Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH NOISE

A. Suara
A.1 Pengertian suara
Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh vibrasi suatu benda yang bergerak
dengan amplitude yang berubah kontinyu seiring peergerakan waktu. Suara atau bunyi
membutuhkan media penghantar agar dapar didengar manusisa yaitu udara dan air.
Getaran yang dihasilkan dari benda bergetar atau begerak ankan menghasilkan
gelombang longitudinal, gelombang ini akan dihantarkan melalui udara gas, ataupun air
kemudian ditangkap telinga manusia/pendengar.
A.2 Cepat rambat bunyi
Kecepatan rambat bunyi berbeda-beda sesuai dengan kondisi media yang dipakai.
Untuk media udara, parameter yang digunakan yaitu tekanan dan suhu. Tekanan tidak
akan berpengaruh langsung pada kecepatan rambat bunyi tapi akan mempengaruhi rapat
masa udara. Sementara suhu akan mempengaruhi daya tarik antar partikel. Adapun rumus
yang digunakan dalan menentukan kecepatan cepat rambat suara dengan media udara
yaitu ;
V = 331 + 0.6T
Keterangan : V = Cepat rambat bunyi di udara (m/s)
T = Suhu (OC)
Kecepatan rambat bunyi dengan media gas dapat ditentukan sebagai berikut :
p
V= γ
√ ρ
Keterangan ; V = Cepat rambat bunyi (m/s)
γ = Ketetetapan Raplace
P = Tekanan (Pa)
ρ = Massa jenis (Kg/m3)
Kecepatan cepat rambat suara dengan media zat cair dipengaruhi oleh sifat elastis dan
sifat inersia medium. Kecepatan rambat bunyi dalam zat cair dapat dihitung sebagai
berikut :
B
V=

2
√ ρ
Keterangan : B = Modulus Bulk cairan (N/m )
ρ = massa jenis (kg/m3)
V= Cepat rambat bunyi

A.3 Panjang gelombang, frekuensi, dan Amplitudo


A.3.1 Panjang gelombang
Gelombang yang ada pada suara adalah gelombang longitudinal. Gelombang longitudinal
adalah gelombang yang arah getarnya searah atau paralel dengan arah rambatannya.
Gelombang longitudinal terdiri dari 1 bukit gelombang dan 1 lembah gelombang. Jarak
Antara puncak bukit dan titik terendah lembah disebut panjang gelombang. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar berikut,

Untuk mencari panjang gelombang dapat dicari dari rumus berikut :


λ = v /f
Keterangan : λ = Panjang gelombang
v = Cepat rambat suara (mm/s)
f = Frekuensi (Cps/Hz)
A.3.2 Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya jumlah getarak yang terjadi dalam 1 detik. Stuan
frekuensi yaitu Hertz (Hz). 1 Hz artinya terdapat 1 gelombang dalam 1 detik. Adapun
batas-batas suara yang dibedakan manurut frekuesnsinya yaitu :
- Infrasound : 0Hz – 20 Hz
- Pendengaran manusia : 20Hz – 20 KHz
- Ultrasound : 20KHz – 1 GHz
- Hypersound : 1GHz – 10 THz

A.3.3 Amplitudo
Amplitudo adalah nilai dari titik tertinggi suatu gelombang. Amplitudo memmiliki
satuan decibel (dB). Untuk mencari nilai amplitude dapat dicari menggunakan rumus
berikut.
1
T=
f

Keterangan : f = frekuensi

B. Noise
B.1 Pengertian Noise
Noise adalah suara yang memiliki amplitude diatas batas wajar pendengaran manusia
secara terus-menerus dalam waktu tertentu .
B.2 Sumber Noise
Noise ini biasanya ada dalam kawasan industrial. Hal ini dikarenakan mesin-mesin yang
digunakan akan menimbulkan kebisingan bila tidak dilakukan maintenance yang cukup.
Adapun beberapa sumber suara yang mengakibatkan noise yaitu :

- Kebocoran uap (steam) - Gears yang sudah aus

- Kesalahan pemasangan mesin - Belt yang tidak selaras

- Bearing yang sudah aus - Kebocoran udara tekan

- Perputaran part yang tidak seimbang - Slipping belts

- Part yang kurang pelumas - Penyambungan yang tidak pas

- Kontak antara bagian yang bergerak dengan tidak bergerak

- Kegetaran logam atau lempengan logam

- Tata letak mesin diruangan tertutup yangtidak tertata sesuai anjuran K3

B.3 Jenis-jenis Noise


Dalam buku Fundamentals of Industrial Hygiene 5th Edition, pajanan kebisingan di
tempat kerja dapat dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu (Standard, 2002):
1. Continuous Noise.
    Continuous noise merupakan jenis kebisingan yang memiliki tingkat dan spektrum
frekuensi konstan. Kebisingan jenis ini memajan pekerja dengan periode waktu 8 jam
per hari atau 40 jam per minggu.
2.   Intermittent Noise 
Intermittent noise merupakan jenis kebisingan yang memajan pekerja hanya pada
waktu-waktu tertentu selama jam kerja. Contoh pekerja yang mengalami pajanan
kebisingan jenis ini adalah inspector atau plant supervisor yang secara periodik
meninggalkan area kerjanya yang relatif tenang menuju area kerja yang bising.

3. Impact Noise.
    Impact noise disebut juga dengan kebisingan impulsif, yaitu kebisingan dengan suara
hentakan yang keras dan terputus-putus kurang dari 1 detik. Contoh kebisingan jenis ini
adalah suara ledakan dan pukulan palu.

B.4 Dampak Noise

Setelah mengetahui sumber dan jenis-jenis noise tentu saja kita perlu mengetahui
dampak yang akna ditimbulkan bagi pendengaran maupun kinerja kerja manusia. Adapun
efek dari noise dapat dikategorikan sebagai berikut:

- Noise yang dapat menyebabkan kehilangan pendengaran

- Efek nonauditory kesehatan

- Efek terhadap perilaku individu

- Efek kebisingan terhadap tidur

- Komunikasi interferensi

B.5 Standart Noise


Dari penjelasan diatas bisa kita perlu ketahui batas kebisingan yang dapat diterima
manusia sehingga dapat meminimalisir efek dari noise itu sendi. Maka dari itu
diperlukannya suatu standart untuk mengetahui batas-batas maksimal manusia dapat
mendengan noise. Ada beberapa standart yang biasa digunakan di daerah industrial yaitu :
1. OSHA
Standart OSHA digunakan untuk pekerja yang ada disekitar mesin untuk terhindar
dari gangguan pendengaran, Adapun tabel yang dipakai yaitu :
2. EPA
Standart EPA digunakan untuk mencegah kebisingan, ketidaknyamanan pendengaran
serta kerusakan pendengaran. Standart EPA ini biasanya digunakan dilingkungan
masyarakat. Adapun tabel yang dipakai yaitu :

Noise Level (dB) Batas waktu


70 24 Jam
79 3 Jam
82 90 Menit
97 3 Menit
102 53 Detik
107 16.7 Detik
117 1.7 Detik

3. Stnadart WHO
WHO menetapkan orang-orang yang biasanya terpapar oleh noise memiliki perilaku
yang cepat marah. Hal ini membuat WHO melakukan penelitian terhadap orang-orang
yang memiliki perilaku tersebut. Hasil dari penelitian itu sebagai berikut :
Maka dari itu WHO menetapkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Untuk orang-orang yang mudah marah dianjurkan, tingkat kebisingan (LEQ) tidak
melebihi 50 dB.
2. Orang yang mendapatkan kebisingan terus menerus di daerah hidup di luar
ruangan tidak boleh melebihi 55 dB.
3. Di malam hari, tingkat outdoor (LEQ) tidak boleh melebihi 45 dB, sehingga
tingkat yang direkomendasikan 30 dB di dalam kamar tidur untuk kebisingan
kontinyu steady state dapat dipenuhi dengan jendela terbuka.

B.6 Cara mengedalikan noise

Secara garis besar ada empat sistem atau metode untuk mengendalikan kebisingan, yaitu:

1. Isolasi

Beberapa mesin yang beroperasi pada suatu area lokasi yang sama akan menimbulkan
noise. Untuk menghidari hal tersebut isolasi dapat dilakuan demi menurunkan tingkat
noise. Teknik Isolasi adalah pemisahan secara fisik peralatan yang menimbulkan
kebisingan dengan peralatan lain atau area kerja. Pemisahan penempatan mesin ini akan
menimbulkan pengurangan noise. Dinding pemisah juga dapat ditempel dengan bahan
absorbsi untuk menurunkan level kebisingan secara maksimal. Sifat material pengisolasi
suara dinyatakan dengan Transmission Loss (TL). Didalam ASTM E90-61T transmision
loss (TL) diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:
TL = 20 log (fw) – 47.5 dB
Keterangan : f = frequency, Hz
w = superficial weight of the material, kg/m2
Untuk tujuan kemudahan ASTM E90-70 telah menentukan atau menstandarkan rating
untuk setiap material isolasi yang diproduksi. Sistem rating pada ASTM ini disebut Sound
Transmision Class (STC). Makin tinggi nilai STC maka makin tinggi kemampuan material
tersebut untuk menurunkan level kebisingan. Namun untuk mendapatkan pengurangan
kebisingan yang lebih akurat adalah dengan menghitung nilai TL sesuai rumus diatas.

2. Absorpsi

Metode absorpsi atau biasa disebut metode penyerapan suara oleh material tertentu.
Energi suara yang diserap oleh material absorpsi akan diubah menjadi energi panas.
Material absorbsi yang banyak digunakan adalah material yang berserat (fibrous), ringan
dan berongga (porous). Nilai absorpsi suatu material dinyatakan sebagai koefesien absorbsi.
Nilai koefesien absorpsi berbagai material dapat diperoleh dari ASTM C-423-66.
Kemampuan suatu material dalam melakukan absorpsi dinyatakan dengan nilai Sabin,
dimana dirumuskan sebagai berikut:
sabins = a  x A
Keterangan : a = absorption coefficient
A = surface area of absorbing material, ft2
3. Vibrasi isolasi

Vibrasi isolasi adalah pengisolasian getaran. Isolasi terhadap getaran bertujuan untuk
mengurangi kebisingan dengan cara memisahkan getaran dengan sumber energinya. Isolasi
dapat menggunakan bahan kompresibel-elastis seperti gabus, neoprene, fiber glass,
elastomer lainnya, baja pegas/per, dan lain-lain

4. Vibrasi dumping

Kebisingan yang disebabkan oleh getaran juga dapat dikendalikan dengan


menggunakan metode dumping. Dumping adalah bahan yang dapat menyerap energi
kebisingan dan mengubahnya menjadi energi panas. Biasanya bahan dumping adalah bahan
padatan atau solid yang ditempelkan pada sumber kebisingan. Umumnya bahan dumping
dapat menurunkan level kebisingan berkisar antara 10-15 dBA.

Daftar Pustaka

Umar, Efrizon. 2008. BUKU PINTAR FISIKA. Jakarta : Media Pusindo, Grup Puspa
Swara, Anggota Ikapi. Hal 28-29.
E-Jurnal. 2013. “Pengertian suara dan jenis-jenisnya”, https://www.e-jurnal.com/2013/12/
pengertian-suara-dan-jenis-jenisnya.html , diakses pada 26 Januari 2021 pukul
17.00.
HSP. “Mengenal kebisingan (Noise)”, https://healthsafetyprotection.com/mengenal-
kebisingan-noise/, diakses pada 26 Januari 2021 pukul 17.38.

Anda mungkin juga menyukai