Jenis-jenis Tempe
Tempe adalah salah satu kekayaan kuliner asli Indonesia. Gizi dan
rasanya, luar biasa. Jenisnya pun berbagai macam, dari kedelai sampai kacang
merah. Tempe tidak hanya dapat dibuat dari kedelai. masyarakat telah mengenal
bebagai macam tempe tergantung dari daerahnya. selain bahan baku, keberhasilan
dalam pembuatan tempe juga dipengaruhi oleh jenis jamur yang digunakan.
Penambahan bahan baku dalam pembuatan tempe selain kedelai, diantaranya
beras, jagung, dedak beras (rice bran), dedak jagung (corn bran), bungkil (ampas
pembuatan minyak kacang atau tahu) dan kulit kedelai. Jenis-jenis tempe adalah
tempe kedelai, tempe benguk, tempe kecipir, tempe lamtoro, tempe kacang merah,
tempe kacang hijau, tempe gembus, tempe bongkrek, tempe jagung, tempe pepaya
dan tempe campuran gandum dan kedelai.
a)
Tempe kedelai, tempe kedelaiini dibuat dari kacang kedelai yang
difermentasikan dengan jamur Rhizopus oligosporus. Tempe kedelai adalah
tempe yang paling banyak di seluruh Indonesia. Bahkan sudah dibuat di
Jepang dan Belanda. Tempe kedelai ini mengandung protein 20,8 gram,
lemak 8,8 gram, serat 1,4 gram, kalsium 155 miligram, fosfor 326 miligram,
zat besi 4 miligram, vitamin B1 0,19 miligram, karoten 34 mikrogram.
b)
Tempe benguk, dibuat dari biji benguk (Mucuna pruriens) yang banyak
dikembangkan di Jawa tengah terutama Jogja dan Solo dan biasanya dibuat
sebagai bacem. Biji benguk yang berasal dari buah sejenis kacang koro, masih
satu rumpun dengan kacang kapri dan kacang buncis. Biji benguk seukuran
kelereng tapi lonjong dan agak pipih, berwarna abu-abu hingga kehitaman.
Biji benguk mengandung racun asam sianida, namun kandungan racun ini
mudah dihilangkan dengan cara direndam air bersih selama 1-2 hari sehingga
biji benguk akan bersih dari racun. Kandungan gizi (100 gram): Kalori 141
Kkal, protein 10,2 gram, lemak 1,3 gram, karbohidrat 23,2 gram, kalsium 42
miligram, fosfor 15 miligram, zat besi 2,6 miligram.
c)
d)
dari biji tanaman lamtoro, dari segi rasa, nyaris tidak ada bedanya dengan
tempe kedelai. Pada tempe lamtoro terdapat rasa lemak yang berasal kulit
bijinya. Tempe lamtoro memiliki kandungan kalori 142 Kkal, protein 11
gram, lemak 2,5 gram, karbohidrat 20,4 gram, kalsium 42 miligram, fosfor 15
miligram, zat besi 2,6 miligram.
f)
g)
beracun.
Pada
tempe
bongkrek
mengandung
racun
Pseudomonas
sebagai pupuk hijau, ini baik untuk mengurangi pupuk kimia yang kadang-kadang
membawa akibat negatif bagi lingkungan hidup dan kesehatan kita.
Di daerah Kabupaten Malang khususnya di kecamatan Tajinan dan
sekitarnya banyak dijumpai pohon turi ditanam di pematang, pekarangan, pinggir
jalan, biasa dipakai sebagai pagar hidup kebun dan pekarangan. Dengan demikian
masyarakat dapat memanfaatkan lahan disekitar rumah mereka untuk bertanam
turi, hal ini menjamin ketersediaan bahan baku bagi usaha pengolahan biji polong
turi. Sebagai salah satu tanaman pagar, turi memiliki hampir semua karakteristik
tanaman pagar yaitu berbatang ramping dan hampir seluruh bagiannya dapat
dimanfaatkan, turi juga dapat tumbuh dengan mudah di berbagai kondisi tanah
pada 120-1500 dpl sehingga mudah untuk pembudidayaannya.
Selama ini masyarakat hanya memanfatkan bunga turi untuk sayuran,
padahal jika diolah turi memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Tanaman turi
mempunyai potensi yang bagus apabila dikembangkan secara serius karena
adanya hubungan substitusi turi dengan kedelai khususnya pada produksi tempe,
maka turi mempunyai peluang untuk mengambil pangsa pasar yang ditinggalkan
konsumen tempe kedelai akiat tingginya harga bahan baku kedelai. Peran turi
sebagai substitusi kedelai ini menjanjikan keuntungan tidak hanya kepada
masyarakt pembudidaya tetapi juga kepada produsen pengolah tempe turi karena
proses produksi bertujuan untuk menambah nilai.
Produsen tempe turi akan memperoleh keuntungan dari pertambahan nilai
tersebut. Oleh karena itulah usaha pengolahan biji polong turi menjadi tempe
layak dikembangkan menjadi lahan bisnis. Prosedur pelaksanaan program
pengolahan biji polong turi (Sesbania grandiflora) menjadi tempe turi meliputi
dua tahap. Tahap Pertama, tahap ini adalah tahap persiapan (pra-produksi)
meliputi pengajuan proposal program dan pengumpulan berbagai sumber dan
rujukan yang relevan dengan program yaitu mengumpulkan data-data dari internet
dan fakta yang berkembang di masyarakat. Kemudian dilakukan observasi dan
orientasi pasar dengan wawancara dan pemberian angket. Setelah itu dilakukan
produksi tempe. Tahap kedua, tahap ini adalah tahap kerja (produksi) yang
meliputi:
a) Persiapan alat-alat yang akan digunakan dalam proses produksi yaitu: tampah
besar, pengaduk kayu, ember, drum, keranjang, tungku atau kompor, rak /
balai-balai bambu, saluran limbah.
b) Menyediakan bahan baku berupa biji polong turi.
c) Pengolahan biji turi, proses pengolahan biji polong turi menjadi tempe turi
yaitu pembuangan kotoran, pencucian biji turi, perebusan dan perendaman,
pembelahan dan pembuangan kulit, pencucian biji tanpa kulit, perebusan biji
turi tanpa kulit Inokulasi dan pembungkusan, fermentasi.
d) Penyimpanan, daya simpan tempe umumnya sangat singkat bila disimpan
pada suhu ruang, daya simpannya dapat diperpanjang dengan menyimpannya
pada lemari pendingin atau dengan mengeringkan tempe turi dalam oven
bersuhu 750C, produk awetan ini dapat bertahan 3-5 minggu. Untuk produk
olahan seperti keripik tempe turi dapat sisimpan dalam waktu yang relatif
lebih lama sehingga jangkauan pemasaran lebih luas.
e) Hasil, tempe turi yang baik terlihat kompak, menyatu dengan sempurna,
mempunyai aroma jamur yang segar. Selain itu untuk menambah nilai jual
tempe turi dapat diolah menjadi keripik tempe turi dengan daya simpan yang
lebih lama dan nilai jual yang lebih tinggi sehingga dapat manambah
penghasilan masyarakat.
3. Proses Pembuatan Tempe dari Biji Karet
Biji karet atau bernama latin Hevea brasiliensis Mull.Arg dapat dibuat
menjadi tempe. Berdasarkan wawancara dengan Suryati salah seorang pembuat
tempe karet di Sanggau Kalimantan Barat di peroleh informasi bahwa cara
pembuatan tempe dari biji karet tidak berbeda jauh dengan proses pembuatan
tempe dengan bahan baku kedelai, tetapi terdapat sedikit perlakuan yang yang
membedakannya. Yakni, merendam biji karet selama 2 hari, kemudian membuang
bagian kulit luarnya dan bakal daun. Biji karet yang sudah bersih dari kulit itu
kemudian dikukus, dan setelah itu didinginkan kemudian diberi ragi tempe
(Rhizopus oryzae) lalu membungkusnya dalam kemasan. Secara rinci proses
tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
a) Disiapkan biji karet sebanyak 3 kilogram
b) Biji karet dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran pada kulit biji.
dari tempe dari kedelai selain itu tanaman karet dapat dibudidayakan dengan baik
di Indonesia, salah satunya di Kalimantan Barat. Kandungan gizi pada tempe karet
terutama protein mengalami peningkatan dibandingkan dengan biji karet yang
murni, selain itu tempe dari karet memiliki kandungan protein yang lebih besar
dari pada tempe yang berasal dari kacang kedelai. Adapun kelebihan tempe dari
biji karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) secara organoleptik:
1. Tempe dari biji karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) lebih lembut dari pada
tempe dari kedelai.
2. Tempe biji karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg) tidak cepat menjadi tempe
busuk dan dapat disimpan selama 2 minggu di dalam lemari es
4. Pembuatan Tempe dari Kacang Kecipir
Tanaman kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) dikenal masyarakat
umumnya karena buah mudanya sering dibuat sayur dan bahan pecel. Padahal
bukan sekadar itu yang dapat dipersembahkan kecipir, bijinya yang sudah tua
dapat diolah menjadi tempe. Tanaman kecipir sangat mudah untuk dibudidayakan,
namun belum diusahakan dengan sungguh-sungguh. Umumnya masyarakat
menanamnya sekadar untuk penutup pagar. Hal ini barangkali disebabkan
masyarakat kurang tahu akan manfaat dan cara pengolahannya.
Padahal hasil produksinya per hektare jika dibandingkan kacang tanah dan
kedelai jauh lebih banyak. Produksi biji kecipir mencapai 2.380 kg/ha, sedangkan
kacang tanah dan kedelai masing-masing hanya 1.000 kg/ha dan 900 kg/ha.
Hampir semua bagian tanaman kecipir dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan,
karena kandungan gizinya cukup tinggi. Umbinya mengandung 13,6% protein dan
daunnya 5%. Bahkan kandungan protein dan karbohidratnya mengungguli kacang
tanah dan hampir setara dengan kacang kedeleai. Protein kacang kecipir
mengandung jenis asam amino esensial yang hampir sejajar dengan biji kedelai,
sehingga dapat digunakan sebagai sumber protein nabati. Di samping itu juga
mengandung vitamin dan mineral yang sangat berguna bagi tubuh seperti
betacaroten, tokoferol, thiamin, riboflavin, niacin, asam askorbat, kalsium,
magnesium, kalium, natrium, ferum dan fosfor.
Protein kacang kecipir mengandung jenis-jenis asam amino esensial yang
hampir sejajar dengan biji kedelai. Keuntungan dari penggunaan kedelai dan
kecipir adalah karena nilai proteinnya yang tinggi dan hampir setara. Namun
demikian protein dari jenis kacang-kacangan dan polong-polongan (keluarga
Leguminosae) pada umumnya memiliki faktor pembatas, yaitu kekurangan asam
amino metionin dan sistein, sehingga pemanfaatan protein oleh tubuh tidaklah
efisien. Beberapa jenis protein mengandung semua macam asam amino esensial,
namun masing-masing dalam jumlah terbatas. Meski cukup memadai untuk
perbaikan jaringan tubuh, tetapi tidak cukup untuk pertumbuhan. Dengan
kombinasi kecipir dan beras pada pembuatan tempe dapat saling melengkapi asam
amino esensial pada produk tersebut terutama metionin dan sistein.
Penggunaan protein yang efisien pada hewan atau manusia mensyaratkan
protein mengandung asam amino esensial dan nitrogen dalam jumlah dan proporsi
yang diperlukan organisme untuk memenuhi kebutuhannya, menjalankan fungsi
faali yang khas maupun yang umum. Tetapi kebanyakan protein bahan pangan
tidak mengandung asam amino esensial dalam jumlah dan proporsi yang
dibutuhkan organisme. Sintesis protein jaringan adalah proses yang mensyaratkan
setiap asam amino ada pada saat pembuatan protein tertentu. Jika satu saja asam
amino tak ada, protein tak dapat disintesis. Sesudah dicerna dan asam amino
diserap dari usus, protein memasuki pool metabolisme untuk digunakan langsung
dalam anabolisme atau melalui lintasan metabolisme antara, membantu sintesis
asam amino lain. Kebutuhan kuantitatif asam amino esensial berbeda untuk sistem
organisme tertentu dan fungsi diukur dalam sistem tersebut, seperti pertumbuhan,
pemeliharaan, reproduksi, penggantian jaringan yang mati. Karena itu berbagai
protein pangan esensial memenuhi kebutuhan minimum organisme hidup. Salah
satu cara untuk menghilangkan faktor pembatas tersebut adalah dengan
mengombinasikan bahan kedelai tersebut dengan bahan pangan lainnya yang
memiliki kandungan asam amino metionin dan sistein yang cukup besar. Misalnya
beras. Dengan kombinasi tersebut maka kekurangan asam amino dari salah satu
bahan akan dapat diisi oleh kelebihan asam amino dari bahan yang lainnya. Beras
(Oryza sativa) merupakan makanan pokok hampir 90% penduduk Indonesia, areal
penyebaran tanaman padi hampir terdapat di seluruh Indonesia. Beras memiliki
nilai gizi yang cukup memadai, di mana asam amino pembatas pada kacang
kecipir dapat saling mengisi dengan asam amino beras
Pembuatan tempe dari kecipir dan beras diharapkan akan dapat
meningkatkan mutu dan daya cerna protein tempe. Perbaikan tersebut disebabkan
faktor pembatas asam amino (metionin dan sistein) pada kecipir dapat diisi
kelebihan asam amino dari beras. Selain itu fermentasi dalam pembuatan tempe
mampu menguraikan protein pada bahan baku menjadi asam asam amino yang
relatif mudah diserap oleh tubuh. Selain itu fermentasi juga dapat menghilangkan
zat anti nutrisi yang terdapat pada bahan baku. Tempe kecipir merupakan kecipir
yang sudah difermentasi. Proses fermentasi kecipir ini mengubah sifat kecipir
menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pada tempe, kuatnya enzim proteolitik dari Rhizopus menyebabkan
cepatnya hidrolisis protein menjadi asam amino. Perubahan ini tidak disangsikan
lagi memperbaiki daya cerna tempe. (Protein tepung tempe memiliki nilai biologis
tertinggi diasumsikan karena proses fermentasi Rhizopus mampu memperbaiki
nilai biologis tempe. Adanya perbedaan dari tiap ragam tempe dapat disebabkan
senyawa-senyawa atau asam organik yang terbentuk selama proses fermentasi
berbeda jumlahnya, di mana hal ini memengaruhi bau khas tempe, sehingga bau
dari tempe yang dihasilkan dari tiap ragam tempe juga berbeda. Rhizopus bila
ditumbuhkan pada karbohidrat menghasilkan senyawa-senyawa asam fumarat,
asam laktat dan asam suksinat bereaksi dengan senyawa lain hasil penguraian
subtrat dan menghasilkan senyawa yang memberikan aroma atau bau yang khas.
DAFTAR PUSTAKA
Akhiruddin. 2013. Tempe Biji Kecipir. (Online).http://akhiruddin-biologi.blogs
pot.co.id/2013/01/tempe-biji-kecipir.html. (Diakses pada tanggal 15
Maret 2016)
(Diakses
(Diakses