Anda di halaman 1dari 21

OPTIMASI SUMUR H01 DENGAN METODE NODAL ANALISIS

MENGGUNAKAN SENSITIVITAS UKURAN TUBING 3 Inches 3.5


Inches DAN 4 Inches DI LAPANAGN ‘HR’

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Karya ilmiah sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
dari Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan

PROPOSAL
TUGAS AKHIR

Oleh :
HAYRUN
NIM 1501105

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2019
OPTIMASI SUMUR H01 DENGAN METODE NODAL ANALISIS
MENGGUNAKAN SENSITIVITAS UKURAN TUBING 3 Inches 3.5
Inches DAN 4 Inches DILAPANAGN ‘HR’

PROPOSAL
TUGAS AKHIR

Oleh :
HAYRUN
NIM 1501105

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Sarjana Teknik


pada Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan

Disetujui oleh :
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Markus Lumbaa,ST M.T Joko Wiyono S.Si, M.


NIDN. 1113036702 NIDN. 119018501

Mengetahui:
Ketua Prodi

Abdi Suprayitno, S.T.,M.Eng


NIDN. 1110098502
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam dunia perminyakan seiring berjalannya waktu sumur minyak dan gas
bumi akan mengalami penurunan laju alir produksi hal itu lumrah terjadi secara
alami di karenakan menurunnya tekanan reservoir yang dimana berfungsi sebagai
pendorong fluida atau hydrocarbon kepermukaan ketika tekanan reservoir
menurun otomatis laju alir produksi juga ikut menurun yang dimana ketika itu di
biarkan maka produksi rata rata sumur akan mengalami penurunan produksi yang
berakibat pada tidak optimalnya sumur minyak dan gas bumi oleh kareana itu
pada sumur ini akan di lakukan beberapa metode untuk meningkatkan laju alir
produksinya salah satunya menggunakan metode nodel analisis. Sedangkan tujuan
dari kegitan produksi yaitu untuk mendapatkan laju alir yang optimum pada
sumur.
Nodal analisis adalah analisa titik komponen produksi pada sumur yang
bertujuan untuk mendapatkan laju alir yang optium. Salah satu optimasi dengan
menggunakan nodal analisis di bawa permukaan dengan cara mengganti ukuran
tubing. Dengan mengganti ukuran tubing dapat menaikan laju alir produksi.
Untuk itu penulis mencoba menganalisa performa sumur untuk di tingkatkan laju
alirnya dari keadaan sebelumnya ketika tekanan reserfoir menurun dengan
mengganti variasi ukuran tubing 3 inch, 3.5 inch. 4 inch.
Teknik produksi secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
produksi secara sembur alam (natural flow) dan produksi dengan metode
pengangkatan buatan (artificial lift).
Produksi sembur alam biasanya terjadi pada reservoir minyak yang baru
diproduksikan. Hal ini dikarenakan reservoir tersebut memiliki tekanan yang
cukup kuat untuk mengangkat fluidanya ke permukaan. Setelah diproduksikan
beberapa lama, tekanan yang dimiliki oleh reservoir akan mengalami penurunan
(decline) dan kemampuan untuk mengangkat fluidanya pun akan menurun pula.
Jika penurunan tekanan yang dialami oleh reservoir sangat besar, maka reservoir
tersebut tidak dapat lagi memproduksi minyak ke permukaan. Ketika suatu sumur
sudah tidak dapat lagi memproduksi minyak secara alami, maka dibutuhkan
metode pengangkatan buatan (artificial lift), seperti injeksi gas lift atau
menggunakan pompa.

BAB II
RENCANA TAHAPAN TUGAS AKHIR
2.1 Lokasi Kegiatan
Kegiatan Tugas Akhir ini akan dilaksanakan bertempat di lokasi PT. Bama
Bumi Sentosa (Base Muara Badak Kalimantan Timur). Dan dengan cakupan
bidang–bidang yang berhubungan dengan teknik perminyakan seperti Departemen
Well Intervention dan Departemen Operasi (secara khusus).

2.2 Waktu Pelaksanaan


Tugas Akhir ini diharapkan berlangsung kurang lebih selama 1 Bulan, dan
diharapkan dapat dilaksanakan pada tanggal 01 s/d 31 Desember 2019. Kami
selaku pemohon Tugas Akhir berharap pihak Manajemen dari PT. Bama Bumi
Sentosa (Base Muara Badak Kalimantan Timur). Agar dapat mempertimbangkan
dan menyetujui waktu pelaksanaan Tugas Akhir ini.

2.3 Sarana
Adapun dalam Tugas Akhir ini kami mengharapkan adanya bantuan
informasi dimudakan untuk mendapatkan data tugas akhir ini dan support dari
rekan rekan kerja yang ada di PT. Bama Bumi Sentosa (Base Muara Badak
Kalimantan Timur).

2.4 Peserta dan Judul Tugas Akhir


Berikut adalah daftar peserta dan judul Tugas Akhir yang diajukan :
Nama : HAYRUN
NIM : 1501105
Jurusan : S1 Teknik Perminyakan
Judul TA : Optimasi Sumur H01 Dengan Metode Nodal Analisis
Menggunakan Sensitivitas Ukuran Tubing 3 inches, 3.5
inches Dan 4 inches Dilapanagn ‘Hr’
2.5 Tujuan Penulisan
Adapun Maksud dan tujuan dari tugas akhir ini yaitu:
1. Mendapatkan lajur alir yang maksimum pada sumur H01
2. Mendaptkan grafik IPR dan OPR yang tepat pada sumur H01
3. Melakukan optimasi dengan pemilihan ukuran tubing 3 inches, 3.5
inches dan 4 inches pada sumur H01
Maksud dari tugas ini yaitu mendapatkan laju alir yang optimum dan
mendapatkan ukuran tubing yang tepat pada sumur H01.

2.6 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penulisan ini, yakni :
1. Memodelkan kondisi produksi actual sumur dengan simulator
PROSPER dan Program MS.Excel
2. Memplot kurva IPR dan kurva tubing intake yang menunjukan bahwa
kelakuan dari reservoir itu
3. Perkiraan laju Produksi sumur dengan mengguanakan system Nodal
Analisis

2.7 Metodologi Penulisan


Metodologi penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :
1. Studi lapangan dengan menggunakan data yang diperlukan seperti : Data
geologi lapangan, Data sumur ( Data komplesi sumur ), Data reservoir,
Data production history, yang meliputi tekanan statis dasar sumur (Ps),
tekanan alir dasar sumur (Pwf), viscosity, dan Well bore Storage Id
Casing, ID dan OD tubing,Tvd.
2. Studi literature dengan menggunakan beberapa buku dan jurnal
perminyakan yang berhubungan dengan judul penulisan.

Dalam perencanaan untuk itu penulis mencoba menganalisa performa


sumur untuk di tingkatkan laju alirnya dari keadaan sebelumnya ketika tekanan
reservoir menurun dengan mengganti farisai ukuran tubing 3 inches, 3.5 inches,
dan 4 inches.

2.8 Sistematika Penulisan


Penulisan Tugas Akhir ini di lakukandengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini akan dipaparkan suatu gambaran singkat mengenai latar
belakang masalah yang akan dikaji, maksud dan tujuan penulisan, ruang
lingkup kajian, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Umum Lapangan
Bab ini memberikan gambaran umum mengenai sejarah lapangan,
geologi lapangan, produksi lapangan, serta karakteristik reservoir
lapangan.
BAB III Tinjauan Pustaka
Di dalam bab ini bahas mengenai teori dasar dari ilmu terapan yang
digunakan dalam penulisan TA ini seperti Beggs, D. (1991).
Optimization using Nodal Analysis
BAB IV Analisa dan Perhitungan
Pada bab ini, dilakukan analisa dan perhitungan terhadap semua
permasalahan yang kemudian akan dibahas dengan lebih detail.
BAB V Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang pembahasan mengenai bab empat dan
analisa yang akan dilakukan terhadap hasil perhitungan serta datadata
yang ada.
BAB VI Kesimpulan
Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan dan perhitungan yang
telah dijelaskan sebelumnya.

Rencana Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ..........................................................................


HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................
DAFTAR ISI .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………
BAB II. Rencana Tahapan Tugas Akhir.........................................
2.1. Lokasi Kegiatan..........................................................
2.2. Waktu Pelaksanaan.....................................................
2.3. Sarana..........................................................................
2.4. Peserta Dan Judul Tugas Akhir...................................
2.5. Tujuan Penulisan.........................................................
2.6. Batasan Masalah.........................................................
2.7. Metodelogi Penulisan..................................................
2.8. Sistematik Penulisan...................................................

BAB III. TEORI DASAR..................................................................


3.1. Analisa Nodal..............................................................
3.2. Inflow Performance Relationship...............................
3.2.1. Kurfa IPR Satu Fasa.....................................
3.2.2. Kurfa IPR Dua Fasa......................................
BAB IV. PENUTUP...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB III
TEORI DASAR

3.1 Analisa Nodal


Analisis nodal adalah suatu metode untuk menganalisis sistem produksi
yang memperhitungkan sistem tersebut secara keseluruhan dari reservoir sampai
ke permukaan, untuk memperkirakan laju alir produksi yang optimum. Dalam
analisis nodal ditentukan beberapa penyelesaian titik nodal, di antaranya titik
nodal pada dasar sumur, kepala sumur, dan separator. Penentuan penyelesaian titik
nodal didasarkan pada masalah yang akan dianalisis. Jika dasar sumur digunakan
sebagai penyelesaian titik nodal dalam analisis nodal, maka sebagai inflow
performance adalah Inflow Performance Relationship sumur dan outflow
performance adalah Tubing Performance Relationship (TPR) (Ahmed, T. and
McKinney, P.D, 2005 ; Guo, B. and Lyons, W.C., 2007), dengan catatan tubing
shoe diletakkan pada puncak pay zone. Perpotongan kurva berdasarkan plot silang
IPR dan TPR merupakan harga laju alir optimum dari komplesi suatu ukuran pipa
tegak (tubing) pada sumur tersebut.
Nodal Sistem Analisys (analisa system nodal) merupakan suatu teknik
sederhana yang digunakan untuk menentukan hubungan antara Inflow
Performance Relationship dengan Tubing Intake, yang dapat digunakan untuk
menentukan laju produksi optimum yang terjadi dalam suatu sistem produksi.
Suatu persamaan matematis digunakan untuk menggambarkan kemampuan suatu
reservoir untuk memproduksi fluida menuju lubang sumur dan sistem perpipaan
yang mengalirkan fluida ke separator di permukaan.
Komponen-komponen lain yang menyebabkan kehilangan tekanan seperti
lubang perforasi dan choke juga dapat diperhitungkan untuk menentukan
kehilangan total sistem. Teknik ini kemudian digunakan secara luas keperluan
desain, evaluasi keekonomian, dan penyelesaian masalah pada sumur minyak dan
gas. Pada umumnya teknik ini diselesaikan secara grafik dengan menggunakan
plot tekanan versus laju alir. Persamaan inflow dan outflow berbeda dan
berpotongan pada suatu titik. Titik perpotongan ini menunjukkan laju alir dan
tekanan yang terjadi dalam sistem.
Jika kedua kurva tersebut tidak berpotongan berarti sumur tersebut tidak
mampu memproduksikan fluida menuju permukaan. Hal ini bisa diatasi antara
lain dengan metode artificial lift seperti gas lift dan pompa. Gambar 1 memberi
gambaran secara jelas
bagaimana analisa sistem nodal
diselesaikan secara grafis
Gambar 3.1 Kurva nodal sistem analisys

Gambar 3.1 memperlihatkan kurva IPR dan kurva tubing intake tidak
berpotongan yang menunjukan bahwa kelakuan dari reservoir tidak lagi dapat
memproduksikan fluidanya secara alamiah melewati tubing produksi. Jika
suatu sumur tidak dapat berproduksi lagi, maka hal tersebut dapat disebabkan
oleh banyak faktor, tapi pada umumnya hal tersebut diakibatkan karena tekanan
alir dasar sumur sudah mengalami penurunan sehingga tidak mampu lagi untuk
mengangkat fluida ke permukaan. Pada saat itulah diperlukan adanya
pengangkatan buatan (artificial lift) untuk mengangkat sisa fluida yang masih
ada di dalam sumur.
Gambar 3.2 Kurva IPR dan tubing intake pada sumur mati

3.2 Inflow Performance Relationship


Kinerja aliran fluida reservoir dari formasi produktif menuju lubang sumur
disebut inflow performance, dan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja
tersebut dilakukan dengan mengembangkan kurva Inflow Performance
Relationship (IPR) (Ahmed, T. and McKinney, P.D, 2005 ; Guo, B. and Lyons,
W.C., 2007). Inflow Performance Relationship (IPR) merupakan hubungan antara
laju produksi terhadap tekanan alir dasar sumur. Bila kurva IPR tersebut
dikombinasikan dengan kurva pipa alir, maka perpotongan kedua kurva tersebut
merupakan laju produksi yang optimum. Pengaruh faktor skin terhadap kurva IPR
akan mengubah kemiringan kurva, sehingga laju produksi akan berubah pada
suatu tekanan alir dasar sumur.
Kinerja produktivitas sumur dapat digambarkan dengan persamaan Inflow
Performance Relationship (IPR) atau dalam bentuk kurva yang merupakan
hubungan antara laju produksi dan tekanan alir dasar sumur pada suatu tekanan
reservoir. Kurva IPR dapat digunakan untuk mengetahui atau memprediksi
kondisi produksi sumur tersebut di masa yang akan datang dengan berbagai
kondisi reservoir. Bentuk dari kurva IPR juga mengindikasikan kondisi pada
sumur tersebut, contohnya pada awal produksi dimana PI ( Productivity Index )
masih konstan maka kurva IPR akan berbentuk lurus dan seiring berjalannya
waktu saat pressure bubble telah terlewati maka grafik akan menunjukkan
lengkungan yang mengindikasikan bahwa fluida yang terproduksi lebih dari 1 fasa
fluida.
Dari kurva IPR kita juga bisa meramalkan kapan sumur kita memerlukan
bantuan artificial lift atau pengangkatan buatan atau kapan berakhirnya Natural
Flow pada sumur. Saat kondisi awal produksi akan di plot antara IPR dan OPR
untuk mengetahui produksi optimum sumur dengan berbagai ukuran tubing.
Seiring dengan berjalannya waktu maka tekanan resersoir akan menurun yang
juga akan mempengaruhi bentuk dari kurva IPR. Saat kurva IPR dan OPR sudah
tidak berpotongan maka sumur tersebut memerlukan artificial lift untuk
membantu menaikkan fluida dari lubang sumur ke permukaan.Terdapat berbagai
metode untuk membuat kurva IPR antara lain menggunakan persaamaan Standing
untuk fluida 1 fasa, Vogel untuk fluida 2 fasa, Wiggin dan Pudjo Sukarno untuk 3
fasa dan lainnya.

Gambar 3.3 Plot silang kurva IPR dan kurva TPR

Berikut ini beberapa persamaan untuk IPR pada sumur gas, yaitu persamaan
Darcy dan Persamaan Jones, Blount&Glaze ( jones et al ).

1. Persamaan Darcy
Persamaan Darcy tidak berlaku apabila dalam media berpori terjadi aliran
turbulen. Persamaan ini digunakan pada perhitungan laju alir dari reservoir
sampai lubang bor. Persamaan Darcy dapat digunakan untuk memprediksi
beberapa kondisi aliran dan digunakan secara general yaitu dapat digunakan
untuk sumur minyak dan gas.

……………………………………………..(3-1)
Dimana :
Qg = laju alir gas, MCFD
k = permeabilitas gas, Md
h = ketebalan lapisan, ft
Pr = tekanan reservoir rata-rata, Psia
µo = viskositas, cp
T = temperature, °R
Z = superkompressibilitas ( tak berdimensi )
re = jari-jari pengurasan, ft
rw = jari-jari lubang bor, ft
S = Skin ( tak berdimensi )
a’q = term aliran turbulen ( a’q term umumnya tidak signifikan untuk
permeabilitas yang rendah dan laju alir yang rendah )
2. Persamaan Jones et al
Jones, Blount & Glaze juga memberikan suatu persamaan umum mengenai
IPR untuk sumur gas, yaitu :
…………………………………………….... (3-2)
Sehingga untuk mendapatkan besarnya laju alir maksimum ( Pwf = 0 ),
digunakan persamaan berikut :

……………………………………………… (3-3)
Dimana :
AOFP = Absolute Open Flow Potential, MMscfd

a = , turbulence term

b = , Darcy flow term


h = ketebalan lapisan, ft
Pr = tekanan reservoir rata-rata, Psia

β = , turbulent coefficienf, ft-1


µg = viskositas gas, cp
T = temperature, °R
ɣg = Specific Gravity gas
re = jari-jari pengurasan, ft
rw = jari-jari lubang sumur, ft

Seiring waktu deliverability suatu reservoir akan menurun. Pada reservoir 2


fasa, seiring dengan penurunan tekanan reservoir, deliverability reservoir turun
disebabkan oleh berkurangnya nilai permeabilitas relative terhadap minyak dan
bertambahnya nilai viskositas minyak. Model IPR tersebut dapat diselesaikan
dengan metode Vogel dan Fetkovitch.
3. Persamaan Vogel

……………………….. (3-4)

Dimana :
q = laju alir, scf/d

= = PI future, scf/d-psi

Pf = tekanan future, psi


Pwf = tekanan dasar alir, psi
Pr = tekanan reservoir
4. Persamaan Fetkovitch
…………………………………………………. (3.5)
Dimana :
q = laju alir, Mscfd

C = = koefisien karakteristik, mscf/d-psi2

n = eksponen = 0.5<n<1.0
k = permeabilitas
T = temperature, °R
Z = superkompresibilitas ( tak berdimensi )
h = ketebalan, ft
Pr = tekanan reservoir, psi
Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi
µ = viskositas, cp
re = jari-jari pengurasan, ft
rw = jari-jari sumur, ft
S = skin ( tak berdimensi )

5. Metode Wiggins
Metode Wiggins merupakan pengembangan dari metode Vogel yang dalam
pengembangannya Wiggins menyetarakan metode dua fasa dari Vogel dengan
metode tiga fasa, sehingga mendapatkan suatu metode tiga fasa yang lebih
sederhana dari metode tiga fasa yang sudah ada. Dalam metode Wiggins
(penyetaraan IPR tiga fasa) mengasumsikan bahwa setiap fase dapat
diperlakukan secara terpisah, sehingga antara rate minyak (Qo) dan rate air
(Qw) dapat dihitung sendiri-sendiri. Secara empiris Wiggins menyatakan
bentuk dasar kurva IPR tiga fasa sebagai berikut : Untuk minyak :

Perencanaan teknik produksi sumur minyak atau gas antara lain diperlukan
pengetahuan tentang kelakuan aliran fluida reservoir dari formasi produktif
menuju ke lubang sumur. Inflow performance adalah aliran air, minyak, dan gas
dari formasi menuju ke lubang dasar sumur yang dipengaruhi oleh productivity
indeksnya atau lebih umum oleh Inflow Performance Relationship (IPR).

3.2.1 Kurva IPR Satu Fasa


Kurva IPR (Inflow Performance Relationship) merupakan
gambaran secara grafis untuk mengetahui ukuran kemampuan berproduksi
(indeks produktivitas) suatu sumur. Indeks produktivitas ini secara
matematika dapat ditulis dalam bentuk persamaan Gilbert, yaitu :
qo
PI 
Ps  Pwf

dimana:

PI = indeks produktivitas
qo = laju produksi, (bpd)
Pwf = tekanan alir dasar sumur, (psi)
Ps = tekanan statik reservoir, (psi)

Untuk sumur natural flow atau gas lift, Pwf dan Ps diukur dengan
alat BHP survey (wireline). Sedangkan untuk sumur pompa (ESP dan
SRP), Pwf dan Ps dihitung dari data SFL dan DFL yang diperoleh dengan
alat sonolog.

Kurva ini dibuat berdasarkan hubungan antara tekanan aliran dasar


sumur (Pwf) dengan laju produksi minyak (qo). Bentuk kurva IPR satu
fasa adalah berupa garis lurus, dimana fluidanya dapat berupa minyak atau
juga minyak dan air. Gambar 1 adalah bentuk kurva IPR untuk fluida
aliran satu fasa.

Ps

Pwf
w

qo

Gambar 3.4 Kurva IPR Satu Fasa (Rubiandini,2000)

3.2.2 Kurva IPR Dua Fasa


Salah satu metode untuk menentukan IPR sumur dengan fluida 2
fasa adalah Metode Vogel. Metode Vogel ini merupakan rumus empiris.
Bentuk kurva IPRnya adalah berbentuk lengkungan (Gambar 2).
Pwf
w

qo

Gambar 3.5 Kurva IPR Dua Fasa (Rubiandini,2000)

Metode Vogel ini ditulis dalam bentuk fraksi Pwf/Ps terhadap qo/qmax,
yang persamaannya seperti terlihat dibawah ini :
qo 2
 Pwf   Pwf 
 1  0.2 
 
  0.8 
 

q max  Ps   Ps 

dimana :
qmax = laju produksi maksimum, (bpd)
q0 = laju produksi test, (bpd)
Pwf = tekanan alir dasar sumur, (psi)
Ps = tekanan statis dasar sumur, (psi)
Perhitungan awal untuk menentukan kurva IPR
berdasarkan Metoda Vogel adalah :
a. Mempersiapkan data-data penunjang yang meliputi, tekanan
reservoir/tekanan statis (Ps), tekanan alir dasar sumur (Pwf),
serta laju produksi (q0).
b. Kemudian melakukan perhitungan harga tekanan alir dasar
sumur terhadap tekanan reservoir/tekanan statis (Pwf/Ps).
c. Substitusikan harga dari langkah kedua (Pwf/Ps) dan harga
laju produksi (q0) kedalam persamaan Vogel dan menghitung
harga laju produksi maksimum (qmaks), yaitu :
q0
qmaks  2
 Pwf   Pwf 
1.0  0.2   0.8 
 Ps   Ps 
d. Untuk membuat kurva IPR, anggap beberapa harga Pwf dan
menghitung harga qo, yaitu :
  Pwf   Pwf  
2

q0  qmaks 1.0  0.2   0.8  


  Ps   Ps  

Plot qo terhadap Pwf pada kertas grafik linier. Kurva yang


diperoleh adalah kurva kinerja aliran fluida dari formasi ke
lubang sumur.

BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal Tugas Akhir ini penulis susun, dengan harapan


program ini dapat terealisasi dalam rangka memenuhi persyaratan akademis dan
pengambilan tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Perminyakan di
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan, agar terciptanya
SDM yang berkualitas dan berkompetensi sehingga dapat menjawab tantangan
dan kebutuhan dunia Industri di era globalisasi khususnya di bidang industri
Minyak dan Gas Bumi.
Akhir kata penulis mengharapkan kekurangan dan kekeliruan yang
terdapat dalam proposal ini mohon untuk dimaklumi, Atas perhatian dan kerja
samanya penulis mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Beggs, D. (1991). ‘’Optimization using NodalAnalysis, OGCI and Petroskills


Publi-cations,’’ Tulsa, Oklahoma.
Hagedorn, A. R, dan Brown, K. E.1965.Experimental Study Of Pressure Gradient
Occuring During Continues Two-Phase Flow in Small Diameter Vertical
Conduits. Tulsa: The University

Boyun, G., William, C.L., and Ali, G. (2007). Petroleum Production Engineering.
Lafayette LA : Elsevier Science & Technology Books

Brown K.E, (1984). The Technology Of Artificial Lift Methods Volume 1.


Tulsa_Oklahoma: Penn well Publishing Company.

Joseph Zaba, W.T. Doherty. 1949. Practical Petroleum Engineers Handbook


Third Edition. New York: Gulf Publishing Company.
Allen, Thomas, O and Roberts, Alan, P. 1978. Production Operation.
Tulsa_Oklahoma: Oil & Gas Consultans International Inc.

Anda mungkin juga menyukai