Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI INJEKSI AIR UNTUK MENINGKATKAN

PRODUKSI MINYAK DENGAN MENGGUNAKAN


SIMULASI RESERVOIR

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia pada Program Studi
Teknik Perminyakan Tahun Ajar 2018/2019

Oleh

Audia Prima 071.015


Muhammad Hevianto Putra 071.015.
Mochamad Shokih 071.015.085
Raffi Fafian Chairul Putra 071.015.114
Rantan 071.015.118

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Penulis ingin mengucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi

susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu penulis memohon maaf

atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir dari kelas Bahasa Indonesia

pada program studi Teknik Perminyakan. Penulis berharap proposal ini dapat

memenuhi segala persyaratan yang diperlukan.

Jakarta, Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Makalah ................................... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 2

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 3

1.5 Ruang Lingkup .................................................................................................... 3

BAB II KERANGKA TEORI ....................................... Error! Bookmark not defined.

2.1 Simulasi Reservoir ............................................ Error! Bookmark not defined.

2.2 Waterflood ......................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENULISAN ........................................................................ 9

3.1 Sumber Dan Jenis Data ............................................................................. 9

3.2 Pengumpulan Data..................................................................................... 9

3.3 Analisa Data ............................................................................................... 9

BAB IV PEMBAHASAN .............................................. Error! Bookmark not defined.

4.1 Persiapan Data ................................................... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembuatan Grid ................................................. Error! Bookmark not defined.

4.3 Input Data .......................................................... Error! Bookmark not defined.

4.4 Proses Inisialisasi .............................................. Error! Bookmark not defined.

4.5 History Matching .............................................. Error! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP.......................................................... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ............................................... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ......................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ..................................................... Error! Bookmark not defined.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat kebutuhan minyak dan gas bumi semakin hari akan semakin

meningkat, hal ini tentu bukan hal yang menguntungkan jika dihubungkan dengan

tingkat produksi minyak dan gas bumi yang semakin menurun. Oleh karena itu,

perlu dilakukan suatu usaha untuk menghindari tidak terpenuhinya kebutuhan

migas. Usaha yang dilakukan dapat berupa pencarian lapangan migas baru yang

berpotensi, atau menelaah ulang lapangan lama untuk meningkatkan produksi

lapangan tersebut.

Water flooding (injeksi air) merupakan salah satu dari metode perolehan

tahap kedua (secondary recovery) yang dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan tingkat produksi. Water flooding dilakukan dengan menginjeksikan

air kedalam reservoir sebagai fluida pendesak untuk meningkatkan faktor perolehan

minyak yang banyak digunakan dalam industri perminyakan. Namun, sebelum

melakukan injeksi air, perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu untuk

mendapatkan hasil yang optimal.

Untuk memperkirakan alternatif yang paling sesuai untuk suatu reservoir,

perlu dikembangkan suatu studi untuk permodelan dari reservoir atau lapangan

tersebut. Studi yang telah dikembangkan ini dapat disebut sebagai simulasi

reservoir. Definisi dari simulasi reservoir adalah suatu proses matematik yang
digunakan untuk memprediksi performa dari suatu reservoir dengan

menggunakan sebuah model. Model tersebut dibuat semirip mungkin dengan

karakteristik yang dimiliki oleh reservoir sebenarnya. Model yang digunakan

terbagi menjadi dua tipe, yaitu model fisik dan model matematik. Model fisik di

buat dengan menggunakan objek yang terlihat sehingga dapat di analisa dan

evaluasi, sedangan model matematik menggunakan suatu persamaan yang

memperhitungkan sifat-sifat fisik, kimia serta thermal dari reservoir tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

Penilitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi beberapa masalah,

yaitu:

1. Pengertian serta tujuan dari simulasi reservoir

2. Penentuan skenario kegiatan injeksi air pada suatu lapangan

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas, maka dapat dirumuskan berbagai

rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimanakah prosedur simulasi reservoir?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi performa injeksi air?

3. Parameter apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan skenario

kegiatan injeksi air?


1.4 Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis dengan beberapa tujuan. Tujuan tersebut merupakan

harapan dimana setelah membaca makalah ini, pembaca dapat:

1. Memahami prosedur untuk melakukan simulasi reservoir

2. Mengetahui skenario injeksi air yang sesuai untuk suatu lapangan

1.5 Ruang Lingkup

Dalam Makalah ini, Penulis akan membatasi ruang lingkup sumber

dengan membatasi permasalahan yang akan dibahas, yaitu seputar Simulasi

Reservoir. Adapun ruang lingkup makalah ini membahas Injeksi Air suatu

lapangan minyak dan gas, simulasi dilakukan dengan menggunakan software

Eclipse.
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Simulasi Reservoir

Simulasi reservoir memberikan suatu gambaran terhadap keadaan di bawah

permukaan yaitu reservoir. Di dalam dunia perminyakan hal ini bertujuan untuk

menggambarkan karakteristik reservoir dan dinamika aliran di dalamnya. Saat

melakukan simulasi perlu diketahui volume hidrokarbon secara volumetric atau

material balance. Hal ini dilakukan sebagai perbanding apakah hasil volume dari

simulasi benar. Perbandingan ini dilakukan melalui proses Initial Matching

(Inisialisasi). Volume hidrokarbon pada simulasi terkadang berbeda dengan volume

hidrokarbon hasil perhitungan manual. Hal ini disebabkan oleh pada simulasi

reservoir memperhitungkan heterogenitas batuan yang tidak diperhitungkan oleh

perhitungan manual.

Pemilihan model simulasi reservoir didasarkan pada kebutuhan atau hasil

yang diinginkan sebagai keluaran, karena dengan penggunaan simulasi yang tepat

akan menjadikan simulasi yang dilakukan efektif dan efisien. Berdasarkan model

yang digunakan, terdapat 3 jenis simulator yang digunakan dalam simulasi reservoir

yaitu:

1. Black Oil Simulator

Model ini tidak memperhitungkan komposisi penyusun hidrokarbon

(minyak dan gas) seperti methane, ethane, buthane dan lain-lain serta perubahan

fasa tiap komponennya. Biasanya model ini digunakan untuk kondisi isothermal.
Black Oil disini digunakan untuk menunjukkan bahwa jenis cairan homogen, tidak

ditinjau komposisi kimianya.

2. Compositional Model Simulator

Model ini memperhitungkan komposisi dari penyusun hidrokarbon (minyak

dan gas) seperti methane, ethane, buthane dan lain-lain serta perubahan fasa tiap-

tiap komponennya. Simulator seperti ini digunakan untuk lapangan yang perlu

untuk memperhitungkan komposisi penyusun, misalnya volatile-oil dan gas

condensate.

3. Thermal Simulator

Model simulator ini digunakan untuk studi aliran fluida, memodelkan

proses yang menyangkut panas serta perpindahannya, seperti untuk proses injeksi

uap, reservoir panas bumi dan sebagainya. Simulasi ini banyak digunakan pada

studi EOR antara lain thermal dan in situ combustion.

2.2 Injeksi Air (Waterflooding)

Pada lapangan yang sudah melewati batas primary recovery-nya, dilakukan

optimasi produksi dengan cara yang lain salah satunya adalah injeksi air (water

flooding). Water flooding merupakan metode perolehan tahap kedua dimana air

diinjeksikan ke dalam reservoir untuk mendapatkan tambahan perolehan minyak

yang bergerak dari reservoir minyak menuju ke sumur produksi setelah reservoir

tersebut mendekati batas ekonomis produktif melalui perolehan tahap pertama.

Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan

keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada perkiraan hasil dari proses


waterflood itu sendiri. Perkiraan ini bisa baik atau buruk tergantung pada kebutuhan

khusus dari proyek atau keinginan pelaksana. Lima langkah utama dalam

perencanaan waterflood adalah ;

1. Evaluasi reservoir meliputi hasil produksi dari primary recovery

2. Pemilihan waterflood plan yang potensial

3. Perkiraan laju injeksi dan produksi

4. Prediksi oil recovery untuk setiap perencanaan proyek waterflood

5. Identifikasi variabel-variabel yang menyebabkan ketidaktepatan analisa

secara teknik

Analisa teknik produksi waterflood dilakukan dengan memperkirakan

jumlah volume dan kecepetan fluida. Perkiraan diatas juga berguna untuk

penyesuaian atau pemilihan peralatan serta sistem pemeliharaan ( treatment ) fluida.

Pada umumnya dipegang prinsip bahwa sumur-sumur yang sudah ada

sebelum injeksi dipergunakan secara maksimal pada waktu berlangsungnya injeksi

nanti. Jika masih diperlukan sumur-sumur baru maka perlu ditentukan lokasinya.

Untuk memilih lokasi sebaiknya digunakan peta distribusi cadangan minyak tersisa.

Di daerah yang sisa minyaknya masih besar mungkin diperlukan lebih banyak

sumur produksi daripada daerah yang minyaknya tinggal sedikit. Peta

isopermeabilitas juga membantu dalam memilih arah aliran supaya penembusan

fluida injeksi (breakthrough) tidak terjadi terlalu dini.

Untuk meningkatkan faktor perolehan minyak salah satu caranya adalah

dengan efisiensi yang sebaik-baiknya dengan membuat satu caranya adalah dengan

mendapatkan efisiensi yang sebaik-baiknya dengan membuat pola sumur injeksi-


produksi. Tetapi kita harus tetap memegang prinsip bahwa sumur yang sudah ada

sebelum injeksi harus dapat digunakan semaksimal mungkin pada waktu

berlangsungnya injeksi nanti.

Pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan pola sumur injeksi produksi

tergantung pada:

• Tingkat keseragaman formasi, yaitu penyebaran permeabilitas ke arah

lateral maupun ke arah vertikal.

• Struktur batuan reservoir meliputi patahan, kemiringan, dan ukuran.

• Sumur-sumur yang sudah ada (lokasi dan penyebaran).

• Topografi.

• Ekonomi.

Pada operasi waterflooding sumur-sumur injeksi dan produksi umumnya

dibentuk dalam suatu pola tertentu yang beraturan, misalnya pola tiga titik,lima

titik, tujuh titik, dan sebagainya. Pola sumur dimana sumur produksi dikelilingi oleh

sumur-sumur injeksi disebut dengan pola normal. Sedangkan bila sebaliknya yaitu

sumur-sumur produksi mengelilingi sumur injeksi disebut dengan pola inverted.

Masing-masing pola mempunyai sistem jaringan tersendiri yang mana memberikan

jalur arus berbeda-beda sehingga memberikan luas daerah penyapuan yang

berbeda-beda. Diantara pola-pola yang paling umum digunakan :

1. Direct line drive

Sumur injeksi dan produksi membentuk garis tertentu dan saling

berlawanan. Dua hal penting untuk diperhatikan dalam sistem ini adalah jarak

antara sumur-sumur sejenis dan jarak antara sumur-sumur tak sejenis.


2. Staggered line drive

Sumur-sumur yang membentuk garis tertentu dimana sumur injeksi dan

produksinya saling berlawanan dengan jarak yang sama panjang, umumnya adalah

1/2 yang ditarik secara lateral dengan ukuran tertentu.

3. Four spot

Terdiri dari tiga jenis sumur injeksi yang membentuk segitiga dan sumur

produksi terletak ditengah-tengahnya.

4. Five spot

Pola yang paling dikenal dalam waterflooding dimana sumur injeksi

membentuk segi empat dengan sumur produksi terletak ditengah-tengahnya.

5. Seven spot

Sumur-sumur injeksi ditempatkan pada sudut-sudut dari bentuk hexagonal

dan sumur produksinya terletak ditengah-tengahnya.

Kunci kesuksesan sebuah proyek waterflood terlelak pada perencanaan dan

pelaksanaan program pengawasan serta monitoring pada sumur. Program ini

disesuaikan dengan lapangan atau proyek yang bersangkutan, sebab masing-masing

proyek waterflood mempunyai karakter yang beragam.


BAB III

METODOLOGI PENULISAN

3.1 Sumber Dan Jenis Data

Data yang digunakan pada penulisan makalah ini berasal dari referensi

seperti buku, internet dan paper yang berhubungan dengan simulasi reservoir dan

waterflood.

3.2 Pengumpulan Data

Metode penulisan yang digunakan adalah studi pustaka, yaitu metode

pengumpulan data dengan melakukan studi terhadap referensi – referensi yang

berhubungan dengan topik yang dibahas.

3.3 Analisa Data

Data yang dikumpulkan adalah data karakteristik batuan dan fluida

reservoir, production history serta data geologi. Data tersebut kemudian dianalisa

dengan melakukan simulasi.


BAB IV

PEMBAHASAN

Simulasi reservoir dilakukan dengan melalui beberapa tahap. Tahap-tahap

tersebut meliputi:

4.1 Persiapan Data

Persiapan data bertujuan untuk mendapatkan data yang valid dan sesuai

kebutuhan didasarkan pada tujuan dan prioritas simulasi. Presentase keakuratan hasil

simulasi yang dilakukan, ditentukan oleh validitas data yang digunakan. Data yang

dibutuhkan untuk melakukan simulasi dapat diperoleh dari berbagai sumber yang

memungkinkan. Data yang diperlukan dalam reservoir dapat beruoa data geologi,

batuan, fluida, produksi dan data sumur.

4.2 Pembuatan Grid

Gridding merupakan suatu proses pembagian reservoir ke dalam skala lapangan

dalam segmen-segmen yang kecil dengan tujuan pendekatan kekontinuan setiap

property dalam reservoir. Semakin banyak grid yang dibentuk untuk suatu cakupan

reservoir, maka akan semakin baik model tersebut menggambarkan kondisi property

reservoir, seperti kedalaman, net to gross, porositas, permeabilitas, saturasi, tekanan

dan lain-lain.
4.3 Input Data

Untuk dapat melakukan simulasi perlu memasukkan data yang diperlukan

sehingga simulasi dapat dijalankan. Data yang digunakan perlu diubah sesuai dengan

kebutuhan dari simulator itu sendiri. Data yang perlu disiapkan tersebut diantaranya

adalah model simulasi (black oil, compositional, dual porosity, thermal), model grid

(bentuk grid, dimensi grid, ukuran cell, jumlah cell dan cell aktif/non aktif), rock-fluid

property, fluid property (PVT), equilibrium dan data produksi.

4.4 Proses Inisialisasi

Proses inisialisasi pada simulasi reservoir diperlukan untuk mengecek

kestabilan model dan untuk menyelaraskan (matching) inplace model dengan inplace

hasil volumetric atau geostatic. Inisialisasi dimaksudkan untuk membangun kondisi

kesetimbangan awal reservoir dan jumlah cadangan hidrokarbon dengan control

volume hidrokarbon dari perhitungan volumetrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam

proses inisialisasi yaitu initial reservoir pressure, datum depth dan kedalaman fluida

contact.

4.5 History Matching

History Matching dilakukan dengan maksud untuk melihat apakah model

reservoir yang dibuat sudah mewakili kondisi reservoir yang sebenarnya dengan

menguji kecocokan kinerja produksi dengan data produksi lapangan sebenarnya.

History Matching dapat membantu mengidentifikasikan kelemahan-kelemahan data-


data yang ada dan meningkatkan deskripsi reservoir dan merupakan model dasar untuk

future performance prediction.

Setelah melewati tahap history matching, dilakukan prediksi hasil simulasi

reservoir yang merupakan tahap akhir dari simulasi. Tahap ini bertujuan untuk

mengetahui atau melihat perilaku reservoir yang disimulasi pada masa yang akan

datang berdasarkan kondisi yang diharapkan.

Beberapa skenario dilakukan untuk mengetahui kinerja reservoir di masa yang

akan datang apabila dilakukan pindah lapisan, penambahan sumur produksi maupun

sumur injeksi sehingga dapat ditentukan skenario mana yang paling optimal untuk

memproduksikan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

melalui proses simulasi reservoir, dapat diperoleh:

1. Performa produksi tiap skenario

2. Recovery Factor tiap skenario

3. OOIP dari hasil simulasi reservoir

5.2 Saran

Penulis menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan di dalam

makalah ini. Penulis akan berusaha untuk lebih teliti dan teratur dalam melakukan

penelitian ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Adim, Herlan. 2002. “Pengetahuan Dasar Mekanika Reservoir”. Jakarta

Crichlow, H.B. 1977. “Modern Reservoir Engineering A Simulation Approach”.

Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs New Jersey.

James, W Amyx dkk. 1960. “Petroleum Reservoir Engineering, Physical Properties”.

McGraw-Hill Book Company, New York.

Rukamana, Dadang dkk.. 2012. “Teknik Reservoir, Teori dan Aplikasi”. Pohon

Cahaya: Yogyakarta

Thakur, Ganesh C.. 1994. “Integrated Reservoir Management”. PennWell Books,

Oklahoma.

Anda mungkin juga menyukai