Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

AKUSTIK P3
REVERBERRATION TIME

Disusun oleh :
Addinul Hakim

(2412100125)

Asisten :
Harisma Khoirun Nisa

(24131000)

JURUSAN TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER
SURABAYA
2015

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

AKUSTIK P3
REVERBERRATION TIME PADA
RUANGAN
Disusun oleh :

Addinul Hakim

(2412100125)

Asisten :
Harisma Khoirun Nisa

(24131000)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER
SURABAYA
2015

ABSTRAK
Waktudengung (reverberation time) adalah waktu yang
diperlukan oleh tekanan suara untuk meluruh sebesar 1/1000 dari
tekanan suara mula-mula, atau tekanan suaranya berkurang
sebesar 60 dB sejak suara dihentikan hingga tak terdengar lagi.
Semakin besar volume ruangan, semakin besar pula nilai waktu
dengungnya. Dan semakin besar nilai koefisien serap bunyi bahan
serta luasannya, semakin kecil nilai waktu dengungnya. Nilai
waktu dengung pada setiap ruangan bisa berbeda beda,
tergantung penggunaan ruang tersebut. Berdasarkan hasil
pengukuran dengan petasan sebagai sumber bunyi didapatkan
nilai waktu dengung pada ruang P103, Jurusan Teknik Fisika ITS
sebesar 32,19 sekon dan TTB 35,59 dB. Tekanan bunyi yang
dihasilkan dari ledakan petasan diukur menggunakan SLM dan
datanya direkam dengan software Real Time Analyzer. Metode
Sabine digunakan pada pecobaan ini untuk mendapatkan nilai
reverberation time (RT).
Kata kunci: Reverberation time, koefisien serap bahan, metode
Sabine.

ABSTRACT
Reverberation Time is a time needed by sound pressure to be
disintegrated 1/1000 from the initial sound pressure, or the sound
pressure reduced by 60 dB since the sound stopped until totally
disappear. If the room volumes get bigger, the reverberation time
will be bigger too. And if the sound absorption coefficient value
of the material and the spacious, the reverberation time become
smaller. The reverberation times value of each room will be
different, dependent on the room usage. Based on the practicum
result, firecracker as sound pressure, reverberation times value
in room P103, Engineering Physics Department, ITS is 32,19
second and the time pressure level is 35,59 dB. The sound
pressure produced by the firecrackers explosion will be
measured using SLM, and record the data using software called
Real Time Analyzer. Also, Sabine Method was used on this
practicum for getting reverberration times value.
Keywords: Reverberation time, Sound absorption coefficient of
the material, Sabine Method

KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya penulis mampu
menyelesaikan Laporan Resmi Rekayasa Bahan ini dengan
sebaik-baiknya. Tidak lupa juga kepada orang tua dan teman
teman penulis yang selalu memberika support kepada penulis.
Dalam Laporan ini penulis membahas tentang Waktu
Dengung
yangdibuat

(Reverberration
ini

nantinya

Time).Penulis
dapat

berharap

bermanfaat

bagi

laporan
seluruh

pembacanya, sehingga dapat menambah pengetahuan dan


wawasan para pembacanya.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
Laporan ini, khususnya kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada asisten praktikum akustik.
Penulis mengetahui masih banyak kesalahan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat
penulis butuhkan sebagai bahan perbaikan dalam penyusunan
laporan yang akan datang.
Surabaya, Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul ...........................................................................
Abstrak.......................................................................................
Abstract ......................................................................................
Kata Pengantar ..........................................................................
Daftar Isi ....................................................................................
Daftar Gambar ..........................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................
1.1 Latar Belakang ...............................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................
1.3 Tujuan Percobaan ...........................................................
1.4 Manfaat Praktikum .........................................................
BAB II DASAR TEORI .............................................................
2.1 Reverberation Time ........................................................
2.2 Parameter Akustik ..........................................................
2.3 Kriteria Akustik ..............................................................
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN .................................
3.1 Alat dan Bahan ...............................................................
3.2 Langkah Langkah Praktikum .......................................
3.2.1 Langkah Pengambilan Data .......................................
3.2.2 Langkah Simulasi ......................................................
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN....................
4.1 Hasil Percobaan ..............................................................
4.2 Pembahasan ....................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................

5.1 Kesimpulan ....................................................................


5.2 Saran ..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik Peluruhan Suara dalam Ruangan ...................
Gambar 2.2 Fungsi Ruangan Sesuai dengan Volumenya .............
Gambar 3.1 Tampilan Awal Sketch Up ......................................
Gambar 3.2 Dipilih Shape yang Diinginkan ...............................
Gambar 3.3 Dibuat Bidang 3-D .................................................
Gambar 3.4 Tampilan Awal EASE ............................................
Gambar 3.5 Lembar kerja EASEMIX ........................................
Gambar 3.6 Penyimpanan dengan Format SKP ..........................
Gambar 3.7 Pilihan Material yang Sesuai...................................
Gambar 3.8 Tampilan File dalam Format (*.frd) ........................

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era Globalisasi menghadirkan berbagai perubahan sekaligus
tantangan yang perlu diantisipasi sejak dini. Penggunaan berbagai
teknologi yang berhubungan erat dengan suara memerlukan suatu
kondisi lingkungan yang baik agar suara yang dihasilkan bisa
terdengar seperti yang diinginkan. Pada tahun1898, Wallace
Clement Sabine menemukan metode penentuan koefisien
absorpsi rata-rata ruangan berdasarkan pengukuran waktu
dengung. Waktu dengung (T60) didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan oleh tekanan suara dalam ruangan utnuk mluruh
1/1000 dari tekanan suara mula-mula, tatau tingkat tekanan
suaranya berkurang sebanyak 60 dB, sejak sumber suara
dihentikan (berhenti memancarkan suara).
Jika

Volume

ruangan

semakin

besar,

maka

waktu

dengungnya juga semakin besar. Demikian jika bahan material


dari bangunan itu memiliki koefisien dan luasan yang lebih besar,
maka waktu dengung yang didapat semakin kecil. Parameter
waktu dengung (RT) auditorium berbeda-beda tergantung
penggunaannya. RT yang terlalu pendek akan menyebabkan
ruangan terasa mati sebaliknya RT yang panjang akan
memberikan suasana hidup pada ruangan (Satwiko, 2004:91).
RT untuk jenis speech auditorium disarankan berada pada 0,601,20 detik, sedangkan untuk musik auditorium disarankan berada

pada 1,00-1,70 detik (Egan, 1976:154). Bahan penutup bidang


permukaan interior yang berkaitan dengan angka koefisien
absorbsi dan refleksi, sangat berpengaruh dalam menentukan
besaran RT suatu auditorium (Doelle, 1972:63). Ruangan yang
keseluruhan permukaan dalamnya bersifat menyerap energi suara
(RT sangat pendek) disebut ruang anti dengung (anechoic
chamber), sedangkan ruangan yang keseluruhan permukaan
dalamnya bersifat memantulkan suara (RT sangat panjang)
disebut ruang dengung (reverberration chamber).[1]

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana hasil perbandingan antara hasil pengukuran
reverberation time dengan standar yang ada?
b. bagaimana cara melakukan percobaan dengan simulasi?

1.3 Tujuan Percobaan


Praktikum ini memiliki beberapa tujuan yakni sebagai
berikut:
a. mahasiswa mampu membandingkan hasil pengukuran
reverberation time dengan standar yang ada.
b. mahasiswa

mampu

melakukan

pengukuran melalui simulasi.

perbaikan

hasil

1.4 Manfaat Percobaan


Adapun manfaat dari praktikum akustik P-3 ini, antara
lain :
a. Mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan tentang
reverberation time dan pengaplikasiannya
b. Mahasiswa

mampu

membuat

simulasi

percobaan

reverberation time dan membandingkannya dengan hasil


percobaan sebenarnya

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Reverberation Time
Waktu dengung yaitu waktu yang diperlukan oleh
tekanan suara dalam ruang untuk meluruh sebesar 1/1000
dari tekanan suara mula-mula, atau tingkat tekanan suaranya
berkurang sebesar 60 db sejak sumber suara dihentikan
hingga tidak terdengar lagi. Jika volume ruangan semakin
besar, maka waktu dengungnya juga semakin besar. Dan jika
bahan material dari bangunan itu memiliki koefisien dan
luasan yang lebih besar, maka waktu dengung yang didapat
semakin kecil. Parameter waktu dengung (RT) auditorium
berbeda-beda tergantung penggunaannya. RT yang terlalu
pendek akan menyebabkan ruangan terasa mati, sebaliknya rt
yang panjang akan memberi suasana hidup pada ruangan.
RT untuk jenis speech auditorium disarankan berada
pada 0.60-1.20 detik sedangkan untuk auditorium musik
disarankan berada pada 1.00-1.70 detik (egan, 1976:154).
Ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat
menyerap energi suara (RT sangat pendek) disebut ruang anti
dengung sedangkan ruang yang keseluruhan permukaan
dalamnya bersifat memantulkan suara (RT sangat panjang)
disebut ruang dengung (reverberation chamber).
Untuk
menghitung
waktu
dengung
dengan
menggunakan metode Sabine yang ditunjukkan pada
persamaan berikut, dimana V adalah volume ruang, S adalah
luas permukaan tertutup, dan adalah koefisien absorbsi dari
material penutup.
RT60 = 0.161V/S

Gambar 2.1 Reverberation Time pada ruang


Metode respon impuls dilakukan untuk mengetahui
respon ruangan setelah diberi sumber suara impuls. Sumber
suara yang dipakai untuk membangkitkan sebuah ruang
haruslah memiliki energi yang cukup di sepanjang spektrum
suara hingga levelnya di atas noise untuk memberikan
akurasi yang dibutuhkan. Contoh dari sumber bunyi impuls
adalah lecutan api listrik yang kuat, suara pistol, dan suara
balon meletus.
Jika Volume ruangan semakin besar, maka waktu
dengungnya juga semakin besar. Demikian jika bahan
material dari bangunan itu memiliki koefisien dan luasan
yang lebih besar, maka waktu dengung yang didapat semakin
kecil. Parameter waktu dengung (RT) auditorium berbedabeda tergantung penggunaannya. RT yang terlalu pendek
akan menyebabkan ruangan terasa mati sebaliknya RT
yang panjang akan memberikan suasana hidup pada
ruangan (Satwiko, 2004:91). RT untuk jenis speech
auditorium disarankan berada pada 0,60-1,20 detik,
sedangkan untuk music auditorium disarankan berada pada
1,00-1,70 detik (Egan, 1976:154). Bahan penutup bidang
permukaan interior yang berkaitan dengan angka koefisien
absorbsi dan refleksi, sangat berpengaruh dalam menentukan

besaran RT suatu auditorium (Doelle, 1972:63). Ruangan


yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat menyerap
energi suara (RT sangat pendek) disebut ruang anti dengung
(anechoic chamber), sedangkan ruangan yang keseluruhan
permukaan dalamnya bersifat memantulkan suara (RT sangat
panjang) disebut ruang dengung (reverberation chamber).[1]
Parameter akustika ruangan yang paling banyak
dikenal orang adalah Waktu Dengung (Reverberation Time
RT). RT seringkali dijadikan acuan awal dalam mendesain
akustika ruangan sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. RT
menunjukkan seberapa lama energi suara dapat bertahan di
dalam ruangan, yang dihitung dengan cara mengukur waktu
peluruhan energi suara dalam ruangan. Waktu peluruhan ini
dapat diukur menggunakan konsep energi tunak maupun
energi impulse. RT yang didapatkan berdasarkan konsep
energi tunak dapat digunakan untuk memberikan gambaran
kasar, waktu dengung ruangan tersebut secara global. RT
jenis ini dapat dihitung dengan mudah, apabila kita memiliki
data Volume dan Luas permukaan serta karakteristik
absorpsi setiap permukaan yang ada dalam ruangan.
Sedangkan RT yang berbasiskan energi impulse, didapatkan
dengan cara merekam response ruangan terhadap sinyal
impulse yang dibunyikan didalamnya. Dengan cara ini, RT
di setiap titik dalam ruangan dapat diketahui dengan lebih
detail bersamaan dengan parameter-parameter akustik yang
lainnya.
RT pada umumnya dipengaruhi oleh jumlah energi
pantulan yang terjadi dalam ruangan. Semakin banyak energi
pantulan, semakin panjang RT ruangan, dan sebaliknya.
Jumlah energi pantulan dalam ruangan berkaitan dengan
karakteristik permukaan yang menyusun ruangan tersebut.

Ruangan yang dominan disusun oleh material permukaan


yang bersifat memantulkan energi suara cenderung memiliki
RT yang panjang, sedangkan ruangan yang didominasi oleh
material permukaan yang bersifat menyerap energi suara
akan memiliki RT yang pendek. Ruangan yang keseluruhan
permukaan dalamnya bersifat menyerap energi suara (RT
sangat pendek) disebut ruang anti dengung (anechoic
chamber), sedangkan ruangan yang keseluruhan permukaan
dalamnya bersifat memantulkan suara (RT sangat panjang)
disebut ruang dengung (reverberation chamber). Ruanganruangan yang kita tempati dan gunakan sehari-hari, mulai
dari ruang tidur, ruang kelas, auditorium, masjid, gereja dsb
akan memiliki RT diantara kedua ruangan tersebut diatas,
karena pada umumnya permukaan dalamnya disusun dari
gabungan material yang menyerap dan memantulkan energi
suara. Desain bentuk, geometri dan komposisi material
penyusun dalam ruangan inilah yang akan menentukan RT
ruangan, sekaligus kinerja akustik ruangan tersebut.
Berikut ini adalah gambaran RT yang ideal untuk
beberapa fungsi ruangan sesuai dengan volumenya. [2]

Gambar
Volumenya

2.2

Fungsi

Ruangan

Sesuai

dengan

Hubungan antara koefisien absorpsi rata-rata ruangan


dan waktu dengung dinyatakan dengan persamaan:

dengan S adalah luas total permukaan ruangan [m2], V


adalah volume ruangan [m3], dan T60 adalah waktu
dengung.[3]
2.2 Parameter Akustik
Parameter yang biasa digunakan dalam ruang tertutup
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu parameter
yang bersifat temporal monoaural yang bisa dirasakan
dengan menggunakan satu telinga saja (atau diukur dengan
menggunakan single microphone) dan parameter yang
bersifat binaural yang hanya bisa dideteksi dengan dua
telinga secara simultan (atau diukur menggunakan dua
microphone
secara
simultan).
Waktu
dengung
(Reverberation Time) merupakan parameter akustik yang
paling awal digunakan dan masih merupakan parameter yang
paling populer dalam desain ruangan tertutup. Parameter
lainnya yang digunakan dalam desain akustik ruang yaitu
SPL (distribusi tingkat tekanan suara), D50 (kejelasan suara
ucapan), C80 (kejernihan suara musik), G (kekuatan sumber
suara), EDT (Early Decay Time), Tx (waktu dengung
ruangan), ITDG (waktu tunda pantulan awal, intimacy),
IACC (Inter-Aural Cross Correlation), dan LEF (Lateral
Energy Fraction).
Clarity (C80) merupakan parameter untuk mengukur
tingkat kejernihan suara yang dipersepsi oleh pendengar

dalam ruangan. C80 biasanya digunakan untuk musik


sedangkan untuk speech digunakan parameter C50 atau
intelligebility. Parameter ini merupakan parameter
pengukuran tingkat kejernihan pada ruang konferensi atau
ruang kelas. Intimacy merupakan parameter yang
ditunjukkan dengan perbedaan waktu datang suara langsung
dengan pantulan awal pada setiap titik pendengar dan
dinyatakan dalam Initial Time Delay Gap (ITDG).

Gambar 2.3 Reaksi permukaan terhadap gelombang suara


Selain itu, parameter akustik dalam ruangan dapat
diklasifikasi untuk lebih jelasnya menjadi :
a. Difraksi Bunyi
Difraksi adalah gejala akustik yang menyebabkan
gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan sekitar
penghalang seperti sudut (corner), kolom, tembok dan
balok. Difraksi lebih nyata pada frekuensi rendah.
b. Resonansi ruang
Air yang dituang ke dalam guci menghasilkan bunyi
deguk (gurgling), frekuensinya naik bertahap bila jumlah

air dalam guci bertambah. Udara dalam guci beresonansi


pada frekuensi dalam guci beresonansi pada frekuensifrekuensi te frekuensi tertentu (seperti kamar rtentu
(seperti kamar mandi yang dengan resonansinya sendiri
mendorong hasrat menyanyi penyanyi penyanyi-penyanyi
awam). Suatu ruang tertutup deng penyanyi awam). Suatu
ruang tertutup dengan permuka an permukaan interior an
interior pemantul bunyi tanpa diinginkan menonjolkan
frekuensi-frekuensi tertentu frekuensi tertentu yang
disebut ragam getaran normal (normal modes of
vibration) ruang tersebut.
c. Difraksi Bunyi
Difraksi adalah gejala akustik yang menyebabkan
gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan sekitar
penghalang seperti sudut (corner), kolom, tembok dan balok.
Difraksi lebih nyata pada frekuensi rendah
2.3 Kriteria Akustik
Untuk mendapatkan sebuah ruangan yang berkinerja baik
secara akustik, ada beberapa kriteria akustik yang pada umumnya
harus diperhatikan. Kriteria akustik tersebut secara ringkas adalah
sebagai berikut:
a. Liveness
Kriteria ini berkaitan dengan persepsi subjektif pengguna
ruangan terhadap waktu dengung (reverberation time) yang
dimiliki oleh ruangan. Ruangan yang live, biasanya berkaitan
dengan waktu dengung yang panjang, dan ruangan
yang death berkaitan dengan waktu dengung yang pendek.
Panjang pendeknya waktu dengung yang diperlukan untuk
sebuah ruangan, tentu saja akan bergantung pada fungsi
ruangan tersebut. Ruang untuk konser symphony misalnya,

memerlukan waktu dengung 1.7 2.2 detik, sedangkan untuk


ruang percakapan antara 0.7 1 detik.

b. Intimacy
Kriteria ini menunjukkan persepsi seberapa intim kita
mendengar suara yang dibunyikan dalam ruangan tersebut.
Secara objektif, kriteria ini berkaitan dengan waktu tunda
(beda waktu) datangnya suara langsung dengan suara pantulan
awal yang datang ke suatu posisi pendengar dalam ruangan.
Makin pendek waktu tunda ini, makin intim medan suara
didengar oleh pendengar. Beberapa penelitian menunjukkan
harga waktu tunda yang disarankan adalah antara 15 35 ms.
c. Fullness vs Clarity
Kriteria ini menunjukkan jumlah refleksi suara (energi
pantulan) dibandingkan dengan energi suara langsung yang
dikandung dalam energi suara yang didengar oleh pendengar
yang berada dalam ruangan tersebut. Kedua kriteria berkaitan
satu sama lain. Bila perbandingan energi pantulan terhadap
energi suara langsung besar, maka medan suara akan terdengar
penuh (full). Akan tetapi, bila melewati rasio tertentu, maka
kejernihan informasi yang dibawa suara tersebut akan
terganggu. Dalam kasus ruangan digunakan untuk kegiatan
bermusik, kriteria C80 menunjukkan hal ini. (D50 untuk
speech).
d. Warmth vs Brilliance
Kedua kriteria ini ditunjukkan oleh spektrum waktu dengung
ruangan. Apabila waktu dengung ruangan pada frekuensifrekuensi rendah lebih besar daripada frekuensi mid-high,
maka ruangan akan lebih terasa hangat (warmth). Waktu
dengung yang lebih tinggi di daerah frekuensi rendah biasanya
lebih disarankan untuk ruangan yang digunakan untuk

kegiatan bermusik. Untuk ruangan yang digunakan untuk


aktifitas speech, lebih disarankan waktu dengung yang flat
untuk frekuensi rendah-mid-tinggi.
e. Texture
kriteria ini menunjukkan seberapa banyak pantulan yang
diterima oleh pendengar dalam waktu-waktu awal (< 60 ms)
menerima sinyal suara. Bila ada paling tidak 5 pantulan
terkandung dalam impulse response di awal 60 ms, maka
ruangan tersebut dikategorikan memiliki texture yang baik.
f. Blend dan Ensemble
Kriteria Blend menunjukkan bagaimana kondisi mendengar
yang dirasakan di area pendengar. Bila seluruh sumber suara
yang dibunyikan di ruangan tersebut tercampur dengan baik
(dan dapat dinikmati tentunya), maka kondisi mendengar di
ruangan tersebut dikatakan baik. Hal ini berkaitan dengan
kriteria bagaimana suara di area panggung diramu (ensemble).
Contoh, apabila ruangan digunakan untuk konser musik
symphony, maka pemain di panggung harus bisa mendengar
(ensemble) dan pendengar di area pendengar juga harus bisa
mendengar (blend) keseluruhan (instruments) symphony yang
dimainkan. [2]

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum P-3 kali ini
adalah:
a.
b.
c.
d.

Meteran
Petasan
Microphone/Sound Level Meter
Laptop yang sudah terinstall Software Realtime Analyzer

3.2 Langkah-langkah Praktikum


Adapun langkah-langkah dalam melakukan praktikum ini
adalah sebagai berikut:
3.2.1 Langkah pengambilan data
1. SLM disambungkan ke laptop yang sudah terinstall
Realtime Analyzer
2. Petasan diletakkan di tengah ruangan pada ketinggian 1,5
m dari tanah
3. Sound Lever Meter diarahkan sejajar petasan dengan
jarak 2 m dari petasan
4. Penyimpanan data dilakukan pada saat petasan akan
meledak hingga selesai meledak
5. Selanjutnya dilakukan penyimpanan data
6. Langkah 4 sampai 5 diulangi sebanyak 3 kali
3.2.1 Langkah simulasi
a. Software sketchUp dijalankan

Gambar 3.1 Tampilan awal SketchUp


b. Dipilih shape sesuai yang diingkan lalu drag ke bidang
gambar

Gambar 3.2 Dipilih shape yang diinginkan

c. Untuk membuat bidang 3-D maka dipilih


didrag pada objek yang sudah digambar

Gambar 3.3 Dibuat bidang 3-D

lalu

d. Dipilih windows layer lalu ditambahkan material sesuai


yang diinginkan

e. Permukaan yang akan diberi material diklik, dan pilih


material yang telah ditentukan. Langkah tersebut diulangi
hingga seluruh permukaan
f. Setelah itu disimpan, dengan save as type SketchUp
Version 7(*.skp)
g. Dibuka software ease
h. Dipilih file import/eksport

i.

Gambar 3.4 Tampilan awal EASE


Maka akan muncul lembar kerja EASEMIX, dipilih tools
lalu import DXF/SKP dan tekan yes

Gambar 3.5 Lembar kerja EASEMIX

Setelah muncul dialog seperti berikut, dibuka file


dengan format SKP yang telah disimpan, OK

Gambar 3.6Penyimpanan dengan format SKP

j.

Muncul EASEMIX untuk memilih material, diklik layer


dan dipilih material yang sesuai assign for list, begitu
seterusnya hingha semua layer OK

Gambar 3.7 Pilihan material yang sesuai

k. File disimpan dalamt format (*.frd), dan dibuka lagi file


tersebut dari EASE dengan diklik file open project maka
akan tampil gambar sebagai berikut

Gambar 3.8 Tampilan file dalam format (*.frd)

l.

Dipilih edit klik Room RT, diklik recomputed, dipilih


RoomRT, diklik sabine, diklik recomputed, dipilih apply
lalu ok

Gambar 3.8 Tampilan Room RT

m. Untuk melihat hasil RT maka dipilih view klik Room RT


n. Analisa hasil RT yang didapatkan dari simulasinya

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Berikut ini hasil percobaan pertama di dalam ruangn P-104
jurrusan Teknik Fisika ITS sebagai percobaan yang dianggap
paling sesuai.
Time
1
Sec,
ALL
0
2
542
98,8
0,2
3
542
97,52
0,4
4
542
96,29
0,6
5
542
96,29
0,8
6
542
101,46
1
7
543
102,65
8
543
102,62 1,037037
9
543
102,15 1,074074
10
543
102,15 1,111111
11
543
101,47 1,148148
12
543
100,68 1,185185
1,222222
13
543
99,79
1,259259
14
543
98,82
1,296296
15
543
97,77
1,333333
16
543
97,77
1,37037
17
543
96,66
1,407407
18
543
95,51
1,444444
19
543
95,26
1,481481
20
543
96,23
1,518519
21
543
96,23
1,555556
22
543
97,95
1,592593
23
543
99,08

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53

543
543
543
543
543
543
543
543
543
543
544
544
544
544
544
544
544
544
544
544
544
544
544
544
544
544
544
544
544
544

99,83
99,83
99,87
99,73
99,32
98,7
98,7
97,95
97,01
95,97
94,8
93,54
93,54
92,22
90,86
89,43
89,43
87,98
86,52
85,07
83,58
83,58
82,08
80,62
79,15
77,71
77,71
76,34
74,98
73,63

1,62963
1,666667
1,703704
1,740741
1,777778
1,814815
1,851852
1,888889
1,925926
1,962963
2
2,037037
2,074074
2,111111
2,148148
2,185185
2,222222
2,259259
2,296296
2,333333
2,37037
2,407407
2,444444
2,481481
2,518519
2,555556
2,592593
2,62963
2,666667
2,703704

54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83

544
544
544
544
544
544
544
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545
545

72,33
71,04
71,04
69,8
68,73
67,75
67,75
66,89
66,14
65,55
65,14
65,14
64,71
64,39
64,15
63,83
63,83
63,49
63,31
63,19
63,19
63,19
63,12
63,11
63,06
63,12
63,12
63,12
63,2
63,18

2,740741
2,777778
2,814815
2,851852
2,888889
2,925926
2,962963
3
3,037037
3,074074
3,111111
3,148148
3,185185
3,222222
3,259259
3,296296
3,333333
3,37037
3,407407
3,444444
3,481481
3,518519
3,555556
3,592593
3,62963
3,666667
3,703704
3,740741
3,777778
3,814815

84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113

545
545
545
545
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546
546

63,18
63,37
63,56
63,73
63,98
64,2
64,2
64,31
64,39
64,27
64,29
64,29
64,37
64,42
64,29
64,32
64,32
64,3
64,23
64,35
64,35
64,35
64,33
64,31
64,39
64,39
64,47
64,58
64,72
64,64

3,851852
3,888889
3,925926
3,962963
4
4,038462
4,076923
4,115385
4,153846
4,192308
4,230769
4,269231
4,307692
4,346154
4,384615
4,423077
4,461538
4,5
4,538462
4,576923
4,615385
4,653846
4,692308
4,730769
4,769231
4,807692
4,846154
4,884615
4,923077
4,961538

114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143

547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
547
548
548

64,72
64,72
64,91
64,93
64,8
64,8
64,76
64,77
64,77
64,82
64,82
64,87
64,92
65,02
64,97
64,97
65,23
65,21
65,14
65,1
65,15
65,15
65,25
65,31
65,34
65,34
65,4
65,37
65,25
65,16

5
5,035714
5,071429
5,107143
5,142857
5,178571
5,214286
5,25
5,285714
5,321429
5,357143
5,392857
5,428571
5,464286
5,5
5,535714
5,571429
5,607143
5,642857
5,678571
5,714286
5,75
5,785714
5,821429
5,857143
5,892857
5,928571
5,964286
6
6,037037

144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170

548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
548
549
549

65,16
65,14
65,06
64,99
65,09
65,09
65,09
65,18
65,24
65,19
65,19
65,25
65,26
65,3
65,27
65,27
65,27
65,24
65,29
65,29
65,32
65,3
65,29
65,21
65,21
65,16
65,16

Tabel 4.1 Data Reverberration Time

6,074074
6,111111
6,148148
6,185185
6,222222
6,259259
6,296296
6,333333
6,37037
6,407407
6,444444
6,481481
6,518519
6,555556
6,592593
6,62963
6,666667
6,703704
6,740741
6,777778
6,814815
6,851852
6,888889
6,925926
6,962963
7
7,037037

120
100
80
60

Series1

40

20
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8

Gambar 4.1 Grafik Hubungan TTB dan Waktu


4.2 Pembahasan
Berdasarkan data pengukuran didapatkan Tingkat Tekanan Bunyi
dari Overshoot meluruh sebesar 39,59 dB dengan waktu peluruhan yang
dibutuhkan sebesar 32,19 sekon. Berdasarkan literatur yang ada, bahwa
besarnya Tingkat Teknanan Bunyi dari Overshoot meluruh sebesar 60
dB dengan waktu dengung standar pada ruangan kelas sebesar 0,6-1,2
sekon. Sehingga hasil praktikum tidak sesuai dengan literatur yang ada.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain didalam
ruangan P-104 terdapat berbagai macam permukaan benda, seperti kursi,
meja, papan tulis, jendela dan lain sebagainya sehingga besar
kemungkinan energi gelombang bunyi yang jatuh pada suatu permukaan
benda tersebut sebagian ada yang dipantulkan dan sebagian lainnya ada
yang diabsorpsi, adanya background noise didalam ruangan P-103
tersebut.

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaann ini
adalah sebagai berikut:
1.Hasil data pengukuran tidak sama dengan standar yang ada.
Dari data pengukuran didapatkan peluruhan sebesar 32,19 sekon
dengan TTB 39,59 dB. Sementara dari standar waktu
peluruhannya yakni sebesar 0,6-1,2 sekon dengan TTB 60 dB.
2. Simulasi hasil dilakukan dengan bantuan software EASE
dengan data penunjang berupa denah ruangan (sketch up) dan
data pengukuran.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan praktikum
selanjutnya yakni sebelum pengukuran berlangsung diharapkan
untuk menyingkirkan benda-benda di dalam ruangan yang
berpotensi untuk mempengaruhi hasil data pengukuran ke luar
ruangan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Evi M., Lutviyah. Reverbration Time Laporan Resmi
Akustik, Jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember : Surabaya. 2015
[2] Asisten Laboratorium Akustik dan Fisika Bangunan, Modul
Praktikum Akustik, Reverberration Time. 2015

Anda mungkin juga menyukai