JUDUL
Sekunder Lubang Bor Site Cobra PT. Titan Wijaya Group Bengkulu .
kelayakan.
karena penggunaannya yang relatif praktis dan biaya yang murah. Salah satu
1
sifat lithologi batuan, perhitungan cadangan, dan gambaran korelasi stratigrafi
mendapatkan gambaran yang lebih riil mengenai kondisi bawah tanah yang
sebenarnya. Akan tetapi, kelemahan kegiatan pemboran ini adalah biaya yang
C. IDENTIFIKASI MASALAH
ada dalam penelitian ini adalah perbandingan nilai akurasi pengolahan data
alat resistivity geolistrik Naniura dengan data sekunder hasil pemboran dalam
D. BATASAN MASALAH
2
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka batasan
3. Penelitian ini tidak berlaku untuk jenis Alat Resistivity yang lain
E. PERUMUSAN MASALAH
Hal-hal yang perlu dikaji dan diteliti serta menjadi perumusan masalah
F. TUJUAN PENELITIAN
kondisi sebenarnya.
3
2. Meningkatkan keyakinan geologi melalui metoda geolistrik sehingga
G. MANFAAT PENELITIAN
yang tersedia.
bor lapangan.
H. KAJIAN TEORI
1. Geolistrik
4
Metoda geolistrik menempati tempat yang unik pada klasifikasi
metoda yang dapat dimasukkan dalam kategori dinamis, akan tetapi ada
juga yang dapat dimasukkan kedalam kategori statis. Salah satu keunikan
macam mazhab (aliran atau school) yang berbeda satu dengan yang lain.
pencatatan akan dapat mengetahui tahanan jenis bahan yang dilalui oleh
V
R=
I
Dimana ;
R = tahanan (ohm/mohm)
sedimentasi.
5
3. Geologi Teknik untuk mengetahui struktur, startigrafi, permeabilitas dan
galian lama.
7. Minyak untuk mengetahui struktur, minyak, air dan kontak air dan
1.1 Sejarah PerkembanganGeolistrik
c. Data processing
6
Penggunaan sifat-sifat kelistrikan untuk maksud eksplorasi sudah
dikenal peradaban manusia lebih dari dua abad yang lalu. Pelopor yang
benua, dengan cara dan sejarah yang berbeda. Akan tetapi di ujung
7
menggunakan konsep matematika yang sama yang diterapkan pada
IP2Win
8
2. Mazhab Perancis (French School)
dilakukan pada endapan pirit di Sain Bel (phone) pada tahun 1918.
9
Sejak itu sekolah Perancis mengembangkan banyak metoda,
(1915)
10
geolistrik. Tahun 1927, Mc.Clatvckey mendapatkan patent untuk alat
dan cara eksplorasi yang lebih baik dan serta lebih sempurna. Pada
adalah
Kelly S.F., Mc. Collum , Logan, H.R. Cohklin, Gish, Rooney, Eve &
Keus, Cook dan van Nostrad. Selain mazhab Perancis dan Amerika,
masih banyak lagi mazhab yang kecil yaitu mazhab Inggris, Rusia,
dengan cara coba-coba antara lain merubah cycles, log, linier dan
metode empiris lain seperti Moore dan Barnes. Pada tahun 1980
(RESINT 53 , IP2Win).
11
teori matematis yang mendapatkan paten tanggal 25 September
Kernel Function.
fungsi transform oleh Gosh, yang diajukan pada tesis doktor. Gosh
12
Pada masa sekarang ini perkembangan geolistrik maju pesat
2. Tujuan pemboran eksplorasi
merekam data geologi yang ditembus lubang bor. Deskripsi inti bor dan
permukaan, sedang dalam waktu yang sama matabor sudah maju lebih
dalam lagi. Kedalaman yang diwakili conto itu harus dikoreksi atau
13
disetel terhadap data lain, seperti laju kecepatan pemboran atau log
talikawat
lebih dari 2 jenis litologi yang berasal kedalaman yang berbeda. Untuk
ini persen berbagai jenis litologi ini harus dicatat untuk mengetahui
litologi mana merupakan guguran dan mana yang dari kedalaman asli.
litologi dari log talikawat maupun data lain seperti laju kecepatan
pemboran
14
pengamatan conto inti dilakukan secara penuh dari permukaan sampai
kedalaman akhir.
2.2 Drill Core
penuh dari permukaan sampai kedalaman akhir pemboran. Ini yang biasa
berdasarkan log geofisika dari sumur terdekat yang sengaja dibor sebagai
pilot drill hole, untuk operasi ini sering dilakukan pilot and part-coring
dari conto didalam tanah dapat ditentukan. Hal ini sering dilakukan untuk
15
bahagian bawah dari inti sewaktu diangkat dalam bumbung inti (core
batuan yang rapuh dan dapat dipakai sebagai indikator untuk keadaan
2.4 Perlakuan Inti Bor
menempatkan setiap conto dalam urutan, arah dan susunan yang sama
diambil dari inti yang telah dibelah ini. Penanganan conto inti ini harus
16
udara, untuk menjada kelembaban aslinya (moiture content). Untuk setiap
a. Mengangkat serbuk bor ke permukaan, hal ini sangat penting sebab juka
biit atau rangkaian pipa akibat gesekan dengan bidang bor, terlebih lagi
pelumasan yang tidak baik maka hal ini akan lebih mempercepat lelehan
bit
17
perbandingan antara lumpur dengan air harus seimbang, lumpur tidak
yang ada kita dapat membuat lumpur bor yang dapat mengering pada
dinding lubang bor sehingga dapat mengurangi longsor pada dinding bor
terpaksa harus dihentikan. Kita tidak perlu khawatir terhadap serbuk bor
yang mengendap sebab lumpur yang baik akan dapat menahan serbuk
pengeboran dalam bentuk suspensi, tetapi jika lumpur bor yang kita
oleh menara/rig; pengeboran yang dilakukan tanpa lumpur. Bor yang baik,
misalnya lumpur bor yang digunakan terlalu encer hal ini akan
18
rig juga akan berkurang, oleh karena itu pemilihan lumpur bor harus
benar-benar diperhatikan.
diperoleh sifat fisik dan mekanik batuan utuh. Agar sampel yang diambil
jatuhnya core.
adalah 2,06 m dan berdiameter 5,2 cm. Pada bagian dalam tabung penginti
19
(core barrel) terdapat split tube yang panjangnya 1,6 m berfungsi untuk
jika dibutuhkan pengeboran dapat dilakukan lebih dalam lagi bila terjadi
contohnya pada pengambilan tanah, tanah pada bagian tengah core barrel
barrelnya akan terjadi disturbed sample. Mata bor yang digunakan juga
tergantung pada kondisi tanah yang akan dibor. Untuk type soil akan
digunakan mata bor Tungsten atau Steel Bit dan untuk type batuan
dari sampel didalam tanah dapat ditentukan. Hal ini sering dilakukan untuk
dapat diwakili oleh panjang inti yang diperoleh. Hal ini disebabkan
20
bumbung inti (core barrel). Besarnya perolehan inti (core recovery)
jalur-jalur retak atau keadaan batuan yang rapuh dan dapat dipakai sebagai
Single tube core barrel merupakan jenis tabung core barrel single
yang menampung core sekaligus mengalirkan fluida atau lumpur dari atas
Double tube core barrel merupakan jenis tabung core barrel yang
21
dilakukan mapping yaitu proses pembuatan peta singkapan beserta struktur
yang harus dilakukan proses pemboran serta luasan wilayah yang akan
yang akan dibor pada skema model maka dilakukan proses penentuan titik
diperhatikan.
22
Tahapan awal yang dilakukan oleh wellsite geologist dalam proses
pemboran adalah menentukan lokasi titik bor yang akan dilakukan proses
persetujuan geoevaluator site.
a. Masukan seluruh data titik koordinat (titik bor) yang akan dicari.
pilih Go to.
23
Setelah lokasi titik bor sudah dipasang, kemudian tinggal membuat
Adapun jarak antara lubang bor yang satu dengan yang lain telah
ditetapkan atau di plot oleh tim pengukuran dengan diberi tanda patok.
spasi 500 m, kemudian bila hasilnya diharapkan ada maka spasinya lebih
diperkecil hingga 100 m. Pada jarak atau spasi 100 m ini, analisa kadar
dari hasil pemboran baik dilihat secara megaskopis atau uji laboraturium
terindikasi kadarnya tinggi maka dilanjutkan terus hingga pada spasi 12,5
m.
atau spasi 50 m yaitu pada daerah transit, sedangkan pada lokasi mornopo
maka target lain harus dicoba dan masih dalam wilayah kontrak perusahan.
24
Suatu endapan paling tidak sudah didefinisikan arah kemenerusan dan
dan arah kemenerusan tipe. Pada rencana kerja pemboran yang dibuat,
pemboran selanjutnya. Hal ini berkaitan dengan hasil analisis kadar pada
b. Pemboran Coring
maksimal 100 m.
25
Titik pemboran Open Hole maupun Coring ini biasanya sudah
pada sumur yang sedang dibor atau sedang berproduksi guna menemukan
pipa pemboran dan mata bor ditarik ke permukaan. Pada alat yang sudah
disambung meliputi alat gamma ray, alat resistivitas, alat densitas dan alat
drum yang berasal dari dalam unit melalui sheave wheel.Pembacaan kabel
26
logging Alat-alat ini kemudian ditarik perlahan-lahan yang dikendalikan
Setiap satu kali putaran drum untuk melepaskan kabel adalah sedalam 2
kaki. Sesudah sampai pada dasar lubang bor, panjang kabel yang masuk
terjadi caving.
Saat alat logging ditarik ke atas (log up) yang dikendalikan oleh
formasi oleh alat –alat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hal ini
bertujuan agar bisa mengkontrol panjang kabel didalam lubang bor jika
ditargetkan.
Caliper log adalah alat untuk mengukur diameter dan bentuk suatu
lubang bor. Alat ini memiliki 2, 4 atau lebih lengan yang dapat membuka
bor, diameter bersifat heterogen dari atas hingga dasar karena adanya efek
27
tekanan dari lapisan batuan yang berbeda-beda akibat gaya tektonik.
Kondisi ini yang menjadikan perbedaan dalam jumlah lengan caliper. Pada
lubang yang lebih oval, dua lengan caliper akan saling mengunci pada
selisih hasil pembacaan caliper terhadap ukuran bit diameter. Pada grafik
pemboran di dalam lubang bor dan jumlah semen yang dibutuhkan untuk
2.15 Log Permeabilitas
28
Log yang digunakan untuk mengidentifikasi lapisan permeabel
adalah:
b. Gamma Ray
uranium (U), thorium (Th), dan potassium (K) yang hadir pada batuan. Ketiga
Log GR diskalakan dalam API unit (APIU). 1 (satu) APIU adalah 1/200
2.16 Log Resistivitas
fluida pori (baca: minyak, gas dan air) disepanjang lubang bor dengan
29
biasanya dibuat dalam skala logarithmic dengan nilai antara 0.2 sampai
d. Korelasi formasi
power)
Cara kerja
30
elektroda yang sama digunakan frekuensi yang berbeda. (35 Hz deep dan
280 Hz shallow).
a. Flushed zone : 1 -6 in, diukur dengan tool MLL, SFL, MSFL
b. Shallow zone : 0.5 – 1.5 ft, diukur dengan tool LLS
c. Medium zone : 1.5 - 3 ft, diukur dengan tool ILM dan LLM
d. Deep zone : lebih dari 3 ft, diukur dengan tool ILD daan LLD
zona peralihan dan zona tidak terusir serta sejumlah parameter petrofisik
2.17 Log Porositas
a. Log densitas
31
Sebagian besar radioaktif diserap oleh formasi, sebagian dipantulkan ke
b. Log Sonic
sama rata. Ketika gelombang mencapai dinding, ada yang dipantul dan ada
2.18 Pola-Pola Log (Log Patterns)
ke arah atas.
32
Adalah bentuk silinder yang secara tidak langsung menunjukkan energi yang
Adalah bentuk bel atau lonceng yang menunjukkan energi pengendapan yang
33
2.19 Dasar Teori Petrofisik
a. Koreksi gamma ray
(1999).
34
Asquith and Gibson (1999).
Untuk Batuan-batuan yang tidak terkonsolidasi dihitung sebagai berikut : Vsh
Koreksi netron terhadap kandungan serpih dapat dihitung dengan rumus dari
Harsono (1994).
35
Menghitung porositas dari log densitas
Koreksi lingkungan
AsquithandGibson (1982).
36
d. Perhitungan saturasi air (Sw)
factor (FVF).
Untuk menghitung cadangan dengan metode volumetrik ada tiga cara untuk
37
Dimana :
5. METODOLOGI PENELITIAN
a. Lokasi Penelitian
Kampung Ponak.
38
4) Bagian utaraberbatasan dengan Kampung Dempar, Bunyut dan
Muara Pahu.
39
b. Kesampaian Daerah Penelitian
c. Geomorfologi
– barat daya hingga utara – timur laut (Van Bemmelen, 1949). Dibagian
40
b. Antikinorium Samarinda utara.
terdiri dari :
lahan yang tinggi, ditambah kondisi permukaan tanah yang terbuka dan
apabila datang hujan lebat maka akan terjadi erosi limpasan permukaan
satuan, yaitu :
41
Satuan morfologi perbukitan bergelombang meliputi 20% yang
dimulai pada cekungan kutai pada kala Oligosen akhir yang ditandai
42
kurangnya stabilitas gaya berat pada lereng yang miring kearah timur di
Saat terjadinya pelengseran kearah timur ini terjadi daya tahan gravitasi
pada saat naik melawan kedudukan batuan dasar dari cekungan bagian
area cadangan.
43
Berada di sinklin Perak yang meloncat dari arah utarake selatan batas
area puncak sinklin, yaitu Dayak Besar sayap sinklin bagian selatan
bagian utara. Sayap sinklin selatan meliputi area Nage yang meluas
selatan.
ekstrim dari seam batubara (50o-75o). Sudut dip dari South Block Area
sayap sinklin.
f. Topografi
44
g. Statigrafi Regional
Tersier dan mengisi cekungan terus menerus dari barat ke arah timur.
akhir Miosen hingga Recent terletak ada bagian lepas pantai dari
paparan delta (delta plain) yang terdiri dari endapan rawa (marsh),
45
Menurut Samuel dan Muchsin (1975), "tektonik cekungan
tebal.
berikut :
a. Alluvial
46
Ciri litologi yang ada yaitu pasir lumpur, kerikil, dan kerakal.
Kampung Baru.
Akhir – Plistosen.
c. Formasi Balikpapan
47
formasi-formasi lain. Formasi ini diendapkan dilingkungan delta,
e. Formasi Bebuluh
f. Formasi Pamaluan
48
49
Gambar 2 Peta Geology PT. Trubaindo
50
Sumber : Mine GeologyDept. PT. Trubaindo Coal Mining
51
Gambar 3 Starigrafi Umum PT. Trubaindo Coal Mining
52
h. Iklim dan Curah Hujan
2003 sampai dengan tahun 2013 adalah 2.912 mm dengan curah hujan
tertinggi pada bulan April tahun 2007 yaitu 837 mm dan curah hujan
53
Sumber :MinePlanDept. PT.Trubaindo Coal Mining
54
900
800
700
600
2003
Curah Hujan
500
2004
400 2005
2006
300 2007
200
100
-
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
600
500
400
2008
Curah Hujan
2009
300 2010
2011
2012
200
2013
100
-
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
55
Gambar 4 Grafik Curah Hujan di PT. TCMTahun 2003 – 2013
56
k. Kerangka Konseptual
Mulai
Orientasi Lapangan
Studi Literatur
Pengambilan Sampel
Pengolahan Data
Kesimpulan
Selesai
57
Berdasarkan jenis data yang diperoleh maka teknik analisis data
maupun
d. Salah satu dampak yang sangat penting adalah dampak terhadap badan
58
Menurut Rudi Sayoga Gautama (2012) Air asam tambang – AAT
(acid mine drainage - AMD atau air asam batuan – acid rock drainage -
ARD) adalah air yang bersifat asam (tingkat keasaman yang tinggi dan
sering ditandai dengan nilai Ph yang rendah di bawah 5) sebagai hasil dari
pada masa operasi tetapi yang lebih penting adalah pada masa
59
Gambar 7 Air Asam Tambang Pasca Penambangan, Sumber Penulis
b. Meminimalkan risiko
pencegahan yang baik. Hal ini perlu dilakukan sejak tahap eksplorasi,
60
Seperti yang telah disampaikan di bagian awal, bahwa sekali AAT sudah
secara total terjadinya AAT yang terbentuk di dalam pit (baik di dinding
atau pit wall maupun di dasar atau pit floor) tidak akan mungkin dicegah –
mengamankan timbunan).
61
adalah encapsulation dan layering. Encapsulation dan layering adalah
aliran air)
Pengelolaan Air Asam Tambang Oleh Prof. Dr. Rudy Sayoga Gautama
dilakukan dengan baik, pembentukan air asam tambang yang telah terjadi perlu
dilakukan pengelolaan.
62
Pengolahan aktif adalah dengan melakukan pemberian kapur pada
63
Gambar 6 Desain dan Proses Pengolahan Air Limbah di Kolam
yang tidak memerlukan intervensi, operasi atau perawatan oleh manusia secara
regular. Suatu sistem pengolahan air yang memanfaatkan sumber energi yang
64
fotosintesis dan energy kimia dan membutuhkan perawatan secara reguler tetapi
jarang untuk beroperasi sepanjang umur rancangannya (Pulles et al, 2004, dalam
65
6. JADWAL PELAKSANAAN
Juni 2014 sampai 24 Agustus 2014, dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut:
66
Daftar Pustaka
Peraturan Daerah Kalimantan Timur No. 2 tahun 2011 yang mengatur tentang
Pusat Lingkungan Geologi Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral. 2010. Manajemen Air Tanah Berbasis Cekungan Air Tanah. Bandung
Nama, Bp. 2011. Tugas Akhir. Program Studi Teknik Pertambangan. Padang :
http://www.geologi.ft.undip.ac.id/index.php/berita/tesis-dan-jurnal/1254-air-asam-
tambang-produk-penambangan-batubara-serta-penanganannya.html
67
http://green.kompasiana.com/limbah/2010/07/20/bahaya-air-asam-tambang
http://miner-padang.blogspot.com/2011/12/air-asam-tambang.html
https://ilmulingkunganuns.files.wordpress.com/2012/09/3-air-asam-tambang-prof-
rudy-sayoga.pdf
Analisis Kualitas Air Pada Daerah Tambang Batubara PT. Trubaindo Coal
Timur
68
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik Pertambangan
Oleh :
BP. 2011/1102410
69
FAKULTAS TEKNIK
PADANG
2015
II. Pengusul
III. Lokasi Keja Praktek : PT. Trubaindo Coal Mining, Kalimantan Timur
70
Padang, 17 Januari 2015
Pengusul 1
1102410/2011
Mengetahui, Menyetujui,
71