Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KINERJA AKUISTIK BANGUNAN

“Gedung Opra Oslo,Norwegia”


TAHUN 2022
Prasasti Kusuma Wardani 1 (201411997)
Email: prasastikusuma2002@gmail.com
ABSTRAK
Lingkungan external yang bising atau bergema pastinya membuat tak nyaman karena
mengganggu sistem pendengaran. Polusi suara di dalam ruangan bahkan dapat memecah fokus
sampai menyebabkan stres, terutama saat kebisingan Peredam suara dapat menjadi material pilihan
untuk mereduksi kebisingan di dalam ruangan. Pada banguanan ini terdapat dinding yang memiliki
material batu sehinggsuara yang di hasilkan dari lingkungan dapat diredam. Material batu dapat
meredam bunyi sampai 4000Hz.. Material bagaian fasad dan dalam bangunan yang didominasi oleh
material kayu Oak telah dipilih sebagai material yang mendominasi untuk 'dinding gelombang' dan
auditorium utama.Pohon jati telah diperlakukan dengan amonia untuk memberikan nada gelap. Di sini
juga oak digunakan untuk lantai, dinding, dan langit-langit, serta bagian depan balkon, dan reflector
akustik. Bagian dinding fasad juga terdapat kaca yang dapat memantulkan bunyi dari lingkungan
luar. Sebuah rumah opera dirancang dan dibangun untuk memiliki jangka hidup yang panjang.. Dalam
hal ini volume ditingkatkan dengan penggunaan galeri teknis yang cantilevers di atas dinding di bawah
memberikan aula bagian berbentuk T. Struktur utama atap batu di atas termasuk dalam volume aula
daripada tersembunyi di balik langit-langit palsu. balkon berhadapan dengan geometri yang berubah
relatif terhadap lokasinya di ruangan dan fungsi akustik yang diperlukan di setiap lokasi. Di sisi-
sisinya, bentuk mencerminkan suara kembali ke penonton sementara di bagian belakangnya
mengirimkan suara ke beberapa arah untuk menghindari fokus. Reflektor langit-langit oval secara
visual menyelesaikan aula dan juga mencerminkan suara dengan cara yang sangat spesifik. Prinsip
yang sama digunakan seperti pada bagian depan balkon. Dinding belakang di setiap tingkat terdiri
dari panel cembung untuk menghindari fokus dan menyebar suara secara merata melalui
ruangan. Geometri dinding intering, reflektor orkestra utama, dan menara seluler dimodulasi untuk
menyebarkan suara di sekitar ruang.
KATA KUNCI: BUNYI AKUISTIK,ANALISIS MAKRO,ANALISIS MIZO,ANALISIS MIKRO
PENDAHULUAN
Akuistik ruangan merupakan yang mempelajari perilaku suara didalam suatu ruangan. Akuistik
ruangan berhubungan dengan kualitas suara pada bangunan yang dipergunakan oleh penilai secara
objektif maupun subyektif. Penilaian obyektif yaitu besaran -besaran yang bersifat umum,misalnya
besaran tingkat tekanan bunyi dari sumber suara dan besar waktu dengung. Penilaian subyektif
adalah berdasaarkan pada tingkat kenyamanan pengguna yang berada pada ruangan tersebut.
Parameter akuistik ruangan adalah metode yang digunakan untuk mengukur kualitas suara
ruangan. Kualitas suara yang ada di dalam ruangan auditorium memiliki standar sendiri. Ketika
sumber suara dimatikan, maka intensitas suaramenurun sesuai energi suara yang hilang dari suara
langsung dan berkurang secara perlahan sesuai energi suara yang berkurang yang datang secara
pantul.Perilaku perjalanan suara yang kompleks sangat dipengaruhi oleh karakteristik bidang
ruang.(Barron, 1993). Dalam setiap ruangan, dirasakan atau tidak, akan selalu ada suara. Hal ini
menjadi dasar pengertian tentang adanya bising latar belakang (Background Noise).Bising latar
belakang dapat didefinisikan sebagai suara yang berasal bukan dari sumber suara utama atau suara
yang tidak diinginkan. Dalam suatu ruangan tertutup seperti auditorium maka bising latar belakang
dihasilkan oleh peralatan mekanikal atau elektrikal di dalam ruang seperti pendingin udara (air
conditioning), kipas angin,.
A. Metode Pengukuran Bunyi Akuistik
Metoda pengukuran kinerja akustik Kinerja akustik ruang opra menyatakan
kemampuan auditorium tersebut untuk menjalankan fungsinya, yaitu bagaimana
pendengar dapat menangkap dan memahami dengan baik dan utuh suara yang telah
dipancarkan oleh pembicara atau pemusik. Ukuran kinerja akustik dari auditorium
dinyatakan dengan tingkat bising latar belakang (background noise level), distribusi tingkat
tekanan bunyi, dan respon impuls ruang. Untuk itu, pengukuran kualitas akustik ruang
auditorium dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan untuk mendapatkan 3 (tiga) parameter
objektif ruang. Tahap pertama, pengukuran tingkat bising latar belakang (background noise
level) untuk mengetahui besaran kriteria kebisingan (Noise Criteria) dalam ruang
auditorium terhadap kondisi kebisingan lingkungan yang dari dalam atau luar gedung
seperti area parkir, lalu lintas jalan raya maupun peralatan mekanikal atau elektrikal yang
berada di dalam gedung seperti AC, sound system, dan sebagainya. Tahap kedua,
pengukuran distribusi Tingkat Tekanan Bunyi (TTB), berguna untuk mengetahui distribusi
suara di dalam ruang auditorium tersebut. Tahap ketiga, pengukuran respon impuls berupa
waktu dengung (Reverberation Time), waktu peluruhan (Early Decay Time), D50
(Definition), C50 dan C80 (Clarity), serta TS (Centre Time)
Metode
a. Tingkat Bising Latar Belakang (Background Noise Level) Untuk pengukuran tingkat
bising latar belakang (background noise level) menggunakan perangkat Sound
Level Meter merek Rion tipe NL-31 yang terhubung dengan mikrophon sebagai
sensor untuk menangkap bunyi yang akan diukur dari suatu kondisi ruang.
b. Distribusi Tingkat Tekanan Bunyi (TTB) Pengukuran distribusi TTB menggunakan
alat pembangkit suara buatan (pink noise) yaitu Sound Power Source B&K tipe 4205
dan Sound Source HP
c. Respon Impuls Ruang Pengukuran respon impuls ruang dilakukan untuk
mengetahui parameter akustik berupa waktu dengung atau reverberation time (RT,
detik), waktu peluruhan (EDT, detik), Definition (D50, %), Clarity (C50, dB), Clarity
(C80, dB) dan Centre Time (TS, detik).
B. Material Dan Kebisingan
Lingkungan external yang bising atau bergema pastinya membuat tak
nyaman karena mengganggu sistem pendengaran. Polusi suara di dalam ruangan
bahkan dapat memecah fokus sampai menyebabkan stres, terutama saat kebisingan
Peredam suara dapat menjadi material pilihan untuk mereduksi kebisingan di
dalam ruangan. Pada banguanan ini terdapat dinding yang memiliki material batu
sehinggsuara yang di hasilkan dari lingkungan dapat diredam. Material batu dapat
meredam bunyi sampai 4000Hz.
Tabel 1. Jumlah besaran bunyi material batu

Material frek frek frek frek Frek


125Hz 250Hz 500Hz 1000Hz 2000Hz 4000Hz
0,02 0,02 0,03 0,04 0,05 0.07

Table 1. Dinding ,aterial Batu (https://images.app.goo.gl/tuyDjxzHia77XFzx7)

Material bagaian fasad dan dalam bangunan yang didominasi oleh material kayu
Oak telah dipilih sebagai material yang mendominasi untuk 'dinding gelombang' dan
auditorium utama.
Untuk dinding gelombang memiliki permukaan yang ringan dan bervariasi. Oak digunakan
untuk lantai, dinding dan langit-langit. Dinding gelombang memiliki geometri organik
kompleks yang terdiri dari bentuk kerucut yang tergabung. Ini juga merupakan attenuator
akustik yang penting dalam ruang foyer. Untuk mencapai tujuan ini terdiri dari unsur-unsur
yang lebih kecil yang dapat menangani perubahan geometri dan memberikan penyerapan
akustik.kayu oak dipilih menjadi material di dalam bangunan.

Pohon jati telah diperlakukan dengan amonia untuk memberikan nada gelap. Di sini juga
oak digunakan untuk lantai, dinding, dan langit-langit, serta bagian depan balkon, dan
reflector akustik. Bagian dinding fasad juga terdapat kaca yang dapat memantulkan bunyi
dari lingkungan luar.
Tabel 2. Value material kayu untuk meredam bunyi
Material 125Hz 250Hz 500Hz 1000Hz 2000Hz 4000Hz
Kayu 0.15 0.11 0.10 0.07 0.06 0.07

Tabel 2. Value material kayu(https://images.app.goo.gl/XHtuFwAh7tFKSTNt8)


C. Pendekatan Makro

Pengendalian dan prngkondisian lingkungan akuistik pada Kawasan sekitar dapat


berpengaruh pada banguna terutama bangunan cocert hall atau pun sejenisnya. Gedung
opra olso terletak di Pelabuhan, bangunan ini menempatkan bangunan di pingir kota
dia atas laut sehingga mengkondisikan lingkungan sekitar agar menjadi lingkungan
yang mendukung,sehingga pemilihan tempat untuk bangunan juga dapat
mempengaruhi bising,menjauh dari keramaian adalah ide yang cukup membantu. Di
sekitar site terdapat jalan untuk lalulintas kota.
Gambar 1. Kawasan Sekitar Gedung OPra Olso

Gambar1. Kawasan Opra (https://images.app.goo.gl/8JFRoh3aX6BRKrMQ8)

Berbentuk seperti kapal pesiar dan berdiri di atas laut dan terdapat
Dinding gelombang dan Semenanjung Bjørvika adalah bagian dari kota pelabuhan, yang
secara historis adalah titik pertemuan dengan seluruh dunia .. Garis pembatas antara tanah
'di sini' dan air 'ada' yang nyata dan ambang simbolis. Ambang batas ini diwujudkan sebagai
tembok besar. Operahouse adalah elemen pertama dalam transformasi terencana di area
kota ini. Pada tahun 2010 lalu lintas padat di samping gedung akan dipindahkan ke
terowongan di bawah fjord. Karena ukuran dan ekspresi estetika, Atap yang terbuat dari
marmer membentuk ruang publik besar di lanskap kota dan fjord. Bangunan ini
menghubungkan kota dan fyord, urbanitas dan lansekap. Ke Timur, 'pabrik' diartikulasikan
dan bervariasi. Bagian atas bangunan ini merupakan marmer. Dalam ruang operasi, tiga
bahan utama ditentukan sedini masuk kompetisi: Batu putih untuk 'karpet', kayu untuk
'dinding ombak', dan logam untuk 'pabrik'. Selama pekerjaan berlanjut pada proyek, bahan
keempat, kaca, yang memungkinkan untuk paparan bagian bawah 'karpet', telah diberi
perhatian khusus.
Bahan -Bahan di atas merupakan bahan yang baik untuk meredam kebisingan dari luar.

Gambar 2. Bangunan opra Olso

Gambar 2. Bangunan Olso (https://images.app.goo.gl/yNcZ9BXVtC7oAFJAA)


D. Pendekatan Mizo

Pengkondisian dan pengolahan tapak dan bagian bangunan secara external juga dapat
membantu untuk mengurangi bising external. Pengaturan bentuk dan lingkungan saling
berhubungan sehingga dapat meminimalisir kebisingan dari luar. Bentuk opra tersebut
berbentuk seperti kapal pesiar bangunan dan letak Gedung opra berada di bagian tengah.
Gambar 3. Bangunan Opra Olso

LALU LINTAS

GEDUNG OPRA

AIR

Gambar 3. Gedung Opra Olso (https://images.app.goo.gl/AnrZoCvmHRopCgF87)

Bangunan ini terdapat material, bagian luar, yaitu dinding berupa batu,dan lantai
berupa marmer dan material lain seperi logam dan karpet material material tersebut dapat
memantulkan bunyi sehigga kebisingan tidak dapat masuk ke dalam ruangan. Sedangkan
pengelolaan kontur digunakan pada perancangan bangunan ini bagian kontur yang tinggi
digunakan untuk tempat opra, kontur tersebut dapat berfungsi sebagai meminimalisir
bunyi. Pengaturan zoning memiliki pengaruh juga disini leta tempat opra berada dibagian
tengah. Gedung maka bunyi bising juga minim dan bunyi yang dating dari lingkungan
sekitar akan dipantulkan oleh material tersebut.
Gambar 4. Pantulan Bunyi

Gambar 4. Pantulan Bunyi (https://images.app.goo.gl/dLcC1xqJp37xnCLd6


E. Pendekatan Mikro

Gedung Opera Oslo adalah sebuah gedung opera di Norwegia. Bangunan ini terletak di
Bjørvika di pusat Oslo, di ujung Oslofjord. Ini dioperasikan oleh Statsbygg, badan
pemerintah yang mengelola properti untuk pemerintah Norwegia. Struktur ini berisi 1.400
kamar di area seluas 49.000 m². dengan kapasitas 1.400 orang.adapun mklasifikasi
kapasitas menurut jenis teaternya yaitu:

Jenis teater juga dapat diklasifikasikan menurut kapasitas penonton yang ditampungnya
(Ham, 1987) :
1. Sangat Besar Teater yang memiliki 1500 kursi penonton atau lebih
2. Besar Teater yang memiliki 900 - 1500 kursi penonton
3. Sedang Teater yang memiliki 500-900 kursi penonton
4. Kecil Teater yang memiliki kurang dari 500 kursi penonton
Bentuk panggung disebuah teater adalah hal yang menjadi priroritas dalam kejelasan
pembicara jejak gelombang bunyi harus sependek mungkin sehingga dibutuhkan ruang
yang ringkas dan kompak, sehingga jarak yang pendek antara pembicara dengan
pendengar, sehingga tempat duduk diatir dengan sudut kurang dari 140 derajat.

Gambar 5. Sebelah kiri (bentuk panggung) sebelah kanan (denah Gedung opra oslo)

Untuk dinding gelombang memiliki permukaan yang ringan dan bervariasi. Oak digunakan
untuk lantai, dinding dan langit-langit. Dinding gelombang memiliki geometri organik
kompleks yang terdiri dari bentuk kerucut yang tergabung. Ini juga merupakan attenuator
akustik yang penting dalam ruang foyer. Untuk mencapai tujuan ini terdiri dari unsur-unsur
yang lebih kecil yang dapat menangani perubahan geometri dan memberikan penyerapan
akustik.
Gambar 6 . Dinding opra

Di dalam auditorium oak telah dipilih karena sejumlah alasan: Ini adalah padat, mudah
dibentuk, stabil dan taktil.
Pohon jati telah diperlakukan dengan amonia untuk memberikan nada gelap. Di sini juga
oak digunakan untuk lantai, dinding, dan langit-langit, serta bagian depan balkon, dan
reflektor akustik.
Gambar 7. Bagian Dalam Gedung Opra

Sebuah rumah opera dirancang dan dibangun untuk memiliki jangka hidup yang
panjang. Ini berarti bahwa pelapisan logam modern yang sederhana. Fasad kaca tinggi di
atas foyer memiliki peran dominan dalam pandangan bangunan dari selatan, barat, dan
utara. Fasade kaca hingga 15 meter. Auditorium utama adalah teater tapal kuda klasik yang
dibangun untuk opera dan balet. Ini rumah kira-kira. 1370 pengunjung dibagi antara kios,
perterre, dan tiga balkon. Ruang teknis menempati area di atas balkon 3. Kebutuhan untuk
waktu gema yang panjang menghasilkan ruangan dengan volume besar. Dalam hal ini
volume ditingkatkan dengan penggunaan galeri teknis yang cantilevers di atas dinding di
bawah memberikan aula bagian berbentuk T. Struktur utama atap batu di atas termasuk
dalam volume aula daripada tersembunyi di balik langit-langit palsu. balkon berhadapan
dengan geometri yang berubah relatif terhadap lokasinya di ruangan dan fungsi akustik
yang diperlukan di setiap lokasi.
Gambar 8. Dinding Gedung

Di sisi-sisinya, bentuk mencerminkan suara kembali ke penonton sementara di bagian


belakangnya mengirimkan suara ke beberapa arah untuk menghindari fokus. Reflektor
langit-langit oval secara visual menyelesaikan aula dan juga mencerminkan suara dengan
cara yang sangat spesifik. Prinsip yang sama digunakan seperti pada bagian depan balkon.
Dinding belakang di setiap tingkat terdiri dari panel cembung untuk menghindari fokus dan
menyebar suara secara merata melalui ruangan. Geometri dinding intering, reflektor
orkestra utama, dan menara seluler dimodulasi untuk menyebarkan suara di sekitar ruang.
Menggunakan tongkat kayu dari berbagai dimensi untuk memodulasi suara dari panjang
gelombang yang berbeda. S emua permukaan adalah material yang relatif padat untuk
menghindari getaran frekuensi tinggi. Bagian depan balkon adalah 50mm ek padat di mana
panel dinding belakang adalah 100mm MDF dengan veneer kayu ek. elengkungan ganda
dari balkon depan dan cincin langit-langit oval terbuat dari elemen ek pra-fabrcated yang
terbuat dari stave padat direkatkan, amonia dirawat dan dialihkan dari gambar komputer
3D sebelum meminyaki dan polishing. Coluour yang gelap sangat cocok untuk ruang teater
dan pohon eka atau pohon oak memberi nuansa yang kaya, hangat, dan intim ke ruang
angkasa, Kursi dirancang untuk menyerap suara sesedikit mungkin. Bahannya adalah kayu
gelap dan desain khusus kain oranye merah sebagai tandingan.

F. Pencahayaan Dan Penghawaan


Di auditorium trdapat Lampu gantung, yang tergantung di dalam reflektor oval,
merupakan elemen penting di aula karena melakukan beberapa tugas. Ini adalah sumber
utama auditoriums pencahayaan, menggunakan LED untuk pertama kalinya dalam
pengaturan seperti itu. Beratnya 8, 5 metrik ton dan memiliki diameter 7m. Ini terbuat dari
5800 kristal cor tangan kaca melalui 800 lampu LED yang bersinar.memberikan cahaya
pada ruangan dalam cahaya buram yang dingin. Seluruh lampu gantung dapat diturunkan
ke lantai untuk pemeliharaan.panel-panel merah di bagian luar dan finish perak metalik
dingin dalam menuju panggung. Panel-panel ini juga telah diberikan pertimbangan akustik.
Di dalam bangunan tersebut terdapat pencahayaan alami dan buatan.
Gambar 9. Pencahayaan Dari Lampu Sorot

Gambar 10. Pencahayaan Lampu Gntung

Lampu gantung, yang tergantung di dalam reflektor oval, merupakan elemen penting di aula
karena melakukan beberapa tugas. Ini adalah sumber utama auditoriums pencahayaan,
menggunakan LED untuk pertama kalinya dalam pengaturan. Beratnya 8, 5 metrik ton dan
memiliki diameter 7m. Ini terbuat dari 5800 kristal cor tangan kaca melalui 800 lampu LED
yang bersinar. memandikan ruangan dalam suasasna dan cahaya yang buram yang dingin.
Yang membuat pengunjung nyaman dan tertuju pad pertunjkaan
KESIMPULAN

Hasil terhadap kedua bangunan yang telah dijielaskan sebelumnya disimpulkan bahwa
kedua obyek studi memiliki keunikan yang ditpnjolkan dan penglolaan bunyi akuistik
melalui pengolahan konsep, fungsi, bentuk, struktur, dan material dan mengunakan
analisis pendekatan secara makro, mikro, dan mazo. Bangunan memiliki peminimalisir
bisingyang baik. Peletakan bangunan di luar kota sehingga menjauhkjan dari keramaian
dan di dirikan di dekat pingir air. Gedung auditorium berada padabagaian tengah
bangunan opra. Material yang di pakai adalah material yang dapat memantulkan bunyi
dari luar maupun dari dalam dengan baik. Sehingga gelaran seni opra tidak menggangu
ataupun terganggu. Bagian luar terdapat material batu pada dinding yang dapat
memantulkan bunyi dari lingkungan external. Terdapat material marmer pada bagian
lantai dapat menambah pantulan suara dan terdapat kaca dengan lebar total 15 m. pada
bagian dalam akan terlihat penyokong yaitu sebuah logam. Pada dinding auditorium
terbuat dari kayu oak yang dapat meredam bunyi karena teksturnya yang keras dan bentuk
yang bergelombang. Pada bagian dalam auditorium terlihat semua didominasi oleh
material kayu yaitu yaku oak dan ada juga kayu jati. Kayu tersebut juga diletakan sebagai
dinding dan kursi. Terdapat 3 balkon yang sangat bagus untuk memudahkan mendengar
suara dari pembicara di depan. Pencahayaan buatan berupa lampu sorot dan lampu dalam
suasasna dan cahaya yang buram yang dingin pengunjung nyaman dan tertuju pada
pertunjkaan.
Daftar Pustaka
Wikipedia. 2021. Gedung Opra Olso.
https://id.wikipedia.org/wiki/Gedung_Opera_Oslo
Bentuk- Bentuk Panggung Teater
http://eprints.undip.ac.id/66230/5/NUHWAN_KELANA_21020113120021_BAB_II.pdf
kapasitas Gedung Teater
http://e-journal.uajy.ac.id/12871/3/TA142522.pdf
Architectural Desing School. 2007. Gedung Opra Olso.
https://ind.architecturaldesignschool.com/oslo-opera-house-sn-hetta-36579

Anda mungkin juga menyukai