PEMBAHASAN
2.1.
Reaktor
Reaktor kimia adalah sebuah alat dalam industri kimia tempat terjadinya
satu atau lebih reaksi kimia dari bahan mentah menjadi hasil jadi atau setengah
jadi sehingga diperoleh nilai tambah. Pemilihan reaktor yang tepat bertujuan
untuk :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
c. Mempelajari data operasi yang diperoleh dari data industri yang sejenis
Kinetika kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang kecepatan reaksi
kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi tersebut. Kecepatan
reaksi didefinisikan sebagai kecepatan pengurangan jumlah mol reaktan atau
penambahan
jumlah
mol
produk
untuk
setiap
satuan
jumlah
tempat
berpengaduk (RATB) atau Continuous Stirred Tank Flow Reactor (CSTR). Pada
proses ini zat pereaksi dimasukkan secara kontinu dengan kecepatan yang sama,
sehingga tinggi cairan dalam tangki tetap.
b) Reaktor pipa
Reaktor bentuk pipa biasanya dipakai untuk proses alir tanpa pengaduk, maka
disebut reaktor alir pipa. Reaktor alir pipa disebut ideal jika zat pereaksi yang
berupa gas atau cairan mengalir di dalam pipa dengan arah sejajar dengan sumbu
pipa, pola kecepatan (flow pattern) zat alir dalam pipa datar dan dianggap tidak
ada difusi axial maupun pencampuran balik.
Reaktor alir pipa dapat dibagi tiga macam :
1. Reaktor alir pipa yang diberi selubung (single jacketed tubes).
2. Reaktor alir pipa yang terdiri atas sebuah shell yang berisi banyak pipa-pipa
3.
kecil.
Pipa-pipa yang diletakkan di dapur, jadi reaktor pipa dipanasi langsung
Reaktor Batch
Reaktor batch biasanya digunakan untuk reaksi fase cair terutama jika
Ditinjau dari segi biaya, reaktor batch lebih murah daripada reaktor alir,
sehingga untuk industri yang kapasitasnya kecil atau proses baru yang masih
dalam masa percobaan lebih baik dipakai reactor batch.
b)
c)
a)
b) Tidak baik untuk fase gas, mudah terjadi kebocoran pada lubang pengaduk,
sehingga packing harus kuat.
2.
b)
b)
c)
d)
salah satu zat pereaksi kedalam reaktor, sedangkan zat pereaksi yang lainnya atau
sisanya dimasukkan secara kontinu maupun dibiarkan tinggal dalam reaktor
sampai diperoleh konversi yang diinginkan.
Reaktor semi batch sangat baik dipakai untuk:
1.
2.
Untuk menghindari reaksi samping yang tak diinginkan jika salah satu
zat pereaksi berlebihan.
a) Reaktor isothermal
Reaktor disebut beroperasi pada isothermal jika umpan yang masuk ke
reaktor, campuran dalam reaktor dan aliran yang keluar dari reaktor selalu
uniform dan suhunya sama.
b) Reaktor adiabatik
Reaktor adiabatik jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor
dengan sekelilingnya. Reaktor adiabatik hanya baik untuk reaksi :
Jika suhu umpan masuk ke dalam reaktor dapat diatur sehingga suhu
akhir reaksi masih dalam batas suhu operasi.
Jika ke dalam campuran yang ada dalam reaktor dapat ditambahkan zat
inert yang dapat memperbesar massa di dalam reaktor sehingga dapat
memperkecil perubahan suhu di dalam reaktor.
c)
dalam reaktor itu dimasukkan atau dikeluarkan panas, jadi ada perpindahan panas
antara reaktor dengan sekelilingnya.
2.2.4. Berdasarkan susunan reaktor
1.
Single reaktor
2.
3.
2.
Sebagian hasil yang keluar dari reactor dicampur dengan umpan baru, lalu
dialirkan kedalam reactor secara kontinu.
4.
yang diam dan zat pereaksi berfase gas. Butiran-butiran katalisator yang biasa
dipakai dalam reaktor fixed bed adalah katalisator yang berlubang di bagian
tengah, karena luas permukaan persatuan berat lebih besar jika dibandingkan
dengan butiran katalisator berbentuk silinder, dan aliran gas lebih lancar.
2.3.1.
terhadap zat pereaksi) dan pada dasar reactor disusun dari butir yang besar makin
keatas makin kecil, tetapi pada bagian atas katalisator disusun dari butir kecil
makin keatas makin besar.
2.3.2.
Multitube Reactor
Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk katalisator, fixed bed dengan
katalisator lebih dari satu tumpuk banyak dipakai dalam proses adiabatic. Jika
reaksi yang terjadi sangat eksotermis pada konversi yang masih kecil suhu gas
sudah naik sampai lebih tinggi dari suhu maksimum yang diperbolehkan untuk
katalisator, maka gas harus di dinginkan terlebih dahulu kedalam alat penukar
panas diluar reactor untuk di dinginkan dan selanjutnya dialirkan kembali ke
reaktor melalui tumpukan katalisator kedua, jika konversi gas yang keluar dari
tumpukan kedua belum mencapai yang direncanakan, tetapi suhu gas sudah lebih
tinggi dari yang diperbolehkan maka dilakukan pendinginan lagi dengan
mengalirkan gas kea lat penukar panas kedua kemudian di kembalikan ke reactor
yang masuk melalui tumpukan katalisator ketiga dan seterusnya sampai diperoleh
konversi yang diinginkan. Jika reaksi bersifat endotermis maka penukar panas
diluar reactor dapat digunakan untuk pemanas gas reaksi.