Anda di halaman 1dari 3

Kasus 1:

Seorang anak, 5 tahun di bawa ibunya datang ke Rumah sakit dengan keluhan lemah, pucat, sakit
menelan dan disertai pilek yang sudah dialami 4 hari , Terdapat demam ringan dengan suhu 37,5 derajat
celcius. Ibu juga mengeluh anak sering susah makan, sering ngemil tetapi makanan ringan saja.

Riwayat keluarga : sakit serupa disangkal.

Berat badan : 18 kg

Pemeriksaan Lab:

Hemoglobin : 9,5 g/dl (11-15)

MCV : 65 fl ( 80-100)

Lekosit : 10.120/mmk (4.000-11.000)

Trombosit : 340.000/mmk (150.000-450.000)

Analisis kasus di atas, apa yang diialami anak ini berdasarkan analisis subyektif, obyektif dan lakukan
analisisnya.!

Kasus 2

Seorang bapak, 56 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan luka pada kaki yang tak kunjung
sembuh, ia juga sering merasa pusing dan sering kesemutan pada ujung-ujung jari tangan. Pasien juga
merasa mudah haus dan lapar sehingga ia sering buang air kecil dan ngemil. BB : 68 kg, TB : 170 cm, TD
1300/90 mmHg, suhu: 36 derajat C, nadi :88x/menit

Pemeriksaan Darah :

Golongan darah : O

Hb : 13,5g/dl (12-16)
Hmt : 39 (36-48)
Lekosit : 16.000/mmk ( 4.000-11.000)
Netrofil : 75% (40-70)
Limfosit : 20% (20-40)
Eosinofil :1% (1-5)
Monosit :4% (2-8)
Trombosit : 420.000/mmk ( 150.000-450.000)

Hb A1C : 7,6%
Glukosa darah sewaktu : 310 mg/dl ( 70-140)
Kolesterol Total : 220 mg/dl ( 0-200)
HDL : 30 mg/dl ( >50)
LDL : 139mg/dl (<130)
Trigliserida : 200mg/dl ( < 200)

1. Analisislah kasus ini, apa yang sedang dialami pasien?


2.. Apa fungsi pemeriksaan HbA1C pada pasien ini?
3.Jelaskan patofisiologi yang mendasari penyakit ini!

3. Seorang perempuan , 35 tahun datang ke klinik penyakit dalam dengan keluhan benjolan di daerah
leher bagian depan . Pasien mengeluh berat badannya bertambah meskipun tidak nafsu makan.Badan
terasa lemas. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada anggota keluarga yang sakit serupa.
Pemeriksaan darah:
Jenis Tes Hasil Nilai rujukan
hemoglobin 12,6 12-15 g/dl (Normal)
lekosit 10.000 4.000-11.000/mmk (Normal)
trombosit 230.000 150.000-450.000/mmk (normal)
TSH 6 0,34-4,5mIU/L

Jelaskan analisnya dan patofisiologi yang mendasarinya


Perempuan berumur 35 tahun mengalamai benjelon di daerah leher bagaian depan, berat
badanya bertambah, walaupun tidak ada nafsu akan, serta badannya terasa malas, tidak ada anggota
keluarga yang menaglami penyakit serupa. Dari beberapa penjelasan tersebut dapat di ketahui bahwa
penyakit yang di alami oleh penderita bukanlah penyakit bawaan (keterunan), dari pemeriksaan darah
terdapat hasil TSH dimana TSH ini adalah hormon perangsang Tiroid (Thyroid Stimulating Hormone)
dimana ketika di lakukan pemeriksaan ini berarti untuk melihat apakah kelenjar teroid bekerja secara
normal, ketika kerja kelenjar tiroid ini bekerja tidak semestinya berarati ada beberapa kemungkinan
yang terjadi yaitu kelenjar tiroid kurang terlalu aktif (Hipotiroid) dan kelenjar tiroid yang bekerja terlalu
aktif (hipertiroid).

dari hasil pemeriksaan menunjukan bahwa hemoglobin, lekosit, trombosit, bernilai normal
namun Pada TSH menunjukan penurunan yaitu 6 dan yang seharusnya Nilai TSH normal adalah kurang
dari 6 sehingga dapat di simpulkan bahwa penderita mengalami gangguan disfungsi autoantibody
jaringan kelenjar tiroid. dimana akan terjadi penurunan TH, peningkatan TSH dan TRH akibat umpan
balik negatif yang minimal. Dari keluhan pasien yang mengalami penonjolan di leher bagian depan dapan
dapat di sebabkan salah satu penyakit dari Hipotiorid yaitu Goiter Endemik. Goiter endemik adalah
hipotioidisme akibat defisiansi iodida dalam makanan. Goiter adalah pembesaran kelenjar tiroid. Goiter
terjadi pada defisiensi iodida karena sel tiroid menjadi over aktif atau berlebihan dalam usahanya untuk
memisahkan semua iodida yang mungkin ada dalam aliran darah.

Phatofisiologi

Hipotiroid dapat terjadi akibat multifungsi kelenjar teroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila
hipotiroid di sebabkan oleh multifungsi kelenjar teroid, kadar TH yang rendah di sertai oleh kadar TSH
dan TRH yang tinggi karena tidak adanya umpan balik negatif oleh TH pada hipofisis dan hipotalamus.
Apabila hipoteroid terjadi akibat multifungsi hipofisis, kadar TH yang rendah di sebabkan oleh kadar TSH
yang rendah. TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak adanya umpan balik negatif pada pelepasanya
oleh TSH atau TH. Hipoteroid yang di sebabkan oleh multifungsi hipotalamus meyebabkan kadar TH,TSH,
dan TRH yang rendah. Hipoteroid akibat pengobatan dapat terjadi setelah terapi atau pembedahan tiroid
sebelumnya, terapi raioiodin, atau obat-obatan seperti sitokin, amiodaron, dan litium.

Anda mungkin juga menyukai