Anda di halaman 1dari 7

GEOFISIKA PERTAMBANGAN

ASPAL

OLEH :

IKHSAN CAHYADI
R1A119044

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspal didefinisikan sebagai material perekat (cementitious), berwarna hitam atau coklat
tua, dengan unsur utama bitumen, oleh karena itu bitumen seringkali disebut pula sebagai aspal.
Aspal dapat diperoleh di alam ataupun merupakan residu dari pengilangan minyak bumi. Aspal
adalah material yang pada suhu ruang berbentuk padat sampai agak padat, dan bersifat
termoplastis. Yaitu aspal akan mencair jika dipanaskan, dan kembali membeku jika suhu turun.
Sedangkan sifat aspal lainnya adalah :

 Aspal mempunyai sifat mekanis (Rheologic), yaitu hubungan antara tegangan (stress) dan
regangan (strain) dipengaruhi oleh waktu. Apabila mengalami pembebanan dengan jangka
waktu pembebanan yang sangat cepat, maka aspal akan bersifat elastis, tetapi jika
pembebanannya terjadi dalam jangka waktu yang lambat maka sifat aspal menjadi plastis
(viscous).

 Aspal adalah bahan yang Thermoplastis, yaitu konsistensinya atau viskositasnya akan
berubah sesuai dengan perubahan temperatur yang terjadi. Semakin tinggi temperatur aspal,
maka viskositasnya akan semakin rendah atau semakin encer demikian pula sebaliknya. Dari
segi pelaksanaan lapis keras, aspal dengan viskositas yang rendah akan menguntungkan
karena aspal akan menyelimuti batuan dengan lebih baik dan merata. Akan tetapi dengan
pemanasan yang berlebihan maka akan merusak molekul-molekul dari aspal, aspal menjadi
getas dan rapuh.

 Aspal mempunyai sifat Thixotropy, yaitu jika dibiarkan tanpa mengalami teganganregangan
akan berakibat aspal menjadi mengeras sesuai dengan jalannya waktu.

B. Rumusan Masalah
1. Metode geofisika yang digunakan dalam proses eksplorasi

2. Proses tahapan dari Prospeksi sampai reklamasi

C. Tujuan
Agar pembaca dapat mengetahui tentang penjelasan tentang metode metode geofisika yang
digunakan dalam proses eksplorasi aspal hingga sampai tahap reklamasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode geofisika yang digunakan dalam proses eksplorasi
Metode yang digunakan dalam proses eksplorasi tambang adalah metode Geolistrik
tahanan jenis pada tahun 1827 George Ohm menyatakan suatu hubungan empirik antara arus
yang mengalir melalui suatu kabel/ penghantar dan potensial tegangan yang diperlukan untuk
menimbulkan arus tersebut.

V =I . R

dimana arus (I) selalu proporsional terhadap tegangan (V) sedangkan parameter yang selalu
konstan terhadap proporsionalitas tadi adalah tahanan/ resistance (R) dari suatu material yang
dilalui arus tersebut.

Metode geolistrik yang biasa digunakan dalam eksplorasi bahan tambang adalah metode
tahanan jenis. Metode tahanan jenis menggunakan skema pengukuran, pengukuran tahanan
jenis menggunakan 4 (empat) buah elektroda masing-masing 2 (dua) buah elektroda arus C1 C2
dan 2 (dua) buah elektroda potensial P1 dan P2 yang ditanamkan pada tanah. Skema ini identik
dengan rangkaian listrik dimana lapisan bawah permukaan (lapisan tanah/ batuan) berperan
sebagai hambatan (resistor). Arus listrik dihantarkan ke dalam tanah melalui sepasang elektroda
arus C1 C2. Beda potensial yang terjadi di antara elektroda arus diukur menggunakan voltmeter
yang dihubungkan dengan sepasang elektroda potensial P1 P2. Nilai potensial ini merupakan
target pengukuran geolistrik dimana berhubungan dengan kerapatan arus listrik yang mengalir
pada lapisan batuan. Dari harga arus yang diinjeksikan ke dalam lapisan batuan (I) dan harga
potensial yang diperoleh (V), maka dapat dihitung nilai tahanan jenis semu dari lapisan batuan.

B. Proses tahapan dari Prospeksi sampai reklamasi


Tahapan tahapan dalam kegiatan penambangan aspal adalah sebagai berikut

 Prospeksi

Prospeksi merupakan kegiatan penyelidikan atau penemuan endapan mineral berharga


yang bertujuan untuk menemukan keberadaan atau indikasi adanya bahan galian yang
memberikan harapan untuk diselidiki lebih lanjut.

 Eksplorasi

Eksplorasi merupakan kegiatan penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh


pengetahuan lebih banyak tentang keadaan lapangan, terutama sumber sumber alam yang
terdapat ditempat itu.
 Studi Kelayakan

Studi kelayakan merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh
aspek yang berkaitan untuk menentukan kelakayakan ekonomis dan teknis usaha
pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca
tambang.

 Konstruksi

Konstruksi merupakan kegiatan pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh


fasilitas operasi produksi. Termasuk didalamnya adalah pengendalian dampak
lingkungan, dalam tahapan ini kegiatan meliputi penyediaan atau persiapan sarana dan
prasarana dalam permulaan pertambangan

 Penambangan

Penambangan merupakan pengambilan endapan bahan tambang yang berharga dan


bernilai ekonomis dari dalam kerak bumi, pada permukaan bumi, dan dibawah
permukaan bumi, baik secara mekanis maupun manual.

 Pengolahan pengangkutan

Pengolahan merupakan suatu kegiatan memurnikan atau meninggikan kadar bahan galian
dengan cara memisahkan endapan mineral berharga dan yang tidak berharga, kemudian
membuang mineral yang tidak berharga tersebut.

 Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan penjualan bahan hasil galian yang sudah melewati
tahapan pengolahan dengan sistem transaksi tertentu dan kerja sama tertentu antara
penjual dengan pembeli.

 Reklamasi
Reklamasi merupakan kegiatan pasca yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan
ekosistem agar dapat kembali sesuai peruntukannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aspal didefinisikan sebagai material perekat (cementitious), berwarna hitam atau coklat
tua, dengan unsur utama bitumen, oleh karena itu bitumen seringkali disebut pula sebagai aspal.

Tahapan tahapan kegiatan pertambangan adalah sebagai berikut:

 Prospeksi

 Eksplorasi

 Studi Kelayakan

 Konstruksi

 Penambangan

 Pengolahan pengangkutan

 Pemasaran

 Reklamasi
DAFTAR PUSTAKA
Hendrajaya Lilik, 1990, Geolistrik Tahanan Jenis, Laboratorium Fisika Bumi Jurusan Fisika
FMIPA ITB, Bandung.

Damayanti Retno, 2020, Aksi hijau dilingkar tambang: Keberlanjutan untuk masa depan,
Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral.

Anda mungkin juga menyukai