Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGOPERASIAN JARINGAN FTTH (Fiber to the Home) DARI


PT. TELKOM LANGSA KE RUMAH PELANGGAN

Oleh

Fira Agustina
NIM: 1820401035

PRODI TEKNOLOGI ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyetujui permohonan dari :

Nama : Fira Agustina


Nim : 1820401035
Jurusan : Teknik Elektro
Prodi : Teknologi Elektronika

Untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. TELKOM DATEL


LANGSA yang dimulai pada tanggal 03 Agustus 2020 s/d 03 September 2020, guna
menyelesaikan salah satu persyaratan untuk mengerjakan Tugas Akhir di Politeknik
Negeri Lhokseumawe.

Mengetahui, Menyetujui,

Kakandatel Langsa Pembimbing Lapangan

ZULHELMI ELDORADO ARIFIN


Kakandatel Langsa Officer 3 Sales & KaUbis LGS

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengoperasian Jaringan FTTH (Fiber to the Home) dari Pt. Telkom
Langsa ke Rumah Pelanggan

Nama : Fira Agustina

Nim : 1820401035

Telah memenuhi syarat-syarat penulisan laporan PKL dan syarat-syarat untuk


menyelesaikan pendidikan di Politeknik Negeri Lhokseumawe

Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing PKL Ketua Prodi Teknologi Elektronika

ELIYANI, S.T., M.T. ELIYANI, S.T., M.T.

Nip. 19740120 2002122 002 Nip. 19740120 2002122 002

Mengetahui/Mengesahkan:

Ketua Jurusan Teknik Elektro

M. BASYIR, S.S.T.,M.T.

Nip.19741006200010 1 001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengoperasian Jaringan FTTH (Fiber To the Home) dari Pt. Telkom
Langsa ke Rumah Pelanggan

Nama : Fira Agustina

Nim : 1820401035

Mengetahui, Menyetujui,

Kakandatel Langsa Pembimbing Lapangan

ZULHELMI ELDORADO ARIFIN

Kakandatel Langsa Officer 3 Sales & KaUbis LGS

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur praktikan panjatkan ke hadhirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya praktikan dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan di PT. TELKOM DATEL LANGSA. yang telah dilaksanakan mulai
tanggal 03 Agustus 2020 s/d 03 September 2020. Shalawat beriring salam
praktikan hantarkan ke pangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
pada saat ini.

Selama proses penyelesaian Laporan PKL ini praktikan banyak memperoleh


bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Praktikan menyadari jika tidak ada
bantuan dari pihak tersebut maka akan sulit untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu
praktikan menyampaikan banyak terimakasih kepada:

1. Kedua orangtua praktikan yang selalu mendukung praktikan dalam berbagai


hal.
2. Bapak M. Basyir S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Lhokseumawe.
3. Ibu Eliyani S.T.,M.T. selaku Ketua Program Studi Teknologi Elektronika
sekaligus Pembimbing Praktek Kerja Lapangan di institusi Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
4. Bapak Zulhelmi selaku KAKANDATEL Langsa.
5. Ibu Meri Nofianti selaku Asman Support.
6. Bapak Eldorado Arifin selaku Officer 3 Sales dan KaUbis Langsa sekaligus
pembimbing di PT. TELKOM KANDATEL Langsa.
7. Yudha Bagus Pratama selaku Team Leader Datel Langsa.
8. Maulida Saputra dan Andri Ramadhan Dinata selaku mentor Lapangan.

iv
9. Seluruh staf KANDATEL Langsa.
10. Rekan-rekan sesame PKL di PT. TELKOM KANDATEL Langsa yang telah
menemani hari-hari praktikan.

Akhir kata, praktikan sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Karena itu praktikan sangat mengharapkan saran dari teman - teman
semua yang bersifat membangun untuk pembuatan laporan ke depannya agar menjadi
lebih baik. Dan praktikan harap semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Langsa, 3 September 2020

Fira Agustina
Nim:1820401035

v
ABSTRAK

Salah satu mata kuliah yang harus diambil oleh mahasiswa yaitu Praktek
Kerja Lapangan (PKL). Selain untuk mengenal bagaimana dunia kerja PKL tersebut
juga dilakukan agar dapat mempraktikkan langsung apa yang telah dipelajari saat
proses pembelajaran diperkuliahan.

Tumbuhnya pelanggan broadband berbasis jaringan Fiber to the Home


(FTTH) ternyata dibarengi dengan banyaknya keluhan atau gangguan yang terjadi.
Keluhan yang terjadi adalah lamanya waktu penyelesaian atau perbaikan gangguan
dan sulitnya Teknisi masuk ke dalam rumah pelanggan saat melakukan perbaikan
gangguan. Gangguan terbesar berada pada segmen antara Optical Distribution Point
(ODP) dan Roset [4]. Gangguan yang terjadi pada segmen ini adalah sering terjadi
putusnya kabel drop. Pada umumnya aktivitas yang dilakukan jika ada
gangguan/putus kabel drop, baik itu di bagian outdoor maupun indoor proses
perbaikannya kabel drop diganti mulai dari ODP sampai ke Roset. Hal ini tidak
terlepas dari desain infrastruktur jaringan pelanggan FTTH [7]. Dalam desain
jaringan pelanggan FTTH ini kabel drop ditarik dari port output adapter ODP yang
berada di luar rumah sampai ke Roset yang berada di dalam rumah. Berdasarkan
standar instalasi [5] [6] bahwa instalasi kabel drop dari ODP ke Roset harus melalui
perangkat Optical Ternination Premises (OTP). Pemasangan OTP bertujuan untuk
mempermudah melokalisir gangguan dan demarkasi atau titik batas antara kabel
bagian luar rumah (outdoor) dan bagian dalam rumah (indoor). Dengan dipasangnya
ODP jika terjadi gangguan maka kabel yang terganggu itu saja yang dilakukan
perbaikan atau penggatian dan hal ini akan menghemat/efesien dalam hal waktu
perbaikan maupun pemakaian kabel drop.

Kata kunci : Optional Distribution Point, Optical Termination Premises, broadbond

vi
Daftar Isi

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
ABSTRAK...................................................................................................................vi
Daftar Isi......................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................1
1.2.1 Tujuan umum................................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus...............................................................................2
1.3 Manfaat................................................................................................2
1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.................2
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN.............................................................4
2.1. Profil Pt. Telkom Indonesia (Persero).................................................4
2.2.1 Sejarah Perusahaan.......................................................................4
2.2.2 Tentang Telkom Group.................................................................6
2.2.3 Visi dan Misi PT. Telkom Indonesia (Persero)............................7
2.2.4 Logo Perusahaan...........................................................................8
2.3 Stuktur Organisasi PT. Telkom Indonesia (Persero)........................10
2.4 Manajemen Industri...........................................................................11
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK.........................................................12
3.1. Landasan Teori...................................................................................12
3.2. Kegiatan Site Survey..........................................................................18
3.3. Hasil Pengumpulan dan Analisa Data Site Survey............................18
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................20
4.1 Simpulan............................................................................................20

vii
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21

Daftar Gambar

(Gambar 1 Logo PT. Telkom Indonesia)....................................................................................8


(Gambar 2 Struktur Manajemen PT.Telkom Langsa)..............................................................11
(Gambar 3 Topologi FTTH (ITU –T G.984.2)............................................................................13
(Gambar 4 Modus Aplikasi Jaringan FTTH).............................................................................14
(Gambar 5 Konfigurasi Jaringan FTTH)...................................................................................15

viii
Daftar Table

(Table 1 Waktu Pelaksanaan PKL)............................................................................................3


(Table 2 Infratstruktur atau material)....................................................................................15

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia kerja merupakan salah satu tujuan akhir bagi mahasiswa setelah
selesai kuliah. Berbagai macam ilmu dan teori yang didapat oleh mahasiswa
sangat berhubungan erat dengan dunia kerja. Untuk itu perlu diterapkan dan
dipraktekkan tentang ilmu yang telah didapat oleh mahasiswa selama berada
dibangku perkuliahan agar bisa merasakan bagaimana situasi dan kondisi serta
menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang sebenarnya. Atas dasar itulah yang
menjadi latar belakang bagi penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).

Seringnya perkembangan zaman teknologi semakin canggih kebutuhan


layanan komunikasi pada saat ini tidak hanya suara, melainkan ada data dan
video. Diperlukan juga jaringan yang mampu memberikan unjuk kerja dengan
cepat dan stabil. Solusinya yaitu dengan menggunakan jaringan fiber optic.
Fiber optic adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca
atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat
digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat
lain. Kabel ini biasanya menggunakan cahaya dari leser atau LED. Penelitian ini
akan membahas tentang pengoperasian jaringan Fiber to The Home beserta
infrastruktur yang digunakan dan menganalisa kualitas jaringan OLT ( central
office) hingga ke pelanggan yang ada di Langsa.

1.2 Tujuan
Dalam hal ini tujuan terdapat dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.

1
1.2.1 Tujuan umum
Praktek kerja lapangan adalah salah satu hal yang wajib dilakukan oleh
mahasiswa Diploma III Politeknik Negeri lhokseumawe.

1.2.2 Tujuan khusus


Untuk mengetahui cara pengoperasian Fiber to the Home (FTTH) dari PT. TELKOM kerumah
pelanggan yang ada dikota langsa.

1.3 Manfaat
1. Meningkatkan kinerja masyarakat agar lebih maksimal dengan
dipasangnya jaringan fiber optic.
2. Membantu mendata daerah yang belum terpasang fiber optic untuk
kepentingan pemerintahan atau instansi tertentu yang membutuhkan.

1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Adapun kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama 1 bulan


sesuai dengan kalender akademik Perguruan Tinggi Politeknik Negeri Lhokseumawe
dengan perincian sebagai berikut :

1. Hari dan Tanggal : Senin, 3 Agustus 2020 s/d Kamis, 3 September

2020.
2. Tempat Pelaksanaan : PT. Telkom Langsa
3. Waktu dan Hari Kerja : Senin - Jum’at, Pukul 08.00 – 17.00 WIB.
Demikian waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksanakan mahasiswa di perusahaan PT. Telkom
langsa.

2
Hari Masuk Istirahat Pulang

Senin 8.00 WIB 12.00 – 14.00 17.00 WIB

Selasa 8.00 WIB 12.00 – 14.00 17.00 WIB

Rabu 8.00 WIB 12.00 – 14.00 17.00 WIB

Kamis 8.00 WIB 12.00 – 14.00 17.00 WIB

Jum’at 8.00 WIB 12.00 – 14.00 17.00 WIB

(Table 1 Waktu Pelaksanaan PKL)

3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Profil Pt. Telkom Indonesia (Persero)

2.1

2.2

2.2.1 Sejarah Perusahaan


PT. TELEKOMUNIKASI, Tbk atau dikenal dengan PT. TELKOM
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
dibidang pelayanan sarana dan jasa telekomunikasi dan informasi untuk
umum atau masyarakat luas sampai daerah pelosok dunia. Sejarah PT.
Telkom pertama kalinya berdiri pada tanggal 23 Oktober 1856 yaitu pada
masa pemerintahan kolonial Belanda melakukan pengoperasian Telegrap
Elektromagnetik pertama di Indonesia, lalu sebuah badan usaha swasta
penyediaan layanan Pos dan Telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada
tahun 1882 yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor)
sampai 1884.

Setelah ada dan beroperasi sampai 1905 kemudian kolonial Belanda


mendirikan perusahaan sebanyak 38 perusahaan dengan nama Post On
Telegrafdienst. Pada tahun 1906 diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda
dan berdasarkan stablad No. 395 tahun 1906. Sejak itu diubah namanya
menjadi Post On Telegrafdients en Tepontdiens (PTT-Dienst) sampai tahun
1961. Kemudian Hindia Belanda membentuk lembaga pemerintah untuk
mengendalikan jasa pos dan telekomunikasi berdasarkan peraturan No. 29

4
tahun 1961 diubah menjadi Perusahaan Negara POS dan
TELEKOMUNIKASI (PN POSTEL).

Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1965 pemerintah


memandang perlu untuk memisahkan perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi menjadi dua Perusahaan Negara yang berdiri sendiri yakni
berdasarkan peraturan pemerintahan No. 29 tahun 1965 maka berdirilah 2
Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN POSGIRO) sekarang PT. POS dan
Perusahaan Negara TELEKOMUNIKASI (PN TELEKOMUNIKASI). Dibagi
lagi menjadi 2 divisi pada tahun 1974 yang diatur oleh peraturan
pemerintahan No. 36 tahun 1974 menjadi 2 perusahaan yaitu PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) yang memproduksi perangkat dan
Perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) untuk melayani jasa
telekomunikasi domestik dan internasional.

Selain hal tersebut, penyelenggara Telekomunikasi memerlukan


manajemen yang lebih professional dalam usaha meningkatkan kinerja
perusahaan. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 25 tahun 1991 maka
bentuk perusahaan umum (PERUM) dialihkan menjadi perusahaan perseroan
(PERSERO) sebagaimana dimaksud dalam UU No.1991. Sejak itu berdirilah
perusahaan Perseroan Terbatas Telekomunikasi Indonesia (PT. TELKOM
INDONESIA) dengan sebuah nama yaitu TELKOM. Setelah melalui berbagai
perubahan sampai pada 1 Juli 1995 dari Perusahaan Djawatan (PD),
Perusahaan Negara (PN) dan Perusahaan Umum (PERUM) sampai dengan
Perseroan Terbatas (PT).

Pada tahun 1995, Telkom melakukan perubahan besar-besaran yang


meliputi :

a. Restrukturasi.
b. Kerjasama Operasi.

5
c. Intial Public Offering (Penawaran Saham Perdana Publik).
Perubahaan ini dimaksudkan untuk menyediakan pengelolaan
perusahaan menjadi efisien dan efektif karena terjalin antara bidang usaha.
Berdasarkan keputusan Direksi Telkom, mulai tanggal 31 Desember 1996,
Sebagai hasil perubahan sejak 1 Juli 1995 Organisasi Telkom berkembang
dengan operasi bisnis sebanyak 11 Divisi terdiri dari tujuh Divisi Regional
dan satu Divisi Network juga menambahkan 2 Divisi, yaitu Divisi Nework
Mutimedia dan Network Provider dimaksudkan sebagai pengelola bisnis
utama, sedangkan Divisi Pembangunan diganti menjadi Divisi Penunjang.

2.2.2 Tentang Telkom Group


Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta
penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia, dan
karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
Dengan statusnya sebagai Perusahaan milik negara yang sahamnya
diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas Perusahaan
adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh
publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di BEI, NYSE, LSE dan Public
Offering Without Listing (POWL) di Jepang.
Telkom Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan
rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon
kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler,
layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data.
Telkom Group juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media
dan edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services,
layanan e-Payment dan IT enabler and e-Commerce serta layanan portal
lainnya.

6
Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkom Group terus
mengupayakan inovasi di sektor-sektor selain telekomunikasi, serta
membangun sinergi di antara seluruh produk, layanan dan solusi, dari bisnis
legacy sampai New Wave Business. Untuk meningkatkan business value, pada
tahun 2012 Telkom Group mengubah portofolio bisnisnya menjadi TIMES
(Telecommunication, Information, Media, Edutainment & Service). Untuk
menjalankan portofolio bisnisnya. Berikut nilai portofolio bisnis PT. Telkom :
a. Corporate Culture : The New Telkom Way
b. Philosophy to be the best : Always The Best
c. Principle to be the star : Solid, Speed, Smart
d. Practice to be the winner: Imagine, Focus, Action

2.2.3 Visi dan Misi PT. Telkom Indonesia (Persero)


a. Visi
“To become a leading Telecommunication, Information,  Media,
Edutainment and Services (“TIMES”) player in the region”. Maksudnya
adalah menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan
Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Service
(TIMES) di kawasan regional.

b. Misi
Misi PT. Telkom Indonesia (Persero) adalah

1) Menyediakan layanan “more for less” TIMES.


2) Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

7
2.2.4 Logo Perusahaan

(Gambar 1 Logo PT. Telkom Indonesia)

Berikut penjelasan tentang filosofi warna Logo PT. Telkom Indonesia,


Tbk :
a. Merah – Berani, Cinta, Energi, Ulet.
Mencerminkan spirit Telkom untuk selalu optimis dan berani dalam
menghadapi tantangan dan perusahaan.
b. Putih – Suci, Damai, Cahaya, Bersatu
Mencerminkan spirit Telkom untuk memberikan yang terbaik bagi
bangsa.
c. Hitam – Warna Dasar
Melambangkan kemauan keras.
d. Abu – Warna Transisi
Melambangkan teknologi.

Logo baru TELKOM mencerminkan Brand Positioning ”Life


Confident” dimana keahlian dan dedikasi akan diberikan bagi semua

8
pelanggan untuk mendukung kehidupan mereka dimanapun mereka
berada. Brand positioning ini didukung oleh “Service Culture” baru
yaitu: Expertise, Empowering, Assured, Progressive and Heart.
Sekilas logo bulat dengan siluet tangan terkesan simpel. Simplifikasi
logo ini terdiri dari lingkaran merah keabu-abuan yang ada di depan
tangan berwarna merah.
Logo ini merupakan cerminan dari “Brand Value” baru yang
selanjutnya disebut dengan “Life in Touch” dan diperkuat dengan tag
line baru pengganti “Committed 2U” yakni “The World Is In Your
Hand”. Untuk lebih mengenal logo ini, ada baiknya kita memaknai
arti dari simbol-simbol tersebut.
 Expertise : makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan
produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru PT. Telkom yaitu
TIMES (Telecommunication, Information, Media, Edutainment &
Service).
 Empowering : makna dari tangan yang meraih ke luar. Simbol ini
mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar.
 Assured : makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah
kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat
 Progressive : kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari
terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru.
 Heart : simbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan
untuk menggapai masa depan.

Dengan tetap mengacu kepada filosofi Telkom Corporate


Value, yaitu “Always The Best” sebuah keyakinan dasar untuk selalu
memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan dan
senantiasa memperbaiki hal-hal yang biasa menjadi sebuah kondisi

9
yang lebih baik, dan pada akhirnya akan membawanya menjadi yang
terbaik.

2.3 Stuktur Organisasi PT. Telkom Indonesia (Persero)


Dalam pengelolaan organisasinya, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Sendiri memiliki sebuah Dewan Komisaris yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan
4 (empat) anggota serta sebuah Dewan Direksi yang beranggotakan 1 (satu)
orang Presiden Direktur atau CEO dan 4 (empat) orang anggota Dewan Direksi
lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda seperti
Direktur Sumber Daya dan Bisnis Pendukung, Direktur Bisnis Jaringan
Telekomunikasi, Direktur Bisnis dan Jasa Telekomunikasi, dan Direktur
Keuangan. PT. Telkom juga memiliki entitas atau anak perusahaan dengan
strukturnya masing-masing di perusahaan yang dikelola dan juga struktur
organisasi dibawah PT. Telkom setingkat Divisi, Center, Yayasan, Koperasi.

Selain anak perusahaan, dalam menjalankan operasi perusahaan PT


Telekomunikasi Indonesia, Tbk. telah mengelompokan unit-unit yang ada
dalam organisasi ke dalam bentuk Divisi, Centre dan Yayasan. PT. Telkom
mengembangkan struktur organisasinya sampai tingkat paling bawah yang
berada di area daerah seperti ditempat PKL dilaksanakan yaitu STO PT.
Telkom Padang Bulan dibawah area kerja PT. Telkom Kandatel Medan.
Gambar Struktur PT. Telkom Indonesia, Tbk, Kelompok Usaha PT. Telkom,
dan PT. Telkom Indonesia Kandatel (Witel) Medan terdapat pada lampiran.

10
2.4 Manajemen Industri
Berikut adalah struktur Manajemen PT.Telkom Langsa:

(Gambar 2 Struktur Manajemen PT.Telkom Langsa)

Berikut adalah uraian manajemen PT Telkom Langsa Diantaranya :

1. Zulhelmi sebagai Kakandatel


2. Muhammad Joni Sebagai Asman & Maintenance
3. Alisyahbana Sebagai Asman sales & CC
4. Meri Nofiani Sebagai Asman Support
5. Eldorado Arifin Sebagai Officer 3 Sales & KaUbis LGS

11
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1. Landasan Teori


Fiber optic adalah sebuah Teknologiu kabel yang menggunakan benang
(serat kaca atau plastik) mengirimkan data. Kabel fiber optic terdiri dari seikat
benang kaca, yang maasing-masing mampu mentransmisi pesan modulasi ke
gelompang cahaya. Koneksi fiber optic ini sangat stabil, tidak berpengaruh
terhadap cuaca apa yang sedang terjadi. Kecepatan transfer datanya pun
mencapai 100 Mbps. Prinsip kerja fiber optic tergantung pada prinsip jumlah
refleksi internal. Refleksi cahaya dibiaskan berdasarkan sudut yang menyerang
permukaan. Gelombang cahaya diarahkan ke ujung serat dengan direfleksikan
didalam inti. Kabel fiber optic biasanya diaplikasikan pada infrastruktur
jaringan telekomunikasi biasanya pada jaringan telpon atau computer.

FTTH atau Fiber To The Home merupakan teknologi jaringan akses yang
medianya menggunakan kabel fiber optic mulai dari perangkat aktif sampai
dengan pelanggan. Teknologi FTTH ini mempunyai beberapa keunggulan jika
dibandingkan dengan teknologi jaringan yang masih menggunakan kabel
tembaga atau teknologi wireless. Salah satu keunggulan dari teknologi FTTH
ini adalah kemampuan menyalurkan sinyal sampai dengan 100 Mbps yang
stabil dan mampu melayani pelanggan sampai radius kurang lebih 20 kilo
meter. Tumbuhnya jumlah pelanggan Fixed Broadband berbasis teknologi Fiber
To The Home (FTTH) berdampak positif baik untuk pelanggan, operator
penyelenggara jaringan FTTH maupun pemerintah.

Keluhan yang banyak disampaikan/diadukan oleh para pelanggan adalah


lamanya waktu perbaikan atau penyelesaian gangguan. Keluhan yang timbul
tidak hanya dari Pelanggan, Teknisi yang akan memperbaiki gangguanpun
ternyata sering mengeluh yaitu tidak dapat masuk ke dalam rumah pelanggan

12
saat akan melakukan trouble shooting. Teknisi hanya diperbolehkan masuk
sampai ke area luar rumah pelanggan tersebut. Dari hasil survey dan
pengamatan terhadap konfigurasi jaringan FTTH, ternyata gangguan tersebut
banyak disebabkan putusnya kabel drop antara bagian luar rumah dan ODP.
Kerusakan/putus kabel drop dapat terjadi hanya di bagian luar rumah atau
bagian dalam rumah saja, tetapi dalam perbaikannya kabel drop tetap diganti
mulai dari ODP sampai Roset dalam rumah. Hal ini tidak terlepas dari model
desain konfigurasi dan implementasi secara umum untuk instalasi jaringan
pelanggan berbasis fiber optik (FTTH) tersebut. Tujuan penulisan jurnal ini
untuk memberikan solusi dalam percepatan penyelesaian gangguan dan
penghematan atau efesiensi dalam penggunaan material kabel drop.

Berdasarkan standar ITU - T G.984.2 topologi jaringan Fiber To The x


(FTTx) adalah seperti gambar berikut ini.

(Gambar 3 Topologi FTTH (ITU –T G.984.2)

Ruang lingkup jaringan fiber optik pada teknologi FTTx mulai dari perangkat
ODF/FTM sampai dengan Roset yang berada dilokasi pelanggan. Adapun modus

13
aplikasi dari teknologi FTTx ini di implementasikan untuk layanan
Backhaul/Mobile/Node-B, High End Market seperti Gedung bertingkat (HRB),
Kawasan Bisnis dan Pelanggan Residensial. Modus aplikasi dari Jaringan Fiber To
The X (FTTx) seperti gambar berikut ini.

(Gambar 4 Modus Aplikasi Jaringan FTTH)

Konfigurasi dasar jaringan akses fiber FTTx sama hal seperti pada jaringan
akses tembaga dimana terdapat segmen-segmen catuan. Pada Jaringan akses fiber
FTTx terdapat catuan kabel Feeder, catuan kabel distribusi, catuan kabel drop dan
catuan kabel indoor serta perangkat aktif OLT dan ONU/ONT. Salah satu
implementasi dari teknologi jaringan FTTx ini adalah untuk melayani pelanggan
residensial atau yang lebih kita kenal jaringan pelanggan Fiber To The Home atau
FTTH. Desain konfigurasi jaringan FTTH dari salah satu Operator penyedia
infrastruktur ini adalah sebagai berikut:

14
(Gambar 5 Konfigurasi Jaringan FTTH)

Dari konfigurasi ini terlihat sistim jaringan untuk pelanggan FTTH dibagi
menjadi beberapa segmen yaitu:

a. Segmen Feeder, yaitu catuan kabel antara perangkat ODF dan ODC

b. Segmen Distribusi, yaitu catuan kabel antara perangkat ODC dan ODP.

c. Segmen Drop, yaitu catuan kabel antara ODP dan OTP

d. Segmen Indoor, yaitu catuan kabel antara OTP dan Roset.

Adapun Infratsruktur atau material yang terdapat pada masing-masing


segmen dapat terlihat pada daftar tabel berikut ini.

(Table 2 Infratstruktur atau material)

15
Dari hasil pengukuran salah satu pelanggan dilapangan yang
menggunakan/terpasang OTP terlihat sebagai berikut ini. Besar power
budget di port adapter ujung kabel drop sebelum masuk ke input port OTP
nilainya -20,75 dBm. Setelah dimasukan ke output OTP, besar power bubget
di output OTP nilainya -21,45 dBm. Dengan demikian besar redamannya -
20,75 dBm – (-21,45 dBm), sehingga besar redaman OTP 0,7 dB.

(Gambar 5 Tampilan Redaman sinyal input dan output OTP Mengunakan


OPM)

16
(Gambar 6 Konfigurasi Jaringan Pelangan FTTH Fisrt Media)

(Gambar 7 Konfigurasi 2 jaringan pelangan FTTH MNC Media)

Dari data yang di dapat konfigurasi infrastruktur jaringan pelanggan


FTTH MNC Media dan First Media [2] tidak terpasang/menggunakan
perangkat OTP. Terlihat dari gambar di atas kabel drop ditarik langsung dari
ODP sampai Roset (Terminal Blok) yang berada dalam rumah. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya bahwa desain konfigurasi ini tidak efektif karena
dalam proses perbaikan/penanganan gangguan waktunya akan lama dan
berpotensi menimbulkan pemborosan kabel drop. Adapun konfigurasi

17
jaringan FTTH berdasarkan dokumen hasil joint experience antara Telkom
Akses dengan Fujikura, Ltd.[1] adalah sebagai berikut.

(Gambar 8 Konfigurasi Implementasi Jaringan Pelanggan FTTH Hasil Joint


Experince Antara Telkom Akses dan Fujikura)

3.2. Kegiatan Site Survey

Untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan site survey terlebih


dahulu dibuat tabel parameter apa saja yang menjadi obyek pengamatan.
Berdasarkan laporan hasil kegiatan salah satu Operator Telekomunikasi
terhadap implementasi jaringan akses untuk pelanggan FTTH tahun 2020,
parameter yang berpengaruh terhadap potensi gangguan adalah instalasi
ODP, Kabel Drop, OTP dan Roset. Adapun parameter lainnya merupakan
parameter yang berpengaruh terhadap nilai estetika dan kemudahan dalam
melakukan operasional dan maintenance (O&M).

3.3. Hasil Pengumpulan dan Analisa Data Site Survey

Kegiatan site survey ini dilakukan terhadap pelanggan FTTH


eksiting, pengamatan terhadap proses instalasi pasang baru (PSB) dan

18
proses penanganan/perbaikan gangguan. Sampel lokasi site survey ini
dilakukan terhadap pelanggan PT. Telkom di wilayah pelayanan Langsa.
Sesuai dengan parameter yang telah ditentukan pada saat akan melakukan
pengumpulan data, yaitu melakukan pengamatan terhadap parameter penting
yang berpengaruh terhadap potensi terjadinya gangguan, yaitu instalasi
ODP, Kabel Drop, OTP dan Roset maka data yang diperoleh dari 69 sampel
pengamatan pelanggan adalah sebagai berikut:

a. Instalasi ODP yang tidak memenuhi spek teknis sebanyak 16 pelanggan

b. Instalasi Kabel Drop yang tidak memenuhi spek teknis sebanyak 30


pelanggan

c. Instalasi pelanggan yang tidak terpasang OTP sebanyak 50 pelanggan

d. Instalasi pelanggan yang tidak menggunakan Roset sebanyak 23


pelanggan.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Kesimpulan yang dapat praktikan sampaikan selama PKL di PT TELKOM
DATEL LANGSA adalah:

 Fiber to the home (FTTH) merupakan suatu format penghantaran


isyarat optic dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna
dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantaran.
 Perangkat wajib yang dibutuhkan pada pengoperasian FTTH, yaitu
Metro Ethemet, OLT, ODF, ODC, ODP, Roset, ONT, OPM,
Patchcord dan Laser

20
DAFTAR PUSTAKA

[1] Telkom, 2015, Laporan Akhir Hasil Uji Petik FTTH 2015, Bandung

[2] Telkom, 2015, Pedoman Instalasi Perangkat Distribusi Jaringan Fiber Optik
Terpadu (i-ODN) Versi 1.0, Bandung

[3] Telkom, 2015, Pedoman Instalasi Kabel Distribusi Jaringan Fiber Optik Terpadu
(i-ODN) Versi 1.0, Bandung

[4] Telkom, 2015, Pedoman Desain Distribusi Jaringan Fiber Optik Terpadu (Desain
i-ODN) Versi 1.0, Bandung

21

Anda mungkin juga menyukai