Disusun oleh :
Nama Nim
Muhammad SIdik Kalosa 141944810527
Roni Achmad Basuki 141944800532
Bagus Tri Aribowo 152045821003
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2017
0|Page
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Nama Nim
Muhammad SIdik Kalosa 141944810527
Roni Achmad Basuki 141944800532
Bagus Tri Aribowo 152045821003
Disetujui Oleh :
SVP GI MOJOAGUNG
Muhajir
i|Page
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Nama Nim
Muhammad SIdik Kalosa 141944810527
Roni Achmad Basuki 141944800532
Bagus Tri Aribowo 152045821003
Disetujui Oleh :
ii | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Kerja Praktek yang ditugaskan oleh Universitas
Widyagama Malang selama 1 bulan yang dimulai dari tgl 7 Agustus 2017 s/d 7 September
2017 di Gardu Induk Mojoagung wilayah kerja PT.PLN(PERSERO) P3B JAWA BALI -
AREA PELAKSANA PEMELIHARAAN MALANG. Untuk itu sebagai hasil dari praktek
kerja yang kami laksanakan selama ini ,kami membuat Laporan hasil kerja praktek selama
Dengan terselesaikannya Kerja Praktek ini, kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Fermi Trafianto,Manager PT.PLN (PERSERO) P3B Jawa Bali - APP Malang
2. Bapak Muhajir , Supervisor Gardu Induk Mojoagung
3. Bapak Elvan dan Bpk Moh Heri Mafik Petugas JE JARGI Mojoagung
Atas segala bantuan berupa bimbingan semangat dan pemikiran serta pemberian ilmu
pengetahuannya. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Tim Penyusun
iii | P a g e
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv
iv | P a g e
BAB 1
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi maka sekolah kejuruan dituntut
untuk mampu membentuk dan menghasilkan lulusan yang berkualitas yang siap dan
mampu terjun didunia kerja. Terkait dengan hasil tersebut seorang siswa dituntut
mengembangkan kemampuan intelektualnya, baik secara konseptual maupun aplikatif.
Program studi Teknik Elektro UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG, menelah
konsep kelistrikan, oleh sebab itu diperlukan suatu kajian – kajian ilmiah yang bersifat
deskriptif, argumentatif yang diformulasikan dalam bentuk survey penelitian maupun kerja
praktek baik di instansi pemerintahan maupun swasta.
Pada saat ini dan yang akan datang, energi listrik merupakan salah satu bentuk
energi yang sangat dibutuhkan oleh dunia. Penggunaan listrik bukan hanya milik
masyarakat perkotaan, tetapi juga dikawasan pedesaan hingga pelosok desa terpencil. Akan
tetapi proses ini memerlukan waktu yang panjang untuk bisa menjadikan sumber daya
energi menjadi energi listrik.
Bertambahnya kebutuhan akan tenaga listrik setiap tahun sesuai dengan berkembangnya
teknologi menuntut agar manusia berusaha menyediakan tenaga listrik yang handal. Secara
umum pembangkit tenaga listrik di Indonesia terdiri dari :
PLTA ( pembangkit listrik tenaga air ).
PLTU ( pembangkit listrik tenaga uap).
PLTP ( pembangkit listrik tenaga panas bumi ).
PLTG ( pembangkit listrik tenaga gas ).
PLTD ( pembangkit listrik tenaga diesel ).
PLTN ( pembangkit listrik tenaga nuklir ) rencana jangka panjang.
PLTGU ( pembangkit listrik tenaga gas dan uap ).
1|Page
Secara umum pengelolaan tenaga listrik terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Pembangkit adalah Tempat yang berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik atau
memproduksi energi listrik.
2. Transmisi adalah Suatu saluran yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertegangan
tinggi dari pembangkit ke Gardu Induk atau konsumen.
3. Distribusi Beban adalah Pengguna atau pemakai energi listrik dengan klasifikasi Industri
atau perumahan.
Masing-masing bagian tersebut mempunyai ruang lingkup tersendiri dan dalam
pelaksanaanya satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
Untuk penyaluran energi listrik dari Pembangkit atau Gardu Induk ke konsumen yang
jarak jangkauanya dekat tidak masalah. Akan tetapi konsumen yang terletak jauh dari
Pembangkit atau Gardu Induk akan mengalami masalah, yaitu akan mengalami penurunan
kwalitas tegangan pada pendistribusianya. Dengan penurunan kualitas tegangan tersebut
penyaluran daya listrik kekonsumen yang jauh dari lokasi Pembangkit atau Gardu Induk
maka perlu dianaikkan tegangannya. Adapun media yang effective dan effisien untuk
menaikan tegangan tersebut dipasang Capasitor Bank.
Jaringan untuk penyaluran daya listrik bertegangan tinggi pada lokasi yang jauh
disebut jaringan transmisi. Di Indonesia khususnya didaerah Jawa telah beroperasi sistem
transmisi tegangan tinggi 150 KV dan tegangan ekstra tinggi 500 kV. Conductor transmisi
yang dipergunakan pada 150 KV dan 500 KV dari jenis alumunium type ACSR untuk
transmisi dan type AAC untuk sarana switch gear Gardu Induk, dan ada yang menggunakan
kabel tanah sebagai sarana transmisi pada umumnya di tengah perkotaan. Ditinjau dari segi
biaya pembangunan dan pemeliharaan jika terjadi kerusakan atau gangguan, saluran
udara lebih murah dibandingkan saluran kabel tanah dengan jumlah energi dan panjang
saluran yang sama.
Gardu induk juga merupakan sarana penampung dan penghubung
beberapa pembangkit listrik dan Gardu Induk dengan membentuk suatu sistem
interkoneksi. Dengan keberadaan system interconnection yang difasilitasi dengan beberapa
Gardu Induk dan didukung dengan beberapa pembangkit, maka pengendalian dan
2|P age
penyaluran energi listrik akan lebih sulit, akan tetapi frequensi pemadaman yang
disebabkan oleh perbaikan atau pemeliharaan peralatan listrik atau gangguan dapat
diperkecil, sehingga menjadi lebih handal. Apabila ada salah satu pembangkit sedang
dalam pemeliharaan atau mengalami gangguan dalam menyalurkan tenaga listrik pada
gardu induk maka pembangkit lain dalam satu sistem intekoneksi akan menggantikan
untuk menyalurkan tenaga listrik pada gardu induk tersebut. Sehingga konsumen tidak
merasa dirugikan oleh pihak PLN.
Berdasarkan keterangan diatas, maka pada Kerja Praktek ini, penulis memilih pada Gardu
Induk Mojoagung PT. PLN (Persero) P3B APP MALANG sebagai media penyiapan dan
pembekalan untuk waktu kedepan nanti.
Mengkaji objek dilapangan, yang berkaitan dengan ilmu yang diperoleh dibangku
sekolah dan refrensi pustaka.
3|P age
BAB II
GAMBARAN UMUM GARDU INDUK MOJOAGUNG
4|P age
Perampingan switch gear dan sarana tegangan tingginya diapplykasikan dengan GIS ( Gas
Insulation Substation) dengan media isolasinya memakai gas SF6. System pengamananya
pun juga super mewah, mengingat besarnya resiko kebocoran isolasi, maka sekecil apapun
potensi kelainan pada peralatan dipasang peralatan multi sensor dengan prediksi akan
mampu mendeteksi dan mencegah meluasnya kerusakan terhadap peralatan Gardu Induk.
Penjagaan serta kebersihan ruangan merupakan syarat utama yang harus memperoleh
perhatian dan perlakuan maksimal.
Tidak banyak yang dapat kami ulas tentang keberadaan gardu induk pasangan dalam
ini mengingat substansi dari kerja Praktek kami hanya di Gardu Induk Mojoagung. namun
demikian penjelasan dari bapak pembimbing sudah sangat membantu kami untuk
menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang Gardu induk pasangan dalam.
5|P age
2.3 FUNGSI DARI GARDU INDUK ADALAH:
1. Menerima dan menyalurkan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan , meliputi Tegangan
Ekstra Tinggi ( 500 kV), Tegangan Tinggi (150 kV), maupun Tegangan Menengah ( 20
kV ).
2. Mentranformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi yang satu ke tegangan tinggi
yang lain atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah.
3. Pengukuran dan pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem tenaga
listrik.
4. Pengiriman daya ke gardu distribusi melalui feeder (penyulang) tegangan menengah.
Karena Gardu Induk memiliki fungsi yang sangat penting maka untuk menjaga
keamanan dan kelangsungan penyaluran yang baik maka Gardu Induk harus memenuhi
suatu kriteria persyaratan adalah sebagai berikut:
1. Aman ( ruang bebas tegangan ) dan mudah ( pengamatan ) dalam hal pemeriksaan atau
keperluan pengusahaan atau manuver. Pada gardu Induk Pasang luar harus diperhatikan
jarak antara bagian bagian yang bertegangan satu dengan yang lainnya juga jarak
terhadap tanah.
2. Penggantian atau perbaikan bagian bagian yang rusak harus mudah dilakukan, sehingga
sekalipun gangguan terjadi pada sambungan rel, namun kontinuitas distribusi tetap
dapat dipertahankan.
3. Memiliki keandalan yang tinggi. Oleh karena itu Gardu Induk biasanya di suplai lebih
dari satu pembankit.
4. Mampu melokalisir meluasnya kemungkinan terjadi gangguan arus lebih atau tegangan
lebih.
6|P age
2.4 JASA PELAYANAN DI GARDU INDUK MOJOAGUNG
Gardu Induk Mojoagung mempunyai 2 buah trafo distribusi (150/20 kV) yang
digunakan untuk melayani beban pada konsumen 20 kV pada trafo 1, dan 2 yang kemudian
didistribusikan melalui penyulang-penyulang berikut ini :
7|P age
BAB III
GARDU INDUK DAN PERALATAN DI MOJOGUNG
Kita lihat seperti dalam gambar:Jika bus bar A mengalami gangguan maka bus bar
tersebut dapat dipisahkan (isolasi) dari system dengan membuka breaker yang
menghubungkan bus bar tersebut. Walaupun bus bar A sudah dipisahkan, tenaga listrik
akan tetap bisa disalurkan secara utuh. Hal ini juga berlaku terhadap bus bar B jika bus bar
tersebut mengalami gangguan.Bahkan jika ke 2 bus bar mengalami gangguan, tenaga listrik
masih bisa disalurkan walaupun breaker yang menghubungkan ke 2 bus bar tersebut di
buka.
8|P age
Gardu induk Mojoagung mendapatkan suplai atau mensuplai:
a) 150 kV
G.I Sekarputih melalui SUTT Sekarputih I dan II
G.I Banaran melalui SUTT Banaran I dan II
1. SUTT
Saluran udara tegangan tinggi atau yang biasa disebut SUTT adalah sarana
penghantar diatas tanah untuk mentransmisikan tegangan tinggi (70 kV, 150 kV) dari pusat
pembangkit kegardu induk atau dari GI ke GI.
9|P age
2. TRANSFORMATOR DAYA
10 | P a g e
PT pada kubikel tegangan menengah biasanya digunakan sekaligus untuk keperluan
pengukuran dan proteksi. Rasio PT yang banyak digunakan adalah 20.000 / 100 Volt, atau
4 TRAFO ARUS
Trafo Arus (Current Transformer / CT)
Trafo Arus (Current Transformer atau disingkat CT) merupakan peralatan yang berfungsi
untuk mentransformasi besaran arus dari nilai primernya (sisi High Voltage) ke nilai
sekunder (sisi Low Voltage). Arus dalam nilai sekunder ini menjadi input bagi relai proteksi
atau peralatan pengukuran. CT sekaligus berfungsi sebagai pengisolasi atau pemisah sisi
HV dengan sisi LV.
11 | P a g e
5. NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR)
· Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang antara titik
netral trafo dengan pentanahan.
· Neutral Grounding Resistance (NGR) berfungsi untuk memperkecil arus gangguan
yang terjadi.
12 | P a g e
. Saklar PMT Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)
Media gas yang digunakan pada tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat
gas SF6 murni adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah
terbakar. Pada suhu diatas 150º C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic
dan bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi.
Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali
udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari
gas SF6 ialah mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi
karbon selama terjadi busur api dan tidak menimbulkan bunyi pada saat pemutus tenaga
menutup atau membuka.
13 | P a g e
7. SAKLAR PEMISAH (PMS)
Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi
lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak
berbeban. Oleh karena itu pemisah tidak boleh dihubungkan atau dikeluarkan dari
rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Cara pemasangan PMS dibedakan ataspasangan
dalam dan pasangan luar. Tenaga penggerak dari PMS adalah secara manual, motor,
pneumatic atau angin dan hidrolis.
14 | P a g e
· Lightning arrester (LA) berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di
gardu dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat
transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge).
· Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan) LA bersifat isolatif atau tidak bisa
menyalurkan arus listrik. Dan sebaliknya apabila terjadi gangguan LA akan bersifat
konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.
Bahan dari rel ini umumnya terbuat dari tembaga (bar copper atau hollow
conductor), ACSR, Almalec atau aluminium (bar alluminium atau hollow conductor
15 | P a g e
11. PANEL KONTROL (CONTROL PANEL)
• Berfungsi untuk mengetahui (mengontrol) kondisi gardu induk dan
merupakan pusat pengendali lokal gardu induk.
• Didalamnya berisi sakelar, indikator-indikator,meter-meter,tombol-tombol
komando operasional PMT, PMS dan alat ukur besaran listrik, serta announciator.
Berada satu ruangan dengan tempat operator bekerja.
Terdiri dari :
• Transmission line control panel (TL control panel).
• Transformator control panel (TL control panel).
• Fault recorder control panel.
• KWh meter dan fault recorder panel.
• LRT control panel.
• Bus couple control panel.
• AC/DC control panel.
• Syncronizing control panel.
• Automatic FD switching panel.
• D/L control panel.
16 | P a g e
12. BATERAI
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai keandalan dan
stabilitas yang tinggi, maka batere dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan
proteksi pada gardu induk. Peranan dari batery sangat penting karena pada saat
gangguan terjadi, batery sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan alat-alat
kontrol dan proteksi. Bentuk fisik baterai yang digunakan pada gardu induk :
Menurut bahan elektrolit yang digunakan maka baterai dapat dibedakan atas dua,
yaitu:
a. Baterai timah hitam (lead acid storage batery) : bahan elektrolitnya adalah
larutan asam belerang. Baterai timah hitam ada dua macam yaitu:
1. Lead-antimony
2. Lead-calcium
b. Baterai alkali (alkali stroge batery) : bahan elektrolitnya adalah larutan alkali
(patassium hydroxide). Batery alkali ada dua macam yaitu:
1. Nickel-iron-alkaline storage batery (NI-Fe batery).
2. Nickel-cadmium battery (Ni-Cd battery).
17 | P a g e
13. CUBICLE 20 KV
• Adalah sistem switchgear untuk tegangan menengah (20KV) yang berasal dari output
trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke konsumen melalui penyulang (feeder) yang
tersambung (terhubung) dengan cubicle tersebut.
• Dari penyulang (feeder) inilah listrik disalurkan (didistribusikan) ke pusat-pusat beban.
Komponen dan rangkaian cubicle, antara lain :
• Panel penghubung (couple).
• Incoming cubicle.
• Circuit breaker (CB)
• Komponen Proteksi dan pengukuran.
• Bus sections.
• Feeder atau penyulang
18 | P a g e
14. KELENGKAPAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) & K3
Peran K3 & APD ini antara lain sebagai berikut :
- Untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang
pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.
- Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja karena sebelumnya sudah ada tindakan antisipasi dari perusahaan.
- APD adalah perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko
kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.
19 | P a g e
20 | P a g e
BAB IV
SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK
Relay Differensial :
21 | P a g e
• Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat (short circuit) yang terjadi
di
• Cara Kerjanya adalah membandingkan antara arus yang masuk dengan arus yang keluar
Dalam keadaan normal arah Ip dan Is seperti pada gambar. Karena Ip sama besar dengan Is
tapi arah berlawanan maka difrensial relai tidak dialiri arus atau tidak bekerja.
• Disisi skunder CTp arus Ip keluar dari terminal dot dan mengerjakan Difrensial Relay
pengaman trafo, khususnya gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh
relay difrensial
22 | P a g e
Relay Arus Lebih Berubah :
• Berfungsi untuk mengamankan Transformator Daya dari gangguan antara phasa dan tiga
• Berfungsi mengamankan Transformator Daya dari gangguan hubung tanah, di dalam dan
antara phasa dengan tangki trafo dan trafo yang titik netralnya ditanahkan.
Relai 51 G yang terpasang, mendeteksi arus gangguan dari tangki trafo ketanah, kalau
terjadi kebocoran isolasi dari belitan tarafo ke tangki, arus yang mengalir ke tanah akan
23 | P a g e
dideteksi relai arus lebih melalui CT. Relai akan mentripkan PMT di kedua sisi (TT dan
TM).
Bekerja apabila Suhu kumparan Trafo melebihi seting dari pada relai HV/LV
Winding, besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan faktor pembebanan dan suhu
Urutan kerja relai suhu kumparan / winding ini dibagi 2 tahap: Mengerjakan
Temperature Trip)
Bekerja apabila suhu minyak Trafo melebihi seting dari pada relai HV/LV oil.
Besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan faktor pembebanan dan suhu udara luar
Trafo.
Relay Jansen :
• Relai Jansen adalah relai untuk mengamankan transformator dari gangguan di dalam tap
changer yang menimbulkan gas. Dipasang pada pipa yang menuju conservator.
• Cara Kerja Sama seperti relai bucholz tetapi hanya mempunyai satu kontak untuk
tripping.
24 | P a g e
Relay Bucholz :
dipasang pada pipa dari main tank ke konservator ataupun dari OLTC ke konservator
tergantung design trafonya apakah di kedua pipa tersebut dipasang relai bucholz.
Gunanya: untuk mengamankan trafo dari gangguan internal trafo yang menimbulkan gas
dimana gas tersebut timbul akibat adanya hubung singkat di dalam trafo atau akibat busur
di dalam trafo.
Cara kerja: yaitu gas yang timbul di dalam trafo akan mengalir melalui pipa dan besarnya
tekanan gas ini akan mengerjakan relai dalam 2 tahap yaitu: Mengerjakan alarm (Bucholz
1st) pada kontak bagian atas 1. Mengerjakan perintah trip ke PMT pada kontak bagian
bawah 2.
25 | P a g e
RANGKAIAN TRIPPING RELE KE PMT
KETERANGAN:
3: OCR/GFR sisi 150 kV mengetripkan PMT 150 kV & PMT 20 kV Incoming melalui rele
86.
4: REF sisi 20 kV mengetripkan PMT 150 kV & PMT 20 kV Incoming melalui rele 86
6: REF sisi 150 kV mengetripkan PMT 150 kV & PMT 20 kV Incoming melalui rele 86
Relay Jarak :
hubungan tanah.
26 | P a g e
Relay Differential Pilot Kabel :
Berfungsi mengamankan SKTT dan juga SUTT yang pendek dari gangguan antar
Berfungsi mengamankan SUTT dari gangguan antar phasa dan hanya bekerja pada
hubungan tanah.
• Proteksi Busbar :
• Untuk mengamankan busbar terhadap gangguan yang terjadi, digunakan relay differential
27 | P a g e
4. SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK
listrik yang berbahaya bagi manusia bila pada peralatan listrik terjadi kebocoran
28 | P a g e
Sistem pembumian peralatan di gardu induk dengan menghubungkan elektroda membujur
dan melintang dibawah tanah yang disebut sistem mesh dengan tujuan untuk memperoleh
29 | P a g e
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik,atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi ). Gardu Induk
(GI)150 KV mempunyai fungsi untuk mentransformasikan daya listrik dari tegangan tinggi
ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 20 KV) dengan frequensi tetap (di Indonesia50
Hertz).Di GI ini juga dilakukan pengukuran, pengawasan operasi sertapengamanan dari
sistem tenaga listrik. dan proses distribusi ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah
melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder-feeder) tegangan
menengah yang ada di gardu induk. Serta sebagai sarana telekomunikasi (pada umumnya
untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA.
Gardu Induk 150 KV merupakan Gardu Induk pasangan luar karena sebagian
besarkomponennya di tempatkan di luar gedung, kecuali komponen kontrol, system
proteksi dan sistem kendali serta komponen bantu lainnya, ada di dalam
gedung.Berdasarkan sistem rel (Busbar) Garduk Induk 150 KV merupakan Gardu Induk
dengan sistem rel ganda / Doubel Busbar.Komponen-komponen Utama Gardu Induk terdiri
dari Komponen Elektrikal ,Mekanikal dan Sipil. Komponen utama elektrikal berupa
peralatan-peralatanTransformator Daya, Circuit Breaker (CB), Disconnecting Switch (DS),
Capasitor Voltage Transformer (CVT), Current Transformer (CT), Lightning Arrester
(LA), Potential Transformer (PT), Potential Device (PD), serta peralatan kontrol/kendali ,
panel relay, dan panel kubikel dan lain sebagainya. Komponen mekanikal terdiri dari
serandang peralatan, serandang post, serandang beam. Rak kabel dan plat bordes untuk
penutup got kabel. Pagar keliling GI. Komponen sipil gedung kontrol, terdiri dari Ruang
peralatan control (kendali) & ruang cubicle, ruang operator, Ruang kantor GI, Ruang Relay,
Ruang komunikasi, Ruang batery, Pondasi peralatan (panel relay, panel kontrol, cubicle,
dan lain-lain), Got kabel (cable duct), dan lain sebagainya
1. Gardu induk 150 kV berfungsi sebagai stasiun transformasi daya 150 kV menjadi
20 kV yang berasal dari stasiun transmisi atau stasiun pembangkit.
30 | P a g e
2. GI Mojoagung merupakan jenis GI pasangan luar karena peralatan tegangan tinggi
(Transformator, PMT, PMS, CT, PT, LA) berada di luar gedung (switchyard),
sedangkan peralatan panel kontrolnya berada di dalam ruangan gedung tersendiri.
31 | P a g e
Daftar Pustaka
1. Gallagher, T. J., A. J. Pearmain. 1983. High Voltage. Bath: John Wiley & Sons.
6. Djiteng Marsudi, Ir., Operasi Sistem tenaga Listrik, Balai Penerbit & Humas ISTN,
Bandung, 1999.
8. Hasan Basri, Ir. ,Dasar-dasar Sistem Distribusi tenaga Listrik, Meteri kursus
32 | P a g e