Oleh
Auliya Natasya
1920305014
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN AKADEMIK
Judul : Pergantian relay analog menjadi relay digital di PT. Perta Arun Gas -
Lhokseumawe
Lhokseumawe, November
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro,
iii
PARAMETER PENILAIAN MAGANG INDUSTRI
Kriteria Penilaian
NO Parameter Penilaian Sangat
Baik Cukup Kurang
baik
100 90 80 70 60 50 40 30
1 Disiplin
2 Motivasi
3 Loyalitas
4 Tanggung jawab
5 Kerajinan/ketekunan
Pemahaman Terhadap tugas
6
yang diberikan
Kemampuan melaksanakan
7
tugas-tugas
Perawatan terhadap
8 peralatan
Kepercayaan terhadap diri
9
sendiri
Kecakapan dalam
10
mengambil keputusan
11 Komunikasi
12 Kerjasama
13 Keselamatan Kerja
14 Akhlak/kelakuan
Rata-rata penilaian = (1+2+3…
..................................14)/14
Lhokseumawe,November 2022
Pembimbing
Faisal Ismail
iv
LEMBAR PENILAIAN AKADEMIK MAGANG INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2. Inisiatif/ Kreatif
Lhokseumawe,
November 2022
Pembimbing
v
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Magang Industri ini, Selawat beriring salam penulis sanjung sajikan
kepangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya
dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang
kita rasakan saat ini. Dalam penulisan laporan ini penulis mengambil judul tentang
“PERGANTIAN RELAY ANALOG MENJADI RELAY DIGITAL PADA
PT. PERTA ARUN GAS - LHOKSEUMAWE” Dalam penulisan Laporan ini,
Penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan, Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah dan Mamak serta keluarga yang telah memberikan segalanya demi
mencapai dan menggapai masa depan penulis.
2. Bapak Yassir, ST., M.Eng, Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Lhokseumawe
3. Bapak Teuku Hasannuddin, S.T., M.Eng Selaku Ketua Program Studi
Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Lhokseumawe
4. Bapak Taufik S.T.,M.T Selaku Dosen Pembimbing Magang Industri
5. Bapak Yusra Ibrahim selaku Manager Maintenance PT. P e r t a A r u n
Gas - Lhokseumawe.
6. Bapak Zulkarnaen SY selaku Assistant Maintenance
Elektrical/Instrument PT. Perta Arun Gas - Lhokseumawe .
7. Bapak Faisal Ismail, selaku SPV Maintenance Elektrical dan
Pembimbing Lapangan Magang Industri PT. Perta Arun Gas -
Lhokseumawe .
8. Seluru Anggota Team Maintenance Elektrical PT. Perta Arun Gas –
Lhokseumawe.
9. Seluruh Anggota Team Mechanical dan Instrument PT. Perta Arun Gas –
Lhokseumawe.
vi
10. Seluruh Admin Staff PT. Perta Arun Gas - Lhokseumawe.
11. Seluruh Karyawan di PT. Perta Arun Gas - Lhokseumawe.
12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi
yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini, masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan, maka dengan ini penulis siap menerima saran dan
kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tulisan ini dimasa
yang akan datang.
Lhokseumawe,
Oktober 2022
Penulis
Auliya Natasya
NIM. 1920305014
vii
ABSTRAK
PERGANTIAN RELAY ANALOG MENJADI RELAY DIGITAL PADA
PT. PERTA ARUN GAS – LHOKSEUMAWE
Oleh
AULIYA NATASYA
NIM. 1920305014
Energi listrik adalah hal yang paling vital dalam seluruh aktivitas kehidupan
manusia guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran hidup. Energi listrik
mempermudah dalam pemenuhan kebutuhan hidup. hal ini mengingat sifat dari
energi listrik yang mudah dikonversikan ke bentuk energi yang lain, seperti energi
cahaya, energi mekanik, energi kalor, dan sebagainya. Hal ini menuntut suatu
perusahaan kelistriktrikan dapat memenuhi kebutuhan akan listrik, menjaga
kontinuitas pelayanan dan menjaga keandalan sistem tenaga listriknya. Sebagai
salah satu pembangkit tenaga listrik melalui penyimpanan gas pada, PT. PERTA
ARUN GAS- LHOKSEUMAWE harus beroperasi dan dapat menyuplai gas
Regasifikasi LNG untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam mengoperasikan
dan memelihara. Dalam pengoperasian pembangkit tentunya kondisi abnormal
atau gangguan di sistem pembangkit menjadi masalah serius. Sehingga perlu
adanya proteksi pada peralatan untuk melindungi peralatan dari gangguan. Salah
satu peralatan yang harus dilindungi adalah motor dan breaker. Di PT. PERTA
ARUN GAS- LHOKSEUMAWE, proteksi motor dan breaker digunakan motor
manegement relay tipe GE Multilin SR469 yang merupakan suatu relay proteksi
motor berbasis mikroprosesor yang dapat menjalankan sistem proteksi sesuai
algoritma yang ditanam di dalamnya.
Kata Kunci: proteksi, managemen relay, SR469, motor, PT. PERTA ARUN GAS-
LHOKSEUMAWE.
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
ABSTRAK...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.4 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.5 Metodelogi......................................................................................................3
1.6 Tempat dan Pelaksaan....................................................................................3
ix
BAB III GAMBARAN UMUM............................................................................9
3.1 Pengertian Relay.............................................................................................9
3.2 Jenis – Jenis Relay..........................................................................................9
3.2.1 Relay induksi.....................................................................................................9
3.2.2 Relay Daya Tarik.............................................................................................10
3.2.3 Relay Elektromagnetik....................................................................................10
3.2.4 Relay Penahan Magnetik.................................................................................10
3.2.5 Solid State Relay (SSR)...................................................................................10
3.2.6 Reed Relay......................................................................................................11
3.3 Struktur dan Prinsip Kerja Relay..................................................................11
3.4 Fungsi dan Aplikasi Relay...........................................................................12
3.4.1 Arti Pole & Throw Pada Relay........................................................................13
3.5 Kelebihan Relay...........................................................................................14
BAB V PENUTUP................................................................................................27
5.1 Kesimpulan...................................................................................................27
5.2 Saran.............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................29
LAMPIRAN KEGIATAN...................................................................................30
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
andal, memenuhi syarat teknis dan elektris. Sehingga
sistem dapat bertahan dari gangguan baik yang datang
dari luar ataupun yang datang dari dalam sistem itu
sendiri. Oleh karena itu sistem proteksi harus ada, mulai
dari pembangkit, trasmisi, distribusi sampai
beban.
Pada setiap perusahaan terdapat sistem kelistrikkan yang
sangat penting dikarenakan listrik adalah jantung
perusahaan untuk menghidupkan perusahaan/pabrik,
maka dari itu sistem keamanan dan proteksi kelistrikkan
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan utama penulisan laporan Magang Industri ini adalah untuk memenuhi /
mengetahui bagaimana keadaan Magang Industri. Sebagai salah satu syarat
kelulusan mata kuliah Magang Industri di Jurusan Teknik Elektro, Program Studi
Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Tujuan khusus penulisan laporan Magang Indsutri ini adalah :
1. Adanya Magang Industri akan membantu mahasiswa dalam
pengembangan diri dan wawasan tentang teknologi industri.
2. Meneliti, mempraktekkan dan mengembangkan penalaran melalui media
nyata yang didukung oleh beberapa peralatan yang digunakan dalam
industri.
3. Mengetahui mekanisme kerja dari Turbin Gas dan Sistem Proteksi secara
langsung pada PT. Perta Arun Gas - lhokseumawe dan infra struktur dari
perusahaan serta interaksi secara umum dari perusahaan tersebut.
4. Meningkatkan kemapuan berpikir secara analitis dan menumbuhkan
mental yang lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat mengaplikasikan
gambaran perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam lapangan
kerja secara langsung.
2
dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1.5 Metodelogi
3
4
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
PT Perta Arun Gas memanfaatkan Infrastruktur eks PT Arun NGL yang telah
berumur lebih dari 40 tahun dan kurang dirawat untuk menunjang tugas
operasional baik regasifikasi maupun treating gas di Lhokseumawe. Produk yang
dihasilkan dari operasional (infrastruktur yang dioperasikan) PT Perta Arun Gas
sangat membantu industri di Propinsi Aceh serta regasifikasi bagi PT PLN serta
industri di Medan dan sekitarnya.
Didirikan pada tanggal 18 Maret 2013, PT Perta Arun Gas memenuhi ketentuan
No. 22 tanggal 18 Maret 2013 dengan kegiatan usaha Receiving dan
Regasification Terminal, penerimaan dan proses pembentukan gas kembali, serta
penjualan produksi dan gas bumi hasil kegiatan usaha tersebut, serta
menyelenggarakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun
tidak langsung menunjang kegiatan usaha tersebut.
2.2 Visi, Misi PT. Perta Arun Gas – Lhokseumawe
Visi : Menjadi Perusahaan Bisnis Regasifikasi dan LNG Hub Kelas Dunia.
1
Misi : Melaksanakan bisnis Regasifikasi dan LNG HUB serta kegiatan usaha
lainnya yang berstandard Internasional secara Professional dengan tujuan
memberikan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan, serta mempunyai
keunggulan, berwawasan lingkungan dan mengutamakan keselamatan.
2.3 Core Values dan Leadership Traits PT. Perta Arun Gas – Lhokseumawe
Amanah
Memenuhi janji dan komitmen, Bertanggung – jawab atas tugas, keputusan,
dan tindakan yang dilakukan.
Kompeten
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah, membantu orang lain belajar, dan menyelesaikan tugas dengan
kualitas terbaik.
Harmonis
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain,
membangun lingkungan kerja yang kondusif.
2
Loyal
Menjaga nama baik sesama keryawan, pimpinan, BUMN, dan Negara. Rela
berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar, patuh kepada pimpinan
sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan etika.
Adaptif
Kolaboratif
3
prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik intern
maupun ekstern untuk mencapai kesatuan gerak secara sinergi
yang disesuaikan dengan tugas pokok masing- masing. Dewan
Direksi (Board of Director) berfungsi mengelola perusahaan
secara korporat sesuai dengan yang telah ditetapkan pemegang
saham melalui kebijakan strategi koorporasi dan strategi
fungsional seperti : pemasaran, produksi, keuangan,
pengembangan dan pemberdayaan seluruh aset dan potensi
yang dimiliki. Struktur organisasi PT. Perta Arun Gas (PAG)
senantiasa dinamis mengikuti kondisi dari perkembangan
operasi dan produksi dari perusahaan. Begitu juga dengan
jumlah karyawannya,juga mengikuti irama yang sama. Berikut
adalah stuktur organisasi fungsi PP&PE PT. Perta Arun Gas
yang dapat dilihat pada Lampiran E.
4
mengancam para pekerjanya. PT Perta Arun Gas sangat peduli
terhadap keselamatan para pekerjanya, oleh karena itu
kewajiban yang diamanatkan kepada Perusahaan telah
berkembang menjadi komitmen kuat yang membuat kami
senantiasa melakukan upaya peningkatan HSE.
Penerapan QHSE tidak hanya dilaksanakan oleh
Perusahaan semata, namun juga seluruh pekerja, tanpa
terkecuali. Koordinasi yang baik antar karyawan dan petugas
lapangan diyakini mampu membuat semua pihak sadar akan
risiko bahaya yang senantiasa mengancam di setiap proses
operasional. Penyebaran informasi dan juga pelatihan aspek-
aspek HSE telah dilakukan secara sistematis dan berkala
kepada setiap pekerja melalui media internal yang dapat
dijangkau dan dipahami dengan baik oleh seluruh pekerja.
Melalui penerapan HSE yang optimal, kesehatan dan
keselamatan pekerja akan terjamin, begitu juga dengan seluruh
aset Perusahaan yang pada akhirnya berdampak secara positif
dalam menjaga kelestarian dan keharmonisan lingkungan baik
fisik maupun sosial. Harapan pengelolaan seluruh aset
Perusahaan yang pada akhirnya berdampak secara positif
dalam menjaga kelestarian dan keharmonisan lingkungan baik
fisik maupun sosial.
1. Kinerja Keselamatan Kerja
Pada aspek keselamatan kerja (Safety), realisasi kinerja
Total Recordable Incident Rate (TRIR) yang merupakan
Indeks Laju Kecelakaan Kerja sampai dengan tahun 2020
adalah 0 (nihil) dengan kinerja jam kerja selamat Perta Arun
Gas sampai dengan tahun 2020 sebesar 15.741.093 jam kerja.
2. Zero Accident
Perusahaan bertekad untuk menjadi World Class Enterprise
yang mengedepankan kualitas unggul di segala aspek,
5
termasuk kesehatan dan keselamatan kerja dalam kegiatan
operasional. Komitmen ini membuat Perusahaan mampu
memastikan keselamatan para pekerjanya.
3. Contractor Safety Management System
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, pemastian
keamanan kerja tidak dapat dilakukan oleh Perusahaan seorang
diri. Dibutuhkan tingkat partisipasi dan kerja sama dari
berbagai pihak, termasuk karyawan dan juga kontraktor yang
bermitra dengan Perusahaan. Setiap kontraktor wajib untuk
tunduk terhadap sistem Contractor Safety Management System
(CSMS) yang telah disusun oleh Perusahaan agar mampu
menerapkan persyaratan HSE dalam pekerjaan kontrak yang
dilaksanakan. Persyaratan kontrak telah diketahui dan disetujui
bersama antara Perusahaan dan kontraktor pada saat kerja sama
berlangsung mulai dari tahapan Prakualifikasi sampai dengan
Evaluasinya.
4. Sertifikasi dan Inspeksi Peralatan
Sertifikasi peralatan menjadi sangat penting untuk
dilakukan agar para pekerja dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara optimal dengan selamat.
5. Housekeeping Contest
Penggalakkan HSE Awareness tidak bisa dilakukan hanya
sesekali. Pelaksanaannya harus dilakukan secara berkala agar
setiap pekerja dapat menanamkan pentingnya kesadaran akan
penerapan HSE Awareness dalam setiap proses operasional
usaha. Oleh karena itu, Perusahaan menciptakan program
Housekeeping Contest & Audit Safety. Melalui program ini,
Perusahaan dapat menilai efektivitas penerapan sistem
keselamatan kerja dan operasi.
6. Sistem Management Terintegrasi
6
Penerapan Standar Internasional ISO Series (9001 / 14001 /
45001) Mutu, Kesehatan, Keselamatan dan Lindungan
Lingkungan (K3LL) atau yang dikenal juga dengan Quality,
Health, Safety, and the Environment (QHSE) menjadi satu
bagian penting yang tidak pernah luput dari perhatian
Perusahaan. Bidang usaha Perusahaan sangat erat kaitannya
dengan risiko yang mengancam para pekerjanya.
PT Perta Arun Gas telah menerapkan sistem manajemen
HSE menggunakan International Sustainability Rating System
(ISRS) DNV GL (dimana sesuai hasil Rakor HSE bulan Feb,
audit kesistemman ISRS7 digantikan dengan Sustainability
Pertamina Expectations for HSSE Management Excellence
(SUPREME) yang merupakan sebuah sistem keselamatan,
keselamatan kerja dengan usaha keberlanjutan yang
berdasarkan kepada aspek-aspek yang diakui di dunia usaha
internasional.
Keberadaan audit kesistemen SUPREME sangat penting
untuk menilai penerapan aspek QHSE dalam seluruh
lingkungan operasional PT Perta Arun Gas. Hal ini sekaligus
menjadi bukti dari komitmen Perusahaan untuk mencapai visi
besar menjadi World Class Enterprise pada tahun 2021.
1. Regasifikasi LNG
PT Perta Arun Gas mengoperasikan Terminal Penerimaan & Regasifikasi LNG
di Arun Lhokseumawe Aceh. Pada akhir tahun 2016 fasilitas tersebut telah
mampu memenuhi kebutuhan energi untuk pembangkit listrik dan industri
di Aceh dan Sumatera Utara hingga 43.815 BBTU. Untuk bisnis ini,
regasifikasi dengan customer utama PT PLN (Persero) dimana LNG
dibawa oleh LNG cargo untuk kemudian di unloading ke tanki LNG /
7
selanjutnya dari tanki LNG, LNG dialirkan ke open rack vaporizer (ORV)
untuk proses regasifikasi / hasil Gas dari regasifikasi disalurkan untuk
kebutuhan power plant Aceh Utara & Belawan milik PLN.
Gambar 2. 2 Business Scheme (LNG Regasification Terminal) - PT. Perta Arun Gas
2. Jasa O & M
Jasa Operation & Maintenane LNG Filling Station / dimana LNG milik PT
Pertagas Niaga dari tanki LNG disalurkan ke iso tank truck untuk
kemudian disalurkan ke beberapa industri di sumatera utara dan konsumen
ptgn lainnya.
3. Jasa Operation & Maintenance kilang PHE NSO - NSB / gas dari NSO
dan NSB di treating dikilang PHE NSO – NSB dimana selanjutnya gas
hasil proses akan dialirkan ke PT KKA, PT PIM, beberapa industri di
Sumatera Utara dan jaringan gas di Lhokseumawe.
8
Gambar 2. 3 Proses Bisnis PAG Plant Site / Kawasan Kilang EX PTA
9
BAB III
GAMBARAN UMUM
Relay jenis induksi menjadi sebuah komponen yang dapat melindungi arus
listrik DC dan listrik AC.
10
Untuk gerakan tersebut terjadi pada bagian kontak mekanis serta diperoleh
pada konduktor, yakni berupa cawan yang bergeser melalui proses interaksi fluks
elektromagnetik.
3.2.2 Relay Daya Tarik
Relay daya tarik merupakan relay yang digunakan pada bagian aliran
listrik yang bertipe bolak – balik (AC) dan arus listrik searah (DC).
Pada bagian besi relay inilah yang nantinya akan ditarik pada saat coil
dialiri oleh arus listrik.
Kegunaan dari relay ini dapat digunakan pada arus listrik yang kecil, agar
bisa mengendalikan alat yang mempunyai arus listrik yang lebih besar, dengan
bantuan sinyal kontrol ini, kalian bisa mengendalikan komponen lebih dari satu
kontak.
11
3.2.5 Solid State Relay (SSR)
Reed Relay terdiri atas sepasang magnetik yang sengaja disegel pada
bagian tabung gelas, hal itu untuk medan magnet yang sudah diterapkan.
Pada bagian coil ini pun juga melilit membuat seperti magnetik bergerak,
dengan begitu menimbulkan adanya perubahan posisi di dalam kontak mekanis.
12
berada diposisi OPEN (terbuka)
2. Normally Close (NC) yakni kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
13
3.4.1 Arti Pole & Throw Pada Relay
Arti atau istilah pole dan throw ini digunakan pada saklar,
apakah pada sebuah relay berlaku? Jawabannya tertu saja
berlaku, karena relay merupakan jenis dari saklar.
Nah berikut ini merupakan sedikit penjelasan mengenai arti
dari pole dan throw pada relay, yaitu:
Pole adalah jumlah kontak (contact) yang dimiliki oleh relay
Throw adalah kondisi yang dimiliki oleh kontak (contact).
14
Double Pole 6 Terminal 2 Terminal 8 Terminal
Double
Throw (DPDT)
tabel 3. 1 Golongan berdasarkan Pole dan Throw
15
BAB IV
PEMBAHASAN TUGAS KHUSUS
16
inti magnet bila kontak bekerja. Ketika kontak menutup,
rangkaian pemutus akan bekerja.
Data spesifikasi relay arus lebih penundaan waktu tipe CO-8 yaitu:
a. Nomor fungsi Relay : 5LR
b. Buatan : Westinghouse
c. Tipe : CO-8
d. Model : CO-81111111X
17
e. Style : 264C900A27
f. Batas (Range) Waktu : 0- 11
g. Kurva Waktu : Unit induksi : 1-12 A
Unit Seketika : 6-114A
Kekurangan :
Tidak mampu mengingat beban lebih yang mungkin datang dalam
beberapa cycle dan panas lebih yang berangsur – angsur pada motor.
Relay – relay ini tidak dipengaruhi oleh temperatur sekitar .
18
gambar 4. 2 skema Relay kelebihan Beban Thermis
Jenis yang digunakan adalah tipe ITH buatan Westinghouse, jenis ITH ini
adalah suatu pendeteksi arus lebih yang bereaksi cepat. Relay ini dapat digunakan
sebagai pemutus arus lebih seketika (Instantaneous Overcurrent Trip) atau
sebagai pendektesi arus lebih. Komponen utamanya adalah sebuah plunger
solenoid yang memiliki sebuah inti dengan sekrup di atasnya, sekrup ini dapat
diatur untuk penyetelan besarnya arus operasi. Relay 50G tipe ITH ini hanya
menggunakan sebuah selenoid yang diaktifkan oleh inti tranformator arus yang
seimbang. Relay ini akan trip bila terjadi hubungan antara fasa dengan
19
pentanahan.
20
Karakteristik Relay dapat dibedakan atas :
a. Normally Invers
b. Very Invers
c. Long Time Inverse
Sebuah relay dapat diaktifkan oleh suatu besaran tunggal seperti arus, atau
tegangan. Bila relay di gerakkan oleh suatu besaran tunggal, maka responnya
hanyalah merupakan perbandingan besaran terhadap waktu. Biasanya hubungan
antara besaran tersebut ditunjukkan sebagai grafik yang dikenal dengan
karakteristik kerja suatu Relay.
Untuk karakteristik Relay arus lebih penundan waktu dan kelebihan beban
thermis dapat dilihat pada lampiran.
21
memungkinkan diatur untuk sejumlah fitur yang berbeda
termasuk tachometer atau trip alarm pada umumnya dengan
nama yang dapat diprogram.
Model termal menggabungkan pembiasan yang tidak
seimbang, umpan balik RTD, dan pendinginan eksponensial.
Selain 15 kurva standar gangguan beban penuh dan sebuah
kurva yang secara spesifik didesain untuk monitoring
akselerasi yang memiliki beban inersia yang tinggi. Kurva
beban lebih yang ke dua disediakan untuk motor dengan dua
kecepatan. Gangguan kumparan stator terhubung dengan
rangka motor yang memiliki kerendahan 0.25A memungkinkan
dideteksi menggunakan GE Multilin 50:0.025 trafo arus.
Input trafo arus juga disediakan untuk proteksi diferential.
12 RTD input yang disediakan dapat diprogram untuk
digunakan di berbagai jenis RTD yang berbeda-beda. Input
trafo tegangan memungkinkan untuk bermacam-macam fitur
perlindungan tergantung pada kuantitas tegangan dan daya.
Empat input sinyal analog (4-20 mA) dapat digunakan untuk
pemutusan dan alarm pada berbagai input transduser, seperti
getaran, tekanan, aliran, dan lain-lain. Setiap relay
menyediakan fungsi perlindungan, kontrol, dan pengawasan
pada lokasi motor dan pusat pengontrolan. Setiap relay tersebut
juga menampilkan kondisi dari motor saati ini, dan mengukur
parameter sistem. Rekaman dari kondisi motor yang lalu,
tingkat keperluan maksimal, dan pemakaian daya juga
ditampilkan. Pengaturan ini dapat deprogram ulang setiap
waktu.
22
gambar 4. 4 469 Motor Management Relay
23
Diagram garis tunggal di bawah ini menggambarkan
fungsi SR469 menggunakan nomor perangkat ANSI
(American National Standards Institute).
24
Tabel 4. 1 Fungsi SR469 Menggunakan Perangkat ANSI
a. Rele 51, digunakan untuk mendeteksi gangguan beban yang berlebih pada
motor. Jika motor terjadi gangguan beban lebih maka SR469 akan dapat
melakukan tindakan pengamanan pada motor berupa pemutusan dari
sumber tegangan, menyalakan alarm dan penundaan.
b. Rele 86, digunakan untuk mengunci motor dengan menunda suplay tenaga
listrik yang masuk ke dalam motor hingga gangguan kembali normal.
c. Rele 66, proteksi untuk mencegah sebuah motor mengalami panas berlebih
yang disebabkan karena starting motor berulang-ulang, proteksi ini akan
menunda motor diberi suplay kembali apabila jumlah maksimum daya
motor yang telah diseting pada satu kali periode terlewati.
d. Rele 50, digunakan untuk mendeteksi gangguan hubung singkat yang
tejadi antar fasa. Jika motor terjadi gangguan hubung singkat maka SR469
akan dapat melakukan tindakan berupa pemutusan dari sumber tegangan
dan penundaan.
e. Rele 32, digunakan untuk melindungi motor dari gangguan aliran daya
yang berbalik arah untuk mencegah motor beroperasi menjadi generator
ketika motor ikut menyuplai daya. Jika gangguan tersebut jadi, maka
SR469 akan dapat melakukan tindakan berupa pemutusan dari sumber
tegangan, menyalakan alarm dan penundaan.
f. Rele 37, digunakan untuk mendeteksi hilangnya atau berkurangnya daya
penggerak motor. Sehingga jika daya pada motor hlang atau berkurang
sangat banyak, maka SR469 akan dapat melakukan tindakan pada motor
berupa pemutusan dari sumber tegangan, menyalakan alarm dan
penundaan.
g. Rele 46, digunakan untuk mendeteksi tidak seimbang arus setiap fasa yang
terdeteksi melalui pengukuran setiap fasa pada suplay jaringan. Sehingga
25
jika arus setiap fasa pada motor listrik tidak seimbang, maka SR469 akan
dapat melakukan tindakan pada motor berupa pemutusan dari sumber
tegangan, menyalakan alarm dan penundaan.
h. Rele 50G, digunakan untuk mendeteksi gangguan pentanahan dimana arus
residual sangat besar. Sehingga jika arus residual sangat besar, maka
SR469 akan dapat melakukan tindakan pada motor berupa pemutusan dari
sumber tegangan, menyalakan alarm dan penundaan.
i. Rele 87, digunakan untuk mendeteksi perbandingan dari keseimbangan
daya yang masuk dengan daya yang keluar. Sehingga jika daya tidak
seimbang, maka SR469 akan dapat melakukan tidakan pada motor berupa
pemutusan dari sumber tegangan dan penundaan.
j. Rele 49, digunakan untuk mendeteksi suhu pada stator dan jika suhu
terlalu jauh dari nilai yang ditetapkan, maka SR 469 akan dapat melakukan
tindakan pada motor berupa pemutusan dari sumber tegangan, menyalakan
alarm dan penundaan.
k. Rele 38, digunakan untuk mendeteksi suhu pada bantalan motor dan jika
suhu terlalu jauh dari nilai yang ditetapkan, maka SR469 akan dapat
melakukan tindakan pada motor berupa pemutusan dari sumber tegangan,
menyalakan alarm dan penundaan.
l. Rele 27, digunakan untuk mendeteksi tegangan pada suatu jaringan yang
terlalu rendah. Sehingga jika tegangan yang masuk ke motor terlalu
rendah, maka maka SR469 akan dapat melakukan tindakan pada motor
berupa pemutusan dari sumber tegangan, menyalakan alarm dan
penundaan.
m. Rele 47, digunakan untuk mendeteksi tegangan pada fasa pada motor yang
disebabkan oleh suplai yang tidak seimbang. Sehingga jika terjadi
tegangan fasa yang tidak seimbang, maka SR469 akan dapat melakukan
tindakan pada motor berupa pemutusan dari sumber tegangan dan
penundaan.
n. Rele 81, digunakan untuk medeteksi nilai frekuensi pada motor. Jika
frekuensi berbeda dengan nilai yang ditetapkan, maka SR469 akan dapat
26
melakukan tindakan pada motor berupa pemutusan dari sumber tegangan,
menyalakan alarm dan penundaan.
o. Rele 55/78, digunakan untuk medeteksi nilai power faktor pada motor.
Jika power faktor berbeda dengan nilai yang ditetapkan, maka SR469 akan
dapat melakukan tindakan pada motor berupa pemutusan dari sumber
tegangan, menyalakan alarm dan penundaan.
p. Rele 14, digunakan untuk medeteksi nilai putaran motor. Jika putaran
motor berbeda dengan nilai yang ditetapkan, maka SR469 akan dapat
melakukan tindakan pada motor berupa pemutusan dari sumber tegangan,
menyalakan alarm dan penundaan.
27
tipe NPN yang disambungkan dengan tachometer untuk
mendeteksi dan monitoring dari kecepatan motor listrik.
Sinyal yang dikirimkan pada SR469 hanya berupa satu dan
nol, dimana satu berarti terdapat arus listrk yang dikirimkan
dari transistor, dan nol tidak terdapat arus listrik yang
dikirimkan dari transistor. Input analog SR469 menyediakan
empat terminal untuk tiga jenis sinyal, yaitu 0-1mA, 0-20mA,
4-20mA. Sinyal arus ini dapt digunakan untuk memantau
jumlah eskternal seperti getaran, tekanan, atau aliran. Sensor
tersebut disuplai dari terminal dengan tegangan 24V DC.
Keluaran analog Keluaran analog yang disediakan oleh
SR469 terdapat empat terminal dengan skala sinyal 0-1mA
atau 4-20mA. Output analog dari SR469 ini akan
disambungkan pada perangkat kontrol, baik berupa komputer
ataupun Progamable Logic Controler (PLC) dimana perangkat
kontrol tersebut digunakan untuk mengontrol motor PA Fan
jika terjadi suatu tindakan seperti terjadi gangguan untuk
segera terjadi pemutusan pada sumber tenaga. Sensor RTD.
SR469 menyediakan 12 input Resistance Temperature
Detector (RTD) untuk stator, bantalan motor, lingkungan, atau
pemantaun suhu lain. RTD sendiri merupakan sensor untuk
medeteksi besarnya suhu, dengan merubah nilai tahanan
menjadi nilai suhu. Jadi untuk GE Multilin SR469 ini hanya
mendukung untuk sensor suhu jenis RTD saja, selain sensor
jenis RTD data tidak akan dapat pernah terbaca oleh GE
Multilin SR469.
Dari sekian banyak jenis relay (pada tabel 4.1), ketika relay
tersebut aktif, maka akan dikirim dan dimanajamen oleh
SR469 yang nantinya akan diberikan sebuah tindakan, dimana
tindakan tersebut berupa:
1. Relay pemutus, digunakan untuk memutuskan rangkaian kontrol motor
28
listrik dari sumber tegangan.
2. Relay bantuan, diprogram untuk pemutusan akibat guncangan, alarm
adanya guncangan, sirkuit kontrol, alarm diferensial.
3. Relay panundaan, digunakan untuk memblokir sumber tegangan
motor. Untuk mencegah motor beroperasi ketika motor listrik dalam
keadaan tidak stabil atau terdapat gangguan.
4. Relay layanan, beroperasi jika salah satu SR469 diagnostik mendeteksi
hilangnya daya kontrol pada SR469. Maka motor juga akan diputus
aliran dayanya dari sumber tegangan. Output ini dapat dimonitor
dengan PLC atau DCS.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
29
proteksi Relay menjadi satu bagian.
3. Cara kerja relay adalah dengan mengontrol satu rangkaian listrik dengan
membuka dan menutup kontak pada rangkaian lainnya. Terdapat dua
bagian pokok dari relay, yakni elektromagnet dan mekanikal. Yang
dimaksud dengan mekanikal, yakni seperangkat switch atau kontak saklar.
4. Alasan digantinya Relay Analog menjadi Relay Digital dikarenakan,
memorisasi zaman yang sudah lama, Obsolete barang yang sudah tidak di
produksi, proteksi perlu dikalibrasi, respon time lama.
5.2 Saran
Setelah melaksanakan Magang Industri dan melihat sistem kerja pada PT.
PERTA ARUN GAS – LHOKSEUMAWE maka penulis menyaran agar:
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN KEGIATAN
32
\
kegiatan 1. 4 pengecekkan Relay subs 7
33
kegiatan 1. 6 pengangkatan flow fan pada pg 9001 A
34
kegiatan 1. 9 Pengcekkan motor
35
kegiatan 1. 11 pergantian Karbon brush pada generator
36
37