Anda di halaman 1dari 32

MENGOPTIMALKAN LAJU PRODUKSI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL SUBMERSIBLE


PUMP PADA LAPANGAN “JP” SUMUR “X”

PROPOSAL

TUGAS AKHIR
Oleh :
Jofan Izethrikal Paulus

15.01.359

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
TUGAS AKHIR

Oleh :

Jofan Izethrikal Paulus

15.01.359

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Sarjana Teknik pada

Jurusan Teknik Perminyakan Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi

Balikpapan

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Deny Fatryanto E.E.W, S.T.,M.T Risna, S.T.,M.Si

NIDN : 1119109201 NIDN : 1120088602

Mengetahui
Ka.Prodi S1 Teknik Perminyakan
STT Migas Balikpapan

Abdi Suprayitno, S.T.,M.Eng


NIDN : 1110098502
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal tugas

akhir ini tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari proposal ini untuk memenuhi persyaratan

Tugas Akhir guna melengkapi kurikulum di program studi Teknik Perminyakan,

Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi (STT MIGAS) Balikpapan.

Serta dengan adanya tugas akhir ini mahasiswa dapat mengaplikasikan

pengetahuan yang diperoleh di kampus ke lingkungan masyarakat. Pada

kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Lukman S.T., M.T selaku Ketua STT Migas Balikpapan.

2. Bapak Abdi Suprayitno, S.T., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik

Perminyakan Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas bumi (STT MIGAS)

Balikpapan.

3. Ibu Rohima Sera Afifah, S.T.,M.T selaku Pembimbing Akademik Sekolah

Tinggi Teknologi Minyak dan Gas bumi (STT MIGAS) Balikpapan.

4. Bapak Deny Fatryanto E.E.W, S.T.,M.T selaku dosen pembimbing I.

5. Ibu Risna.,S.T.,M.Si selaku dosen pembimbing II.

6. Rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang telah banyak memberikan

bantuan dan pengarahan hingga terselesaikannya proposal ini.


Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih terdapat kekurangan, oleh

karena itu penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya

membangun untuk penyempurnaan proposal ini.

Balikpapan,

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring proses produksi yang terus berlangsung maka tekanan

reservoir mengalami penurunan dan kadar water cut bertambah, perbedaan

tekanan antara dasar lubang sumur dengan tekanan kepala sumur yang ada

sudah tidak mampu mengangkat fluida hidrokarbon ke permukaan. Hal-hal ini

menyebabkan penurunan laju produksi minyak pada sumur–sumur minyak.

Latar belakang sumur-sumur minyak yang akan dikaji dalam pelaksanaan

Tugas Akhir ini adalah sumur-sumur minyak yang pada awalnya berproduksi

secara natural flow yang telah mengalami penurunan laju produksi, diikuti

dengan peningkatan kadar water cut yang cukup tinggi .

Maka dari itu utnuk mendapatkan hasil sumur yang optimum maka

dalam pemiihan Artificial Lift yaitu dengan menggunkan metode Screening.

Secara umum ada dua metode yang digunakan untuk produksi minyak dan gas

bumi, yaitu sembur alam (natural flow) atau pengangkatan buatan (artificial

lift). Sembur alam adalah metode pengangkatan minyak ke permukaan dengan

menggunakan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir atau formasi

dimana sumur berada. Apabila sumur tersebut sudah tidak memiliki

kemampuan untuk mengalirkan fluida reservoir ke permukaan karena tekanan

hidrostatik sumur telah mengalami penurunan, dapat dikatakan sumur sudah


tidak dapat mengalirkan fluida produksi secara alami sehingga dibutuhkan

peralatan untuk mengangkat fluida formasi menuju permukaan.

Metode ini lebih dikenal dengan pengangkatan buatan atau artificial

lift. Salah satu artificial lift yang sering digunakan pada sumur minyak dan gas

bumi adalah ESP. Seiring lamanya waktu produksi yang dilakukan, tekanan

reservoir yang dimiliki suatu sumur akan semakin menurun sehingga

menyebabkan perbedaan tekanan antara tekanan reservoir (Pr) dengan pressure

well flowing (Pwf) semakin kecil. Hal ini mengakibatkan sumur yang telah

menggunakan artificial lift lama kelamaan produksinya akan menurun.

Tekanan reservoir sebagai tekanan pendorong alami sumur akan mendorong

fluida menuju tekanan yang lebih kecil yakni tekanan yang dasar sumur

(flowing bottom hole pressure). Ketika perbedaan tekanan terlalu kecil, maka

akan sulit bagi tekanan reservoir untuk mendorong fluida naik ke permukaan.

Perencanaan dan pelaksanaan desain artificial lift yang tepat akan

memberikan produksi yang maksimal pada sumur tersebut. Berdasarkan latar

belakang inilah, maka penulis menyusun Tugas Akhir dengan judul

MENGOPTIMALKAN LAJU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN

METODE ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP PADA LAPANGAN “JP”

SUMUR “X”. Dengan harapan dapat melakukan desain ulang yang tepat dan

dapat meningkatkan produksi sumur sesuai yang diharapkan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah melakukan optimasi produksi sumur

yang telah mengalami penurunan laju produksi sebagai sumur minyak kajian
menggunakan metode Screening meningkatkan laju produksi yang pertamanya

natural flow.

Latar belakang sumur-sumur minyak yang akan dikaji dalam pelaksanaan

Tugas Akhir ini adalah sumur-sumur minyak yang pada awalnya berproduksi

secara sembur alam yang telah mengalami penurunan laju produksi, diikuti

dengan peningkatan kadar water cut yang cukup tinggi. Maka selanjutnya untuk

mendapatkan hasil sumur yang optimum akan dilakukan optimasi dengan

artificial lift yaitu electrical submersible pump dengan mendesain menggunakan

simulator produksi yakni simulator prosper.

Tujuan dari penelitian ini adalah agar didapatkan laju produksi yang

maksimum setelah ada penunuran tekanan pada sumur minyak yang dikaji dengan

mengunakan artficial lift yang tepat.

1. Bagaimana meningkatkan laju alir dengan metode pemilihan Artificial lift

2. Memilih jenis pompa apa yang sesuai untuk digunakan dalam kegiatan

produksi.

3. Melakukan pemodelan sumur minyak pada simulator produksi yaitu Prosper.

4. Mengevaluasi peningkatan laju alir dan produksi dengan metode ESP.

1.3. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas,

yaitu:

1. Menentukan Artificial Lift untuk sumur “JP” di lapangan “X”

2. Meningkatkan laju alir sumur “JP” dilapangan “X” dengan memakai

simulator Prosper
3. Bagaimana menentukan Artficial lift yang tepat untuk mengoptimalkan

laju alir sumur dengan metode artificial lift pada sumur “JP “ dilapangan

“X’ dengan analisa nodal

4. Menentukan artificial lift yang tepat dengan mengunakan metode

screening.

1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data primer dan

sekunder dari PT. Pertamina EP Asset V Tanjung Field. Penelitian ini dimulai

dari tanggal 10 Februari – 10 Maret 2020.

1.5 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini

dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :

1. Studi lapangan dengan menggunakan data yang diperlukan seperti : Data

sumur, data produksi sumur , sejarah produksi serta data penunjang lainnya.

2. Studi literatur dengan menggunakan beberapa buku yang berhubungan

dengan judul penulisan.


1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini akan dipaparkan suatu gambaran singkat

mengenai latar belakang masalah yang akan dikaji, maksud dan

tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Umum Lapangan

Bab ini memberikan gambaran umum mengenai sejarah

lapangan, geologi lapangan, produksi lapangan serta

karakteristik reservoir lapangan.

BAB III Teori Dasar

Dalam bab ini diuraikan mengenai teori dasar dari ilmu terapan

yang digunakan dalam penulisan TA ini, yakni Menganalisa

produktivitas sumur kajian dengan kurva Inflow performance

Relationship (IPR) tiga fasa menggunakan metoda Petrobras

atau Pudjo Sukarno.

BAB IV Data dan Evaluasi

Pada bab ini, dilakukan analisa dan perhitungan terhadap semua

permasalahan yang kemudian akan dibahas dengan lebih detail.


BAB V Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang pembahasan mengenai bab empat

dan evaluasi yang akan dilakukan terhadap hasil perhitungan

serta data-data yang ada.

BAB VI Kesimpulan

Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan dan

perhitungan yang telah dijelaskan sebelumnya.


BAB II

DASAR TEORI

2.1. Inflow Performance Relationship (IPR)

IPR (Inflow Performance Relationship) adalah metode penentuan

besarnya kemampuan reservoir untuk mengalirkan fluida ke dasar sumur.

Produktivity Index yang di peroleh secara langsung maupun secara teoritis hanya

merupakan gambaran secara kualitas mengenai kemampuan suatu sumur untuk

berproduksi. Inflow Performance Relationship terdiri dari :

a. Dasar pemilihan metode produksi

Untuk memilih metode untuk mendapatkan produksi yang optimum, maka

sebagai dasar pemilihan metode produksi yang perlu untuk di perhatikan

adalah karakterisktik reservoir dan karakteristik lubang sumur.

b. Karakteristik Reservoir

Karakteristik (kondisi) reservoir merupakan salah satu faktor penting dalam

pemilihan metode produksi. Kondisi batuan reservoir kemungkinan terdapat

produktif lebih dari satu, untuk perhitungannya berbeda dengan kondisi batuan

reservoir yang produktif hanya satu. Karakteristik yang mempengaruhi metode

produksi yaitu viskositas dan specific gravity (SG).

c. Kondisi lubang sumur produksi

Kondisi lubang sumur mempengaruhi metode produksi yang sesuai dan

optimum. Kondisi sumur yang di harapkan adalah kedalaman sumur,

kemiringan sumur, diameter casing dan komplesi sumurnya.


d. Metode sembur alam (natural flow)

Tekanan reservoir yang besar mendorong fluida reservoir keluar ke permukaan

tanpa ada bantuan alat atau bahan kimia. Keadaan ini hanya terjadi pada awal

produksi. Karena seiring banyaknya fluida yang telah keluar, tekanan reservoir

akan turun.

e. Metode produksi pengangkatan buatan (artificial lift)

Setelah tekanan reservoir mulai menurun dan tidak dapat mendorong fluida

keluar dari reservoir lagi sampai di permukaan. Maka cara untuk mengangkat

minyak dari reservoir adalah artificial lift atau pengangkatan buatan.

Inflow Performance Relationship (IPR) menggambarkan hubungan antara

tekanan alir dasar sumur (Pwf) dan laju alir (q). Hubungan ini menggambarkan

kemampuan suatu sumur untuk mengangkat fluida dari formasi ke permukaan

atau berproduksi Kurva hubungan ini disebut dengan kurva IPR.

2.2. Productivity Index (PI)

PI adalah indeks yang digunakan untuk menyatakan kemampuan suatu

sumur untuk berproduksi, pada suatu kondisi tertentu secara kualitatif. Secara

definsi PI adalah perbandingan antara laju alir produksi (q) suatu sumur pada

suatu harga tekanan alir dasar sumur tertentu (Pwf) dengan perbedaan tekanan

statik formasi (Ps),

𝑞
PI = 𝑃𝑠−𝑃𝑤𝑓 …......................................................................................................2.2.

dimana :

q : Laju alir, STB/day


Ps : Tekanan Statik, psia

Pwf : Tekanan dasar sumur, psia

PI : Productivity Index, STB/day.psia

Pada beberapa sumur harga Productivity Index akan tetap konstan untuk

laju aliran yang bervariasi, tetapi pada sumur lainnya untuk laju aliran yang lebih

besar productivity index tidak lagi linier tetapi justru menurun, hal tersebut

disebabkan karena timbulnya aliran turbulensi sebagai akibat bertambahnya laju

produksi, berkurangnya laju produksi, berkurangnya permeabilitas terhadap

minyak oleh karena terbentuknya gas bebas sebagi akibat turunnya tekanan pada

lubang bor, kemudian dengan turunnya tekanan di bawah tekanan jenuh maka

viskositas akan bertambah (sebagai akibat terbebasnya gas dari larutan) dan atau

berkurangannya permeabilitas akibat adanya kompressibilitas batuan.

Dalam praktek di lapangan laju produksi minyak yang melewati batas

maksimum akan merugikan reservoir dikemudian hari, karena akan

mengakibatkan terjadinya water atau gas coning dan kerusakan formasi

(formation damage). Berdasarkan pengalamannya, Kermitz E Brown (1967) telah

mencoba memberikan batasan terhadap besarnya produktivitas sumur, yaitu

sebagai berikut:

1. PI rendah jika besarnya kurang dari 0,5

2. PI sedang jika besarnya berkisar antara 0,5 sampai 1,5

3. PI tinggi jika lebih dar 1,5

Kemampuan dari formasi untuk mengalirkan fluida akan mengalami

penurunan, yang besarnya sangat tergantung pada penurunan tekanan reservoir.


Parameter yang menyatakan produktivitas formasi adalah Productivity Index (PI)

dan Inflow Performance Relationship (IPR).

2.3. Artificial Lift

Setelah tahap pemboran dan komplesi selesai, maka sumur baru dapat

diproduksikan. Pada awal-awalnya, bila tekanan statik dasar sumur cukup besar,

maka produksi dapat berlangsung secara spontan tanpa bantuan energi dari luar

atau sering disebut dengan natural flowing atau sembur alam.

Dengan berjalannya waktu, maka tekanan reservoir akan menurun dan

untuk dapat mempertahankan laju produksi, maka sumur-sumur diberikan sistem

pengangkatan buatan atau yang sering disebut dengan artificial lift. Artificial lift

adalah metode untuk mengangkat hidrokarbon, umumnya minyak bumi, dari

dalam sumur ke atas permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan reservoir tidak

cukup tinggi untuk mendorong minyak sampai ke atas ataupun tidak ekonomis

jika mengalir secara alamiah.

Artificial lift juga merupakan pengangkatan buatan adalah merupakan

suatu usaha untuk membantu mengangkat fluida produksi sumur ke permukaan

dengan jalan memberikan energi mekanis dari luar. Ada berbagai macam artificial

lift yang biasa digunakan salah satunya yaitu Electrical Submersible Pump.
2.3.1. Prinsip Kerja Electrical Submersible Pump

Electric Submersible Pump adalah salah satu metode pengangkatan buatan

yang menggunakan pompa centrifugal dan digerakkan oleh motor listrik. Secara

umum peralatan electric submersible pump dapat dibagi menjadi dua bagian

yaitu:

Gambar 2.3.1. Peralatan Sumur ESP


2.3.1.1. Perlatan Electrical Submersible Pump di Atas Permukaan

a. VSD (Variable Speed Drive)

Adapun fungsi VSD ini yaitu sebagai kontrol di permukaan guna

melindungi peralatan bawah permukaan serta untuk mempercepat ataupun

memperlambat kerja motor di bawah tanah dengan pengaturan daya yang

diberikan ke transformer. Pada VSD (Variable Speed Device) terdapat Recorder

Instrument (alat pencatat) yang bekerja secara otomatis jika terjadi penyimpangan.

Gambar 2.3.2. VSD (Variable Speed Drive)

b. Transformer

Merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk menaikan

atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti) yang dikelilingi oleh

coil dari lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik core maupun coil direndam

dengan minyak trafo sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan akan

sebanding dengan jumlah lilitan kawatnya. Biasanya tegangan input transformer

diberikan tinggi agar didapat ampere yang rendah pada jalur transmisi, sehingga

tidak dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi akan
diturunkan dengan menggunakan step-down transformer sampai dengan tegangan

yang dibutuhkan oleh motor.

Gambar 2.3.3. Trafo

c. Junction Box

Fungsi dari junction box antara lain :

 Sebagai terminal penyambungan kabel dari dalam sumur dengan kabel

dari switchboard.

 Sebagai ventilasi terhadap adanya gas yang mungkin bermigrasi

kepermukaan melalui kabel agar terbuang ke atmosfer.


Gambar 2.3.4. Junction Box

d. Wellhead

Wellhead atau kepala sumur dilengkapi dengan tubing hanger khusus yang

mempunyai lubang untuk cable pack-off atau penetrator. Tubing hanger

dilengkapi juga dengan lubang untuk hidraulic control line, yaitu saluran cairan

hidraulik untuk menekan subsurface ball valve agar terbuka.

Gambar 2.3.5. Wellhead ESP


2.3.1.2. Perlatan Electrical Submersible Pump di bawah Permukaan

Peralatan di bawah permukaan dari electrical submersible pump terdiri

atas electric motor, protector, intake, pump unit dan electric cable serta alat

penunjang lainnya.

Gambar 2.3.6. Downhole ESP

a. Electric Motor

Jenis motor electrical submersible pump adalah motor listrik yang diisi

dengan minyak pelumas khusus yang mempunyai tahanan listrik (dielectric

strength) tinggi. Dipasang paling bawah dari rangkaian, dan motor tersebut

digerakkan oleh arus listrik yang dikirim melalui kabel dari permukaan. Motor

berfungsi untuk menggerakan pompa dengan mengubah tenaga listrik menjadi

tenaga mekanik. Fungsi dari minyak tersebut adalah :

 Sebagai pelumas.

 Sebagai tahanan (isolasi).

 Sebagai media penghantar panas motor yang ditimbulkan oleh perputaran

rotor ketika motor tersebut sedang bekerja.


Jadi minyak tersebut harus mempunyai spesifikasi tertentu yang biasanya

Motor berfungsi sebagai tenaga penggerak pompa (prime mover), yang

mempunyai 2 (dua) bagian pokok, yaitu :

 Rotor (gulungan kabel halus yang berputar).

 Stator (gulungan kabel halus yang stasioner dan menempel pada badan

motor). Stator menginduksi aliran listrik dan mengubah menjadi tenaga

putaran pada rotor, dengan berputarnya rotor maka poros (shaft) yang

berada ditengahnya akan ikut berputar, sehingga poros yang saling

berhubungan akan ikut berputar pula (poros pompa, intake, dan protector).

b. Protector

Secara prinsip protector mempunyai 4 (empat) fungsi utama, yaitu :

 Untuk melindungi tekanan dalam motor dan tekanan di annulus.

 Menyekat masuknya fluida sumur kedalam motor.

 Tempat duduknya thrust bearing, untuk merendam gaya axial yang

ditimbulkan oleh pompa.

 Memberikan ruang untuk pengembangan dan penyusutan minyak motor

sebagai akibat dari perubahan temperatur dari motor pada saat bekerja dan

saat dimatikan.

c. Intake

Intake dipasang dibawah pompa dengan cara menyambungkan sumbunya

(shaft) memakai coupling. Intake merupakan saluran masuknya fluida dari dasar

sumur ke pompa menuju permukaan. Untuk jenis-jenis tertentu, intake ada yang
dipasang menjadi satu dengan housing pompa (intregrated), tetapi ada juga yang

berdiri sendiri.

d. Pump Unit

Unit pompa merupakan Multistages Centrifugal Pump, yang terdiri dari :

impeller, diffuser, shaft (tangkai) dan housing (rumah pompa). Di dalam housing

pompa terdapat sejumlah stage, dimana tiap stage terdiri dari satu impeller dan

satu diffuser. Jumlah stage yang dipasang pada setiap pompa akan dikorelasi

langsung dengan Head Capacity dari pompa tersebut. Dalam pemasangannya bisa

menggunakan lebih dari satu (tandem) tergantung dari Head Capacity yang

dibutuhkan untuk menaikkan fluida dari lubang sumur ke permukaan. Impeller

merupakan bagian yang bergerak, sedangkan diffuser adalah bagian yang diam.

Seluruh stage disusun secara vertikal, dimana masing-masing stage dipasang

tegak lurus pada poros pompa yang berputar pada housing.

Prinsip kerja pompa ini adalah fluida yang masuk kedalam pompa melalui

intake akan diterima oleh stage paling bawah dari pompa, impeller akan

mendorongnya masuk, sebagai akibat proses sentrifugal maka fluida tersebut akan

terlempar keluar dan diterima oleh diffuser.

Oleh diffuser, tenaga kinetis (velocity) fluida akan diubah menjadi tenaga

potensial (tekanan) dan diarahkan ke stage selanjutnya.

e. Electric Cable

Kabel yang dipakai adalah jenis tiga konduktor. Fungsi utama dari kabel

tersebut adalah sebagai media penghantar arus listrik dari switchboard sampai ke

motor di dalam sumur. Kabel harus tahan terhadap tegangan tinggi, temperatur,
tekanan migrasi gas dan tahan terhadap resapan cairan dari sumur. Untuk itu maka

kabel harus mempunyai isolasi dan sarung yang baik.

g. Check Valve

Check valve biasanya dipasang pada tubing (2 – 3 joint) di atas pompa.

Bertujuan untuk menjaga fluida tetap berada di atas pompa. Jika check valve tidak

dipasang maka kebocoran fluida dari tubing (kehilangan fluida) akan melalui

pompa yang dapat menyebabkan aliran balik dari fluida yang naik ke atas, sebab

aliran balik (back flow) tersebut membuat putaran impeller berbalik arah, dan

dapat menyebabkan motor terbakar atau rusak.

Jadi umumnya check valve digunakan agar tubing tetap terisi penuh

dengan fluida sewaktu pompa mati dan mencegah supaya fluida tidak turun ke

bawah.

h. Bleeder Valve

Bleeder valve dipasang satu joint di atas check valve, mempunyai fungsi

mencegah minyak keluar pada saat tubing dicabut. Fluida akan keluar melalui

bleeder valve.

i. Centralizer

Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak bergeser atau

selalu ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehingga kerusakan kabel

karena gesekan dapat dicegah.


2.1. Simulator Prosper

Prosper (Production and System Performance) merupakan sebuah

program peforma sumur, desain dan optimasi yang merupakan bagian dari IPM.

Perangkat lunak ini merupakan program standar yang telah digunakan oleh

operator-operator besar di seluruh dunia.

Aplikasi Prosper dalam dunia Migas antara lain untuk :

1. Mendesain dan mengoptimasi komplesi sumur.

2. Mendesain dan mengoptimasi ukuran tubing dan jaringan pipa permukaan.

3. Mendesain dan mendiagnosa sistem pengangkatan buatan.

4. Menghitung kehilangan tekanan di dalam sumur, flowline dan choke.

5. Memonitor peforma sumur.

6. Menghitung total skin.

Gambar 2.4. Tampilan Prosper


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang metode yang digunakan oleh penulis

selama penelitian akhir. Metode penulis akan digunakan menyesuaikan dengan

perjanjian dan persyaratan dari dosen atau pembimbing PT. Pertamina EP Asset

V Tanjung Field.

3.1 Metode Penelitian

Metode penulis akan digunakan selama penelitian akhir ini terbagi

menjadi dua metode. Metode tersebut adalah metode deskriptif dan metode

analisis.

3.1.1 Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah metode penelitian dimana tujuannya adalah

untuk memiliki wawasan mengenai hal-hal atau peristiwa yang sedang terjadi dan

sedang dihadapi. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan fenomena

atau populasi yang diteliti. Metode deskriptif adalah langkah pertama dalam

membuat wawasan tentang kondisi data dan masalahnya. Oleh karena itu dapat

digunakan dalam penitian tugas akhir ini adalah :


a. Metode Studi Kasus

Studi kasus adalah metode penelitian untuk mengetahui keadaan subyek

penelitian mengenai peningkatan produktivitas sumur di suatu lapangan migas

setalah diterapkan nya proses stimulasi.

b. Studi Literatur

Metode ini dilakukan dengan menggunakan referensi dari publikasi

sebelumnya mengenai tema penelitian. Penulis menggunakan buku, jurnal ilmiah,

laporan, dan internet.

3.1.2 Metode Analisis

Metode Analisis data berbeda dengan teknik analisis data walaupun

bunyinya serupa. Metode lebih merujuk kepada pendekatan yang lebih umum dan

di dalamnya terdapat teknik dari pendekatan tersebut. Metode penelitian secara

garis besar dibagi dua bagian yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.

sedangkan dalam metode kuantitatif sendiri terdapat berbagai macam teknik

analisis seperti teknik korelasional, regresi, komparasi, deskriptif dan sejenisnya.

Jpeg ilustrasi: analisis data metode analisis data kuantitatif adalah pendekatan

pengolahan data melalui metode statistik atau matematik yang terkumpul dari data

sekunder ataupun data sekunder. Kelebihan dari metode ini dalah kesimpulan

yang lebih terukur dan komprehensif. Metode analisis data kuantitatif terdiri dari

beberapa teknik analisis seperti:


a. Analisis Deskriptif

Mendeskripsikan hasil data yang terkumpul apa adanya melalui ukuran-

ukuran statistik seperti mean, median, modus dan standar deviasi.

b. Analisis Komparatif

Membandingkan satu buah fenomena dengan fenomena lain, atau kita

membandingkan fenomena yang sama pada kelompok subjek yang berbeda.

c. Analisis Korelasi

Menganalisa keterkaitan antara satu fenomena dengan fenomena lain yang

secara teori belum terbukti.

d. Analisis Kausalitas

Mempertanyakan lagi kausalitas antara beberapa fenomena yang secara teori

sebetulnya sudah diduga saling mempengaruhi.

3.2 Tahap

Penulisan tesis dibagi menjadi lima tahap, yaitu persiapan, pengumpulan

data, analisis data, pengolahan data, dan laporan akhir.

3.2.1 Persiapan

Tahap persiapan termasuk masalah temuan, meja belajar dari publikasi,

geologi regional, konsep dasar stimulasi dan langkah-langkah untuk melakukan

tesis. Setelah penulis menentukan masalah, salah satu akan membatasi masalah

tersebut. Proposal ini merupakan langkah lanjut menerapkan usulan ke kampus

dan permintaan validasi. Setelah itu penulis menerapkan proposal kepada


perusahaan dan mempersiapkan semua publikasi pendukung untuk membantu

dalam menulis tesis.

3.2.2 Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data adalah dimana penulis mengumpulkan data

dalam rincian yang dikelola oleh PT. Pertamina EP Asset V Tanjung Field.

dimana analisis berikutnya akan didasarkan pada data yang akan digunakan

adalah milik PT. Pertamina EP Asset V Tanjung Field. Pengumpulan data

dibagi lagi menjadi pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer

diambil dari PT. Pertamina EP Asset V Tanjung Field dimana analisis

berikutnya akan didasarkan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh

penulis untuk menulis tesis. Data sekunder merupakan hasil analisis data primer

dengan PT. Pertamina EP Asset V Tanjung Field untuk menulis tesis.

3.2.3 Laporan Akhir

Langkah-langkah akhir dalam penulisan tesis ini adalah penulisan

laporan akhir. Tahap ini dibagi menjadi dua tahap :

a. Laporan akhir penulis untuk PT. Pertamina EP Asset V Tanjung Field.

yang telah memberikan nasehat dan bimbingan dari orang perusahaan yang

telah dipilih sebelumnya oleh perusahaan.

b. Penulis tesis untuk Teknik Perminyakan STT Migas Balikpapan. Penulis tesis

dibawah bimbingan dan saran dari dosen di STT Migas Balikpapan.


BAB IV
RENCANA TAHAPAN TUGAS AKHIR

4.1 Jenis Kegiatan

Adapun kegiatan yang ingin kami lakukan nantinya adalah mengetahui

secara rinci tentang peningkatan laju alir sumur di PT. Pertamina EP Asset V

Tanjung Field.

4.2 Lokasi Kegiatan

Adapun fokus kegiatan yang hendak dilakukan adalah mencakup

kegiatan-kegiatan yang ada di Departemen Reservoir, Departemen Produksi,

Departemen Operasi, dan bidang-bidang yang berhubungan di PT. Pertamina EP

Asset V Tanjung Field.

4.3 Waktu Pelaksanaan

Kami berharap Tugas Akhir ini dapat berlangsung kurang lebih selama 1

bulan dan diharapkan dapat dilaksanakan pada 25 Febuari 2020 sampai dengan

tanggal 25 Maret 2020. Kami selaku pemohon Tugas Akhir berharap pihak

manajemen dari PT. Pertamina EP Asset V Tanjung Field. agar dapat

menerima permohonan ini.


BAB IV

PENUTUP

Demikianlah proposal usulan kegiatan Tugas Akhir yang akan dilakukan

di PT. Pertamina EP Asset V Tanjung Field. penulis berharap agar usulan

kegiatan ini mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Melihat

keterbatasan dan kekurangan yang penulis miliki, maka saya sangat

mengharapkan bantuan dan dukungan dari pihak perusahaan untuk melancarkan

Tugas Akhir ini.

Penulis berharap selama dalam pelaksanaan Tugas akhir ini diberikan

bimbingan agar mendapatkan kelancaran hingga akhir kegiatan. Selain itu penulis

juga mengharapkan kemudahan dalam mengadakan penelitian atau mengambil

data-data yang diperlukan selama kegiatan Tugas Akhir berjalan.

Terima kasih kepada PT. Pertamina EP Asset V Tanjung Field yang

telah memberi saya kesempatan untuk mengajukan proposal kegiatan Tugas Akhir

ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkah dan rahmat-

Nya sehingga kegiatan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar dan

memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.


Contact person :
1. Nama : Jofan Izethrikal Paulus
2. No. Handphone : 0853-9959-4439
3. Email : paulusjofan@gmail.com

Lampiran :
1. Curriculum Vitae
2. Formulir Permohonan Tugas Akhir dari institusi STT MIGAS Balikpapan
3. Fotokopi transkrip sementara yang telah dilegalisir
4. Fotokopi KTM yang telah dilegalisir
5. Fotokopi surat aktif kuliah yang telah dilegalisir
6. Fotokopi asuransi

Anda mungkin juga menyukai