UNIVERSITAS HALUOLEO
TEKNIK GEOFISIKA
ASPAL
STAMBUK : R1A119044
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspal didefinisikan sebagai material perekat (cementitious), berwarna hitam atau
coklat tua, dengan unsur utama bitumen, oleh karena itu bitumen seringkali disebut pula
sebagai aspal. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun merupakan residu dari pengilangan
minyak bumi. Aspal adalah material yang pada suhu ruang berbentuk padat sampai agak
padat, dan bersifat termoplastis. Yaitu aspal akan mencair jika dipanaskan, dan kembali
membeku jika suhu turun. Sedangkan sifat aspal lainnya adalah :
Aspal mempunyai sifat mekanis (Rheologic), yaitu hubungan antara tegangan (stress)
dan regangan (strain) dipengaruhi oleh waktu. Apabila mengalami pembebanan
dengan jangka waktu pembebanan yang sangat cepat, maka aspal akan bersifat elastis,
tetapi jika pembebanannya terjadi dalam jangka waktu yang lambat maka sifat aspal
menjadi plastis (viscous).
Aspal adalah bahan yang Thermoplastis, yaitu konsistensinya atau viskositasnya akan
berubah sesuai dengan perubahan temperatur yang terjadi. Semakin tinggi temperatur
aspal, maka viskositasnya akan semakin rendah atau semakin encer demikian pula
sebaliknya. Dari segi pelaksanaan lapis keras, aspal dengan viskositas yang rendah akan
menguntungkan karena aspal akan menyelimuti batuan dengan lebih baik dan merata.
Akan tetapi dengan pemanasan yang berlebihan maka akan merusak molekul-molekul
dari aspal, aspal menjadi getas dan rapuh.
Fungsi aspal dalam campuran agregat aspal adalah sebagai bahan pengikat yang bersifat
visco-elastis dengan tingkat viscositas yang tinggi selama masa layan dan berfungsi sebagai
pelumas pada saat penghamparan di lapangan sehingga mudah untuk dipadatkan
B. Rumusan Masalah
1. Metode geofisika yang digunakan dalam proses eksplorasi aspal
V =I . R
dimana arus (I) selalu proporsional terhadap tegangan (V) sedangkan parameter yang
selalu konstan terhadap proporsionalitas tadi adalah tahanan/ resistance (R) dari suatu
material yang dilalui arus tersebut.
Pengukuran tahanan melibatkan faktor panjang (L) dan luasan (A) material. Sedangkan
dalam prakteknya hanya membutuhkan parameter yang lebih menggambarkan sifat
material itu sendiri tanpa terpengaruh geometri. Dalam hal ini digunakan tahanan jenis
dibanding tahanan. Nilai tahanan jenis yang tinggi menggambarkan resistensi yang tinggi
dalam menghantarkan aliran arus.
Pada umumnya mineral pembentuk batuan bersifat isolator kecuali beberapa logam
dan grafit yang lebih bersifat konduktif terhadap listrik. Tahanan jenis yang terukur pada
material bumi secara primer dikontrol oleh pergerakan ion-ion bermuatan listrik pada
cairan yang mengisi pori batuan. Dapat dikatakan bahwa sifat fisik batuan yang
berpengaruh pengukuran tahanan jenis adalah porositas dan saturasi fluida.
Metode geolistrik yang biasa digunakan dalam eksplorasi bahan tambang adalah
metode tahanan jenis. Metode tahanan jenis menggunakan skema pengukuran, pengukuran
tahanan jenis menggunakan 4 (empat) buah elektroda masing-masing 2 (dua) buah
elektroda arus C1 C2 dan 2 (dua) buah elektroda potensial P1 dan P2 yang ditanamkan
pada tanah. Skema ini identik dengan rangkaian listrik dimana lapisan bawah permukaan
(lapisan tanah/ batuan) berperan sebagai hambatan (resistor). Arus listrik dihantarkan ke
dalam tanah melalui sepasang elektroda arus C1 C2. Beda potensial yang terjadi di antara
elektroda arus diukur menggunakan voltmeter yang dihubungkan dengan sepasang
elektroda potensial P1 P2. Nilai potensial ini merupakan target pengukuran geolistrik
dimana berhubungan dengan kerapatan arus listrik yang mengalir pada lapisan batuan.
Dari harga arus yang diinjeksikan ke dalam lapisan batuan (I) dan harga potensial yang
diperoleh (V), maka dapat dihitung nilai tahanan jenis semu dari lapisan batuan.
B. Proses tahapan dari awal sampai reklamasi
Tahapan tahapan dalam kegiatan penambangan aspal adalah sebagai berikut
Prospeksi
Eksplorasi
Studi Kelayakan
Konstruksi
Penambangan
Pengolahan pengangkutan
Pengolahan merupakan suatu kegiatan memurnikan atau meninggikan kadar bahan
galian dengan cara memisahkan endapan mineral berharga dan yang tidak
berharga, kemudian membuang mineral yang tidak berharga tersebut.
Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan penjualan bahan hasil galian yang sudah melewati
tahapan pengolahan dengan sistem transaksi tertentu dan kerja sama tertentu
antara penjual dengan pembeli.
Reklamasi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aspal didefinisikan sebagai material perekat (cementitious), berwarna hitam atau
coklat tua, dengan unsur utama bitumen, oleh karena itu bitumen seringkali disebut pula
sebagai aspal. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun merupakan residu dari pengilangan
minyak bumi. Aspal adalah material yang pada suhu ruang berbentuk padat sampai agak
padat, dan bersifat termoplastis. Yaitu aspal akan mencair jika dipanaskan, dan kembali
membeku jika suhu turun. Dalam pertambangan aspal, metode geofisika yang digunakan dalam
eksplorasi aspak adalah metode geolistrik tahanan jenis
Prospeksi
Eksplorasi
Studi Kelayakan
Konstruksi
Penambangan
Pengolahan pengangkutan
Pemasaran
Reklamasi
DAFTAR PUSTAKA
Tryono Yudi,2019, Penentuan Sebaran Aspal Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan
Jenis Di Lokasi Wkp Pt. “X” Kabupaten Buton. Forum Teknologi Vol.2 No 2.
Hendrajaya Lilik, 1990, Geolistrik Tahanan Jenis, Laboratorium Fisika Bumi Jurusan Fisika
FMIPA ITB, Bandung.
Damayanti Retno, 2020, Aksi hijau dilingkar tambang: Keberlanjutan untuk masa depan,
Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral.