Anda di halaman 1dari 39

Pengelolaan dan Pemantauan Kebisingan,

Medan Magnit, Medan Listrik

Minggu 11
Definisi

• Kebisingan adalah semua suara yang tidak


dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan atau alat-alat kerja yang
pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran;
Menurut Peraturan

• Kebisingan dan getaran di tempat kerja tidak


boleh melebihi ketentuan Nilai Ambang Batas
(NAB) yang berlaku.
• Ruangan kerja harus diatur sedemikian rupa,
sehingga kebisingan berada dibawah nilai
ambang batas yang ditentukan; atau apabila
hal ini tidak dapat dicapai para pekerja harus
dilengkapi dengan alat pelindung diri.
• Pemantauan kebisingan dilakukan dalam
rangka pengelolaan kebisingan lingkungan
maupun di dalam ruang.
• Kedua objek pemantauan tersebut memiliki jangka
waktu pemantauan dan cara analisis yang berbeda.
• Hasil pemantauan kebisingan lingkungan digunakan
untuk mengukur tingkat gangguan kebisingan di
lingkungan penerima.
• Sedangkan hasil pemantauan kebisingan tempat kerja
untuk menentukan pemakaian APD pendengaran dan
membandingkan dengan baku mutu.
• Pemantauan kebisingan di tempat kerja juga
diterapkan dalam rangka pemetaan paparan
kebisingan dari suatu sumber bising.
• Hal ini digunakan sebagai dasar pengendalian
kebisingan.
Bising
• Bising merupakan suara atau bunyi yang
mengganggu.
• Bising dapat menyebabkan berbagai gangguan
seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis,
gangguan komunikasi dan ketulian.
• Ada yang menggolongkan gangguannya berupa
gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap
pendengaran dan gangguan non Auditory seperti
gangguan komunikasi, ancaman bahaya
keselamatan, menurunnya performa kerja, stres
dan kelelahan
Gangguan Fisiologis
• Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat
mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang
datangnya tiba-tiba.
• Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (±
10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah
perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
• Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan
pusing/sakit kepala.
• Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi
reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan
menimbulkan evek pusing/vertigo.
• Perasaan mual, susah tidur dan sesak nafas disebabkan
oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf,
keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah,
sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.
Gangguan Psikologis

• Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak


nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat
marah.
• Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat
menyebabkan penyakit psikosomatik berupa
gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
Gangguan Komunikasi

• Gangguan komunikasi biasanya disebabkan


masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran
yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan
suara.
• Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan
cara berteriak.
• Gangguan ini menyebabkan terganggunya
pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya
kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau
tanda bahaya.
• Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung
membahayakan keselamatan seseorang.
Gangguan Keseimbangan
• Bising yang sangat tinggi dapat
menyebabkan kesan berjalan di ruang
angkasa atau melayang, yang dapat
menimbulkan gangguan fisiologis berupa
kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.
Efek pada Pendengaran
• Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah
kerusakan pada indera pendengaran, yang
menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah
diketahui dan diterima secara umum dari zaman
dulu.
• Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah
sementara dan pemulihan terjadi secara cepat
sesudah pekerjaan di area bising dihentikan.
• Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area
bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat
normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi
4000 Hz dan kemudian makin meluas ke frekuensi
sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang
biasanya digunakan untuk percakapan.
Macam-macam gangguan pendengaran
(ketulian)
Tuli sementara (Temporary Treshold Shift =TTS)
• Diakibatkan pemaparan terhadap bising
dengan intensitas tinggi.
• Seseorang akan mengalami penurunan daya
dengar yang sifatnya sementara dan biasanya
waktu pemaparan terlalu singkat.
• Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat
secara cukup, daya dengarnya akan pulih
kembali.
Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift/PTS)
Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya
PTS di pengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :
• Tingginya level suara
• Lama paparan
• Spectrum suara
• Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka
kemungkinan terjadi TTS akan lebih besar
• Kepekaan individu
• Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat
memperberat (pengaruh synergistik) ketulian apabila
diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya
quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya.
• Keadaan kesehatan.
Trauma Akustik

• Trauma akustik adalah setiap perlukaan yang


merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran
yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal
atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas
yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang
sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang
dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan
tulang pendengaran atau saraf sensoris
pendengaran.
Prebycusis

• Penurunan daya dengar sebagai akibat


pertambahan usia merupakan gejala yang
dialami hampir semua orang dan dikenal
dengan prebycusis (menurunnya daya dengar
pada nada tinggi).
• Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai
penurunan daya dengar akibat pajanan bising
di tempat kerja.
Titinus

• Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal


terjadinya gangguan pendengaran
• Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga
berdenging.
• Orang yang dapat merasakan tinitus dapat
merasakan gejala tersebut pada saat keadaan
hening seperti saat tidur malam hari.
Pengendalian kebisingan
• Pengendalian bising merupakan cara bagaimana dapat
mencegah pengaruh kebisingan terhadap kesehatan
psikologis maupun fisiologis manusia.
• Beberapa pengendalian kebisingan antara lain:
Isolasi yaitu:
• Menjauhkan diri dari sumber suara, dapat melindungi orang
dari epidemic bising.
• membuat penghalang berupa tumbuhan( rumput, semak,
pohon), dinding (akustik, kayu, bata/batu)
• memakai earplug ( sumbat telinga) yang akan mencegah
kerusakan telinga, ini akan mengurangi kebisingan 10 – 30
dB.
• gunakan ear muffs atau penutup telinga; ini akan mengurangi
kebisingan 20 – 40 dB.
• Gunakan helm; ini akan mengurangi kebisingan 5 – 15 dB
Pengoperasian alat sesuai dengan
kemampuan mesin
• Merawat mesin secara teratur
• Ruang control
• Penyelenggaraan pelatihan dan Pendidikan
• Pemeriksaan Kesehatan
• Pemantauan lingkungan kerja (pengukuran
intensitas kebisingan)
Medan elektromagnetik

• Medan elektromagnetik listrik merupakan


gelombang yang dihasilkan oleh adanya sumber
arus dan tegangan.
• Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh
sumber listrik dibedakan atas medan listrik dan
medan magnet.
• Medan listrik diberi besaran volt per meter atau
kilovolt per meter, yang bersumber dari adanya
tegangan listrik;
• sedangkan medan magnet diberi besaran Tesla
yang berasal dari sumber arus yang mengalir.
Potensi gangguan kesehatan akibat radiasi
elektromagnetik pada manusia
(1) efek jangka panjang, berupa potensi proses
degeneratif dan keganasan (kanker),
(2) efek hipersensitivitas, dengan berbagai
manifestasinya.
Potensi terjadinya proses degeneratif dan keganasan
tergantung batas pajanan medan listrik dan medan
magnet dalam satuan waktu.
Sedangkan efek hipersensitivitas tidak harus
tergantung pada batas pajanan.
Radiasi elektromagnetik berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan tertentu
Berbagai potensi gangguan kesehatan tersebut adalah
sebagai berikut:
(1) Sistem darah, berupa leukemia dan limfoma
malignum.
(2) Sistem reproduksi laki-laki, berupa infertilitas.
(3) Sistem saraf, berupa degeneratif saraf tepi.
(4) Sistem kardiovaskular, berupa perubahan ritme
jantung.
(5) Sistem endokrin, berupa perubahan metabolisme
hormon melatonin.
(6) Psikologis, berupa neurosis dan gangguan irama
sirkadian.
(7) Hipersensitivitas.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN
2016 TENTANG STANDAR DAN
PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
KERJA INDUSTRI
• Nilai Ambang Batas kebisingan merupakan nilai yang
mengatur tentang tekanan bising rata-rata atau level
kebisingan berdasarkan durasi pajanan bising yang
mewakili kondisi dimana hampir semua pekerja
terpajan bising berulang-ulang tanpa menimbulkan
gangguan pendengaran dan memahami pembicaraan
normal
• NAB kebisingan yang diatur dalam peraturan ini tidak
berlaku untuk bising yang bersifat impulsive atau
dentuman yang lamanya < 3 det
NAB kebisingan untuk 8 jam kerja per hari adalah sebesar 85
dBA.
Catatan: Pajanan bising tidak boleh melebihi level 140 dBC
walaupun hanya sesaat
Beberapa hal yang diperhatikan dalam
menginterpretasikan NAB kebisingan adalah
sebagai berikut:
1) NAB kebisingan merupakan dosis efektif
pajanan kebisingan dalam satuan dBA yang
diterima oleh telinga (organ pendengaran)
dalam periode waktu tertentu yang tidak boleh
dilewati oleh pekerja yang tidak menggunakan
alat pelindung telinga.
2) Apabila seorang pekerja terpajan bising di
tempat kerja tanpa menggunakan alat
pelindung telinga selama 8 jam kerja per hari,
maka NAB pajanan bising yang boleh diterima
oleh pekerja tersebut adalah 85 dBA.
3) Pengukuran tekanan bising lingkungan kerja
industri dilakukan dengan menggunakan sound level
meter mengikuti metode yang standar.
4) Pengukuran dosis efektif pajanan bising dilakukan
dengan menggunakan alat monitoring pajanan
personal (noise dosimeter).
• Pengukuran dosis pajanan dilakukan sesuai
dengan satu periode shift kerja (8 jam per hari).
• Apabila jam kerja kurang atau lebih dari 8 jam per
hari, maka durasi pengukuran dilakukan sesuai
dengan lama jam kerja.
• Apabila menggunakan alat pelindung telinga (APT)
untuk mengurangi dosis pajananbising, maka perlu
diperhatikan kemampuan APT dalam mereduksi
pajanan bising yang dinyatakan dalam noise
reduction rate (NRR). Perhitungan kebutuhan NRR
dapat dilihat pada contoh 2 dan contoh 3
Contoh Kasus 2

• Perhitungan NRR untuk proteksi tunggal Pada


kemasan/brosur/kotak suatu produk APT tertulis
NRR sebesar 33 dB.
• Pajanan kebisingan 95 dBA, Maka pajanan efektif
dengan menggunakan APT tersebut adalah:
Pajanan efektif (dBAefektif) = dBA pajanan – [NRR APT
– 7 (faktor koreksi)] x 50%.
• Pajanan efektif (dBAefektif) = 95 dBA – [33 – 7] x 50%
= 82 dBA → pajanan di bawah NAB
Contoh Kasus 3

• Perhitungan NRR untuk proteksi ganda Pada


kemasan/brosur/kotak suatu produk APT tertulis
NRR sebesar 33 dB (ear plug) dan 24 dB (ear muff).
• Pajanan kebisingan 100 dBA,
• Maka pajanan efektif dengan menggunakan dua
APT (ear plug dan ear muff) tersebut adalah:
Pajanan efektif (dBAefektif) = dBA pajanan – {[NRR
APT tertinggi – 7faktor koreksi] x 50%} + 5 dB.

• Pajanan efektif (dBAefektif) = 100 dBA – {[33 – 7] x


50%} + 5 = 82 dBA→ pajanan di bawah NAB
Radiasi Non-Pengion

• Nilai ambang batas radiasi non pengion yang diatur


dalam peraturan ini adalah radiasi Medan magnet
statis (0- 300 Hz), Medan listrik statis (≤ 30 kHz),
dan radiasi ultraviolet
Radiasi Medan Magnet Statis (0 – 300 Hz)

a) NAB Radiasi Medan Magnet Statis (0 – 300 Hz)


Medan magnet statis adalah suatu medan
magnet atau area yang ditimbulkan oleh
pergerakan arus listrik.
Nilai Ambang Batas (NAB) radiasi medan magnet
statis di lingkungan kerja merupakan batas pajanan
tertinggi (ceiling) yang tidak boleh dilampaui selama
8 jam kerja per hari sebagaimana tercantum pada
Tabel 10. NAB pajanan radiasi medan magnet statis
dinyatakan dalam Tesla.
Catatan: (*) Harap memperhatikan spesifikasi atau rekomendasi
peralatan medis implan yang digunakan
Beberapa hal yang diperhatikan dalam
menginterpretasikan NAB Radiasi medan
magnet statis adalah sebagai berikut:

(1) Medan magnet statis adalah suatu medan magnet atau


area yang ditimbulkan oleh pergerakan arus listrik.
(2) NAB dengan kadar tertinggi diperkenankan (ceiling)
untuk pekerja di lingkungan kerja umum adalah 2 tesla
(T). Bagi pekerja yang memiliki pelatihan khusus
tentang radiasi medan magnet statis dan bekerja di
lingkungan kerja yang terkendali dapat terpajan radiasi
medan magnet statis sampai dengan 8T.
Cont’d

• Pelatihan khusus misalnya pekerja mendapatkan


pemahaman tentang dampak sensorik sementara
(transient) yang ditimbulkan akibat gerakan yang
cepat (rapid) pada medan magnet statis dengan
densitas fluks (flux densities) lebih dari 2T.
• Lingkungan kerja yang terkendali misalnya
lingkungan kerja yang memiliki kekuatan medan
magnet statis pada benda-benda logam.
• Namun, tidak menimbulkan potensi bahaya
proyekti
(3) Pajanan pada anggota gerak (tangan dan kaki)
pekerja di lingkungan kerja secara umum tidak boleh
melampaui 20 T. Pekerja yang menggunakan
feromagnetik atau peralatan medis elektronik yang
diimplan tidak boleh terpajan dengan medan magnet
statis yang melampaui 0,5 mT (mili Tesla).
Radiasi Medan Listrik Statis (≤ 30 kHz)

a) NAB Radiasi Medan Listrik Statis (≤ 30 kHz)


Nilai Ambang Batas (NAB) radiasi medan magnet
listrik statis di lingkungan kerja merupakan batas
pajanan tertinggi (ceiling) berdasarkan rentang
frekuensi yang tidak boleh dilampaui selama 8 jam
kerja per hari sebagaimana tercantum pada Tabel 11.
NAB pajanan radiasi medan listrik statis dinyatakan
dalam V/m.
Beberapa hal yang diperhatikan dalam
menggunakan NAB radiasi medan listrik statis
adalah sebagai berikut:
(1) Untuk pekerja yang menggunakan alat pacu jantung
maka nilai NAB Ceiling pada frekuensi 0-220 Hz tidak
berlaku karena dapat mengganggu fungsi alat. Pekerja
yang menggunakan alat pacu jantung dengan
frekuensi (50 atau 60 Hz) harus memperhatikan
informasi tentang gangguan medan listrik dari
pembuat alat, bila tidak terdapat informasi dari
pembuat alat maka pajanan tidak boleh melampaui 1
kV/m.
(2) Nilai NAB pada frekuensi 3 kHz – 30 kHz berlaku untuk
pajanan per bagian tubuh maupun pajanan pada
seluruh tubuh
Contoh Kasus 5: Perhitungan untuk frekuensi
220Hz – 3kHz
• Untuk E NAB-Ceiling dengan frekuensi 1000 Hz
maka nilai Ceiling adalah:
• E NAB-Ceiling = 5,525 x 106 / 1000
= 5.525 V/m
= 5,525 kV/m
Catatan:

• Nilai pajanan kekuatan medan listrik dan magnet


adalah nilai rata-rata pajanan pada area atau
bagian tubuh yang terpajan.
• Pada frekuensi lebih dari 30 GHz, persyaratan nilai
power density hanya boleh memajan permukaan
tubuh dengan luas 10 cm2
Pedoman Penggunaan Persyaratan Radiasi Radio dan
Gelombang Mikro (30 Hz – 300 GHz)

• Persyaratan radiasi frekuensi radio (radio


frequency/RF) dan gelombang mikro (microwave)
mengatur tentang batas pajanan power density,
kekuatan medan listrik, medan magnet dan waktu
berdasarkan rentang frekuensi.
• Nilai pajanan kekuatan medan listrik dan magnet
adalah nilai rata-rata pajanan pada area atau bagian
tubuh yang terpajan.
• Pada frekuensi lebih dari 30 GHz, persyaratan nilai
power density hanya boleh memajan permukaan
tubuh dengan luas 10 cm2.

Anda mungkin juga menyukai