-orang yang
tidak berkepentingan. Ruang server adalah aset bagi sebuah perusahaan
karena di dalam ruangan ini terdapat aplikasi, database, dan data-data
perusahaan yang sangat penting bagi perusahaan, oleh karena itu ruangan
ini harus selalu terjaga dengan baik.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk
penyelenggaraan dari sekolah atau universitas yang memadukan secara
sistematik dan sinkron antara dunia pendidikan dan industry yang
diperoleh melalui kegiatan kerja. Tujuan suatu kegiatan PKL adalah untuk
mencapai tingkat keahlian profesional dimana hanya dapat dibentuk
melalui 3 unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik, dan kiat ilmu
pengetahuan. Teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja,
sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses
mengerjakan langsung pada bidang profesi itu sendiri. Para mahasiswa
yang melaksanakan pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan
ilmu yang didapat dari universitas sekaligus dari dunia industri. Tanpa
diadakannya pendidikan sistem ganda ini, mahasiswa tidak dapat langsung
terjun ke dunia industri karena belum mengetahui situasi dan kondisi
lingkungan kerja. Beranjak dari latar belakang dan tujuan dilaksanakannya
suatu kegiatan PKL yang telah dijelaskan, penulis mengangkat materi
“Ruang Fiber Termination Management”
1
B. Rumusan Masalah
Dalam laporan praktek kerja lapangan (PKL) mahasiswa akan membahas
tentang Ruang Fiber Termination Management.
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui komponen-komponen dalam Ruang Fiber Termination
Management.
2. Mengetahui skema dan cara kerja dari Ruang Fiber Termination
Management.
3. Sebagai salah satu bukti bahwa mahasiswa telah melaksanakan praktek
kerja lapangan.
D. Metode Penulisan
1. Metode Penelitian
Metode ini berupa pencarian data dengan cara melakukan penelitian atau
melakukan praktek lapangan untuk mendapat data yang aka dianalisa
2. Metode Wawancara
Metode ini berupa pengambilan data dengan cara tanya jawab dengan
dosen pembimbing maupun pihak-pihak yang terlibat didalamnya
3. Metode Literatur
Metode ini berupa pencarian dan pengumpulan sumber-sumber yang
berupa buku-buku yang berhubungan dengan tahanan pentanahan
2
BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN
3
pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, seperti PT
Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT Telkom Akses, PT Multimedia
Nusantara (TelkomMetra), PT PINS Indonesia (PINS).Direktur Utama
Telkom saat ini adalah Ririek Adriansyah yang diangkat berdasarkan hasil
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom Tahun Buku
2018 pada 24 Mei 2019.
Era Kolonial
Perusahaan Negara
Perumtel
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya
menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel),yang
menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional.
Tahun 1980 seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation Tbk.
(Indosat) diambil alih oleh pemerintah RI menjadi Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi
internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989, ditetapkan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga
mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi. Pada
4
tanggal 1 Mei 1991, Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991.
5
Per 16 Juli 2002, komposisi saham Telkom berubah kembali menjadi:
6
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Radio
Radio adalah sebuah teknologi yang digunakan untuk pengiriman
sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang
elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan
bias juga merambat lewat udara dan bias juga merambat lewat ruang
angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan
medium pengangkut.
7
proses selanjutnya sampai sinyal termodulasi tersebut menjadi sinyal
informasi.
B. Pemancar Radio
Pemancar radio adalah teknologi untuk mengirimkan sinyal dengan
gelombang elektronik. Gelombang ini merambat lewat udara dan bisa juga
lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena sifatnya yang tidak
memerlukan gelombang pengangkut.
8
Dan dibagian ini sumber informasi akan dirubah menjadi sinyal
infomasi atau dirubah menjadi getaran listrik suara.
9
Yaitu bagian yang berfungsi sebagai pembangkit getaran listrik
frekuensi. Frekuensi tinggi adalah frekuensi yang jumlah getar
ranya di atas 2000 Hz (20 K.Hz) sedangkan kecepatannya sama
dengan kecepatan cahaya yaitu 300 000 000 m/detik (300 000
Km/detik).
e. Bagian Bufer.
Yaitu bagian yang berfungsi untuk menguatkan frekuensi yang
dihasilkan oleh oscillator dan selanjutnya diteruskan ke bagian
modullator.
f. Bagian Penguat RF.
Yaitu bagian untuk menguatkan sinyal modulasi/gelombang
radio yang selanjutnya diteruskan ke bagian antena untuk
dipancarkan ke segala penjuru.
C. Penerima Radio
Penerima radio adalah merupakan salah satu pesawat elektronika
yang bekerjanya mengubah sinyal modulasi/gelombang radio menjadi
sinyal audio/getaaran suara yang dapat di dengar oleh telinga manusia.
10
1. Penerima gelombang AM.
2. Penerima gelombang FM.
11
Berfungsi untuk mengatur frekuensi osilator local secara
otomatis,agar stabil.
i. Penguat audio.
Berfungsi untuk memperkuat frekuensi audio agar dapat didengar
pada pengeras suara.
12
BAB IV
PEMBAHASAN
13
MHz), PRO 2 (90,9 MHz), PRO 3 (101,9 MHz), dan PRO 4 (104,3 MHz).
Yang berarti RRI Kupang memiliki 4 pemancar untuk masing-masing
programa.
a. Pemancar PRO 1 (94,4 MHz)
Tabel 4.2 Acara Unggulan PRO 1
JAM/DURASI
No. NAMA ACARA HARI
(Menit)
06.30-07.00/30’
1 “KOPI PAGI” 07.30-08.00/30’ Senin – Jumat
08.30-10.00/90’
2 “PRO DANGDUT” 14.30-16.00/90’ Senin - Minggu
3 “SUDUT PANDANG” 16.00-17.00/60’ Senin – Jumat
“MAJALAH UDARA”
4 21.00-22.00/60’ Senin - Jumat
(KENTONGAN)
14
(OBROLAN SANTAI) Sabtu
Senin –
2 “TOP HITS” 13.00-15.00/120’
Sabtu
Senin –
3 “NUMPANG-NUMPANG” 16.00-17.00/60’
Sabtu
Senin –
4 “PRO.2 RILEX” 21.00-22.00/60’
Minggu
15
Gambar 4.4 Pemancar PRO 3
JAM/DURASI
No. NAMA ACARA HARI
(Menit)
07.00-08.00/60’
1 “BINGKAI BUDAYA” Senin – Minggu
12.00-13.00/60’
2 “OBROLAN BUDAYA” 09.00-10.00/60’ Selasa dan Kamis
3 “PROFIL SENIMAN” 14.00-15.00/60’ Senin – Minggu
4 “WARISAN BUDAYA” 22.00-23.00/60’ Senin - Minggu
16
Gambar 4.5 Pemancar PRO 4
e. Antena
17
Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke
ruang bebas atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang
elektromagnetik dari ruang bebas dan mengubahnya menjadi sinyal
listrik. Antena juga tergolong sebagai Transduser karena dapat
mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Pada RRI
Kupang, digunakan tiga antena pemancar berupa tower. Antena ini
digunakan agar sinyal yang dipancarkan dari bagian pemancar dapat
dijangkau hingga pelosok. Antena juga dapat berfungsi untuk
menerima sinyal elektromagnetik dan mengubahnya menjadi energi
listrik. Sehingga sinyal radio yang dipancarkan oleh stasiun radio dapat
ditangkap oleh radio.
2. Cara Kerja Pemancar Radio.
18
c. Setelah sinyal informasi diperkuat, maka akan dimodulasi di bagian
modulator. Bagian ini berfungsi mengolah sinyal informasi dengan
frekuensi tinggi. Frekuensi tinggi ini sebelumnya dihasilkan oleh
bagian oscillator dan buffer stage. Oscillator pada awalnya akan
membangkitkan getaran listrik frekuensi. Kemudian sinyal dari
oscillator akan diperkuat pada bagian bufer stage. Bufer stage pada
dasarnya mempunyai fungsi yang sama dengan penguat AF yaitu
sama-sama memperkuat sinyal masukan. Sinyal dari bufer stage
kemudian akan masuk ke bagian modulator.
d. Pada bagian modulator, sinyal informasi dan frekuensi tinggi akan
diolah sehingga menghasilkan sinyal modulasi berupa gelombang
radio atau gelombang elektromagnetik (gelombang RF).
e. Gelombang RF yang dihasilkan modulator kemudian akan diperkuat
lagi pada bagian penguat radio frekuensi (RF).
f. Setelah diperkuat, maka sinyal tersebut sudah siap untuk
dipancarkan ke beberapa penerima.
3. Gangguan yang Sering Terjadi Pada Pemancar
Pada setiap peralatan elektronik, pasti akan mengalami gangguan
ataupun kerusakan yang mengakibatkan sebuah sistem dapat
terhambat. Hal tersebut juga berlaku pada pemancar stasiun radio yang
sangat sensitif dengan keadaan di lingkungan sekitar. Berikut adalah
beberapa faktor yang menyebabkan sebuah gangguan pada pemancar
RRI Kupang.
a. Temperatur Ruangan yang Tidak Sesuai.
Setiap peralatan elektronik mempunyai range temperatur
yang menunjukkan alat tersebut baik digunakan pada suhu tertentu.
Pada RRI Kupang, temperatur di dalam ruang pemancar harus pada
suhu yang rendah. Jika suhu didalam ruang pemancar terlalu tinggi
maka peralatan pemancar juga akan panas sehingga resiko
kerusakan alat menjadi lebih besar. Oleh karena itu, untuk merawat
peralatan pemancar tersebut digunakan AC untuk menjaga suhu
tetap rendah. Akan ada pemantauan berkala pada temperatur yang
19
dihasilkan oleh AC. Jika suhu AC tidak dingin lagi, maka akan
dilakukan pembersihan dan pengisian freon jika kurang.
b. Supply Tegangan.
Pada ruang pemancar RRI Kupang, tegangan sumber untuk
menghidupkan peralatan pemancar harus stabil. Jika tegangan
sumber tidak stabil maka peralatan tidak dapat bekerja dengan
maksimal. Oleh karena itu diperlukan sumber tegangan cadangan
jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik dari PLN. Pada RRI
Kupang, sumber tegangan cadangan yang digunakan adalah
pembangkit listrik tenaga diesel. Pembangkit listrik ini juga akan
dilakukan perawatan berkala guna menjaga tegangan listrik yang
dihasilkan tetap stabil.
20
Pada RRI Kupang, semua informasi maupun siaran akan dikirim
pada sebuah ruang kendali yang disebut dengan ruang MCR. Sama
seperti pada pemancar, ruang MCR ini akan dikendalikan oleh teknisi
dan temperatur di dalam ruangan tidak boleh tinggi agar alat di dalam
ruangan dapat bekerja dengan baik. Selain menerima informasi dan
siaran, ruangan ini juga berfungsi sebagai ruang kontrol kegiatan
penyiaran radio. Pada ruangan ini juga, informasi akan dikirimkan
pada pemancar.
Pada ruang MCR terdapat komponen-komponen penerima dan
kontrol siaran pada RRI Kupang. Terdapat alat MCR yang dapat
mengontrol dan memonitoring siaran yang masuk dari setiap
programa. Alat ini dapat berfungsi sebagai tuning untuk memilih
gelombang radio yang akan diterima.
21
Gambar 4.10 Radio Monitoring Receiver
Pada ruang MCR juga terdapat alat yang dapat menerima link
radio. Alat tersebut dikenal dengan sebutan radio link receiver. Dilihat
dari namanya, alat ini berfungsi untuk menerima sambungan atau
koneksi dari sebuah sumber ke sumber lainnya.
22
Gambar 4.12 Pengontrol Siaran
23
c. Setelah diperkuat, gelombang radio dan frekuensi akan diolah
pada bagian penguat IF. Hasil dari pengolahan kedua sinyal
tersebut akan menghasilkan frekuensi IF.
d. Frekuensi IF kemudian akan diolah di bagian limiter. Pada bagian
ini amplitudo gelombang yang sudah termodulasi akan diredam
agar terbentuk sinyal FM murni.
e. Setelah diredam, akan dideteksi perubahan frekuensi bermodulasi,
menjadi frekuensi sinyal informasi (audio). Bagian ini disebut
dengan detector.
f. Setelah itu, frekuensi audio yang berlebihan akan ditekan pada
bagian de-emphasis. Frekuensi audio yang besar tersebut pada
umumnya berasal dari pemancar.
g. Pada bagian penguat IF hingga bagian de-emphasis terdapat suatu
blok dimana akan mengatur frekuensi osilator lokal secara otomatis
agar stabil.
h. Bagian akhir dari penerima radio adalah penguat audio. Penguat
audio ini akan memperkuat frekuensi audio agar dapat didengar
pada pengeras suara.
3. Gangguan yang Sering Terjadi Pada Penerima
Pada penerima radio RRI Kupang, gangguan atau kerusakan salah
satu peralatan penerima dapat berakibat fatal pada jalannya sebuah
siaran. Sebuah siaran pada studio tidak dapat dikirim pada bagian
pemancar jika bagian penerima mengalami gangguan. Berikut adalah
beberapa faktor yang menyebabkan sebuah gangguan pada penerima
RRI Kupang.
a. Temperatur Ruangan yang Tidak Sesuai.
Faktor ini sama-sama berlaku pada bagian pemancar dan
penerima. Pada RRI Kupang, temperatur di dalam ruang penerima juga
harus rendah. Jika suhu didalam ruang MCR terlalu tinggi maka
peralatan penerima akan panas sehingga resiko kerusakan alat menjadi
lebih besar. Oleh karena itu, untuk perawatan ruang MCR digunakan
24
AC untuk menjaga suhu tetap rendah. Temperatur pada ruang MCR
juga akan dipantau dan dilakukan pembersihan secara berkala.
b. Jaringan Internet.
Pada ruang MCR, jaringan internet sangat diperlukan untuk
berlangsungnya sebuah siaran karena data siaran pada studio akan
dikirim menuju ruang MCR dengan kabel LAN. Pengontrolan dan
pemantauan semua siaran pada RRI Kupang juga memerlukan sebuah
jaringan internet. Oleh karena itu, jaringan internet pada RRI Kupang
harus dijaga agar tetap stabil. Jika studio tidak terhubung dengan ruang
MCR maka penyebab gangguan tersebut antara lain kabel LAN yang
terputus atau jaringan internet yang sedang dalam gangguan. Jika
jaringan internet terputus maka harus segera diperbaiki agar data siaran
pada studio dapat dikirim menuju ruang MCR.
c. Faktor SDM.
Faktor ini sama dengan faktor yang menyebabkan
terjadinya sebuah gangguan pada ruang pemancar. Kualitas SDM
diperlukan untuk melakukan pemantauan dan pengontrolan pada ruang
MCR. SDM dituntut untuk bisa mengoperasikan, memantau,
mengontrol, dan melakukan perawatan atau perbaikan jika terjadi
sebuah gangguan.
25
26
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari laporan PKL dengan judul pemancar dan
penerima pada RRI Kupang antara lain.
1. Unsur penting dalam sebuah penyiaran radio yaitu pemancar (transmitter)
dan penerima (receiver).
2. Secara garis besar komponen pemancar RRI Kupang terdiri dari input
siaran, osilator, penguat AF (audio frekuensi), modulator, dan penguat RF
(radio frekuensi) yang sudah dikemas dalam box besi serta antena.
Sedangkan komponen penerima radio pada RRI Kupang terdiri dari
penguat RF, penguat IF (intermediate frequency), limiter, detektor dan
audio amplifier yang diletakkan di dalam ruang MCR.
3. Gangguan yang sering terjadi pada RRI Kupang yaitu gangguan jaringan
internet yang mengakibatkan ruang MCR tidak dapat mengontrol dan
memantau jalannya sebuah siaran radio. Salah satu cara meminimalisir
gangguan tersebut adalah ruang MCR dipasang jaringan internet
tersendiri dan penggunanya dibatasi.
B. Saran
Ada beberapa saran yang akan diuraikan dari praktek kerja lapangan
yaitu sebagai berikut:
1. Saran untuk Politeknik Negeri Kupang
a. Lebih mempersiapkan diri sebelum terjun ke dunia industri.
b. Memperluas hubungan antar pihak kampus dengan pihak tempat
praktek untuk memudah penerimaan mahasiswa yang ingin terjun ke
dunia industri.
2. Saran untuk LPP RRI Kupang
a. Lebih memperhatikan alat-alat penerima yang sudah lama tidak
digunakan karena adanya alat yang lebih modern.
b. Melakukan perawatan secara rutin pada setiap peralatan siaran,
penerima, maupun pemancar.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Nur. 2015. Radio Sebagai Sarana Media Massa Elektronik. Jurnal
Komunikasi Penyiaran Islam, Vol. 3, No.2. Kudus: STAIN.
https://jualserverradiostreamingmurah.com/cara-kerja-pemancar-radio-streaming/
https://pakteo.wordpress.com/2010/02/09/pemancar-radio/
https://pakteo.wordpress.com/2010/02/19/penerima-radio/
https://setiawanheru92.wordpress.com/2014/04/26/radio-penerima/
Murtianta, Budihardja. 2017. Pemancar dan Penerima FM. Techne Jurnal Ilmiah
Elektronika, Vol. 16, No.2. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
28