Anda di halaman 1dari 23

GANGGUAN

PENDENGARAN - TULI
Disusun oleh:
Sesilia Effendy (148114011)
Veronica Erlinda (148114025)
Christophorus Adipandhito (148114040)
EPIDEMIOLOGI

There are 360 million persons in the world with disabling hearing loss
(5.3% of the worlds population).
328 million (91%)of these are adults (183 million males, 145 million
females)
32 (9%) million of these are children.
The prevalence of disabling hearing loss in children is greatest in
South Asia, Asia Pacific and Sub-Saharan Africa.
Approximately one-third of persons over 65 years are affected by
disabling hearing loss.
The prevalence of disabling hearing loss in adults over 65 years is
highest in South Asia, Asia Pacific and Sub-Saharan Africa.

(WHO,2012)
Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang
suara dengan frekuensi dari 20 sampai 20.000
siklus per detik tetapi paling peka untuk
frekuensi antara 1000 dan 4000 siklus per
detik
Desibel pendengaran
Kekuatan suara diukur dalam desibel (dB),
yaitu ukuran logaritmik intensitas
dibandingkan dengan suara paling lemah yang
masih terdengar ambang pendengaran.
Jangkauan pendengaran normal adalah 0-20
desibel (dB).
Suara yang lebih besar daripada 100 dB dapat
merusak secara permanen perangkat sensorik
sensitif di koklea.
Level 85 dB dan di atasnya
sudah termasuk level yang
berbahaya bagi pendengaran.
Penyebab Umum Tuli
Penyakit telinga Cedera telinga
Infeksi telinga Lubang gendang telinga
Otosklerosis Kecelakaan
Meningitis Benda-benda asing
Zat lilin (serumen)
telinga
Kerusakan saraf
Suara keras
Gejala Umum Tuli
Penderita penurunan fungsi pendengaran bisa mengalami beberapa
atau seluruh gejala berikut:
1. kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di
sekelilingnya berisik
2. terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus)
3. tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan
volume yang normal
4. kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa
mendengar
5. pusing atau gangguan keseimbangan.

Hilangnya pendengaran, atau tuli, mungkin temporer atau


permanen, parsial atau total.
Jenis-jenis gangguan pendengaran
Tuli hantaran (conductive deafness)
Tuli sensorineural
Campuran
Tuli Konduktif ( tuli hantaran)
Transmisi gelombang suara tidak dapat mencapai
telinga dalam secara efektif , artinya tuli jenis ini
terjadi jika gelombang suara tidak secara adekuat
dihantarkan melalui bagian luar dan tengah
telingan untuk menggetarkan cairan di telinga
dalam.
Biasanya suara masih bisa terdengar namun
lemah, teredam atau terdistorsi.
Umumnya, gangguan pendengaran konduktif
tidak menyebabkan ketulian total.
Penyebab Tuli Konduktif
Umunya disebabkan oleh penyakit telinga luar atau
tengah yang menganggu hantaran dan penguatan
suara dari udara ke koklea.
Penyumbatan di kanal telinga bagian luar yang
disebabkan oleh kotoran, benda asing atau infeksi
(otitis eksterna).
Perforasi pada gendang telinga atau pecahnya gendang
telinga biasanya akibat trauma atau infeksi kronis
Tulang pendengaran bergeser, rusak atau kaku
(malleus, incus, atau stapes)
Otitis media infeksi telinga bagian tengah, biasanya
disertai cairan di dalam ruang telinga bagian tengah.
Gejala
1. Ada riwayat keluarnya carian dari telinga atau riwayat
infeksi telinga sebelumnya.
2. Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah-
olah bergerak dengan perubahan posisi kepala.
3. Dapat disertai tinitus (biasanya suara nada rendah atau
mendengung).
4. Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita
berbicara dengan suara lembut (soft voice) khususnya
pada penderita otosklerosis.
5. Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas pada
suasana ramai.
Tuli Sensorineural
Gelombang suara ditransmisikan ke telinga
dalam, tetapi tidak diterjemahkan menjadi
sinyal saraf yang dapat diinterpretasikan oleh
otak sebagai sensasi suara.
Menyebabkan hilangnya kenyaringan atau
kejelasan dalam suara yang diterima.
Gangguan pendengaran jenis ini umumnya
irreversibel
Penurunan fungsi pendengaran sensorineural
dikelompokkan lagi menjadi:
- Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika
kelainannya terletak pada telinga dalam)
- Penurunan fungsi pendengaran neural (jika
kelainannya terletak pada saraf pendengaran
atau jalur saraf pendengaran di otak).
Penyebab
Penurunan fungsi Penurunan fungsi
pendengaran sensorik bisa pendengaran neural bisa
merupakan penyakit disebabkan oleh:
keturunan, tetapi mungkin - Tumor otak yang juga
juga disebabkan oleh: menyebabkan kerusakan
- Trauma akustik (suara pada saraf-saraf di
yang sangat keras) sekitarnya dan batang otak
- Infeksi virus pada telinga - Infeksi
dalam - Berbagai penyakit otak
- Obat-obatan tertentu dan saraf (misalnya stroke)
- Penyakit Meniere. - Beberapa penyakit
keturunan (misalnya
penyakit Refsum).
Gejala
1. Bila gangguan pendengaran bilateral dan sudah diderita
lama, suara percakapan penderita biasanya lebih keras dan
memberi kesan seperti suasana yang tegang dibanding
orang normal. Perbedaan ini lebih jelas bila dibandingkan
dengan suara yang lembut dari penderita gangguan
pendengaran jenis hantaran, khususnya otosklerosis.
2. Penderita lebih sukar mengartikan atau mendengar suara
atau percakapan dalam suasana gaduh dibanding suasana
sunyi.
3. Terdapat riwayat trauma kepala, trauma akustik, riwayat
pemakaian obat-obat ototoksik, ataupun penyakit sistemik
sebelumnya.
Tuli Campuran
Gangguan jenis ini merupakan kombinasi dari
gangguan pendengaran jenis konduktif dan
gangguan pendengaran jenis sensorineural.
Gejala
Gejala yang timbul juga merupakan kombinasi
dari kedua komponen gejala gangguan
pendengaran jenis hantaran dan
sensorineural.
Contoh Lainnya..
Gangguan pendengaran parsial, Presbikusis
Saraf, yaitu proses degeneratif terkait-usia
yang terjadi ketika sel rambut aus akibat
pemakaian.
Seiring dengan waktu, pajanan bahkan suara-
suara biasa akhirnya merusak sel rambut,
sehingga, secara rerata, orang dewasa
kehilangan lebih dari 40% sel rambut koklea
mereka pada usia 65 tahun.
Diagnosa
Pemeriksaan dengan garputala ( tes Rinne dan
tes Weber)
Audiometri
Audimetri ambang bicara
Diskriminasi
Timpanometri
Respon auditoris batang otak
Elektrokokleografi
Theres a hope
Dalam tahun2 terakhir, implan koklea mulai
tersedia. Alat elektronik ini, yang ditanam secara
bedah, mengubah sinyal suara menjadi sinyal
listrik yang dapat secara langsung merangsang
nervus auditorius sehingga memintas sistem
koklea yang sakit.
Implan koklea tidak dapat memulihkan
pendengaran normal, tetapi memungkinkan
pemakainya mengenali suara. Keberhasilan
berkisar dari mampu mendengar dering
telepon hingga mampu melakukan percakapan
melalui telepon.

Anda mungkin juga menyukai