Anda di halaman 1dari 27

MANUAL BOOK

HALAMAN JUDUL
PERBANDINGAN COVERAGE AREA COST-231 HATTA
DENGAN STANDART PROPAGATION MODEL LONG TERM
EVOLUTION (LTE) DI KOTA MALANG

Diajukan sebagian persyaratan untuk


memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan
Jaringan Telekomunikasi Digital

Disusun oleh:
Resita Dirga Kusuma
NIM. 1341160046

PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2017

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PERBANDINGAN COVERAGE AREA COST-231 HATTA


DENGAN STANDART PROPAGATION MODEL LONG TERM
EVOLUTION (LTE) DI KOTA MALANG
Oleh:
RESITA DIRGA KUSUMA 1341160046
Dewan Penguji,

M. Junus S.T.,MT. (PEMBIMBING I)


NIP. 197206191999031002

Aisah ST.,MT. (PEMBIMBING II)


NIP. 197205181999032002

Ir.Waluyo.,MT. (PENGUJI I)
NIP. 196002021988111001

Nugroho Suharto, Ir, MT. (PENGUJI II)


NIP. 19620421198901001

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang


pengetahuan
saya, didalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang
pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di
suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan
dan daftar pustaka.
Apabila ternyata didalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan
gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana Sains Terapan)
dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku. (UU no 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan
pasal 70).

Malang, 19 Agustus 2017

Resita Dirga Kusuma


NIM. 1341160046
PS. Jaringan
Telekomunikasi Digital

iii
Abstrak

Resita Dirga Kusuma, 1341160046, 2017. “Perbandingan Coverage Area Cost-231


Hatta Dan Standart Propagation Model Long Term Evolution (LTE) Di Kota
Malang”, 2017. Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Jaringan Telekomunikasi
Digital, Politeknik Negeri Malang. Dosen Pembimbing I: M. Junus S.T.,MT., Dosen
Pembimbing II: Aisah S.T., MT.

Performasi jaringan komunikasi seluler dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
data rate, area cakupan, topologi. Salah satu faktor tersebut adalah area cakupan
antenna pada Base Transceiver Station (BTS). Beberapa aspek yang mempengaruhi
area cakupan ialah jenis antenna, tipe lingkungan, model propagasi, jari-jari sel, dan
daya yang dipancarkan.
Pada skripsi ini aspek yang ditinjau yaitu model propagasinya. Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh dari model propagasi Cost-
231 dan Standart Propagation Model terhadap area cakupannya.
Perencanaan jaringan berteknologi LTE yang akan dibahas menggunakan studi
kasus Operator Three di Malang. Dalam pembuatan skripsi ini dilakukan dengan
menganalisis trafik pelanggan dengan kondisi jaringan exiting pada kondisi real,
melakukan perencanaan pada sisi Radio Frequency (RF) menggunakan parameter
untuk teknologi LTE. Dengan frekuensi kerja yang dipilih yaitu 2,6 GHz dan
bandwidth 5 MHz.
Dari 191 nodeB di Kota Malang Kekuatan signal jaringan 4G lebih baik meskipun
daerah cakupan 4G lebih kecil. Dapat disimpulkan bahwa jaringan 4G memiliki
level daya yang jauh lebih baik karena jaringan 4G menggunakan akses data 100%,
sehingga pengguna jaringan 4G dapat menikmati akses data yang lebih cepat dan
lebih baik. Untuk hasil drive test, dapat dilihat bahwa jarak jangkauan BTS LTE
lebih kecil. Tetapi untuk kekuatan sinyal, LTE lebih bagus karena hasil DT memiliki
sedikit warna kuning, Standart propagation model memiliki radius yang lebih besar
dibandingkan dengan cost 231 – hatta. Hal tersebut tampak pada nilai path loss SPM
yang lebih kecil dari nilai path loss cost 231 – hatta. Juga dari hasil simulasi
menggunakan software atoll memperlihatkan bahwa standart propagation model
lebih baik dari pada cost 231 – hatta. Perbandingan nilai user dalam perhitungan dan
dalam simulasi sangatlah berbeda. Hal ini terjadi karena wilayah perencanaan adalah
daerah urban yang merupakan daerah padat penduduk. Sehingga dalam simulasi
didapatkan nilai user sebanyak >5000 orang dengan kebutuhan akses data yang
berbeda-beda

Kata kunci : BTS, LTE, Coverage Area, Atoll .

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ii
ABSTRAK Error!
Bookmark not defined.
DAFTAR ISI v
PENJELASAN UMUM 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Manfaat Aplikasi 1
SIMULASI APLIKASI Error!
Bookmark not defined.
2.1 Simulasi Perencanaan Menggunakan Software Atoll Error!
Bookmark not defined.
2.2 Pengukuran Drive Test Error!
Bookmark not defined.
2.3 Perencanaan Propagation Model 20

v
1 . PENJELASAN UMUM
1.1 Latar Belakang
Teknologi seluler saat ini semakin pesat, terutama karena tuntutan dari user
yang menginginkan akses data yang tinggi, serta dapat berkomunikasi dimana saja,
dan kapan saja. Dengan meningkatnya kebutuhan user terhadap akses data dengan
kehandalan yang tinggi, maka diperlukan teknologi yang mendukung transfer data
dengan kecepatan tinggi yaitu LTE. Long term evolution (LTE) merupakan
teknologi seluler generasi ke-4 yang berbasis internet protocol (IP) yang mendukung
transfer paket data dengan datarate yang tinggi. LTE merupakan perkembangan dari
teknologi sebelumnya yaitu UMTS (3G) dan HSPA (3.5G) dimana LTE disebut
sebagai generasi ke 4 (4G). Pada teknologi LTE memiliki kecepatan transfer data
hingga 100 Mbps pada sisi downlink dan uplink sebesar 50 Mbps, yang tentunya
lebih besar dari HSPA yang maksimal transfer datanya 14,4 Mbps pada downlink
dan pada uplink 5,6 Mbps sedangkan UMTS yang memiliki maksimal transfer data
sebesar 2 Mbps.
Performasi jaringan komunikasi seluler dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain datarate, area cakupan, topologi. Salah satu faktor tersebut adalah area cakupan
antenna pada base transceiver station (BTS). Area cakupan BTS adalah persebaran
sinyal pada permukaan bumi. Beberapa aspek yang mempengaruhi area cakupan
ialah jenis antenna, tipe lingkungan, model propagasi, jari-jari sel, dan daya yang
dipancarkan. Pada tugas akhir ini aspek yang ditinjau yaitu model propagasinya.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh dari model
propagasi dan frekuensi terhadap area cakupannya. Antenna juga berpengaruh
terhadap area cakupan yang dihasilkan oleh BTS. Dalam tugas akhir ini dibahas
mengenai masalah perencanaan jaringan berteknologi LTE dengan mengambil studi
kasus Operator Three di Malang. Dalam pembuatan tugas akhir ini dilakukan dengan
menganalisis trafik pelanggan dengan kondisi jaringan exiting pada kondisi real,
melakukan perencanaan pada sisi radio frequency (RF) menggunakan parameter
untuk teknologi LTE.

1.2 Manfaat Aplikasi


Manfaat yang diharapkan dari pembutaan aplikasi ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi mahasiswa, dapat membantu memahami penerapan teori tentang Atoll.
2. Bagi vendor, dapat memudahkan engineer yang bertugas untuk memudahkan
pengamatan.
3. Bagi Politeknik Negeri Malang, dapat digunakan sebagai media
pembelajaran mata kuliah sistem telekomunikasi bergerak mahasiswa
jurusan teknik elektro, program studi jaringan telekomunikasi digital.
4.1.3 Simulasi Perencanaan Menggunakan Software Atoll
a). Gambar 4.1 adalah tampilan awal program software Atoll

Gambar 4.1 Tampilan awal Atoll


b). Gambar 4.2 adalah projek LTE baru, pilih File>New>From a Document
Template

Gambar 4.2 Projek LTE Baru


c). Sehingga muncul tampilan project template dan pilih UMTS HSPA agar
kita dapat membuat simulasi 3G dan 4G dalam satu tempat yang
ditunjukkan oleh gambar 4.3

Gambar 4.3 Projek LTE Baru


d). Gambar 4.4 adalah setting project area yaitu menentukan koordinat
dengan cara pilih Document>Properties.

Gambar 4.4 Setting Project


e). Pada tab Coordinates bagian Projection pilih Asia-Pasific dengan pilihan
Find in pilih ID 74/UMT Zone 49S yang ditunjukkan oleh gambar 4.5

Gambar 4.5 pilih ID 74/UMT Zone 49s


f). Gambar 4.6 adalah pilih ID 74 yang terletak pada bagian Display use

Gambar 4.6 pilih ID 74


g). Sedangkan pada Degree format pilih –xx.xxxxx. Pilihan projection
tergantung letak atau daerah yang kita gunakan yang ditunjukkan oleh
gambar 4.7

Gambar 4.7 Degree format pilih –xx.xxxxx


h). Gambar 4.8 4.9 4.10 adalah untuk memasukkan data peta pilih
File>Import>pilih data peta, pada percobaan ini masuk pada folder digital
map lalu pilih Clutter_Class, Cluttr_Hight, DTM.
Gambar 4.8 Clutter_Class

Gambar 4.9 Clutter_Height

Gambar 4.10 DTM


i) Gambar 4.11 4.12 4.13 adalah pilih index  open. Pada Atoll pilih data
type sesuai yang diinginkan.

Gambar 4.11 Clutter_Class


Gambar 4.12 Clutter_Height

Gambar 4.13 DTM


j) Hasil dari import peta jawa seperti gambar 4.14

Gambar 4.14 Hasil dari import peta jawa


k) Parameter site digunakan untuk menentukan posisi site. Untuk
memasukkan data site maka klik “new transmitter or station” yang
ditunjukkan seperti gambar 4.15

Gambar 4.15 Hasil dari import peta jawa


l) Kemudian klik di map. Maka muncul tampilan seperti gambar 4.16
Gambar 4.16 menentukan posisi site
m) Selanjutnya klik 2 kali pada simbol tersebut. Ubah nama site dan
koordinatnya yang ditunjukkan pada gambar 4.17

Gambar 4.17 Ubah nama site


n) Atau dengan cara klik kanan pada site buka tabel site lalu paste data
pada excell yang akan dimasukkan pada gambar 4.18

Gambar 4.18 Buka Tabel Site


Gambar 4.19 adalah untuk data transmitter dilakukan dengan cara klik kanan
Transmitter>Open Table.

Gambar 4.19 data transmitter


o) Gambar 4.20 adalah untuk memasukkan data cell, klik kanan
transmitter>Cell>Open Table.

Gambar 4.20 memasukkan data cell


4.1.4 Pengukuran Drive Test
Pengukuran secara drive test dilakukan untuk mengetahui kekuatan sinyal
yang kita terima. Langkah melakukan drive test akan saya jelaskan di bawah
ini:
➢ Pasang HP Sony Erricson K ke port USB notebook dan buka aplikasi
“Mobile Partner”

1. Klik Tools > Option > Network, untuk pengaturan pada jaringan 2G seperti
Gambar 4.22 dan untuk pengaturan 3G seperti Gambar 4.23.

Keterangan :
Network Type : GSM Only
Band : GSM900/GSM1800/WCDMA2100
Keterangan :
Network Type : WCDMA Only
Band : GSM900/GSM1800/WCDMA2100
*setiap selesai memilih jaringan klik “apply”
2. Setelah menentukkan tipe network, kembali ke tampilan awal seperti Gambar
4.24, pilih Profil Name (sesuaikan dengan operator yang digunakan) dan
keluar dari aplikasi Mobile Partner, jangan klik tombol “Connect”

Keteragan :
 Jika tombol “connect” sampai ter-klik, aplikasi TEMS Investigation
tidak akan mendeteksi perangkat HP Sony Erricson K.
 Aplikasi mobile partner hanya digunakan untuk mengatur jaringan saja

3. Setelah mengatur jaringan di aplikasi mobile partner, buka aplikasi TEMS


Investigation 8.1.3 Data Collection” di all program TEMS Product seperti
Gambar 4.25

4. Tunggu beberapa saat akan muncul tampilan aplikasi TEMS Investigation


seperti Gambar 4.26
5. Klik file > new workspace untuk membuat halaman baru seperti Gambar 4.27

6. Klik Configuration Bar > Equipment Configuration , pada bagian ini akan
menginformasikan perangkat yang terhubung dengan aplikasi TEMS
Investigation 8.3.1 seperti Gambar 4.28.

Keterangan :
 Pada Equipment Configuration menginformasikan mengenai IMEI ,
IMSI dan info.
 Pada bagian info Equipment Configuration harus dalam kondisi
detected, jika tidak software TEMS tidak bisa digunakan.
7. Untuk melihat nilai Rx Level sebagai berikut :
Jaringan 2G :
Klik presentation > GSM > Serving+Neighbors seperti Gambar 4.29
Jaringan 3G :
Klik presentation > WCDMA > Serving/Active Set+Neighbor seperti
Gambar 4.30
8. Untuk membuka peta sebagai jalur walk test, klik Presentation > Positioning
> Map seperti Gambar 4.31

Sehingga akan muncul Map layer seperti Gambar 4.32

9. Pada bagian map layer, Gambar 4.33


Open Map
Layer
Control
Add / Edit Themes
Lakukan sebagai berikut :
1) Klik Open Map akan muncul tampilan seperti Gambar 4.34
Pilih peta / denah gedung yang akan digunakan sebagai jalur, harus
berformat gambar *bmp, kemudian klik open.
Disini digunakan contoh nama peta adalah “L1”
2) Kemudian klik layer control akan tampil seperti Gambar 4.35 dan
harus pilih layer sesuai nama peta yang digunakan.

Setelah memilih “L1”, klik ok.


3) Hasil tampilan map pada gambar 4.36

10. Kemudian klik connect all > Start Record pada gambar 4.37
Connect all
Start Record

Pause Record
*Pada saat klik connect all tunggu beberapa saat hingga warna hijau kecil
berubah menjadai warna merah.
*Kemudian klik start Record akan muncul seperti Gambar 4.38, dimana
pada bagian digunakan untuk mengawali penyimpana segala kegiatan
perekaman data. Sebagai contoh digunakan nama “coba” kemudian
klik save.
*Pada bagian ini wajib klik save karena jika tidak dilakukan,
kegiatan pengukuran tidak akan ter-Record.
Tanda bahwa pengukuran telah Record seperti Gambar 4.39

11. Kemudian klik Dial-Up dan connect seperti Gambar 4.40.

12. kemudian kembali ke map layer dan klik pin point seperti Gambar
4.41.
Pin Point

13. Setelah menekan pin point, lakukan pin point dipeta sesuai lokasi
kita berada sebagai titik awalan dan berjalan di dalam gedung
dengan tetap melakukan pin point hingga selesai, lakukan secara
rapat dan jangan terlalu untuk pin point seperti Gambar 4.42.

14. Setelah proses walk test selesai tekan tombol stop record.
*jika ingin menghentikan proses record untuk sementara klik
pause.
*jika proses record belum selesai jangan tekan Stop Record.

Export Log File


Untuk mengolah hasil walk test, harus di export terlebih dahulu ke dalam
bentuk software MapInfo, langkah-langkah sebagai berikut:
1. Setelah selesai record, pastikan TEMS dalam kodisi Disconnect all.
2. Klik LogFile > Export LogFile seperti Gambar 4.43
Sehingga akan muncul Export LogFile seperti Gambar 4.44.

3. Pada Export LogFile lakukan sebagai berikut :


1. Klik add.

2. Pada Add Export Order lakukan pengaturan sebagai berikut :


Format : MapInfo Tab-file
Klik Setup dan lakukan pengaturan seperti Gambar 4.46 untuk
jaringan GSM (2G) dan gambar 4.47 untuk jaringan WCDMA (3G).

Jaringan GSM : (Gambar 4.46)


Pada Available IEs pilih GSM dan pilih data yang di export sebagai
berikut :
 RxLev Full
 RxLev Full (dBm)
 RxLev Sub (dBm)

Jaringan WCDMA : (Gambar 4.47)


Pada Available IEs pilih WCDMA dan pilih data yang di export
sebagai berikut:
 SAN Cell Id (CI Part Hex)
 SAN CPICH Ec/No
 SAN CPICH RSCP
Setelah memilih data yang akan di export klik Ok.
3. Pada Browse file, cari file LogFile hasil Record yang telah dilakukan
seperti Gambar 4.48 dan klik open.

Gambar 4.48 Open LogFile


4. Setelah mengatur format, setup dan browser file seperti Gambar 4.49.
Pada merger Output di klik dan kemudian klik ok

Keterangan :
 Pada Directory adalah lokasi file *tab yang telah export.
5. Pada file yang telah diatur, klik kanan dan pilih start dan tunggu
hingga proses export selesai seperti pada gambar 4.50

4.1 Perencanaan Propagation Model


4.2.1 Cost 231 – Hatta Propagation Model
Menggunakan rumus pada bab 2 sebagai berikut:
(L) = 46.3 + 33.9 log10(f) – 13.82 log(hte) – a(hre) + (44.9 - 6.55
log(hte))log(d) + CM [dB]
- f : 1500 – 2000 MHz
- hte : 30-200 m
- hre : 1-10 m
- d : 1-20 km
4.2.2 Standart Propagation Model
Menggunakan rumus pada bab 2 sebagai berikut:
𝐿𝑢 = 𝐾1 + 𝐾2 log 𝑑 + 𝐾3 log 𝐻𝑇𝑋𝑒𝑓𝑓 + 𝐾4 + 𝐾5 (log 𝑑)(log 𝐻𝑇𝑋𝑒𝑓𝑓 )
+ 𝐾6 𝐻𝑅𝑋𝑒𝑓𝑓 + 𝐾𝑐𝑙𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟
(Sumber: Uke Kurniawan Usman, 2014)
K merupakan konstanta yang digunakan pada standart propagation model
dengan keterangan sebagai berikut:
K1 = Frekuensi konstan (dB)
K2 = Jarak redaman konstan
d = Jarak antara transmitter dan receiver
K 3, K 4 = Koefisien koreksi dari tinggi mobile station
K 5, K 6 = Koefisien koreksi dari tinggi antenna base station
Kclutter = Koefisien koreksi dari redaman clutter
HTXeff = Tinggi efektif dari transmitter pada base station
HRXeff = receiver pada mobile station

Nilai dari parameter K yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Parameter K
K Value Urban
K1 69,02
K2 45,9
K3 34,9
K4 8,2
K5 -6,55
K6 0
Kclutter 5
Sumber: Uke Kurniawan Usman, 2014.
4.2.3 Proses Menentukan Coverage COST 231 – Hatta
Untuk menentukan coverage yang kita inginkan, kita dapat menggunakan
prediction yang merupakan salah satu fitur dari atoll.
a). Gambar 4.51 adalah klik kanan pada folder Prediction>Properties.

Gambar 4.51 Prediction


b). Gambar 4.52 adalah pilih coverage Cost 231 – Hatta pilih Ok.

Gambar 4.52 Pilih Coverage Cost 231 – Hatta


c). Gambar 4.53 adalah untuk menampilkan hasil coverage, klik kanan
Prediction>New Prediction.

Gambar 4.53 hasil coverage


d). Gambar 4.54 adalah Coverage by Transmitter (DL). Kemudian pilih
calculate.

Gambar 4.54 Coverage by Transmitter (DL)


e). Selanjutnya buat prediction baru lagi yaitu coverage by signal level,
dengan cara klik kanan Predictions>New Prediction>Coverage by Signal
Level yang ditunjukkan pada gambar 4.55

Gambar 4.55 coverage by signal level


f). Menampilkan hasil dari histogram level sinyal. Dengan cara meng-klik
kanan pada prediksi level sinyal dan histogram. Berikan analisa dari
histogram tersebut ditunjukkan pada gambar 4.56

Gambar 4.56 histogram level sinyal

4.2.4 Proses Menentukan Coverage Standart Propagation Model


Untuk menentukan coverage yang kita inginkan, kita dapat menggunakan
prediction yang merupakan salah satu fitur dari atoll.
a).Gambar 4.57 adalah menentukan coverage yaitu klik kanan pada folder
Prediction>Properties.

Gambar 4.57 Menentukan Coverage


g). Gambar 4.58 adalah pilih coverage Standart Propagation Model pilih Ok.
Gambar 4.58 coverage Standart Propagation Model
h). Gambar 4.59 adalah untuk menampilkan hasil coverage, klik kanan
Prediction>New Prediction.

Gambar 4.59 Hasil Coverage


i). Gambar 4.60 adalah pilih Coverage by Transmitter (DL). Kemudian pilih
calculate.

Gambar 4.60 Hasil Coverage Standart Propagation Model


j). Selanjutnya buat prediction baru lagi yaitu coverage by signal level,
dengan cara klik kanan Predictions>New Prediction>Coverage by Signal
Level ditunjukkan pada gambar 4.61
Gambar 4.61 Coverage By Signal Level Standart Propagation Model
k). Dan tampilkan hasil dari histogram level sinyal. Dengan cara meng-klik
kanan pada prediksi level sinyal dan histogram. Berikan analisa dari
histogram tersebut.

Gambar 4.62 histogram coverage Standart Propagation Model


4.2 Penggunaan Automatic Cell Planning pada Atoll
Pada perencanaan propagation model, saya menggunakan modul atoll
automatic cell planning (ACP) yang merupakan salah satu fitur pada software
atoll . Langkah menggunakan project ACP sebagai berikut:
- Memilih ACP-Automatic Cell Planning pada tab network, seperti pada
gambar 4.66

Gambar 4.63 memulai ACP


- Mengisi jumlah literasi dan resolusi default seperti yang direkomendasikan
di tab optimization, seperti pada gambar 4.64

Gambar 4.64 mengatur jumlah literasi dan resolusi


- Melakukan perubahan LTE RS Coverage pada tab objective ssuai dengan
target yang diinginkan. Pada penelitian ini diisi dengan 90%, serta merubah
quality dengan pilihan RSRP -105dBm, seperti pada gambar 4.65
Gambar 4.65 RSRP
- Melakukan perubahan LTE RS CINR pada tab objective. Pada penelitian
ini diisi dengan 90% dan mengganti nilai RS CINR 1 dBm, seperti pada
gambar 4.66

Gambar 4.66 RS CINR


- Menambah LTE coverage pada tab objective seperti pada gambar 4.67

Gambar 4.67 RS Coverage


- Melakukan konfigurasi pada tab reconfiguration, pada tab iiniii ada
beberapa parameter yang harus diiatur terlebih dahulu yaiitu siites,
transmitter, dan LTE cells.
a. Pengaturan pertama dilakukan pada parameter site, yaitu dapat dengan
melakukan perubahan pada pemilihan LTE site “LTE Site Selection”
yang berfungsi menghilangkan atau menambahkan site, seperti pada
gambar 4.68

Gambar 4.68 Parameter Sites


b. Pengaturan kedua dilakukan pada parameter Transmiitter, ada beberapa
parameter yang tersedia untuk melakukan simulasi ACP, yaitu Antenna
Type, Electrical Tilt, Aziimuth, Mechanical Tilt, dan Antenna Height.
Pada penelitian saya semua parameter yang ada di centang untuk
dimasukkan pada simulasi ACP, seperti pada gambar 4.69

Gambar 4.69 Parameter Transmitter


c. Pengaturan ketiga pada LTE Cells. Yaitu memilih dengan cara memberi
tanda centang pada parameter yang ingin dimasukkan dalam ACP. Pada
penelitian saya kali ini memilih Total Power (dBm), seperti pada
Gambar 4.70

Gambar 4.70 parameter LTE Cells


- Selanjutnya melakukan konfigurasi pada tab antenna, pada tab ini ada
beberapa parameter yang harus dipilih dulu pada Antenna Pattern Table
yaitu Nama Antenna, Electrical Tilt, Freq Band, Model, Manufaktur, dan
Beamwidth yang akan dimasukkan untuk simulasi ACP. Kemudian pada
Antenna Element di bagian kanan, terlihat jenis-jenis antenna seperti pada
gambar 4.71
Gambar 4.71 Jenis-jenis Antenna
- Hapus semua data antenna seperti pada Gambar 4.72

Gambar 4.72 Hapus Data Antenna


- Lalu pilih antenna Omni11dBi, seperti pada Gambar 4.73

Gambar 4.7 Pilih Antenna

Anda mungkin juga menyukai