Anda di halaman 1dari 117

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu wahana pembentuk sumberdaya
manusia untuk mempersiapkan dan menciptakan tenaga kerja yang memiliki kualitas yang
baik dantinggi, serta mampu bersaing di dunia kerja. Untuk itu diperlukan adanya kajian –
kajian ilmiah yang bersifat deskriptif argumentatif yang diformalisasikan dalam survei,
penelitian maupun praktik kerja untuk menunjang dalam mewujudkan tujuan diatas.
Ketenagalistrikan merupakan salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kelistrikan serta instalasi listrik, untuk menspesifikan bidang keilmuan
ketengalistrikan di SMK PGRI 1 Gresik. Namun selama ini ilmu yang kami dapat hanya
sebatas teori dan praktik yang belum sepenuhnya terwujud dalam aplikasinya. Sehingga
untuk menyeimbangkan antara teori dan aplikasinya diperlukan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) yang nantinya diharapkan menjadikan siswa yang siap kerja di dunia kerja.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan atau aktivitas siswa yang
dilakukan diperusahaan atau instansi pemerintah yang memiliki hubungan erat dengan
pengembangan atau penerapan ilmu yang telah diperoleh dibangku SMK. Dengan adanya
Praktik Kerja Lapangan (PKL) tersebut diharapkan dapat menjembatani pertukaran
informasi antara pihak sekolah dan pihak perusahaan. Selain itu, dengan adanya Praktik
Kerja Lapangan (PKL) sangat berperan bagi siswa yaitu untuk memperluas dan menambah
wawasan serta pengalaman siswa sehingga siswa dapat belajar menerapkan disiplin ilmu
yang didapatkan pada dunia kerja dan membantu meningkatkan kemampuan aplikatif siswa
sebagai modal dalam memasuki dunia kerja.
Salah satu instansi yang dapat digunakan sebagai tempat untuk Praktik Kerja
Lapangan (PKL) untuk menambah wawasan dan pengalaman siswa serta skill siswa adalah
PLTU Sudimoro, Pacitan. Pada instansi PLTU Pacitan ini siswa dapat mempelajari sistem
operasi secara umum di PLTU Pacitan.

1
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

1.2. PENGERTIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan kejuruan yang memadukan secara sistematik antara program pendidikan di
sekolah dan program penguasaan keahlian, yang diperoleh melalui pelatihan langsung di
dunia kerja dan terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian yang profesional.
Dalam pengertian tersebut tersirat ada dua pihak yang berkompeten, yaitu lembaga
pendidikan latihan dan lapangan kerja Dunia Usaha/Industri (DU/DI) yang memiliki
sumber daya untuk mengembangkan keahlian kejuruan. Peranan institusi pasangan dalam
PKL merupakan mitra penyelenggara pendidikan dengan pihak sekolah dalam usaha
meningkatkan mutu tamatan yang proporsional atau siap kerja sesuai dengan tuntutan
lapangan kerja.
Dalam melaksanakan PKL ini, Dunia Usaha/Industri (DU/DI) dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai pandangan yang sama yaitu saling membantu,
mengisi dan saling melengkapi untuk kepentingan bersama. Kedua belah pihak secara
bersungguh-sungguh terlibat dan bertanggung jawab mulai dari tahap perencanaan
program, penyelenggaraan sampai pada tahap penilaian dan penentuan kelulusan peserta
didik, serta sejauh mungkin berupaya memasarkan tamatannya.
Harapan dari penyelenggaraan pendidikan dan latihan dengan pendekatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) tersebut agar diperoleh :
1. Mengaktualisasikan model penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara
SMK dan Dunia Usaha/Industri (DU/DI) yang memadukan secara sistematis dan
sistemik program pendidikan di sekolah (SMK) dan program latihan penguasaan
keahlian di Dunia Usaha/Industri (DU/DI).
2. Membagi topik-topik pembelajaran dari Kompetensi Dasar yang adapat dilaksanakan
di sekolah (SMK) dan yang dapat dilaksanakan di Dunia Usaha/Industri (DU/DI))
sesuai dengan sumber daya yang tersedia di masing-masing pihak.
3. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam rangka
menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu
proses dan hasil kerja.
4. Memberikan bekal etos kerja yang tinngi bagi peserta didik untuk memasuki dunia
kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.

2
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

5. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja
yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan lapangan kerja.
6. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match) antara SMK
dan Industri.
7. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan.

1.3 TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


1. Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui dan memahami proses pembangkitan energi listrik dengan
menggunakan tenaga uap.
b. Untuk mengetahui dan memahami isi system pengoprasian pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU Pacitan).
c. Untuk dapat mengetahui budaya kerja ditempat PKL terutama di PLTU Pacitan.
d. Memberikan motivasi, ketekunan, dan pengalaman professional untuk bekerja secara
nyata dalam skala besar.
e. Untuk mengetauhi system kerja di dunia industri secara nyata.
2. Tujuan Khusus :
Sebagai wawasan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar dapat
memahami aplikasi ilmu yang dipelajarinya dalam lingkungan sekolah untuk dunia
industri pada masakini dan mendatang.

1.4 METODE DAN SUMBER DATA


Metode dan Sumber Data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah:
1. Observasi (Pengamatan)
Metode Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melihat secara langsung,
mendengar dan mengamati objek yang akan dijadikan bahan penelitian untuk
mendapatkan data yang sebenarnya dan memperoleh gambaran yang nyata mengenai
Dunia Usaha, khususnya sesuai dengan yang dibahas penulis, sekaligus diperlukan untuk
penyesuaian data yang diperoleh.
2. Interview (Wawancara)

3
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Wawancara atau Interview adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan


Tanya jawab dengan pembimbing dan orang yang bersangkutan. Orang yang
bersangkutan disini yang dimaksud adalah orang yang ahli sesuai dengan bidangnya.
3. Library Research (Kepustakaan)
Metode kepustakaan adalah metode dimana penulis mencari sumber – sumber data
lain yang dapat digunakan sebagai referensi (acuan) dan data empiris pada perusahaan.

1.5. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Pelaksanaan PKL ini dilaksanakan pada tanggal 04 Maret 2019 – 30 Juni 2019 di
PT. PJB UBJOM PACITAN - PLTU Pacitan. Sedangkan jam kerja siswa PKL adalah pukul
07.30 WIB – 15.30 WIB (shift pagi), 15.30 WIB – 22.30 WIB (shift sore), 22.30 WIB –
07.30 WIB (shift malam)

1.6. PELAKSANA PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan oleh siswa dan siswi SMK PGRI 1
Gresik, Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan, Kompetensi Keahlian Teknik
Pembangkit Tenaga Listrik, yaitu :
1. Nama : MUHHAMMAD ZANUAR
NISN : 0022178733
2. Nama : EKO NUGROHO PRASETYO
NISN : 0016576779
3. Nama : FANI PRAYOGO
NISN : 0018678437
4. Nama : MUH WAHYU SAJIWO
NISN : 0018579978
5. Nama : MUHAMMAD DIMAS FEBRIANSYAH
NISN : 0030215346
6. Nama : RIZKI ARDIANSYAH
NISN : 0019653066

4
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN


Sistematika penulisan laporan dibuat dengan maksud untuk memberi gambaran
secara garis besar tentang hal – hal yang dipaparkan pada setiap bab pada laporan ini.
Adapun sistematika laporan pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut :
1. BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan yang berisi latar belakang, batasan
masalah, tujuan dan manfaat melakukan kegiatan survey, waktu dan tempat pelaksanaan,
metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan.
2. BAB II :SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai gambaran umum dan
perusahaan tempat penulis melaksanakan kegiatan survey lapangan yang berisi tentang
sejarah perusahaan, lokasi perusahaan dan struktur organisasi diperusahaan tersebut.
4. BAB III : PROSES PRODUKSI DI PLTU 1 JAWA TIMUR PACITAN
Bab ini akan menerangkan tentang proses produksi lisrik yang dilakukan oleh PT.
PJB UBJOM PACITAN - PLTU Pacitan
5. BAB IV : GENERATOR LISTRIK

Bab ini memuat tentang coal handling system sacara spesifik serta penjabarannya.

6. BAB V: PROTEKSI GENERATOR LISTRIK


Bab ini Berisi tentang perawatan yang dilakukan pada motor konveyor batubara.

7. BAB VI : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


Bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pencegahan Kecelakaan
Kerja, dan Peralatan Keselamatan Kerja.
8. BAB VII : PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dan saran saran bagi siswa, sekolah yaitu SMK PGRI 1 Gresik dan pihak Dunia Usaha/
Dunia Industri (DU/DI) yaitu PT. PJB UBJOM Pacitan – PLTU Pacitan.

5
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

BAB II
DATA UMUM PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH BERDIRINYA PT.PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT. PJB)


Sejarah PT. PJB bermulai sejak tahun 1945, dimana didirikan Perusahaan Listrik
dan Gas. Tahun 1965, perusahaan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu Perusahaan Listrik
Negara dan Perusahaan Gas Negara. Tahun 1972, status PLN menjadi perusahaan umum
(Perum). Tahun 1982, PLN dipecahkan lagi menjadi dua, yaitu Unit Devisi dan Unit
Persero. Setahun kemudian, dilakukan restrukturisasi atas PT. PLN (Persero) listrik
dengan pendiriran subside pembangkitan. Restrukturisasi ini dilakukan untuk
memisahkan misi perusahaan atas social dan komersial.
Pada tanggal 03 Oktober 1995, PT. PLN membentuk dua anak perusahaan untuk
mengelola pembangkit yang memasok energy listrik di Pulau Jawa dan Bali. Kedua
perusahaan PLN tersebut adalah PT. PLN Pembangkit Jawa Bali 1 (PT. PLN PJB 1) yang
berkantor pusat di Jakarta dan PT. PLN Pembangkit Jawa Bali 2 (PT. PLN PJB 2) yang
berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun 2000, PT. PLN PJB 2 diubah menjadi PT.
Pembangkit Jawa Bali atau disingkat PT. PJB, sedangkan PT. PLN PJB 1 berubah
menjadi PT. Indonesia Power.
Awalnya PT. PJB hanya menjalankan bisnis membangkitkan energy listrik dari
enam Unit Pembangkit (UP) yang dimiliki yaitu UP Gresik (2.219 MW), UP Paiton (800
MW), UP Muara Karang (908 MW), UP Muara Tawar (920 MW), UP Cirata (1.008
MW) dan UP Brantas (281 MW). Tapi kini PT. PJB berkembang dan menjalankan
berbagai usaha yang berkaitan dengan bidang pembangkitan yang antara lain Jasa
Operation dan Maintenance (O dan M), Engineering, Procurement and Construction
(EPC), konsultan bidang pembangkit, pendidikan dan pelatihan tata kelola pembangkit,
pendidikan dan pelatihan energy terbarukan, serta usaha lain dalam rangka memanfaatkan
secara maksimal potensi yang dimiliki perusahaan.

6
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

2.1.1 Logo Instansi

Gambar 2.1 Logo PT. Pembangkitan Jawa-Bali

1. Bentuk Lambang
Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan yang resmi digunakan
adalah sesuai dengan yang tercantum pada lampiran Surat Keputusan Direksi
Perusahaan Umum Listrik Negara No. 031/DIR/76 Tanggal 01 Juni 1976,
mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
2. Bidang persegi panjang vertical
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang
lainnya.Melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupaka wadah atau
organisasi yang terorganisir dengan sempurna.Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu
menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.Kuning juga
melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki setiap insan yang
berkarya di perusahaan ini.
3. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.Selain itu Petir juga
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan dalam memberikan solusi terbaik
bagi para pelanggannya.Warna yang merah berarti melambangkan kedewasaan
PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan Kedinamisan gerak laju
perusahaan beserta setip insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi
tantangan perkembangan jaman.
4. Tiga Gelombang
Memiliki arti sebagai gaya rambat listrik yang di alirkan oleh tiga bidang
usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu Pembangkitan, Penyaluran, dan

7
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Distibusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan perusahaan guna
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam
kehidupan manusia.Disamping itu biru juga melambangkan kandalan yang
dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para
pelanggannya.
2.1.2 Budaya Perusahaan
Salah satu aspek dari perkembangan sumber daya manusia perusahaan adalah
pembentukan budaya perusahaan. Unsur-unsur budaya perusahaan :
1. Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan niali-
nilai filosofi.
2. Nilai adalah bagian dari budaya (culture) perusahaan yang dirumuskan untuk
membantu supaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT. PLN PJB
nilai ini disebut “Filosofi Perusahaan”.
3. Paradigma adalah suatu kerangka berfikir yang melandasi cara seseorang menilai
sesuatu.
Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang
didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan dalam
12 dimensi perilaku.
2.1.3 Lima Filosofi Perusahaan
Lima filosofi ini merupakan dasar dari pelayanan yang telah disepakati bersama
di PT. PLN PJB dan merupakan dasar komitmen bersama untuk meningkatkan
kwalitas pelayanan, antara lain :
1. Mengutamakan Pasar dan Pelanggan. Berorientasi kepada pasar serta
memberikan pelayanan terbaik dan nilai tambah kepada pelanggan.
2. Menciptakan Keunggulan untuk Memenangkan Persaingan. Menciptakan
keunggulan melalui sumber daya manusia, teknologi Finansial, dan proses bisnis
yang andal dengan semangat untuk memenangkan persaingan.
3. Memperoleh Pemanfaat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Terdepan dalam
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal.
4. Menjunjung Tinggi Etika Bisnis. Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika
bisnis Internasional.

8
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

5. Memberi Penghargaan atas Prestasi. Memberi penghargaan atas prestasi untuk


mencapai kinerja perusahaan yang maksimal.
Filosofi perusahaan dibuat karena
1. Memberikan acuan bagi seluruh anggota organisasi tentang bagaimana cara
merealisasikan budaya perusahaan.
2. Merumuskan apa yang dianggap penting tentang bagaimana berhasil dalam
berbisnis.
3. Memberikan motivasi, memacu prestasi dan produktivitas perusahaan.
4. Memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai identitas dan cerita
perusahaan.

9
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

2.2 PROFIL PERUSAHAAN

Gambar 2.2 PT. PJB UBJ O&M PACITAN - PLTU Pacitan

Nama Perusahaan : PLTU PACITAN 1 JAWA TIMUR-PACITAN


Tahun Berdiri : 24 Juni 2013 (Unit 1) 21 Agustus 2013 (Unit 2)
Pemilik : PT PLN (Persero)
Luas Pabrik : ± 65 Ha
Kantor Pusat : Jl. Pacitan-Trenggalek Km.55 Desa Sukorejo, Kecamatan
Sudimoro,
Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Indonesia.
Telepon : (0357) 442441
Fax : (0357) 442441
Daya Output : 2 X 315 MW
Transmisi : JAMALI (Jawa Madura Bali)
Bahan Bakar Utama : Batu Bara

Dalam pelaksanaan pembangunan proyek PT. PJB UBJOM PACITAN - PLTU


Pacitan, Beberapa pihak yang terlibat adalah sebagai berikut :
1. PT. PLN (Persero) Unit Induk : Sebagai Assert Manager Pembangunan VIII
2. PT.Pembangkitan Jawa Bali : Sebagai Assert Operator
3. PT. PLN (Persero) Jasa Manajemen : Sebagai Supervisi Kontruksi
4. PT. PLN (Persero) Jasa Sertifikasi : Sebagai Sertifikasi Jasa dan Kommissioning

10
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

5. PT. PLN (Persero) P3B : Sebagai Pelaksanaan Pekerjaan Uprating SUTT


70 kV menjadi SUTT 150 kV terkait PLTU.
6. PT. PLN (Persero) Pikitring : Sebagai Pelaksana SUTT 150 kV.
7. PT.Rekadaya Elektrika : Sebagai Design Review dan Approval Drawing.
8. PT.SNC – LAVALIAN TPS : Sebagai Jasa Konsultan Quality Control dan
Quality Analysis.

2.3 PRODUK DAN PEMASARAN


PLTU 1 Pacitan, merupakan pembangkit listrik yng menggunakan bahan bakar batu
bara. Dan PLTU 1 Pacitan ini memiliki dua unit pembangkit dengan kapasitas total tenaga
listrik yang dihasilkan sebesar 630 MW. Energy listrik yang dihasilkan PLTU Pacitan
nantinya akan disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV sepanjang
36,65 Km ke Gardu Induk Pacitan Baru dan sepanjang 84,8 Km ke Gardu Induk Wonogiri

2.4 VISI DAN MISI PERUSAHAAN


2.4.1 Visi
“Menjadi perusahaan pembangkitan tenaga listrik Indonesia yang terkemuka
dengan standart kelas dunia”.
2.4.2 Misi
1. Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing
2. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola
pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best practice dan ramah
lingkungan
3. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi
teknik dan menejerial yang unggul serta berwawasan bisnis.

2.4.3 Motto
“Menjadikan PLTU Pacitan, Pembangkit listrik yang handal serta efisien”.
2.4.4 PJB Way
PJB Way adalah tekad sikap dan perilaku yang melekat diseluruh insan PJB
dalam melaksanakan misi untuk mencapai visi. PJB Way dijabarkan oleh 1 tekad 5
sikap dan 11 perilaku dengan rincian sebagai berikut :

11
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

1. Satu tekad untuk mencapai tujuan menjadi “Produsen listrik terpercaya kini dan
mendatang”
2. Lima sikap dalam tata nilai inti : Integritas, Keunggulan Kerjasama, Pelayanan,
dan Sadar lingkungan.
3. Sebelas perilaku dengan elemen-elemen :
a. Kepemimpinan yang visioner (Visionery Leadership).
b. Keunggulan menurut pelanggan (Customer-Driven Excellent).
c. Pembelajaran perorangan dan perusahaan (Organizasional dan Personal
Learning).
d. Menghargai tenaga kerja dan mitra (Valuing Workforce Members and
Partners).
e. Kegesitan (Agility).
f. Fokus kepada masa depan (Focus on the Future).
g. Mengelola inovasi (Managing for Inovation).
h. Manajemen berdasarkan fakta (Management by Fact).
i. Pertanggung jawaban kemasyarakatan (Societal Responsilibity).
j. Focus kepada hasil dan penciptaan nilai (Focus on Results and Creating
Value).
k. Perspektif kesisteman (Systems Perspektf).

2.5 KEBIJAKAN PERUSAHAAN TENTANG SAFETY DAN LINGKUNGAN


PT. PJB selalu mempunyai komitmen untuk upaya perlindungan diri terhadap tenaga
kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja
termasuk orang lain yang memasuki tempat kerja maupun proses produk dapat secara aman
dan efisien dalam produksinya.
2.5.1 Tujuan dan Sarana
Tujuan dari kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, nyaman, dan sehat.Menjamin setiap sumber produksi dipakai
secara aman dan efisien. Menjamin proses produksi berjalan lancar. Sasaran dari
kebijakan tersebut adalah untuk menekan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja
sampai nihil.

12
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

2.5.2 Alat Pelindung Diri


K3 yang diterapkan PT. PJB harus memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan, yaitu :
1. Memberikan perlindungan diri yang kuat terhadap bahaya yang spesifik.
2. Beratnya seringan mungkin dan nyaman.
3. Dapat dipakai secara fleksibel.
4. Bentuknya menarik.
5. Tidak mudah rusak.
6. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan.
7. Memenuhi Standar.
8. Tidak membatasi gerakan pemakainya.
9. Suku cadang mudah didapatkan

2.6 PLTU PACITAN


2.6.1 Sejarah PLTU 1 Jawa Timur Pacitan
Pembangunan Proyek Percepatan Pembangkitan Tenaga Listrik berbahan
bakar batu bara berdasarkan pada Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2006
tanggal 05 Juli 2006 tentang penugasan kepala PT. PLN (Persero) untuk melakukan
percepatan pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang menggunakan batubara.
Perpres ini menjadi dasar bagi pembangunan 10 PLTU di Jawa dan 25 PLTU di luar
Jawa-Bali atau yang dikenal dengan nama proyek percepatan PLTU 10.000 MW.
Pembangunan proyek-proyek PLTU tersebut guna mengejar pasokan tenaga listrik
yang akan mengalami defisit sampai beberapa tahun mendatang, serta menujang
program diverifikasi energy untuk Pembangkit Tenaga Listrik ke non bahan bakar
minyak (BBM) dengan memanfaatkan batubara berkalori rendah (4200 kcal/kg).
Proyek-proyek pengembangan PLTU tersebut diharapkan siap beroperasi tahun
2009/2010. Dalam Pelaksanaan Pembangunan Proyek adalah PLTU 1 Jatim Pacitan
dengan kapasitas 2 x 315 MW ini, ditunjuk PT. PLN (Persero) Jasa Manajemen
konstruksi untuk melaksanakan Supervisi selama periode konstruksi, sesuai surat
penugasan Direksi No. 01041/121/DIKRIT/2007 bulan Juni 2007. Kontrak EPC
PLTU 1 Jatim Pacitan ditanda tangani pada tanggal 07 Agustus 2007 oleh PT. PLN
(Persero) dan Konsorium Dongfang Electric Company dari China dan Perusahaan
Lokal PT Dalle Energy. Nilai kontrak dari proyek ini sebesar US$ 344.971.840 dan

13
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

1.230.499.108.000,- belum termasuk value dan adde tax. Proyek PLTU 1 Jawa Timur
Pacitan ini memiliki dua unit pembangkit dengan kapasitas total tenaga listrik yang
dihasilkan sebesar 630 MW, dimana kapasitas masing-masing unit pembangkit
sebesar 315 MW. Energi listrik yang dihasilkan PLTU Pacitan nantinya akan di
salurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV sepanjang 36,65
kilometer ke Gardu Induk Pacitan Baru dan sepanjang 84,8 kilometer ke Gardu Induk
Wonogiri. Proyek ini selesai Commersial Operation Date (COD) Unit #1 pada 24
Juni 2013 dan Unit #2 pada tanggal 21 Agustus 2013.

NO. MILESTONE REALISASI DAN ESTIMASI


UNIT #1 UNIT #2
1. Penandatanganan Kontrak 07 Agustus 2007 07 Agustur 2007
2. Ground Breaking 14 Agustus 2007 14 Agustus 2007
3. First Erection Steel Structure 07 Agustus 2008 07 Agustus 2007
4. Back Feeding 28 Oktober 2010 28 Oktober 2010
5. Boiler Steam Drum Lifting 22 Februari 2010 28 Mei 2010
6. First Firing & Steam Blow 06 Februari 2012 11 Juli 2012
7. Sinkron 22 Mei 2012 06 September 2012
27 Juli-27 Agustus 29 November-31
8. Reability Run Test
2012 Desember 2012
Penyelesaian Jetty (termasuk
9. 23 Januari 2013 23 Januari 2013
SU)
10. Performance Test 04-10 Maret 2013 20 Januari 2013
Commercial Operation Date
11. 23 Mei 2013 20 Juni 2013
(COD)
12. Taking Over Certificate (TOC) 20 Juni 2013 10 Juli 2013
13. First Year Inspection (FYI) Mei-Juni 2014 Juni-Juli 2014
Final Acceptance Certificate
14. 30 Juli 2014 30 Agustus 2014
(FAC)
Tabel 2.1 Peristiwa Pembangunan PLTU 1 Jawa Timur Pacitan

2.6.2 Lokasi PLTU 1 Jawa Timur Pacitan

14
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 2.3 Lokasi PLTU 1 Jawa Timur Pacitan


PLTU 1 Jawa Timur Pacitan berada pada selatan pulau Jawa bagian timur
atau lebih tepatnya terletak pada Jl. Pacitan-Trenggalek Km.55 Desa Sukorejo,
Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Indonesia.

2.6.3 Struktur Organisasi


Manajemen merupakan suatu sistem yang mengatur jalannya suatu perusahaan.
Manajemen akan merencanakan, mengatur, mengendalikan, dan mengarahkan perusahaan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Suatu perusahaan yang baik akan memiliki
sistem manajemen yang baik dan tertata rapi agar mampu bertahan lama.
Organisasi PLTU 1 Jawa Timur Pacitan dipimpin oleh seorang General Manajer
yaitu membawahi lima manajer bidang yaitu Manajer Operasi, Manajer Pemeliharaan,
Manajer Engeenering, Manajer Keu&Adm, dan Manajer Logistik. Masing-masing
mempunyai seperangkat anggota yang membantu bekerja selama PLTU ini beroperasi.
Berikut ini adalah struktur organisasi di PLTU 1 Jawa Timur, Pacitan :
Gambar II.2 Struktur Organisasi PLTU Pacitan

15
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

General
Manajer

Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer


Operasi Pemeliharaan Engineering Administrasi Logistik

Supervisor Senior Supervisor Senior Supervisor Senior


Supervisor Senior Supervisor Senior
Rendal Sistem Owner Pengaduan &
Rendal Operasi SDM Logistik
Pemeliharaan Boiler

Supervisor Senior
Surpervisor Senior Supervisor Senior Supervisor Senior Supervisor Senior
Pemeliharaan Mesin
Sistem Owner
Produksi (A,B,C,D) Keuangan Gudang
Turbin

Supervisor Senior Supervisor Senior Supervisor Senior


Supervisor Senior Supervisor Senior
kimia & Pemeliharaan Listrik
Sistem Owner
Sekertaris & Umum
Invetory &
Laboratorium Common cataloger

Supervisor senior coal Supervisor Senior Supervisor Senior


& Ash Handling Pemeliharaan Condition Based
(A,B,C,D) Kontrol Maintenance

Supervisot Senior
Supervisor Senior Supervisor Senior
Manajemen Component Analyst
Bahan Bakar
Outage

Supervisor Senior
Supervisor
Manajemen Mutu
Senior K3 & resiko

Supervisor Senior
Lingkungan

1. General Manager
Mengelola unit pembangkit yang ditemoatkan dibawah wewenangnya untuk
menghasilkan tenaga listrik yang memenuhi persyaratan kualitas, keandalan dan
kuantitas.
2. Manager Pemeliharaan
Bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bidang
pengendalian operas agar sasaran bidang pengendalian operasi dapat tercapai secara
optimal. Manager operasi dibantu oleh beberapa Supervisor diantaranya :
1) Supervisor Senior Rendal Operasi
2) Supervisor Senior Bahan Bakar
3) Supervisior Senior Kimia dan Laboratorium
4) Supervisor Senior Produksi A,B,C,D
5) Supervisior Senior Coal A,B,C,D
16
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

3. Manajer Engineering
Bertugas merencanakan, mengendalikan dan melaksanakan bidang pemeliharaan
agar selalu siap beroperasi setiap saat tanpa adanya gangguan sehingga mampu
mendukung upaya pencapaian sasaran. Unit pembangkit Pacitan sesuai dengan
kontrak kinerja yang ditetapkan Direksi. Manager Pemeliharaan membawahi
beberapa supervisor yang diangkat sesuai tugasnya, antar lain :
1) Supervisor Senior Randal Pemeliharaan
2) Supervisor Senior Pemeliharaan Mesin 1
3) Supervisor Senior Pemeliharan Mesin 2
4) Supervisor Senior Instrumen dan Kontrol
5) Supervisor Senior Listrik
6) Supervisor Senior Manajemen Outage
7) Supervisor Senior Sarana
8) Supervisor Senior Lingkungan
9) Supervisor Senior K3
4. Manager Engeenering
Manager Engeenering tidak bekerja sendiri tetapi ibantu oleh beberapa Supervisor,
diantaranya adalah :
1) Supervisor Senior Sistem Owner Boiler
2) Supervisor Senior Sistem Owner Turbin
3) Supervisor Senior Component Analyst
4) Supervisor Senior CBM
5) Supervisor Senior MMR
5. Manajer Administrasi dan Keuangan
Bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan dibidang
Sumber Daya Manusia yang meliputi sistem dan organisasi bidang SDM, serta
pendidikan dan pelatihan, penyediaan fasilitas kerja, pembinaan mutu terpadu untuk
mendukung upaya pencapaian sasaran unit pembangkit PLTU Pacitan sesuai dengan
kontrak kinerja yang ditetapkan Direksi. Manager SDM membawahi bebrapa
Suoervisor diantaranya :
1) Supervisor Senior SDM
2) Supervisor Senior Keuangan
3) Supervisor Senior Gudang

17
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

6. Manajer Logistik
Manager Logistik bertugas memberikan dukungan alam hal pengadaan barang dan
jasa, dengan dibantu oleh :
1) Supervisor Senior Inventory
2) Supervisor Senior Pengadaan
3) Supervisor Senior Gudang

2.7 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PLTU PACITAN


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menjadi prioritas utama dalam menjalankan
proses kerja di industry. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja akan menjamin
kelancaran dan proses produksi yang berlangsung.
Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja meliputi penggunaan safety equipment
seperti helmet, glasses, ear plug, dan safety shoes.Selain itu, terdapat juga papan peringatan
pada setiap area tertentu di PT. PJB UBJOM PACITAN - PLTU Pacitan. Untuk
keselamatan kerja, PLTU Pacitan memiliki beberapa aturan, yaitu :

2.7.1 Perlindungan Pribadi


1. Semua karyawan masing-masing harus mengetahui dimana dan bagaimana
peralatan keselamatan.
2. Seluruh tempat kerja merupakan daerah dimana topi keselamatan dan kacamata
keselamatan harus dipakai. Kacamata keselamatan harus lengkap dengan perisai
samping.
3. Sistem perlindungan mata dan muka (sebagai contoh perisai mata dan muka untuk
melindungi kegiatan menggerinda).
4. Sepatu Boot kulit dan mempunyai perlindungan jari kaki harus selalau digunakan.
5. Semua pekerjaan harus melaporkan setiap kehilangan dan kerusakan APD (Alat
Pelindung Diri) kepada Supervisor masing-masing.
6. Para sub contractor harus menyediakan perlindungan pendengaran (telinga) untuk
karyawannya untuk dipakai di daerah yang kekuatan suaranya sama atau melebihi
85 dba.
7. Diharuskan memakai celana panjang. Kemeja tanpa lengan baju dilarang untuk
dipakai, lengan baju harus menututpi kedua lengan baju.

18
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

8. Para sub contractor harus menyediakan perlindungan pernfasan (hidung) untuk


para karyawannya, yang harus dipakai di daerah yang kemungkinana adanya
bahaya gas / uap beracun.
9. Sabuk pengaman harus selalu dipakai oleh karyawan yang bekerja pada ketinggian
2 meter ke atas tanah, kecuali para karyawan yang bekerja di atas suatu konstruksi
yang aman atau sebagai alternative disediakan pelindung jauh.
10. Para sub contractor juga harus menyediakan alat pelindung tangan (sarung tangan)
yang sesuai untuk karyawannya, yang selalu harus dipakai apabila mereka
mengerjakan pekerjaan yang dapat mengakibatkan luka bakar.
11. Semua karyawan sub contractor di larang mulai bekerja sebelum memakai
peralatan keselamatan yang benar.

2.7.2 Peraturan Umum Keselamatan Kerja


1. Semua karyawan harus menaati tanda-tanda larangan dan ketentuan keselamatan
kerja.
2. Para pengawas harus menjelaskan peraturan ini kepada semua karyawan di
bawah karyawannya.
3. Tidak diperkenankan tidur di waktu jam kerja.
4. Tidak diperkennkan untuk bermain-main (horse playing), bersendau gurau
(practical jocking), berkelahi atau berbuat sesuatu yang tidak patut dan tidak
patut dipertanggung jawabkan.
5. Tidak diperkenankan mengubah-ubah peralatan pemadam kebakaran.
6. Tidak diperkenankan menggunakan udara bertekanan dengan cara
menghembuskan untuk membersihkan bagian badan dan pakaian.
7. Tidak diperkenankan mengambil jalan pintas di lapangan kerja konstruksi yang
kurang aman, berjalanlah di jalan-jalan yang seudah ada.
8. Hanya air yang berasal dari bak air yang bertuliskan “air minum” baik dalam
Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris saja yang boleh diminum.
9. Tidak diperkenankan berdiri atau berjalan di bawah beban yang menggantung.
Tanda-tanda dan peringatan harus ditempatkan pada daerah-daerah yang terdapat
pada beban yang sedang menggantung.

19
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

2.8 MAKNA 5 S

Gambar 2.4 Makna 5S


Makna 5 S adalah singkatan dari 5 kata dalam bahasa Jepang yang di awali dengan
huruf S yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Dalam bahasa Indonesia, kita bisa
menterjemahkan 5S sebagai 5R yaitu Seiri (Ringkas),Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Shitsuke
(Rajin), dan Seiketsu (Rawat). 5S adalah filosofi dan cara bagi suatu organisasi dalam
mengatur dan mengelola ruang kerja dan alur kerja dengan tujuan efisiensi dengan cara
mengurangi adanya buangan (waste) baik yang bersifat barang atau peralatan maupun
waktu.
Arti dari 5 S, yaitu :
1. Seiri (Ringkas)
Membedakan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan serta membuang
yang tidak diperlukan: “Singkirkan barang-barang yang tidak diperlukan dari tempat
kerja”.
2. Seiton (Rapi)
Menentukan tata letak yang tertata rapi sehingga kita selalu menemukan barang
yang diperlukan: “setiap barang yang berada ditempat kerja mempunyai tempat yang
pasti”.
3. Seiso (Resik)

20
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Menghilangkan sampah kotoran dan barang asing untuk memperoleh tempat


kerja yang lebih bersih. Pembersihan dengan cara inspeksi: “Bersihkan segala sesuatu
yang ada ditempat kerja”.
4. Shitsuke (Rajin)
Melakukan sesuatu yang benar sebagai kebiasaan: “Lakukan apa yang harus
dilakukan dan jangan melakukan apa yang tidak boleh dilakukan”.
5. Seiketsu (Rawat)
Memelihara barang dengan teratur rapi dan bersih juga dalam aspek personal dan
kaitan dengan polusi: “Semua orang memperoleh informasi yang dibutuhkannya
ditempat kerja tepat waktu”.

2.9 KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)


2.9.1 Pengertian
Keselamatan Ketenagalistrikan adalah upaya atau langkah-langkah pengaman
instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengamanan pemanfaatan tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi andal dan aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya, serta kondisi ramah lingkungan di sekitar instalasi tenaga listrik.

2.9.2 Tujuan
Untuk mewujudkan kondisi :
1. Andal dan aman bagi instalasi.
2. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
3. Ramah lingkungan.

2.9.3 Upaya untuk mewujudkan :


1. Standarisasi.
2. Penerapan 4 (empat) pilar K2.
3. Sertifikasi.
4. Penerapan SOP.
5. Adanya pengawas pekerjaan.

2.9.4 Dasar Hukum :


1. Undang-undang No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja.

21
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

2. Undang-undang No.30/2009 tentang Ketenagalistrikan.


3. Peraturan Pemerintah No.3/2005 tentang Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan
Tenaga Listrik.
4. Kep Pres No.22/1993 tentang Penyakit yang Timbul karenaHubungan Kerja.
5. Kep Menaker No.5/Men/1996 tentang Sistem Managemen K3 (SMK3).
6. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Instalasi.
7. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Umum.
8. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Kerja.

Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan Keselamatan


Ketenagalistrikan (K2), yang meliputi :
1. Standarisasi
Standarisasi sebagai pegangan awal melakukan kegiatan berpotensi bahaya :
a. Standarisasi Proses (Pemasangan, dsb.)
b. Standarisasi Uji (Perfomance test, komissiioning, dsb.)
c. Standarisasi Produk (Spesifikasi, dsb.)
2. Penerapan 4 (empat) pilar Keselamatan Ketenagalistrikan
a. Keselamatan Kerja (Perlindungan terhadap pegawai)
b. Keselamatan Umum (Perlindungan terhadap masyarakat, instalasi)
c. Keselamatan Lingkungan (Perlindungan terhadap lingkungan instalasi)
d. Keselamatan Instalasi (Perlindungan terhadap instalasi penyediaan tenaga
listrik)
2. Sertifikasi
a. Sertifikasi Laik Operasi bagi Instalasi penyedia tenaga listrik
b. Sertifikasi kesesuaian dengan Standar PUIL untuk instalasi pemanfaat tenaga
listrik (Instalasi pelanggan)
c. Tanda keselamatan bagi pemanfaat tenaga listrik (alat kerja/rumah tangga)
d. Sertifikasi Kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan
3. Penerapan SOP/Instruksi Kerja (IK)
4. Adanya Pengawas Pekerjaan

22
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

2.9.5 Keselamatan Ketenagalistrikan Menurut Undang-Undang No.30/2009


1. Setiap Kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan (K2).
2. Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan (K2) untuk mewujudkan kondisi :
a. Andal dan Aman (A2) bagi instalasi.
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
c. Ramah lingkungan.
3. Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki Sertifikasi Laik
Operasi (SLO).
4. Setiap peralatan dari pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan Standart
Nasional Indonesia (SNI).
5. Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki Sertifikat
Kompetensi.
6. Ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan, Sertifikasi Laik Operasi,SNI
dan Sertifikasi Kompetensi diatur dalam Peraturan Pemerintah.

PERBEDAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) dengan


KESELAMATAN KETENAGALISTIKAN (K2)

KESELAMATAN DAN KESELAMATAN


KESEHATAN KERJA KETENAGALISTRIKAN

Tenaga Kerja Tenaga Kerja


Masyarakat Umum Sekitar Instalasi Instalasi
Lingkungan Instalasi

Undang-Undang No. 1/1970 Undang-Undang No. 30/2009


PP No. 3/2005 ps. 21

23
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

BAB III
UBJ O&M PLTU 1 JATIM-PACITAN

3.1. GAMBARAN UMUM


Untuk memenuhi permintaan energi listrik di Indonesia, PT. PLN (Persero) telah
mencanangkan Program 35.000 MW, salah satunya adalah PLTU 1 Jatim - Pacitan
berbahan bakar batu bara dengan daya 2 x 315 MW. Lokasi pembangkit ini terletak di
Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur.
Pembangkit yang dibangun ini akan dirumuskan dari seni teknologi, fungsional dan
dirancang mampu bekerja berkelanjutan, efisien serta memiliki sistem pengoperasian yang
handal dengan pemeliharaan minimum di bawah kondisi lingkungan yang ada.
PLTU ini menggunakan bahan bakar batubara. Sistem pendinginannya terdiri dari satu
saluran pendingin menggunakan air laut dari laut selatan.

3.2. SIKLUS AIR, UAP, BAHAN BAKAR, UDARA PEMBAKARAN DAN GAS BUANG
3.2.1 Siklus Air
1. Siklus Make Up water
Air laut dipompa oleh Sea Water Feed Pump (SWFP) menuju Settling
Basin setelah itu dikirim ke Multi Effect Distillation (MED) untuk diubah
menjadi air tawar (fresh water). Di dalam MED terdapat proses Evaporasi
(penguapan) dan Kondensasi (pengembunan).
Air yang dihasilkan dalam proses MED disebut fresh water atau raw
water. Air ini ditampung di dalam raw water storage tank yang selanjutnya
akan diubah menjadi Demin water atau Make Up water melewati Water
Treatment Plant (WTP). Di dalam demin plant WTP ini, air tersebut
dilewatkan pada tabung-tabung yang berisi resin kation dan resin anion
(Mixbed) guna mengikat kandungan mineral air yang masih tersisa atau yang
tidak dapat dihilangkan oleh proses MED, sehingga air yang tertampung di
dalam Demin water storage tank merupakan air murni (air demin) dengan
konduktiviti <1 us/cm.

24
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Air demin tersebut dikirim ke Condensate Storage Tank yang kemudian


dipompa oleh make up water pump menuju hotwell. Berikut ini merupakan
gambar dari siklus Make Up Water System.

Gambar 3.1 Siklus Make Up Water


2. Siklus Air Kondensat
Sistem air kondensat merupakan sumber pasokan utama untuk sistem
air pengisi ketel. Mayoritas air kondensat berasal dari proses kondensasi uap
bekas di dalam kondensor. Rentang sistem air kondensat adalah mulai dari
hotwell sampai ke deaerator. Selama berada dalam rentang sistem air
kondensat, air mengalami 3 proses utama yaitu mengalami pemanasan,
pemurnian dan deaerasi.
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem air kondensat antara
lain : Hotwell, Condensate Pump, Condensate Polisher Device, Gland Steam
Condensor, Vacum Pump, Low Pressure Heater dan Deaeator. Komponen-
komponen ini memiliki peranan ataupun fungsi penting dalam meningkatkan
efisiensi unit pembangkit listrik. Berikut ini merupakan gambar dari siklus air
kondensat.

25
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 3.2 Siklus Air Kondensat


Uap bekas dari LP Turbin dikondensasi dengan air pendingin (air laut)
di dalam kondenser. Dalam kondenser terdapat kurang lebih 1500 tubes yang
sangat efisien untuk mengkondensasi uap dari LP Turbin. Hasil kondensasi ini
ditampung dalam hotwell dan akan disalurkan ke deaerator oleh Condensate
Pump.
3. Siklus Air Pengisi
Air kondensat yang berasal dari kondenser kemudian mengalir menuju
Deaerator. Deaerator merupakan pemanas tipe kontak langsung. Media
pemanas yang digunakan adalah uap ekstraksi. Di dalam Deaerator terjadi
kontak langsung antara air kondensat dengan uap pemanas, akibatnya terjadi
pertukaran panas antara uap dan air sekaligus terjadi pula proses deaerasi.
Oksigen dan gas-gas lain akan mengalir ke atas dan keluar dari Deaerator
menuju atmosfer melalui venting. Guna membantu tugas Deaerator untuk
menghilangkan oksigen dilakukan cara kimia yaitu dengan menginjeksikan
Hydrazine (N2H4) ke dalam air kondensat pada suatu titik sebelum air
kondensat masuk Deaerator. Air kondensat yang sudah bebas oksigen dan gas-
gas lain ini kemudian turun dan ditampung pada tangki penampung (feedwater
tank) yang berada di bagian bawah Deaerator. Di sini air kondensat berubah
menjadi air pengisi atau feed water dan siap dialirkan ke steam drum oleh
Boiler Feed Pump (BFP) melewati Pemanas Tekanan Tinggi atau High
Pressure Heater (HPH) dan Economizer.

26
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

4. Siklus Cooling Water / Air Pendingin


Sistem air pendingin utama merupakan sistem yang menyediakan dan
memasok air pendingin yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap bekas
di dalam kondensor dan memasok kebutuhan untuk Auxiliary Cooling Water
Heat Exchanger. Sistem air pendingin dilengkapi dengan beberapa komponen
seperti di bawah ini.
1. Bar screen berfungsi menyaring benda-benda yang berukuran besar yang
mengapung dan terbawa dalam aliran air.
2. Travelling screen berfungsi menyaring partikel yang berukuran relatif kecil.
3. Screen Wash Pump (SWP) Berfungsi sebagai air laut untuk membersihkan
travelling screen.
4. CWP Lube Pump berfungsi sebagai pompa air laut untuk pelumasan rubber
bearing CWP.
5. CWP (Circulating Water Pump) Berfungsi sebagai pompa air laut untuk
pendinginan ekstraksi steam dari LP turbin di Condensor dan pendingin air
pendingin di CWHE.
6. Sea Water Booster Pump (SWBP), Pompa penguat tekanan air laut dari
keluaran CWP ke Cooling Water Heat Exchanger (CWHE).
7. Cooling Water Heat Exchanger (CWHE) berfungsi sebagai penukar panas
air pendingin sistem tertutup (Close cooling water).

Condenser
Bar Traveling
Air laut CWP
Screen Screen
SWBP CWHE

Gambar 3.3 Diagram Blok Siklus Air Pendingin

Air pendingin dipasok secara kontinyu dari sumber tak terbatas yaitu
dari air laut yang dipompakan ke kondensor yang akhirnya dibuang kembali ke
laut. Air laut dilewatkan ke bar screen untuk menyaring benda-benda yang
berukuran besar yang mengapung dan terbawa aliran air, biasanya berupa
saringan kasar yang terbuat dari logam pipih yang dirangkai sehingga
membentuk semacam terali besi. Untuk partikel yang lebih kecil digunakan

27
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

travelling screen yang dipasang vertikal pada sisi masuk kanal circulating water
pump (CWP). CWP juga dilengkapi CWP lube pump untuk pelumasan rubber
bearing CWP. Selanjutnya air laut masuk ke header menuju kondenser yang
berfungsi sebagai pengkondensasi uap dari LP turbin menjadi air kembali.
Aliran air laut dari header juga diekstrak oleh SWBP untuk menguatkan
tekanan air laut dari CWP yang akan masuk sebagai CWHE. CWHE
merupakan heat exchanger shell and tube dengan shell dialiri air demin dari
close cooling water, sedangkan tube dialiri air laut dari SWBP sehingga terjadi
aliran perpindahan panas dari air demin ke air laut. Close Cooling water
tersebut selanjutnya digunakan untuk mendinginkan peralatan di dalam sistem
turbin, boiler dan generator.

3.2.2 Siklus Uap


Uap yang tertampung di ruang sisi atas steam drum mengalir menuju HP
turbin melewati superheater (primer dan sekunder). Di dalam superheater, uap dari
steam drum (uap basah) tersebut dipanaskan hingga menjadi uap kering yang
disebut main steam. Di dalam HP turbin, main steam kemudian membentur sudu-
sudu HP turbin dan menggerakkan HP turbin. Uap bekas menggerakkan HP turbin
kemudian dialirkan kembali menuju reheater (primer dan sekunder). Uap ini
dinamakan cold reheat steam. Di dalam reheater, keluaran uap dari HP turbin
dipanaskan kembali karena temperatur dan tekanannya menurun. Hasil dari
keluaran reheater disebut hot reheat steam. Uap ini dikirim kembali ke turbin untuk
memutar IP turbin. Di dalam IP turbin, uap tersebut membentur sudu-sudu IP turbin
sehingga dapat menggerakkan IP turbin dengan tekanan dan temperature yang
tinggi. Sisa uap yang menggerakkan IP turbin kemudian langsung dialirkan menuju
LP turbin melalui pipa yang disebut cross over. Di dalam LP turbin, uap tersebut
membentur sudu-sudu LP turbin sehingga dapat menggerakkan LP turbin. Sisa uap
setelah digunakan untuk menggerakkan LP turbin dialirkan menuju ke condenser
untuk diubah kembali menjadi bentuk air yang disebut air kondensat. Di dalam
condenser, uap tersebut didinginkan dalam kondisi udara vacuum dengan
menggunakan air laut sebagai media pendingin sehingga terjadi proses perubahan
fase dari uap ke air (proses kondensasi), yang mana air tersebut kemudian
ditampung di dalam hotwell.

28
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Di dalam turbin terjadi konversi energi thermal dari uap menjadi energi
mekanis berotasi yang menyebabkan rotor turbin berputar. Perputaran rotor ini yang
akan menggerakkan rotor generator (rotor turbin seporos dengan rotor generator)
dan akhirnya energi mekanis tersebut diubah menjadi energi listrik oleh generator.
Sistem uap PLTU dibedakan menjadi :
1. Sistem Uap Utama (Main Steam System)
Merupakan rangkaian pipa saluran untuk mengalirkan uap yang keluar
dari Boiler ke Turbin.

Gambar 3.4 Sirkulasi Uap Menuju Superheater

2. Sistem Uap Panas Ulang (Reheat Steam System)


Sistem ini hanya terdapat pada PLTU dengan sistem reheat. Juga
merupakan rangkaian pipa saluran uap yang terdiri dari dua segmen yaitu yang
menyalurkan uap bekas dari turbin tekanan tinggi kembali ke cold reheat dan
yang menyalurkan uap dari boiler ke turbin tekanan menengah / rendah (hot
reheat).

29
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 3.5 Sirkulasi Uap Reheater

3. Sistem Uap Ekstraksi (Extraction / Bled Steam System)


Selama melintasi turbin hingga keluar kondensor, uap dicerat atau
diekstrak di beberapa titik dan pada umumnya uap ini dialirkan ke pemanas awal
air pengisi (Feed water Heater) untuk memanaskan air kondensat ataupun air
pengisi.
4. Sistem Uap Bantu (Auxiliary Steam System)
Beberapa komponen atau alat bantu PLTU memerlukan pasokan uap
untuk dapat beroperasi. Alat-alat bantu tersebut diantaranya adalah :
a. Steam Coil Heater (Air Pre Heater).
b. Boiler Feed Pump Turbin.
c. Uap untuk pemanas minyak (oil heater).
d. Uap untuk atomisasi minyak (steam Atomizing).
e. Sistem uap perapat poros turbin (seal steam).
f. Desalination Plant.
Kebutuhan uap bantu pada periode start unit umumnya dipasok oleh unit
lain yang sudah beroperasi terlebih dahulu atau dari boiler kecil (Package
Boiler/Auxiliary Boiler) yang khusus disediakan untuk keperluan ini. Ketika unit
sudah beroperasi normal, pasokan dapat diambil dari ketel utama sehingga auxiliary
boiler dapat dimatikan.

30
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

3.2.3 Siklus Bahan Bakar


Siklus bahan bakar ini digolongkan menjadi beberapa bahan bakar yang
dipakai pada PT. PJB UBJOM PACITAN - PLTU Pacitan, antara lain :
1. Siklus Bahan Bakar Minyak
Bahan bakar minyak diangkut oleh mobil tangki yang kemudian dibongkar
di unloading house. Dari unloading house, minyak dipompa dengan menggunakan
unloading pump dari tangki tersebut menuju storage tank 1 dan 2 dengan melewati
strainer. Di dalam strainer, kotoran-kotoran atau partikel-partikel besar yang terikut
di dalam minyak disaring sehingga minyak yang masuk ke dalam storage tank
diharapkan telah bersih dari kotoran. Dari storage tank, minyak dipompa oleh main
fuel oil pump menuju main boiler (oil guns), auxilliary boiler dan supporting
(Mobile Equipment garage dan Emergency Diesel Generator)

Gambar 3.6 Unloading Pump


2. Siklus bahan bakar batubara
Unloading adalah proses penanganan atau pengiriman batubara dari kapal
tongkang menggunakan Ship Unloader kemudian disalurkan ke Coal Yard
menggunakan Belt Conveyor.
Loading, untuk proses loading, di PLTU 1 Jatim- Pacitan terdapat 2 mode
yang digunakan, yaitu:
a. Transportasi batubara dari coal jetty langsung menuju boiler bunker. Untuk
proses ini, batubara di TT1 yang ditranportasikan dari coal jetty langsung
diarahkan menuju crusher house. Di crusher house, batubara digerus hingga

31
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

memiliki diameter 3 cm. Dari crusher house, batu bara ditansportasikan menuju
tripper. Oleh triper, batubara kemudian diarahkan menuju boiler bungker.
b. Transportasi batubara dari coal yard menuju boiler bunker. Terdapat 2 mode
yang digunakan untuk proses loading dari coal yard, yaitu: dengan
menggunakan stecker reclaimer dan atau menggunakan reclaimer hopper untuk
transportasi batu bara dari coal yard menuju Transfer tower.

Gambar 3.7 Siklus Bahan Bakar Batubara


3.2.4 Siklus Udara Pembakaran
Udara pembakaran ada dua macam, yaitu Primary Air (udara primer) dan
Secondary Air (udara sekunder). Udara primer dipasok oleh PA Fan yang
dihembuskan menuju Pulverizer (Mill) kemudian bersama-sama dengan serbuk
batubara dialirkan ke furnace untuk di bakar. Sebelum menuju pulverizer, udara
primer terlebih dahalu melewati air preheater. Di dalam air preheater, udara
dipanaskan terlebih dahulu dengan memanfaatkan panas gas buang.
Udara primer tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan turbulensi untuk
melakukan pencampuran bahan bakar secara sempurna atau memenuhi akan oksigen
untuk pembakaran sempurna. Untuk itulah diperlukan pasokan dari udara sekunder
yang dihasilkan oleh kerja FD Fan. Udara sekunder ini dihembuskan ke wind box
(ruang bakar) melewati air preheater. Di dalam air preheater ini, udara sekunder
dipanaskan bersama-sama dengan udara primer dengan memanfaatkan panas dari gas
buang.

32
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

3.2.5 Siklus Gas Buang


Gas bekas (Flue gas) merupakan gas-gas hasil dari proses pembakaran di
ruang bakar boiler. Di dalam ruang bakar, gas bekas mengalir kearah atas sambil
menyerahkan kandungan panasnya ke air yang berada di dalam pipa-pipa dinding
ruang bakar (water wall tube). Dari ruang bakar, gas bekas selanjutnya mengalir
melintasi secondary superheater dan reheater serta primary superhetaer untuk
memanaskan uap lanjut. Dari sini gas bekas kemudian menuju ke economizer. Di
dalam economizer sisa-sisa panas yang masih terkandung dalam gas bekas dipakai
untuk memanaskan udara bakar yang akan digunakan dalam proses pembakaran. Gas
bekas tersebut selanjutnya mengalir menuju electrostatic precipitator (ESP) yang
berfungsi untuk memisahkan gas bekas dari partikel abu untuk mengurangi emisi
pencemaran. Setelah melalui precipitator, gas bekas dihisap keluar oleh Induce Draft
Fan (IDF) yang selanjutnya dibuang ke atmosfir dengan melalui stack atau cerobong.

3.3 BOILER DAN PERALATAN PELENGKAP


3.3.1 Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
merubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada di dalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran
bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu di dalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Boiler yang digunakan di Pacitan 2x315 MW adalah subcritical coal fired
steam drum produksi Dongfang Electric Corporation of China.
1. Boiler model : DG1025/18.3—II 13
2. Boiler type : subcritical parameters, tangential firing, natural circulation
steam drum, single furnace type arrangement, lignite fired, primary reheat,
balanced draft,solid slag discharge, steel framework, suspended structure, rain-
proof roof cover.
Proses pembakaran adalah reaksi kimia yang terjadi antara bahan bakar
dengan oksigen pada volume dan temperatur tertentu. Pembakaran akan terjadi jika
terjadi reaksi antara 3 sumber yaitu :
1. Bahan bakar
2. Oksigen
3. Sumber panas
33
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Ketiga unsur ini biasa disebut dengan segitiga api. Pada kondisi tertentu,
bahan bakar akan terbakar dengan sendirinya tanpa bantuan sumber penyalaan
pembakaran atau disebut pembakaran spontan. Pembakaran spontan dapat terjadi
apabila terdapat oksigen yang kontak langsung dengan bahan bakar, dan temperatur
bahan bakar dapat disebabkan oleh tekanan atau reaksi kimia yang menghasilkan
panas.
Oksigen di dalam udara yang dialirkan ke ruang bakar ada kemungkinan
dapat langsung mengalir ke cerobong tanpa kontak dengan bahan bakar. Hal
semacam ini dapat dihindari dengan cara memusarkan aliran udara bahan bakar
sehingga akan diperoleh proses pembakaran yang sempurna, oleh karena itu ketiga
faktor tersebut harus dijaga sebab :
1. Bila temperatur ruang bakar lebih rendah dari temperatur penyalaan campuran,
maka campuran tidak akan terbakar dengan baik, bahkan dapat mematikan nyala
api (flame failure).
2. Bila hembusan yang terlalu kuat pada sisi masuk ruang bakar, turbulensi yang
kurang baik, serta ukuran partikel bahan bakar yang terlalu besar akan
menghasilkan suatu pembakaran yang kurang sempurna di dalam ruang bakar.
Akhirnya bahan bakar yang belum sempat terbakar di ruang bakar akan terbakar di
luar zona pembakaran dalam boiler. Selanjutnya campuran bahan bakar dan udara
pada ruang bakar dengan volume yang besar dapat membentuk campuran kurus
(weak mixture) yang meningkatkan resiko terjadinya ledakan.
Boiler dapat dikategorikan menjadi 2 macam berdasarkan segi konstruksinya,
yakni boiler pipa api dan boiler pipa air. Jenis boiler yang digunakan di unit PLTU
Pacitan adalah boiler pipa air dimana fluida airnya berada dalam pipa sedangkan api
atau gas hasil pembakaran berada di luar pipa.
Bahan bakar utama yang digunakan boiler adalah batubara, sedangkan HSD
atau solar hanya digunakan untuk pembakaran awal ketika start up dan apabila telah
memenuhi temperatur yang dikehendaki maka diganti dengan batubara. Udara
pembakaran diberikan oleh FD Fan setelah sebelumnya dipanaskan di Air Heater.
Sedangkan ID Fan digunakan untuk menghisap dan mensirkulasikan gas buang dari
furnace sampai ke stack sehingga tekanan dalam boiler adalah negatif. Adapun
parameter boiler ditunjukkan oleh Tabel 3.1 di bawah ini.

34
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

DESCRIPTION BMCR BRL


Boiler Evaporation Capacity 1025t/h 976.19t/h
Pressure at Superheated Steam Outlet 17.4MPa(g) 17.3MPa(g)
Temperature at Superheated Steam Outlet 541℃ 541℃
Reheater Steam Flow 839.432t/h 793.411t/h
Pressure at Reheater Steam Inlet/Outlet 3.927/3.534MPa(g) 3.712/3.341MPa(g)
Temperature at Reheater Steam
328.9/541℃ 322.6/ 541
Inlet/Outlet
Feed Water Temperature 280℃ 276.9℃
Air Temperature at Air Heater Inlet 30℃ 30℃
Air Temperature at Air Heater Outlet
363 /355℃ 364/356℃
(Primary/Secondary Air)
Coal Consumption 165 t/h
Exhaust Gas Temperature 138℃ 138℃

Tabel 3.1 Design Parameter Boiler


3.3.2 Forced Draft Fan (FD Fan)
PLTU 1 Jatim Pacitan memiliki 2 set FD Fan dengan kapasitas 2x50 %. FD
Fan berfungsi untuk menyediakan atau menghasilkan udara secondary (Secondary
Air) yang digunakan sebagai udara pembakaran pada furnace boiler. Adapun
spesifikasi teknis dari FD Fan ditunjukkan oleh Tabel 2.2 berikut ini.
BMCR Guaranteed
TB condition
Condtion Condition
NO. NAME UNIT
Designed coal Designed coal Designed coal
Rank Rank Rank
1 Inlet flow m3/s 107.9 94.8 89.8
2 Fanfull pressure Pa 3375 2812.2 2743.9
Inlet air ℃
3 30 30 30
temperature
4 Inlet air density kg/m3 1.171 1.171 1.171
5 Fan shaft powe kW 416 307 281
Full pressure %
6 87 87 87.5
efficiency
7 Fan speed r/min 1490 1490 1490

Tabel 3.2 Spesifikasi Teknis Force Draft Fan


35
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Motor parameter
1. Type : YKK450-4
2. Rated power : 500 KW

Gambar 3.8 Diagram Blok Forced Draft Fan

3.3.3 Induced Draft Fan (IDF)


PLTU 1 Jatim Pacitan memiliki 2 set ID Fan dengan kapasitas 2x50 %. ID
Fan berfungsi untuk mempertahankan pressure di dalam furnace boiler supaya
bernilai negatif dengan cara menghisap atau mengalirkan gas hasil pembakaran
batubara pada furnace menuju stack dengan cara paksa oleh fan (ID Fan). Adapun
spesifikasi teknis dari ID Fan ditunjukkan oleh Tabel 3.3 berikut ini.

BMCR Guaranteed
TB condition
condition condition
NO NAME UNIT
Designed coal Designed coal Designed
Rank coal
1 Inlet flow m3/s 293.8 242.8 231.6
Fan full Pa
2 5527 4252 4135
Pressure
Inlet air ℃
3 122.3 122.3 122.3
Temperature
Inlet air kg/m3
4 0.8778 0.8778 0.8778
Temperature
36
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Fan shaft Kw
5 1936 1199 1132
Power
full pressure %
6 83 86 84
effiency
Air fan r/min
7 990 990 990
rotation speed

Tabel 3.3 Spesifikasi Teknis Induced Draft Fan

Data technical parameters:

1. Impeller external diameter : 2.6 m

2. Impeller weight : 1332 kg

3. Max. weight when installed : 13830 kg

4. Hoisting weight when maintained : 2830 kg

5. Total fan weight : 29688 kg(motor and coupler not included

6. Fan GD2 : 6300 kgm2

7. Electric actuator torque : 8000 Nm

Cooling fan type G9-19№5A( one set at left and right 90°)

1. Cooling fan speed : 2960 r/min

2. Cooling fan power : two sets 22kW

Motor parameter

1. Motor type : YKK710-6TH-W

2. Rated power : 2150 kW

3. Rated speed : 990 r/min

4. Rated voltage : 6300 V

37
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 3.9 Diagram Blok Induced Draft Fan


3.3.4 Primary Air Fan (PAF)
PLTU 1 Jatim Pacitan memiliki 2 set PA Fan dengan kapasitas 2x50 %. PA
Fan berfungsi sebagai penghasil udara primer (Primary Air) yang digunakan sebagai
udara pengangkut serbuk batubara dari Pulverizer/Mill menuju Burner untuk dibakar
di furnace. Adapun spesifikasi teknis dari PA Fan seperti ditunjukkan oleh Tabel 2.4
di bawah ini.

Type SFG21F-C5A
Chnical parameters
Type Single suction, double support
centrifugal type
Inlet air direction (90°right)
Outlet air direction (45°turns right)
Impeller diameter 2100mm
Impeller max. peripheral speed 160m/s
Rotor critical speed : 2024r/min
Impeller weight : 1609kg
Rotors weight : 3920kg
Total weight : 13133kg
Designed parameter

38
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Full fan pressure : Pa 17180


Inlet temperature : 30℃
Inlet air density : 1.222 kg/m3
Inlet flow : 74.36 m3/s
Efficiency of full fan pressure : 86 %
Air fan shaft power : 1463 KW
Motor power : 1700 KW
Air heater
LAP10320/2200 type tri-sector Junker air heater is a regenerative heat
exchanger running by convection flow.

Tabel 3.4 Spesifikasi Teknis Primary Air Fan

Gambar 3.10 Diagram Blok Primary Air Fan

3.3.5 Coal Pulverizer


Tahapan transportasi batubara sebelum proses pembakaran adalah
penghalusan batubara pada pulverizer. Penghalusan batubara memiliki peranan yang
sangat penting. Hal ini karena untuk dapat terbakar, komposisi kimia harus berada

39
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

pada kondisi komponen-komponen pembakaran yang secara kimiawi memenuhi


untuk terjadinya proses reaksi pembakaran.
Selain itu, secara fisik bahan bakar harus bercampur dengan udara (oksigen).
Oleh karena itu batubara sebelum masuk ke ruang bakar di haluskan terlebih dulu
untuk mendapatkan luasan permukaan kontak dengan udara pembakaran. Semakin
besar luasan permukaan kontak maka reaksi pembakaran yang baik (sempurna) pada
ruang bakar akan lebih mudah untuk berlangsung.

PULVERIZER MOTOR
Model HP963 Model YHP560-6
Rated output 51.3 t/h power 520 kW
Maximum air flow 93 t/h Voltage 6000V
Maximum resistance 4.5 kPa Speed 982 r/min
Grinding table RS 33 rpm levels of protection IP55

Tabel 3.5 Spesifikasi Coal Pulverizer


Penghalusan batubara dilakukan dengan pulverizer coal dengan tingkat
ukuran kehalusan sampai dengan ukuran 200 mesh. 200 mesh adalah saringan
dengan lubang sebanyak 200 perpanjang linier 1 inch atau 40000 lubang per-inchi2.
Ukuran ini diperoleh dari pertimbangan optimalisasi baik pada sistem pembakaran
sendiri maupun pada pada tingkat efisiensi pulverizer sendiri. Berikut ini merupakan
gambar dari pulverizer.

40
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 3.11 Pulverizer

3.3.6 Coal Feeder


Untuk kuantitas beban (MW) yang berbeda maka jumlah bahan bakar yang
dibakarpun juga akan berbeda. Oleh karena itu dipakailah Coal Feeder, yaitu
peralatan yang berfungsi untuk menimbang dan mengatur mass flow rate batubara
yang akan masuk ke Mill sekaligus sebagai penyalur batubara ke Mill.
Model GM-BSC22-26 Power 2.2 kW
Output range 5 - 55 t/h Coal feeding distance 1700 mm
Model SA57 /TJ Cleaning motor power 0.37 kW
cleaning up chain motor
coal feeder motor Model SA77 /TJ Power 2.2 kW
Tabel 3.6 Spesifikasi Coal Fedder

Ada beberapa jenis coal feeder namun yang banyak dipakai adalah jenis belt
feeder seperti terlihat pada Gambar 2.12 di bawah ini.

41
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 3.12 Coal Fedder

Bell feeder dapat beroperasi dalam mode gravimetric atau volumetric yang
berarti dapat mengontrol aliran batubara dalam satuan berat ataupun volume.

3.3.7 Air Compressor


Di PLTU 1 Jatim Pacitan terdapat dua kelompok air compressor dengan
fungsi yang berbeda, yaitu:
1. Instrument Air Compressor (IAC)
Terdiri dari 3 buah Instrument air compressor. Berfungsi menyediakan
udara kering pada peralatan-peralatan atau instrumen kontrol serta peralatan yang
digerakan atau diatur dengan pneumatic (misal: kontrol valve, selenoid valve dsb).
Berikut ini merupakan gambar dari IAC.

42
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 3.13 Instrument Air Compressor

2. Service Air Compressor (SAC)


Terdiri dari 2 buah Service air compressor. Berfungsi menyediakan
udara untuk keperluan service atau pekerjaan maintenance.

Gambar 3.14 Service Air Compressor


Perbedaan antara IAC dengan SAC adalah adanya perangkat air dryer pada
IAC yang berfungsi untuk mengeringkan udara instrumen. Tujuan dari
pengeringan ini adalah agar udara yang masuk ke dalam peralatan kontrol tidak
mengandung air (moisture) yang mana akan menyebabkan kerusakan pada sistem
kontrol.
Air compressor ini secara otomatis akan beroperasi dan berhenti mengikuti
perubahan konsumsi udara dari sistem.

3.3.8 Sistem Soot Blower


Soot blower bertujuan untuk membersihkan abu ataupun jelaga yang dapat
mengakibatkan deposit (slagging, fouling) yang menempel pada area dinding-dinding
boiler (wall tubes), superheat, reheat, economizer, air heater agar diperoleh heat
transfer yang optimal. Boiler-boiler modern dilengkapi dengan pembersih abu (soot
blower) yang dapat dioperasikan dari jarak jauh (remotely operated) maupun dari
lokal (locally operated). Media pembersih soot blower berasal dari uap yang diambil
langsung dari line superheated steam dan cold reheat steam.

43
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

FLUE GAS
CONVECTION HEAT AIR
LOCATION FURNACE TEMPERAT
SURFACE HEATER
URE PROBE
PS-SL TS-O
Model V04 D92 PS-AT
Long Non-cold
Retractable temp probe
Qty 66 42 12 2 2
Total travel
~255 ~7360 ~1500 990 5500
(mm)
Sootblowing
360 360 335 360 ____
angle
Sootblowing
radius ~2000 ~2000 1500 2000 ____
(mm)
M2QA71M M2QA80M M2QA71M M2QA80M M2QA80M4
Motor type
4A-J4 4A-J4 4B-J4 4A-J4 A-J4
Motor power
0.25 0.55kw 0.37 0.55 0.55
(KW)
Voltage (V) 380 380 380 380 380
Motor speed
1395 1420 1395 1420 1420
(rpm)

Tabel 3.7 Spesifikasi Soot Blower

3.4 STEAM TURBINE


3.4.1 Turbin
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Uap dengan tekanan dan temperatur
tinggi mengalir melalui nosel sehingga kecepatannya naik dan mengarah dengan
tepat untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros. Akibatnya poros
turbin bergerak menghasilkan putaran (energi mekanik). Uap yang telah melakukan
kerja di turbin, tekanan dan temperaturnya akan turun hingga kondisinya menjadi uap
basah. Uap keluar turbin ini kemudian dialirkan ke dalam kondensor untuk
didinginkan agar menjadi air kondensat, sedangkan tenaga putar yang dihasilkan
digunakan untuk memutar generator.

44
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 3.15 Low Pressure Turbin

Gambar 3.16 High Pressure Turbin and Intermediet Pressure Turbin

Tipe Turbin yang digunakan di PLTU 1 Jatim Pacitan adalah N315—


16.7/538/538—8 (Combined Casing) produced by DongFang Turbine Company,
and the structure is sub-critical, reheating, double-casing double-steam extraction,
condensate turbine

TYPE N315-16.7/538/538-8
Manufacturer Dongfang Turbine Factory
Speed 3000rpm
Extraction Steam Grade 8
Number
End Stage Blade Length 851mm
End Stage Blade Annular Area 2×6.69m2
45
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Bearing Type Automatic Adjustment/Fixed Type


Thrust Bearing Automatic Adjustment

Tabel 3.8 Spesifikasi Turbin


Thermal Condition and Performance Rated Steam Parameters
Fresh steam (before HP main seam 16.7MPa/538?
valve)
Reheated steam (before IP combined 3.18MPa/538?
steam valve)
Rated fresh steam flow 899600 kg/h
Back pressure 8.0 kPa
Feedwater temperature 277.1 ?
Net heat consumption under rated 8062 kJ/kwh
working condition
Maximum main steam flow 102500 kg/h
Turning direction It is clockwise based on viewing
from
Turbine head to generator
Speed 3000 r/min
Flow Stage Number 27 stages in all
HP casing one adjustment stage plus 8
pressure stages
IP casing 6 pressure stages
LP casing 2×6 pressure stages
Feedwater heat balance 3HP heaters plus 1 deaerator
plus LP heaters
Tabel 3.9 Thermal Condition and Performance Rated Steam Parameters
3.4.2 Motor Boiler Feedwater Pump ( MBFP )
1. Fungsi MBFP
MBFP berfungsi untuk menaikkan tekanan dan memompa air pengisi dari
Deaerator Storage Tank ke Steam Drum melalui pemanas tekanan tinggi dan
economizer, serta mensuplay water spray untuk superheater dan reheater control
temperature.

46
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 3.17 Motor Boiler Feedwater Pump (MBFP)

MBFP digunakan Selama Start-up unit, karena tekanan steam masih


rendah sehingga belum bisa menggerakkan small turbin dari pneumatic feedwater
pump. Selama normal operasi, motor boiler feedwater pump pada posisi standby.
MBFP menggunakan Voith Coupling dengan variabel speed sehingga putarannya
dapat diatur sesuai kebutuhan dan dilengkapi Valve Minimum Flow yang
berfungsi sebagai pengaman pompa pada flow rendah .
2. Prinsip Kerja MBFP
MBFP adalah pompa centrifugal multi stages. Setelah didorong oleh
booster pump, low-pressure feedwater dengan tekanan tertentu masuk ke inlet
feedwater pump untuk diputar melewati impeller. Begitu impeller berputar, air
dipaksa melalui impeller oleh gaya sentrifugal sehinga menaikkan energi kinetik.
Air meninggalkan setiap impeller mengalir melalui defuser, dimana energi kinetik
diubah menjadi tekanan defuser juga meneruskan air dari salah satu ujung
impeller ke mata impeller berikutnya. Tiap impeller berikut defusernya disebut
tingkat ( stage ). Tekanan naik melintas stage sebanding dengan kuadrat
kecepatan ujung impeller. Hal ini merupakan kombinasi dari diameter impeller
dan kecepatan pompa, tetapi dibatasi oleh erosi dari material yang digunakan.

Booster pump of motor-driven feed pump


Model YNKN300200
Flow 370t/h
Speed 1480 rpm
Lift 48.7 mH2O
Motor
Model YKS710-4TH
47
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Speed 1500 rpm


Power 3300KW
Voltage 6000V
Boiler feed pump
Model CHTC47
Number for one unit 1
Flow 347 t/h ()
Lift 2195 mH2O
Speed 5268 rpm
Hydraulic coupling
Model R15K400M
Input speed 1480 rpm
Output speed 5564 rpm
Speed adjustable range 25-100
Motor
Model YKS710-4TH
Power 3300KW
Speed 1493 rpm
Voltage 6000V
Tabel 3.10 Spesifikasi Motor Boiler Feedwater Pump

3.4.3 Boiler Feedwater Pump Turbin (BFPT)


Pada sistem air pengisi, setiap unit terdapat dua buah steam driven feedwater
pump atau sering kali disebut boiler feedwater pump turbin (BFPT) dengan kapasitas
masing-masing 50% beban dan sebuah electric feedwater pump (MBFP) dengan
kapasitas 30% beban. Jika dua buah steam driven feedwater pump dioperasikan,
maka electric feedwater pump dapat diposisikan standby. Selama normal operasi,
sumber steam dari small turbine berasal dari extraction turbin nomor empat, cold
reheat steam untuk standby dan kondisi low load. Ketika beban turbin utama kurang
dari 40%, dan parameter dari extraksi keempat tidak memenuhi persyaratan, sumber
steam akan diganti ke cold reheat secara otomatis.
Governing-speed dari steam-driven feedwater pump diperoleh dengan
mengatur incoming steam flow dari small turbin. Bagian utama dari Feedwater pump
adalah pump cylinder, pump cover, pump shell, rotor, sealing device dan bearing

48
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 3.18 Boiler Feedwater Pump Turbin ( BFPT )

Type G6.6-0.8-2
Number of signal unit 2
Mode Single shaft, single cylinder, main
and auxiliary steam external
switching, and speed change
condensing mode
Rated power 3.983Mw
Rated rotation speed 5250r/min
Pressure of inlet steam 0.885Mpa
before motor-driven valve
Temperature of inlet steam 354℃
before motor-driven valve
Rated steam consumption rate 5.136kg/kwh
Internal efficiency 82.8%
Max. power 5.743Mw
Turbine driven feedwater pump
Type CHTC5/6
Operation speed governing range 3100~5900r/min
Tripping speed Electric protection1/electric
protection2 6327r/min 6327rr/min
Critical speed Stage one/stage two 2620/9233r/min
Rated outlet water capacity 560 m3/h
Max. outlet water capacity 640 m3/h
Motor of turbine driven feedwater pump
Type Y135M-4
Power 132KW
Lubrication oil pump of turbine driven feedwater pump
Type KCB55-1
Flow rate 3.3m3/h

49
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Outlet pressure 0.324MPa


Rotation speed 1500 r/min
Motor
Type Y190L-4
Power 1.5KW
Voltage 380V
Rotation speed 1500 r/min
Booster pump
Type YNKN300200
Flow rate 610 m3/h
Lift H2O
Tabel 3.11 Spesifikasi Boiler Feedwater Pump Turbin ( BFPT )

3.4.4 Circulating Water Pump (CWP)


Fungsinya adalah mensupply air laut sebagai pendingin pada kondensor
utama ( sisi air laut ) untuk mengembunkan uap bekas dari low pressure Turbin (LP
Turbin). Untuk tiap unit dilengkapi dengan 2 buah pompa circulating type centrifugal
dengan kemampuan tiap pompa 100 % dari kebutuhan operasi unit pada kondisi
normal . Suction pompa dihubungkan pada masing – masing chamber yang tersedia
dan discharge pompa ditampung menjadi satu pada header yang selanjutnya
disalurkan ke kondenser , tipe kondenser adalah single flow. Adapun spesifikasi
teknis dari CWP ditunjukkan oleh Tabel 3.11 berikut ini.

ITEMS UNIT SPECIFICATION


Model 1800HLBK-20.2
Number for one unit Set 2
Capacity m3/h 25425
CW pump Total head M 18
cut off the water head M 40
Pump efficiency % 88
Cavitation allowance
M 9.74
needed by the pump
Speed Rpm 370
Diameter of pipeline
connected to the Mm 1800
outlet

50
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

YKKL1900-16/
Model
1730-1TH
Power KW 1900
Voltage V 6000
Motor-driven Rated current A 262.6
feed water Power factor 0.74
pump Efficiency % 94.1
Insulation level Level F
Cooling way IC611
Thrust bearing m3/h,
5,≤0.3
cooling water Mpa
Speed Rpm 372
Model D941H-6
Butterfly
Dimension Mm 1620
valve
Material Ni-Cr cast iron
Tabel 3.12 Spesifikasi Circulating Water Pump

3.4.5 Condenser dan Condensat Pump


1. Condenser
Condenser adalah suatu alat bantu utama pada PLTU yang berfungsi untuk
mengkondensasikan atau mengembunkan uap bekas pemutar Turbin dimana hasil
kondensasinya dimanfaatkan kembali sebagai air pengisi ketel.
Berikut ini merupakan gambar dari condenser yang dimiliki oleh unit
PLTU Pacitan 2x315 MW.

Gambar 3.19 Condensor


Sebagai media pendingin digunakan air laut yang diambil melalui saluran
terbuka dari laut sampai sisi masuk Circulating Water Pump dan setelah melalui
kondenser pembuangannya disalurkan melalui saluran terbuka yang lebih panjang
dengan tujuan agar temperaturnya turun sebelum mencapai laut. Skema konstruksi
51
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

kondensor dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Kondenser terdiri dari pipa-
pipa (tubes), dimana pipa-pipa tersebut akan diisi penuh dengan air laut yang
berfungsi untuk menyerap panas dari uap bekas memutar turbin.

Gambar 3.20 Skema Konstruksi Kondensor

Items Unit Specification


Model N-16000
Performance parameters
Design heat load kJ/s 378654.3
Desin absolute pressure Bar 0.087
CW water flow m3/h 50737.5
Inlet CW water temperature 0C 30
Outlet CW water temperature 0C 37
Clean coefficient % 0.85
CW water flow m/s 2.5
Inner pipe abrasion loss kg/cm2 0.49
Total heat exchanging area m2 16000
Tube bundle
Efficient tube length Mm 8890
Total tube bundle length Mm 9000
Diameter and thichkness Mm  32×0.7/0.5
Material Ti
Tube plate
52
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Material Q235-B+Ti
Thickness Mm 35+5
Hot well capacity m3 100
Design pressure
Water chamber and tube bundle kg/cm2g 2.5
Shell kg/cm2g 1.0

Tabel 3.13 Spesifikasi Condenser

2. Condensate Pump
Condensate Pump merupakan suatu pompa yang berfungsi mentransfer air
kondensasi di dalam kondenser ke deaerator dan memasok air attemperator ke
turbin LP bypass dan desuperheater. Di unit PLTU 1 Jatim Pacitan terdapat dua
buah pompa kondensat yang berkapasitas 100%.
Condensat transfer pump merupakan suatu pompa yang berfungsi sebagai
pengisi air kondenser pada sisi hotwell saat awal start unit pembangkit. Pompa ini
juga dapat berfungsi untuk proses sirkulasi dari condensate system dimana air
disirkulasi dari condenser hingga ke deaerator. Selain itu pompa ini juga
berfungsi sebagai supply make up water untuk stator cooling water system.
Adapun spesifikasi teknis condensate pump adalah sebagai beikut.

Barrel type, vertical, multi-stage


Condensate pump centrifugal pump
Model NLT350-400×i
Number for one unit 2 sets
Performance and Parameters
Flow 950t/h
Lift 283mH2O
Pump efficiency 82%
Cavitation and allowance ≦3.4
Shaft power 885.4kW
Motor
Model Y L KK 500-4
Power 1000KW
Frequency 50HZ
Speed 1500 r/min
Voltage 6000V

53
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Tabel 3.14 Spesifikasi Condensate Pump

3.4.6 Vacuum Pump


Terdapat 2 buah vacuum pump untuk tiap-tiap unit yang digunakan untuk
memompa non condensing air atau steam yang tidak terkondensasi di dalam
condenser, dan 1 buah water chamber vacuum pump untuk memompa air priming
dari water chamber of condenser. Untuk besar tekanan vacuum di dalam kondensor
dijaga ± -90 kPa agar didapatkan proses pengkondensasian yang baik atau tingkat
efisiensinya tinggi.

Gambar 3.21 Vacuum Pump

Vacuum pump
Model 200EVMA
Number for one unit 2 set
Cooling water flow 50 t/h
Service water flow 25t/h
Motor model Y-355L-12
Power 110 KW
Speed 500 Rpm
Voltage 380 V
Starting pump
Model LEX320
Number for one unit 1 set

Tabel 3.15 Spesifikasi Vacuum Pump

54
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

3.4.7 Closed Cooling Water pump


Closed cooling water pump merupakan pompa pendingin peralatan di area
turbin dan boiler dengan media air demin yang menggunakan sistem tertutup. Dalam
hal ini, air demin yang telah digunakan untuk mendinginkan peralatan tidak dibuang
melainkan didinginkan kembali melalui proses heat transfer pada CWHE yang
selanjutnya akan digunakan lagi sebagai pendingin peralatan tersebut. Adapun
peralatan yang memerlukan pendinginan dengan bantuan Close Cooling Water Pump
adalah sebagai berikut :
1. Area Turbin
a. MBFP (MBFP cooler dan oil cooler)
b. DEH (Oil cooler)
c. BFPT (oil cooler dan mechanic seal booster pump BFPT)
d. Generator (hydrogen cooler dan generator stator water cooler)
e. MOT (Main Oil Tank)
2. Area Boiler
a. 12 cooler for boiler side
b. Sampling Cooler
c. Mill Oil cooler
d. IAC dan SAC
Adapun data teknis adalah sebagai berikut.

CCCW water pump


Model OMEGA 300-435A
Flow 1800m3/h
Lift 40 mH2O
Motor
Model YKK402-4
Power 280 Kw
Voltage 6000Ⅴ
CCCW water pump inlet filter
Flow 1800m3/h
Design pressure 0.6MPa
CCCW heat exchanger
Heat exchanging area 1298 ㎡
Design pressure 1.0 MPa
55
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

1800 t/h for hot side


Flow
3013 t/h for cold side
Tabel 3.16 Spesifikasi Peralatan Closed Cooling Water

Gambar 3.22 Closed Circulating Cooling Water Pump (CCWP)

3.4.8 Deaerator
Deaerator terdiri atas horizontal tank dan alat pemanas gabungan, yang
digunakan untuk meningkatkan temperatur air kondensasi dan menghilangkan
oksigen yang terkandung dalam air kondensat, yang bertujuan untuk mencegah
korosi pada pipa-pipa dalam sistem feedwater . Sumber steam pada saat start awal
dari auxiliary steam header dan pada kondisi normal operasi steam diambilkan dari
ekstrasi keempat turbin.

Gambar 3.23 Sistem Kerja Deaerator

Deaerating heater
Type Water spray type
Model YY-1080

56
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Design capacity 1080t/h


Oxygen content <5% cc/liter
Spray tray Stainless steel
Design pressure 1.0MPa.g
Design temperature 350℃
Weight Net weight 96.5T
Operation 276T
After filled with water 337T
Water tank
Capacity 160 t
Tabel 3.17 Spesifikasi Deaerator

Gambar 3.24 Deaerator tank

3.5 GENERATOR
Generator merupakan mesin konversi energi elektromekanik yang berfungsi untuk
mengubah energi mekanik dalam bentuk putaran poros menjadi energi listrik. Komponen
utama generator terdiri dari :
1. Bagian yang tetap disebut Stator.
2. Bagian yang bergerak disebut Rotor.

57
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 3.25 Generator

3.5.1 Stator
Stator pada umumnya merupakan tempat ggl dibangkitkan dan tempat arus
beban mengalir bila generator berbeban. Stator generator untuk pusat-pusat
pembangkit listrik umumnya terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Rangka stator ( stator frame ).
2. Inti stator ( stator core ).
3. Kumparan stator (stator winding
Rangka stator dibuat menyerupai tabung silinder yang bagian dalamnya
diperkuat dengan rusuk-rusuk berupa lempengan-lempengan cincin baja yang dilas.
Disekeliling bagian dalam rangka silinder ini kemudian dipasang baja-baja bulat
yang juga dilas sehingga menyerupai bentuk sangkar.

3.5.2 Rotor
Pada umumnya rotor merupakan tempat dimana medan magnit dibangkitkan.
Rotor generator terdiri dari 2 bagian yaitu Bodi ( inti rotor ) dan Kumparan rotor.
1. Inti Rotor
Inti rotor terbuat dari baja tuang yang dibubut atau bahan ferromagnetik
yang mempunyai permeabilitas tinggi disekeliling inti motor dibuat alur-alur
dalam arah aksial untuk menempatkan konduktor kumparan dan sebagai saluran
bagi media pendingin.
2. Kumparan Rotor

58
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Kumparan rotor terbentuk dari lempengan konduktor tembaga, yang


mempunyai konduktifitas tinggi yang dimasukkan ke dalam alur-alur pada inti
rotor setelah seluruh permukaan alur dilapisi bahan isolasi. Konduktor-
konduktornya sendiri juga dilapisi bahan isolator. Kedua ujung kumparannya
masing-masing dihubungkan ke “slipring” yang terbuat dari baja tempa yang
diisolasi terhadap rotor bodi (untuk rotor generator dengan sistem eksitasi statis).
Untuk generator dengan sistem eksitasi tanpa sikat arang (brushless), kedua
ujung kumparan rotor disambungkan ke konduktor yang melintasi lubang dipusat
rotor agar dapat disambung ke output rotating rectifier. Di kedua ujung rotor
kemudian dipasang fan untuk mensirkulasikan media pendingin.
Rotor pada umumnya diitumpu dikedua ujungnya dengan bantalan
(bearing). Perlu diketahui bahwa salah satu atau bahkan kedua bantalan ini
diisolasi terhadap pondasi (ground). Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya sirkuit tertutup antara rotor, bantalan dan pondasi (ground) yang dapat
menimbulkan aliran arus liar. Bila aliran arus liar ini terjadi, maka permukaan
bantalan minyak pelumas akan rusak akibat efek elektrokimia (electro chemical).

3.5.3 Prinsip dasar generator .


Bekerja berdasarkan hukum Faraday, yakni : “Apabila lilitan penghantar
dengan jumlah N lilitan atau konduktor diputar memotong garis-garis gaya medan
magnit yang diam, atau lilitan penghantar diam dipotong oleh garis-garis gaya
medan-medan magnit yang berputar, maka pada penghantar tersebut timbul EMF
atau GGL ( Gaya Gerak Listrik ) atau tegangan induksi “.
Besarnya tegangan yang dihasilkan :
d
E  N
dt

N = Banyaknya lilitan
d
= Perubahan medan magnet web/detik
dt
Parameters Unit Design value
Generator type QFSN-315-2-20B
Guarantee power MW 315
Rated Capacity MW 370

59
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Parameters Unit Design value


Maximum continuous output power Pemax MW 325.8
Rated power factor cosφN 0.85
stator rated voltage kV 20
stator rated current IN A 10726.7
Rated frequency fN Hz 50
Rated speed nN r/min 3000
Rated Excitation voltage UFn V 472
Rated Excitation current IFn A 2152
Stator coil connection mode YY
Cooling mode H2O-H2-H2
Self-shunt
Excitation mode
excitation
Performance parameters
the maximum Three-phase short-circuited % 916.85
current (The initial value of DC
component)
Noise dB(A) ≤85
Peak capacity Time ≥10000
Service life og generator Year ≥30
Vibration
Bearing vibration at critical speed Mm ≤0.08
Shaft vibration at critical speed Mm ≤0.15
bearing vibration under overspeed Mm ≤0.08
condition
Rated speed bearing vibration value
Vertical Mm ≤0.025
Horizontal Mm ≤0.025
Axial Mm ≤0.025
Rated speed shaft vibration value
Vertical Mm ≤0.075
Horizontal Mm ≤0.075
Axial Mm
Loss and efficiency (under rated condotions)
Stator copper winding loss Qcu1 KW 710
Stator iron loss Qfe KW 560.61
Excitation loss Qcu2 KW 988.37
Additional Short-Circuit Loss QKd KW 664.99
Mechanical loss Qm KW 654.15
Total loss ΣQ KW 3578.12
Full load efficiency % 98.88

60
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Tabel 3.18 Spesifikasi Generator

3.6 TRANSFORMATOR
Transformator adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengubah (menaikan atau
menurunkan) tegangan bolak balik E1 (input) dengan harga tertentu dapat diubah menjadi
E2 (output) dengan harga lain yang tertertentu pula. Perubahan harga ini dinamakan
perbandingan transformasi.
Jika tegangan E2 mempunyai harga lebih tinggi dari pada tegangan E1 perubaahan
tegangan itu dinamakan transformator naik (Step-Up), tetapi sebaliknya jika tegangan E2
mempunyai harga yang lebih rendah dari pada E1, maka perubahan tersebut dinamakan
transformator turun (Step - Down).
Transformator tersusun dari pada sebuah tuas inti tertutup yang tebuat dari plat-plat
tipis (laminasi) dan pada kaki-kakinya digulungkan dua buah gulungan yang dinamakan :
1. Gulungan primer (P) dimana gulungan yang dipasang pada sumber arus bolak balik atau
yang biasa disebut input.
2. Gulungan sekunder (S) dimana gulungan yang dipasang pada alat-alat pemakai listrik
(beban) yang disebut output.
Pendinginan transformator dapat dilakukan dengan minyak, air atau kipas angin.
Pada pendinginan minyak atau pendinginan sendiri, minyak menjadi panas ditempat-
tempat yang berhubungan dengan belitan dan inti. Minyak yang panas akan naik ke atas ke
dalam tangki tampungan, dan pada dinding tangki tersebut memancarkan udara panas itu
keluar. Untuk meningkatkan efektifitas pendinginan, dinding tangki diberi bentuk
gelombang hingga terdapat luas dinding yang lebih besar.
Untuk pendinginan yang dilakukan dengan air, pipa-pipa berisi air dilewatkan
dalam minyak di dalam tangki, yaitu berdekatan sebelah atas. Air yang mengalir akan
mengambil sebagian besar dari panas minyak. Tekanan minyak harus lebih besar dari
tekanan air, agar bila terjadi kebocoran pada pipa air pendingin, minyak akan masuk ke
dalam pipa air tersebut, dan tidak sebaliknya.
Pada pendinginan dengan kipas angin, udara ditiup terhadap dinding-dinding
pendingin transformator.

61
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 3.26 Unit Auxilliary Transformator (UAT)

Komponen sistem pendingin transformator yang diperlukan adalah dinding-dinding


tangki yang dibentuk gelombang dan berfungsi memancarkan panas keluar. Pipa-pipa yang
berisi air dilewatkan dalam minyak yang ditempatkan ditempat terpanas di dalam tangki
dan berfungsi sebagai penukar panas minyak. Kipas angin yang akan meniup udara
terhadap dinding-dinding transformator.

#1 transformer #2设transformer
SFPZ10- SFPZ10-
Model TH
370000/150 370000/150TH
KVA Rated Capacity 370000/370000
KV Rated voltage (150±8×1.25%)/20
Hz Rated frequency 50
Connection group Ynd1
Phase number 3
% No-load current 0.248 0.200
KW No-load loss 172.49 164.69
KW Short circuit loss 698.11 699.52
% impedance voltage 13.93 13.96
Tabel 3.19 Spesifikasi Main Transformator

Cooling mode Oil Forced Circulating and Air Cooling


Cooling5Number 5
weight of transformer proper 181.8 181.8

62
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

weight of oil tank( t) 65 65


Total weight( t) 293.3 293.3
Upper oil tank( t) 27 27
Factory serial number 200812127 200903016
Date of production 2009-12-21 2009-3-5
Shan Dong Electrical Equipment
Manufacturer
Company
Tabel 3.20 Spesifikasi Cooling Transformator

Equipment Description startup/standby transformer


Model SFFZ10-40000/154TH
KVA Rated Capacity 40000/25000-25000
KV Rated voltage 154±8×1.25%/6.3-6.3
Hz Rated frequency 50
Phase number 3
Connection group Ynyno-yno+d

% No-load current 0.135

KW No-load loss 30.254


high-low+low 153.74
KW Short
High low(low) —
circuit loss
low-low —
High-low+low 8.92
impedance High-low(low) 16.93(17.10)
voltage% low1-low2 35.01
Cooling mode ONAN/ONAF
Group number of plate
6
radiator
weight of transformer( t) 39.0
oil weight( t) 33.4
Total weight( t) 100
Upper oil tank( t) 9.4
Factory serial number 200811122
Date of production Nov.23rd.2008
Shan Dong Electrical Equipment
Manufacturer
Company
Tabel 3.21 Spesifikasi Standby Service Transformator (SST)

63
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

BAB IV

GENERATOR LISTRIK

4.1 Definisi Generator

adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi energi listrik.
Tenaga mekanik bisa berasal dari minyak bakar fosil, tenaga uap, tenaga panas bumi, dll.
Energi listrik yang dihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik AC (listrik bolak-balik).

64
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Hal tersebut tegantung dari konstruksi generator yang dipakai oleh pembangkit tenaga
listrik.

Generator berhubungan erat dengan hukum Faraday. Berikut hasil dari hukum Faraday
“ bahwa apabila sepotong kawat penghantar listrik berada dalam medan magnet berubah-
ubah, maka dalam kawat tersebut akan terbentuk Gaya Gerak Listrik.”

4.2 Gaya Gerak Listrik (GGL)

Bila sebatang logam panjang berada di dalam medan listrik,(Eo), maka akan
menyebabkan elektron bebas akan bergerak ke kiri yang akhirnya akan menimbulkan
medan listrik induksi yang sama kuat dengan medan listrik (Gambar 1) sehingga kuat
medan total menjadi nol. Dalam hal ini potensial kedua ujung logam menjadi sama besar
dan aliran elektron akan berhenti, maka kedua ujung logam terdapat muatan induksi.
Agar aliran elektron bebas berjalan terus maka harus muatan induksi ini terus diambil,
sehingga pada logam tidak timbul medan listrik induksi. Dan sumber ggl (misal baterai)

yang dapat membuat beda potensial kedua ujung logam harganya tetap, sehingga aliran
electron tetap berjalan.
Ada dua struktur medan magnet pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari
mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC dan sebuah jangkar
tempat dibangkitkannya ggl arus AC. Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan
ggl berupa stator yang diam dan struktur medan magnet berputar sebagai rotor.
Kumparan DC pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber luar
melalui slipring dan sikat arang, tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang
yaitu sistem brushless excitation.

Secara umum generator terdiri dari stator, rotor dan celah udara. Stator merupakan
bagian dari generator yang diam sedangkan rotor merupakan bagian generator yang
berputar dan celah udara adalah ruangan antara stator dan rotor.

65
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

4.3 Bentuk Stator

Stator terdiri dari beberapa komponen utama antara lain :

1. Kerangka terbuat dari besi tuang untuk menyangga inti jangkar.

2. Inti jangkar terbuat dari besi lunak (baja silikon).

3. Alur (slot) untuk meletakan belitan (kumparan).

4. Belitan jangkar terbuat dari tembaga yang diletakan pada alur (slot).

Gambar Potong Inti Generator

4.4 Bentuk Rotor

Rotor terdiri dari 2 jenis komponen yaitu :

66
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

1. Jenis kutub menonjol (salient pole) untuk generator kecepatan rendah dan menengah.
Kutub menonjol terdiri dati inti kutub dan sepatu kutub. Belitan medan dililitkan pada
badan kutub, pada sepatu kutub juga dipasang belitan peredam (damper winding).
Belitan kutub terbuat dari tembaga, sedangkan badan kutub dan sepatu kutub terbuat dari
besi lunak.

2. Jenis kutub silinder untuk generator rotor yang berputar terdiri dari alur-alur sebagai
tempat kumparan medan. Alur-alur tersebut terbagi atas pasangan-pasangan kutub.

Rotor jenis kutub menonjol (salient).

67
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Rotor jenis kutub silinder (a) dan silent (b)

Generator brushless untuk mensuplai tegangan DC pada rotor. Terdiri dari generator AC
kecil yang mempunyai kumparan medan magnet dipasang pada stator dan kumparan
jangkar dipasang pada poros
rotor.

68
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Output generator rotor exciter (arus bolak-balik tiga phasa) yang dirubah menjadi
tegangan searah dengan penyearah tiga phasa yang juga dipasang pada rotor (rotating
diode 3 phasa rectifier). Tegangan searah DC dihubungkan ke rangkaian medan magnet
utama (rotor main field). Arus medan magnet generator utama dapat dikontrol oleh arus
medan magnet generator penguat (rotor exciter), yang berada pada stator seperti gambar
diagram di atas.

4.5 Bentuk Penguatan

Untuk membangkitkan flux magnetik diperlukan penguatan DC. Penguatan DC ini bisa
diperoleh dari generator AC + Rotating Diode dengan penguatan sendiri yang seporos
dengan rotor dari generator tersebut.

Pada generator dengan kecepatan rendah, tetapi rating daya kVA besar, seperti generator
hydroelectric, maka generator DC yang digunakan tidak dengan penguatan sendiri, tetapi
dengan pilot exciter sebagai penguatan atau menggunakan magnet permanen.

Generator sinkron tiga phasa dengan penguatan generator DC Pilot Exciter

Alternatif lainnya untuk penguatan eksitasi adalah menggunakan Diode silikon dan
Thyristor.

Dua tipe sistem penguatan ”Solid state” sebagai berikut.

• Sistem statis yang menggunakan Diode atau Thyristor statis, dan arus dialirkan ke
rotor melalui Slipring.

69
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

• Brushless system, pada sistem ini penyearah dipasangkan di poros yang berputar
dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slipring.

Generator sinkron tiga phasa dengan sistem penguatan brushless exciter system.
Dalam menentukan arah arus dan tegangan (Ggl atau EMF) yang timbul pada penghantar
pada setiap detik berlaku Hukum tangan kanan Fleming.

Hukum Tangan Kanan Fleming

Dimana :

1. Jempol menyatakan arah gerak F atau perputaran penghantar.

2. Jari telunjuk menyatakan arah medan magnet dari kutub utara ke kutub selatan.

3. Jari tengah menyatakan arah arus dan tegangan.

70
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Ketiga arah tersebut saling tegak lurus seperti yang diperlihatkan pada gambar diatas.
Garis-garis gaya magnet yang berputar tersebut akan memotong kumparan jangkar yang
ada pada stator sehingga pada kumparan jangkar tersebut timbul ggl (gaya gerak listrik)
atau emf (electro motive force) atau tegangan induksi. Frekuensi tegangan induksi
tersebut akan mengikuti persamaan sebagai berikut :

Frequency (Hz) = Pole (p) x RPM (n)

120

Dimana :

p = banyaknya
kutub. n =
kecepatan putar
(rpm).

Frequency ( Hz ) Speed (RPM) Pole


50 1500 4
60 1800 4
50 1000 6
60 1200 6
50 3000 2
60 3600 2

71
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

4.6 Prinsip Kerja Generator

Suatu mesin listrik akan berfungsi apabila memiliki :

1. Kumparan medan untuk menghasilkan medan magnet.

2. Kumaparan panjang untuk mengimbaskan ggl pada konduktor –konduktor yang terletak
pada alur-alur jangkar.

3. Celah udara yang memungkinkan berputarnya jangkar dalam medan magnet.

Berdasarkan gambar di atas dapat kita jelaskan tentang prinsip kerja generator yaitu
sebagai berikut :

PMG (Permanent Medan Generator) di rotor berputar sehingga menghasilkan output


tegangan AC (PMG Stator) dan dialirkan menuju AVR yang merupakan suplay power
bagi AVR. Tegangan AC disearahkan oleh AVR sehingga menghasilkan tegangan DC
menuju exciter stator dan timbul medan magnet di exciter stator menghasilkan tegangan
AC di exciter rotor. Dari exciter rotor tegangan AC disearahkan oleh rotating rectifier
menuju main rotor dan menghasilkan tegangan DC kemudian timbul medan magnet
sehingga menghasilkan tegangan AC di main stator sebagai outputnya.

72
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Alat yang digunakan untuk melakukan tes generator :

1. Multimeter
Alat yang digunakan untuk mengukur, voltage, current dan resistance. Alat tersebut
mampu mengukur dengan rentang :

Voltage A C : 0 – 250 – 500 - 1000 Volts


Voltage D C : 0 – 25 – 100 – 250 - 500 Volts
Amperes D C : 0 - 10 Amps
D C Resistance : 0 - 10 kΩ atau 0 - 2 kΩ

0 - 100 kΩ atau 0 - 20 kΩ

0 - 1MΩ atau 0 - 200 kΩ

2. Tachometer atau Frequency meter


Alat ini untuk mengukur kecepatan poros dan mampu mengukur antara 0 – 30000 RPM.

3. Megger
Alat ini untuk mengukur insulation resistance dan menghasilkan tegangan 500 - 1000 –
5000 – 10000 V.
Untuk tegangan DC disarankan untuk melakukan tes dengan tegangan 500 V sedangkan
untuk tegangan AC menggunakan 500 V atau 1000 V.

4. Clip-on Ammeter (Clampmeter)


Alat ini digunakan untuk mengukur arus AC dengan rentang AC Amp 0-10-50-100-250-
500-1000.

5. Kelvin Brige – Low reistance meter


Alat ini digunakan untuk mengukur nilai resistance dibawah 1 Ω, misalnya untuk
mengukur main stator dan exciter rotor.

73
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

BAB V
SISTEM PPROTEKSI GENERATOR UNIT 1 & 2

5.1 Gangguan pada Sistem Tenaga Listrik


Semakin kompleksnya jaringan distribusi listrik maka tidak akan terlepas dari berbagai
macam gangguan pada sistem tenaga listrik. Gangguan yang dibiarkan terlalu lama dapat
menurunkan performa sistem tenaga listrik ataupun merusak peralatan yang ada. Terdapat
dua macam gangguan yaitu :
a. Gangguan Eksternal
Gangguan yang berasal dari luar sistem yang tidak dapat dihindari seperti bencana
alam atau sambaran listrik
b. Gangguan Internal
Gangguan yang berasal dari dalam tenaga listrik itu sendiri seperti gangguan hubung
singkat, arus berlebih, hilangnya penguatan dll. Adapun gangguan tersebut disebabkan
adanya kesalahan mekanis, termis dan tegangan lebih.
Berdasarkan sifatnya gangguan dibedakan menjadi :
a. Gangguan Sementara
Gangguan yang tidak memerlukan perbaikan untuk beroperasinya kembali sistem
tenaga listrik, contohnya gangguan karena ayunan pohon, sambaran petir ataupun surja
hubung.
b. Gangguan Permanen
Gangguan yang mengakibatkan operasi sistem tenaga listrik tidak akan normal
kembali sebelum gangguan tersebut diperbaiki, contohnya putusnya kabel transmisi,
kerusakan rafi, black out sistem dan lain-lain.
5.2 Klasifikasi Gangguan pada Generator
Dalam operasinya generator sinkron sering mangalami gangguan. Gangguan-
ganggunan yang paling sering terjadi pada generator banyak disebabkan oleh kerusakan pada
isolasi baik rotor maupun pada stator.

5.2.1 Kerusakan isolasi pada belitan stator


Kerusakan isolasi ini dapat terjadi pada :
1. Kerusakan isolasi antara konduktor dari kumparan stator dengan tanah.

74
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

2. Kerusakan isolasi diantara kedua konduktoe dari phase yang berbeda.


3. Kerusakan isolasi pada kedua konduktor dari phase yang sama
Kerusakan isolasi dapat menyebabkan kerusakan yang fatal yakni terjadinya busur
api, terbakarnya inti pada titik gangguan, dan melelehnya laminasi-laminasi

5.2.2 Kerusakan Isolasi pada Belitan Rotor


Pada umumnya belitan rotor tidak dihubungkan dengan tanah, namun bila gangguan
tanah terjadi maka akan timbul arus yang disebabkan oleh hubung singkaat kawat konduktor
belitan dengan tanah.

5.2.3 Gangguan Arus Lebih


Arus lebih pada generator disebabkan oleh hubung singkat fasa dengan tanah. Pada
saat terjadi gangguan hubung singkat ke tanah diluar terminal output generator, akan
menimbulkan arus hubung singkat yang besar.

5.2.4 Gangguan Beban Berlebih


Beban berlebih akan menimbulan arus yang besar dan temperatur belitan akan
meningkat dengan besar sehingga isolasi akan rusak. Pengaruh isolasi yang rusak dapat
mengarah pada terjadinya gangguan hubung singkat.

5.2.5 Gangguan Beban Tidak Seimbang


Berlangsungnya beban tidak seimbang, dengan rating yang sama atau lebih besar dari
10% dari rating generator akan berakibat fatal bagi generator. Beban tidak seimbang akan
dapat mengakibatkan arus urutan negatip yang arahnya berlawanan dengan arus positip.
Bilamana arus urutan negatip yang ditimbulkan denhan besar yang sama atau
melebihi 10% daripada kapasotas generator yang diijinkan, maka akan dapat mengakibatkan
panas yang berbahaya pada rotor dari generator turbo.

5.2.6 Gangguan Pada Belitan Stator


Gangguan pada belitan stator menurut macam gangguan hubungsingkat, dapat dibagi
menjadi :
1. Hubung singkat belitan konduktor dengan tanah

75
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Besar arus hubung singkat fasa stator dengan tanah sebanding dengan dengan tahanan
pentanahan yang dipakai oleh generator. Oleh karena itu bila gangguan ini terjadi maka
diharuskan melakukan pembongkaran mesin dan melakukan pengisolasian ulang pada
belitan fasa yang terganggu.
2. Hubung singkat antar fasa dari belitan stator
 Stator hubung gingkat tiga fasa
Gangguan ini dapat mengakibatkan overheat yang akan merusak isolasi belitan,
bahkan hingga dapat merusak belitan itu sendiri. Arus lebih yang ditimbulkan dapat
mencapai 5% arus nominal.
 Stator hubung singkat dua fasa
Gangguan ini lebih berbahaya karena selain dapat menimbulkan kerusakan pada
belitan juga menimbulkan fibrasi pada kumparan stator. Arus lebih yang ditimbulkan dapat
mencapai 25 % arus nominal.
3. Hubung singkat antar kumparan belitan stator
Hubung singkat antar kumparan belitan dapat rerjadi bila kumpatan stator disusun
dari dari banyak belitan yang dijadikan satu

5.2.7 Gangguan Kumparan Medan

Biasanya sistem rangkaian medan tidak dihubungkan ke tanah sehingga hubung


singkat salah satu akwat belitan ke tanah tidak memberikan arus gangguan yang besar.
Hubung singkat dua buah kawat ke tanah akan menimbulkan sustem tidak simetris, yang
memberiakn gaya tidak seimbang pada rotor. Gayan seperti ini akan menimbulkan
pembesaran tekanan pada bantalan dan goyangan pada poros.
Pembebanan yang tak seimang pada generator akan memperbesar arus urutan negatip
yang menimbulkan komponen urutan negatip.

5.2.8 Hilangnya Penguatan

Hilangnya penguatan (eksitasi) dapat menyebabkan generator berputar terus seperti


generator induksi dan bertambanya kecepatan putarannya. Hal ini dapat menyebabkan
generator lepas kecepatan sinkronnya. Kondisi ini akan berakibat pada overheat pada rotor
dan pasak (slot wedger) akibat induksi yang bersikulasi pada rotor. Adapun kehilanhan
medan penguat dapa disebabkan oleh :
76
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

1. Jatuhnya (trip) saklar penguat.


2. Hubungan singkat pada belitan penguat.
3. Kerusakan kontak sikat arang pada penguat
4. Kerusakan sistem Automatic Volatage Regulator (AVR)

5.3 Rele Pengaman


Definisi rele pengaman adalah susunan peranti (device) baik elektronik maupun
magnetik yang direncanakan untuk mendeteksi satu kondisi ketidaknormalan pada peralatan
listrik yang dapat membahayakan atau kejadian yang tidak diinginkan.
Rele sebagai salah satu peralatan pengaman dalam sistem tenaga listrik berfungsi
untuk:
1. Memutuskan atau menutup pelayanan penyaluran setiap elemen tenaga listrik
bila mendapat gangguan atau kondisi kerja abnormal, sehingga dapat
mengurangi kerusakan pada alat atau tidak akan mempengaruhi sistem atau
sebagian sistem yang masih beroperasi normal.
2. Mengetahui letak dan jenis gangguan. Dari pengamatan ini dapat dipakai sebagai
pedoman untuk perbaikan peralatan yang rusak.

Untuk memenuhi fungsi di atas, rele pengaman harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Selektif (Selective)
Selektif adalah kecermatan pemilihan dalam mengadakan pengamanan.
Dimana hal ini menyangkut koordinasi dari sistem secara keseluruhan. Pada
generator, transformator tenaga dan busbar pada sistem tegangan ekstra tinggi, rele
disetting berdasarkan prinsip kerja yang mempunyai kawasan pengamanan yang
batasnya sangat jelas dan pasti, dan tidak sensitif terhadap gangguan dari luar
kawasannya, tetapi tidak dapat memberikan pengamanan cadangan bagi seksi
berikutnya.
2. Dapat diandalkan (Reliability)
Keandalan rele dihitung dengan jumlah rele bekerja atau mengamankan
daerahnya terhadap jumlah gangguan yang terjadi. Dalam keadaan normal, tidak ada
gangguan, rele tidak akan bekerja mungkin berbulan-bulan atau bertahun-tahun tetapi

77
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

bila pada saat ada gangguan rele tersebut haruslah bekerja. Keandalan dapat dibagi
dua yaitu:
a. Dependability
Rele harus dapat diandalkan setiap saat.
b. Security
Rele tidak boleh salah kerja atau tidak boleh bekerja di tempat / waktu yang
bukan seharusnya bekerja.
c. Availability
Perbandingan antara waktu dimana pengaman dalam keadaan berfungsi atau siap
kerja dan waktu total dalam operasinya.
3. Cepat (Speed)
Rele harus cepat bereaksi atau bekerja jika sistem mengalami gangguan.
Kecepatan bereaksi dari rele adalah saat rele mulai merasakan adanya gangguan
sampai dengan pelaksanaan pelepasan pemutus beban dengan perintah dari rele
tersebut. Waktu bereaksinya harus diusahakan secepat mungkin sehingga dapat
menghindari kerusakan pada alat, membatasi daerah yang mengalami gangguan,
mempertahankan kestabilan sistem, serta membatasi ionisasi (busur api) pada
gangguan saluran udara. Mengingat suatu sistem tenaga mempunyai batas stabilitas
dan terkadang gangguan sistem yang bersifat sementara, maka rele yang semestinya
bereaksi dengan cepat kerjanya perlu diperlambat (time delay), seperti persamaan
berikut:
top = tp + tcb + td
dimana:
- top: total waktu yang dipergunakan untuk memutuskan hubungan
- tp: waktu bereaksinya unit rele
- tcb: waktu yang dipergunakan untuk melepaskan circuit breaker
- td: waktu tunda rele untuk koordinasi

4. Peka (Sensitive)
Rele harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi, artinya harus cukup
sensitif terhadap gangguan di daerahnya meskipun gangguan di daerahnya meskipun
gangguan tersebut minimum selanjutnya memberikan respons/jawaban.
5. Sederhana (Simplicity)

78
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Makin sederhana sistem rele semakin baik mengingat setiap peralatan atau
komponen rele memungkinkan mengalami kerusakan. Sehingga arti sederhana
tersebut yaitu kecilnya kemungkinan terjadi kerusakan.
6. Murah (Economy)
Rele sebaiknya murah dengan tanpa meninggalkan persyaratan-persyaratan di
atas.

5.3.1 Rele Diferensial

Rele diferensial (Gambar 5.3.1.1) merupakan satu rel yang bekerja berdasarkan
perbedaan arus yang mengalir masuk ke satu daerah pengamanan dengan arus yang keluar
daerah pengamanan. Prinsip kerja dari rele diferensial adalah sebagai berikut (Setiyo S,
1990) :
1. Membandingkan besarnya arus sekunder kedua transformator arus yang
digunakan
2. Pada waktu tidak terjadi gangguan/keadaan normal atau gangguan di luar daerah
pengamanan maka kedua arus sekunder tersebut besarnya adalah sama, sehingga tidak
ada arus yang mengalir pada rele, akibatnya rel tidak bekerja
3. Pada waktu terjadi gangguan di daerah pengamanannya maka kedua arus
sekunder transformator arus besarnya tidak sama, oleh karena itu ada arus yang
mengalir pada rele, selanjutnya rele bekerja

Sifat pengamanan rele diferensial:


a. Rele ini bersifat selektif dan cepat bekerja
b. Tidak perlu dikoordinasikan dengan rele lain
c. Digunakan sebagai rele pengaman utama, tidak dapat digunakan sebagai
pengaman cadangan untuk seksi atau daerah berikutnya
d. Daerah pengamanannya dibatasi oleh pasangan transformator arus dimana rele
diferensial dipasang

79
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 5.3.1.1 Diagram pengawatan untuk perlindungan


diferensial suatu belitan generator
Sumber : Stevenson, 1988
Agar rele diferensial dapat bekerja sesuai menurut fungsinya, maka rele diferensial
harus memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Kedua transformator arus yang digunakan harus mempunyai perbandingan transformator
arus yang serupa atau perbandingan angka transformasi yang sedemikian rupa sehingga
kedua arus sekundernya sama
2. Karakteristik kedua transformator arus harus sama
3. Polaritas kedua transformator arus harus betul
Untuk generator-generator ukuran menengah dan besar, guna memperoleh proteksi
yang sensitif dan cepat digunakan rele diferensial. Skema ini menghasilkan proteksi utama
untuk generator dan rangkaian koleganya. Rele dihubungkan dengan dua set current
transformer (CT), satu set CT digunakan untuk netral, dan satu lagi untuk fasa. Untuk
generator dengan pemutus-pemutusnya pada CT di sisi fasa umumnya terletak sangat dekat
dengan generator, biasanya diletakkan pada terminal generator. Tipikal koneksi untuk tiga
fasa ditunjukkan pada gambar 5.3.1.2 dan gambar 5.3.1.3, baik untuk hubungan wyei (Y)
maupun delta (Δ).
Apabila CT dapat dihubungkan pada masing-masing ujung belitan bagi generator

80
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

hubungan delta seperti pada gambar 5.3.1.3 maka Proteksi Diferensial (selanjutnya disingkat
PD) dapat digunakan untuk proteksi belitan generator. Hubungan ini akan sama seperti
hubungan dalam gambar 5.3.1.3 namun hubungan ini tidak dapat melindungi titik
sambungan atau rangkaian fasa yang berada didaerah proteksi.

Gambar 5.3.1.2 Tipikal hubungan rele diferensial


untuk proteksi generator hubungan wyei (Y)
Sumber : Yudha, 2008

Gambar 5.1.1.3 Tipikal hubungan rele diferensial


untuk proteksi generator hubungan delta (Δ)
Sumber : Yudha, 2008

Biasanya CT diferensial memiliki perbandingan yang sama, dengan tipe dan


pabrikasi sama guna mengurangi kesalahan akibat ketidakcocokkan pada saat terjadi
gangguan eksternal. Lebih baik tidak menghubungkan peralatan lain pada rangkaian
diferensial dan menjaga agar beban serendah mungkin. Umumnya, impedansi dari belitan
penahan pada rele diferensial rendah, impedansi total dari seluruh rangkaian yang
terhubungkan menjadi rendah dan akan menaikkan margin unjuk kerja CT.
Rele diferensial dengan karakteristik persentase rendah direkomendasikan untuk
dipakai agar mendapatkan sensitivitas proteksi generator, digunakan tipe persentase tetap
tipe 10 sampai 25 % atau ekivalennya, dan tipe lebih rendah untuk rele tipe variable
pesentase.

81
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Sensitivitas rele atau arus angkat rele dalam orde 0,14 sampai 0,18, untuk tipe 0%
dan tipe variabel dan 0,5 A untuk rele tipe 25 %. Waktu operasi harus cepat untuk membuka
pemutus, memutus medan dan mengionisasi pengurangan masukkan penggerak mula.
Sayangnya, fluksi sisa pada mesin berlanjut terus mensuplai gangguan untuk beberapa detik
(dalam orde 8 sampai 16 detik), jadi tidak mungkin memutus seketika sebuah gangguan
generator.
Masalah adanya aliran masuk magnetisasi, pada umunya tidak mengakibatkan
kerusakan, karena tegangan pada mesin meningkat secara gradual dan generator terhubung
serempak dengan sistem tenaga. Namun demikian, rele diferensial harus memilih imunitas
yang baik untuk menghindari operasi tidak benar pada gangguan eksternal yang
mengakibatkan penurunan tegangan, yang akan kembali normal setelah gangguan
dibebaskan. Hal ini akan menyebabkan suatu “aliran masuk kembali”. Hal ini tidak terjadi
pada unit-unit yang dimaksudkan untuk mengenergize transformator dan atau sistem tenaga
pada tegangan penuh (black start).

Gambar 5.3.1.4 Tipikal hubungan rele diferensial


untuk proteksi generator belitan terpisah
Sumber : Yudha, 2008

82
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Generator-generator cross-compound terdiri dari 2 unit, umumnya terhubung pada


transformator daya. Untuk sistem seperti ini dibutuhkan rele diferensial terpisah untuk
masing-masing generator, seperti ditunjukkan pada gambar 5.3.1.4.
Generator dengan belitan terpisah, dimana setengah belitan seperti ditunjukkan
gambar 5.3.1.4, dapat diproteksi dengan rele diferensial terpisah. Dengan membandingkan
setengah belitan terhadap total seperti pada gambar, proteksi untuk belitan pendek dan
belitan terbuka dimungkinkan. Hal ini sulit dilakukan dan hampir tidak mungkin dilakukan
untuk rele diferensial konvensional sampai gangguan terjadi berkembang ke fasa lain dan
atau tanah. Apabila CT dengan perbandingan 2:1 tidak ada maka dapat dipakai CT bantu
sehingga didapat perbandingan yang diinginkan.

Pada gambar 5.3.1.5 di bawah merupakan bentuk fisik dari rele diferensial dengan

spesifikasi sebagai berikut:

Gambar 5.3.1.2 Bentuk fisik rele diferensial SIEMENS 7UT512


Sumber : Siemens, 1995

Tipe : SIEMENS 7UT512


Arus Nominal (In) : 1 A atau 5 A
Frekuensi : 50 Hz / 60 Hz
Transformator Arus : 21BAA11, 12, 13 10000 / 25 A
Waktu Operasi : 60 ms

Adanya perbedaan pada transformator arus menyebabkan I1 tidak sama dengan I2,
walaupun dalam keadaan tanpa gangguan sehingga arus operasi minimum harus berada di

83
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

atas perbedaan arus dari kedua transformator arus tersebut. Arus operasi minimum dari rele
diferensial ini memiliki harga tertentu pada setiap penyetelan persentase bias. Perbedaan
pada transformator arus juga menyebabkan rele diferensial tidak dapat mengamankan 100%
belitan stator. Biasanya rele ini diatur untuk mengamankan 80% - 85% belitan stator. Arus
operasi minimum dari rele diferensial adalah sebagai berikut:

dimana:
(1 - X) : Persentase belitan yang tidak dilindungi (%)
Iomin :Aruspada sisi primer belitan transformator arus (A)
Xs : Reaktansi perada belitan generator (Ω)
V : Tegangan fasa (V)

5.3.2 Rele Proteksi Gangguan Pentahanan Stator

Untuk mendeteksi gangguan hubung singkat yang melibatkan tanah pada stator
generator digunakan Ground Over Current Relay (OCR). Ground OCR harus mampu
mendeteksi arus urutan nol, karena setiap gangguan hubung singkat fasa terhadap tanah pasti
menghasilkan arus urutan nol. Gangguan hubung singkat terhadapa tanah adalah gangguan
yang paling banyak terjadi. Arus lebih yang ditimbulkan dapat mencapai 70% arus nominal.
Berikut pada gambar 5.3.2.1 dijelaskan rangkaian proteksi gangguan fasa-tanah pada stator
generator:

84
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 5.3.2.1 Diagram rangkaian proteksi gangguan fasa-tanah stator generator


Sumber : Handoyo dkk, 2010

Rele ini akan mendeteksi gangguan hubung singkat fasa terhadap tanah yang terjadi
pada lilitan stator dari generator. Untuk membatasi pendeteksian gangguan hubung singkat
fasa terhadap tanah yang terjadi pada stator generator saja, dipakai rele arus lebih hubung
tanah dimana setting arus didasarkan pada besar arus gangguan tanah terkecil yaitu
gangguan satu fasa ke tanah. Pada kenyataan di lapangan menggunakan setting arus sekitar
12,5 % arus nominalnya.
Arus gangguan tanah adalah biasanya dibatasi oleh resistansi di dalam netral dari
generator. Tergantung atas jumlah hambatan di dalam rangkaian netral dari generator, arus
gangguan itu bisa dibatasi pada suatu nilai antara 200 A dan 250 A atau antara 4 A dan 10 A.
Pentanahan resistor dipekerjakan untuk mendapatkan nilai yang terlebih dahulu dimana
pentanahan transformator distribusi dipekerjakan untuk yang belakangan. Metoda
belakangan ini mempunyai keuntungan yang memastikan kerusakan minimum pada inti
stator, tetapi itu tidak dapat dipraktekkan ketika belitan-stator itu disambungkan secara
langsung ke belitan delta transformator utama.
Ketika netral stator ditanahkan melalui suatu resistor suatu current transformer (CT)
ditempelkan di dalam netral generator dan disambungkan ke salah satu rele kebalikan waktu
(inverse time relay) atau rele armatur yang tertarik seketika (instantaneous attracted
armature relay tergantung pada apakah generator dihubungkan secara langsung ke bus bar
stasiun atau melalui transformator delta/star. Di dalam kasus yang terdahulu, rele kebalikan
waktu (inverse time relay) akan memerlukan peningkatan dengan rele-rele gangguan tanah
lainnya di dalam sistem. Berikut merupakan gambar 5.3.2.2 Gambar 5.lokasi rele gangguan
tanah untuk generator yang ditanahkan:

85
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 5.3.2.2 Lokasi rele gangguan tanah pada generator yang ditanahkan
Sumber : Electrical4u, 2014

Tetapi di dalam kasus yang belakangan, karena simpul (loop) gangguan tanah,
terbatas kepada belitan primer stator dan transformator, tanpa pembedaan dengan rele-rele
gangguan tanah lainnya diperlukan. Dengan pentanahan resistor adalah mustahil
memproteksi 100% belitan stator, persentase dari belitan yang diproteksi menjadi tergantung
pada nilai resistor pentanahan netral dan setting rele. Dalam hal ini rele-rele kecepatan
tinggi (high speed relay) dan pemutus-pemutus (breakers) akan diwajibkan untuk mencegah
kerusakan.
Bagaimanapun kapasitansi stator yang didistribusikan ke bumi (ground)
memperbaiki batas pada nilai resistansi seperlunya di dalam rangkaian netral generator untuk
mencegah tegangan lebih karena resonansi yang mungkin mengakibatkan gangguan belitan
yang lain.
Jika netral ditanahkan melalui belitan primer suatu transformator distribusi, proteksi
gangguan tanah disediakan dengan menghubungkan suatu rele tegangan melalui
sekundernya, maka nilai maksimum resistansi adalah sama dengan
106
𝑅𝑛 = Ω
6𝜋𝑓𝑁 2 𝐶

di mana C adalah kapasitansi dari rangkaian stator ke tanah per fasa dalam mikrofarad dan f
adalah frekuensi sistem.
Pada gambar 5.3.2.3 di bawah merupakan bentuk fisik dari rele proteksi gangguan
pentanahan stator dengan spesifikasi sebagai berikut:

86
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 5.3.2.3 Bentuk fisik rele proteksi gangguan


pentanahan stator SIEMENS 7UT515
Sumber : Siemens, 2008

Type : SIEMENS 7UT515


Arus nominal (In): 1A atau 5A
Frekuensi nominal : 50 Hz / 60 Hz
Kelambatan waktu : 0,1 s
Transformator arus : 400 : 5 A

5.3.3 Rele Tegangan Lebih

Pada generator yang besar umumnya menggunakan sistem pentanahan netral melalui
transformator dengan tahanan di sisi sekunder. Sistem pentanahan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan nilai impedansi yang tinggi sehingga dapat membatasi arus hubung singkat
agar tidak menimbulkan bahaya kerusakan pada belitan dan saat terjadi gangguan hubung
singkat stator ke tanah.
Arus hubung singkat yang terjadi di sekitar titik netral relatif kecil sehingga sulit
untuk dideteksi oleh rele diferensial. Dengan dipasang transformator tegangan, arus yang
kecil tersebut akan mengalir dan menginduksikan tegangan pada sisi sekunder transformator.
Untuk mengatasi hal tersebut digunakan rele pendeteksi tegangan lebih yang dipasang pada
sisi sekunder transformator tegangan.
87
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Tegangan yang muncul pada sisi sekunder transformator tegangan akan membuat
rele tegangan berada pada kondisi mendeteksi apabila perubahan tegangan melebihi nilai
settingnya dan generator akan trip. Rangkaian ini sangat baik karena dapat membatasi aliran
arus nol yang mengalir ke dalam generator ketika terjadi hubung singkat fasa ke tanah di sisi
tegangan tinggi transformator tegangan.
Akan tetapi karena efek kapasitansi pada kedua belitan transformator dapat
menyebabkan adanya arus bocor urutan nol yang dapat mengaktifkan rele tegangan lebih di
sisi netral generator. Dengan demikian rele tegangan lebih yang dipasang harus mempunyai
waktu tunda yang dapat dikoordinasikan dengan rele di luar generator. Adapun penyebab
overvoltage adalah sebagai berikut:
• Kegagalan automatic voltage regulator (AVR)
• Kesalahan operasi sistem eksitasi
• Pelepasan beban saat eksitasi dikontrol secara manual

Adapun rangkaian rele gangguan tegangan lebih terlihat pada gambar 5.3.3.1 sebagai

berikut:

Gambar 5.3.3.1 Rangkaian rele gangguan tegangan lebih pada generator


Sumber : Prasetyo, 2011
Berikut pada gambar 5.3.3.2 merupakan diagram dari prinsip kerja rele tegangan
lebih statik:

88
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 5.3.3.2 Diagram prinsip kerja rele tegangan lebih statik


Sumber : Zulkarnaini, 2011

Bila tegangan masukan (Vin) lebih besar dari level tegangan referensi (Vref) maka
akan muncul tegangan keluaran, karena adanya tegangan keluaran ini (Vout) maka rele RL
akan menutup kontaknya. Untuk pengaturan rele dengan penundaan waktu, maka pada
rangkaian diatas dapat ditambahkan rangkaian timer. Pada prinsipnya rele tegangan ini
hampir sama dengan rele arus perbedaannya adalah pada penempatan rele ini.
Pada gambar 5.3.3.3 di bawah merupakan bentuk fisik dari rele proteksi tegangan

lebih dengan spesifikasi sebagai berikut:


Gambar 5.3.3.3 Bentuk fisik rele proteksi tegangan lebih SIEMENS 7UM512
Sumber : Siemens, 1996
- Type : SIEMENS 7UM512
- Tegangan nominal : 10 V hingga 140 V
- Arus nominal : 1 A atau 5 A
- Frekuensi nominal : 50 Hz / 60 Hz
- Setting range tegangan :3%
- Setting waktu tunda : 1 % tetapi minimal 10 ms
- Perbandingan transformator arus : +10BAB01 10000 : 1 A 30 VA 5P20
- Perbandingan transformator tegangan : +10BAB35 15,75 : 0,1 kV

89
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

BAB VI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

6.1 KESELAMATAN KERJA


Pengertian keselamatan kerja adalah segala daya upaya atau pemikiran yang ditujukan
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerjak
hususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk kesejahteraan tenaga
kerja maupun masyarakat yang adil dan makmur.

90
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 6.1 Rambu-rambu APD yang harus digunakan


6.2 KESEHATAN KERJA
Kesehatan kerja adalah kesehatan yang khusus meliputi segala upaya untuk mengatur
kebersihan, peredaman udara/suhu, penerangan dan lain – lain di semua tempat kerja untuk
melindungi kesehatan badan dan jasmani tenaga kerja.
6.3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala upaya yang melindungi / menjaga
keselamatan dan kesehatan badan, jiwa manusia sesuai dengan syarat –syarat keselamatan
dan kesehatan yang diberlakukan.

91
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 6.2 Rambu-rambu K3

6.4 DASAR HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Dalam melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja
PT.PLN (Persero) mengacu pada beberapa dasar hukum yang mana secara hirarki dasar
hukum keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

UUD 1945
Pasal 27 ayat 2
Setiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan perlindungan Pasal 10
Pemerintah membina perlindungan
Pasal 9 kerja yang mencakup :
Setiap warga negara berhak a. Norma Keselamatan
mendapatkan perlindungan UU. No 14 Tanhun 1969 Kerja
atas keselamatan , kesehatan , b. Norma kesehatan kerja &
pemeliharaan moril kerja hygienic
c. Norma kerja
d. Pemberian ganti kerugian
UU. No 1 Tahun 1970 perawatan dan rehabilitasi
Tentang K3 dalam keseselamatan

Per Men. Per Men. No.04/1987 Per Men.


No.04/1987 Tentang SMK3 No.04/1987
Tentang SMK3 Tentang SMK3
Bagan 6.1 DasarHukum K3
6.5 PEDOMAN DASAR
Undang – undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja berisikan antara lain
beberapa syarat :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

92
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.


4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian – kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat – alat perlindungan diri pada pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar, radiasi, suara, getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat bekerja baik phisik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Menyelenggarakan suhu lembab udara yang cukup.
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
17. Mencegah kena aliran listrik yang berbahaya.
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengaman pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah lagi.

6.6 KECELAKAAN KERJA


Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga dari semula dan tidak
dikehendaki yang mengganggu suatu proses dari aktivitas yang telah ditentukan dan dapat
mengakibatkan kerugian, korban manusia maupun harta benda.
1. 88 % tindakan tidak aman ( manusia )
2. 10 % tindakan tidak aman ( peralatan )

93
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

3. 2 % alam
Sifat dari kecelakaan :
1. Tidak dapat diperkirakan.
2. Dapat terjadi setiap saat.
3. Dapat terjadi dimana saja.
4. Dapat mengakibatkan permasalahan yang serius yaitu kerugian – kerugian.
5. Dapat menimpa siapa saja.

6.7 POTENSI BAHAYA


Faktorisasi berbahaya :
1. Tingkah laku berbahaya (Unsafe Act)
2. Keadaan berbahaya (Unsafe Condition)

6.8 PENGARUH ATAU AKIBAT KECELAKAAN KERJA


Pengaruh kecelakaan terhadap yang bersangkutan :
1. Meninggal, sakit, penderitaan.
2. Tidak mampu bekerja untuk selamanya.
3. Tidak mampu mengerjakan pekerjaan semula.
4. Efek Physchologis (adanya cacat).
5. Kehilangan pendapatan.
6. Tidak dapat / sukar mengikuti kehidupan yang baik.

94
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 6.3 Akibat Kecelakaan Kerja


6.9 PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
1. Melatih pegawai secara tepat.
2. Belajar untuk mengantisipasi bahaya.
3. Mengadakan investigasi kecelakaan secara teliti agar tidak terulang lagi.
4. Bekerjasama bila tidak bias melakukannya sendiri.
5. Inspeksi peralatan – peralatan.
6. Jangan paksakan bekerja bila kondisi tidak memungkinkan.

Gambar 6.4 PencegahanKecelakaanKerja

6.10 PERALATAN KESELAMATAN KERJA YANG DIPERLUKAN


Peralatan keselamatan kerja yang dipergunakan untuk menerapkan prosedur
keselamtan kerja pada instalasi tegangan tinggi / ekstra tinggi adalah sebagai berikut :

NAMA
NO. FUNGSI /KEGUNAAN KETERANGAN
PERALATAN
1. Terbuat dari bahan isolasi
bentuknya merupakan tongkat
Shacket Stock
dan ujungnya dilengkapi besi
1. (tongkat )
melengkung ke dalam dan keluar
penghubung
juga dilengkapi dengan kawat
arde / pentanahan.

95
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

2. Gunanya untuk mengeluarkan /


memasukan PMS / Load Break
Switch (LBS )
Cara pemakaian :
a. Pilih Shacket Stock yang
sesuai dengan tegangan kerja
b. Sebelum digunakan, alat
pentanahan Shacket Stock
harus dipasang terlebih
dahulu.
c. Pakailah sarung tangan dan
sepatu berisolasi.
Alat ini dipergunakan sebagai
pengaman pada penyulang /
penghantar terhadap tegangan sisa.
Cara penggunaannya :
2. PMS Tanah
a. PMS pentanahan di masukan
setelah penyulang /
penghantar tersebut bebas
dari tegangan kerja.
Alat Pentanahan Digunakan untuk mengetanahkan
3.
Portable perlatan / instalasi
1. Terbuat dari bahan non
konduktor seperti :Ebonite,
plastik, Fiber Glassdll. Kekuatan
isolasinya disesuaikan dengan
tegangan kerjanya.
Voltage Tester (alat
4. 2. Berbentuk seperti galah dan pada
test tegangan)
ujungnya terdapat alat yang dapat
menyalakan indikator tegangan.
3. Alat ini gunanya untuk
meyakinkan apakah penyulang –
penyulangan / alat listrik lainnya

96
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

yang telah dibebaskan dari


tegangan kerja masih
bertegangan atau sudah bebas,
hal ini dapat dilihat pada
indicator tegangan alat tersebut.
Bangku yang terisolasi terhadap
tanah yang berfungsi sebagai alat
5. Bangku isolator
bantu bagi pertugas pada waktu
melaksanakan pekerjaan.
Macamnya :
1. Pita / rantai yang terbuat dari
bahan non konduktor yang
berwarna merah, dilengkapi
dengan tonggak – tonggak /
patok untuk penyangga pita /
rantai plastic tersebut dan
dipasang sebagai pembatas
daerah pemeliharaan.
2. Bendera merah dipasang pada
Rambu – rambu
tonggak – tonggak didaerah atau
6. pengaman / tanda
lokasi yang berbahaya (diluar
peringatan
lokasi pekerjaan pemeliharaan)
3. Bendera hijau dipasang pada
tonggak – tonggak didaerah atau
lokasi pekerjaan yang aman.
4. Tanda – tanda peringatan yang
bertuliskan peringatan atau
larangan.
5. Daerah berbahaya dipasang tanda
peringatan “ awas berbahaya ada
tegangan”

97
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Terbuat dari bahan non konduktor,


Topi pengaman fungsinya : Melindungi kepala dari
7.
(Helm) benturan / kejatuhan benda keras dan
tajam
Dapat menyerap keringat dan
memenuhi syarat untuk pekerjaan
8. Pakaian kerja di bengkel, regu jaga maupun regu
pemeliharaan dan berfungsi untuk
melindungi diri.
Berfungsi untuk melindungi tangan Macamnya :
pada saat melaksanakan pekerjaan. 1. Sarung
tangan isolasi
(tahan
tegangan )
9. Sarung tangan
2. Sarung
tangan tahan
panas
3. Sarung
tangan kulit
Berfungsi untuk melindungi mata
pada waktu melaksanakan
10. Kaca Mata pekerjaan juga melidungi mata dari
cahaya – cahaya yang dapat
merusak mata.
Dipergunakan oleh para petugas
yang bekerja memanjat ke tempat
11. Sabuk Pengaman
– tempat tinggi seperti tower atau
tiang menara.
1. Terbuat dari bahan karet atau Macamnya :
kulit yang bersifat konduktor 1. Sepatu tahan
12. Sepatu kerja dengan sol dan lars yang tinggi. tegangan
2.Berfungsi untuk melindungi kaki 2. Sepatu tahan
pada saat melaksanakan pukul

98
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

pekerjaan. 3. Sepatu anti


selip

Berfungsi untuk mengamankan


petugas dari gangguan pernafasan
13. Masker hidung
terhadap kotoran / debu atau
bahan kimia
Berfungsi untuk melindungi
14. Pelindung telinga telinga dari kebisingan.

Tabel 6.1 Peralatan Penunjang K3

99
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

BAB VII
INFORMASI PKL
7.1 PROFIL SEKOLAH

NAMA SEKOLAH : SMK PGRI 1 GRESIK


NAMA KEPALA SEKOLAH : Drs. ARIEF SUSANTO M.Pd
TAHUN BERDIRI : 1989
NPSN : 20500411
SK Pendirian Sekolah : 788/32.6/1989
Tanggal SK Pendirian : 1901-01-01
STATUS AKREDITASI : “A”
ALAMAT : Jl. DR. Soetomo No.46, Ngipik, Karangpoh, Kec. Gresik,
Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61119
NO.TELP : (031) 3981487
WEBSITE : www.smkpgri1gresik.sch.id

100
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

7.2 PROFIL PESERTA PKL

101
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Nama : Muhammad Zanuar

NIS : 0022178733

Kelas : XI Teknik Pembangkit Tenaga Listrk

Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa

Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan

Kompetensi Keahlian : Teknik Pembangkit Tenaga Listrk

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Tempat/Tanggal Lahir : Gresik, 24 Januari 2002

Alamat : Jalan Raya Meduran no.227 Roomo Manyar Gresik

No. Telepon/HP : +6285856485832

Sekolah : SMK PGRI 1 Gresik

Alamat Sekolah : Jalan Dr.Soetomo no.46 Gresik

102
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

7.3 RECORDING HARIAN SISWA PKL

Untuk Ketidak hadiran

KETERANGAN KETIDAK PARAF


NO TGL/BULAN/TH
HADIRAN PEMBIMBING
1. 17-24 Agustus 2018 Hari Raya Idhul Adha
2. 21 Desember 2018- 30 Izin pulang ke Gresik
Januari 2019
NB : Tanggal 17 November 2017 – 28 Februari 2018 ikut Operator Shift D
Pacitan, 28 Februari 2019

Mengetahui

BIMSUH PLTU Pacitan

KISTIARI

7.4 JADWAL SHIFT OPERATOR PT. PJB UBJOM PLTU PACITAN


TAHUN 2017-2018

103
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

7.5 Tujuan Kegiatan PKL


Tujuan PKL adalah
1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam
rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi
pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja global.

104
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

3. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai


kebutuhan standar kompetensi lulusan.
4. Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan
model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Instusi Pasangan
Du/Di yang memadukan secara sistematis dan sistematik.

7.6 Waktu Pelaksanaan PKL


Prakerin dilaksankan selama 8 bulan dimulai pada tanggal 08 Januari 2018
sampai dengan 31 Agustus 2018. Bertempat di PT. PJB UBJ O&M PLTU 1
JATIM PACITAN di Jl. Raya Pacitan Trenggalek Km.55, Ds.Sukorejo, Kec.
Sudimoro Kab. Pacitan. terletak kira-kira 160 km dari Kota Yogyakarta atau
Solo, tepatnya 080 15’ 30” Lintang Selatan dan 1110 20’ 30” Bujur Timur.
Areal tapak proyek tersebut dapat dicapai dari Kota Pacitan sekitar 50 km.
Pelaksanaan kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) masuk SHIFT A waktu
jam kerja shift Pagi jam 07:30-15:30 shift Sore jam 15:30-22:30 shift Malam
jam 22:30-07:30.

7.7 Pengertian dan Tujuan Operasi


Operasi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk
pengoperasian dan perawatan peralatan di unit PLTU, pada saat start peralatan
terdapat 2 bagian orang operasi atau operator, yaitu operator CCR atau
operator yang stanby pada monitor semua peralatan dan Operator Lokal atau

105
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

oprator yang stanby di lokal atau tempat peralatan tersebut, karena peralatan-
peralatan PLTU hampir semua dioperasikan melalui Komputer.
Kelangsungan dan keandalan penyaluran tenaga listrik dalam suatu
pembangkit, yang meliputi beberapa aspek yaitu :
1. Untuk memperpanjang umur peralatan
2. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan pengoprasian atau kerusakan
peralatan
3. Meningkatkan keamanan atau safety peralatan
4. Mengurangi lama waktu padam
5. Meningkatkan keandalan peralatan

7.8 Kegiatan Harian Siswa


JAM KEHADIRAN
NO HARI TANGGAL KEGIATAN
DATANG PULANG
1 SENIN 04-Mar-19 6:45 16:00 Pengarahan Prakerin dan ID Card
2 SELASA 05-Mar-19 6:45 16:00 Safety Induction
3 RABU 06-Mar-19 6:45 16:00 Materi Siklus PLTU
4 KAMIS 07-Mar-19 LIBUR HARI RAYA NYEPI
5 JUMAT 08-Mar-19 6:45 16:00 Senam Rutin, PM ESP Control Room
6 SABTU 09-Mar-19
LIBUR
7 MINGGU 10-Mar-19
8 SENIN 11-Mar-19 6:45 16:00 PM Unit 1 Boiler dan Coal Feeder
9 SELASA 12-Mar-19 6:45 16:00 Merakit Motor AC 380v
10 RABU 13-Mar-19 6:45 16:00 PM Force Draft Fan Oil Station
11 KAMIS 14-Mar-19 6:45 16:00 PM Motor Belt Conveyor 06
12 JUMAT 15-Mar-19 6:45 16:00 Senam Rutin, CM karet long soot blower
13 SABTU 16-Mar-19
LIBUR
14 MINGGU 17-Mar-19
15 SENIN 18-Mar-19 6:45 16:00 PM Panel Coal Bunker Belt Conveyor 06
16 SELASA 19-Mar-19 6:45 16:00 PM Condensate Extraction Pump, Vacuum Pump
17 RABU 20-Mar-19 6:45 16:00 Materi Mesin Listrik
18 KAMIS 21-Mar-19 6:45 16:00 CM Mengganti Slip Ring Exciter DC Generator Unit 2
19 JUMAT 22-Mar-19 6:45 16:00 Senam Rutin, Common Merakit 2 Panel Lisrik
20 SABTU 23-Mar-19
LIBUR
21 MINGGU 24-Mar-19
22 SENIN 25-Mar-19 6:45 16:00 Common menganalisis Motor listrik
23 SELASA 26-Mar-19 6:45 16:00 PM ESP kontrol dan Panel Trafo
106
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

24 RABU 27-Mar-19 6:45 16:00 PM mengecheck Panel Breaker 6kV


25 KAMIS 28-Mar-19 6:45 16:00 Membantu membersihkan ruang listrik lt.2
26 JUMAT 29-Mar-19 6:45 16:00 Senam Rutin, Lomba HUT PJBS ke 18th
27 SABTU 30-Mar-19
LIBUR
28 MINGGU 31-Mar-19
29 SENIN 01-Apr-19 6:45 16:00 Common Merakit Lampu LED
30 SELASA 02-Apr-19 6:45 16:00 Membaca buku laporan
31 RABU 03-Apr-19 LIBUR ISRA MI'RAJ NABI MUHAMMAD
32 KAMIS 04-Apr-19 6:45 16:00 PM Emergency Hopper
33 JUMAT 05-Apr-19 6:45 16:00 Senam Rutin, Membaca buku di Perpus
34 SABTU 06-Apr-19
LIBUR
35 MINGGU 07-Apr-19
36 SENIN 08-Apr-19 6:45 16:00 Common Membantu membuat fitting lampu
37 SELASA 09-Apr-19 6:45 16:00 PM bagian long soot blower
38 RABU 10-Apr-19 6:45 16:00 Memasang Stop Kontak dan Sambungan UPS
39 KAMIS 11-Apr-19 6:45 16:00 Menempelkan Label Trafo Rectifier 72kV ESP
40 JUMAT 12-Apr-19 6:45 16:00 Senam Pagi,Upacara Siaga Pemilu 2019
41 SABTU 13-Apr-19
LIBUR
42 MINGGU 14-Apr-19
43 SENIN 15-Apr-19 6:45 16:00 Materi soal Rangkaian Listrik
44 SELASA 16-Apr-19 6:45 16:00 Memindahkan Genset Listrik di Turbin House
45 RABU 17-Apr-19 6:45 16:00
46 KAMIS 18-Apr-19 6:45 16:00
47 JUMAT 19-Apr-19 6:45 16:00
48 SABTU 20-Apr-19
LIBUR
49 MINGGU 21-Apr-19
50 SENIN 22-Apr-19 6:45 16:00 CM Menganti Modul HMI Trafo ESP
51 SELASA 23-Apr-19 6:45 16:00 Common ganti kopling Motor
52 RABU 24-Apr-19 6:45 16:00 Memodifikasi Panel Trafo MCC
53 KAMIS 25-Apr-19 6:45 16:00 PM Membersihkan Motor di Turbin House
54 JUMAT 26-Apr-19 6:45 16:00 Senam Rutin, Mengukur Arus Motor AC 380V
55 SABTU 27-Apr-19
LIBUR
56 MINGGU 28-Apr-19
57 SENIN 29-Apr-19 6:45 16:00 Mengambil Material Bangunan
58 SELASA 30-Apr-19 6:45 16:00 Common dan mengerjakan Laporan
59 RABU 01-Mei-19 6:45 16:00 LIBUR HARI BURUH
60 KAMIS 02-Mei-19 6:45 16:00 Keliling Overhaul Turbin Generator
61 JUMAT 03-Mei-19 6:45 16:00 Senam Pagi, Lomba memperingati Hari Kartini
62 SABTU 04-Mei-19
LIBUR
63 MINGGU 05-Mei-19
64 SENIN 06-Mei-19 6:45 15.30 Keliling Overhaul Turbin House
65 SELASA 07-Mei-19 6:45 15:30 Common menyiapkan kabel 3 phase untuk OH
66 RABU 08-Mei-19 6:45 15:30 Mengiri Material ESP, seperti Heater dan Isolator Ker
67 KAMIS 09-Mei-19 6:45 15.30 Collective Maintenance Motor Belt Conveyor
68 JUMAT 10-Mei-19 6:45 15:30 Memasang Kipas Fan Motor 3 Fasa
107
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

69 SABTU 11-Mei-19
LIBUR
70 MINGGU 12-Mei-19
71 SENIN 13-Mei-19 6:45 15:30 Keliling Overhaul Generator
72 SELASA 14-Mei-19 6:45 15.30 Preventive Maintenance Boiler Lantai 9
73 RABU 15-Mei-19 6:45 16:30 Mengukur Insulasi Motor Fan dengan Magger
74 KAMIS 16-Mei-19 6:45 15.30 Keliling Overhaul Transformator GT
75 JUMAT 17-Mei-19 6:45 15:30 Common pilok Fan Motor
76 SABTU 18-Mei-19
LIBUR
77 MINGGU 19-Mei-19
78 SENIN 20-Mei-19 6:45 15.30 Upacara Memperingati Hari Kebangkitan Nasional
79 SELASA 21-Mei-19 6:45 15:30 Membuat Laporan Akhir di Perpustakaan
80 RABU 22-Mei-19 6:45 15:30 PM di Unit 1 Turbin House Grenerator Overhaul
81 KAMIS 23-Mei-19 6:45 15.30 Common di Maintenance Building
82 JUMAT 24-Mei-19 6:45 16:30 PM Boiler Unit 2 dan Turbin House
83 SABTU 25-Mei-19
LIBUR
84 MINGGU 26-Mei-19
85 SENIN 27-Mei-19 6:45 15:30 Common mengangkat motor listrik
86 SELASA 28-Mei-19 6:45 15:30 Preventive Maintenance Mill unit 1 memasang kone
87 RABU 29-Mei-19 6:45 15:30
88 KAMIS 30-Mei-19 6:45 15.30
89 JUMAT 31-Mei-19 6:45 16:00
90 SABTU 01-Jun-19
LIBUR
91 MINGGU 02-Jun-19
92 SENIN 03-Jun-19 6:45 16:00
93 SELASA 04-Jun-19 6:45 16:00
94 RABU 05-Jun-19 6:45 16:00
95 KAMIS 06-Jun-19 6:45 16:00
96 JUMAT 07-Jun-19 6:45 16:00
97 SABTU 08-Jun-19
LIBUR
98 MINGGU 09-Jun-19
99 SENIN 10-Jun-19 6:45 16:00 Hallal Bi Hallal Hari Raya Idul Fitri 1440H
100 SELASA 11-Jun-19 6:45 16:00 Preventive Maintenance Transformator
101 RABU 12-Jun-19 6:45 16:00 Keliling Ship Unloader dan Jetty
102 KAMIS 13-Jun-19 6:45 16:00
103 JUMAT 14-Jun-19 6:45 16:00
104 SABTU 15-Jun-19
LIBUR
105 MINGGU 16-Jun-19
106 SENIN 17-Jun-19 6:45 16:00
107 SELASA 18-Jun-19 6:45 16:00
108 RABU 19-Jun-19 6:45 16:00
109 KAMIS 20-Jun-19 6:45 16:00
110 JUMAT 21-Jun-19 6:45 16:00
111 SABTU 22-Jun-19
LIBUR
112 MINGGU 23-Jun-19
113 SENIN 24-Jun-19 6:45 16:00

108
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

114 SELASA 25-Jun-19 6:45 16:00


115 RABU 26-Jun-19 6:45 16:00
116 KAMIS 27-Jun-19 6:45 16:00
117 JUMAT 28-Jun-19 6:45 16:00
118 SABTU 29-Jun-19
LIBUR
119 MINGGU 30-Jun-19
120 SENIN 01-Jul-19 6:45 16:00

1. 5 S

Gambar: 7.1. Sebelum 5S

109
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar: 7.2. Proses 5S

Gambar: 7.3. Setelah 5S

107
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

2. Patroli dan Cek

Gambar 7.4 Pengecekan Level semua peralatan

3. FLM

Gambar 7.5 Sebelum di FLM

108
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Gambar 7.6 Proses FLM

Gambar 7.7 Sesudah FLM

109
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

4.Logshit

Gambar 7.8 Logshit

110
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

5.Meeting

Gambar 7.9 M eeting

BAB VIII
PENUTUP

111
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang diperoleh dari pengamatan


secara langsung dan data-data selama melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Pembangkitan Jawa - Bali UBJOM PACITAN - PLTU Pacitan, maka penulis mempunyai
kesimpulan dan saran yang sekiranya dapat membangun dari kedua belah pihak, yaitu pihak
PT. Pembangkitan Jawa - Bali UBJOM PLTU Pacitan dan SMK PGRI 1 Gresik. Diantaranya
adalah :

7.1 KESIMPULAN
1) PT. Pembangkitan Jawa - Bali UBJOM PACITAN - PLTU Pacitan ini mempunyai 2
unit pembangkit yang mempunyai kapasitas tenaga listrik masing-masing sebesar 2 x
315 MW, jadi total tenaga listrik yang dihasilkan sebesar 630 MW.
2) Generator merupakan salah satu perangkat vital dari sebuah sistem pembangkit listrik
dimana memerlukan satu sistem proteksi yang handal untuk melindunginya dari segala
jenis gangguan. Hal ini disebabkan karena generator merupakan alat yang mengubah
energi mekanik menjadi energi elektrik (sebagai penghasil energi elektrik).
3) Sistem pengaman (protection system) merupakan salah satu komponen penting dalam
menjaga kestabilan kontinuitas penyediaan tenaga listrik disamping melindungi
manusia dan seluruh peralatan pada sistem pembangkit. Dengan adanya proteksi yang
baik, maka kemampuan dan kesiapan pembangkit dalam memenuhi beban akan tetap
terjaga.
4) Definisi rele pengaman adalah susunan peranti baik elektronik maupun magnetik yang
direncanakan untuk mendeteksi satu kondisi ketidaknormalan pada peralatan listrik
yang dapat membahayakan atau kejadian yang tidak diinginkan.
5) Proteksi pada generator merupakan peralatan yang sangat vital pada sistem
pembangkit tenaga listrik. Proteksi pada generator akan bekerja apabila terjadi
gangguan baik berasal dari luar maupun dalam generator saat proses pembangkitan
berlangsung. Proteksi pada generator sangat menentukan proses produksi tenaga listrik
dan kualitas kerja generator.

7.2 SARAN
1. BagiSiswa

112
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

a. Siswa hendaknya melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan


sungguh – sungguh dan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik – baiknya.
b. Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) hendaknya siswa dapat
menjaga nama baik instansi pendidikan yaitu SMK PGRI 1 Gresik, dan instansi
tempat siswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan baik.

2. Bagi SMK PGRI 1 Gresik


a. Perlu adanya pengawasan intensef terhadap pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) dengan tujuan untuk pemantauan dan pengawasan peserta pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
b. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pihak industry dalam bentuk
penyediaan lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL).
3. Bagi PT. Pembangkitan Jawa – Bali UBJOM PACITAN - PLTU Pacitan
a. Tingkatkan kedisiplinan, keramahan, etoskerja, dan tanggungjawab yang sudah
ada sehingga mampu meningkatkan citra perusahaan untuk menjadi lebih baik.
b. Hubungan antara industry dengan lembaga pendidikan harus terus ditingkatkan
dalam kerjasama di bidang akademis maupun non akademis dan tidak hanya
sebatas saat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
c. Perlunya diadakan atau diciptakannya pembekalan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yang lebih terstruktur dan lebih jelas agar siswa dapat memahami bidang apa yang
akan diambil dan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat berjalan dengan
baik sesuai rencana yang sudah dirancang.
d. Semua pekerja atau karyawan maupun siswa yang melakukan kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) harus memperhatikan K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) dengan selalu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
DAFTAR PUSTAKA

1. Siemens AG. 2008. Multifunction Generator, Motor and Transformer Protection


Relay. Berlin : Siemens Aktiengesellschaft, 2008.
2. Siemens AG. 1995. Numerical Differential Protection Relay. Berlin : Siemens
Aktiengesellschaft, 1995.

113
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PJB UBJ O&M PACITAN SMK PGRI 1 GRESIK

3. Siemens AG. 1996. Numerical Machine Protection. Berlin : Siemens


Aktiengesellschaft, 1996.
4. Stevenson, William D Jr. 1983. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Terjemahan Ir. Kamal
Idris. Jakarta: Penerbit Erlangga.
5. Sulistiono, Ari. 2010. Bagaimana Siklus Kerja PLTU Batubara Itu?.
http://www.arisulistiono.com/2010/11/bagaimana-sih-siklus-kerja-pltu.html#.VBe6-
nKSz6U (diakses 16 September 2014).
6. Syahwil, Muhammad. 2010. Proteksi Generator. http://syahwilalwi.blogspot.com
7. Yudha, Hendra Marta. Proteksi Rele: Prinsip dan Aplikasi. Palembang: Universitas
Sriwijaya, 2008.
8. Zurkarnaini. 2011. Sistem Proteksi Tenaga Listrik. Padang: Institut Teknologi Padang

114
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik SMK PGRI 1 GRESIK

Anda mungkin juga menyukai