Anda di halaman 1dari 30

DAMPAK PAJANAN

BISING PADA PEKERJA


 Bunyi atau suara adalah serangkaian gelombang yang
merambat dari suatu sumber getar sebagai akibat perubahan
kerapatan dan juga tekanan udara.
 Bunyi atau suara adalah rangsangan yang diterima oleh
telinga karena getaran - getaran melalui media elastis.
 Bunyi (suara) :
! yang dapat didengar oleh telinga manusia mempunyai
frekuensi antara 20-18.000 Hertz.
! Bunyi yang mempunyai frekuensi di bawah 20 Hertz
disebut infrasonik,sedangkan bunyi yang frekuensinya di
atas 18.000 Hertz disebut suprasonik (ultra sonik).

 Nada murni (pure tone) :merupakan bunyi yang hanya


mempunyai satu frekuensi, dinyatakan dalam jumlah getaran
per detik.

 Frekuensi :ialah nada murni yang dihasilkan oleh getaran


suatu benda yang sifatnya harmonis sederhana (simple
 Intensitas bunyi :
!dinyatakan dalam dB (decibel).
!Dikenal : dB HL (hearing level), dB SL (sensation level),
db SPL (sound pressure level).
!dB HL dan dB SL dasarnya adalah subyektif, dan inilah
yang biasanya digunakan pada audiometer, sedangkan
dB SPL digunakan apabila ingin mengetahui intensitas
bunyi yang sesungguhnya secara fisika (ilmu alam).
!Contoh : Pada 0 dB HL atau 0 dB SL ada bunyi,
sedangkan pada 0 dB SPL tidak ada bunyi, sehingga
untuk nilai dB yang sama intensitas dalam HL/ SL lebih
besar daripada SPL.

 Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak


dikehendaki.atau

 Bising adalah suara yang tidak dikehendaki dan


 Bising :merupakan bunyi yang mempunyai banyak
frekuensi, terdiri dari (narrow band) : spektrum terbatas dan
(white noise): spektrum luas.
Bunyi atau suara dianggap sebagai kebisingan atau tidak
akan sangat dipengaruhi pula oleh subyektivitas seseorang
pada saat itu.
 Gangguan Pendengaran adalah perubahan pada tingkat
pendengaran yg berakibat kesulitan dalam melaksanakan
kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami
pembicaraan. (kemungkinan presbikusis harus dihilangkan).
 Ambang dengar :
! ialah bunyi nada murni yang terlemah pada frekuensi
tertentu yang masih dapat didengar oleh telinga
seseorang.
! Terdapat ambang dengar menurut konduksi udara (AC)
dan menurut konduksi tulang (BC). Bila ambang dengar
ini dihubungkan dengan garis, baik AC maupun BC, maka
 Gangguan yang diakibatkan oleh kebisingan,
dipengaruhi oleh :
 Intensitas.
 Frequency.
 Waktu paparan (Durasi).
 SifatBising.(Stabil, fluktuasi, intermiten dan
impulsif)

 Frekuensi yang penting adalah : 250 Hz, 500 Hz, 2000


Hz, 4000 Hz, 8000 Hz dimana frekuensi inilah yang
diperiksa pada pemeriksaan audiometrik. 4000 Hz
merupakan frekuensi dimana telinga kita paling peka.

 Nilai Ambang Pedengaran.Adalah suara yang


paling lemah yang masih dapat didengar telinga.

 Nilai Ambang Batas Kebisingan.Adalah angka dB


 Peralatan yang dipakai :
! Sound Level Meter.
! Dosimeter.

 Target / tujuan :
! Mendapatkan data tingkat kebisingan spesific dan
detil disetiap tempat kerja serat membuat peta
kebisingan.
! Menentukan kategori action level atau PEL’s dan
menentukan pekerja yang memerlukan test
audiometri.
! Memberikan rekomendasi pengendalian
kebisingan.
È Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi :
» Bising kontinyu dengan spektrum frekuensi luas.
» Bising kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit.
» Bising terputus-putus ( intermitten ).
» Bising impulsif.
» Bising impulsif berulang.

È Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia :


» Bising yang mengganggu ( irritating noise ).
» Bising yang menutupi ( masking noise).
» Bising yang merusak (damaging / injurious noise).

7
0 dB Ambang Batas Pendengaran
10 dB Suara Pernafasan Manusia
20 dB Suasana dalam studio siaran
30 dB. Suasana dalam rumah yang sepi, berbisik
40 dB Suasana dalam ruang belajar yang tenang
50 dB Suasana dalam rumah siang hari
60 dB Percakapan biasa dalam jarak 1 m
70 dB Suara radio dalam ruangan
80 dB Jalan raya yang sibuk, dering telepon
Pabrik tekstil, mesin penggiling, gergaji mekanis, kendaraan berat dan
85 - 100 dB lalu lintas yang ramai, pengering rambut, mesin pemotong rumput,
tractor, hand drill.
100 - 115 dB Pabrik pengalengan, ruang ketel, ruang diesel, pneumatik drill, musik
keras, buldozer.dll
Mesin-mesin diesel besar, mesin turbin, pesawat terbang dengan mesin
115 - 130 dB
turbo, kompresor, chain saw, sirine ambulance, dll.
140 dB Mesin Jet saat take-off
180 dB Peluncuran rocket.
8
Terjadi akibat paparan singkat, sifatnya non
pathologis, reversible dan disebut juga
sebagai auditory fatigue.

Terjadi akibat paparan lama, sifatnya


pathologis dan irreversible.

Perubahan pendengaran yang tiba-tiba (akut)


akibat paparan suara impulsif, intensitas
tinggi (mis: ledakan). Kerusakan pada
membran timpani, tulang pendengaran dan
cochlea. Dikatakan penyembuhan cepat baik
partial ataupun komplit.
9
È Gangguan akibat kebisingan, dapat berupa :
P Gangguan auditory.
P Gangguan non-auditory.

È Berdasarkan sifat dan gejala-gejalanya :


P Gangguan Fisiologis.
P Gangguan Psikologis.
P Gangguan Komunikasi.
P Gangguan Keseimbangan.
P Gangguan Pendengaran.

10
1. Gangguan Fisiologis.
Z Gangguan dapat berupa : peningkatan tekanan darah (± 10
mm Hg), peningkatan nadi, basal metabolisme, konstriksi
pembuluh darah kecil terutama pada tangan kaki, dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.

2. Gangguan Psikologis.
Z Sebagai suara yang tak diinginkan, ia merupakan stress
tambahan, dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang
konsentrasi, susah tidur, emosi. Dalam waktu yang lama
menimbulkan peny. psikosomatik : gastristis, penyakit jantung
koroner, dan lain-lain.

11
3.Gangguan Komunikasi.
Z Di sebabkan oleh masking effect dari kebisingan atau
gangguan kejelasan suara ( intellegebility )Bahaya terjadi
apabila komunikasi pembicaraan harus dijalankan dengan
berteriak, sehingga menyebabkan terganggunya pekerjaan,
bahkan mungkin terjadi kesalahan, terutama bagi pekerja
baru. Secara tidak langsung akan mengakibatkan bahaya
terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, karena
tidak mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya,
disamping itu dapat menurunkan produktifitas kerja.

4.Gangguan Keseimbangan.
Z Memberikan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang.
Dapat pula mengakibatkan gangguan fisiologis seperti kepala
pusing ( vertigo ), mual dan lain - lain.

12
5. Gangguan Pendengaran (Ketulian).
Z Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh
kebisingan, maka gangguan yang paling serius adalah
ketulian.

Z Ketulian yang timbul bersifat progresif, pada awalnya hanya


bersifat sementara yang mana akan pulih kembali bila segera
menghindar dari tempat kebisingan tersebut.

Z Namun bila bekerja terus menerus ditempat bising tersebut,


maka daya dengar akan menghilang secara menetap dan
tidak akan pulih lagi walaupun diisolasi dari tempat tersebut.

13
Z Bising dengan intensitas 85 dB atau lebih dapat mengakibatkan
kerusakan pada telinga bagian dalam. Kerusakan terjadi di organ
corti yaitu pada reseptor bunyi yang menerima frekuensi antara
3.000 - 6.000 Hz, dan yang terberat adalah reseptor bunyi
dengan frekuensi 4.000 Hz.
Z Dapat berupa : Occupational atau Non-Occupational.
Z NIHL (noise induced hearing loss) atau Tuli Akibat Bising (TAB)
akibat kerja, baik dalam bentuk TTS maupun PTS, sangat
dipengaruhi oleh :
! Faktor Kebisingan :
– Bunyi. (Intensitas, spektrum, tekanan dan Frekuensi).
– Waktu. (Lama exspose setiap harinya, lama bekerja)
– Jarak dari sumber kebisingan.

14
! Faktor Pekerja :
– Usia Karyawan.
– Pre-employment Hearing Impairment.
– Kepekaan individu. (individual suseptibility).
– Penyakit lain pada telinga.
– Pemakaian obat-obatan tertentu.
– Gaya hidup pekerja diluar tempat kerja.
Z Dalam menegakkan diagnosa, harus dibuktikan 2 hal, yaitu :
! Adanya gejala ketulian ( Hearing Loss. ) : Sikap, Keluhan dan
hasil Pemeriksaan Audiometri.
! Adanya hubungan antara hearing loss dengan paparan
ditempat kerja.

15
Terjadi secara perlahan namun pasti dengan
paparan yang lama (tahunan)

Kebisingan tinggi (> 85 dB) dangan pajanan


menahun dan kontinyu, lebih merusak
daripada pajanan terputus (interrupted noise)
yang memberikan kesempatan telinga
beristirahat.

Kerusakan pada silia sensori-neural pada


organ corti di cochlea.

Obat-obatan OTOTOKSIK.

16
• Ketuliannya biasanya simetris.(bilateral)  audiogram.
• Dapat didahului TINITUS, dapat pula tidak.
• NIHL sebelumnya tidak membuat telinga menjadi
lebih sensitif terhadap kebisingan berikutnya.
• Pada awalnya yang rusak pada frekuensi tinggi
(3000,4000 dan 6000Hz). Kemudian setelah bertahun
merambah ke frekuensi komunikasi (500,1000 dan
2000Hz). Disinilah komunikasi dan produktifitas
terganggu serta mempengaruhi kualitas hidup.
• Pada pajanan yang stabil gangguan pada frekuensi
tinggi tersebut baru mencapai maksimal setelah 10-
15 tahun. 10 – 15 tahun

500Hz 1000H 2000H 3000H 4000H 6000H 8000H


z z z z z z 17
Beberapa golongan obat yang mempunyai efek
OTOTOKSIK :
Z Gol. Aminoglikosida :
B Streptomisin, kanamisin, garamisin,
neomisin,dsb.
Z Gol. Antibiotica : Eritromisin, Vankomisin.
Z Gol. Loop Diuretika :Furosemide, dsb.
Z Gol. Antiinflamasi : Salisilat, termasuk aspirin.
Z Gol. Anti Malaria :
B Kina, Klorokuin, dsb. (dpt melalui plasenta 
Tuli congenital).
Z Gol. Anti Tumor.
Z Gol. Obat tetes telinga lokal. 18
Gambar 1. Bagian dalam telinga normal, dimana
nampak persyarafannya masih banyak dan bagus.

Gambar 2. Bagaian dalam telinga yang sudah ru


dimana persyarafannya sudah berkurang.
19
.

Intensitas Suara (dBA) Waktu paparan


OSHA Indonesia (per hari dlm
jam)
90 85 8
92 6
95 88 4
100 91 2
105 94 1
110 97 2
115 100 3 atau kurang
• Pemilihan equipment/proses.
• Modifikasi/substitusi.
• Maintenance.

• Pengaturan kembali jadwal kerja.


• Mengurangi waktu kerja.
• Mutasi.
• Dasarnya :Tabel batasan waktu kerja dan efek
kombinasi.

• Pemeriksaan Kesehatan (Audiometri) teratur.


• Penderita dibawah ini dilarang bekerja didaerah
kebisingan, dengan larangan :
 Permanent : (pernah/sedang menderita
gangguan vestibuler, epilepsi, psikosis,
neurosis).
 Sementara : (radang telinga tengah,
Z Berdasarkan perjalanan bising:
! Sumber (menurunkan intensitas): Desain akustik,
substitusi, proses kerja.
! Perjalanan (mengurangi transmisi): Jarak, akustik
ruangan, enclosure.
! Penerima (mengurangi penerimaan): APD,
enclosure, administrasi.

Z Efek Kombinasi: C1 C2 C
 ...... n 1
T1 T2 Tn
! Untuk pekerja yang berpindah-pindah tempat kerja,
dan terexpose dengan kebisingan yang berbeda-
beda.
! Pemaparan akumulatif tidak boleh > 1. Bila terjadi,
maka waktu kerja yang dikurangi. (Sebagai dasar
pengendalian administrative)
Nilai Ambang Batas (NAB)
• adalah intensitas bising tertinggi dan yang masih
dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus
menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam
seminggunya
• NAB disini lebih dimaksudkan untuk pengendalian.
• Dengan kata lain, sebagian besar karyawan yang
bekerja dilingkungan level suara 85 dB selama 8 jam
sehari (40 jam seminggu), aman.(minimal 90%
terlindungi). Á tergantung individual suceptibility.
• Dalam kebisingan, TLV-TWA lebih bermakna. Bila
exposure ditempat kerja > 85 dB dan > 8 jam
kerja/hari, maka program konservasi pendengaran
sebaiknya diterapkan.
Ada 3 kategori NAB (TLV=Treshold Limit Value), yaitu :
 TLV-TWA (Time Weighted Average)
Nilai Ambang Batas rata-rata, dimana keberadaan bahan/kondisi
tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja
yang bekerja disana selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.

 TLV-STEL (Short Term Exposure Limit)


Nilai Ambang Batas Singkat, disebut juga PSD (Pemajanan
Singkat yang diperkenankan). Keberadaan bahan/kondisi
tersebut tidak membahayakan para pekerja disana yang
terpajan terus menerus dalam waktu yang singkat, yaitu tidak
lebih dari 15 menit dan tidak lebih dari 4 kali pemajanan perhari
kerja, tanpa mengalami iritasi, kerusakan/perubahan jaringan
yang kronis serta efek narkosis.

 TLV-C (Ceiling)
Nilai Ambang Batas tertinggi, disebut juga sebagai KTD (Kadar
Tertinggi yang diperkenankan). Kadar tertinggi yang pekerja
 Perlunya Program Konservasi & APD berdasarkan paparan :

Dilibatkan Pemakaian Alat Pemilihan Alat


TWA, dBA dalam program Pelindung Pelindung
HCP ? Telinga Telinga
< 85 Tidak perlu Tidak harus Bebas memilih
85 – 89 Perlu Optional Bebas memilih
90 – 94 Perlu Wajib Bebas memilih
95 – 99 Perlu Wajib Pilihan terbatas
Pilihan sangat
>100 Perlu Wajib
terbatas
Z Beberapa hal prinsip :
! APD adalah pilihan terakhir, setelah kontrol secara
teknik tidak berhasil secara maksimal menurunkan
tingkat kebisingan pada sumbernya.
! APD (Hearing protector) harus tersedia ditempat
kerja tanpa membebani pekerja.
! APD harus mampu menurunkan kebisingan hingga
mencapai TWA atau kurang dari itu (dibawah 85
dBA).
! Efek APD terhadap pengurangan kebisingan tidak
selalu maksimal karena adanya faktor : desain,
physic dan tulang sebagai penghantar getaran
suara.
Kemungkinan kebocoran suara dalam penggunaan earplug dan
earmuff
Z Syarat APD :
! Atenuasi :
Dapat melindungi pendengaran dari bising yang
berlebihan. Dan harus mampu mengurangi
kebisingan sampai level dibawah TWA ( < 85 dB )
! Ergonomis.
Tidak menghalangi pekerja dari mendengarkan
suara-suara yang penting, seperti aba-aba,
peringatan bahaya serta berkesesuaian dengan APD
lain yang dipakai (compatible).
! Acceptable.
Benar-benar menyenangkan untuk dipakai. “The
best hearing protector is the one that the worker will
wear”.
Contoh :
• Menanggalkan APD untuk 15 menit saja dari setiap 8 jam kerja akan
menurunkan efektifitas perlindungan dari APD sebanyak separonya.
• Misalkan APD yang mampu mereduksi kebisingan sebanyak 30 dBA.
Efeknya akan berkurang menjadi 15 dBA saja bila pekerja
melepaskannya secara akumulasi 15 menit dalam 8 jam kerja
 Ada tiga jenis alat pelindung telinga :
! Sumbat Telinga, ( earplug )dapat mengurangi
kebisingan 8 - 30 dB. Biasanya digunakan untuk proteksi
sampai dengan 100 dB. Beberapa tipe dari sumbat telinga
: (Formable type,Costum-molded type,Premolded type).
! Tutup Telinga, ( earmuff ) dapat menurunkan
kebisingan 25-40 dB. Digunakan untuk proteksi sampai
dengan 110 dB.
! Helm (helmet) , mengurangi kebisingan sampai 40 - 50
dB.

 Kelebihan “earmuff” :
! Pengurangan kebisingan yang dihasilkan maksimal.
! Kinerja baik, stabil untuk pemakaian lama.
! Lebih mudah diterima karyawan pada tahap awal program
HCP.
! Dapat dipakai pada saat infeksi atau iritasi pada telinga.

Anda mungkin juga menyukai