Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PERCOBAAN UJI DIABETES

“UJI KADAR GLUKOSA DAN ANTIDIABETES”

DOSEN PENGAMPU :

ELVINA TRIANA PUTRI, M.Farm., Apt

Nama : Rohman Wakid

NPM 19330122

Kelas :B

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam tubuh manusia terdapat pengaturan tersendiri yang dapat digunakan untuk
mencegah terbentuknya suatu penyakit. Dan hormon-hormon yang dihasilakn oleh tubuh
yang memikiki kerja seperti yang disebutkan sebelumnya. Salah satu hormon yang memiliki
fungsi dalam pengaturan metabolism dan peredaran glukos dalam tubuh adalah hormon
insulin.
Hormon ini terbentuk pada kelenjar pancreas oleh sel-sel β yang mensekresikan insulin
tersebut. Hormon insulin digunakan untuk mengikat glukosa dalam darah sehingga tidak
terjadi penumpukkan glukosa dalam darah dan menyebabkan glukosa tersebut diekskresikan
lwat urin tanpa digunakan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh menjadi letih, cepat haus, lapar
dan sering berkemih. Ini merupakan gejala penyakit diabetes mellitus.
Pada percobaan kali ini kita menggunakan hewan coba mencit untuk uji antidiabtes.
Praktikum ini dilakukan, agar kita lebih mengetahui keefektifan dari obat-obat antidiabetes.
Selain itu, sebagai mahasiswa farmasi kita harus mengetahui obat antidiabetes yang ideal dan
tidak memiliki efek samping yang merugikan pengguna obat tersebut. Parameter utama dari
antidiabetes adlah kadar glukosa darah.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui secara lebih baik peran insulin dalam tubuh dan pengaruhnya pada
penyakit diabetes
2. Mengenal Teknik untuk mengevaluasi penyakit diabetes dengan cara konvensional
3. Melakukan test glukosa konvensional pada manusia menggunakan alat ukur glukosa
darah

1.3 Prinsip Percobaan


Penentuan penurunan kadar glukosa darah dan tingkat efektivitas pemberian obat
antidiabetes yakni metformin, glibenklamid, dan CMC-Na 1% (sebagai control negatif). Pada
hewan percobaan (mencit) yang telah diinduksi dengan larutan glukosa 5% berdasarkan onset
dan durasinya denga menggunakan alat glukometer.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Diabetes melitus adalah gangguan metabolism yang ditandai dengan hiperglikemia dan
glukosuria yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak dan
protein yang diakibatkan kurangnya insulin yang diproduksi oleh sel β pulau Langerhans
kelenjar pankreas baik absolut maupun relative (Herman, 1993).1 Kelainan metabolism yang
paling utama ialah kelainan metabolism karbohidrat. Oleh karena itu, diagnosis diabetes
melitus selalu berdasarkan kadar glukosa dalam plasma darah (Adam,2000).2
Kadar gula darah normal pada waktu puasa antara 60-120 mg/dl, dan dua jam sesudah
makan dibawah 140 mg/dl. Bila terjadi gangguan pada kerja insulin, baik secara kualitas
maupun kuantitas, keseimbangan tersebut akan terganggu, dan kadar glukosa darah
cenderung naik (hiperglikemia) (Kee dan Hayes, 1996). Gejala penyakit diabetes melitus dari
satu penderita ke penderita lainnya tidak selalu sama. Gejala yang umumnya timbul dengan
tidak mengurangi kemungkinan adanya variasi gejala lain. Ada pula penderita diabetes
melitus yang tidak menunjukkan gejala apa pun sampai pada saat tertentu (Tjoktoprawiro,
1998). Pada permulaan, gejala yang ditunjukan meliputi “tiga P” yaitu Polifagia
(meningkatkan nafsu makan, banyak makan), Polidipsia (meningkatnya rasa haus, banyak
minum), Poliuria (meningkatnya keluaran urin, banyak kencing). Dalam fase ini biasanya
penderita menunjukkan berat badan yang terus meningkat, bertambah gemuk, mungkin
sampai terjadi kegemukan. Pada keadaan ini jumlah insulin masih dapat mengimbangi kadar
glukosa dalam darah (Kee dan Hayes, 1996).
Obat anti dibetes insulin adalah hormone yang disekresi oleh sel β Langerhans dalam
pankreas. Berbagai stimulus melepaskan insulin dari granula penyimpanan dalam sel β, tetapi
stimulus yang paling kuat adalah peningkatan glukosa plasma (hiperglikemia). Insulin terikat
pada reseptor spesifik dalam membran sel dan memulai sejumlah aksi, termasuk peningkatan
ambilan glukosa oleh hati, otot, dan jaringan adipose (Katzung, 2002).3
Insulin adalah polipeptida yang mengandung 51 asam amino yang tersusun dalam dua
rantai (A dan B) dan dihubungkan oleh ikatan disulfide. Suatu prekusor yang disebut

1
Herman, F. 1993. Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral pada Penderita Diabetes mellitus.Pharos Bulletin No.1
2
Adam, J,M.F. 2000. Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Millitus yang Baru. Cermin Dunia Kedokteran
No.127
3
Katzung.G.B. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika
proinsulin, dihidrolisis dalam granula penyimpanan untuk membentuk insulin dan peptide C
residual. Granula menyimpan insulin sebagai kristal yang mengandung zink dan insulin.
Glukosa merupakan stimulus paling kuat untuk pelepasan insulin dari sel-sel β
Langerhans. Terdapat sekresi basal yang kontinu dengan lonjakan pada waktu makan. Sel-sel
β memiliki kanal K+ yang diatur oleh adenosin trifosfat (ATP) intraseluler. Saat glukosa
darah meningkat, lebih banyak glukosa memasuki sel β dan metabolismenya menyebabkan
peningkatan ATP intraseluler yang menutup kanal ATP. Depolarisasi sel β yang
diakibatkannya mengawali influx ion Ca2+ melalui kanal Ca2+ yang sensitive tegangan dan ini
memicu pelepasan insulin (Katzung, 2002).
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Hewan coba - Mencit putih, jantan (jumlah 6 ekor)
- Bobot tubuh 20-30 g
Obat - Larutan glukosa 5% 1 g/kgBB mencit secara PO
- CMC Na 1% secara PO
- Glibenklamid 5 mg/ 70 kgBB manusia secara PO
- Metformin 500 mg/ 70 kgBB manusia secara PO
Alat - Spuit injeksi 1 ml
- Sonde
- Timbangan hewan
- Accu-Check
- Strip glukosa

3.2 Cara Kerja


1. Puasakan mencit selama 12-16 jam, tetapi tetap diberikan air minum
2. Cek kadar glukosa darah mencit sebelum pemberian glukosa pada menit ke-0 dengan
cara bagian ujung ekor mencit dipotong, kemudian darah diteteskan ke bagian ujung strip
dan setelah 5 detik kadar glukosa darah akan terlihat pada monitor glukometer. Kadar
glukosa darah ini dicatat sebagai kadar glukosa dara puasa (GDP)
3. Berikan larutan glukosa 1 g/kgBB mencit
4. Cek kadar glukosa darah mencit setelah pemberian glukosa pada menit ke-5 dengan cara
bagian ujung ekor mencit dipotong, kemudian darah diteteskan ke bagian ujung strip dan
setelah 5 detik kadar glukosa darah akan terlihat pada monitor glukometer. Kadar
glukosa darah ini dicatat sebagai kadar glukosa darah setelah pembebanan
5. Mencit dibagi menjadi 3 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 2 ekor
mencit dengan perbedaan dosis obat yang diberikan:
6. Hitung dosis dan volume pemberian obat dengan tepat untuk masing-masing mencit
7. Berikan larutan obat sesuai kelompok masing-masing pada menit ke-10
8. Cek kadar glukosa darah mencit setelah pemberian glukosa pada menit 20, 40, 60, 80,
100 dan 120
9. Catat dan tabelkan pengamatan
10. Data yang diperoleh dianalisa secara statistic berdasarkan analisis variansi dan bermakna
perbedaan kadar glukosa darah antara kontrol negatif, positif dan kelompok uji kemudan
dianalisa dengan Student’s t-test. Data disajikan dalam bentuk table dan grafik.

Anda mungkin juga menyukai