Anda di halaman 1dari 6

BAB II

KONSEP DASAR AKUSTIKA RUANG

Kata Akustik [1] berasal dari bahasa Yunani ἀκουστικός (akoustikos) artinya adalah
mendengar. Ilmu akustika adalah ilmu terapan fisika yang berfokus pada suara serta
aspek – aspek lainnya yang bersangkutan. Arsitek Romawi dari abad ke 1 Marcus Pollio
sudah mulai melakukan pengamatan cermat tentang gema dan interferensi (getaran-getaran
suara asli dan getaran pantulan yang saling menghilangkan) dari suatu ruangan. Namun baru
pada tahun 1856 akustik ini mulai dibangun sebagai suatu ilmu oleh Joseph Henry dan
akhirnya dikembangkan penuh oleh Wallace Sabine di tahun 1900. Keduanya adalah
fisikawan yang berasal dari negara Amerika Serikat. Sayangnya kecenderungan sampai saat
ini di negara kita nampaknya menunjukan bahwa kecuali pada ruangan ruangan khusus
seperti untuk ruang konser, studio rekaman atau panggung teater, rancangan akustik
umumnya diabaikan.
Akustik ruang mengkaji bagaimana suara bereaksi pada sebuah ruang tempat tertutup.
Suara merupakan gelombang mekanik, ketika suara muncul pada sebuah ruangan, sifat –
sifat dasar dari gelombang suara akan bekerja pada ruang tertutup tersebut, misalnya
memiliki kecepatan dalam atmosfer ruang 345 km per jam, akan memantul bila ada objek
penghalang, sampai difraksi dan interferensi. Suara dengan frekuensi yang berbeda akan
memiliki reaksi yang berbeda dalam ruang tertutup yang sama, sehingga diperlukan analisa
yang baik untuk membuat sistem suara yang memadai pada sebuah ruangan yang tertutup.
[2]
Secara umum, proyek yang kami lakukan akan menerapkan teori akustika pada sebuah
gedung Balairung milik Universitas Kristen Satya Wacana, sehingga bisa menghasilkan
usulan terbaik untuk perbaikan dari segi akustik dari gedung tersebut dengan menggunakan
standar internasional ISO 3382 tahun 2009 mengenai standar akustika ruang tertutup.

3
4

2.1. Parameter Akustik Ruangan

Dalam akustik ruangan, ada beberapa parameter yang perlu mendapat perhatian, yaitu
sebagai berikut :

1. Reverberation Time (Waktu Dengung) disingkat RT adalah waktu yang


dibutuhkan oleh suatu energi suara untuk meluruh hingga sepersatujuta dari
energi awal, yaitu 60 dB. Waktu dengung yang menentukan tingkat kejelasan
wicara.
Wallace Clement Sabine merumuskan formula sederhana untuk waktu
dengung :

(2.1)

Dengan :

▪ RT60 = Waktu dengung (s)


▪ V = Volume ruangan total (m3)
▪ α = Koefisien absorpsi
▪ S = Luas permukaan total (m2)

Persamaan 2.1 yang dikemukakan oleh Wallace Clement Sabine merupakan


asumsi beliau soal waktu dengung pada sebuah gedung yang relatif besar.
Dapat dilihat faktor – faktor yang mempengaruhi waktu dengung, yaitu
sebagai berikut :
Variabel V yang adalah volume ruangan total dari gedung,
satuannya adalah m3. Variabel α yang merupakan koefisien absorpsi
yang terdiri dari rata – rata dari daya serap energi suara dari sebuah
permukaan, hal ini bergantung pada jenis bahan yang melapisi sebuah
permukaan tertentu. Variabel S merupakan luas permukaan gedung
pada bagian dalam yang secara langsung terkena pengaruh energi
suara.

Parameter waktu dengung dapat diperhatikan secara langsung, apabila nilai


waktu dengung semisalkan 10 detik, maka ketika ada sebuah impuls suara
5

secara sederhana seperti tepuk tangan, maka akan diperlukan waktu 10 detik
agar suara dengungan suara dari tepuk tangan itu menghilang secara total. [3]

2. Early Decay Time (EDT) adalah perhitungan waktu RT yang didasarkan


pada bunyi awal yaitu ketika bunyi langsung dan pantulan-pantulannya
meluruh 10 dB. EDT merupakan turunan dari kurva penurunan waktu
dengung, semakin pendek waktu EDT, bisa meningkatkan tingkat kejelasan
wicara.
3. Definition atau Deutlichkeit (a time window of 50 ms) disingkat D50,
merupakan kriteria penentu kejelasan pembicaraan dengan membandingkan
energi bunyi awal dengan energi bunyi total. D50 merupakan rasio energi yang
diterima pada 50 ms pertama yang menentukan kejelasan wicara yang
diterima. Menurut ISO 3382, nilai D50 bisa didapatkan dari perhitungan
rata-rata pada frekuensi 500 – 1000 Hz.
4. Clarity atau Klarheitsmass (C50:C80) disingkat C50 atau C80 diukur dengan
membandingkan energi suara yang langsung awal (0,05-0,08 detik pertama)
dengan energi suara yang datang pantulan atau yang lebih terlambat. Pada
proyek ini, yang digunakan adalah C50 karena pada ISO 3382 menggunakan
parameter clarity pada waktu 50 ms. Secara subjektif, clarity merupakan
seberapa jelas sebuah pengucapan didengarkan. Apabila sebuah suara
memiliki karakter clarity yang baik, kita dapat mendengarkan perbedaan dari
pelafalan setiap kata pada sebuah kata-kata, nada atau tempo dari setiap
bagian lagu dengan jelas, dan juga berlaku sebaliknya. Pada sebuah kegiatan
wicara, parameter ini sangat penting agar pelafalan setiap kata bisa dengan
jelas didengar, namun untuk pertunjukkan musik, bergantung jenis musiknya
secara relatif tidak lebih ditekankan dikarenakan bisa menjadi yang
diinginkan agar musik itu lebih bagus didengar.
5. Time Center (TS) merupakan waktu tengah antara energi suara langsung dan
suara pantul. Waktu tengah merupakan sebuah titik dimana energi yang
diterima sebelum titik ini seimbang dengan energi yang akan diterima
sesudah titik tersebut. [4]
6

Tabel 2.1 Nilai standar parameter sesuai ISO 3382-2009

Acoustical Parameters Conference Music


Reverberation Time (RTmid,s) 0,85 < Rtmid < 1,30 1,30 < Rtmid < 1,83
Early Decay Time (EDT,s) 0,648 < EDTmid ≤ 0,81 1,04 < EDTmid ≤ 1,76
Definition (D,%) ≥ 65 -
Clarity (C50, C80, dB) C50 > 6 -2 < C80 < 4
Centre Time (TS, ms) < 80 < 80

ISO 3382-2009 merupakan standar internasional untuk akustik ruangan, berisi


kriteria yang cocok untuk jenis gedung tertentu seperti yang dapat kita lihat pada Tabel 2.1,
misalnya untuk gedung konferensi (wicara), diperlukan Reverberation Time bernilai antara
0,85 – 1,3 sekon, Early Decay Time antara 0,648 – 0,81 sekon, Definition (D50) hingga lebih
besar dari 65%, Clarity (C50) lebih dari 6 dB, Time Centre kurang dari 80 ms, sedangkan
untuk gedung pertunjukan musik, parameter Reverberation Time bernilai antara 1,3 – 1,83
sekon, Early Decay Time antara 1,04 – 1,76 sekon, Clarity (C80) bernilai antara -2 dB – 4
dB, Centre Time kurang dari 80 ms. [5]

Penulis akan merancang dan mensimulasi akustik gedung Balairung agar dapat kita
jadikan acuan untuk perbaikan atau pemasangan sistem tata suara. Hasil dari simulasi akan
dibandingkan dengan standar ISO 3382 sehingga dapat terlihat pada parameter yang mana
perlu mendapat perhatian.

2.2. Koefisien Absorpsi dan Penyebaran Suara

Suara merambat melalui benda di bawah pengaruh dari tekanan suara, karena molekul
atau atom dari benda padat terikat elastis antara satu sama lain, maka tekanan yang berlebih
akan menghasilkan gelombang yang menyebar melalui benda padat tersebut. [6]

Impedansi akustik merupakan rasio dari tekanan akustik dan aliran akustik. Hal ini
mencakup daya tahan sebuah bahan material ketika menerima energi suara, menentukan
seberapa banyak energi suara yang akan dipantulkan maupun diserap oleh bahan material
tersebut.

Impedansi akustik penting dalam beberapa hal, seperti :

• Menentukan transmisi akustik dan pantulan dari dua benda atau lebih yang
memiliki impedansi akustik yang berbeda
7

• Menilai dan menentukan koefisien penyerapan energi suara dalam sebuah


medium

Dalam akustika ruang, impedansi akustik dari sebuah material terdiri dari dua
parameter penting, yaitu adalah koefisien absorpsi suara (sound absorption coefficient) dan
koefisien penyebaran suara (sound scattering coefficient).

Absorpsi suara merupakan nilai dari proses dimana sebuah benda, material, struktur
atau objek menyerap energi suara ketika menerima energi suara tersebut. Selisih perbanding
antara energi suara yang dipantulkan oleh benda atau material tersebut dengan energi suara
total yang diterima oleh benda tersebutlah yang disebut dengan koefisien absorpsi suara.
Koefisien absorpsi suara pada sebuah permukaan sangat dipengaruhi oleh jenis material
yang membangun atau menduduki sebuah permukaan tersebut, misalnya tembok batu bata
yang dicat akan lebih memantulkan energi suara daripada tembok batu bata yang telah
dilapisi oleh karpet dengan ketebalan 5mm.

Nilai dari koefisien absorpsi suara ini berskala dari nilai minimum ‘0’ yang
menunjukkan tidak ada penyerapan sama sekali, yang berarti semua energi suara dipantulkan
sesuai struktur bentuk material, sedangkan nilai ‘1’ menunjukkan bahwa terjadi penyerapan
total, sehingga sama sekali tidak ada yang terpantulkan. Nilai koefisien absorpi suara dari
sebuah material berbeda pada setiap frekuensinya, tidak homogen.

Koefisien penyebaran suara merupakan nilai dari energi suara yang tersebar atau
terdistribusi ketika energi suara memantul dari permukaan sebuah jenis material. Nilai
koefisien penyebaran suara pada sebuah material berbeda pada setiap frekuensinya, tidak
homogen. [7]

Impedansi akustik ini akan membantu dalam menentukan bahan – bahan atau material
yang digunakan pada sebuah permukaan tertentu agar dapat memenuhi standar ISO 3382,
ini akan menjadi acuan saran untuk gedung Balairung UKSW dan akan disajikan dalam
bentuk simulasi sebagai pembuktian.

2.3. Sistem Tata Suara

Public Address System (PA system atau sistem alamat publik) adalah sistem
amplifikasi dan distribusi suara elektronik. Sistem ini juga sering kali disebut sistem tata
suara. Secara umum, sistem ini terdiri dari mikrofon berupa sumber masukan, pengolah
8

isyarat dan mixer untuk mengolah sinyal masukan, amplifier untuk memperkuat sinyal yang
lemah agar cukup keras bagi para pendengar, keluaran diubah menjadi sinyal suara dan keluar
di pengeras suara.

Untuk memenuhi standar ISO 3382 mengenai gedung secara akustik, gedung Balairung
UKSW membutuhkan perlakuan dari sisi tata suara, terutama untuk jenis, tipe, dan pemosisian
dari sistem pengeras suara tersebut.

Pada bagian ini, yang akan disoroti sepenuhnya adalah bagian loudspeaker atau pengeras
suara. Pengeras suara yang digunakan pada sistem tata suara terdiri dari driver yang meliputi
semua bagian frekuensi suara, tyaitu frekuensi rendah (20 – 250 Hz), frekuensi tengah (250 –
4000 Hz), dan frekuensi tinggi (4000 – 20000 Hz). Jenis-jenis susunan loudspeaker sangat
beragam, dan ini mempengaruhi posisi di mana driver berada. Berikut beberapa jenis
loudspeaker yang ada, yaitu :

• Pengeras suara jenis front of house, susunan ini menempatkan semua


loudspeaker tersebar pada bagian depan panggung menghadap ke semua
arah dari hadirin. Pemosisian ini merupakan salah satu jenis yang paling
umum digunakan pada sebuah gedung aula.
• Pengeras suara jenis line array, ini merupakan beberapa loudspeaker
dengan driver yang terpisah yang disusun berdampingan. Jenis ini tersusun
secara vertikal, menumpuk beberapa tingkat, diletakkan di bagian depan
hadirin. Biasanya digunakan untuk acara di ruangan terbuka, seperti di
lapangan, dan konser.
• Pengeras suara jenis central cluster, jenis ini juga biasa disebut terpusat,
yang berarti bahwa lokasi loudspeaker berada dalam satu bagian terpusat di
bagian depan atau bagian panggung menghadap kepada para penonton,
namun disusun dan diarahkan sedemikian rupa agar bisa mencakup semua
daerah pendengar

Anda mungkin juga menyukai