Disusun Oleh :
1
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing
2
LEMBAR PENGESAHAN
Irawati Razak
NIP.
Mengetahui,
3
KATA PENGANTAR
Bissmillahirahhmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang merupakan salah satu mata kuliah pada smester VI sebagai salah satu syarat
kelulusan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus sampai
dengan 15 September 2008.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiwa Politeknik Negeri
Ujung Pandang, Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Telekomunikasi,
kami diwajibkan membuat laporan tertulis yang merupakan bentuk
pertanggungjawaban dari apa yang telah kami dapat dari tempat Kerja Praktek
kami (PT.TELKOM Cabang Bantaeng).
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam Laporan ini,
namun kiranya isi yang tersaji dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Kritik dan saran dalam penyusunan laporan ini ke arah yang lebih baik dari
berbagai pihak sangat kami harapkan.
Dalam penyusunan Laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak DR. Pirman, M.Si sebagai Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang.
2. Ibu Ir. Hafsah Nirwana, M.T sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Ujung Pandang.
4. Ibu Irawati Razak sebagai Pembimbing yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
5. Kedua Orang Tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril,
material dan spiritual.
4
6. Terima Kasih yang tulus buat bapak/ibu keluarga teman kami yang telah
banyak membantu selama kami menjalani kegiatan ini utamanya tempat
tinggal yang disediakan. Semoga kebaikan bapak/ibu dibalas oleh Allah
SWT.
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transmisi merupakan sarana yang mampu menciptakan suatu hubungan
komunikasi baik antara komunikasi jarak dekat maupun jarak jauh. Di dalam
kehidupan sehari-hari seringkali manusia melakukan aktivitasnya dengan
berkomunikasi dengan orang lain. Adanya jarak yang cukup jauh membuat
komunikasi terkadang terhambat sehingga kepentingan manusia tidak terpenuhi.
Dahulu, untuk berkomunikasi dengan orang lain dapat menggunakan surat
maupun telegram namun cara seperti ini membutuhkan waktu yang cukup lama
sehingga dinilai tidak efektif dan tidak efisien. Adanya kebutuhan seperti ini
membuat manusia mencari dan akhirnya menemukan transmisi baik dengan
menggunakan kabel maupun pemanfaatan gelombang mikro sebagai media
transmisi.
Melihat perkembangan teknologi saat sekarang, media transmisi menjadi
salah satu hal sangat penting dalam melakukan telekomunikasi, bukan hanya
dalam komunikasi dengan suara melainkan berbagai komunikasi data dapat
dilakukan seperti pengiriman data berupa gambar, multimedia dan lain-lain.
Dengan adanya kondisi seperti itu sehingga berbagai sitem transmisi ditemukan
manusia seperti transmisi dengan radio gelombang mikro, transmisi dengan kabel
tembaga maupun transmisi dengan optic.
Banyaknya sistem transmisi yang digunakan membuat manusia
dimanjakan dalam hal pengiriman data. Dahulu pengiriman informasi yang
biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama, sekarang dapat lebih cepat.
Disamping itu komunikasi yang biasanya hanya lewat surat sekarang dapat
berbicara langsung hanya dengan menggunakan alat tertentu.
Adanya media transmisi yang ditemukan membuat berbagai pekerjaan
manusia dapat menjadi lebih mudah.
6
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip kerja beberapa media transmisi pada PT
TELKOM Cabang Bantaeng?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan suatu media transmisi yang
digunakan pada PT Telkom Cabang Bantaeng?
7
3. Diskusi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan
tanya jawab yang besifat bebas dengan beberapa orang yang
mempunyai pengetahuan dan keahlian yang berhubungan dengan
penulisan.
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan
manfaat, metode penulisan serta sistematika penulisan.
BAB IV : PENUTUP
8
BAB II
BIDANG UMUM
9
Telelkomunikasi luar negeri pada saat itu diselenggarakan oleh PT. Indonesian
Satelite Corporation (PT. INDOSAT) yang masih berstatus perusahaan asing dari
American Cable and Radio Corporation, yaitu suatu perusahaan yang didirikan
berdasarkan peraturan negara Bagian Delaware, Amerika Serikat.
Seluruh saham PT INDOSAT pada akhir tahun 1980 dibeli oleh negara RI
dari Amercan Cable and Radio Coorporation. Untuk meningkatkan peleyanan jasa
telekomunikasi untuk umum Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.
53 tahun 1980 tentang telekomunikasi untuk umum yang berisi tentang perubahan
peraturan N0.22 tahun1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.53 tahun 1980
PERUMTEL ditetapkan sebagai badan usaha yang mempunyai wewenang
menyelenggarakan Telekomunikasi untuk umum dalam negeri sedangkan
INDOSAT untuk umum internasional.
10
Rekstrukturisasi internal meliputi bidang usaha sekaligus
pengorganisasiannya. Bidang usaha TELKOM dibagi menjadi 3 yaitu :
11
7. Divisi Regional VII, Kawasan Indonesia Timur yang meliputi
Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.
12
BAB III
MEDIA TRANSMISI
1. Titik terminasi utama dari sistem kabel optik ini adalah di Makassar yang
terhubung mulai dari Makassar – Gowa – Takalar – Jeneponto – Bantaeng –
Bulukumba – Sinjai – Bone – Maros – Makassar. Seperti halnya dengan sistem
13
transmisi yang umum digunakan, sistem kabel optik juga harus melalui
perangkat-perangkat OLT (Optical Line Terminal) dan ONU (Optical Network
Unit) yang dikontrol menggunakan sistem remote dari sentral Makassar. Kedua
perangkat ini sama-sama merupakan titik terminasi akhir dari serat optik dan
merupakan titik terminasi awal dari kabel tembaga, sedangkan perbedaannya
yaitu ONU merupakan titik sambung (junction point) yang perannya sama
seperti RK, sedangkan OLT merupakan tempat penghubung cort-cort masukan
dan keluaran.
14
Gambar 5. Serat Optik
15
Gambar 7. Pelepasan
Coating Serat
e. Tahap akhir dari proses ini adalah menyambung serat dengan menggunakan
alat fusion splice machine.
16
f.
17
melewati urat-urat tembaga yang terbungkus dalam kabel. Jenis-jenis kabel
tembaga pun dapat dibedakan atas kabel primer dan kabel sekunder.
1. Kabel Primer
Kabel primer adalah kabel yang menghubungkan MDF (Main
Distribution Frame) dengan RK (Rumah Kabel), kabel ini berkapasitas 3600
sst (yang terpasang di STO Bulukumba)
18
Gambar 13. MDF
19
Tabel 1. Siklus Pemeliharaan MDF (Main Distribution Frame)pon
dapat dikirim secara terpisah / satu per satu.
No Kegiatan Siklus
1. Pembersihan Air, Membersihkan Lumpur dan Kotoran Dari 3 bulan
Dalam Kabel Chamber
2. Pembersihan Rangka Kabel di Cable Chamber 3 bulan
3. Penataan Kabel Primer dan Kabel Junction Pada Rangka 3 bulan
Kabel di Cable Chamber
4. Pengecekan, Pengencangan, dan Pemasangan Stopper & 1 bulan
Duct Seal
5. Penggantian Label Kabel yang Rusak 1 tahun
6. Pembersihan Instalansi MDF Harian
7. Perapihan Jumper Wire Harian
8. Penggantian Jumper Wire 5 tahun
9. Penyolderan Ulang Ujung Urat Kawat Pada Terminal 1 bulan
Solder
10. Pengencangan Baut Pada terminal Sekrup 1 bulan
11. Pembersihan filter 1 bulan
12 Penggantian Elemen Filter 3 bulan
13. Penggantian Suku Cadang Saat kerusakan
14. Uji Fungsi Unit Perangkat 3 bulan
20
a. Sebagai titik terminasi akhir dari kabel primer dan merupakan titik
terminasi awal kabel sekunder.
b. Sebagai titik penyambungan yang fleksibel antara kabel primer dan
kabel sekunder di dalam satu jaringan kabel lokal.
c. Sebagai titik pemeriksaan sekaligus berguna dalam perawatan.
Agar rumah kabel ini dapat terus bekerja dengan baik, maka diadakan
pemeliharaan rutin terhadap rumah kabel tersebut. Adapun siklus
pemeliharaan rutin terhadap rumah kabel ini yaitu :
Tabel 2
NO KEGIATAN SIKLUS
1. Pembersihan box luar dan dalam 3 Bulan
2. Pembersihan blok terminal 3 Bulan
3. Perapihan Jumper wire 3 Bulan
4. Penggantian Jumper Wire 5 Tahun
5. Pembersihan dan pengencangan klem 6 Bulan
pentanahan
6. Pelumasan engsel pintu dan kunci 3 Bulan
7. Penggantian label kabel yang rusak 6 Bulan
8. Penomoran /pelabelan 1 Tahun
9. Pemeriksaan patok pengaman 3 Bulan
10. Pengecatan 2 Tahun
21
Berdasarkan pemasangannya kabel primer dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Kabel tanah
Kabel tanah adalah kabel yang ditanam di dalam tanah, kabel ini berwarna
hitam polos. Pada bagian luar kabel ini diolesi dengan jelly, hal ini
bertujuan agar air tidak mudah masuk ke dalam kabel.
22
Gambar 16. Kabel Udara
2. Kabel Sekunder
Kabel sekunder adalah kabel yang menghubungkan RK (Rumah Kabel )
dengan DP (Distribution Point), dimana kabel ini berkapasitas 5200 sst
untuk saluran yang terpasang pada daerah Bulukumba.
23
Gambar 17. Distribution Point (DP)
2.b Kabel Penanggal
Kabel penanggal merupakan kabel tembaga (DW) yang
menghubungkan antara DP dengan rumah pelanggan, dimana kabel ini
terdiri dari 3 urat. Dua urat berupa tembaga sedangkan urat yang lain
berupa kawat baja yang berfungsi sebagai tulang / pengikat kabel.
24
Sentral telepon yang terdapat pada KANCATEL Bulukumba ,
yaitu : Sentral STDI EWSD yang di Remote dari sentral Induk STO
Balaikota yang disebut dengan Remote DLU.
25
DLU dapat juga dijadikan sebagai sentral PABX, sentral satelit
ataupun sentral rural untuk daerah terpencil yang dihubungkan pada sentral
induk di pusat kota asal tersedia jalur transmisi lewat satelit atau sarana
lainnya.
Selain DLU sekarang ini telah diproduksi Sentral Telepon Kecil
(STDIK) yang berkapasitas 128 s/d 976 pelanggan. Bedanya dengan DLU
adalah sentral ini berdiri sendiri atau mempunyai perangkat processor
control dengan menggunakan personal computer sebagai terminalnya.
3. Pair Gain
Pair Gain adalah perangkat yang digunakan untuk menggandakan
saluran telepon dari pelanggan, maksud dari penggandaan disini adalah
nomor telepon pelanggan dengan satu input dari primer yang berfungsi
sebagai induk dari saluran tersebut akan digandakan oleh pair gain menjadi
4 cabang dengan satu induk yang berfungsi sebagai master.
Kelemahan dari penggunaan pair gain ini adalah jika kabel primer
yang menjadi master mengalami kerusakan maka percabangan dari master
tersebut akan ikut mengalami kerusakan. Karena output dari Pair Gain
menjadi 4 Cabang maka tegangan di master tersebut menjadi lebih tinggi
yaitu 4 kali tegangan pada cabang-cabangnya.
26
4. Sistem Catu Daya
Catu daya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menghasilkan
tegangan, baik yang berupa tegangan AC maupun tegangan DC. Tegangan
yang dihasilkan ini akan memberikan catuan pada perangkat-perangkat yang
digunakan dalam proses pentransmisian informasi. Catu daya yang
digunakan jika sumber listrik utama (PLN) padam dapat berupa genset,
batteray, ataupun rectifier.
4.1.2 GENSET
Genset (Generator Set) adalah salah satu perangkat yang
digunakan untuk memberikan catuan pada perangkat apabila sumber
catuan utama (PLN) padam. Besar tegangan yang mampu dihasilkan
oleh genset ini mencapai 2,33 v/cel.
27
4.1.3 Batteray
Batteray merupakan catuan cadangan yang dinyalakan sebelum
genset diaktifkan, battre ini digunakan untuk mencegah adanya tenggang
waktu yang mungkin bisa terjadi jika sumber catuan utama / PLN mati.
Batteray ini berkapasitas 600 AH x 2 dengan kapasitas yang terpakai 17
A dan memiliki berat jenis rata-rata 1,260 per cellnya
28
Gambar 22. Salah satu bagian Rectifier
29
Sistem jaringan merupakan suatu sistem yang mengatur hubungan
antara terminal dengan sentral, maupun antara sentral dengan sentral
yang lain melalui media transmisi, baik yang berupa media transmisi
fisik / on wire (coaxial dan optik) maupun media transmisi non fisik /
wireless (radio link dan GMD), dimana di dalamnya terdapat banyak
percabangan yang saling berinteraksi untuk membentuk suatu jaringan.
30
terdekat, yang terlebih dahulu telah dihubungkan denagn RK,
kemudian diteruskan ke RPU/MDF. Penyambungan saluran dari
KP/DP ke RK sama seperti penyambungan pada jaringan
langsung (tetap), tetapi untuk penyambungan seterusnya ke MDF
di RK dilakukan dengan jumper wire. Sistem jaringan ini dipakai
di kota-kota sedang dan besar yang jaraknya cukup jauh dari
sentral.
Keuntungan jaringan catu tak langsung yaitu :
1. Mudah dalam melokalisir gangguan.
2. Dapat mencatu pelanggan yang letaknya menyebar dan jauh dari
sentral.
Kerugian jaringan catu tak langsung yaitu :
a. Membutuhkan biaya yang cukup besar karena harus menggunakan
RK.
b. Sumber gangguannya banyak (terminal di RPU / MDF, RK).
c. Sukar mencari tempat RK yang betul-betul aman.
NO KEGIATAN SIKLUS
1. Pemeriksaan Titik Terminal Kosong di MDF
a. Pemeriksaan Fisik Titik Terminal 6 bulan
b. Pengukuran Titik Terminal 6 bulan
31
2. Meregel Kabel Udara 4 tahun
3. Mengecat Tiang Telepon 3 tahun
4. Penggantian Tiang Telepon 15 tahun
5. Meregel Drop Wire 4 tahun
6. Menggati Drop Wire 5 tahun
7. Test Rutin Kabel Sekunder 6 bulan
8. Test Rutin Kabel Primer 6 bulan
9. Pemeliharaan Duct dan MH 6 bulan
10. Pemeliharaan dan Pengukuran Grounding 6 bulan
11. Penggantian Instalasi Rumah Pelanggan 5 tahun
12. RK
a. Pemeriksaan Fisik Titik Terminal 6 bulan
b. Pengukuran Titik Terminal 6 bulan
13. Pemeliharaan RK 6 bulan
14. Pengecetan RK 2 tahun
15. DP 6 bulan
a. Pemeriksaan Fisik Titik Terminal
b. Pengukuran Titik Terminal 6 bulan
16. Pemeliharaan DP 6 bulan
17. Pengecetan DP 2 tahun
18. Pemeliharaan Cable Chamber 3 bulan
19. Meregel Saluran Kawat Telanjang 1 tahun
20. Penggantian Saluran Kawat Besi dan kawat tembaga 15 tahun
21. Patroli Rutin harian
22. Pemeliharaan Sambungan Kabel Tanah 3 bulan
23. Penggantian KPLL ( Kotak Pembagi Luar Logam ) 7 tahun
24. Penggantian KPLP ( Kotak Pembagi Luar Plastik ) 15 tahun
25. Penggantian KPDL ( Kotak Pembagi Dalam Logam ) 10 tahun
26. Penggantian RK 15 tahun
27. Penggantian Kabel Udara 15 tahun
28. Penggantian Kabel Tanah 20 tahun
32
6.2.2 Jaringan penghubung
Jaringan penghubung adalah jaringan penghubung yang
menghubungkan antar sentral yang berada dalam satu kota. Pada kota-
kota besar biasanya memiliki lebih dari satu (1) telepon lokal, namun
sentral yang satu dengan yang lain tetap dihubungkan dengan kabel
penghubung (junction).
Selama kurang lebih satu bulan PKL di PT. Telkom Cabang Bantaeng,
sebelumnya kami dibagi menjadi beberapa 3 kelompok yang akan secara bergulir
ditempatkan pada bidang pekerjaan yang berbeda diantaranya yakni
1. Bidang Infratel
Kami diberikan pengetahuan tentang bagaimana merawat dan menjaga
infrastruktur yang ada pada PT. Telkom diantanya yakni batteray, genset, ruang
Central Telkom Bantaeng, MDF.
2. Bidang Lapangan
Kami diajarkan bagaimana menganalisa suatu kerusakan dilapangan misalnya,
putusnya kabel pelanggan, rusaknya telpon pelanggan, merawat dan mengganti
batteray RK/FRF, pemasangan telpon baru, pemutusan jaringan telepon dengan
alasan tertentu.
3. Bidang Administrasi
Kami diajarkan bagaimana melayani pelanggan diantaranya pengaduan
gangguan telepon dan pengecekan rekening telepon.
34
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Dengan melihat beberapa sistem transmisi yang dipaparkan pada bab
sebelumnya dapat dijelaskan bahwa masing-masing media transmisi
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Diantara ketiga sistem transmisi
tersebut serat optik lah yang memiliki kanal yang paling besar serta
pengiriman data yang paling cepat sehingga sistem transmisi ini efektif
digunakan untuk jarak jauh. Setelah serat optik, kabel tembaga merupakan
transmisi kedua tercepat. Karena kabel tembaga mudah dalam penyambungan
maka sangat efektif digunakan untuk komunikasi jarak dekat dalam
aplikasinya kebanyakan dimanfaatkan untuk komunikasi lokal (daerah
tertentu) sedang untuk hubungan antar sentral digunakan serat optik. Hal yang
berbeda pada sistem transmisi dengan gelombang radio selain karena kanal
yang tersedia sangat terbatas juga karena pengiriman data yang sangat lambat,
oleh karena itu sistem ini biasanya pada daerah tertentu yang cukup sulit
terjangkau dengan kabel tembaga maupun serat optik.
4.2 Saran
Dalam membangun sebuah sistem transmisi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yakni :
4. Media transmisi yang digunakan
5. Penempatan sebuah sentral harus berada pada posisi yang strategis
6. Penggunaan media transmisi harus benar-benar tepat sasaran artinya dapat
mengetahui bahwa kapan baik digunakan transmisi serat optic atau kabel
tembaga
7. Pengirim maupun penerima harus berfungsi secara optimal.
35
36
37