Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMIPRAKTIKUM AKUSTIK– P3

REVERBERATION TIME

Disusun Oleh :
DIO RATRIYADI ROMADON NRP. 2414100075

Asisten :
RACHMAT NOVIYANTO NRP. 2412100109

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015

1
LAPORAN RESMIPRAKTIKUM AKUSTIK – P3

REVERBERATION TIME

Disusun Oleh :
DIO RATRIYADI ROMADON NRP. 2414100075

Asisten :
RACHMAT NOVIYANTO NRP. 2412100109

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015

2
ABSTRAK

Untuk memenuhi kriteria-kriteria ruang yang diperlukan


dibutuhkan parameter akustik salah satunya yaitu waktu dengung.
Waktu dengung (RT60) didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan oleh tekanan suara dalam ruangan untuk meluruh
1/1000 dari tekanan suara mula-mula, atau tingkat tekanan
suaranya berkurang sebanyak 60 dB, sejak sumber suara
dihentikan. Percobaan yang dilakukan di Ruang P-103 ini
bertujuan menghitung RT60 pada saat bising latar belakang sampai
suatu ledakan terjadi hingga kembali menjadi bising latar belakang.
Selanjutnya, akan di dapatkan RT60 ruangan. Frekuensi
berpengaruh terhadap nilai RT60 , semakin tinggi frekuensinya
maka semakin kecil nilai RT60. Pada Ruang P-103 didapatkan 2,2
sebagai RT60.Tetapi pada software EASE, reverberation time
berhasilkan 0,45, Hal tersebut tidak sesuai dengan standart
Internasional yang terpaut pada 0,4 – 06.. Sehingga untuk
memperbaiknya, agar waktu dengung dapat sesuai dengan
kebutuhan ruang dapat dilakukan perubahan beberapa elemen
ruangan.

3
ABSTRAK

To meet the criteria necessary space required acoustic parameters


one of which is reverberation time. Reverberation time (RT60) is
defined as the time required by the sound pressure in the room to
decay 1/1000 of the early sound pressure, or sound pressure levels
were reduced by 60 dB, since the sound source is stopped.
Experiments conducted in Room P-103 aims calculate RT60 when
noisy background until an explosion occurs to back into a noisy
background. Furthermore, will get the room RT60. Frequency RT60
affect the value, the higher the frequency, the smaller the value of
RT60. In the space P 103 gained 2.2 as RT60.Tetapi the EASE
software, reverberation time berhasilkan 0.45, It is not in
accordance with international standard which is attached to the
0.4-06 .. So as to improve it, so that the reverberation time can be
fit with space requirements can be changed several elements of
the room.

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat


rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum
Akustik Reverberation Time ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Asisten laboratorium Akustik yang telah membimbing
dalam pelaksanaan praktikum Reverberation Time
2. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan
praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam
pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Surabaya, 25 Nopember 2015

Penulis

5
DAFTAR ISI

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ruangan memiliki karakteristik yaitu akustik ruang.
Akustik ruang adalah bentuk atau geometri ruangan yang
mempengaruhi distribusi suara di dalam ruangan tersebut.
Setiap ruangan memiliki karakter akustik ruang yang berbeda,
tergantung pada kegunaan ruangan tersebut. Untuk
menyesuaikannya, suatu ruangan dapat dikondisikan dengan
mengoptimalkan geometri ruangan. Apabila masih kurang
optimal, ruangan tersebut dapat ditambahkan material-material
yang mempengaruhi distribusi suara. Dalam mendesain suatu
ruangan diperlukan perencanaan yang tepat agar aspek sipil,
estetika, dan kenyamanan ruangan tersebut tercapai. Aspek
kenyamanan tersebut meliputi kenyamanan termal/suhu
ruangan maupun akustik atau perambatan suara yang terjadi di
dalam ruangan tersebut. Dalam hal ini kenyamanan akustik
harus memenuhi kriteria-kriteria yang sudah sesuai standar.
Salah satu parameter akustik yang mempengaruhi aspek
kenyamanan tersebut adalah Waktu Dengung (Reverberation
Time).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perbandingan reverberation time antara hasil
pengukuran dengan standar yang ada?
b. Bagaimana perbaikan hasil pengukuran melalui simulasi?

1.3 Tujuan Pratikum


Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk membandingkan hasil pengukuran reverberation
time dengan standar yang ada

7
b. untuk melakukan perbaikan hasil pengukuran melalui
simulasi

1.4 Sistematika Laporan


Pada laporan praktikum ini berisi lima bab, yakni
pendahuluan, dasar teori, metodologi percobaan, data dan
pembahasan, dan penutup. Pendahuluan meliputi latar
belakang, permasalahan, tujuan dan sistematika penulisan.,
Dasar Teori meliputi hal-hal yang berkaitan dengan jaringan
computer secara umum. Metodologi Percobaan, meliputi
peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan praktikum serta
bagaimana prosedur pelaksanaan praktikum. Data dan
pembahasan berisi tentang praktikum yang dilakukan dan
analisis tentang masalah-masalah yang ditemui selama
praktikum. Bagian penutup berisi kesimpulan secara
keseluruhan dan saran untuk praktikum kedepan.

8
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Waktu dengung (Reverberation Time)


Waktu dengung yaitu waktu yang diperlukan oleh tekanan
suara dalam ruang untukmeluruh sebesar 1/1000 dari tekanan
suara mula-mula, atau tingkat tekanan suaranyaberkurang
sebesar 60 dB sejak sumber suara dihentikan hingga tidak
terdengar lagi.Jika volume ruangan semakin besar, maka
waktu dengungnya juga semakin besar.Dan jika bahan material
dari bangunan itu memiliki koefisien dan luasan yang
lebihbesar, maka waktu dengung yang didapat semakin kecil.
Parameter waktu dengung (RT)auditorium berbeda-beda
tergantung penggunaannya. RT yang terlalu pendek
akanmenyebabkan ruangan terasa mati, sebaliknya RT yang
panjang akan memberi suasanahidup pada ruangan.RT untuk
jenis speech auditorium disarankan berada pada 0.60-1.20
detik sedangkanuntuk auditorium musik disarankan berada
pada 1.00-1.70 detik (Egan, 1976:154).Ruangan yang
keseluruhan permukaan dalamnya bersifat menyerap energi
suara (RTsangat pendek) disebut ruang anti dengung
sedangkan ruang yang keseluruhanpermukaan dalamnya
bersifat memantulkan suara (RT sangat panjang) disebut
ruangdengung (reverberation chamber).

Gambar 2.1Reverbration Time pada ruang

9
Untuk menghitung waktu dengung dengan menggunakan
metode Sabine yangditunjukkan pada persamaan berikut,
dimana V adalah volume ruang, S adalah luaspermukaan
tertutup, dan α adalah koefisien absorbsi dari material penutup.

Metode respon impuls dilakukan untuk mengetahui respon


ruangan setelah diberisumber suara impuls. Sumber suara yang
dipakai untuk membangkitkan sebuah ruangharuslah memiliki
energi yang cukup di sepanjang spektrum suara hingga
levelnya diatas noise untuk memberikan akurasi yang
dibutuhkan. Contoh dari sumber bunyi impulsadalah lecutan
api listrik yang kuat, suara pistol, dan suara balon meletus.

2.2 Parameter Akustik


Parameter yang biasa digunakan dalam ruang tertutup
secara garis besar dapat dibagimenjadi dua, yaitu parameter
yang bersifat temporal monoaural yang bisa dirasakandengan
menggunakan satu telinga saja (atau diukur dengan
menggunakan singlemicrophone) dan parameter yang bersifat
binaural yang hanya bisa dideteksi dengan duatelinga secara
simultan (atau diukur menggunakan dua microphone secara
simultan).
Waktu dengung (Reverberation Time) merupakan
parameter akustik yang paling awaldigunakan dan masih
merupakan parameter yang paling populer dalam desain
ruangantertutup. Parameter lainnya yang digunakan dalam
desain akustik ruang yaitu SPL(distribusi tingkat tekanan
suara), D50 (kejelasan suara ucapan), C80 (kejernihan
suaramusik), G (kekuatan sumber suara), EDT (Early Decay
Time), Tx (waktu dengungruangan), ITDG (waktu tunda
pantulan awal, intimacy), IACC (Inter-Aural
CrossCorrelation), dan LEF (Lateral Energy Fraction).Clarity

10
5

(C80) merupakan parameter untuk mengukur tingkat


kejernihan suara yangdipersepsi oleh pendengar dalam
ruangan. C80 biasanya digunakan untuk musiksedangkan
untuk speech digunakan parameter C50 atau intelligebility.
Parameter inimerupakan parameter pengukuran tingkat
kejernihan pada ruang konferensi atau ruangkelas. Intimacy
merupakan parameter yang ditunjukkan dengan perbedaan
waktu datangsuara langsung dengan pantulan awal pada setiap
titik pendengar dan dinyatakan dalamInitial Time Delay Gap
(ITDG).

Gambar 2.2 Reaksi permukaan terhadap gelombang suara

2.3 Kriteria Akustik


Untuk mendapatkan ruangan yang baik secara akustik, ada
beberapa kriteria akustikyang harus diperhatikan. Kriteria
akustik tersebut meliputi:
• Liveness: Kriteria ini berkaitan dengan persepsi subjektif
pengguna ruanganterhadap waktu dengung (Reverberation
Time) yang dimiliki oleh ruangan.Ruangan yang live, biasanya
berkaitan dengan waktu dengung yang panjang, danruangan
yang death berkaitan dengan waktu dengung yang pendek.
6

Panjangpendeknya waktu dengung yang diperlukan untuk


sebuah ruangan, tentu saja akanbergantung pada fungsi
ruangan tersebut. Ruang untuk konser symphony
misalnya,memerlukan waktu dengung 1.7-2.2 detik,
sedangkan untuk ruang percakapanantara 0.7-1 detik.
• Intimacy: Kriteria ini menunjukkan persepsi seberapa
intim kita mendengar suarayang dibunyikan dalam ruangan
tersebut. secara objektif, kriteria ini berkaitandengan waktu
tunda (beda waktu) datangnya suara langsung dengan suara
pantulanawal yang datang ke suatu posisi pendengar dalam
ruangan. Makin pendek waktutunda ini, makin intim medan
suara didengar oleh pendengar. Beberapa
penelitianmenunjukkan harga waktu tunda yang disarankan
adalah antara 15-35 ms.
• Fullness vs Clarity: Kriteria ini menunjukkan jumlah
refleksi suara (energipantulan) dibandingkan dengan energi
suara langsung yang dikandung dalamenergi suara yang
didengar oleh pendengar yang berada dalam ruangan
tersebut.Kedua kriteria bersangkutan satu sama lain. Bila
perbandingan energi pantulanterhadap energi suara langsung
besar, maka medan suara akan terdengar penuh(full). Akan
tetapi, bila melewati rasio tertentu, maka kejernihan informasi
yangdibawa suara tersebut akan terganggu. Dalam kasus
ruangan digunakan untukkegiatan bermusik, kriteria C80
menunjukkan hal ini. (D50 untuk speeh).
• Warmth vs Brilliance: Kedua kriteria ini ditunjukkan
oleh spektrum waktudengung ruangan. Apabila waktu
dengung ruangan pada frekuensi-frekuensirendah lebih besar
daripada frekuensi mid-high, maka ruangan akan lebih
terasahangat (warmth). Waktu dengung yang lebih tinggi di
daerah frekuensi rendahbiasanya lebih disarankan untuk
ruangan yang digunakan untuk kegiatan bermusik.Untuk
ruangan yang digunakan untuk aktivitas speech, lebih
disarankan waktudengung yang flat untuk frekuensi rendah-
mid-tinggi.
7

• Texture: Kriteria ini menunjukkan seberapa banyak


pantulan yang diterima olehpendengar dalam waktu-waktu
awal (<60 ms) menerima sinyal suara. Bila adapaling tidak 5
(lima) pantulan terkandung dalam impuls respon di awal 60
ms,maka ruangan tersebut dikategorikan memiliki tekstur yang
baik.
• Blend and ensemble: Kriteria Blend menunjukkan
bagaimana kondisi mendengaryang dirasakan di area
pendengar. Bila seluruh sumber suara yang dibunyikan
diruangan tersebut tercampur dengan baik (dan dapat
dinikmati tentunya), makakondisi mendengar di ruangan
tersebut dikatakan baik. Hal ini berkaitan dengan kriteria
bagaimana suara di area panggung diramu (ensemble). Contoh,
apabila ruangan digunakan untuk konser musi symphony,
maka pemain di panggung harusbisa mendengar (ensemble)
dan pendengar di area pendengar juga harus bisamendengar
(blend) keseluruhan (instrumen) symphony yang dimainkan.
8
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Adapun peralatan yang digunakan dalam melaksanakan
percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Meteran
2. Petasan
3. Software Real Time Analyzer
4. Sound level meter
5. Kalibrator

3.2 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut.
A. Prosedur pengambilan data
1. SLM disambungkan ke laptop yang sudah terinstall
Realtime Analyzer.
2. Petasan diletakkan di tengah ruangan pada ketinggian 1,5
m dari tanah.
3. SLM diarahkan sejajar petasan dengan jarak 2 mdari
petasan.
4. Dilakuka record pada saat petasan akan meledak hingga
selesai meledak.
5. Kemudian file data di-save.
6. Langkah 4 sampai 5 diulangi sebanyak 3 kali.
B. Prosedur simulasi
1. Dibuka software sketch up

11
12

2. Dipilih shape sesuai yang diinginkan lalu drag ke bidang


gambar

3. Untuk membuat bidang 3-D maka dipilih lalu drag


pada objek yang sudah digambar

4. Dipilih windows layer lalu tambahkan material sesuai


yang diinginkan.
5. Diklik pada permukaan yang akan diberi material, dan
dipilih material yang telah ditentukan. Ulangi langkah
tersebut hingga seluruh permukaan.
13

6. Setelah itu disave, dengan saveastype “SketchUp Version


7(*.skp).
7. Dibuka software ease.
8. Dipilih file import/eksport
14
15

BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Analisa Data


Setelah melakukan percobaan P3 reverberation time ini
didapatkan data tingkat tekanan bunyi pada saat petasan mulai
meledak sampai reverb pada ruangan berhenti. Data tersebut
disajikan pada Tabel 4.1, sebagai berikut
Tabel 4.1 Tingkat Tekanan Bunyi yang terekam menurut waktu

Detik TTB Detik TTB


1.282345 113.6 1.887053 87.16
1.299294 113.4 1.918303 85.6
1.316535 113.11 1.950561 84.06
1.334079 112.9 1.983894 84.06
1.351936 112.9 2.018377 82.48
1.370118 112.17 2.054091 80.89
1.388636 111.42 2.091129 79.29
1.407504 110.32 2.12959 79.29
1.426735 109.22 2.16959 77.7
1.446343 109.22 2.211257 76.3
1.466343 108.06 2.254735 74.69
1.486751 106.73 2.30019 73.1
1.507584 105.42 2.347809 73.1
1.528861 103.96 2.397809 71.5
1.5506 102.53 2.45044 70
1.572822 102.53 2.505996 68.43
1.59555 101.08 2.564819 66.83
1.618805 99.6 2.627319 65.26
1.642615 98.09 2.693986 65.26
1.667005 98.09 2.765414 63.68
1.692005 96.54 2.842338 62.1
1.717646 95.02 2.925671 60.53
1.743962 93.48 3.01658 58.97
16

1.770989 91.9 3.11658 58.97


1.798767 91.9 3.227691 57.42
1.827338 90.3 3.352691 55.91
1.85675 88.76 3.495548 54.42
Nilai reverberation time (RT60) dapat dihitung yaitu dengan
mengurangkan detik tingkat tekanan bunyi tertinggi dengan detik
tingkat tekanan bunyi tertinggi dikurangi 60, sehingga didapatkan
nilai RT60 pada frekuensi 1000 Hz sebesar 2,2 detik.

Pengolahan data juga dilakukan dengan metode simulasi melalui


software. Metode ini mengasilkan nilai reverberation time pada
frekuensi 4000 Hz sebesar 0,42 detik.

Gambar 4.1 Hasil simulasi software EASE


17

4.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini, kita melalukan percobaan tentang


reverberation time. Kita membandingkan hasil reverberation time
antara hasil pengukuran asli pada ruang P-103 dan hasil
reverberation time pada software EASE. Hasil yang kita peroleh
yaitu pada pengukuran asli, RT berhasilkan 2,2 detik sedangkan
pada software EASE, RT berhasilkan 0,45 detik. Perlu diketahui
juga, bahwa waktu dengung ideal untuk sebuah ruangan yaitu
antara 0,4-0,6 detik.
0
1

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum P3 ini yaitu :

a. Nilai Reverberation Time yang didaptkan dari hasil


data percobaan di Ruang P-103 yaitu sebesar 2,2.
b. Akustik ruang pada Ruang P-103 tidak sesuai dengan
standart internasional yang seharusnya berkisar antara
0,4 – 0,6
c. Perbaikan hasil nilai RT yang didapatkan dari hasil
percobaan dilakukan dengan memilih material yang
sesuai agar nilai RT dapat berkurang dan sesuai
standart.
5.2 Saran
a. Sebelum memulai praktikum sebaiknya praktikan
memahami modul P3 ini terlebih dahulu agar dapat
melakukan praktikum sesuai tujuan
b. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya alat-alat
yang akan digunakan diperiksa dulu kelengkapannya
dan dilakukan pengecekan terlebih dahulu agar
mendukung lancarnya praktikum.
c. Lakukan kalibrasi alat ukur sebelum memulai
praktikum P3
2

DAFTAR PUSTAKA

Ikron, Made D, Ririn,A.W. 2007. Analisis Mengenal


Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Ramli, Muhammad Isran, Muralia Hustim, dan Ulfah
Ariani. 2014. Analisis Tingkat Kebisingan pada Kawasan
Perbelanjaan (Mall) di Kota Makassar dan Dampaknya
terhadap Lingkungan. Jurusan Teknik Sipil Universitas
Hasanudin Makassar.
Jantien Stotera. 11 Jul 2008. Research Articles 3D Noise
Mapping in Urban Area.
Novirina Hendrasarie. Tingkat Kebisingan Suara
Tembakan pada Resimen Artileri 1 Marinir Karang Pilang
Surabay. Jurusan Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Jatim.
Haryono Setiyo Huboyo, ST, MT dan Sri Sumiyati ST,
Msi. 2008. Pengendalian Bising dan Bau. Jurusan Teknik
Lingkungan Universitas Diponegoro.
Miranthy Miristha. 2009. Gambaran Dosis Literatur.
FKM Universitas Indonesia
RB Muhammad Kadarisman; Suyatno, M.Si.
Distribusi Tingkat Tekanan Bunyi dan Waktu Dengung di
Ruang Sidang Fisika FMIPA (G-202) ITS SURABAYA.
Jurusan Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai