Disusun:
Ulfa Dwi Ariyanti
10 51 16 000 00 010
Dosen:
Sefi Novendra Patrialova, S.Si, M.T
NIP 1991201712052
ii
ABSTRACT
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan Praktikum
Gelombang ini.
saya mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang
telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar. Dan pihak pihak yang membantu saya dalam proses
pengerjaan laporan kali ini.
Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini
bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun tetap selalu ada
kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah praktikum
teknik otomasi ini dapat lebih baik lagi
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil
laporan praktikum saya ini bermanfaat.
Penyusun
iv
5
BAB I
PENDAHULUAN
7
8
9
1
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
1
2
Gambar 3.
3
4
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
1. 1 0,44117671 0,661764706
2. 2 1,764705882 2,205882353
3. 3 3,970588235 4,632352941
4. 4 7,058823529 7,941176471
Perhitungan :
Adapun perhitungan pada praktikum kali ini adalah :
1. perhitungan untuk mencari panjang gelombang v
v=fxλ
keterangan :
v : kecepatan gelombang atau laju gelombang (m/s)
f : frekuensi (Hz)
5
6
a. frekuensi : 300 Hz
kecepatan gelombang diudara : 340 m/s
𝑣
λ=
𝑓
= 340 / 600
= 0,882352941
b. frekuensi : 600 Hz
kecepatan gelombang diudara : 340 m/s
𝑣
λ=
𝑓
= 340 / 600
= 1,764705882
c. frekuensi : 900 Hz
kecepatan gelombang diudara : 340 m/s
𝑣
λ=
𝑓
= 340 / 900
= 2,647058824
d. frekuensi : 1200 Hz
kecepatan gelombang diudara : 340 m/s
𝑣
λ=
𝑓
= 340 / 1200
= 3,529411765
2. perhitungan posisi node
a. posisi node ketika n : 1
λ : 0,882352941
frekuensi : 300 Hz
𝑛λ
x=
2
= 1 x 0,882352941 / 2
= 0,44117671
b. posisi node ketika n : 2
λ : 1,764705882
frekuensi : 600 Hz
𝑛λ
x=
2
= 2 x 1,764705882 / 2
= 1,764705882
c. posisi node ketika n : 3
λ : 2,647058824
frekuensi : 900 Hz
𝑛λ
x=
2
= 3 x 2,647058824 / 2
= 3,970588235
d. posisi node ketika n : 4
λ : 3,529411765
frekuensi : 1200 Hz
𝑛λ
x=
2
= 4 x 3,529411765 / 2
= 7,058823529
3. perhitungan posisi antinode
a. posisi antinode ketika n = 1
λ : 0,882352941
frekuensi : 300 Hz
1 λ
x=n+ ( )
2 2
1
=1+ (0,882352941/2)
2
= 0,661764706
b. posisi antinode ketika n : 2
λ : 1,764705882
frekuensi : 600 Hz
7
8
1 λ
x=n+ ( )
2 2
1
=2+ (1,764705882/2)
2
= 2,205882353
c. posisi antinode ketika n : 3
λ : 2,647058824
frekuensi : 900 Hz
1 λ
x=n + ( )
2 2
1
=3+ (2,647058824/2)
2
= 4,632352941
4.2 Pembahasan
Adapun pembahan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut , Pada praktikum gelombang berdiri transversal diperoleh
grafik seperti berikut :
Frekuensi 300 Hz
100
Level Bunyi 80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6
Frekuensi 600 Hz
100
80
Level Bunyi
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6
9
10
Frekuensi 900 Hz
85
80
Level Bunyi
75
70
65
60
1 2 3 4 5 6
Frekuensi 1200 Hz
85
80
Leevel Bunyi
75
70
65
60
1 2 3 4 5 6
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara frekuensi saat 900 Hz
terhadap level bunyi yang dihasilkan
Berdasarkan data grafik diatas diperoleh nilai node
sebesar 68,8 dB dan nilai antinode sebesar 80,6 dB, dengan
frekuensi sebesar 1200Hz dan panjang gelombang sebesar
3,5m
Pada praktikum kali ini diperoleh beberapa data. Pada
tabel pertama terdapat perbandingan antara frekuensi dengan
panjang gelombang yang dihasilkan. Berdasarkan hasil
percobaan kali ini di dapatkan ketika frekuensi 300 Hz maka
diperoleh panjang gelombang(λ) sebesar 0,8m, sedangkan
frekuensi 600 Hz diperoleh panjang gelombaang sebesar
1,76m. Hal ini dapat disimpulkn bahwa semakin besar
frekuensi yang di hasilkan maka semakin besar panjang
gelombang yang dihasilkan.
Pada dasarnya Karakteristik gelombang stationer yakni adanya
titik simpul (Node disimbolkan N) dan titik perut (Antinode
disimbolkan dengan A). Untuk gelombang suara yang dihasilkan
pada praktikum kali ini , titik simpul mengacu kepada daerah yang
memiliki nilai perpindahan partikel udara yang minimum yaitu nol.
Sedangkan titik perut (antinode) mengacu kepada daerah yang
memiliki partikel udara yang maksimal.
Pada praktikum sumber bunyi kali ini pengambilan data
dilakukan di luar ruangan , jam 11.00 wib -12.00 wib. Terdapat
beberapa gangguan yang terjadi saat melakukan pengambilan data
dikarenakan bersamaan dengan adanya suara motor yang lewat
sehingga pengamblan data harus diulangi beberapa kali sampai
tidak ada gangguan sama sekali .
Menurut persamaan diatas (rumus) posisi node (x) dan anti node
berbanding lurus dengan panjang gelombang (v) dan nilai
resonansi (n) . Berdasarkan data yang dihasilkan dari praktikum
kali ini posisi node di pengaruhi oleh nilai resonansi serta panjang
gelombang yang dihasilkan , semakin besar nilai resonansi maka
11
12
posisi node dan anti node yang dihasilkan akan semakin panjang
(besar), sedangkan semakin kecil nilai resonansi maka semakin
pendek posisi atau letak nodenya. Selain itu semakin besar panjang
gelombang yang dihasuilkan akan semakin panjang pula posisi
atau lerak node dan anti nodenya , sedangkan semakin kecil
panjang gelombang maka semakin pendek posisi atau letak
nodenya. Dari hasil data yang diperoleh posisi node dengan anti
node hanya berselisih sedikit.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum kali ini
adalah :
1. Gelombang suara yang dihasilkan pada praktikum kali
ini , titik simpul mengacu kepada daerah yang memiliki
nilai perpindahan partikel udara yang minimum yaitu
nol. Sedangkan titik perut (antinode) mengacu kepada
daerah yang memiliki partikel udara yang maksimal.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dipakai saat melakukan
praktikum kali ini adalah :
1. Sebelum melakukan praktikum diharuskan praktikan
supaya memahami modul yang akan dipakai
2. Praktikan harus memastikan lokasi yang digunakan
tidak ada gangguan suara apapun, sehingga dapat
memperoleh data yang sesuai.
13