Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM

GELOMBANG BERDIRI TRANSVERSAL PADA TALI

Disusun:
Ulfa Dwi Ariyanti
10 51 16 000 00 010

Dosen:
Sefi Novendra Patrialova, S.Si, M.T
NIP 1991201712052

DEPARTEMEN TEKNIK INSTRUMENTASI


Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2018
ABSTRAK

ii
ABSTRACT

iii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan Praktikum
Gelombang ini.
saya mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang
telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar. Dan pihak pihak yang membantu saya dalam proses
pengerjaan laporan kali ini.
Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini
bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun tetap selalu ada
kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah praktikum
teknik otomasi ini dapat lebih baik lagi
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil
laporan praktikum saya ini bermanfaat.

Surabaya , 7 Desember 2018

Penyusun

iv
5

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat
melalui suatu medium. Bunyi bukanlah hal yang asing dalam
kehidupan manusia. Hampir setiap hari manusia mendengarkan
bunyi. Bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia adalah 20
Hz sampai 20 kHz.
Pada saat kita berkomunikasi satu sama lain kita
menggunakan pita suara untuk berbicara. Pita suara
memungkinkan kita untuk menyampaikan kata kata dengan suara,
dan kemudian kata kata yang kita ucapkan diterima oleh lawan
bicara kita lewat telinga mereka. Suara yang kita hasilkan saat
berbicara merupakan gelombang bunyi.
Resonansi merupakan proses bergetarnya suatu benda
dikarenakan ada benda lain yang bergetar, hal ini terjadi
dikarenakan suatu benda bergetar pada frekuensi yang sama
dengan frekuensi benda yang terpengaruhi. Jika ada dua benda
dengan frekuensi yang sama , dan saling berdekatan, maka
frekuensi dari kedua benda akan menghasilkan resonansi, atau
yang dapat disebut pula sebagai amplitudo maksimum dari kedua
frekuensi benda yang saling berdekatan tersebut.
Cepat rambat gelombang adalah kecepatan suatu
gelombang dapat merambat dalam sebuah medium. Dengan
menggunakan sifat-sifat bunyi, cepat rambat gelombang dapat
ditentukan nilainya.
Sekarang ini sudah banyak peralatan-peralatan yang
menggunakan prinsip gelombang bunyi, misalnya saja handphone.
Handphone memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang yang
mempunyai jarak jauh dari kita dengan mengirimkan sinyal berupa
gelombang bunyi lewat satelit. Namun, Selain mempunyai
kelebihan, peralatan-peralatan yang menggunakan gelombang
bunyipun memiliki beberapa kelamahan.
6

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum gelombang bunyi
adalah :
1. Bagaimana interaksi gelombang bunyi ?
2. Bagaimana cara mengetahui mengetahui letak node dan
anti-node yang dihasilkan oleh interaksi gelombang
bunyi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum gelombang bunyi adalah
sebagai berikut:
1. Mampu memahami interaksi Gelombang Bunyi
2. Mampu memahami dan mengetahui letak node dan anti-
node yang dihaslkan oleh interaksu gelombang bunyi.

1.4 batasan masalah


Adapun batasan masalah pada praktikum kali ini adalag sebagai
berikut :
1.
BAB II
DASAR TEORI

Bunyi termasuk gelombang longitudinal yang terjadi


akibat adanya perapatan dan peregangan dalam medium padat,
cair, atau gas. Gelombang ini dihasilkan ketika suatu benda
bergetar dan menggetarkan medium yang ada di sekitarnya
sehingga menimbulkan perapatan atau peregangan medium
tersebut. Ketika gelombang longitudinal merambat sepanjang
medium, gelombang tersebut memindahkan energi dari suatu
tempat ke tempat lain atau dari suatu benda ke benda lainnya.
Rapatan dan regangan terjadi akibat adanya simpangan
molekul-molekul dari posisi setimbangnya. Jika pada gelombang
tali simpangan partikel tali terjadi pada arah vertikal maka
simpangan molekul-molekul zat padat, cair, atau gas yang dilalui
gelombang bunyi terjadi pada arah horisontal. Selain dapat
meninjau gelombang bunyi dalam bentuk rapatan atau regangan
(simpangan molekul), gelombang bunyi bisa ditinjau dari sudut
pandang tekanan. Ketika terjadi rapatan (molekul-molekul saling
berdempetan), tekanan medium bertambah.
Sebaliknya ketika terjadi peregangan (molekul-molekul
saling menjauhi), tekanan medium menjadi berkurang. Hal-hal
yang berkaitan dengan gelombang bunyi, yaitu pertama, sumber
bunyi. Setiap bunyi yang dihasilkan pasti mempunyai sumber
bunyi. Sumber bunyi adalah benda yang bergetar. Kedua, bunyi
merambat dari sumber bunyi dalam bentuk gelombang
longitudinal.
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal
yang terjadi karena perapatan dan perenggangan dalam medium
yang dilalui (mediumnya bisa berupa benda padat, cair atau gas).
Bunyi membutuhkan medium (perantara atau penghantar) agar
bisa merambat. Ketiga, penerima bunyi. Contohnya pada manusia.

Harmonik biasanya mengacu terhadap suatu frekuensi dari


gelombang yang jumlahnya sebanyak n gelombang (fn). Frekuensi

7
8

ke – n memiliki nilai kelipatan frekuensi dasar atau juga dapat


dikatakan frekuensi resonansi pertama (f1).
Didalam kehidupan nyata pemanfaatan frekuensi gelombang
banyak diterapkan pada alat musik. Suara atau bunyi yang
dihasilkan dari instrument music dapat berisi beberapa kelompok
gelombng dengan frekuensi yang berbeda-beda. Kelompok dari
frekuansi ini disebut dengan harmonic sederhana.
Harmonik sederhana dibahas dalam konsep gelombang
stasioner. Karakteristik gelombang stationer yakni adanya titik
simpul (Node disimbolkan N) dan titik perut (Antinode
disimbolkan dengan A). Untuk gelombang suara yang dihasilkan
didalam sebuah tabung, titik simpul mengacu kepada daerah yang
memiliki nilai perpindahan partikel udara yang minimum yaitu nol.
Sedangkan titik perut (antinode) mengacu kepada daerah yang
memiliki partikel udara yang maksimal.
Jarak antara dua titik simpul dan perut berturutan setara
dengan setengah panjang gelombang ½ λ. Panjang gelombang (I)
suara adalah jarak di antara daerah kompresi yang berurutan dalam
perabatanya. Gelombang stasioner dapat diproduksi dalam tabung
resonansi dan juga tali. Gelombang stasioner yang dihasilkan akan
mentransfer energi ke partikel udara lingkungan menyebabkan
perambatan suara sampai ke pendengaran kita.

9
1

BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang dapat digunakan pada praktikum
kali ini adalah :
1. Speaker
2. Sound Level Meter
3. Meteran
4. Online Tone Generator (Leptop)
5. Ear Muff / Ear Plug
3.2 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan pada praktikum gelombang bunyi
adalah :
1. Alat dan bahan disiapkan sesuai dengan yang teretera pada
modul.
2. Speaker disiapkan seperti pada gambar hingga jarak antara
dinding dengan speaker (A) 3/4 meter panjang ruangan.
3. Speaker dinyalakan dan dibangkitkan gelombang bunyi
dengan menggunakan online tone generator
(http://www.szynalski.com/tone-generator/) dari leptop.
4. Frekuensi di atur dengan range 300 Hz – 1300 Hz.
5. Volume speaker diatur pada 100%, Volume leptop 100%
dan volume pada online tone generator di atur sampai
dimana dB dapat di ukur oleh SLM.
6. Panjang gelombang bunyi dihitung , yang hasilkan dengan
mengasumsikan cepat rambat gelombang bunyi di udara
sebesar 340 m/s.
7. Nilai level bunyi diukur dan dicatat di sejumlah titik dengan
interval pengukuran dengan jarak 50 cm (B) tiap titik
sampling (C).
8. Data yang telah didapatkan diplot dalam bentuk grafik
untuk mengetahui node dan antinode.

1
2

9. Langkah diatas diulangi dengan 4 nilai frekuensi yang


berbeda.

Gambar 3.

3.3 HASIL PENGAMATAN


Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan Yang Diperoleh Dari
Praktikum Gelombang Bunyi
Panjang
Level
Gelombang
No frekuensi Jarak (m) Bunyi
(m)
(dB)

ex 300 Hz 0,05 m (50 cm) 82


1
2

3
4

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data


Adapun hasil analisa data yang diperoleh pada praktikum
gelombang bunyi adalah:

Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Gelombang Bunyi


Panjang
Level
Frekuensi Gelombang
No Jarak (m) Bunyi
(Hz) (m)
(dB)

1. 300 Hz 0,882352941 0,5 80,5


1 71,1
1,5 70,5
2 74,3
2,5 65,5
3 67,7
2 600 Hz 1,764705882 0,5 80,5
1 76,2
1,5 74,3
2 73,2
2,5 66,3
3 69,8
3 900 Hz 2,647058824 0,5 80,7
1 78,5
1,5 73,2
900 Hz 2,647058824 2 72,5
2,5 67,7
3 70,2
4 1200 Hz 3,529411765 0,5 80,6
1 76,1
1,5 75,4
2 68,8
2,5 72,6
3 75,9

Tabel 4.2 perhitungan posisi node dan posisi antinode

No n Posisi Node Posisi antinode

1. 1 0,44117671 0,661764706
2. 2 1,764705882 2,205882353
3. 3 3,970588235 4,632352941
4. 4 7,058823529 7,941176471
Perhitungan :
Adapun perhitungan pada praktikum kali ini adalah :
1. perhitungan untuk mencari panjang gelombang v
v=fxλ
keterangan :
v : kecepatan gelombang atau laju gelombang (m/s)
f : frekuensi (Hz)
5
6

λ : panjang gelombang (m)

a. frekuensi : 300 Hz
kecepatan gelombang diudara : 340 m/s
𝑣
λ=
𝑓
= 340 / 600
= 0,882352941
b. frekuensi : 600 Hz
kecepatan gelombang diudara : 340 m/s
𝑣
λ=
𝑓
= 340 / 600
= 1,764705882
c. frekuensi : 900 Hz
kecepatan gelombang diudara : 340 m/s
𝑣
λ=
𝑓
= 340 / 900
= 2,647058824
d. frekuensi : 1200 Hz
kecepatan gelombang diudara : 340 m/s
𝑣
λ=
𝑓
= 340 / 1200
= 3,529411765
2. perhitungan posisi node
a. posisi node ketika n : 1
λ : 0,882352941
frekuensi : 300 Hz
𝑛λ
x=
2
= 1 x 0,882352941 / 2
= 0,44117671
b. posisi node ketika n : 2
λ : 1,764705882
frekuensi : 600 Hz
𝑛λ
x=
2
= 2 x 1,764705882 / 2
= 1,764705882
c. posisi node ketika n : 3
λ : 2,647058824
frekuensi : 900 Hz
𝑛λ
x=
2
= 3 x 2,647058824 / 2
= 3,970588235
d. posisi node ketika n : 4
λ : 3,529411765
frekuensi : 1200 Hz
𝑛λ
x=
2
= 4 x 3,529411765 / 2
= 7,058823529
3. perhitungan posisi antinode
a. posisi antinode ketika n = 1
λ : 0,882352941
frekuensi : 300 Hz
1 λ
x=n+ ( )
2 2
1
=1+ (0,882352941/2)
2
= 0,661764706
b. posisi antinode ketika n : 2
λ : 1,764705882
frekuensi : 600 Hz

7
8

1 λ
x=n+ ( )
2 2
1
=2+ (1,764705882/2)
2
= 2,205882353
c. posisi antinode ketika n : 3
λ : 2,647058824
frekuensi : 900 Hz
1 λ
x=n + ( )
2 2
1
=3+ (2,647058824/2)
2
= 4,632352941

d. posisi antinode ketika n : 4


λ : 3,529411765
frekuensi : 1200 Hz
1 λ
x=n+ ( )
2 2
1
=4+ (3,529411765/2)
2
= 7,941176471

4.2 Pembahasan
Adapun pembahan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut , Pada praktikum gelombang berdiri transversal diperoleh
grafik seperti berikut :
Frekuensi 300 Hz
100
Level Bunyi 80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6

Gambar 4.1 Grafik hubungan atara frekuensi saat 300 hz


terhadap level bunyi yang di hasilkan
Berdasarkan data grafik diatas diperoleh nilai node
sebesar 65,5 dB dan nilai antinode sebesar 80,5 dB, dengan
frekuensi sebesar 300Hz dan panjang gelombang sebesar
0,88 m.

Frekuensi 600 Hz
100

80
Level Bunyi

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara frekuensi saat 600 Hz


terhadap level bunyi yang dihasilkan
Berdasarkan data grafik diatas diperoleh nilai node
sebesar 66,3 dB dan nilai antinode sebesar 80,5 dB, dengan
frekuensi sebesar 600Hz dan panjang gelombang sebesar
1,76 m

9
10

Frekuensi 900 Hz
85
80
Level Bunyi
75
70
65
60
1 2 3 4 5 6

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara frekuensi saat 900 Hz


terhadap level bunyi yang dihasilkan
Berdasarkan data grafik diatas diperoleh nilai node
sebesar 67,7dB dan nilai antinode sebesar 80,7 dB, dengan
frekuensi sebesar 900Hz dan panjang gelombang sebesar
2,6m

Frekuensi 1200 Hz
85

80
Leevel Bunyi

75

70

65

60
1 2 3 4 5 6
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara frekuensi saat 900 Hz
terhadap level bunyi yang dihasilkan
Berdasarkan data grafik diatas diperoleh nilai node
sebesar 68,8 dB dan nilai antinode sebesar 80,6 dB, dengan
frekuensi sebesar 1200Hz dan panjang gelombang sebesar
3,5m
Pada praktikum kali ini diperoleh beberapa data. Pada
tabel pertama terdapat perbandingan antara frekuensi dengan
panjang gelombang yang dihasilkan. Berdasarkan hasil
percobaan kali ini di dapatkan ketika frekuensi 300 Hz maka
diperoleh panjang gelombang(λ) sebesar 0,8m, sedangkan
frekuensi 600 Hz diperoleh panjang gelombaang sebesar
1,76m. Hal ini dapat disimpulkn bahwa semakin besar
frekuensi yang di hasilkan maka semakin besar panjang
gelombang yang dihasilkan.
Pada dasarnya Karakteristik gelombang stationer yakni adanya
titik simpul (Node disimbolkan N) dan titik perut (Antinode
disimbolkan dengan A). Untuk gelombang suara yang dihasilkan
pada praktikum kali ini , titik simpul mengacu kepada daerah yang
memiliki nilai perpindahan partikel udara yang minimum yaitu nol.
Sedangkan titik perut (antinode) mengacu kepada daerah yang
memiliki partikel udara yang maksimal.
Pada praktikum sumber bunyi kali ini pengambilan data
dilakukan di luar ruangan , jam 11.00 wib -12.00 wib. Terdapat
beberapa gangguan yang terjadi saat melakukan pengambilan data
dikarenakan bersamaan dengan adanya suara motor yang lewat
sehingga pengamblan data harus diulangi beberapa kali sampai
tidak ada gangguan sama sekali .
Menurut persamaan diatas (rumus) posisi node (x) dan anti node
berbanding lurus dengan panjang gelombang (v) dan nilai
resonansi (n) . Berdasarkan data yang dihasilkan dari praktikum
kali ini posisi node di pengaruhi oleh nilai resonansi serta panjang
gelombang yang dihasilkan , semakin besar nilai resonansi maka

11
12

posisi node dan anti node yang dihasilkan akan semakin panjang
(besar), sedangkan semakin kecil nilai resonansi maka semakin
pendek posisi atau letak nodenya. Selain itu semakin besar panjang
gelombang yang dihasuilkan akan semakin panjang pula posisi
atau lerak node dan anti nodenya , sedangkan semakin kecil
panjang gelombang maka semakin pendek posisi atau letak
nodenya. Dari hasil data yang diperoleh posisi node dengan anti
node hanya berselisih sedikit.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum kali ini
adalah :
1. Gelombang suara yang dihasilkan pada praktikum kali
ini , titik simpul mengacu kepada daerah yang memiliki
nilai perpindahan partikel udara yang minimum yaitu
nol. Sedangkan titik perut (antinode) mengacu kepada
daerah yang memiliki partikel udara yang maksimal.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dipakai saat melakukan
praktikum kali ini adalah :
1. Sebelum melakukan praktikum diharuskan praktikan
supaya memahami modul yang akan dipakai
2. Praktikan harus memastikan lokasi yang digunakan
tidak ada gangguan suara apapun, sehingga dapat
memperoleh data yang sesuai.

13

Anda mungkin juga menyukai