PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penempatan dari praktek industri di Lembaga Penyiaran
Publik (LPP) Stasiun TVRI NTT adalah:
1. Sesuai dengan konsentrasi ilmu yang didalami yaitu Telekomunikasi
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian tentang apa itu stasiun
jaringan dan stasiun lokal pada LPP Stasiun TVRI NTT, serta memahami
jenis-jenis penyiaran tersebut .
3. Untuk mengetahui dan memahami proses siaran lokal pada LPP Stasiun
TVRI NTT
1
4. Untuk menerapkan dan mengembangkan teori yang telah diperoleh di
tempat kuliah melalui kegiatan praktek di lapangan.
5. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman saat memasuki lapangan
kerja nyata.
6. Sebagai persyaratan untuk memperoleh nilai pada mata kuliah praktek
industri.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah setelah melaksanakan
praktek industri di LPP Stasiun TVRI NTT adalah :
1. Mahasiswa mampu menghubungkan antara materi selama proses
perkuliahan dan keadaan nyata di dunia kerja.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian tentang apa itu
stasiun jaringan dan stasiun lokal pada LPP Stasiun TVRI NTT,serta
memahami jenis-jenis penyiaran tersebut.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses siaran lokal pada LPP
Stasiun TVRI NTT.
4. Mahasiswa dapat memahami teori yang dimiliki di lapangan.
5. Mahasiswa mendapatkan suatu pengalaman baru dan pengetahuan untuk
memasuki lapangan kerja nyata.
6. Mahasiswa dapat memenuhi persyaratan mata kuliah Praktik Industri pada
Program Studi Pendidikan Teknik Elektro.
2
b. Waktu
Waktu pelaksanaan Praktik Industri ini dilaksanakan selama dua (2) bulan
yaitu dari tanggal 03 Desember 2018 sampai dengan tanggal 03 Februari
2019.
c. Kegiatan Awal
Adapun kegiatan awal yang dilakukan penulis di LPP Stasiun TVRI NTT
antara lain:
1. Melakukan tatap muka langsung dengan kepala LPP Stasiun TVRI
NTT
2. Pengenalan alat-alat di lokasi Praktek Industri
3. Pengenalan cara kerja Transmisi pada Pemancar TVRI
4. Pengenalan macam-macam pemancar pada TVRI
5. Pengenalan Ruangan Pemancar
6. Pengenalan cara kerja Transmisi yang di pancarkan ke pemancar
TVRI
3
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
4
kontributor daerah dengan harapan agar TVRI Stasiun NTT dapat memainkan
peran yang lebih besar dalam pembangunan di Nusa Tenggara Timur.
2.3. VISI DAN MISI TVRI
LPP TVRI sebagai TV publik menetapkan kebijakan umum dengan :
Visi : “Terwujudnya LPP TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia
dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk
memperkuat kesatuan Nasional”
Misi :
1. Mengembangkan LPP TVRI menjadi media perekat sosial untuk
Persatuan dan Kesatuan Bangsa sekaligus kontrol sosial yang dinamis.
2. Mengembangkan LPP TVRI menjadi pusat layanan informasi dan
edukasi yang utama.
3. Memberdayakan LPP TVRI menjadi pudst pembelajaran bangsa seta
menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan
kebudayaan daerah serta memperhatikan komonitas terabaikan.
4. Memberdayakan LPP TVRI menjadi media untuk membangun citra
bangsa dan negara.
2.4. Logo dan Makna Logo LPP TVRI
5
1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “ memberikan
layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan
nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”
2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti ” membawa
perubahan ke arah yang lebih sempurna ”
3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti ” merupakan
perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia ”
4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ” merupakan
lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang
tersebar di Bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”
5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ” menjadi pilihan
alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan
masyarakat”.
Makna Bentuk
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet
yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang
cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk
tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi
perubahan dan perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat.
Makna Warna
Warna BIRU mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif, informatif
dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan
sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama
mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan
dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna.
6
Struktur organisasi merupakan suatu uraian format dari organisasi yang
menunjukan antara bagian yang lain secara hirarki dalam menjalan aktifitas
guna mencapai tujuan yang di inginkan, baik tujuan jangka panjang maupun
tujuan jangka pendek. Dengan adanya struktur organisasi tampak jelas
pembagian tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian.
Lembaga merupakan unit operasional yang bertanggung jawab atas
keberhasilan lembaga itu sendiri, dalam penyelenggaraannya di bantu oleh
tugas setiap unit.
7
Tugas dan tanggung jawab setiap unit :
Uraian kerja lembaga penyiaran publik TVRI NTT berdasarkan pada bidang
dan keahliannya sebagai berikut :
a. Kepala kantor
Mengawasi serta mengkoordinasi bidang-bidang yang di bawahinya dan
menjujung kinerja para karyawan - karyawati Televisi Republik Indonesia
Stasiun Nusa Tenggara Timur.
b. Bidang program dan pengembangan usaha
kegiatan perencanaan yang di maksud adalah semua jenis kegiatan
operasional merencanakan bahan-bahan materi atau acara siaran televisi
meliputi :
1. Pelaksanaan penelitian dan penyempurnaan naskah berita
2. Pelaksanaan pencarian dan pembahasan materi acara siaran
3. Pelaksanaan penyusun Design Produksi
Bidang Program pengembanan usaha terdiri dari beberapa kepala sub seksi
yaitu: kepala sub seksi program, kepala sub seksi pengembangan usaha.
c. Bidang keuangan
Kegiatan penunjang produksi siaran yang di maksud adalah semua jenis
operasional yang di laksanakan untuk menunjang terselenggaranya proses
kegiatan produksi dan siaran baik dari dalam maupun di luar studio yang
meliputi:
1. Penyusunan rancangan anggaran produksi dan pertanggung jawaban
2. Penyusunan satuan pejabat kerja produksi
3. Keterlibatan di dalam proses produksi sebagai Unit Manager
4. Membawahi kepengurusan administrasi kepegawaian
5. Memukukan semua penarikan cek dan penyetoran APBN pada buku
pemantau BANK
d. Bidang pemberitaan
Kegiatan peliputan yang di maksud adalah semua kegiatan mencari berita
baik yang merupakan undangan maupun inisiatif sendiri. Kegiatan tersebut
meliputi:
8
1. Peliputan berita di dalam maupun di luar daerah.
2. Pengadaan dan pembuatan naskah berita.
3. Mengoreksi materi berita hasil liputan reporter agar layak untuk di
siarkan.
4. Mengawasi pelakasanaan produksi untuk penyiaran berita agar
kegiatan produksi berjalan sesuai rencana.
5. Merencanakan materi program berita bersama staf berita terhadap
perkembangan isu-isu menarik untuk di angkat sebagai bahan berita
maupun laporan kilas balik akhir bulan.
e. Bidang teknik
Kegiatan-kegiatan yang di selengarakan baik oleh kameramen, editor,
audio,dan pemelihara peralatan operasional meliputi:
1. Persiapan pelaksaan operasional di dalam studio dan di luar studio.
2. Setting peralatan operasional di dalam dan di luar studio.
3. Checking peralatan operasional di dalam dan di luar studio.
4. Melakukan kegiatan operasional di studio maupun di luar studio
meliputi siaran lokal, siaran langsung, siaran tunda, rekaman suara dan
rekaman gambar.
5. Membuat laporan kondisi peralatan yang di gunakan.
6. Melakukan instalasi peralatan teknik setiap kali ada kerusakan.
7. Melakukan pengawasan operasional.
8. Melaksanakan siaran lokal.
Bidang ini terdiri dari kepala sub seksi antara lain sebagai berikut:
kepala sub seksi teknik, kepala sub seksi fasilitas, transmisi, kepala
sub seksi teknik produksi.
f. Bidang umum
Adapun tugas dari bidang umum adalah sebagai berikut :
1. Membawahi kepengurusan surat – menyurat
2. Membawahi kepengurusan absensi pegawai
3. Penyediaan fasilitas kepustakaan bahan penyiaran dan dokumen-
dokumen
9
4. Mengkoordinasi dan bertanggung jawab pada administrasi dan
perlengkapan
5. Membuat daftar gaji pegawai kenaikan gaji berkala dan kenaikan
pangkat
6. Membuat daftar dan membayar uang makan
7. Menangani urusan kartu akses dan cuti tahunan pegawai.
10
15. Jelajah Negri
16. Wakil Rakyat Bermalam
17. Dialog “Buah Hatiku Sayang”
18. Negri Indonesia
19. Perempuan
20. Tvri Sport
21. Panggung Eksis
22. Jendela Dunia
23. Forregners Update
24. Panggung Pak Rodi
25. Berani Bersih
26. Bukan Talkshow Biasa
27. Taman Buaya Beat Club
28. Seni dan Budaya
29. Renungan Malam
TVRI Daerah
Untuk mempermudah koordinasi informasi antara TVRI Pusat dengan
TVRI Daerah, saat ini TVRI memiliki beberapa staisun daerah yang berada di
kota-kota besar di Indonesia:
1. TVRI Stasiun Aceh
2. TVRI Stasiun Sumatera Utara
3. TVRI Stasiun Sumatera Barat
4. TVRI Stasiun Riau
5. TVRI Stasiun Jambi
6. TVRI Stasiun Bengkulu
7. TVRI Stasiun Sumatera Selatan
8. TVRI Stasiun Bangka Belitung
9. TVRI Stasiun Lampung
10. TVRI Stasiun Jawa Barat
11. TVRI Stasiun DKI Jakarta
12. TVRI Stasiun Jawa Tengah
11
13. TVRI Stasiun Yogyakarta
14. TVRI Stasiun Jawa Timur
15. TVRI Stasiun Bali
16. TVRI Stasiun NTB
17. TVRI Stasiun NTT
18. TVRI Stasiun Kalimantan Barat
19. TVRI Stasiun Kalimantan Tengah
20. TVRI Stasiun Kalimantan Timur
21. TVRI Stasiun Kalimantan Selatan
22. TVRI Stasiun Sulawesi Utara
23. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah
24. TVRI Stasiun Sulawesi Barat
25. TVRI Stasiun Sulawesi Selatan
26. TVRI Stasiun Gorontalo
27. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara
28. TVRI Stasiun Maluku
29. TVRI Stasiun Papua
12
BAB III
DASAR TEORI
13
Kabel Coaxial
14
coaxial broadband (kabel 75 ohm) –digunakan untuk transmisi analog.
Kabel coaxial terkadang juga digunakan untuk topologi bus, tetapi
beberapa produk LAN sudah tidak mendukung koneksi kabel coaxial.
Protokol Ethernet LAN yang dikembangkan menggunakan kabel coaxial:
10Base5 / Kabel “Thicknet” : adalah sebuah kabel coaxial RG/U-8.·
merupakan kabel “original” Ethernet.· tidak digunakan lagi untuk LAN
modern.·
Aturan pengguanan thicknet :
Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm .
Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached device)
atau berupa populated segments.
Setiap kartu jaringan memiliki pemancar tambaan
(externaltransceiver).
Setiap segment maksimal berisi 100 perangkat jaringhan, termsuk
repeater.
Maksimum panjang kabel persegment adalah 1.640 feet ( sekitar 500
meter).
Jarak maksimum antar segment adalah 4.920 feet( sekiutar 1500
meter).
Setiap segment harus diberi ground.
Jarak maksimum antar pencvabang dari kabel utama ke peramngkat
adaklah 16 feet (sekitar 5 meter).
Jarak minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
10Base2 / Kabel “Thinnet”:
adalah sebuah kabel coaxial RG/U-58.· mempunyai diameter yang lebih kecil
dari “Thicknet”.· menggantikan “Thicknet”.·
tidak direkomendasikan lagi, tetapi masih digunakan pada jaringan LAN yang
sangat kecil.·
Aturan penggunaan thinnet :
Setiap ujung diberi hambatan sebesar 50 Ohm.
Panjang maksimal kabel sekitar 100 feet (185 meter) per segment.
Setiap segment maksimum terkoneksi sebanayak 30 perangkat jaringan.
15
Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard.
Maksimum ada tiga segment yang terhubung satu sama lain.
Setiap segment dilengkapi dengan satu ground.
Panjang maksimim antar Tconnentor adalah 1,5 feet 90,5 meter).
Panjang maksimum kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555
meter).
Bonus :
Banyak orang beranggapan bahwa kabel Coax sudah tidak lagi
digunakan, tetapi sesungguhnya hal itu adalah salah. Kabel Coax memang
sudah ditinggalakan untuk pemakaian antar PC seperti pada topology BUS,
tetapi biasanya kabel Coax digunakan untuk menghubungkan PC/sebuah
Device ke sebuah Antena. Kenapa ?? Karena kabel Coax menghantarkan
data berupa signal Analog, itulah mengapa antena TV menggunakan kabel
jenis ini. Kebel Coax juga digunakan oleh beberapa ISP seperti B*ZNET.
B*ZNET menggunakan tekhnologi bernama HFC(Hybrid Fiber Coaxial),
merupakan gabungan teknologi Fiber Optic dan Coaxial,. Kapan-kapan saya
bahas lbh dalam tentang HFC.. n_n
Twisted Pair
16
impedensi, atau tahanan listrik yang konsisten. Nama yang umum digunakan
untuk kawat ini adalah IBM jenis/kategori 3.
Kabel STP sama dengan kabel UTP, tetapi kawatnya lebih besar dan
diselubungi dengan lapisan pelindung isolasi untuk mencegah gangguan
interferensi. Jenis kabel STP yang paling umum digunakan pada LAN ialah
IBM jenis/kategori 1.
“Shielded twisted pair” juga adalah jenis kabel telepon yang digunakan
dalam beberapa bisnis instalasi. Terdapat pembungkus tambahan untuk tiap
pasangan kabel (”twisted pair”).Kabel STP juga digunakan untuk jaringan
Data, digunakan pada jaringan Token-Ring IBM. Pembungkusnya dapat
memberikan proteksi yang lebih baik terhadap interferensi EMI.
17
Kabel Fiber Optik
Kabel Fiber Optik adalah teknologi kabel terbaru. Terbuat dari glas
optik
Di tengah-tengah kabel terdapat filamen glas, yang disebut “core”, dan di
kelilingi lapisan “cladding”, “buffer coating”, material penguat, dan
pelindung luar.Informasi ditransmisikan menggunakan gelombang cahaya
dengan cara mengkonversi sinyal listrik menjadi gelombang cahaya.
Transmitter yang banyak digunakan adalah LED atau Laser.
Kabel Fiber Optik banyak digunakan pada jaringan WAN untuk komunikasi
suara dan data. Kendala utama penggunaan kabel fiber optik di LAN adalah
perangkat elektroniknya yang masih mahal. Sedangkan harga kabel Fiber
Optiknya sendiri sebanding dengan kabel LAN UTP.
18
Gambar : jenis-jenis kabel yang ada di dalam ruangan studio
maupun di luar TVRI NTT
19
gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang
lebih luas daripada biasanya.
TV Analog
Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan
voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi
digital dapat dimasukan ke analog. Sistem yang dipergunakan dalam televisi
analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan SECAM.
Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap
gangguan (noise) dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima
dengan kode koreksi error (error correction code ).
2. PENYIARAN NETWORK
Sistem Televisi Berjaringan Di Indonesia
Sistem televisi di Indonesia yang mengharuskan televisi-televisi yang
memiliki daya frekuensi siaran nasional, agar melepaskan frekuensi
terhadap daerah-daerah siaran mereka dan menyerahkan pada
orang/lembaga/organisasi daerah yang ingin menggunakannya untuk
dikembangkan. Bila televisi-televisi yang berlokasi di Jakarta
menginginkan siarannya dapat diterima di daerah tertentu, maka ia harus
bekerjasama dengan televisi yang ada di daerah bersangkutan. Sistem ini
akan diberlakukan di Indonesia pada 28 Desember 2009. TV nasional
dapat bertindak sebagai induk stasiun jaringan dan TV lokal bertindak
sebagai anggota stasiun jaringan, stasiun induk bertindak sebagai
koordinator yang siarannya direlai oleh anggota (pasal 34 ayat 1 dan 2 PP
Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Swasta).
Pelaksanaan Tv Berjaringan
Program siaran anggota jaringan
1. Produksi program muatan lokal sekurang-kurangnya
diselenggarakan dalam jumlah 10% dari total waktu
siar;
2. Pelaksana produksi program muatan lokal
diutamakan mengambil sumber daya manusia dan
20
potensi-potensi penyiaran dari daerah setempat
dengan mempertimbangkan profesionalisme;
3. Program muatan lokal adalah isi siaran yang
memuat hal-hal yang bersumber dari daerah dalam
bidang sosial, politik, ekonomi dan budaya;
4. Durasi siaran lokal dapat ditingkatkan dari tahun ke
tahun menjadi maksimal 30% disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan.
Teknik operasional anggota jaringan
1. Memiliki studio siaran dengan segala kelengkapannya;
2. Memiliki ruang pengendali siaran (master control)
dengan segala kelengkapannya;
3. Memiliki peralatan-peralatan transmisi, pengiriman
gambar melalui satelit, serat optik dan atau microwave,
maupun jenis-jenis peralatan lainnya yang berfungsi
untuk menyebarluaskan tayangan program televisi;
4. Peralatan-peralatan post produksi yang memenuhi
standar-standar penyiaran peralatan-peralatan kamera
beserta kelengkapannya gedung kantor dan peralatan
kantor yang menjadi pusat operasional.
Administratif anggota jaringan:
1. Anggota jaringan berbentuk badan hukum Perseroan
Terbatas yang terpisah dari induk jaringan
2. Mengikuti proses perizinan sebagaimana ditetapkan oleh
UU No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan peraturan
perundangan yang berlaku.
Ketentuan-ketentuan lain penyelenggaraan system televisi berjaringan
1. Bagi stasiun televisi yang telah memiliki stasiun relai di
berbagai daerah wajib mendirikan induk jaringan atau
anggota jaringan.
2. Jumlah induk jaringan atau anggota jaringan sebagaimana
dimaksud dalam ayat di atas didirikan sesuai dengan
21
prosentase dari jumlah stasiun relay yang dimiliki di
ibukota provinsi dengan mengacu pada ketentuan sebagai
berikut : Tahun pertama berjumlah sekurang-kurangnya
50% dari jumlah provinsi yang terdapat stasiun relay,
Tahun kedua berjumlah sekurang-kurangnya 75% dari
jumlah provinsi yang terdapat stasiun relay, Tahun ketiga
berjumlah 100% dari jumlah provinsi yang terdapat
stasiun relay.
3. Prosentase sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf (a)
dan (b) UU No 32 Tahun 2002, sebanyak-banyaknya 50%
di Pulau Jawa.
4. Pendirian induk jaringan atau anggota jaringan
sebagaimana disebut dalam ayat 2 wajib dilakukan di
lokasi stasiun relay yang sudah ada.
5. Pendirian sistem stasiun berjaringan sebagaimana diatur
dalam pasal 6 wajib memberikan kesempatan kepada
mitra lokal untuk terlibat dalam kepemilikan saham
sekurang-kurangnya sebesar 51% pada tahun 2010.
6. Pelaksanaan pemberian kesempatan kepemilikan kepada
mitra lokal sebagaimana dimaksud dalam ayat di atas
dilaksanakan dengan mengacu pada ketentuan tahapan
sebagai berikut:
7. Tahun kedua sekurang-kurangnya mitra lokal dapat
memiliki 20 % kepemilikan saham terhadap stasiun induk
jaringan.
8. Tahun ketiga sekurang-kurangnya mitra lokal dapat
memiliki 40 % kepemilikan saham terhadap stasiun induk
jaringan.
9. Sekurang-kurangnya mitra lokal dapat memiliki 51 %
kepemilikan saham terhadap stasiun induk jaringan.
22
3. PENYIARAN KOMERSIAL DAN KOMUNITAS
Berdasarkan sifatnya, jenis penyiaran ini dibedakan menjadi dua kategori
yang di antaranya adalah penyiaran komersial dan penyiaran komunitas.
A. Penyiaran Komersial
Kebanyakan penyiaran yang bersifat komersial ini, hanya mengandalkan
kehidupan dan pendapatan dari pemasukan iklan. Dan penyiaran yang bersifat
komersial ini pada umumnya merupakan penyiaran dari pihak swasta bukan
negeri. Walaupun penyiaran ini merupakan penyiaran swasta dan bukan
pemerintahan atau negeri, penyiaran ini masih dalam ikatan perundang-
undangan tentang penyiaran. Hal ini dikarenakan penyiaran merupakan
konsumsi publik alias akan didengar oleh banyak orang secara global dari
semua kalangan. Sehingga, penyiaran komersial ini masih memiliki batasan-
batasan tertentu sesuai dengan kebijakan penyiaran yang berlaku.
Mungkin kita pernah merasakan kalau sistem penyiaran swasta seperti
pada televisi swasta di Indonesia terdapat keniscayaan. Hal ini dikarenakan
televisi swasta di Indonesia sangat sentralistik. Hal ini disebabkan karena
televisi swasta di Indonesia mampu menjangkau hingga 80% penduduk di
Indonesia. Sedangkan, penduduk di Indonesia yang mampu mengakses
televisi mencapai 65%. Hal ini dengan kata lain, yang dapat terakses sekitar
118 juta penduduk Indonesia. Sedangkan untuk masing-masing televisi kini
sudah bisa mencapai 60 sampai 99% penduduk yang terakses jangkauan.
Ada dua hal yang dapat kita ketahui mengenai jangkauan penduduk
Indonesia. Pertama, jumlah penduduk Indonesia yang mampu mengakses
televisi mencapai 50%. Kedua, di sisi lain, televisi sudah mampu
menjangkau dari 60 sampai 90% dari mereka yang bisa mengakses televisi.
Hal ini dapat disimpulkan mengingat di Amerika Serikat saja setiap penduduk
saja memiliki televisi, namun terdapat aturan television’s household atau
nation’s TV homes bahwa tidak boleh menjangkau lebih dari 39%.
23
B. Penyiaran Komunitas
Penyiaran komunitas ini pada umumnya di bawah suatu lembaga
pemerintahan, itu sebabnya banyak yang menyebutnya sebagai Lembaga
Penyiaran Komunitas. Jika didefinisikan bahwa Lembaga Penyiaran
Komunitas merupakan suatu lembaga penyiaran yang mampu memberikan
pengakuan secara signifikan dan akurat terhadap peran supervisi dan evaluasi
kepada anggota komunitasnya. Nah, pengakuan tersebut diberikan melalui
sebuah lembaga supervise yang memang didirikan khusus dengan tujuan
yang spesial. Itulah penyiaran komunitas secara umum garis besarnya.
Pada intinya penyiaran komunitas itu merupakan jenis penyiaran yang
berdiri di bawah naungan komunitas atau lembaga-lembaga walaupun bukan
non pemerintahan. Beberapa Radio atau televisi yang menggunakan jenis
penyiaran komunitas di antaranya:
TV Kampus,
Radio Kampus,
TV Komunitas,
Radio Komunitas,
Radio Organisasi
Itu sebabnya, tak heran jika kita yang berada di lingkungan kampus, mulai
terdapat beberapa jurnalistik kampus atau komunitas yang mulai bertebaran
untuk menyiarkan beberapa berita atau kegiatan lokal yang ada di sekitarnya.
24
Mampu memenuhi setiap hak masyarakat.
Mampu mengkokohkan nilai-nilai dasar dari demokrasi.
Mampu mempertahankan keadilan dan kebenaran.
Di Indonesia sendiri, setiap tanggal 1 April ditetapkan sebagai hari untuk
memperingati Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas). Harsiarnas memiliki
perjalanan sejarah yang panjang dan membentuk ndonesia sebagai sebuah
bangsa. Kemudian, Harsiarnas ditetapkan sejak tahun 2009 silam di kota
Solo. Baru setelah itu berlanjut diperingati sebagai salah satu stakeholders
dari bidang penyiaran di Indonesia.
25
itu sesuai target waktu yang telah ditentukan. Produksinya bisa dikerjakan di
dalam studio atau di luar studio, tergantung dari jenis program apa yang
sedang dibuat. Setelah jadi (dalam bentuk pita cassete atau file hardisk)
langkah berikutnya adalah proses Pasca Produksi(Editing, Graphic dan
Quality Control). Bila telah lolos dari Quality Control berarti program ini
telah siap tayang, dan program itu kemudian dikirim ke Playout untuk
dimasukkan ke dalam daftar tunggu (Play List). Nantinya, pada jam, menit
dan detik yang telah ditentukan, program ini akan tayang sendiri secara
otomatis berdasarkan perintah dari software On-Air Automation. On-Air
Automation bekerja berdasarkan data entry yang dimasukkan oleh bagian
Traffic. Data yang di entry itu misalnya: judul program, durasi, jam, menit
dan detik kapan program itu harus tampil ke layar. Jika fasilitasnya tersedia,
bisa juga data itu berisi kapan running text, graphic atau animasi iklan harus
tampil bersama-sama dengan program (fasilitas ini disebut dengan Secondary
Event). Bagian Traffic biasanya berada di bawah Sales dengan tujuan agar
memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan iklan. Sebab hal
ini berakitan erat dengan masalah tagihan dan pembayaran iklan.
Traffic atau pengaturan lalu lintas program dan iklan ini cukup rumit,
karena melibatkan banyak pihak (Programming, Sales, Finance dan Teknik)
sehingga diperlukan software khusus untuk membantu mempermudah teknis-
operasionalnya. Ketika semuanya sudah tersusun rapi dan kemudian di run,
maka Playout akan secara otomatis menayangkan program dan iklan itu
secara berurutan sesuai jadwal yang telah tersusun dalam Play List. Sinyal
audio-video yang keluar dari Playout kemudian dipilih oleh Master Switcher
untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar untuk dipancarkan. Dalam banyak
kasus sering kali letak Pemancar berada jauh di luar studio, sehingga
dibutuhkan sebuah alat yang berfungsi ntuk menyalurkan sinyal dari Studio
ke Pemancar. Alat ini kemudian disebut dengan STL (Studio to Transmitter
Link) sebagaimana diperlihatkan dalam gambar diagram di bawah ini :
26
Gambar diagram prinsip kerja stasiun televisi
Dalam menyusun urutan program sering kali terdapat slot waktu untuk
siaran langsung (live), baik yang berasal dari dalam atau dari luar studio.
Sementara itu siaran langsung biasanya waktunya sering tidak pasti, dalam
arti bisa maju atau mundur beberapa menit atau detik. Oleh karena itu di
dalam software On-Air Automation umumnya telah tersedia fasilitas yang
mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu penayangan program siaran
langsung ini. Siaran langsung dari luar studio umumnya menggunakan
jalur Fiber Optic, Satelit atau Microwave Link sebagai sarana untuk
mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio. Sinyal-sinyal yang berasal dari luar
ini dipilih melalui Routing Switcher dan kemudian harus disinkronkan
terlebih dahulu dengan standar sinyal eksisting yang ada di dalam studio.
Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal video ini disebut
Frame Synchronizer. Selanjutnya, untuk mengukur kualitas sinyal-sinyal dari
luar itu digunakan peralatan video monitoring berupa Waveform dan
Vectorscope. Siaran langsung dari dalam Studio misalnya adalah siaran
berita, wawancara atau dialog. Di dalam siaran berita sering kali disisipi
dengan laporan langsung dari lokasi. Maka sinyal dari lokasi ini harus dikirim
dulu ke studio, kemudian digabungkan dengan pembaca berita (terkadang
disisipi text dan gambar-gambar graphic), baru kemudian diteruskan ke
Master Switcher untuk disisipi logo, running text atau iklan animasi (bila ada)
27
dan selanjutnya output dari Master Switcher dikirim ke Pemancar. Jika
ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan untuk memproduksi
program-program hiburan seperti talk show, kuis, kontes / live music atau
acara-acara lain yang agak kolosal. Tapi itu semua tergantung dari visi dan
misi dari stasiun TV itu sendiri. Di beberapa stasiun TV, studio untuk
program hiburan seperti itu umumnya terpisah dari studio untuk siaran berita,
sehingga ada lebih dari satu studio untuk memproduksi program yang
berbeda-beda. Tapi di beberapa stasiun TV banyak juga dijumpai hanya satu
studio untuk memproduksi berbagai macam program. Tujuannya adalah
untuk efisiensi. Maksudnya, efisien dalam hal investasi alat, ruangan dan
jumlah personel yang mengoperasikannya. Studio sering pula digunakan
untuk keperluan rekaman (taping). Hasil rekamannya kemudian di proses di
jajaran Pasca Produksi untuk menjalani proses editing. Misalnya gambar-
gambar yang tidak perlu harus dibuang, suara yang lemah diperkuat atau yang
terlalu kuat dikurangi, kemudian diberi tulisan atau graphic agar tampilannya
lebih menarik, atau diberi sisipan suara (dubbing / voice over) bilamana perlu.
Setelah proses itu semua selesai kemudian materinya diserahkan ke bagian
Quality Control untuk diperiksa kualitasnya. Bila telah lolos QC barulah
dikirim ke Play Out untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (Play List).
Pada waktu yang telah ditentukan, program ini kemudian akan tayang sendirir
secara otomatis atas perintah software On-Air Automation.
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Stasiun nasional adalah stasiun yg menurut Head dan Sterling (1982 ) yang
dikutip Morissan dalam bukunya Media pennyiaran, mendefinisikan jaringan
sebagai “ two or more stasions interconnected by some means of relay (wire,
cable, terrestrial microwaves, satellite) so as to enable simultaneous broad
casting of the same program “ artinya : dua atau lebih stasiun yang saling
berhubungan melalui relai (kawat, kabel, gelombang mikro terrestrial , satelit)
yang memungkinkan terjadinya penyiaran program secara serentak.
Dari definisi yang diberikan Head dan Starling ini dapat disimpulkan
bahwa stasiun jaringan adalah sejumlah stasiun penyiaran yang saling
berhubungan untuk dapat menyiarkan program secara serentak.
Namun untuk dapat disebut “ jaringan” terdapat ketentuan jumlah minimal
stasiun penyiaran yang mau bergabung untuk membentuk suatu jaringan
penyiaran. Jumlah minimal stasiun penyiaran ini harus dipenuhi terlebih
dahulu agar dapat dinyatakansebagai stasiun berjaringan secara hukum.
Karenanya Head dan Sterling, menyatakan bahwa stasiun jaringan harus …
constitue a minimal network in the legal sense ( membentuk jaringan minimal
[ yang diakui ] secara hukum).
Hal penting yang perlu dipahami bahwa terdapat dua pihak dalam system
penyiaran berjaringan yaitu :
1. Stasiun jaringan, yaitu stasiun yang menyediakan program. Stasiun
jaringan tidak memilki wilayah siaran sehingga stasiun jaringan
tidak dapat dapat menyiarkan programnya tanpa bekerja sama
dengan stasiun yang memilki wilayah siaran .
2. Stasiun afiliasi, yaitu stasiun lokal yang bekerja sama (berafiliasi)
dengan stasiun jaringan. Stasiun lokal memiliki wilayah siaran,
namun sifatnya terbatas di daerah tertentu saja.
29
Setiap Negara yang memilki system penyiaran dengan pola jaringan
memiliki ketentuan berbeda-beda mengenai ketentuan minimal suatu
jaringan. Di AS, anggota jaringan paling sedikit terdiri dari 25 stasiun
penyiaran. Sebagaimana ketentuan lembaga berwenang di bidang penyiaran.
Di AS, yaitu FCC yang mendefiniskan jaringan sebagai: “Any program
service that offers at least 15 hours of programming each week to at least 25
stasions in 10 states “ (setiap program (televisi atau radio) yang melakukan
siaran menimal 15 jam per minggu kepada minimal 25 stasiun di 10 wilayah
Negara bagian ).
Dengan demikian menurut ketentuan FCC itu, selain jumlah stasiun yang
menerima program siaran ditentukan minimal 25 stasiun, durasi program
siaran ditetapkan minimal 15 jam per minggu.
30
harus Line of Sight / LOS tanpa adanya penghalang apapun sehingga jarak
yang bisa dicapai dengan sistem ini hanya terbatas dalam kota.
31
4. Cable Distribution
Cable Distribution yaitu sistem pengiriman sinyal dilakukan dengan
menggunakan media kawat sehingga jarak hanya terbatas pada panjang kabel
yang kita gunakan.
4.3.1. Kamera
Dilihat dari penggunaannya, kamera video dibagi menjadi tiga, yakni
kamera studio, kamera portable (ENG camera) dan kamera EFP (Electronics
Field Production).
4.3.1.1. Kamera Studio
Adalah kamera yang biasanya digunakan dalam studio (in door) untuk
memproduksi sebuah program acara televisi.
Biasanya satu set kamera studio terdiri atas:
a. Kamera: - lensa (box lens), kamera head, view finder,
kamera mounting,
b. Kabel kamera,
c. Camera Control Unit / Base Station,
d. Remote Control Panel / Operation Control Panel,
e. System Monitoring : wavefrom monitor danvideo monitor,
f. Power Supply.
32
KAMERA STUDIO PADA TVRI NTT
33
1 (kamera) set kamera EFP biasanya terdiri atas :
a. Kamera: lensa (portable / box lens), kamerahead, view
finder (VF), camera mounting, rolling tripod, hand crane.
b. Kabel kamera,
c. Camera Control Unit / Base Station,
d. Remote Control Panel / Operation Control Panel,
e. System Monitoring : wavefrom monitor danvideo monitor,
f. Power Supply.
34
menyalakan dan mematikan lampu studio. Switcher box dihubungkan ke
sumber listrik melalui panel sekering pengaman otomatis/MCB ke switcher
utama jenis handle.
4.3.1.3. Talkback
Untuk sarana komunikasi antar kru yang terlibat dalam sebuah produksi
televisi dengan multikamera diperlukan alat komunikasi. Alat vital ini
dinamakan talkback. Tidak seperti pada kamera ENG, dalam kamera EFP dan
kamera studio, talkback bisa diintegrasikan langsung dikamera tersebut.
Talkback terdiri atas microphone serta headset.
4.3.1.4. Teleprompter
Tidak semua produksi multikamera memerlukan alat ini, sangat tergantung
dari jenis acara yang diproduksi. Ini merupakan alat bantu bagi anchor atau
pembawa acara untuk menyampaikan informasi tertentu. Satu set alat ini
terdiri dari monitor yang diintegrasikan pada kamera serta satu unit komputer
35
di MCR.Teleprompter sebetulnya ”bukan” alat komunikasi dan tidak di
desain untuk keperluan itu.Teleprompter di “tempelkan” pada lensa kamera,
sehingga ketika anchor membaca pandangan mata masih ke arah kamera.
Untuk beberapa hal, teleprompter ini bisa juga digunakan director atau
producer untuk memberikan “isyarat” tertentu pada pembawa acara tadi.
36
Peralatan –peralatan penting di ruang kontrol studio
antara lain:
4.3.2.1.Video Mixer / Vision Mixer
Peralatan ini berguna untuk memilih gambar atau video yang berasal dari
kamera, VT, maupun komputer dan sekaligus sebagai alat kombinasi
gambar.Digunakan untuk menerima masukan dari setiap kamera yang
digunakan untuk shoting dan meneruskan ke VTR untuk direkam.
Alat ini juga berfungsi untuk memilih gambar dari kamera mana yang
akan direkam ke VTR. Dan efek-efek apa yang akan dipilih dan digunakan
sebagai transisi perpindahan gambar dari kamera yang satu ke kamera yang
lain oleh switcherman atas perintah sutradara.
4.3.2.2. Audio Mixer
Peralatan ini berguna untuk mengontrol atau mengatur sumber – sumber
audio dari studio set maupun sumber lain yang akan masuk dalam siaran.
MIXER PADA TVRI NTT
4.3.2.3. TV Monitor
TV monitor. Berfungsi sebagai display kamera untuk memonitor hasil
pengambilan gambar setiap kamera sehingga bisa diketahui kualitasnya agar
dipilih sutradara untuk direkam di master VTR. Oleh karena itu Setiap
kamera dipasang satu monitor. Master VTR juga membutuhkan dipasang
satu monitor untuk mengetahui gambar dari kamera mana yang sedang
direkam di VTR. Pemilihan gambar dilaksanakan oleh switcherman dengan
memilih menggunakan mixer Video yang telah dilengkapi dengan fasilitas
switcer.
37
Perpindahan gambar dari kamera satu ke kamera yang lain menggunakan
mode wiper sehingga perpindahan atau transisi dari gambar tidak jumping
dan halus. Transisi ada beberapa mode seperti super inpose, wip horizontal,
vertikal, diagonal dan sebagainya.
38
4.3.2.5. Lighting Control
Peralatan ini berfungsi seperti mixer yang berguna untuk pengesetan dan
pengaturan cahaya yang ada dalam studio set. Instrumen pengatur cahaya
biasanya terletak pada ruang kontrol studio atau pada salah satu sudut di
studio. Posisi pengatur cahaya yang berada di ruang kontrol akan
memberikan banyak keuntungan, karna penata cahaya dapat langsung
berkomunikasi orang-orang di ruang kontrol. Studio televisi dilengkapi
dengan sistem pencahayaan yang terdiri atas sejumlah sumber cahaya yang
diagntungkan pada langit-langit studio.Setiap sumber cahaya tersebut harus
dapat diatur tingkat pencahayaan yang diperlukan untuk setiap program.
39
4.3.2.6. Character Generator
Biasa juga disebut dengan CG atau Chargen , ini adalah untuk membuat
serta menampilkan title, subtitle,serta graphic yang dibutuhkan dalam
tayangan produksi acara televisi. Ada yang berbentuk keyboard yang
dihugungkan langsung ke vision mixer, ada juga beerbentuk satu unit
komputer yang berdiri sendiri yang bisa dihubungkan ke vision mixer.
4.3.2.7. Waveform
Alat ini digunakan untuk mengukur kualitas video yang dihasilkan
oleh masing-masing kamera serta dari VT. Juga bisa digunakan untuk
mengukur audio. Waveform menampilkan graphic yang menjadi parameter
atau acuan yang bisa digunakan apakan kualitas video dan audio sudah sesuai
harapan atau belum.
40
diantaranya adalah pengaturan pencahayaan (brightness contrast), temperatur
warna (color temperature), kecepatan (shutter speed), white balance, serta
warna hue (red, green, blue). Jumlah CCU yang digunakan sama persis
dengan jumlah kamera yang digunakan karena masing-masing kamera
dikontrol oleh satu CCU.
41
4.3.3. Master Control ( Ruang Kendali Siar )
Ruang master kontrol atau Master Control Room (MCR)
Televisi atau sering disebut juga sebagai ruang kendali siaran televisi,
merupakan ruangan yang berisikan perangkat teknis utama penyiaran dalam
mengontrol segala proses siaran stasiun televisi. MCR menjadi pusat dari
segala kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran televisi. MCR
sangat penting karena semua materi siaran baik acara secara langsung (live)
maupun rekaman di studio, atau kejadian yang langsung dari suatu lokasi di
luar studio melalui OB Van atau mobil siaran, harus melalui MCR terlebih
dahulu, sebelum akhirnya dipancarkan ke satelit. Materi siaran berupa iklan,
logo stasiun televisi, program-program acara, running text dan sebagainya,
semuanya telah disiapkan di MCR untuk ditayangkan.
Bagian penyiaran atau broadcasting merupakan ujung dari produksi
materi siaran seperti program acara, iklan, dan sebagainya. MCR menjadi
pusat kegiatan penyiaran, meliputi pengoperasian peralatan siaran televisi dan
hal-hal non-teknis seperti pengaturan waktu tayang. Beberapa stasiun televisi
menempatkan bagian penyiaran menjadi satu departemen tersendiri yang
umum dikenal dengan Departement On Air Broadcas]t. Dalam departemen
ini, terdapat bagian teknis (meliputi Master Control dan video tape
recording (VTR) On Air), bagian non-teknis (meliputi traffic log dan
presentasi). Seluruh materi siaran akan melalui MCR dan kemudian menuju.
perangkat uplink untuk ditransmisikan melalui satelit dan ke stasiun relay di
seluruh Indonesia.
Master control juga bertanggung jawab terhadap kualitas teknis program
sesuai dengan standar yang ditentukan. Kegiatan pada Master control dapat dibagi
menjadi empat bagian yaitu:
1. Masukan program ( program input )
Materi program yang masuk ke master control dapat berasal dari studio,
satelit, stasiun jaringan, siaran langsung diluar studio atau kurir dalam
bentuk video tape. Program siaran langsung, akan langsung diarahkan ke
pemancar, namun sebagian besar materi program harus disimpan dulu
sebelum disiarkan. Master control juga menyimpan berbagai jeda ( station
42
break ) yang dapat berupa iklan, promo ( teaser ) program selanjutnya,
pengumuman, identifikasi stasiun yang muncul di antara program.
2. Penyimpanan program ( program storage )
Seluruh materi program yang sudah direkam disimpan di Master
control atau pada ruang penyimpanan yang telah ditetukan. Setiap program
memiliki kode tertentu agar dapat cepat diketahui dan di temukan.
3. Penemuan program ( program retrieval )
Penemuan program ( program retrieval ) mencakup kegiatan pemilihan,
permintaan dan penayangan materi program. Penemuan program ditentukan
oleh program log yang berisi daftar perinci setiap program yang ditentukan
pada hari tertentu. Program log berisi informasi yang diperlukan bagi
efisiensi operasional stasiun penyiaran seperti informasi mengenai waktu
tayang program, durasi program, judul program, asal atau sumber program,
kode program, jenis program ( langsung atau rekaman ).
Program log diterbitkan setiap hari, biasanya lebih dulu satu atau dua hari
dari penayangan.Kebanyakan stasiun TV menampilkan program log dilayar
komputer, namun terkadang menyediakan pula dalam bentuk hard copy.
4. Traffic
Traffic adalah bagian yang sangat penting pada sebuah stasiun televisi,
namun tak banyak orang yang memahaminya. Traffic, seperti yang
ditunjukan namanya, ialah daftar yang berisi jadwal yang menjaga alur dari
seluruh susunan acara, iklan, promosi, berita yang akan mengudara. Dunia
penyiaranmembutuhkan ketepatan untuk semua jadwal yang sudah disusun,
untuk itu dibutuhkan Traffic.
Dengan demikian, Traffic merupakan panduan yang akan memberitahu
teknisi apa yang nanti akan ditayangkan dan berapa lama
waktunya. Traffic ialah jadwal harian untuk suatu stasiun televisi yang berisi
catatan yang menunjukan kapan dan apa yang sudah diudarakan. Bagi
departemen pemasaran, Traffic merupakan jadwal yang memungkinkan
secara akurat mengirimkan tagihan untuk penayangan iklan-iklan.
Dewasa ini, Traffic untuk stasiun televisi sudah sepenuhnya menggunakan
program komputeryang dijalankan secara otomatis. Maka seluruh program,
43
promosi dan iklan, bisa dijalankan dan dihentikan melalui komputer. Bila
mesin Traffic tidak berjalan sesuai jadwal, maka program tidak bisa diputar
pada waktu yang tepat sehingga dapat muncul berbagai persoalan lain,
misalnya stasiun televisi dapat kehilangan uang dari iklan yang harus
disiarkan.
44
3. Tipe produksi, misalnya: rekaman saja (taping) atau termasuk
siaran langsung (live),
4. Hasil produksi apakah full kompetitif (target komersial) atau
tidak, ini merupakan kaitanya dengan mutu dan pengadaan
peralatan yang menghasilkan effek, daya tarik, audio/visual dan
peningkatan mutu seperti vision mixer, sound mixer, lighting
stytem dan peralatan pasca produksi (editing, dubbing, mixing dan
lain-lain),
5. Perkiraan volume produksi dan lokasi produksi ( di studio saja atau
termasuk luar studio), bagaimanakah tingkat mobilitas yang
diinginkan (tinggi, sedang, rendah) dan anggaran (budget) yang
akan dialokasikan untuk pengadaan peralatan.
4.1.2. Aspek penyiaran
1. Aspek penyiaran dengan pertimbanganya antara lain :Apakah
kegiatanya menyiarkan saja atau dengan kegiatan produksi
terbatas.
2. Menyiarakan saja artinya menerima bahan siap siar dari luar
(program provider,production house).
3. Apakah ada kemungkinan pengolahan kembali (readiting atau
pasca produksi) bahan siaran yang diterima dari pihak luar
(production house).
4. Produksi terbatas bisa berarti bahwa hanya memproduksi program
tertentu dengan volume kecil, misalnya : berita atau talk show.
1. Tipe siaran ( hasil rekaman atau live).
2. Siaran dari studio saja atau termasuk dari luar.
3. Perkiraan waktu siaran dan durasi jam siaran.
4.1.3. Aspek pendukung
Dalam melaksanakan kegiatan produksi dan penyiaran dibutuhkan
peralatan teknik lainya sebagai pendukung, biasanya disebut teknik umum
antara lain : pembangkit daya listrik dan diesel, alat dekorasi dan konstruksi,
alat transportasi, dan lain-lain.
45
Pertimbangan utama dalam pengadaan peralatan teknik umum terutama
adalah harus mampu mendukung kegiatan produksi dan penyiaran secara
efektif dan efesien.
46
yang dapat dilakukan dan juga semakin fleksibel. Studio yang hanya
digunakan untuk program berita dengan menampilkan satu atau dua presenter
dan sekali-kali Interview dengan narasumber, membutuhkan ukuran ruangan
yang relative kecil atau bahkan sangat kecil.
Lantai studio harus memungkinkan kamera bergerak secara mulus dan
bebas.Lantai juga harus kuat untuk menerima beban berat seperti peralatan
dan properti studio.Langit-langit studio harus memiliki ketinggian yang
cukup, minimal 12 kaki dari lantai. Ketinggian kurang dari 12 kaki akan
menimbulakan hal-hal yang tidak menguntungkan, seperti :
Sumber cahaya menjadi terlalu dekat dengan objek,sehingga pengaturan
cahaya menjadi sulit dilakukan dan ruangan menjadi cepat panas. Selain itu
peralatan studio seperti lampu dan mikrofon akan mudah tertangkap kamera;
Langit-langit dan dinding studio harus dilapisi materi akustik yang berfungsi
mencegah suara memantul. Pendingin udara (AC) berperan sangat penting
untuk menjaga kenyamanan karena sinar lampu studio menghasilkan panas
dalam jumlah yang cukup besar; Pintu studio yang baik adalah yang berat dan
tidak tembus suara, namun cukup lebar untuk dilalui berbagai macam
peralatan ukuran besar.
47
berfungsi untuk fungsi audio bagi studio monitor dan untuk
memperdengarkan suara-suara lainnya (misalnya: suara telepon,
musik) guna mendukung program yang tengah berjalan.
d. umber listrik
Setiap dinding studio hendaknya memiliki sumber listrik. Sumber
listrik bagi kamera, mikrofon, intercom, dan peralatan elektronik pendukung
produksi lainnya harus disebar merata pada setiap dinding. Hal ini
dimaksudkan agar kabel-kabel peralatan tidak menjadi terlalu panjang
sehingga lebih mudah diatur.
e. Pengatur cahaya
Studio harus dilengkapi alat pengontrol cahaya yang berfungsi
mengatur besar kecilnya intensitas cahaya yang dibutuhkan bagi setiap
program.
PRA PRODUKSI
48
3. Produser bekerjasama dengan reporter mulai menentukan nara
sumber serta pemilihan ‘human example’ atau tokoh utama
laporan mendalam itu. Setelah pemilihan nara sumber telah
disepakati, reporter menghubungi nara sumber untuk membuat
janji liputan keesokan harinya. Sementara produser sudah mulai
merangkai cerita dan mempersiapkan WISHLIST liputan.
PRODUKSI
PASCA PRODUKSI
1. Dua hari terakhir produksi digunakan untuk melengkapi audio
visual. Misalnya gambar cantik alias ‘beauty shot’, sekuen
pembuka tayangan atau sekuen sebagai ‘bridging’ atau sekuen
yang menjembatani satu bagian cerita ke bagian lainnya.
2. Sementara proses editing sudah berjalan. Pada hari ke-11 editor
akan mem-preview gambar yang telah terkumpul dan memastikan
semua gambar yang dibutuhkan skrip telah tersedia. Editor juga
mengidentifikasi jika ada gambar yang kurang dan perlu ‘shot’
tambahan. Pada hari ke-12, editor sudah mulai melakukan proses
editing. Proses editing akan didampingi oleh produser. Produser
juga berkewajiban memberikan segala kelengkapan yang
49
dibutukan editor dalam bekerja, seperti misalnya grafik dan
ilustrasi musik.
50
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang LPP Stasiun TVRI NTT secara
keseluruhan penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. LPP Stasiun TVRI NTT memiliki 4 program,dimana setiap
program memiliki siaran masinng-masing.
2. Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara,
gambar; atau suara dan gambar; atau yang berbentuk grafis,
karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat
diterima melalui perangkat penerima siaran.
3. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana
pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di
antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui
udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara
serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat
penerima siaran.
4. Proses Siaran Lokal,antara lain :
Aspek produksi
Aspek penyiaran
Aspek pendukung
5.2. Saran
51
menyajikan informasi dan hiburan yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
2. Perlu ditambahkan literatur-literatur yang mendukung pada LPP
Stasiun TVRI NTT.
3. Diharapkan agar terus ada kerja sama yang baik antara FKIP
UNDANA ( Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan ) dengan
LPP Stasiun TVRI NTT,sehingga dapat membantu mahasiswa
untuk dapat mengetahui hal-hal yang dapat terjadi dalam
perkembangan dunia telekomunikasi di Indonesia.
4. Bagi mahasiswa agar lebih tekun dan benar-benar serius dalam
melaksanakan tugasnya sebagai mahasiswa magang apabila
menjalani tugas magangnya di LPP Stasiun TVRI NTT.
52
DAFTAR PUSTAKA
http://lilik.id/sistim-siaran-langsung-tv-dari-luar-studio/
https://pakarkomunikasi.com/jenis-jenis-penyiaran.
http://nickyhaeriani.blog.com/tv-digital-vs-tv-analog/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_televisi_berjaringan_di_Indonesia#Dasar_huk
um
https://anangwiharyanto.wordpress.com/profil/)
https://www.academia.edu/7326728/Perlengkapan_dan_Jalur_Kerja_Studio_Tele
visi_and_Radio
https://rezahape.wordpress.com/2012/02/14/mengenal-satelitte-news-gathering-
sng-part-ii/
https://rezahape.wordpress.com/2012/02/14/mengenal-satelitte-news-gathering-
sng-part-i/
http://heiiapriliaa.blogspot.com/2015/03/proses-pembuatan-berita-sampai-
disiarkan.html
53