HALAMAN JUDUL
PERBANDINGAN COVERAGE AREA COST-231 HATTA
DENGAN STANDART PROPAGATION MODEL LONG TERM
EVOLUTION (LTE) DI KOTA MALANG
Disusun oleh:
Resita Dirga Kusuma
NIM. 1341160046
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Ir.Waluyo.,MT. (PENGUJI I)
NIP. 196002021988111001
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
iii
Abstrak
Performasi jaringan komunikasi seluler dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
data rate, area cakupan, topologi. Salah satu faktor tersebut adalah area cakupan
antenna pada Base Transceiver Station (BTS). Beberapa aspek yang mempengaruhi
area cakupan ialah jenis antenna, tipe lingkungan, model propagasi, jari-jari sel, dan
daya yang dipancarkan.
Pada skripsi ini aspek yang ditinjau yaitu model propagasinya. Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh dari model propagasi Cost-
231 dan Standart Propagation Model terhadap area cakupannya.
Perencanaan jaringan berteknologi LTE yang akan dibahas menggunakan studi
kasus Operator Three di Malang. Dalam pembuatan skripsi ini dilakukan dengan
menganalisis trafik pelanggan dengan kondisi jaringan exiting pada kondisi real,
melakukan perencanaan pada sisi Radio Frequency (RF) menggunakan parameter
untuk teknologi LTE. Dengan frekuensi kerja yang dipilih yaitu 2,6 GHz dan
bandwidth 5 MHz.
Dari 191 nodeB di Kota Malang Kekuatan signal jaringan 4G lebih baik meskipun
daerah cakupan 4G lebih kecil. Dapat disimpulkan bahwa jaringan 4G memiliki
level daya yang jauh lebih baik karena jaringan 4G menggunakan akses data 100%,
sehingga pengguna jaringan 4G dapat menikmati akses data yang lebih cepat dan
lebih baik. Untuk hasil drive test, dapat dilihat bahwa jarak jangkauan BTS LTE
lebih kecil. Tetapi untuk kekuatan sinyal, LTE lebih bagus karena hasil DT memiliki
sedikit warna kuning, Standart propagation model memiliki radius yang lebih besar
dibandingkan dengan cost 231 – hatta. Hal tersebut tampak pada nilai path loss SPM
yang lebih kecil dari nilai path loss cost 231 – hatta. Juga dari hasil simulasi
menggunakan software atoll memperlihatkan bahwa standart propagation model
lebih baik dari pada cost 231 – hatta. Perbandingan nilai user dalam perhitungan dan
dalam simulasi sangatlah berbeda. Hal ini terjadi karena wilayah perencanaan adalah
daerah urban yang merupakan daerah padat penduduk. Sehingga dalam simulasi
didapatkan nilai user sebanyak >5000 orang dengan kebutuhan akses data yang
berbeda-beda
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ii
ABSTRAK Error!
Bookmark not defined.
DAFTAR ISI v
PENJELASAN UMUM 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Manfaat Aplikasi 1
SIMULASI APLIKASI Error!
Bookmark not defined.
2.1 Simulasi Perencanaan Menggunakan Software Atoll Error!
Bookmark not defined.
2.2 Pengukuran Drive Test Error!
Bookmark not defined.
2.3 Perencanaan Propagation Model 20
v
1 . PENJELASAN UMUM
1.1 Latar Belakang
Teknologi seluler saat ini semakin pesat, terutama karena tuntutan dari user
yang menginginkan akses data yang tinggi, serta dapat berkomunikasi dimana saja,
dan kapan saja. Dengan meningkatnya kebutuhan user terhadap akses data dengan
kehandalan yang tinggi, maka diperlukan teknologi yang mendukung transfer data
dengan kecepatan tinggi yaitu LTE. Long term evolution (LTE) merupakan
teknologi seluler generasi ke-4 yang berbasis internet protocol (IP) yang mendukung
transfer paket data dengan datarate yang tinggi. LTE merupakan perkembangan dari
teknologi sebelumnya yaitu UMTS (3G) dan HSPA (3.5G) dimana LTE disebut
sebagai generasi ke 4 (4G). Pada teknologi LTE memiliki kecepatan transfer data
hingga 100 Mbps pada sisi downlink dan uplink sebesar 50 Mbps, yang tentunya
lebih besar dari HSPA yang maksimal transfer datanya 14,4 Mbps pada downlink
dan pada uplink 5,6 Mbps sedangkan UMTS yang memiliki maksimal transfer data
sebesar 2 Mbps.
Performasi jaringan komunikasi seluler dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain datarate, area cakupan, topologi. Salah satu faktor tersebut adalah area cakupan
antenna pada base transceiver station (BTS). Area cakupan BTS adalah persebaran
sinyal pada permukaan bumi. Beberapa aspek yang mempengaruhi area cakupan
ialah jenis antenna, tipe lingkungan, model propagasi, jari-jari sel, dan daya yang
dipancarkan. Pada tugas akhir ini aspek yang ditinjau yaitu model propagasinya.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh dari model
propagasi dan frekuensi terhadap area cakupannya. Antenna juga berpengaruh
terhadap area cakupan yang dihasilkan oleh BTS. Dalam tugas akhir ini dibahas
mengenai masalah perencanaan jaringan berteknologi LTE dengan mengambil studi
kasus Operator Three di Malang. Dalam pembuatan tugas akhir ini dilakukan dengan
menganalisis trafik pelanggan dengan kondisi jaringan exiting pada kondisi real,
melakukan perencanaan pada sisi radio frequency (RF) menggunakan parameter
untuk teknologi LTE.
1. Klik Tools > Option > Network, untuk pengaturan pada jaringan 2G seperti
Gambar 4.22 dan untuk pengaturan 3G seperti Gambar 4.23.
Keterangan :
Network Type : GSM Only
Band : GSM900/GSM1800/WCDMA2100
Keterangan :
Network Type : WCDMA Only
Band : GSM900/GSM1800/WCDMA2100
*setiap selesai memilih jaringan klik “apply”
2. Setelah menentukkan tipe network, kembali ke tampilan awal seperti Gambar
4.24, pilih Profil Name (sesuaikan dengan operator yang digunakan) dan
keluar dari aplikasi Mobile Partner, jangan klik tombol “Connect”
Keteragan :
Jika tombol “connect” sampai ter-klik, aplikasi TEMS Investigation
tidak akan mendeteksi perangkat HP Sony Erricson K.
Aplikasi mobile partner hanya digunakan untuk mengatur jaringan saja
6. Klik Configuration Bar > Equipment Configuration , pada bagian ini akan
menginformasikan perangkat yang terhubung dengan aplikasi TEMS
Investigation 8.3.1 seperti Gambar 4.28.
Keterangan :
Pada Equipment Configuration menginformasikan mengenai IMEI ,
IMSI dan info.
Pada bagian info Equipment Configuration harus dalam kondisi
detected, jika tidak software TEMS tidak bisa digunakan.
7. Untuk melihat nilai Rx Level sebagai berikut :
Jaringan 2G :
Klik presentation > GSM > Serving+Neighbors seperti Gambar 4.29
Jaringan 3G :
Klik presentation > WCDMA > Serving/Active Set+Neighbor seperti
Gambar 4.30
8. Untuk membuka peta sebagai jalur walk test, klik Presentation > Positioning
> Map seperti Gambar 4.31
10. Kemudian klik connect all > Start Record pada gambar 4.37
Connect all
Start Record
Pause Record
*Pada saat klik connect all tunggu beberapa saat hingga warna hijau kecil
berubah menjadai warna merah.
*Kemudian klik start Record akan muncul seperti Gambar 4.38, dimana
pada bagian digunakan untuk mengawali penyimpana segala kegiatan
perekaman data. Sebagai contoh digunakan nama “coba” kemudian
klik save.
*Pada bagian ini wajib klik save karena jika tidak dilakukan,
kegiatan pengukuran tidak akan ter-Record.
Tanda bahwa pengukuran telah Record seperti Gambar 4.39
12. kemudian kembali ke map layer dan klik pin point seperti Gambar
4.41.
Pin Point
13. Setelah menekan pin point, lakukan pin point dipeta sesuai lokasi
kita berada sebagai titik awalan dan berjalan di dalam gedung
dengan tetap melakukan pin point hingga selesai, lakukan secara
rapat dan jangan terlalu untuk pin point seperti Gambar 4.42.
14. Setelah proses walk test selesai tekan tombol stop record.
*jika ingin menghentikan proses record untuk sementara klik
pause.
*jika proses record belum selesai jangan tekan Stop Record.
Keterangan :
Pada Directory adalah lokasi file *tab yang telah export.
5. Pada file yang telah diatur, klik kanan dan pilih start dan tunggu
hingga proses export selesai seperti pada gambar 4.50
Nilai dari parameter K yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Parameter K
K Value Urban
K1 69,02
K2 45,9
K3 34,9
K4 8,2
K5 -6,55
K6 0
Kclutter 5
Sumber: Uke Kurniawan Usman, 2014.
4.2.3 Proses Menentukan Coverage COST 231 – Hatta
Untuk menentukan coverage yang kita inginkan, kita dapat menggunakan
prediction yang merupakan salah satu fitur dari atoll.
a). Gambar 4.51 adalah klik kanan pada folder Prediction>Properties.