Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT.PLN (PERSERO) P3B – APP MALANG


GARDU INDUK MOJOAGUNG

Disusun oleh :

Nama Nim
Muhammad SIdik Kalosa 141944810527
Roni Achmad Basuki 141944800532
Bagus Tri Aribowo 152045821003

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2017

0|Page
LEMBAR PENGESAHAN

PT.PLN (PERSERO) P3B – APP MALANG


GARDU INDUK MOJOAGUNG

LAPORAN KERJA PRAKTEK


Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Elektro

Disusun Oleh :

Nama Nim
Muhammad SIdik Kalosa 141944810527
Roni Achmad Basuki 141944800532
Bagus Tri Aribowo 152045821003

Disetujui Oleh :

SVP GI MOJOAGUNG

Muhajir

Pembimbing Lapangan 1 Pembimbing Lapangan 2

Elvan Heri Mafik

i|Page
LEMBAR PENGESAHAN

PT.PLN (PERSERO) P3B – APP MALANG


GARDU INDUK MOJOAGUNG

LAPORAN KERJA PRAKTEK


Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Energi Listrik

Disusun Oleh :

Nama Nim
Muhammad SIdik Kalosa 141944810527
Roni Achmad Basuki 141944800532
Bagus Tri Aribowo 152045821003

Disetujui Oleh :

Ketua Jurusan Elektro Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Faqih, ST., MT Dedi Usman, ST., MT M. Mukhsin, ST., MT

ii | P a g e
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah limpahan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Kerja Praktek yang ditugaskan oleh Universitas

Widyagama Malang selama 1 bulan yang dimulai dari tgl 7 Agustus 2017 s/d 7 September

2017 di Gardu Induk Mojoagung wilayah kerja PT.PLN(PERSERO) P3B JAWA BALI -

AREA PELAKSANA PEMELIHARAAN MALANG. Untuk itu sebagai hasil dari praktek

kerja yang kami laksanakan selama ini ,kami membuat Laporan hasil kerja praktek selama

berada di Gardu Induk Mojoagung.

Dengan terselesaikannya Kerja Praktek ini, kami sampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Fermi Trafianto,Manager PT.PLN (PERSERO) P3B Jawa Bali - APP Malang
2. Bapak Muhajir , Supervisor Gardu Induk Mojoagung

3. Bapak Elvan dan Bpk Moh Heri Mafik Petugas JE JARGI Mojoagung

4. Semua petugas yang bertugas di Gardu Induk Mojoagung

5. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini

Atas segala bantuan berupa bimbingan semangat dan pemikiran serta pemberian ilmu

pengetahuannya. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Jombang, 7 Agustus 2017

Tim Penyusun

iii | P a g e
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1


1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTEK........................................................................ 3
BAB II GAMBARAN UMUM GARDU INDUK MOJOAGUNG................................. 4
2.1 SEJARAH SINGKAT GI MOJOAGUNG .................................................... 4
2.2 DASAR TEORI. ............................................................................................. 4
2.3 FUNGSI DARI GARDU INDUK. ................................................................. 6
2.4 JASA PELAYANAN DI GI MOJOAGUNG. .............................................. 7
BAB III GARDU INDUK DAN PERALATAN DI MOJOGUNG .................................. 8
3.1 GARDU INDUK MOJO AGUNG. ................................................................ 8
3.2 PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GARDU INDUK. ........................ 9
BAB IV SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK ........................................................... 21
4.1 SISTEM PROTEKSI . .................................................................................... 21
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 30
5.1 KESIMPULAN ............................................................................................. 30
LAMPIRAN

iv | P a g e
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi maka sekolah kejuruan dituntut
untuk mampu membentuk dan menghasilkan lulusan yang berkualitas yang siap dan
mampu terjun didunia kerja. Terkait dengan hasil tersebut seorang siswa dituntut
mengembangkan kemampuan intelektualnya, baik secara konseptual maupun aplikatif.
Program studi Teknik Elektro UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG, menelah
konsep kelistrikan, oleh sebab itu diperlukan suatu kajian – kajian ilmiah yang bersifat
deskriptif, argumentatif yang diformulasikan dalam bentuk survey penelitian maupun kerja
praktek baik di instansi pemerintahan maupun swasta.

Pada saat ini dan yang akan datang, energi listrik merupakan salah satu bentuk
energi yang sangat dibutuhkan oleh dunia. Penggunaan listrik bukan hanya milik
masyarakat perkotaan, tetapi juga dikawasan pedesaan hingga pelosok desa terpencil. Akan
tetapi proses ini memerlukan waktu yang panjang untuk bisa menjadikan sumber daya
energi menjadi energi listrik.

Bertambahnya kebutuhan akan tenaga listrik setiap tahun sesuai dengan berkembangnya
teknologi menuntut agar manusia berusaha menyediakan tenaga listrik yang handal. Secara
umum pembangkit tenaga listrik di Indonesia terdiri dari :
PLTA ( pembangkit listrik tenaga air ).
PLTU ( pembangkit listrik tenaga uap).
PLTP ( pembangkit listrik tenaga panas bumi ).
PLTG ( pembangkit listrik tenaga gas ).
PLTD ( pembangkit listrik tenaga diesel ).
PLTN ( pembangkit listrik tenaga nuklir ) rencana jangka panjang.
PLTGU ( pembangkit listrik tenaga gas dan uap ).

1|Page
Secara umum pengelolaan tenaga listrik terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. Pembangkit adalah Tempat yang berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik atau
memproduksi energi listrik.
2. Transmisi adalah Suatu saluran yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertegangan
tinggi dari pembangkit ke Gardu Induk atau konsumen.
3. Distribusi Beban adalah Pengguna atau pemakai energi listrik dengan klasifikasi Industri
atau perumahan.
Masing-masing bagian tersebut mempunyai ruang lingkup tersendiri dan dalam
pelaksanaanya satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
Untuk penyaluran energi listrik dari Pembangkit atau Gardu Induk ke konsumen yang
jarak jangkauanya dekat tidak masalah. Akan tetapi konsumen yang terletak jauh dari
Pembangkit atau Gardu Induk akan mengalami masalah, yaitu akan mengalami penurunan
kwalitas tegangan pada pendistribusianya. Dengan penurunan kualitas tegangan tersebut
penyaluran daya listrik kekonsumen yang jauh dari lokasi Pembangkit atau Gardu Induk
maka perlu dianaikkan tegangannya. Adapun media yang effective dan effisien untuk
menaikan tegangan tersebut dipasang Capasitor Bank.
Jaringan untuk penyaluran daya listrik bertegangan tinggi pada lokasi yang jauh
disebut jaringan transmisi. Di Indonesia khususnya didaerah Jawa telah beroperasi sistem
transmisi tegangan tinggi 150 KV dan tegangan ekstra tinggi 500 kV. Conductor transmisi
yang dipergunakan pada 150 KV dan 500 KV dari jenis alumunium type ACSR untuk
transmisi dan type AAC untuk sarana switch gear Gardu Induk, dan ada yang menggunakan
kabel tanah sebagai sarana transmisi pada umumnya di tengah perkotaan. Ditinjau dari segi
biaya pembangunan dan pemeliharaan jika terjadi kerusakan atau gangguan, saluran
udara lebih murah dibandingkan saluran kabel tanah dengan jumlah energi dan panjang
saluran yang sama.
Gardu induk juga merupakan sarana penampung dan penghubung
beberapa pembangkit listrik dan Gardu Induk dengan membentuk suatu sistem
interkoneksi. Dengan keberadaan system interconnection yang difasilitasi dengan beberapa
Gardu Induk dan didukung dengan beberapa pembangkit, maka pengendalian dan

2|P age
penyaluran energi listrik akan lebih sulit, akan tetapi frequensi pemadaman yang
disebabkan oleh perbaikan atau pemeliharaan peralatan listrik atau gangguan dapat
diperkecil, sehingga menjadi lebih handal. Apabila ada salah satu pembangkit sedang
dalam pemeliharaan atau mengalami gangguan dalam menyalurkan tenaga listrik pada
gardu induk maka pembangkit lain dalam satu sistem intekoneksi akan menggantikan
untuk menyalurkan tenaga listrik pada gardu induk tersebut. Sehingga konsumen tidak
merasa dirugikan oleh pihak PLN.

Berdasarkan keterangan diatas, maka pada Kerja Praktek ini, penulis memilih pada Gardu
Induk Mojoagung PT. PLN (Persero) P3B APP MALANG sebagai media penyiapan dan
pembekalan untuk waktu kedepan nanti.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari Praktek Kerja Industri adalah sebagai berikut:

 Mengkaji objek dilapangan, yang berkaitan dengan ilmu yang diperoleh dibangku
sekolah dan refrensi pustaka.

 Memberi bekal pengetahuan kurikuler akademik dari hasil pengamatan di lapangan


melalui bahasan kajian serta pengetahuan pada operasional dan pemeliharaan di PT. PLN
(Persero) P3B Jawa Bali – Gardu Induk Mojoagung secara umum.

 Membuka wawasan untuk mengembangkan potensi intelektual pada siswa.

 Mempersiapkan para siswa untuk belajar bekerja secara mandiri

3|P age
BAB II
GAMBARAN UMUM GARDU INDUK MOJOAGUNG

2.1 SEJARAH SINGKAT GARDU INDUK MOJOAGUNG


Gardu Induk mojoagung terletak di Desa Karangwinongan Kecamatan Mojoagung di.
Jl Raya wonosalam. Gardu Induk Mojoagung termasuk type gardu konvesional yang
dibangun tahun 1995 dan beroperasi pada tanggal 12 januari 1997 yang melayani beban
Distribusi daerah Jombang dan sekitarnya. Pengelolaan dan pengendalian serta
tanggungjawab operasional oleh PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Jawa Bali – Area Pelaksana Pemeliharaan Malang Basecamp Mojokerto

2.2 DASAR TEORI


Gardu induk boleh dikatakan sebagai rumah beban karena Gardu induk merupakan
penyalur energi listrik kepemakai energi listrik. Adapun gardu induk dapat diklasifikasikan
menurut jenis pemasanganya adalah sebagai berikut:

1. Gardu induk pasangan luar ( Conventional )


Peralatan Utama bertegangan tinggi dipasang diluar, sedangkan sarana pengukuran
(metering) , proteksi (relay) dan monitoring signal (annuciator) berada agak berjauhan
tepatnya di ruang control dan ruang proteksi serta ruang rectifier dan batteray, misalnya
yang terletak diluar meliputi Transformator Distribusi 150/20 kV berikut sarana peralatan
pendukungnya meliputi PMT, PMS, CT, PT/CVT , LA dll.Sedangkan sarana yang sangat
sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan cuaca misalkan Panel control / relay termasuk
didalamya terdapat batere beserta rectifiernya sebagai supply sumber DC untuk konsumsi
Proteksi dan indicator indicator sebagai signal Informasi penempatanya di dalam gedung.

2. Gardu induk pasangan dalam


Biasanya didesain atau dibagun ditengah perkotaan yang memilki lahan sangat
terbatas. Dari pertimbangan tersebut sudah barang tentu sangat membutuhkan biaya yang
sangat besar dan harus didukung dengan tehnologi yang specific serta modern.

4|P age
Perampingan switch gear dan sarana tegangan tingginya diapplykasikan dengan GIS ( Gas
Insulation Substation) dengan media isolasinya memakai gas SF6. System pengamananya
pun juga super mewah, mengingat besarnya resiko kebocoran isolasi, maka sekecil apapun
potensi kelainan pada peralatan dipasang peralatan multi sensor dengan prediksi akan
mampu mendeteksi dan mencegah meluasnya kerusakan terhadap peralatan Gardu Induk.
Penjagaan serta kebersihan ruangan merupakan syarat utama yang harus memperoleh
perhatian dan perlakuan maksimal.

Tidak banyak yang dapat kami ulas tentang keberadaan gardu induk pasangan dalam
ini mengingat substansi dari kerja Praktek kami hanya di Gardu Induk Mojoagung. namun
demikian penjelasan dari bapak pembimbing sudah sangat membantu kami untuk
menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang Gardu induk pasangan dalam.

3. Gardu Induk jenis setengah pasang luar


Adalah Gardu Induk yang sebagian peralatan tegangan tingginya terpasang didalam
gedung. Gardu Induk jenis ini dipakai bermacam macam corak dengan pertimbangan
efisiensi tempat, pencegahan polusi dan pencegahan dari luar (binatang dan benda asing )

4. Gardu Induk pasang bawah tanah


Adalah Gardu Induk yang semua peralatan terpasang dalam bangunan bawah tanah.
Alat pendinginnya biasanya terletak diatas tanah. Kadang kadang ruang kontrolnya juga
diatas tanah. Biasanya Gardu Induk jenis ini digunakan di daerah dimana lahan / lokasi suli
didapat (perkotaan yang sangat padat).

5. Gardu Induk Jenis ( Portable ) Mobil


Gardu Induk jenis ini biasanya digunakan hanya dalam kondisi darurat, misalkan
mengatasi gangguan di suatu Gardu Induk, guna mencegah pemadaman yang
berkepanjangan. Gardu Induk ini tidak dipakai secara luas, melainkan sebagai
transformator atau peralatan penghubung yang mudah dipindah pindahkan yang umum kita
lihat penempatanya di atas kereta atau truck

5|P age
2.3 FUNGSI DARI GARDU INDUK ADALAH:

1. Menerima dan menyalurkan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan , meliputi Tegangan
Ekstra Tinggi ( 500 kV), Tegangan Tinggi (150 kV), maupun Tegangan Menengah ( 20
kV ).
2. Mentranformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi yang satu ke tegangan tinggi
yang lain atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah.
3. Pengukuran dan pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem tenaga
listrik.
4. Pengiriman daya ke gardu distribusi melalui feeder (penyulang) tegangan menengah.

Karena Gardu Induk memiliki fungsi yang sangat penting maka untuk menjaga
keamanan dan kelangsungan penyaluran yang baik maka Gardu Induk harus memenuhi
suatu kriteria persyaratan adalah sebagai berikut:

1. Aman ( ruang bebas tegangan ) dan mudah ( pengamatan ) dalam hal pemeriksaan atau
keperluan pengusahaan atau manuver. Pada gardu Induk Pasang luar harus diperhatikan
jarak antara bagian bagian yang bertegangan satu dengan yang lainnya juga jarak
terhadap tanah.
2. Penggantian atau perbaikan bagian bagian yang rusak harus mudah dilakukan, sehingga
sekalipun gangguan terjadi pada sambungan rel, namun kontinuitas distribusi tetap
dapat dipertahankan.
3. Memiliki keandalan yang tinggi. Oleh karena itu Gardu Induk biasanya di suplai lebih
dari satu pembankit.
4. Mampu melokalisir meluasnya kemungkinan terjadi gangguan arus lebih atau tegangan
lebih.

6|P age
2.4 JASA PELAYANAN DI GARDU INDUK MOJOAGUNG
Gardu Induk Mojoagung mempunyai 2 buah trafo distribusi (150/20 kV) yang
digunakan untuk melayani beban pada konsumen 20 kV pada trafo 1, dan 2 yang kemudian
didistribusikan melalui penyulang-penyulang berikut ini :

Trafo 1 mendistribusikan melalui penyulang :


- Sukonilo
- Wonosalam
- Mojowarno

Trafo 2 mendistribusikan melalui penyulang :


- Betek
- Mojolegi
- Jatirejo
- Brangkal
- Catak Gayam
- P.Gading
- Mojoagung

7|P age
BAB III
GARDU INDUK DAN PERALATAN DI MOJOGUNG

3.1. GARDU INDUK MOJOAGUNG


Dalam aplikasinya Gardu Induk Mojoagung merupakan gardu induk konvesional
yang dimana semua peralatan tegangan tingginya berada diluar ruangan (outdoor) dan
hanya beberapa peralatan yang didalam ruangan seperti, panel control, panel rele, dll. Di GI
Mojoagung menggunakan system double busbar, hal ini dikarenakan system double busbar
jauh lebih handal karena system double busbar mendapat suplai dari busbar (line) yang
berbeda. System double busbar ini sangat baik ketika terjadi gangguan, pemeliharaan dan
manuver beban sebab suplai tidak akan terputus karena suplai lainya masih dapat
mensuplai.

Kita lihat seperti dalam gambar:Jika bus bar A mengalami gangguan maka bus bar
tersebut dapat dipisahkan (isolasi) dari system dengan membuka breaker yang
menghubungkan bus bar tersebut. Walaupun bus bar A sudah dipisahkan, tenaga listrik
akan tetap bisa disalurkan secara utuh. Hal ini juga berlaku terhadap bus bar B jika bus bar
tersebut mengalami gangguan.Bahkan jika ke 2 bus bar mengalami gangguan, tenaga listrik
masih bisa disalurkan walaupun breaker yang menghubungkan ke 2 bus bar tersebut di
buka.

8|P age
Gardu induk Mojoagung mendapatkan suplai atau mensuplai:
a) 150 kV
G.I Sekarputih melalui SUTT Sekarputih I dan II
G.I Banaran melalui SUTT Banaran I dan II

3.2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GARDU INDUK MOJOAGUNG


Peralatan utama dari GI Mojoagung terdiri dari 2 bagian yaitu peralatan yang
terdapat di ruang terbuka yang disebut dengan Switch yard dan peralatan yang diletakkan di
ruang tertutup atau dalam suatu gedung yang disebut dengan control building.

1. SUTT

Saluran udara tegangan tinggi atau yang biasa disebut SUTT adalah sarana
penghantar diatas tanah untuk mentransmisikan tegangan tinggi (70 kV, 150 kV) dari pusat
pembangkit kegardu induk atau dari GI ke GI.

9|P age
2. TRANSFORMATOR DAYA

· Transformator berfungsi untuk mentranformasikan daya listrik, dengan merubah


besarnya tegangan sedangkan frequensinya tetap.
· Transformator daya dilengkapi dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk
mendapatkan titiknetral dari trafo daya. Peralatan ini disebut Neutral Current Transformator
(NCT), perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo yang disebut, Neutral Grounding
Resistance (NGR).

3 TRAFO TEGANGAN (Potential Transformer / PT)


Trafo Tegangan (Potential Transformer disingkat PT) merupakan peralatan yang
berfungsi untuk mentransformasi besaran tegangan dari nilai primernya (sisi High Voltage)
ke nilai sekunder (sisi Low Voltage). Tegangan dalam nilai sekunder ini menjadi input bagi
relai proteksi atau peralatan pengukuran. PT sekaligus berfungsi sebagai pengisolasi atau
pemisah sisi HV dengan sisi LV. Tegangan dari PT dibutuhkan bila relai arus lebih yang
digunakan adalah jenis berarah (Directional OCR), sedangkan OCR non-directional hanya
memerlukan arus dari CT saja.

10 | P a g e
PT pada kubikel tegangan menengah biasanya digunakan sekaligus untuk keperluan
pengukuran dan proteksi. Rasio PT yang banyak digunakan adalah 20.000 / 100 Volt, atau

20.000/ 3/ 100/ 3 Volt. Berkebalikan dengan CT, apabila sisi LV PT tidak


dihubungkan ke peralatan sekunder maka terminalnya tidak boleh dihubung singkat
(jumper), melainkan harus dibiarkan tetap terbuka. Hal penting yang perlu diperhatikan
untuk PT adalah ketepatan rasio sesuai nominal tegangan masukan relai, serta burdennya
juga harus mencukupi.

4 TRAFO ARUS
Trafo Arus (Current Transformer / CT)
Trafo Arus (Current Transformer atau disingkat CT) merupakan peralatan yang berfungsi
untuk mentransformasi besaran arus dari nilai primernya (sisi High Voltage) ke nilai
sekunder (sisi Low Voltage). Arus dalam nilai sekunder ini menjadi input bagi relai proteksi
atau peralatan pengukuran. CT sekaligus berfungsi sebagai pengisolasi atau pemisah sisi
HV dengan sisi LV.

11 | P a g e
5. NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR)

· Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang antara titik
netral trafo dengan pentanahan.
· Neutral Grounding Resistance (NGR) berfungsi untuk memperkecil arus gangguan
yang terjadi.

6. CIRCUIT BREAKER (CB) / PMT


Circuit Breaker atau Saklar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus
rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan
menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai
dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal maupun tidak normal.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal
diatas, adalah sebagai berikut:
Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.
Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung
singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan, dan
merusak pemutus tenaga itu sendiri
Berikut ini adalah jenis-jenis PMT atau Circuit Breaker yang ada pada Gardu Induk
Mojoagung berdasarkan pemadaman busur api :

12 | P a g e
. Saklar PMT Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)
Media gas yang digunakan pada tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat
gas SF6 murni adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah
terbakar. Pada suhu diatas 150º C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic
dan bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi.
Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali
udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari
gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi
karbon selama terjadi busur api dan tidak menimbulkan bunyi pada saat pemutus tenaga
menutup atau membuka.

Saklar PMT SF6 ada 2 tipe, yaitu:


1) PMT Tipe Tekanan Tunggal (Single Pressure Type), PMT SF6 tipe ini diisi dengan gas
SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg/cm2. Selama pemisahan kontak-kontak, gas SF6
ditekan kedalam suatu tabung yang menempel pada kontak bergerak. Pada waktu
pemutusan kontak terjadi, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan
busur api.
2) PMT Tipe Tekanan Ganda (Double Pressure Type), dimana pada saat ini sudah tidak
diproduksi lagi. Pada tipe ini, gas dari sistem tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke gas
sistem tekanan rendah selama pemutusan busur api.

13 | P a g e
7. SAKLAR PEMISAH (PMS)
Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi
lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak
berbeban. Oleh karena itu pemisah tidak boleh dihubungkan atau dikeluarkan dari
rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Cara pemasangan PMS dibedakan ataspasangan
dalam dan pasangan luar. Tenaga penggerak dari PMS adalah secara manual, motor,
pneumatic atau angin dan hidrolis.

8. LIGHTNING ARRESTER (LA)

14 | P a g e
· Lightning arrester (LA) berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di
gardu dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat
transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge).
· Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan) LA bersifat isolatif atau tidak bisa
menyalurkan arus listrik. Dan sebaliknya apabila terjadi gangguan LA akan bersifat
konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.

9. REL ATAU BUSBAR


Rel berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT dan
peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik /daya listrik.

Bahan dari rel ini umumnya terbuat dari tembaga (bar copper atau hollow
conductor), ACSR, Almalec atau aluminium (bar alluminium atau hollow conductor

10. GEDUNG KONTROL (CONTROL BUILDING)


• Berfungsi sebagai pusat aktifitas pengoperasian gardu induk. Pada gedung kontrol
inilah operator bekerja mengontrol dan mengoperasikan komponen-komponen yang ada di
gardu induk.

15 | P a g e
11. PANEL KONTROL (CONTROL PANEL)
• Berfungsi untuk mengetahui (mengontrol) kondisi gardu induk dan
merupakan pusat pengendali lokal gardu induk.
• Didalamnya berisi sakelar, indikator-indikator,meter-meter,tombol-tombol
komando operasional PMT, PMS dan alat ukur besaran listrik, serta announciator.
Berada satu ruangan dengan tempat operator bekerja.
Terdiri dari :
• Transmission line control panel (TL control panel).
• Transformator control panel (TL control panel).
• Fault recorder control panel.
• KWh meter dan fault recorder panel.
• LRT control panel.
• Bus couple control panel.
• AC/DC control panel.
• Syncronizing control panel.
• Automatic FD switching panel.
• D/L control panel.

16 | P a g e
12. BATERAI
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai keandalan dan
stabilitas yang tinggi, maka batere dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan
proteksi pada gardu induk. Peranan dari batery sangat penting karena pada saat
gangguan terjadi, batery sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan alat-alat
kontrol dan proteksi. Bentuk fisik baterai yang digunakan pada gardu induk :
Menurut bahan elektrolit yang digunakan maka baterai dapat dibedakan atas dua,
yaitu:
a. Baterai timah hitam (lead acid storage batery) : bahan elektrolitnya adalah
larutan asam belerang. Baterai timah hitam ada dua macam yaitu:
1. Lead-antimony
2. Lead-calcium
b. Baterai alkali (alkali stroge batery) : bahan elektrolitnya adalah larutan alkali
(patassium hydroxide). Batery alkali ada dua macam yaitu:
1. Nickel-iron-alkaline storage batery (NI-Fe batery).
2. Nickel-cadmium battery (Ni-Cd battery).

12. PANEL PROTEKSI (PROTECTION PANEL/ RELAY PANEL)


Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu
peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya
kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang terganggu
sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan pelayanan
penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi. Sedangkan
papan alarm atau announciator adalah sederetan nama-nama jenis gangguan yang
dilengkapi dengan lampu dan suara sirine pada saat terjadi gangguan, sehingga
memudahkan petugas untuk mengetahui rele proteksi yang bekerja dan jenis
gangguan yang terjadi.

17 | P a g e
13. CUBICLE 20 KV
• Adalah sistem switchgear untuk tegangan menengah (20KV) yang berasal dari output
trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke konsumen melalui penyulang (feeder) yang
tersambung (terhubung) dengan cubicle tersebut.
• Dari penyulang (feeder) inilah listrik disalurkan (didistribusikan) ke pusat-pusat beban.
Komponen dan rangkaian cubicle, antara lain :
• Panel penghubung (couple).
• Incoming cubicle.
• Circuit breaker (CB)
• Komponen Proteksi dan pengukuran.
• Bus sections.
• Feeder atau penyulang

18 | P a g e
14. KELENGKAPAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) & K3
Peran K3 & APD ini antara lain sebagai berikut :
- Untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang
pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.
- Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja karena sebelumnya sudah ada tindakan antisipasi dari perusahaan.
- APD adalah perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko
kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

19 | P a g e
20 | P a g e
BAB IV
SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK

4.1. SISTEM PROTEKSI


Sistem proteksi adalah suatu sistem pengaman terhadap peralatan listrik, yang diakibatkan
adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan operasi dan penyebab yang lainnya.
Beberapa peralatan listrik pada gardu induk yang perlu diamankan adalah : Transformator
Daya. Rel (busbar). Penghantar :
– Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
– Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT).
– Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
– Penyulang 20 KV.

1. PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA


Relay Arus Lebih :
• Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat (short circuit) antaraphasa di
dalam maupun di luar daerah pengamanan trafo.

Bagan (rangkaian Proteksi Relay Arus Lebih

Relay Differensial :

21 | P a g e
• Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat (short circuit) yang terjadi

di

dalam daerah pengaman trafo.

• Cara Kerjanya adalah membandingkan antara arus yang masuk dengan arus yang keluar

Dalam keadaan normal arah Ip dan Is seperti pada gambar. Karena Ip sama besar dengan Is

tapi arah berlawanan maka difrensial relai tidak dialiri arus atau tidak bekerja.

• Dalam Keadaan Gangguan, arah Ip seperti pada gambar dan hanya Ip

• Disisi skunder CTp arus Ip keluar dari terminal dot dan mengerjakan Difrensial Relay

Relay Gangguan Tanah Terbatas :

• Berfungsi untuk mengamankan Transformator Daya terhadap tanah di dalam daerah

pengaman trafo, khususnya gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh

relay difrensial

22 | P a g e
Relay Arus Lebih Berubah :

• Berfungsi untuk mengamankan Transformator Daya dari gangguan antara phasa dan tiga

phasa dan bekerja pada arah tertentu.

Relay Gangguan Tanah :

• Berfungsi mengamankan Transformator Daya dari gangguan hubung tanah, di dalam dan

di luar daerah pengaman trafo.

Relay Tangki Tanah :

• Berfungsi untuk mengamankan Transformator Daya terhadap hubung singkat(shortcircuit)

antara phasa dengan tangki trafo dan trafo yang titik netralnya ditanahkan.

Relai 51 G yang terpasang, mendeteksi arus gangguan dari tangki trafo ketanah, kalau

terjadi kebocoran isolasi dari belitan tarafo ke tangki, arus yang mengalir ke tanah akan

23 | P a g e
dideteksi relai arus lebih melalui CT. Relai akan mentripkan PMT di kedua sisi (TT dan

TM).

Relai HV/LV Winding Temperature

Bekerja apabila Suhu kumparan Trafo melebihi seting dari pada relai HV/LV

Winding, besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan faktor pembebanan dan suhu

udara luar Trafo.

Urutan kerja relai suhu kumparan / winding ini dibagi 2 tahap: Mengerjakan

alarm (Winding Temperature Alarm) Mengerjakan perintah trip ke PMT (Winding

Temperature Trip)

Relai HV/LV Oil Temperature

Bekerja apabila suhu minyak Trafo melebihi seting dari pada relai HV/LV oil.

Besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan faktor pembebanan dan suhu udara luar

Trafo.

Urutan kerja relai suhu minyak / oil ini dibagi 2 tahap :

Mengerjakan alarm (Oil Temperature Alarm).

Mengerjakan perintah trip ke PMT (Oil Temperature Trip).

Relay Jansen :

• Relai Jansen adalah relai untuk mengamankan transformator dari gangguan di dalam tap

changer yang menimbulkan gas. Dipasang pada pipa yang menuju conservator.

• Cara Kerja Sama seperti relai bucholz tetapi hanya mempunyai satu kontak untuk

tripping.

Mengerjakan perintah trip ke PMT (Oil Temperature Trip).

24 | P a g e
Relay Bucholz :

dipasang pada pipa dari main tank ke konservator ataupun dari OLTC ke konservator

tergantung design trafonya apakah di kedua pipa tersebut dipasang relai bucholz.

Gunanya: untuk mengamankan trafo dari gangguan internal trafo yang menimbulkan gas

dimana gas tersebut timbul akibat adanya hubung singkat di dalam trafo atau akibat busur

di dalam trafo.

Cara kerja: yaitu gas yang timbul di dalam trafo akan mengalir melalui pipa dan besarnya

tekanan gas ini akan mengerjakan relai dalam 2 tahap yaitu: Mengerjakan alarm (Bucholz

1st) pada kontak bagian atas 1. Mengerjakan perintah trip ke PMT pada kontak bagian

bawah 2.

25 | P a g e
RANGKAIAN TRIPPING RELE KE PMT

KETERANGAN:

1: OCR/GFR Penyulang mengetripkan PMT Penyulang

2: OCR/GFR Incoming mengetripkan PMT Incoming

3: OCR/GFR sisi 150 kV mengetripkan PMT 150 kV & PMT 20 kV Incoming melalui rele

86.

4: REF sisi 20 kV mengetripkan PMT 150 kV & PMT 20 kV Incoming melalui rele 86

5: DIFFERENTIAL mengetripkan PMT 150 kV & PMT 20 kV Incoming melalui rele 86

6: REF sisi 150 kV mengetripkan PMT 150 kV & PMT 20 kV Incoming melalui rele 86

86: Lock Out Relay (Rele Pengunci)

2. PROTEKSI PENGHANTAR SUTT/ SKTT

Relay Jarak :

Berfungsi mengamankan SUTT dari gangguan antar phasa maupun gangguan

hubungan tanah.

26 | P a g e
Relay Differential Pilot Kabel :

Berfungsi mengamankan SKTT dan juga SUTT yang pendek dari gangguan antar

phasa maupun gangguan hubung singkat (short circuit).

Relay Arus Lebih Berarah :

Berfungsi mengamankan SUTT dari gangguan antar phasa dan hanya bekerja pada

satu arah. Relay ini dapat membedakan arah arus gangguan.

Relay Arus Lebih :

Berfungsi mengamankan SUTT dan gangguan antara phasa maupun gangguan

hubungan tanah.

Relay Tegangan Lebih :

Berfungsi mengamankan SUTT atau SKTT terhadap tegangan lebih.

Relay Gangguan Tanah :

Berfungsi mengamankan SUTT terhadap gangguan hubung tanah.

Relay Penutup Balik :

Berfungsi mengamankan kembali SUTT akibat gangguan hubung singkat temporer.

3. PROTEKSI BUSBAR & PROTEKSI PENYULANG 20 KV

• Proteksi Busbar :

• Untuk mengamankan busbar terhadap gangguan yang terjadi, digunakan relay differential

• Proteksi Penyulang 20 KV, digunakan :

• Relay Arus Lebih.

• Relay Arus Lebih Berarah.

• Relay Hubung Tanah.

27 | P a g e
4. SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK

• Tujuan pentanahan peralatan adalah untuk mencegah terjadinya tegangan kejut

listrik yang berbahaya bagi manusia bila pada peralatan listrik terjadi kebocoran

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pentanahan :

• Tahanan jenis tanah

• Panjang Elektroda Pentanaha

• Luas penampang elektroda pentanahan

28 | P a g e
Sistem pembumian peralatan di gardu induk dengan menghubungkan elektroda membujur

dan melintang dibawah tanah yang disebut sistem mesh dengan tujuan untuk memperoleh

tahanan tanah kecil (< 1 ohm).

29 | P a g e
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik,atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi ). Gardu Induk
(GI)150 KV mempunyai fungsi untuk mentransformasikan daya listrik dari tegangan tinggi
ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 20 KV) dengan frequensi tetap (di Indonesia50
Hertz).Di GI ini juga dilakukan pengukuran, pengawasan operasi sertapengamanan dari
sistem tenaga listrik. dan proses distribusi ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah
melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder-feeder) tegangan
menengah yang ada di gardu induk. Serta sebagai sarana telekomunikasi (pada umumnya
untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA.
Gardu Induk 150 KV merupakan Gardu Induk pasangan luar karena sebagian
besarkomponennya di tempatkan di luar gedung, kecuali komponen kontrol, system
proteksi dan sistem kendali serta komponen bantu lainnya, ada di dalam
gedung.Berdasarkan sistem rel (Busbar) Garduk Induk 150 KV merupakan Gardu Induk
dengan sistem rel ganda / Doubel Busbar.Komponen-komponen Utama Gardu Induk terdiri
dari Komponen Elektrikal ,Mekanikal dan Sipil. Komponen utama elektrikal berupa
peralatan-peralatanTransformator Daya, Circuit Breaker (CB), Disconnecting Switch (DS),
Capasitor Voltage Transformer (CVT), Current Transformer (CT), Lightning Arrester
(LA), Potential Transformer (PT), Potential Device (PD), serta peralatan kontrol/kendali ,
panel relay, dan panel kubikel dan lain sebagainya. Komponen mekanikal terdiri dari
serandang peralatan, serandang post, serandang beam. Rak kabel dan plat bordes untuk
penutup got kabel. Pagar keliling GI. Komponen sipil gedung kontrol, terdiri dari Ruang
peralatan control (kendali) & ruang cubicle, ruang operator, Ruang kantor GI, Ruang Relay,
Ruang komunikasi, Ruang batery, Pondasi peralatan (panel relay, panel kontrol, cubicle,
dan lain-lain), Got kabel (cable duct), dan lain sebagainya
1. Gardu induk 150 kV berfungsi sebagai stasiun transformasi daya 150 kV menjadi
20 kV yang berasal dari stasiun transmisi atau stasiun pembangkit.

30 | P a g e
2. GI Mojoagung merupakan jenis GI pasangan luar karena peralatan tegangan tinggi
(Transformator, PMT, PMS, CT, PT, LA) berada di luar gedung (switchyard),
sedangkan peralatan panel kontrolnya berada di dalam ruangan gedung tersendiri.

31 | P a g e
Daftar Pustaka

1. Gallagher, T. J., A. J. Pearmain. 1983. High Voltage. Bath: John Wiley & Sons.

2. Golde, R. H. 1977. Lightning. London: Academic Press Inc. Vol-2.

3. Hutauruk, TS. 1987. Pengetanahan Netral Sistem Tenaga & Pengetanahan


Peralatan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

4. Military Handbook. Grounding, Bonding & Shielding for Electronic Equipment


and Facilities. Dept. of Defense Washington D.C.20301. Third edition. Vol 1.

5. Morrison. Ralph. 1986. Grounding and Shielding Techniques in Instrumentation.


U.S.States: John Wiley & Sons - A Wiley-Interscience Publication. Third Edition.

6. Djiteng Marsudi, Ir., Operasi Sistem tenaga Listrik, Balai Penerbit & Humas ISTN,

Bhumi Srengseng Indah, Jakarta selatan, 1990

7. Daryanto,Drs, Koko Budi, Drs, “Jaringan Distribusi Listrik”, Penerbit Angkasa

Bandung, 1999.

8. Hasan Basri, Ir. ,Dasar-dasar Sistem Distribusi tenaga Listrik, Meteri kursus

“Pengembangan” Dalam Rangka Penyetaraan PJT Golongan C Bidang. Elektrikal

dan Mekanikal, APEI Jatim, 2003.

9. Suhadi, IR. , Distribusi Arus Bolak-balik, IKIP negeri Surabaya, 1986

32 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai