Anda di halaman 1dari 9

MACAM DAN JENIS MATERIAL DAN PANEL AKUSTIK RUANG

04 Jun 2017

100

MACAM DAN JENIS MATERIAL DAN PANELAKUSTIK RUANG


Semua material bangunan dan perlakuan terhadap permukaan suatu bahan memiliki tingkat penyerapan
tertentu (Doelle, 1980). Penyerapan bunyi tersebut mempengaruhi waktu dengung sehingga menentukan
kualitas akustik sebuah ruang. Material tersebut dapat berupa:

1. Material Penyerap (Absorber)

          Material penyerap digunakan jika di dalam ruang didinginkan adanya pengurangan waktu dengung.
Material penyerap ini juga memiliki beberapa jenis :

 Penyerap Berporos (Lunak) / Porous Absorber

    Material ini biasa dianggap mampu menyerap bunyi dengan baik. Namun jika dilihat lebih jauh bahwa
bunyi memiliki sifat yang berbeda-beda di masing-masing frekuensi, maka material jenis ini cenderung baik
dalam menyerap bunyi di frekuensi tinggi (>1000Hz). Contoh dari material ini adalah panel akustik fabrikasi
seperti amrstrong acoustic panel / jayabell, mineral wool seperti rockwool dan glass wool, dan karpet / fabric.
Setiap produk dan jenis material memiliki koefisien absorpsinya masing-masing, namun kecenderungan
penyerapan dapat dilihat dalam gambar berikut :

Kecenderungan Penyerapan Mineral Wool Dalam Beberapa Perlakuan

    Material berporos memiliki kecenderungan menyerap energi bunyi di frekuensi tinggi, dalam gambar
dicontohkan material berporos yaitu mineral wool dalam berbagai perlakuan. Yang pertama (kiri) adalah
ditempel langsung pada tembok, yang kedua (tengah) adalah dengan menambahkan rongga udara yang
berpengaruh dalam peningkatan penyerapan di frekuensi rendah, sedangkan yang ketiga (kanan) adalah dengan
menggunakan penutup berupa panel perforasi yang berpengaruh dalam peningkatan penyerapan di frekuensi
tengah namun di frekuensi tinggi, bunyi tidak diserap seluruhnya.

  

Mineral Wool Tanpa Penutup                            Mineral Wool dengan Penutup Perforasi

 Penyerap Membran / Membrane Absorber

    Panel ini biasanya digunakan untuk menyerap energi bunyi di frekuensi rendah. Penyerap membran
memanfaatkan ruang hampa udara di belakang membran untuk menyerap energi bunyi di frekuensi rendah.
Membran berfungsi sebagai penerima energi bunyi yang kemudian bergetar dan diubah menjadi energi panas.
Membran biasanya terbuat dari panel tipis seperti multipleks 6mm atau bisa juga lembaran kayu solid 9mm.
Panel ini bergantung pada massa panel dan jarak rongga udara. Semakin besar massa panel dan rongga udara,
maka energi bunyi di frekuensi bawah akan semakin terserap. 
Kecenderungan Penyerapan Membrane Absorber          Membrane Absorber Dengan dan Tanpa Mineral Wool

2. Material Pemantul (Reflektor)

   Panel pemantul digunakan jika menginginkan adanya bunyi pantul yang mendukung kualitas akustik di
posisi tertentu. Bahan yang digunakan biasanya bersifat licin dan keras sehingga pemantulan spekular dapat
terjadi. Hukum pemantulan bunyi terjadi sesuai dengan kaidah Snellius dimana sudut datang sama dengan
sudut pantul. Dimensi panel setidaknya sepanjang 4 kali panjang gelombang yang akan dipantulkan sehingga
jika panjang gelombang 0,3m (1000Hz) maka dimensi panel setidaknya 1,2m.
Panjang Minimum Panel Reflektor Terhadap Frekuensi  

    Yang perlu diperhatikan dalam pemantulan bunyi yang baik adalah adanya waktu tunda (time delay) bunyi
pantulan yang sesuai. Untuk fungsi musik, jarak waktu antara bunyi langsung dengan bunyi pantulan
setidaknya 12-25 mili detik, sedangkan untuk fungsi speech atau suara manusia setidaknya berjarak kurang
dari 15 mili detik.
Time Delay Dalam Menentukan Posisi Panel Reflector

3. Material Penyebar (Diffuser)

   Material penyebar bunyi / diffuser dibutuhkan jika menginginkan adanya distribusi bunyi yang merata
dengan mempertahankan waktu dengung ruang. Dengan adanya diffuser, respon ruang terhadap bunyi menjadi
lebih “diffuse” sehingga tidak terdapat adanya “focusing effect” atau “flutter echo” atau bahkan “echo” / gema
itu sendiri yang dapat mengurangi kejelasan bunyi. Selain itu, diffuser juga membuat kesan ruang menjadi
lebih “live” karena peluruhan waktu dengung menjadi lebih “smooth”. Dalam penentuan nilai sebar material
dikenal dengan istilah koefisien sebar (scattering coefficient), nilai 0 berarti pantulan spekular sempurna,
sedangkan nilai 1 berarti pantulan sebar sempurna.

Fenomena Penyebaran Bunyi

    Panel penyebar yang konvensional seperti Skyline dan QRD diffuser masih sering digunakan Panel
penyebar yang demikian memang efektif dalam menyebarkan bunyi jika prinsipnya dipenuhi. Sebagai contoh,
dapat dilihat dalam gambar di bawah koefisien sebar dari Skyline dan QRD diffuser. Skyline diffuser terlihat
lebih baik dalam menyebarkan bunyi di frekuensi tinggi daripada QRD, sedangkan QRD diffuser terlihat lebih
baik dalam menyebarkan bunyi di frekuensi rendah. Namun, nilai tersebut dapat berubah jika dimensi dan
kedalaman dari elemen panel berubah.
Perbandingan Skyline Dengan QRD Diffuser

     Seiring perkembangannya, teknologi hybrid seperti diffsorber atau abfussor yang memiliki kemampuan


menyebarkan sekaligus menyerap bunyi semakin populer. Teknologi yang demikian ini difungsikan untuk
menyerap bunyi di frekuensi tertentu, sedangkan yang tidak terserap akan disebar. Material dalam teknologi ini
tidak berdiri sendiri, material merupakan gabungan atau komposisi dari beberapa material, oleh karena itu
disebut dengan hybrid. Sebagai contoh adalah sebuah hybrid diffsorber berjenis BAD (Binary Amplitude
Diffsorber). Dalam gambar di bawah, terlihat bahwa diffsorber ini cenderung menyerap frekuensi bawah dan
tengah, sedangkan frekuensi tinggi sebagian disebar. Dalam grafik di bawah, dapat dilihat juga perbedaan
setiap panel dengan perlakuan yang berbeda terhadap material pendukung berupa mineral wool di balik panel.
Semakin tebal mineral wool, panel semakin menyerap frekuensi bawah.
Perbandingan Koefisien Sebar Setiap Komposisi BAD (Binary Amplitude Diffsorber)

Contoh Penerapan BAD dan Skyline Diffuser dalam Desain Studio Mr. Arthur by Mystudio
 

Penulis

Bahana A.S, M.Sc

Mystudio Acoustic Interior Consultant

Anda mungkin juga menyukai