Di susun oleh :
Airlangga Naufal Firdaus
10019003
Engineering Petroleum
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena telah di beri kesempatan
kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah Well Log
Analysis di susun untuk memenuhi proyek UAS dosen Rian Cahya Rohmana,
ST,M.Eng pada Teknik Perminyakan di Tanri Abeng University. Selain itu
penulis juga berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan
bagi pembaca nya terkait dengan Well Log Analysis.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besar nya kepada
Ibu/Bapak dosen Rian Cahya Rohmana,ST,M.Eng. Tugas proyek UAS ini
dapat menambah pengetahuan serta wawasan terkait bidang yang di tekuni
penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karna itu segala kritik dan sarannya yang bersifat membangun sangat di harap kan
oleh penulis di masa yang akan datang
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Akhir Pembelajaran
Disusun oleh :
Nama : Airlangga Naufal Firdaus
Nim : 10019003
Program Studi: Petroleum Engineering
Menyetujui,
Dosen Mata Kuliah Well Log Analysis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii
BAB I ....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................5
2.1 Pengkuran dan Aplikasi Log Caliper ..............................................................................6
2.2 Pengkuran dan Aplikasi Bit Size .....................................................................................8
2.3 Pengukuran dan Aplikasi Log Gamma Ray ....................................................................9
BAB III ...............................................................................................................................10
3.1 Pengukuran dan Aplikasi Log Resistivity .....................................................................11
BAB IV ...............................................................................................................................12
4.1 Pengukuran dan Aplikasi Log Neutron ........................................................................13.
4.2 Pengukuran dan Aplikasi Log Densitas.........................................................................15
4.3 Pengkuran dan Aplikasi Log PEF..................................................................................16
4.4 Pengukuran dan Aplikasi Log Sonic..............................................................................17
BAB V..................................................................................................................................20
5.1 Pengambilan dan Aplikasi Core.....................................................................................20
BAB VI................................................................................................................................21
KESIMPULAN....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................22
LAMPIRAN........................................................................................................................35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Logging adalah metode atau teknik untuk mengkarakterisasi formasi di
bawah permukaan dengan pengukuran parameter – parameter fisis batuan dalam
lubang bor, sedangkan log adalah hasil rekaman dalam fungsi kedalaman terhadap
proses logging (Serra, 1984). Pertama kali well logging dapat dihitung dari
peristiwa pertama yang tercatat di Pechelbronn pada tanggal 5 September 1927 di
mana H. Doll dan Schlumberger bersaudara (dan beberapa orang lain) membuat
pengukuran resistivitas semikontinyu di medan lama yang di Alsace. Profesor
Forbes dari Observatorium Edinburgh adalah mungkin orang pertama yang
membuat well log pengukuran, ketika, dari tahun 1837 hingga 1842, ia
menurunkan sensor suhu menjadi tiga poros hingga 24 kaki mendalam untuk
merekam variasi suhu dengan kedalaman dan waktu.
Gambar 1.2 Operasi penebangan pada tahun 1932 di California. Rekor Insinyur Deschatre
dan Legrand (kiri) dua kurva, resistivitas dan potensial spontan, menggunakan
potensiometer (dalam Luthi, 2001).
2
menghubungkan pola listrik yang serupa konduktivitas dari satu sumur ke sumur
lainnya, terkadang dalam jarak yang jauh.
Sejak tahun 1927 hingga sekarang, teknologi well logging telah
mengalami banyak perkembangan dan inovasi terbaru untuk mengakomodasi
kebutuhan industri minyak dan gas dalam mencari dan mengetahui prospek
minyak bumi di dalam suatu reservoir dari mulai tool konvensional seperti log
GR, log SP, log densitas hingga ke tool unconventional seperti NMR, dipmeter.
bahkan tekhnik pengambilan datanya sekarang pun sudah berkembang lagi
menjadi LWD (Logging While Drilling) dimana antara perekaman log dan
pengeboran dilakukan bersamaan, sehingga diharapkan kondisi ini dapat
mencerminkan kondisi paling sebenarnya dari formasi.
Tujuan dilakukannya logging adalah untuk mengetahui karakter fisik
batuan di dalam lubang sumur secara spesifik sehingga dapat mengetahui kondisi
bawah permukaan seperti litologi, porositas, saturasi air, permeabilitas, dan
kandungan serpih yang ada dalam formasi.
Gambar Gambar 1.2 Gambaran secara umum saat melakukan well logging
3
Dengan berkembang nya zaman di dalam industry survey eksplorasi
minyak dan gas bumi, terdapat berbagai macam jenis pengukuran log sesuai
dengan prinsip kerja dan fungsinya. Namun, dari bermacam logging yang tersedia,
terdapat jenis logging yang utama, yaitu :
Gambar 1.3 Contoh alat well longing dan Log Gamma Ray
4
BAB II
5
induktif sedemikian rupa sehingga potensial yang diinduksi dalam coil perekam
tergantung pada posisi rod. Hal ini akan menghasilkan pencatatan voltage yang
bervariasi dengan ukuran lubang bor, yang selanjutnya dicatat oleh suatu
instrumen di permukaan.
6
atau membuka dan gerakan tersebut tercermin dalam perubahan resistensi
dalam potensiometer.
b. Diameter lubang bor juga dapat ditentukan dengan cara mengukur waktu
transit gelombang akustik, pemancar dan penerima diselaraskan dengan
sumbu lubang. Jenis pengukuran ini jauh lebih tepat.
c. Jari-jari lubang bor juga dapat diukur dengan pengukuran resistivitas
khusus.
7
Gambar 2.2.2 Alat untuk mengukur lubang bor
2.3 Pengukuran dan Aplikasi Gamma Ray Log
Log gamma ray adalah log yang menunjukkan besaran intensitas
radioaktif yang ada dalam formasi dan berfungsi untuk mendeteksi endapan –
endapan mineral radioaktif seperti unsur-unsur tertentu pada mineral mika,
glaukonit, dan potassium feldspar, yang umum nya ditemukan pada batu serpih
(shale) dan lempung (clay). Secara umum (konvensional), kegiatan eksplorasi
dilakukan untuk mencari hidrokarbon pada batuan reservoir yang memiliki
porositas dan permeabilitas yang baik, yaitu batupasir dan batu gamping. Karena
karakteristik batu serpih dan lempung yang memiliki porositas dan permeabilitas
yang kecil (kemudian dianggap sebagai batuan non-reservoar), dan bersifat
“menyerpih” dalam suatu tubuh batuan, maka dengan analisa log Gamma Ray ini
dapat dilakukan identifikasi litologi
Sinar gamma dapat menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar
gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap gamma ray yang
terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik, setelah itu parameter yang direkam
adalah jumlah dari pulsa yang tercatat persatuan waktu. Gamma ray log
digunakan untuk menentukan zona permeable dan non permeable suatu formasi.
Unsur Uranium, Thorium dan Potasium umumnya terkonsentrasi cukup besar
pada mineral lempung sehingga mineral lempung mempunyai radioaktivitas tinggi
(>100°API) sedangkan batu pasir dan karbonat mempunyai radioaktivitas rendah
8
(10 – 20 °API) tetapi batu pasir bersih akan memberikan bacaan gamma ray log
yang tinggi apabila batupasir tersebut mengandung potasium feldspar, mika,
glaukonit atau air yang mengandung uranium. Pembacaan gamma ray yang
rendah menunjukkan formasi tersebut permeable dan nilai gamma ray yang tinggi
menunjukkan formasi tersebut non permeable.
9
BAB III
Log resistivitas adalah rekaman tahanan jenis formasi ketika dilewati oleh
kuat arus listrik yang dinyatakan dalam ohmmeter, Hukum yang terkenal ini
menunjukkan bahwa arus dengan intensitas I, dalam ampere, yang mengalir
melalui media homogen dengan hambatan R, dalam ohm, dikaitkan dengan jatuh
tegangan V, dalam volt. Hubungan ini ditulis: V = R I (3-1).
Selain itu, hambatan, R, dari suatu bahan tergantung pada dua factor (lihat
gambar 3.1 hukum ohm resistivity) dan permukaannya, S, dalam meter persegi,
m2; bahan. Satuannya adalah ohm-m2/m atau ohm-m atau Q-m.
10
kumparan transmitter dialirkan arus bolak-balik berfrekuensi tinggi dan
amplitudo yang konstan.
Gambar 3.2 Skema prinsip kerja Lateral Log (kiri), dan Induction Log
(kanan).
Ada pun Faktor – faktor yang mempengaruhi pegukuran resistivitas antara lain:
11
BAB IV
12
rendah menyebabkan nilai PU yang rendah pula. Rendahnya nilai PU karena
kehadiran gas kemudian disebut dengan gas effect.
Suatu grafik log Neutron akan menunjukkan defleksi ke arah nilai yang
lebih tinggi (ke arah kiri) apabila melalui suatu zona berporositas tinggi, dan
sebaliknya, grafik akan mengalami defleksi ke kanan apabila melalui zona
berporositas rendah.Log Neutron, umumnya tidak terlepas dari log densitas,
karena kedua log tersebut memiliki korelasi dalam menentukan jenis fluida yang
terindikasi, antara gas, minyak, dan air, serta batas kontak antar fluida tersebut.
13
Besarnya nilai densitas dari suatu formasi berfungsi untuk :
a. Mendeteksi gas – bearing zone
b. Menentukan densitas hidrokarbon
c. Mengevaluasi pasir serpih dan lithologi yang kompleks
d. Mengidentifikasi mineral batuan ( Schlumberger 1972)
Secara teori, batuan berpori (umumnya berupa batupasir atau
batugamping) akan memiliki kandungan elektron yang lebih sedikit dibandingkan
dengan batuan pejal (tight). Untuk batu pasir (densitas ρ = 2,65 gr/cc) dan batu
gamping (ρ = 2,71 gr/cc) yang mengandung fluida gas akan memiliki densitas
bulk yang tinggi. Sedangkan serpih akan memiliki nilai densitas bulk yang sangat
tinggi apabila memiliki kandungan air terikat (clay-bound water).
Prinsipnya adalah dengan mengukur densitas bulk, densitas keseluruhan
batuan, termasuk matriks dan kandungan fluida dalam pori-porinya. Dengan
menggunakan sumber pemancar sinar gamma dan dua detektor pada suatu alat,
dan diposisikan pada dinding lubang pemboran. Sinar gamma yang dipancarkan
ke batuan akan mengalami gajala Hamburan Compton dengan elektron, dan
energi yang hilang akibat gejala tersebut menunjukkan densitas elektron dalam
batuan. Densitas elektron, dalam hal ini dapat dihubungkan sebagai densitas bulk
batuan.
Banyaknya jumlah sinar gamma yang kembali dan tertangkap oleh
detektor digunakan untuk indikator densitas formasi sedangkan jumlah sinar
gamma yang terserap oleh atom yang ada pada formasi menunjukkan nomor atom
dan photoelectric interpretation yang digunakan untuk identifikasi lithologi
batuan. Batuan homogen dengan porositas tertentu, jika mengandung air asin akan
mempunyai densitas lebih rendah dibanding dengan batuan yang seluruhnya
terdiri dari matrik. Batuan yang mengandung minyak, densitas batuan lebih
rendah daripada batuan yang mengandung air asin sebab densitas air asin lebih
besar daripada minyak. Sedangkan pada batuan homogen yang mengandung gas,
densitas batuannya lebih rendah dibandingkan dengan batuan yang berisi minyak.
14
Kriteria yang harus diperhatikan agar pengukuran density log yaitu :
a. Densitas batuan formasi rendah.
b. Unconsolidated sand formation.
c. Porositas antara 20% - 40%.
15
Schlumberger, yang menandai kemunculannya dengan penunjukan 'Lithology
density' log.
Efek Z/A ada perbedaan kecil di beberapa formasi. Pengukuran merespon
kepadatan rata-rata bahan antara sumber dan detektor. Dalam pengukuran
wireline,hal yang perlu perhatian untuk meminimalkan lumpur antara sensor dan
formasi dengan menekan pad ke dinding lubang bor, dengan sumber dan detektor
difokuskan ke dalam formasi. Dalam pengukuran logging sementara pengeboran,
Detektor mengukur sinar gamma yang tersebar dari formasi, selanjut nya
mudcake atau rugositas lubang bor dapat mempengaruhi pengukuran. Ini adalah
praktek umum untuk mengkompensasi mudcake dengan menggunakan dua atau
lebih detektor pada jarak yang berbeda. Kurva PeF umumnya diskalakan pada
kisaran antara 0 dan 10 lumbung/elektron, dan panduan interpretasi umum
diberikan pada gambar di atas. Selanjutnya, kita akan meninjau contoh log
gamma-ray, PeF, neutron dan kepadatan porositas untuk tiga litologi reservoir
utama batu gamping, batu pasir, dan dolomit.
4.4 Pengukuran dan Aplikasi Log Sonic
Log sonik merupakan log yang digunakan untuk mendapatkan harga
porositas batuan sebagaimana pada log densitas dan log netron. Log sonik
menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirimkan atau dipancarkan ke
dalam formasi hingga ditangkap kembali oleh receiver. Kecepatan suara melalui
formasi batuan tergantung oleh matriks batuan serta distribusi porositasnya.
Waktu yang dipelukan gelombang suara untuk sampai ke receiver disebut interval
transite time atau ∆t. Besar kecilnya ∆t yang melalui suatu media (formasi) sangat
tergantung dari jenis batuan, besarnya porositas batuan dan jenis kandungan yang
ada dalam batuan. Sehingga Log sonic disamping itu dapat berguna untuk
mendapatkan besaran porositas batuan juga sangat membantu didalam
interpretasi seismic records, terutama untuk kalibrasi kedalaman formasi.
Salah satu peralatan sonic (BHC – Bore Hole Compensated) tersusun atas
1 transmitter dibagian atas dan dibagian bawah dengan masing-masing
mempunyai dua receiver. Suara dikirim dari transmiter dimana suara tersebut
masuk kedalam formasi, kemudian pencatatan dilakukan pada saat pantulan suara
pertama kali sampai di receiever.
16
Gambar 4.3 Sistem BHC ( Schlumberger, 1989)
Transmiter-transmiter yang ada mengirimkan suara secara bergantian dan
harga perbedaan waktu (∆t) suara yang diterima oleh receiver-receiver ini dicatat
pula secara bergantian. Harga ∆t rata-rata dari receiver ini dihitung, serta diproses
harga transite time menjadi total travel time. Kadang-kadang gelombang suara
yang dikirimkan oleh transmiter diterima oleh receiver terdekat masih cukup kuat
tetapi diterima oleh receiver yang jauh dengan lemah. Kemungkinan terhalang
oleh sesuatu yang menyebabkan harga ∆t terlalu besar. Ini bisa terjadi bila melalui
formasi yang unconsolidated atau pasir lepas, rekahan pada batuan, formasi yang
mengandung gas, lumpur yang mengandung gelembung - gelembung udara / gas
ataupun oleh adanya kondisi lubang yang sangat tidak rata terlebih pada lapisan
garam.
17
BAB V
5.1 Pengambilan dan Aplikasi Core
Core adalah sampel batuan yang di ambil dari bawah permukaan dengan
suatu metode tertentu. Core umumnya di ambil pada kedalaman tertentu yang
propektif oleh perusahaan minyak atau tambang untuk keperluan lebih
lanjut.Coring dilaukan pada interval tertentu yang di perlukan data-data
petrofisiknya terutama pada zone produktif. Data core merupakan data yang
paling baik untuk mengetahui kondisi bawah permukaan, tapi kerena panjang nya
yang terbatas maka dituntut untuk mengambil data-data yang ada secara
maksimal.
18
core bit biasa ( rotary core bit) atau Diamond bit. Dengan ukuran core diameter 3
– 5 inchi dan panjang 30 – 70 ft.
19
Peluru–peluru tersebut dioperasikan secara elektris dari permukaan dan
dapat ditembakkan secara simultan baik bersama–sama atau sendiri–sendiri.
Dengan menembusnya peluru ke dalam dinding lubang bor maka core akan
terpotong dan terlepas dari formasi. Dengan adanya kabel baja yang berhubungan
dengan peluru, maka peralatan sidewall coring beserta core dapat diangkat ke
permukaan. Ukuran core yang didapat dengan cara ini mempunyai diameter ¾ –
1 3/16 inci dan panjangnya hanya 2 ¼ inci. Keuntungan dari metode sidewall
coring adalah mendapatkan sampel pada kedalaman berapa pun setelah lubang
dibor dan dapat membantu interpretasi log.
20
BAB VI
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN HASIL STUDI KASUS
Log Caliper
23
24
Log Resistivity
25
26
27
28
Log Gamma Ray
29
30
31
Log SP
32
33
34
35