3. Kebisingan
Kebisingan merupakan suatu suara/bunyi yang tidak dikehendaki atau tidak nyaman bagi manusia.
Berdasarkan dari definisi terlihat subyektif dari masing-masing individu memandang “tidak
dikehendaki”. Namun hal ini dibatasi terhadap dunia kerja yaitu perindustrian baik sektor informal
dan formal dan tidak mencakup dunia musik.
Kebisingan merupakan suara/bunyi yang adalah gelombang yang merambat melalui media yaitu
udara dan ditangkap oleh indera telinga. Untuk itu maka suatu/bunyi memiliki karakteristik yaitu
frekuensi, intensitas bunyi dan kecepatan.
Frekuensi dalah jumlah gelombang (terdiri dari 1 puncak dan 1 lembah) per detik. Satuannya adalah
Hertz (Hz). Sensitifitas pendengaran manusia berada di frekuensi 20 Hz hingga 20.000 Hz dan
frekuensi bicara manusia antara 500 Hz - 4000 Hz. Sensitifitas ini dipengaruhi oleh faktor usia
(proses penuaan), genetik (gangguan pendengaran diturunkan), penyakit, lingkungan sekitar
(pekerjaan, hobi)
Intensitas bunyi merupakan besar energi yang ditangkap oleh telinga akibat bunyi tersebut. Energy
ini dinyatakan dalam satuan N/m². Telinga manusia mampu menangkap energy 0,00002 N/m²
hingga 200 N/m². Di lapangan untuk mempermudah dengan menggunakan skala logaritma berupa.
Keterangan:
Lp : Intensitas Bunyi (dB)
P : Intensitas bunyi pada titik pengukuran
Po : intensitas bunyi standar (0,00002 N/m² )
Intensitas (N/m²) Intensitas (dB) Contoh
0.00002 0
0.0002 20
0.002 40
0.02 60
0.2 80
2 100
20 120
200 140
Kecepatan bunyi yang merambat dipengaruhi jumlah panjang gelombang dan frekuensi. Kecepatan
suara di udara pada suhu 20◦C yaitu 334 m/detik.
4. Patofisiologi
Kebisingan diatas 85 dBA per 8 jam perhari akan menimbulkan gangguan kesehatan. Gangguan
kesehatan ini ada dua bagian besar yaitu pada fungsi audiologi dan non audiologi. Pada efek
audiologi, bising ini mempengaruhi kerusakan pada sel rambut yang ada di koklea dan menimbulkan
gangguan pendengaran sensorineural dan kerusakan ini bersifat permanen. Bila terpajan dalam
jangka waktu panjang akan menimbulkan kehilangan pendengaran permanen (permanent threshold
shift), untuk jangka waktu pendek menimbulkan pergesaran ambang dengar yang sementara
(Temporary threshold shift). Selain itu sering menimbulkan kesan berdengung (tinnitus). Kebisingan
pada tingkat tinggi dapat menimbulkan trauma akustik