12120006
BAB I PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Mengalih fungsikan gedung auditorium ISTN menjadi gedung teater yang memiliki akustik
ruang dan pencahayaan yang baik.
1.3 SASARAN
Pemain teater
Penonton teater
1.4 IDENTIFIKASI MASALAH
Akustik :
Sumber / objek yang bergetar
Medium perambat
Cacat akustik
Pencahayaan :
Jenis lampu yang digunakan
Banyak lampu yang digunakan
1.5 PERMASALAHAN
Bagaimana mengalih fungsikan bangunan auditorium ISTN menjandi gedung teater yang
memiliki akustik ruang dan pencahayaan yang baik?
1.6 PENDEKATAN MASALAH
Akustik :
Menggunakan bahan bahan akustik yang cocok untuk gedung teater
Pencahayaan :
Pemilihan lampu dan tata letak lampu yang sesuai dengan gedung teater.
Rasyid Sidik Prakosa Fisika Bangunan
12120006
BAB II TINJAUAN
2.1 AKUSTIK RUANG
Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan
perubahan bunyi atau suara yang terjadi.
Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam.
Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat akan
sangat memengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara.
Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu :
𝑨 = 𝒙𝑺
Keterangan
RT = Reverberation Time
V = Volume
A = total absorbtion
= Absorb coefficient(pada 500 Hz)
S = Surface area
Lebar minimal pintu darurat adalah 2 kali lebarpintu biasa (160 cm)
Jarak pintu darurat yang satu dengan lain sedikit-dikitnya 5 m dengan tinggi 1,8
danmembuka kearah ke luar
Letak pintu darurat sebelah kiri dan sebelahkanan ruang pertunjukkan harus simetris
Selama pertunjukan berlangsung pintu darurattidak boleh di kunci.
Di atas pintu harus dipasang lampu merah dengan tulisan yang jelas “Pintu Darurat”.
Rasyid Sidik Prakosa Fisika Bangunan
12120006
dan bunyi pantul agak lebih singkat, sedangkan gaung merupakan cacat akustik
yang terdiri atas gema-gema kecil yang berturutan dengan cepat. Peristiwa ini
dapat diamati bila terjadi ledakan singkat seperti tepukan tangan atau tembakan
yang dilakukan di antara dua permukaan dinding atau pemantul bunyi yang sejajar
dan rata.Waktu dengung (reverberation time) berperan penting dalam
menciptakan kualitas musik dan kemampuan untuk memahami suara percakapan
dalam ruang. Ketika permukaan ruang memiliki daya pantul yang tinggi, bunyi
akan terus memantul atau menggema secara berlebihan sehingga mengakibatkan
bunyi tidak dapat didengar dan dimengerti dengan jelas .
- Pemusatan Bunyi atau disebut juga dengan hot spots atau titik panas, merupakan
cacat akustik yang disebabkan oleh pemantulan bunyi pada permukaan-
permukaan cekung.Intensitas bunyi di titik panas sangat tinggi dan merugikan
daerah dengar karena menyebabkan distribusi energi bunyi tidak dapat merata .
- Ruang Gandeng (Coupled Spaces) merupakan cacat akustik yang terjadi bila suatu
ruang pertunjukan berhubungan langsung dengan ruang lain seperti ruang depan
dan ruang tangga, maka kedua ruang tersebut membentuk ruang gandeng. Selama
rongga udara ruang yang bergandengan tersebut terbuka maka masuknya bunyi
dengung dari ruang lain tersebut akan terasa meski dengung di dalam ruang
pertunjukan telah diatasi dengan baik.Gejala ini akan mengganggu penonton yang
duduk dekat pintu keluar masuk yang terbuka.
- Distorsi merupakan cacat akustik yang disebabkan oleh perubahan kualitas bunyi
yang tidak dikehendaki. Hal ini terjadi akibat ketidakseimbangan atau penyerapan
bunyi yang terlalu besar oleh permukaan-permukaan dinding.
- Bayangan Bunyi merupakan cacat akustik yang terjadi apabila bunyi terhalang
untuk sampai ke penonton . Gejala ini dapat diamati pada tempat duduk di bawah
balkon yang menonjol terlalu jauh dengan kedalaman lebih dari dua kali tingginya.
- Serambi Bisikan (Whispering Gallery) merupakan cacat akustik yang disebabkan
oleh adanya frekuensi bunyi tinggi yang mempunyai kecenderungan untuk
merangkak sepanjang permukaan-permukaan cekung yang besar (kubah setengah
bola). Suatu bunyi yang sangat lembut seperti bisikan yang diucapkan di bawah
kubah tersebut akan terdengar pada sisi yang lain. Meskipun gejala ini kadang
menyenangkan dan tidak merusak, akan tetapi tetap saja merupakan suatu
keadaan yang tidak diinginkan bagi akustik yang baik
Rasyid Sidik Prakosa Fisika Bangunan
12120006
Bahan penyerap suara ini akan menyerap energi suara lebih besar pada frekuensi rendah
atau menengah, apabila jarak material ke dinding atau ketebalan material bila ditempel
langsung ke dinding lebih besar daripada seperempat panjang gelombang yang ingin
dikendalikan, sebagai mana terlihat pada kurva berikut:
Rasyid Sidik Prakosa Fisika Bangunan
12120006
(c) D.M. Howard & J. Angus: Acoustics and Psychoacoustics, 3rd ed.
Bahan penyerap suara tipe resonansi seperti panel kayu tipis, menyerap energi suara
dengan cara mengubah energi suara yang datang menjadi getaran, yang kemudian diubah
menjadi energi gesek oleh material berpori yang ada di dalamnya (misal oleh udara, atau
material berpori). Ini berarti, material tipe ini lebih sensitif terhadap komponen tekanan
dari gelombang suara yang datang, sehingga lebih efektif apabila ditempelkan pada
dinding. Bahan penyerap tipe ini lebih dominan menyerap energi suara ber frekuensi
rendah. Frekuensi resonansi bahan ini ditentukan oleh kerapatan massa dari panel dan
kedalaman (tebal) rongga udara dibaliknya .
Tipikal respon frekuensi bahan penyerap tipe ini adalah sebagai berikut:
Tipe lain dari bahan penyerap suara ini adalah apa yang disebut sebagai Resonator
Helmholtz. Efektifitas bahan penyerap suara tipe ini ditentukan oleh adanya udara yang
terperangkap di “pipa atau leher” diatas bidang berisi udara (bentukan seperti leher botol
dsb). Permukaan berlobang menjadi ciri utama resonator yang bekerja pada frekuensi
tertentu, tergantung pada ukuran lubang, leher, dan volume ruang udaranya.
Rasyid Sidik Prakosa Fisika Bangunan
12120006
Apabila diinginkan sebuah dinding yang memiliki frekuensi kerja yang lebar (rendah,
menengah, dan tinggi), maka harus digunakan gabungan ketiga bahan penyerap suara
tersebut. Kombinasi antara proses gesekan dari komponen kecepatan gelombang suara
dan resonansi dari komponen tekanan gelombang suara, akan membuat kinerja
penyerapan energi suara oleh dinding atau partisi besar untuk seluruh daerah frekuensi.
Pencahayaan depan digunakan terutama untuk visibilitas dan warna. Hal ini juga
Front
digunakan untuk mengisolasi seseorang individu atau set piece. Lampu depan
Lighting
umumnya bekerja lebih baik jika ditempatkan pada sudut antara 30-50 derajat.
Penggunaan yang paling umum samping efek pencahayaan. Sisi pencahayaan
Side
sering digunakan dengan warna lebih berani untuk aksen gerakan dan warna
Lighting
kontras yang datang dari sisi yang berlawanan.
Seiring dengan pencahayaan sisi pencahayaan kembali digunakan untuk
efek. Kembali pencahayaan sering digunakan untuk membuat kedalaman di atas
panggung. Ketika digunakan dari sudut kembali pencahayaan rendah juga dapat
Kembali
memberikan rasa siluet. Satu hal yang perlu diingat ketika menggunakan
Lighting
pencahayaan belakang adalah bahwa lampu-lampu harus santai untuk para
penonton. Jika lampu diposisikan ke mata penonton tidak akan menjadi
pengalaman yang menyenangkan.
Down pencahayaan sering digunakan untuk menciptakan ilusi
Down
kedalaman. Pencahayaan ke bawah juga bekerja sangat baik untuk mengisolasi
Lighting
satu orang dari yang lain.
Latar Latar pencahayaan adalah gaya yang sangat berani pencahayaan. Hal ini lebih
Belakang cerah daripada bagian lain panggung. Ini adalah cara yang sangat kuat untuk
Lighting menciptakan sebuah gambar.
Beberapa peralatan yang sering digunakan dalam teater :
1.5.1 Ellipsoidal: Ellipsoidal dianggap sebagai perangkat utama yang digunakan dalam
pencahayaan panggung. Lampu ini milik sekelompok lampu yang disebut fokus
instrumen. Ellipsoids memungkinkan perancang dan teknisi pencahayaan untuk
membuat tepi batang lunak atau untuk memotong bagian dari berkas untuk
meninggalkan area gelap dengan menggunakan jendela.Lampu ini biasanya
ditentukan oleh jenis lensa mereka. Jika lensa ukuran 6 x 12 maka itu berarti bahwa
angka pertama yang tercantum adalah diameter lensa dalam inci. Mengukur kedua
adalah panjang fokus lensa. Panjang fokus adalah jarak dari lensa di mana sinar
cahaya berkumpul. Panjang focal, biasanya diukur dalam inci. Ketika bergerak
ellipsoids selalu merupakan praktik yang baik untuk memastikan semua jendela
benar-benar tertutup. Dengan cara ini tidak ada cara untuk jendela untuk
mendapatkan bengkok.
1.5.2 Fresnel: Fresnels umumnya digunakan untuk mencuci warna. Ketika lampu ini
digunakan balok dapat diubah dengan memindahkan lampu belakang dan ke depan
pada jalur yang dibangun ke dalam cahaya. Tepi balok di Fresnel selalu lembut
dimana pada ellipsoidal tepi dapat berubah dari keras ke lembut.
1.5.3 Scoop: lampu ini adalah cara yang sangat baik untuk memberikan pengaturan
cahaya penuh untuk panggung dengan sejumlah kecil lampu.
Rasyid Sidik Prakosa Fisika Bangunan
12120006
1.5.4 Par Cans: par dapat memberikan yang luas, sinar umum dan mencakup wilayah
yang luas. Par kaleng mungkin lampu yang paling mudah untuk digunakan. Mereka
sangat ringan dan mudah untuk ditangani. Mereka juga mudah untuk fokus. Lampu
ini terlihat pada pertunjukan dan band karena daya tahan mereka.
1.5.5 Followspots: Followspots dirancang untuk mengikuti aktor individu. Lampu ini
digunakan hanya untuk memberikan mobilitas para aktor di atas
panggung. Followspots memiliki banyak perbedaan dalam disain. Setup dasar gel
meskipun bersifat internal, dan juga rana kontrol.
1.5.6 Control Devices: Ketika menggunakan lampu di atas ada satu aspek yang harus
dihadapi : pengendali/ kontrol. Perangkat kontrol yang berbeda dan ada banyak
tetapi melakukan fungsi-fungsi dasar yang sama. Yang pertama adalah kontrol
untuk penggunaan. Fungsi lain yang mengontrol perangkat ini adalah tingkat
kecerahan. Banyak beroperasi seperti saklar dimmer
Rasyid Sidik Prakosa Fisika Bangunan
12120006
LEBAR JALAN :
- Selatan : 8m
- Barat : 6m
Rasyid Sidik Prakosa Fisika Bangunan
12120006
DATA BANGUNAN
- Panjang : 40 m
- Lebar : 24 m
- Tinggi : 7 m
ELEMEN BANGUNAN
1. Kecepatan suara ruang auditaorium dari panggung sampai dinding belakang 0,009142
detik
2. Kecepatan pantulan dinding 0,01104 detik
3. Kecepatan pantulan plafon 0,00923 detik
Rasyid Sidik Prakosa Fisika Bangunan
12120006
BAB IV ANALISA
Dike
: Suara asli
: Suara pantulan
Fisika Bangunan Akustik Ruang dan Pencahayaan
Oleh Rasyid Sidig Prakosa / 12120006
𝑨 = 𝒙𝑺 Keterangan :
𝟎, 𝟏𝟔 𝒙 𝟔𝟏𝟒𝟒 RT = Reverberation
𝑨= Time
𝟏, 𝟖
A = 690,3 V = Volume
A = total absorbtion
= Absorb
coefficient(pada 500 Hz)
S = Surface are
ALTERNATIF PERBAIKAN
Diketahui
1. Lebar : 24m
2. Panjang : 28,9m
3. Tinggi : 6,55m
0,16 𝑥4543
𝐴=
1,3
A = 580.8
A=xs
A=xs
Jadi jumlah absorbsi menjadi 603.513 setelah menggunakan bahan bahan tertentu.
ANALISA PENCAHAYAAN
7814,6
= 3
3. CU = 3 + 0,77
= 3,77
= 44 fixture
Fisika Bangunan Akustik Ruang dan Pencahayaan
Oleh Rasyid Sidig Prakosa / 12120006
BAB V
ARAHAN DESAIN
Dinding belakang
dilapisi karpet
agar suara tidak
mantul lagi ke
depan sehingga
tidak
mengganggu
penonton
Pintu masuk
dilapisi kain
agar suara
tidak keluar
ruangan
Pintu
masuk
POTONGAN
PERSPEKTIF
Fisika Bangunan Akustik Ruang dan Pencahayaan
Oleh Rasyid Sidig Prakosa / 12120006
DAFTAR PUSTAKA
http://muslimahelektro.blogspot.com/2010/03/dasar-teknik-pencahayaan-panggung.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Akustik_ruang
http://www.acoustics.com/product
2012. “Dasar Tata Cahaya” (On-line), Bright Future Is Mine Web.
http://brightfutureismine.files.wordpress.com/2012/10/dasar-tata-cahaya1.pdf