Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dari SMK Negeri 1 Cimahi
Oleh :
Pembimbing,
ASEP LESMANA
MENGETAHUI,
Manager HR
DEVY YUNARWATI
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA
BANDUNG
2020
PENGESAHAN DARI PIHAK SEKOLAH
MENGETAHUI,
Kepala SMK Negeri 1 Cimahi
DAUD SHALEH
Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, karunia serta izin kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktik kerja industri (PRAKERIN) dengan judul
“KONFIGURASI L2 SWITCH S5800-52F-S-E 10G FIBERHOME UNTUK
LAYANAN OLO WAN BANDUNG TELKOM (STUDI KASUS DI SITE 107009
MILIK H3I)”.
Adapun pembuatan laporan praktik kerja industri ini diajukan sebagai salah satu
syarat kelulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cimahi dan sebagai
bentuk pertanggung jawaban penulis atas pelaksanaan praktik kerja industri di PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk, Witel Bandung, Gedung B, Lantai 1, Jl. Lembong
No.11 Bandung yang dilaksanakan selama 4 (empat) bulan terhitung dari tanggal 1
Juli 2019 sampai dengan 31 Oktober 2019.
Dalam penyusunan laporan praktik kerja industri ini, penulis telah mendapatkan
bantuan dari pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan laporan ini baik itu
bantuan secara materil maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah memberikan bantuan terutama pihak yang terkait yaitu kepada:
1. Allah SWT. Karena rahmat dan ridho-Nya penulis diberikan kesempatan
untuk menyelesaikan karya tulis ini tepat waktu.
2. Kedua orang tua dan seluruh keluarga atas bimbingan, dukungan semangat
dan tentunya do’a yang telah diberikan kepada penulis.
3. Bapak Daud Shaleh, selaku Kepala Sekolah dari Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Cimahi.
4. Bapak Dikky Ridwan, selaku Ketua Kompetensi Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan SMK Negeri 1 Cimahi.
5. Bapak Trimans Yogiana, selaku wali kelas tingkat XIII Teknik Komputer
dan Jaringan sekaligus pembimbing langsung dari pihak sekolah.
6. Ibu Devy Yunarwati, selaku Manager HR dari pihak industri.
i
7. Bapak Asep Lesmana, selaku Manager WAN sekaligus pembimbing dari
pihak industri.
8. Bapak Badru Solihin dan Bapak Tedy Ananda Pribadi, selaku asisten
manager WAN.
9. Bapak Ahmad Deden Darojat, Bapak Dani Ramdhani serta seluruh officer
PT Telekomunikasi Indonesia (Witel Bandung) khususya unit WAN yang
telah membantu dalam penulisan laporan serta memberikan arahan
pengalaman bekerja selama praktik kerja industri.
10. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan
praktik kerja industri maupun penyusunan laporan yang tidak dapat penulis
sebutkan semuanya.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyempurnakan laporan ini menjadi laporan yang baik dan benar. Dengan
demikian kata pengantar ini penulis buat, semoga laporan praktik kerja industri ini
dapat memberi ilmu yang bermanfaat dan dapat menambah wawasan kepada
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1.2. Tujuan....................................................................................................... 2
iii
3.3. Fiber Optic ............................................................................................. 21
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
akses uplink ke sisi metro dan downlink ke sisi client. Untuk bandwidth uplink nya
H3i meminta sebesar 10GB, dan penggunaan L2 Switch S5800-52F-S-E 10G
Fiberhome ini pas dengan kondisi yang dibutuhkan oleh H3I karena kapasitas
uplink/downlink pada siwtch tersebut mencapai 10GB. Fungsi dari switch disini
adalah sebagai pengatur/pembagi bandwidth dan pembatas anatara perangkat
Telkomdengan perangkat H3I. Tetapi konfigurasi bandwidth dilakukan di metro
oleh unit Management Service Operation (MSO).
1.2.Tujuan
Sesuai dengan latar belakang masalah dan judul maka tujuan dari konfigurasi
L2 Switch adalah untuk memberikan akses uplink dan downlink dalam proses
migrasi media transmisi.
2
1.4. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan yang digunakan oleh penulis dalam
menyusun laporan praktik kerja industri yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah yaitu membahas hal-
hal yang menjadi persoalan didalam judul laporan, tujuan yaitu membahas tentang
tujuan dari judul yang penulis ambil, pembatasan masalah yaitu membatasi
pembahasan yang diangkat oleh penulis dalam laporan, dan diakhiri dengan
sistematika penulisan yang dapat memudahkan penulis dalam menyusun laporan.
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan tentang sejarah, profil umum dari PT Telekomunikasi
Indonesia khususnya unit WAN, visi dan misi, struktur organisasi, serta layanan
OLO WAN Bandung
BAB III LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori dan ilmu yang digunakan oleh
penulis dalam penyusunan laporan mencakup materi-materi penunjang mengenai
fiber optic, Switch, jaringan komputer, topologi jaringan komputer, standard
wireless network (sinyal radio), metro ethernet, vlan, link vlan, dan q-in-q.
BAB IV KONFIGURASI L2 SWITCH S5800-52F-S-E 10G FIBERHOME
UNTUK LAYANAN OLO WAN BANDUNG TELKOM (STUDI KASUS DI
SITE 107009 MILIK H3I)
Bab ini menjelaskan mengenai perencanaan yang akan dilakukan untuk
konfigurasi, topologi jaringan pada studi kasus ini, persiapan sebelum konfigurasi,
serta proses konfigurasi L2 Switch.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan, dan saran penulis yang ditujukan kepada
pihak sekolah dan pihak industri.
3
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
4
Berikut penjelasan portofolio bisnis TelkomGroup:
1. Mobile
Portofolio ini menawarkan produk mobile voice, SMS dan value added
service, serta mobile broadband. Produk tersebut ditawarkan melalui entitas
anak, Telkomsel, dengan merk Kartu Halo untuk pasca bayar dan simPATI,
Kartu As dan Loop untuk pra bayar.
2. Fixed
Portofolio ini memberikan layanan fixed service, meliputi fixed voice, fixed
broadband, termasuk Wi-Fi dan emerging wireless technology lainnya, dengan
brand IndiHome.
3. Wholesale & International
Produk yang ditawarkan antara lain layanan interkoneksi, network service,
Wi-Fi, VAS, hubbing data center dan content platform, data dan internet, dan
solution.
4. Network Infrastructure
Produk yang ditawarkan meliputi network service, satelit, infrastruktur dan
tower.
5. Enterprise Digital
Terdiri dari layanan information and communication technology platform
service dan smart enabler platform service.
6. Consumer Digital
Terdiri dari media dan edutainment service, seperti e-commerce
(blanja.com), video/TV dan mobile based digital service. Selain itu, kami juga
menawarkan digital life service seperti digital life style (Langit Musik dan
VideoMax), digital payment seperti TCASH, digital advertising and analytics
seperti bisnis digital advertising dan solusi mobile banking serta enterprise
digital service yang menawarkan layanan Internet of Things (IoT). (Telkom,
2017)
5
2.2. Riwayat Telkom
Dalam perjalanan sejarahnya, Telkom telah melalui berbagai dinamika bisnis
dan melewati beberapa fase perubahan, yakni kemunculan telepon, perubahan
organisasi jawatan yang merupakan kelahiran Telkom, tumbuhnya teknologi
seluler, berkembangnya era digital, ekspansi bisnis internasional, serta transformasi
menjadi perusahaan telekomunikasi berbasis digital.
6
PT Telekomunikasi Indonesia mempunyai logo seperti pada Gambar 2.1.
Logo PT Telkom Indonesia.
7
2.4. Visi dan Misi Perusahaan
Seiring dengan perkembangan teknologi digital dan transformasi perusahaan,
Telkom memiliki visi dan misi baru yang diberlakukan sejak 2016, yaitu:
2.4.1. Visi
Visi dari perusahaan adalah “Be the King of Digital in the Region”.
2.4.2. Misi
Adapun misi perusahaan untuk mewujudkan visi tersebut adalah “Lead
Indonesian Digital Innovation and Globalization”. Mengandung arti bahwa
perusahaan harus bisa memimpin inovasi digital Indonesia dan globalisasi agar
bisa menjadi raja nya digital.
8
BAB III
LANDASAN TEORI
1. Resource Sharing
Dengan adanya jaringan komputer, berbagi resource bisa dilakukan tanpa
terkendala jarak. Resource sharing meliputi :
a. Data Sharing, dengan adanya jaringan komputer kita bisa dengan mudah
berbagi data seperti dokumen, gambar, video, dll dengan kolega yang ada
di lokasi yang jauh bahkan di negara yang berbeda.
b. Hardware Sharing, jika dulunya satu komputer satu printer, dengan
jaringan komputer, satu printer bisa digunakan oleh beberapa komputer
sekaligus. Tidak hanya printer, kita bisa sharing storage dan banyak
hardware lainnya.
c. Internet Access Sharing, jaringan komputer kecil memungkinkan
beberapa komputer berbagi satu koneksi internet. Device khusus seperti
router, memiliki kemampuan mengalokasikan bandwidth dengan mudah
untuk komputer user yang membutuhkan.
9
2. Connectivity and Communication
Individu dalam sebuah gedung atau workgroup dapat dikoneksikan dalam
jaringan LAN. Beberapa LAN dengan lokasi yang berjauhan terkoneksi kedalam
jaringan WAN. Ketika jaringan sudah terbentuk dan terhubung, maka
komunikasi antar user bisa terjadi, misalnya dengan menggunakan teknologi
email.
5. Entertainment
Jaringan komputer terutama internet, biasanya menyediakan banyak jenis
hiburan dan permainan. Seperti multi-player game yang bisa dimainkan oleh
beberapa user dalam waktu yang bersamaan, atau sekedar menonton video.
10
3.1.2. Kekurangan Jaringan Komputer
Untuk kekurangan jaringan komputer diantaranya :
11
3.2. Topologi Jaringan Komputer
Topologi jaringan adalah suatu cara / konsep yang digunakan untuk
mengubungkan dua komputer atau lebih, berdasarkan hubungan geometris antara
unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station.
Pemilihan topologi jaringan didasarkan pada skala jaringan, biaya, tujuan, dan
pengguna. Topologi pertama kali digunakan adalah topologi bus. Setiap topologi
memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Ada enam topologi yang digunakan dalam jaringan komputer, yaitu :
12
1. Karakteristik Topologi Bus :
a. Node – node dihubungkan secara serial sepanjang kabel, dan pada kedua
ujung kabel ditutup dengan terminator.
b. Sangat sederhana dalam instalasi.
c. Sangat ekonomis dalam biaya.
d. Paket-paket data saling bersimpangan pada suatu kabel.
e. Tidak diperlukan hub, yang banyak diperlukan adalah Tconnector pada
ethernet card.
f. Problem yang sering terjadi adalah jika salah satu node rusak, maka
jaringan keseluruhan dapat down, sehingga seluruh node tidak bisa
berkomunikasi dalam jaringan tersebut.
13
3.2.2. Topologi Star
Seperti namanya susunan pada topologi STAR sama seperti lambang bintang
yang biasa kita buat. topologi ini memiliki node inti/tengah yang disambungkan
ke node lainnya.
Untuk contoh gambar topologi star dapat dilihat pada Gambar 3.2. Topologi
Star.
14
2. Kelebihan Topologi Star :
a. Cukup mudah untuk mengubah dan menambah komputer ke dalam
jaringan yang menggunakan topologi star tanpa mengganggu aktvitas
jaringan yang sedang berlangsung.
b. Apabila satu komputer yang mengalami kerusakan dalam jaringan maka
komputer tersebut tidak akan membuat mati seluruh jaringan star.
c. Kita dapat menggunakan beberapa tipe kabel di dalam jaringan yang
sama dengan hub yang dapat mengakomodasi tipe kabel yang berbeda.
15
Untuk contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 3.3. Topologi Ring
16
2. Kelebihan Topologi Ring :
a. Data mengalir dalam satu arah sehingga terjadinya collision dapat
dihindarkan.
b. Aliran data mengalir lebih cepat karena dapat melayani data dari kiri atau
kanan dari server.
c. Dapat melayani aliran lalulintas data yang padat, karena data dapat
bergerak kekiri atau kekanan.
d. Waktu untuk mengakses data lebih optimal.
17
1. Karakteristik Topologi Mesh :
a. Topologi mesh memiliki hubungan yang berlebihan antara peralatan-
peralatan yang ada.
b. Susunannya pada setiap peralatan yang ada didalam jaringan saling
terhubung satu sama lain.
c. Jika jumlah peralatan yang terhubung sangat banyak, tentunya ini akan
sangat sulit sekali untuk dikendalikan dibandingkan hanya sedikit
peralatan saja yang terhubung.
18
Untuk contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 3.5. Topologi Tree.
19
Untuk contoh gambar dapat dilihat pada Gambar 3.6. Topologi Extended
Star.
20
3.3. Fiber Optic
Fiber Optic merupakan saluran transmisi, yaitu sejenis kabel yang terbuat dari
bahan kaca atau plastik berukuran sangat kecil, 120 mikrometer. Fungsi fiber optic
adalah untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat menuju tempat
lainnya. Dalam dunia teknologi informasi, fungsi fiber optik adalah untuk
memberikan layanan internet broadband paling cepat secara bersamaan yang mana
pengguna dapat memperoleh beberapa layanan, yakni layanan internet, layanan
telepon, maupun layanan video pada saat yang bersamaan dengan kecepatan hingga
mencapai ratusan Mbps.
21
3.3.2. Kelemahan Fiber Optic
Perlu perencanaan secara matang ketika akan membangun fiber optic
karena biaya yang cukup besar. Selain itu juga perlu pemikiran mengenai
bagaimana cara memperluas fiber optic pada masa mendatang ketika pada
masing-masing titik awal belum terhubung serta tak mungkin untuk melakukan
penambahan kabel fiber optic pada setiap titik di sepanjang jalur.
Biaya pemasangan fiber optic tergolong sangat besar, oleh karena itu perlu
menyediakan dana sebagai persiapan pembuatan jalur pada kedua tempat,
selanjutnya pemasangan kabel, dan yang terakhir adalah pemasangan peralatan
transmisi. Selain itu wilayah geografis negara kita yang memiliki kontur yang
bermacam-macam sehingga akan banyak kendala yang terjadi di bawah tanah.
Perlu penyediaan dana untuk keperluan pembuatan jalur pada kedua tempat
yakni pembuatan tiang pembangunan, jalur pada kedua sisi serta penutupan
konstruksi. Selain itu juga dihadapkan pada mahalnya biaya pemeliharaan
sambungan fiber optic. Mahalnya biaya pemeliharaan tersebut disebabkan
karena penggunaan kabel fisik.
22
Secara umum struktur serat optik dapat dilihat pada Gambar 3.7. Struktur Serat
Opitk.
2. Cladding (Selubung)
Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar
dapat merambat ke ujung lainnya. Cladding yaitu lapisan selimut/selubung
yang dilapiskan pada core yang memiliki diameter antara 125 – 250
mikrometer. Cladding juga terbuat dari gelas tetapi indeks bias nya lebih
kecil dari indeks bias core. Hubungan antara kedua indeks dibuat kritis
karena untuk memungkinkan terjadinya pemantulan total dari berkas cahaya
yang merambat berada di bawah sudut kritis sewaktu dilewatkan sepanjang
serat optik.
23
3. Coating (Pelindung)
Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis yang melindungi serat
optik dari kerusakan dan sebagai pengkodean warna pada serat optik.
Coating yaitu bagian pelindung lapisan inti dan selimut yang terbuat dari
bahan plastik elastis (PVC) yang berfungsi untuk melindungi serat optik
dari tekanan luar.
1. IEEE 802.11 : Sebenarnya ada dua variasi pada standar nirkabel 802.11
awal. Keduanya menawarkan kecepatan transmisi 1 atau 2Mbps dan RF
yang sama dari 2,4GHz. Perbedaan antara keduanya adalah dalam cara data
melakukan perjalanan melalui media RF. Satu menggunakan FHSS, dan
yang lainnya menggunakan DSSS. Standar 802.11 asli terlalu lambat untuk
kebutuhan jaringan modern dan sekarang tidak lagi digunakan.
24
2. IEEE 802.11a : Dalam hal kecepatan, standar 802.11a jauh di atas standar
802.11 yang asli. 802.11a menentukan kecepatan hingga 54Mbps di pita
5GHz, tetapi paling umum, komunikasi terjadi pada 6Mbps, 12Mbps, atau
24Mbps. 802.11a tidak kompatibel dengan standar nirkabel 802.11b dan
802.11g.
4. IEEE 802.11g : 802.11g adalah standar nirkabel yang populer saat ini.
802.11g menawarkan transmisi nirkabel jarak 150 kaki dan kecepatan
hingga 54Mbps dibandingkan dengan 11Mbps dari standar 802.11b. Seperti
802.11b, 802.11g beroperasi dalam kisaran 2.4GHz dan karenanya
kompatibel dengannya.
25
Tabel 3.1. Standard Wireless Networks
26
3.5.1. Manfaat Metro Ethernet
Manfaat dari metro ethernet adalah sebagai berikut :
27
3.6. Vlan
VLAN atau Virtual LAN adalah sebuah model jaringan yang membagi
beberapa jaringan secara logikal kedalam beberapa jalur yang berbeda tapi tetap
lewat perangkat penghubung yang sama. VLAN memungkinkan beberapa jaringan
IP dan jaringan-jaringan kecil ( subnet ) berada dalam jaringan switched yang sama.
Agar komputer bisa berkomunikasi pada VLAN yang sama, setiap komputer harus
memiliki sebuah alamat IP dan subnet mask yang sesuai dengan VLAN tersebut.
28
3.6.3. Cara Kerja VLAN
VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode ( tipe ) yang digunakan, baik
menggunakan port, MAC address dan lain-lain. Semua informasi yang
mengandung penandaan/pengalamatan suatu VLAN ( tagging ) di simpan
dalam suatu database ( tabel ), jika penandaannya berdasarkan port yang
digunakan maka database harus mencatat port-port yang digunakan oleh VLAN.
Untuk mengaturnya, maka biasanya digunakan switch/bridge yang dapat diatur.
Switch / bridge ini yang akan menyimpan semua informasi dan konfigurasi
suatu VLAN dan dipastikan semua switch / bridge memiliki informasi yang
sama. Switch akan menentukan kemana data-data akan diteruskan dan
sebagainya.
29
3.7. Link VLAN
1. Access Link
Access link merupakan tipe link yang umum dan dimiliki oleh hampir semua
jenis switch VLAN. Access link lazimnya digunakan untuk menghubungkan
komputer dengan switch. Access link tdak lain merupakan port switch yang
sudah terkonfigurasi. Selama proses transfer data, switch akan membuan
informasi tentang VLAN. Anggota suatu VLAN tidak bisa berkomunikasi
dengan anggota VLAN yang lain, keculai jika dihubungkan oleh router.
2. Trunk Link
Trunk Link Istilah trunk dinamai setelah trunks sistem telepon yang
membawa sejumlah percakapan. Demikian pula, tautan trunk dapat membawa
/ memindahkan banyak VLAN. Ada tautan trunk tetap, yaitu 100- atau
1000Mbps antara switch dan router, antara dua switch atau antara server dan
switch. Pada satu waktu ini dapat membawa lalu lintas sebanyak 1 hingga 1005
VLAN. Tidak mungkin menjalankannya di tautan 10Mbps. Trunking
memungkinkan untuk membuat satu bagian port dari banyak VLAN secara
bersamaan. Ini bisa sangat bermanfaat. Dengan kata lain, Anda dapat dengan
mudah mengatur berbagai hal ke server dalam 2 domain broadcast pada saat
yang bersamaan, dan akan mudah bagi pengguna untuk login dan
mengaksesnya tanpa melewati perangkat layer-3 (router). Ada satu lagi
keuntungan dari trunking saat Anda memasang switch. Trunk Link membawa
sedikit atau semua informasi VLAN melintasi link, tetapi jika switch tidak
trunked maka informasi VLAN 1 akan dibawa melintasi link dan ini akan terjadi
secara default. Karena alasan ini konfigurasi semua VLAN dilakukan pada
tautan trunked kecuali jika dihapus oleh administrator secara manual. (Popeskic,
2019)
30
Untuk memahami kedua link tersebut, bayangkan saja access link seperti jalan
menuju pekarangan rumah, sedangkan trunk link seperti jalan umum. Lazimnya,
jalan umum boleh dilalui oleh semua pengguna jalan, sedangkan jalan menuju
pekarangan rumah hanya dilalui oleh pemilik rumah atau mereka yang ingin
berkunjung ke rumah tersebut.
3.8. Q-in-Q
Q-in-Q tunneling dan VLAN translation memungkinkan penyedia layanan
untuk membuat koneksi Ethernet Layer 2 antara dua situs pelanggan. Penyedia
dapat memisahkan lalu lintas VLAN pelanggan yang berbeda pada suatu tautan
(misalnya, jika pelanggan menggunakan ID VLAN yang tumpang tindih) atau
menggabungkan VLAN pelanggan yang berbeda ke dalam VLAN layanan tunggal.
Pusat data dapat menggunakan tunneling Q-in-Q dan VLAN translation untuk
mengisolasi lalu lintas pelanggan dalam satu situs atau untuk memungkinkan arus
lalu lintas pelanggan antara pusat data cloud di lokasi geografis yang berbeda.
Dengan menggunakan Q-in-Q tunneling, penyedia dapat memisahkan atau
mengelompokkan lalu lintas pelanggan menjadi lebih sedikit VLAN atau VLAN
berbeda dengan menambahkan lapisan lain dari tag 802.1Q. Q-in-Q tunneling
berguna ketika pelanggan memiliki ID VLAN yang tumpang tindih, karena tag
VLAN 802.1Q (dot1Q) pelanggan didahului oleh tag layanan VLAN (S-VLAN).
31
Ketika tunneling Q-in-Q, trunk interface diasumsikan menjadi bagian dari
jaringan penyedia layanan dan access interface diasumsikan sebagai pelanggan
yang menghadap ke pelanggan. Access interface dapat menerima frame yang
ditandai dan tidak ditandai dalam kasus ini.
Untuk gambar dari Q-in-Q dapat dilihat pada Gambar 3.8. Contoh gambaran
untuk Q-in-Q.
3.9. Switch
32
BAB IV
KONFIGURASI L2 SWITCH S5800-52F-S-E 10G FIBERHOME UNTUK
LAYANAN OLO WAN BANDUNG TELKOM
(STUDI KASUS DI SITE 107009 MILIK H3I)
33
3. 1 unit Laptop HP Notebook 242 G1 dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Prosesor Intel Core i3-3110M dual-core 2,4GHz
b. Memori RAM 8GB
c. Hard disk 1TB
Untuk gambar dapat dilihat pada Gambar 4.4. Laptop HP Notebook 242 G1.
34
4.2. Perencanaan sebelum melakukan konfigurasi L2 Switch S5800-52F-S-E
10G Fiberhome
Selain alat dan bahan yang disiapkan, penulis pun membuat perencanaan apa
saja yang akan penulis konfig diantaranya :
1. Konfigurasi Hostname.
2. Konfigurasi Username.
3. Konfigurasi Password.
4. Konfigurasi alokasi vlan management untuk switch.
5. Konfigurasi IP Address untuk interface 0/0/0 agar bisa di remote.
6. Konfigurasi downlink ke sisi client.
7. Konfigurasi uplink ke sisi metro.
4.3.Topologi
Topologi untuk studi kasus di site 107009 dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Topologi untuk studi kasus site 107009 milik H3I.
Gambar 4.5. Topologi untuk studi kasus site 107009 milik H3I
Sesuai dengan topologi pada Gambar 4.1, terdapat metro sebagai pemberi
bandwidth lalu ada perangkat ftm yang berfungsi sebagai penghubung antara fisik
kabel optik baik dari luar/ODC maupun dari perangkat aktif yaitu metro, kemudian
ada odc yang berfungsi sebagai tempat terminasi antara kabel feeder dengan kabel
distribusi, lalu ada otb sebagai perangkat yang berfungsi sebagai tempat terminasi
antara kabel fiber optic distribusi dengan pigtail fiber optic yang akan dihubungkan
35
ke switch, kemudian ada L2 Switch S5800-52F-S-E 10G Fiberhome yang akan
penulis konfig berfungsi sebagai penerima dan pengirim data dari sumber ke tujuan
selain itu switch ini digunakan sebagai pembatas untuk perangkat milik H3I dengan
perangkat milik PT Telkom.
36
3. Konfigurasi memasang vlan dengan ID 2 pada interface 0/0/0 yang sudah
dibuat tadi serta menambahkan IP Address agar bisa diremote. Untuk
gambar dapat dilihat pada Gambar 4.8. Konfigurasi memasang vlan yang
sudah dibuat pada interface 0/0/0.
4. Setelah konfigurasi vlan dan IP Address, sekarang sudah tidak pakai kabel
konsol lagi. Kemudian melakukan proses log in ke switch dengan cara di
remote menggunakan telnet dengan IP yang sudah dipasang pada interface
0/0/0. Untuk gambar dapat dilihat pada Gambar 4.9. Melakukan remote
pada switch untuk proses log in.
37
Gambar 4.9. Melakukan remote pada switch untuk proses log in
5. Konfigurasi vlan untuk Panenjoan dan Cijambe yang merupakan anak dari
site 107009. Untuk gambar dapat dilihat pada Gambar 4.10. Konfigurasi
vlan untuk anak dari site 107009.
38
7. Sama dengan konfigurasi yang terdapat pada nomor 6 namun berbeda
interface yaitu 1/0/9 dengan nama Cijambe. Untuk gambar dapat dilihat
pada Gambar 4.12. Konfigurasi di interface 1/0/9 milik Cijambe.
39
BAB V
PENUTUP
40