Kata akustik berasal dari bahasa Yunani akuostikos yang berarti, segala sesuatu yang
bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu
bunyi[1]. Akustik mempunyai tujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang
sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya,
bebas dari cacat dan kebisingan.
Akustik mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan menyentuh ke hampir semua segi
kehidupan manusia. Akustik lingkungan adalah menciptakan suatu lingkungan, dimana
kondisi ideal disediakan, baik dalam ruang tertutup maupun di udara terbuka.
Faktor faktor yang mendasari masalah akustik adalah[2] :
Sumber suara
Perambatan suara
Penerimaan suara
Intensitas suara
Frekuensi suara
Faktor faktor lain yang juga ikut mempengaruhi keberhasilan tata suara didalam ruang
antara lain faktor konstruksi bangunan, kualitas dan sifat bahan serta kondisi lingkungan.
http://architecturefiles.blogspot.co.id/2009/09/teori-akustik.html
[1]
[2]
Keterangan :
RT : Waktu dengung, sekon
V : Volume ruang, meter kubik
A : Penyerapan ruang total, sabin meter kubik
X : koefisien penyerapan udara
http://architecturefiles.blogspot.co.id/2009/09/persyaratan-akustik.html
PENGENDALIAN BISING
Material bangunan yang memenuhi persyaratan akustik untuk pengendalian bising antara lain
berfungsi sebagai [1]:
1. Pemantul suara
Untuk mendapatkan pemantul suara digunakan lembar berkarakteristik permukaan yang
keras, tegar, dan rata. Contohnya papan gypsum, plywood, fleksiglass, fiber dan plastik keras.
2. Penyerap suara
Material berpori
Penyiapan bahan bahan berpori lebih efisien untuk frekuensi tinggi, semakin bertambah
tebal akan semakin baik untuk frekuensi rendah. Pada bahan berpori terdapat tiga jenis :
Bahan berpori
Bahan berpori plastik plesteran akustik
Bahan berpori kain dan karpet
3. Perambatan suara
Dengan memperhatikan sifat sifat material akustik diharapkan bisa membantu mendapatkan
suara yang lebih jernih seperti aslinya
4. Penyerap Panel
Bersifat positif karena menghasilkan karakteristik dengung yang merata dan berfungsi
sebagai penyerap frekuensi rendah cocok untuk ruang kecil.
5. Penyerap Ruang
Bahan yang mudah dipasang dan dipindahkan dengan menggunakan sistem gantung.
6. Penyerap Variabel
Digunakan untuk ruang yang membutuhkan Reverberation Time (RT) yang berubah-ubah,
fungsinya sebagai pemantul dan juga sebagai penyerap
7. Resonator RonggaBerfungsi sebagai penyerap energi bunyi maksimum pada daerah
frekuensi yang sempit
[1]
[1]
Akustik Ruang
Posted on Oktober 12, 2012 by rekamanstudio
Bagi para desainer interior, akustik ruang memiliki teori-teori dasar yang harus diikuti para
desainer interior untuk dapat menciptakan ruang yang memiliki kualitas akustik yang baik
dan dapat dinikmati oleh orang yang merasakannya. Banyak hal yang harus diperhatikan
seperti besar ruang, penggunaan bahan dan pengaturan sound system pada studio musik.
Dalam hal ini besar ruang sangat mempengaruhi penggunaan bahan untuk menciptakan suatu
ruang yang menghasilkan kualitas akustik yang baik. Dalam artikel ini saya coba
mengasumsikan bahwa desain interior studio musik dapat dikatakan berhasil jika ruang
tersebut dapat memantulkan, menyalurkan getaran dan mengisolasi suara sehingga dapat
menghasilkan kualitas suara yang baik dan suara tidak tembus sehingga akan mengganggu
tetangga sebelah.
AKUSTIK
Akustik adalah salah satu bidang yang mempelajari suara, gelombang mekanik pada gas,
cairan dan bahan. Akustik memiliki beberapa sub-divisi. Salah satu sub-divisinya
Architectural Acoustics, yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengontrol kualitas
suara didalam gedung atau ruang. Kalkulasi mode ruangan dengan bentuk persegi akan lebih
mudah dibanding pada ruang beda bentuk yang akan menimbulkan perhitungan yang
kompleks bahkan sulit dan tidak dapat dihitung.
Kita akan mengenal Noise Control pada bahasan ini. Noise control pada architectural
acoustics berhubungan dengan bagaimana cara pengurangan reverberation pada suatu
ruangan. Noise control pada umumnya digunakan untuk membantu pengkedapan suara pada
ruangan, atau untuk meningkatkan kualitas akustik ruang secara menyeluruh. Pada umumnya
penggunaan metode noise control digunakan pada instalasi gypsum, dinding ceiling, karpet
dan panels. Dinding akustik dapat dibangun dengan berbagai material. Namun harus kita
perhatikan, bahwa material yang tebal tidak selalu menghasilkan daya redam yang sempurna
dibanding material yang lebih tipis.
Noise
Lalu apakah Noise?? Noise adalah suatu sinyal gangguan yang bersifat akustik (suara),
elektris, maupun elektronis yang hadir dalam suatu sistem (rangkaian listrik/ elektronika)
dalam bentuk gangguan yang bukan merupakan sinyal yang diinginkan. Sistem pendengaran
manusia memiliki sensitifitas yang berbeda-beda pada tingkatan frekuensi yang berbeda-beda
pula. Hal ini mengindikasikan noise tidak sama pada setiap frekuensi. Noise pada tingkatan
tertentu (dB) pada frekuensi rendah maupun tinggi tidak akan sama dengan noise yang
memiliki pemusatan suara pada frekuensi tengah. Dengan kata lain noise pada tingkatan
tertentu (dalam dB) tidak akan dapat terditeksi oleh pendengaran manusia.
Khusus pada bagian lantai, semakin tinggi rata-rata Impact Isolation Class (IIC : satuan yang
digunakan untuk mengidentifikasikan pengisolasian suatu pembatas) maka semakin efisien
pula konstruksi ruang tersebut dalam mengatasi noise. Dan Sound Transmission Class (STC)
adalah ketentuan yang digunakan untuk mengidentifikasikan pengisolasian suatu pembatas.
4:12 AM
To be Continue,,
_Reverberation Time, Penyerapan, Resonansi Ruangan_
Reverberation Time
Reverberation time adalah sebuah ukuran waktu yang digunakan untuk mendesain suatu
akustik ruang. Reverberation time didefinisikan sebagai waktu yang digunakan oleh suatu
suara untuk mencapai 60 dB setelah sumber suara mengeluarkan bunyi atau suara. Besar
ruangan, bentuk, penggunaan material pada ruangan dan obyek yang diletakan dapat
memberi dampak pada reverberation. Untuk sebuah ruangan musik dibutuhkan reverberation
times yang lama.
Ada beragam metode pengukuran waktu Reverb tetapi yang paling sering digunakan adalah
Reverberation Time 60dB yang lebih dikenal dengan istilah RT 60. Definisi RT60 adalah
waktu (detik) yang dibutuhkan untuk suara melemah sebanyak 60dB.
Untuk membuat ruangan dengan hasil akustik yang baik kita perlu menghitung:
(1) Besaran gema (RT60) rata rata pada ruangan (detik)
(2) Besaran gema (RT60) pada frekuensi tertentu (detik)
Waktu gema yang ideal (RT60) untuk ruang dengar dengan volume 10 meter kubik adalah 0.9
detik dan 500 meter kubik adalah 1.4 detik. Jika angka (RT60) ruang jauh lebih kecil dari
angka patokan di atas kita akan merasakan ruangan yang cenderung mati (dead room) atau
jika angka (RT60) ruang jauh di atas angka patokan di atas kita akan merasakan ruang yang
terlalu bergema.
Misalnya anda memiliki ruangan dengan ukuran 29 meter kubik maka ideal nya waktu
gemanya (RT60) adalah 1,15 detik. Tetapi jika ruangan tersebut memiliki waktu gema (RT60)
sebesar 1.7 detik maka ruangan tersebut membutuhkan material serap suara. Atau sebaliknya
jika pada ruangan tersebut memiliki waktu gema (RT60) sebesar 0,7 detik maka ruangan
tersebut dapat kita sebut sebagai dead room dimana pada ruang tersebut banyak terdapat
material serap suara.
Rumus perhitungan RT60 adalah sebagai berikut:
RT60 = (0,161 x V) / (A x S)
Gelombang suara pada umumnya menyebar dengan arah persebaran spheris / bola,
atau menyebar ke segala arah dengan merata, kecuali pada kondisi-kondisi tertentu
yang disebabkan oleh atenuasi lingkungan. Intensitas suara menggambarkan
kerapatan energy suara persatuan uas persebaran. Pada sumber dengan propagasi
gelombang bidang (satu dimensi), penghitungan Intensitas (I) menggunakan rumus
berikut :
Untuk sumber titik dengan propagasi gelombang bola, intensitas suara dapat dihitung
menggunakan rumus :
Dimana :
p
rms
= tekanan akustik RMS, Pa
c
0
= kecepatan rambat gelombang di udara, m/s
= rapat masa medium rambat g/m
3
2.4 Parameter Akustik Ruang
Kriteria yang biasa dipakai untuk mengukur kualitas akustik ruang auditorium
adalah parameter subjektif dan objektif. Parameter subjektif lebih banyak ditentukan
oleh persepsi individu, berupa penilaian terhadap seorang pembicara oleh pendengar
dengan nilai indeks antara 0 sampai 10. Parameter subjektif meliputi intimacy,
spaciousness atau envelopment, fullness, dan overal impressions yang biasanya
dipakai untuk akustik teater dan concert hall (Legoh, 1993). Paramater ini memiliki
banyak kelemahan karena persepsi masing-masing individu dapat memberikan
penilaian yang berbedabeda sesuai dengan latar belakang individu, sehingga
diperlukan metoda pengukuran yang lebih objektif dan bersifat analitis seperti bising
latar belakang (background noise), distribusi Tingkat Tekanan Bunyi (TTB), RT
(Reverberation Time), EDT (Early Decay Time), D50 (Deutlichkeit), C50, C80
(Clarity), dan TS (Centre Time).
Tingkat Bising Latar Belakang (Background Noise Level)
Dalam setiap ruangan, dirasakan atau tidak, akan selalu ada suara. Hal ini
menjadi dasar pengertian tentang adanya bising latar belakang (background noise).
Bising latar belakang dapat didefinisikan sebagai suara yang berasal bukan dari
sumber suarautama atau suara yang tidak diinginkan. Dalam suatu ruangan tertutup
seperti auditorium maka bising latar belakang dihasilkan oleh peralatan mekanikal
atauelektrikal di dalam ruang seperti pendingin udara (air conditioning), kipas angin,
dan seterusnya. Demikian pula, kebisingan yang datang dari luar ruangan, seperti
bising lalu lintas di jalan raya, bising di area parkir kendaraan, dan seterusnya. Bising
latar belakang tidak dapat sepenuhnya dihilangkan, akan tetapi dapat dikurangi atau
diturunkan melalui serangkaian perlakuan akustik terhadap ruangan. Besaran bising
latar belakang ruang dapat diketahui melalui pengukuran Tingkat Tekanan Bunyi
(TTB) di dalam ruangan pada rentang frekuensi tengah pita oktaf antara 63 Hz
sampai dengan 8 kHz, dimana hasil pengukuran digunakan untuk menentukan kriteria
kebisingan ruang dengan cara memetakannya pada kurva kriteria kebisingan (Noise
Criteria NC)
Distribusi Tingkat Tekanan Bunyi (TTB)
Salah satu tujuan dalam mendesain ruang auditorium adalah mencapai suatu
tingkat kejelasan yang tinggi sehingga diharapkan agar setiap pendengar pada semua
posisi menerima tingkat tekanan bunyi yang sama. Suara yang dipancarkan oleh
pembicara atau pemusik diupayakan dapat menyebar merata dalam auditorium, agar
para pendengar dengan posisi yang berbeda-beda dalam auditorium tersebut memiliki
penangkapan dan pemahaman yang sama akan informasi yang disampaikan oleh
pembicara maupun pemusik. Syarat agar pendengar dapat menangkap informasi yang
disampaikan meskipun dalam posisi berbeda adalah selisih antara tingkat tekanan
bunyi terjauh dan terdekat tidak lebih dari 6 dB. Jika dalam suatu ruangan yang relatif
kecil di mana sumber bunyi dengan tingkat suara yang normal telah mampu
menjangkau pendengar terjauh, maka hampir dapat dipastikan bahwa distribusi
tingkat tekanan bunyi dalam ruangan tersebut telah merata.
Respon Impuls Ruang
a. Waktu Dengung (Reverberation Time)
Parameter yang sangat berpengaruh dalam desain akustik auditorium adalah
waktu dengung (Reverberation Time). Hingga saat ini, waktu dengung tetap dianggap
sebagai kriteria paling penting dalam menentukan kualitas akustik suatu auditorium.
Dalam geometri akustik disebutkan bahwa bunyi juga mengalami pantulan jika
mengenai permukaan yang keras, tegar, dan rata, seperti plesteran, batu bata, beton,
atau kaca. Selain bunyi langsung, akan muncul pula bunyi yang berasal dari pantulan
tersebut. Bunyi yang berkepanjangan akibat pemantulan permukaan yang berulangulang ini disebut dengung. Waktu dengung adalah waktu yang dibutuhkan suatu
energi suara untuk meluruh hingga sebesar sepersatujuta dari energi awalnya, yaitu
sebesar 60 dB. Sabine (1993) mendefinisikan waktu dengung yaitu waktu lamanya
terjadi dengung di dalam ruangan yang masih dapat didengar. Dalam
perkembangannya, waktu dengung tidak hanya didasarkan pada peluruhan 60 dB
saja, tetapi juga pada pengaruh suara langsung dan pantulan awal (EDT) atau
peluruhan-peluruhan yang terjadi kurang dari 60 dB, seperti 15 dB (RT15), 20 dB
(RT20), dan 30 dB (RT30). Waktu dengung (Reverberation Time) sangat menentukan
dalam mengukur tingkat kejelasan speech. Auditorium yang memiliki waktu dengung
terlalu panjang akan menyebabkan penurunan speech inteligibility, karena suara
langsung masih sangat dipengaruhi oleh suara pantulnya. Sedangkan auditorium
dengan waktu dengung terlalu pendek akan mengesankan ruangan tersebut mati.
b. EDT (Early Decay Time)
EDT atau Early Decay Time yang diperkenalkan oleh V. Jordan yaitu
perhitungan waktu dengung (RT) yang didasarkan pada pengaruh bunyi awal yaitu
bunyi langsung dan pantulan-pantulan awal yaitu waktu yang diperlukan Tingkat
Tekanan Bunyi (TTB) untuk meluruh sebesar 10 dB. Pengukuran EDT disarankan
untuk menghitung parameter subjektif seperti reverberance, clarity, dan impression.
c. Definition atau Deutlichkeit ( a time window of 50 ms), D50
Definition merupakan kemampuan pendengar membedakan suara dari masing-masing
instrumen dalam sebuah pertunjukan musik dalam kondisi transien, nada dasar dan
harmoniknya mulai membentuk sehingga kemungkinan terjadi variasi spektrum.
Definition juga merupakan kriteria dalam penentuan kejelasan pembicaraan dalam
suatu ruangan dengan cara memanfaatkan konsep perbandingan energi yang
termanfaatkan dengan energi suara total dalam ruangan. D50 merupakan rasio antara
energi yang diterima pada 50 ms pertama dengan total energi yang diterima. Durasi
50 ms disebut juga batas kejelasan speech yang dapat diterima. Semakin besar nilai
D50 maka semakin baik pula tingkat kejelasan pembicaraan, karena semakin banyak
energi suara yang termanfaatkan dalam waktu 50 ms. Inteligibilitas atau kejelasan
yang baik didapatkan untuk harga D50 >0%. Adapun kategori penilaian bagi speech
intelligibility berdasarkan D50 dapat diukur seperti pada Tabel 1
D50(%) SI (%) Kategori
channel LFE. Standardnya, speaker kanan dan kiri depan bersudut 30 dari speaker
depan, dan speaker surround yang ada di kanan kiri membentuk sudut 120.
Prinsip dasar peletakan speaker yang digunakan untuk menghasilkan aliran suara
yang konsisten di semua tempat dalam bioskop kurang lebih seperti di bawah ini.
Speaker yang ada di belakang layar diletakkan mengarah ke bagian ruangan yang
terletak 2/3 kedalaman ruangan. Sedangkan tinggi speaker berada di 1/3 dari tinggi
ruangan. Speaker surround terdekat dari layar, minimal berjarak 1/3 dari kedalaman
ruangan.
Berarti, suatu ruangan bioskop dengan panjang 34 m akan mempunyai waktu delay
sebesar 100 ms atau 1/10 s.
Selain teknologi suara, baik tidaknya akustik ruangan bioskop sangat mempengaruhi
terdengarnya suara dari film. George Augspurger seorang ahli akustik mengatakan
bahwa dalam akustik ada 3R yang harus diperhatikan
1.Room resonance (resonansi ruang)
2.Early reflections (refleksi)
3.Reverberation time (waktu dengung)
Absorpsi merupakan hal terpenting dalam objektif perancangan sebuah bioskop.
Berbeda dengan gedung konser di mana suara harus dipantulkan sebanyak mungkin,
maka pada gedung bioskop suara justru harus diserap sebanyak mungkin. Pada
gedung bioskop, pantulan suara harus diminimalisasi. Penyerapan suara biasanya
disiasati dengan pemasangan kain tirai pada dinding samping kiri dan kanan, serta
dinding pada bagian belakang. Selain itu bahan jok dan sandaran kursi harus dipilih
yang tidak menyerap suara, tetapi tetap membuat penonton nyaman. Prinsipnya,
1
dalam keadaan kosong atau diduduki, diusahakan agar tingkat penyerapan suara
sama. Waktu dengung adalah rentang waktu antara saat bunyi terdengar hingga
melenyap. Gedung bioskop dianggap baik ketika memiliki waktu dengung sekitar 1,1
detik.
Kebanyakan
pemasangan tirai pada
dinding berhasil
mengabsorpsi suara
dengan frekuensi
tinggi, tetapi kurang memperhatikan frekuensi rendah. Oleh Karena itu, diberlakukan
prinsip 1/4 . Bahan penyerap suara yang digunakan harus diletakkan sejauh 1/4
dari frekuensi terendah yang diserap. Pada contoh di bawah ini, jika frekuensi
terendahnya adalah 42 Hz, maka bahan penyerap suara sebaiknya diletakkan pada
jarak 2 meter dari dinding. Untuk materialnya, dapat digunakan rock wool
(fibreglass) yang dikatakan merupakan material dengan kemampuan absorpsi yang
cukup tinggi. Material ini dikatakan dapat membuat sebuah ruangan hampir
mendekati ruangan anechoic, dengan harga yang cukup murah.
Hal yang harus diperhatikan lainnya
adalah penghitungan Critical Distance
atau Jarak kritis. Jarak kritis merupakan
batas jarak di mana suara langsung yang
berasal dari speaker dan suara pantul
memiliki energi yang sama. Jarak kritis
ini berbeda-beda di segala frekuensi. Semakin tinggi tingkat absorpsi suara di
ruangan tersebut, maka semakin jauh pulalah jarak kritisnya. Desain ruangan akustik
yang baik diusahakan memiliki Critical Distance sejauh mungkin dari sumber suara.
1
Selain itu, ada standard kenyamanan sistem audio yang disebut THX.
Speakernya sistem satelit, artinya speakernya tersebar di seluruh ruang
bioskop itu. Untuk mendapatkan efek suara optimal sistem akustiknya juga harus
mendukung. Jadi aliran suara bagi penonton yang duduk di depan maupun di
belakang bisa merata. Selain itu Di Indonesia sendiri, bioskop yang sudah mendapat
akreditasi THX adalah Blitz Megaplex dan The Premiere. THX pertama kali
diperkenalkan oleh Thomas Holman dari LucasFIlm. Eksperimen ini dibuat
dikarenakan George Lucas yang menginginkan Star Wars (1983) ditayangkan di
bioskop-bioskop dengan standar kenyaman menonton yang cukup baik. THX
menyatakan standar kualitas bangku penonton, jumlah air-conditioning, sistem
teknologi (surround) dan tata letak (akustik) speaker. Sekarang ini, Holman yang juga
merupakan pengajar di University of Southern California sedang mengembangkan
teknologi 10.2 channel surround sound. Sistem 10.2 ini menggunakan 12 speaker di
10 lokasi pemasangan dan 2 subwoofers untuk menciptakan kualitas suara yang
dikatakan ada di luar batas imajinasi kita
Mari berbicara tentang sistem akustik, satu lagi yang begitu mempengaruhi desain arsitektur
pada ruang dalam, terutama pada hall, auditorium, studio, dan ruang-ruang yang sering
dipakai untuk kegiatan yang mengeluarkan suara besar.
pengertian akustik ruang sendiri menurut http://id.wikipedia.org adalah :
Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan
perubahan bunyi atau suara yang terjadi.
Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari
alam.
Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat
akan sangat mempengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara.
********
Ya pada intinya sistem akustik ruang adalah cara menata suatu ruang agar suara tidak
terjadinya gangguan suara pada ruangan-ruangan seperti hall, panggung, auditorium, atau
studio, itu menurut saya (pemikiran simple saja, hehehe).
ada beberapa cara mendesain akustik ruang yaitu dengan material penutup dinding, bentuk
dinding dan ceilling, pengaturan tata suaranya sendiri, tekstur permukaan dinding, dan lainlain.
untuk menghindari suara pantul yang bisa mengaburkan suara langsung maka diperlukan
bahan penyerap suara untuk melapisi dinding, contohnya pada gambar dibawah
menggunakan lapisan peredam suara :
selain material, tekstur juga bisa digunakan untuk mengakali pemantulan suara,
menggunakan tekstur bergerigi bisa membuat bias pemantulan suara menjadi pecah dan tidak
terdengar lagi di telinga.
dan bentuk ceilling, jika anda pernah memasuki ruangan dengan fungsi teater, atau pernah
melihat interior Sydney Opera house di internet, maka anda tidak akan melihat plafond yang
datar, melainkan dengan lekukan dan sudut-sudut tajam, ini berfungsi untuk memantulkan
suara ke tempat yang jauh dr pendengar/penonton teater.
sekian mungkin yang bisa saya share tentang sistem akustik ruang, semua sumber telah saya
cantumkan dan link ke site aslinya. semoga bermanfaat, :) .
Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Gelombang adalah
suatu getaran yang merambat, selama perambatannya gelombang membawa energi. Pada
gelombang, materi yang merambat memerlukan medium, tetapi medium tidak ikut berpindah.
B. JENIS-JENIS GELOMBANG
Walaupun terdapat banyak contoh gelombang dalam kehidupan kita, secara umum hanya
terdapat dua jenis gelombang saja, yakni gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik. Pembagian jenis gelombang ini didasarkan pada medium perambatan
gelombang.
Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik merupakan gelombang yang membutuhkan medium untuk berpindah
tempat. Gelombang laut, gelombang tali atau gelombang bunyi termasuk dalam gelombang
mekanik. Kita dapat menyaksikan gulungan gelombang laut karena gelombang menggunakan
laut sebagai perantara. Kita bisa mendengarkan musik karena gelombang bunyi merambat
melalui udara hingga sampai ke telinga kita. Tanpa udara kita tidak akan mendengarkan
bunyi. Dalam hal ini udara berperan sebagai medium perambatan bagi gelombang bunyi.
Gelombang mekanik terdiri dari dua jenis, yakni gelombang transversal (transverse wave)
dan gelombang longitudinal (longitudinal wave).
Gelombang Transversal
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa gelombang merambat ke kanan pada bidang
horisontal, sedangkan arah getaran naik-turun pada bidang vertikal. Garis putus-putus yang
digambarkan di tengah sepanjang arah rambat gelombang menyatakan posisi setimbang
medium (misalnya tali atau air).
Titik tertinggi gelombang disebut puncak sedangkan titik terendah disebut lembah.
Amplitudo adalah ketinggian maksimum puncak atau kedalaman maksimum lembah, diukur
dari posisi setimbang. Jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada gelombang disebut
panjang gelombang (disebut lambda huruf yunani). Panjang gelombang juga bisa juga
dianggap sebagai jarak dari puncak ke puncak atau jarak dari lembah ke lembah.
Gelombang Longitudinal
Selain gelombang transversal, terdapat juga gelombang longitudinal. Jika pada gelombang
transversal arah getaran medium tegak lurus arah rambatan, maka pada gelombang
longitudinal, arah getaran medium sejajar dengan arah rambat gelombang. Jika dirimu
bingung dengan penjelasan ini, bayangkanlah getaran sebuah pegas. Perhatikan gambar di
bawah
Pada gambar di atas tampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah rambatan gelombang.
Serangkaian rapatan dan regangan merambat sepanjang pegas. Rapatan merupakan daerah
di mana kumparan pegas saling mendekat, sedangkan regangan merupakan daerah di mana
kumparan pegas saling menjahui. Jika gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak
dan lembah, maka gelombang longitudinal terdiri dari pola rapatan dan regangan. Panjang
gelombang adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau regangan yang berurutan. Yang
dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada rapatan atau
regangan (lihat contoh pada gambar di atas).
Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah gelombang suara di udara. Udara sebagai
medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang sepanjang arah rambat
gelombang udara. Berbeda dengan gelombang air atau gelombang tali, gelombang bunyi
tidak bisa kita lihat menggunakan mata. Materi lain pdf. beberapa video terkait dengan materi
getaran dan gelombang video
https://anurlita.wordpress.com/sains/getaran-dan-gelombang/
Gelombang Infrasonik itu bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hertz. Bunyi ini
hanya bisa didengar oleh Hewan, tapi tidak semua jenis hewan yang bisa mendengar bunyi
ini. Contoh hewan yang bisa dengar bunyi gelombang infrasonic seperti jangkrik, anjing,
Gelombang Audisonik itu bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 sampe 20.000 Hertz.
Nah bunyi ini bisa didengar manusia.
Gelombang ultrasonic adalah bunyi yang memiliki frekuensi diatas 20.000 Hertz. Bunyi ini
bisa didengar oleh hewan seperti lumba-lumba, anjing, kelelawar.
Untuk rumus cepat rambat bunyi yaitu V = s/t
Ket :
1. Amplitudo.
Pada gambar 1.1, bagian B merupakan puncak teratas dan bagian D merupakan
cekungan terbawah. Besarnya puncak ke cekungan disebut juga puncak ke puncak (peak to
peak). Bila kedua puncak tersebut diakumulasi tingginya dalam nilai mutlak, maka disebut
amplitudo. Dalam sinyal audio, Amplitudo indentik dengan tegangan puncak ke puncak
(Vp-p). Satuan dari amplitudo adalah volt. Amplitudo juga dapat diartikan lemah-lembut
atau keras-kecilnya suara.
2. Perioda
Periode merupakan lamanya waktu dari gelombang membentuk satu siklus. Pada
gambar 1.1. di atas terdapat dua buah siklus gelombang.. Waktu satu siklus gelombang atau
disebut periode dinyakan dalam satuan detik (second).
3. Frekuensi.
Berdasarkan waktu untuk membangun satu perioda positip dan satu perioda
negatip atau untuk membetuk satu periode gelombang maka dapat dicari atau diketahui
banyaknya gelombang atau siklus gelombang yang terbentuk dalam satu detik. Banyaknya
siklus gelombang dalam satu detik disebut frekuensi (frequency). Frekuensi juga dapat
diartikan getaran suara atau warna suara. Besaran frekuensi dinyatakan dalam satuan Hertz.
Satuan ini diambil dari nama penemu rumusnya. Perhitungan frekuensi dapat dilakukan
dengan rumus
Besaran frekuensi yang mampu didengar oleh telinga manusia adalah sebesar 20
Hz s/d 20 Khz. Artinya bahwa dalam satu detik mampu menghasilkan 20 s/d 20000
gelombang. Gelombang audio bisa didengar oleh telinga manusia karena ada rambatan
udara sebagai media rambatan.
Kecepatan rambat gelombang suara di udara dipengaruhi oleh cuaca atau suhu.
Sifat perambatan gelombang suara di udara adalah gelombang surut, artinya bahwa
gelombang tersebut makin lama makin habis energinya atau dalam hal ini amplitudonya
makin mengecil.
Berdasarkan penelitian, kecepatan rambat gelombang suara adalah 340
meter/detik yang diukur pada dengan kekuatan amplitudo sebesar 20 dB (deciBell), serta
noise environment (lingkungan) sebesar 0% yaitu pada saat suasana hening. Kecepatan
rambat suata ini juga dipengaruhi oleh suhu udara dan angin.
Gambar 1.3. Bentuk gelombang surut dan gelombang tak surut (stabil)
B. JENIS-JENIS GELOMBANG
1. Pengertian Jenis Gelombang Secara Umum
Gelombang secara umum lebih dikenal dengan sebutan sinyal. Sinyal adalah
besaran listrik yang memiliki ampitudo, periode dan frekuensi. Masing-masing bentuk
gelombang ini dapat dikonversi ke bentuk gelombang yang lain dengan suatu rangkaian
khusus. Gelombang atau sinyal yang sering digunakan dalam bidang audio berupa sinyal
sinus.
Square wave atau gelombang kotak banyak dikenal dalam sistem digital. Sinyal
atau gelombang jenis ini dapat dikonversi ke bentuk sinus dengan mengguakan sistem ADC
(Analog to Digital Converter).
Sistem-sistem audio dewasa ini sudah banyak yang menerapkan pengolah digital.
Sinyal aduio berupa sinyal sinus dirubah ke dalam bentuk gelombang kotak kemudian
dikuantisasi kemudian dirubah ke dalam data stream atau urutan data yang selanjutnya
menjadi data digital. Data tersebut selanjutnya diolah dalam pengolah digital. Keluaran
pengolah digital selanjutnya dirubah lagi ke dalam bentuk sinyal sinusoida untuk dikuatkan
dan digunakan untuk menggerakkan speaker.
Sawtooth Wave adalah gelombang gigi gergaji. Gelombang ini dapat dihasilkan
dari gelombang sinusoida dengan rangkaian khusus. Pada sistem audio sinyal ini jarang
digunakan. Penggunaan gelombang ini biasanya pada bagian penguat vertikal dari system
penerima televisi hitam-putih maupun televisi berwarna.
. Perlu disepakati bahwa istilah sinyal mengacu pada besaran listrik dan tanpa
kata sinyal berarti mengacau pada besaran akustik. Sebagai contoh; sinyal suara berarti
suara dalam besaran listrik atau suara yang dirubah ke dalam energi listrik. Sinyal suara
berarti sinyal audio yang diproses dalam suatu penguat audio. Sedangkan suara berarti
suara dalam bentuk akustik.
Pada dasarnya kita tidak dapat melihat bentuk suara secara langsung. Untuk
melihat suara atau bunyi digunakan peralatan untuk melihat bentuk gelombang yaitu
osiloskop yang juga disebut CRO (Cathode Ray Osciloscope) namun dengan cara dikonversi
dulu ke dalam sinyal listrik.
Pengertian dari bunyiatausuara adalah suatu getaran yang dapat dirasakan oleh
pendengaran kita. Bunyi diakibatkan dari getaran benda padat yang menyebabkan partikel
udara disekitarnya ikut bergetar dan getran ini sampai ke gendang telinga. Dari pengertian
di atas maka agar sesuatu dapat didengar manusia harus ada sumber suara, media perantara
dan gendang telinga.
Gelombang suara sebagai sumber bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia
pada dasarnya merupakan sumber dari sinyal audio atau sinyal suara. Sumber bunyi pada
dasarnya adalah sesuatu yang bergetar. Jika diamati, sumber suara sampai ke telinga namun
tidak diikuti gerakan udara.
Gerakan udara sering kita sebut angin. Hembusan angin terkadang menghasilkan
suara namun suara tidak menimbulkan hembusan angin. Angin adalah udara yang bergerak
namun suara adalah partikel udara yang begerak. Getaran dari sumber bunyi membuat
partikel udara bergetar menjadi rapat dan renggang mengikuti pola getaran sumber bunyi,
sehingga sampai telinga kita dan menggetarkan gendang telinga.
Karakteristik telinga manusia didasarkan pada persepsi level yang diterima akibat
tekanan suara atau biasanya dikenal dengan istilah phon. Karakteristik telinga manusa
sangat ditentukan oleh frekuensi suara dan usia. Karakteristik suara secara umum adalah
peka terhadap frekuensi menengah dan kurang peka pada frekuensi rendah dan frekuensi
tinggi. Telinga yang sangat normal mampu mendengar suara dengan frekuensi 20Hz sampai
20KHz pada tekanan suara 40dB. Namun terkadang telinga yang mampu mendengar pada
frekuensi 40Hz sampai 16Hz pada level 40dB, sudah dianggap normal. Semakin bertambah
usia manusia karakteristik pendengarannya semakin berubah dan kemampuan
mendengarkan pada level rendah dan tinggi semakin berkurang.
Berdasar karakteristik telinga manusia pada umumnya inilah yang mendasari
disain semua sistem penguat audio. Sistem penguat audio seringanya didisain dengan
karakteristik yang berkebalikan dengan karakteristik telinga manusi. Hal ini bertujuan agar
diperoleh persepsi level pendengaran yag sama disetiap frekuensi.
Sumber bunyi atau suara pada umumnya menghasilkan suara pada rentang
frekuensi menengah. Seperti gamelan, guitar, seruling, terompet, suaru binatang dan suara
alam lainnya.
Frekuensi menengah memiliki panjang gelombang () yang cukup panjang. Kriteria
seperti ini membuat frekuensi menengah tidak mudah dipantulkan. Beberapa bahan seperti
tembok, papan kayu masih dapat ditembus. Frekuensi menengah dapat terdengar pada jarak
yang cukup jauh, lebih jauh dari frekuensi tinggi.
Sinyal suara pada bidang frekuensi tinggi umumnya ditentukan pada frekuensi
5000Hz sampai 20000Hz. Frekuensi ini adalah frekuensi dengan panjang gelombang (;
lambda) yang paling kecil atau pendek. Kriteria seperti ini membuat frekuensi tinggi mudah
dipantulkan. Telinga manusia kurang peka terhadap frekuensi tinggi.
Sumber bunyi atau suara yang menghasilkan suara pada rentang frekuensi tinggi
sangat sedikit, contohnya seperti; simbal dan suara gelas jatuh. Sumber bunyi ini juga sulit
untuk diubah menjadi sinyal suara dengan hasil yang baik. Tranduser pengubah suara
menjadi sinyal suara tidak cukup baik memiliki karakteristik untuk frekuensi tinggi. Begitu
juga proses tranduser pengubah sinyal suara menjadi suara, juga sulit untuk bekerja pada
frekuensi yang relatif tinggi.
10. Karakteristik Sinyal/ Suara Frekuensi Sangat Rendah dan Sangat Tinggi
Sinyal suara pada bidang frekuensi sangat rendah biasa disebut subsonic.
Frekuensi ini pada rentang 1Hz sampai 20Hz. Frekuensi ini adalah frekuensi yang sering
menggangu sistem penguat audio. Frekuensi ini tidak dapat didengar oleh telinga manusia
tetapi membutuhkan daya yang besar. Sinyal ini tidak sadar telah ikut dikuatkan dalam
sistem penguat. Untuk mengurangi efek tersebut biasanya dalam sistem penguat dilengkapi
dengan filter subsonic.
Sinyal suara pada bidang frekuensi sangat tinggi biasa disebut ultrasonic.
Frekuensi ini pada rentang di atas 20KHz. Frekuensi ini tidak dapat didengar oleh telinga
manusia. Dalam sistem audio fekuensi ini jarang ditemui, namun dalam sistem elektronika
yang lain sinyal ini sering dimanfaatkan untuk keperluan penginderaan.
http://edywijaya29.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-gelombang-dan-jenisjenis.html
Getaran
a.
Pengertian getaran
Getraran adalah:gerak bolak-balik benda secara teratur melalui titik
keseimbangan.Salah satu cirri getaran adalah adanya mplitude ( simpang
terbesar suatu getaran ).
b.
Gelombang
a.
Pengertian gelombang
T=periode
b.
Macam-macam gelombang
tidak
Gelombang transversal
adalah
getaranya.
gelombang
gelombang
Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar dengan
arah rambatnya. Gelombang longitudinal berbentuk rapatan dan renggangan.
Contohnya gelombang bunyi.
Gambar gelombang longitudinal :
Panjang gelombang lkongitudinal
Panjang gelombang lkongitudinal adalahpanjang satu gelombang yang terdiri
dari satu rapatan dan satu renggangan.
Frekuensi gelombang((f)
Yaitu jumlah gelombang yang terbentuk dalam satu detik,satuanya adalah Hz
(hertz)
= periode (s)
= frekuensi (Hz)
Menurut
amplitudo
dan
fasenya
:
1. gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di
setiap
titik
yang
dilalui
gelombng.
2. gelombng diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya
berubah (tidak sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.
Menurut
medium
perantaranya
:
1. . gelombang mekanik adalah gelombang yang didalam perambatannya
memerlukan medium perantara. Hampir semua gelombang merupakan
gelombang
mekanik.
2. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang didalam perambatannya
tidak memerlukan medium perantara. Contoh : sinar gamma (), sinar X, sinar
ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang radar, gelombang TV,
gelombang radio.
3.
Bunyi
a.
Pengertian bunyi
bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan dari benda yang bergetar. Benda yang
menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Sumber bunyi yang bergetar akan
menggetarkan molekul-molekul udara yang ada disekitarnya. Dengan demikian,
syarat terjadinya bunyi adalah adanya benda yang bergetar. Perambatan bunyi
memerlukan medium. Kita dapat mendengar bunyi jika ada medium yang dapat
merambatkan bunyi
b.
Syarat bunyi
1.
2.
3.
v=s/t
v = cepat rambat bunyi (m/s), s = jarak sumber ke pengamat (m), t = selang
waktu (s)
c.
Sifat bunyi
1. Merupakan gelombang longitudinal
2. Tidak bisa merambat pada ruang hampa
3. Kecepatan
rambatnya
dipengaruhi
oleh
kerapatan
medium
perambatannya (padat, cair, gas). Paling cepat pada medium yang
kerapatannya tinggi.
4. Dapat mengalami resonansi dan pemantulan.
Bunyi dapat mengalami resonansi. Apa itu resonansi? Pengertian
resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat getaran benda
lain, karena frekuensinya sama. Bunyi dapat mengalami pemantulan, proses
pemantulan bunyi dimanfaatkan pada:
d.
Survei geofisika
jenisbunyi
1. Bunyi infrasonik: yaitu bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz, dan
dapat didengar oleh anjing, jangkrik, angsa, dan kuda.
2. Bunyi audiosonik, yaitu bunyi yang frekuensinya berada antra 20 Hz20.000 Hz dan dapat didengar manusia.
3. Bunyi untrasonik, yaitu bunyi yang frekuensinya lebih dari 20.000 Hz,
dapat didengar oleh kelelawar dan lumba-lumba.
4. Nada, yaitu bunyi yang frekuensinya beraturan.
5. Desah, yaitu bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
6. Gaung atau kerdam, yaitu bunyi pantul yang sebagian datang bersamaan
dengan bunyi asli, sehingga menggangu bunyi asli.
7. Gema yaitu, bunyi pantul yang datang setelah bunyi asli, sehingga
memperkuat bunyi asli.
Arsip Blog
2015 (7)
o
Maret (2)
Februari (5)
CONTROL PANEL
TERMODINAMIKA
Mengenai
Saya
Melly Camelia
STRATIFIKASI SOSIAL
Lihat profil
lengkapku
http://cameliamelly.blogspot.co.id/2015/02/penge
rtian-getaran-gelombang-dan-bunyi.html