Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS PENCEMARAN

KEBISINGAN

Corie Indria Prasasti, SKM., M.Kes


Dept. Kesehatan Lingkungan
FKM-UA

PENGERTIAN KEBISINGAN
1. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP-51/MEN/1999
menyebutkan bahwa kebisingan adalah semua suara yang
tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses
produksi dan atau alat-alat kerja yang berada pada titik
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
2. Sumamur (1995) menyatakan bunyi didengar sebagai
rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran
melalui media elastis dan jika bunyi tersebut tidak
dikehendaki, maka bunyi dinyatakan sebagai kebisingan.
3. Zaeni Budiono (1994) menyatakan kebisingan sebagai semua
bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu, atau
berbahaya bagi kegiatan sehari-hari, dianggap bising.
Walaupun banyak pakar mendefinisikan tentang bising, tetapi
secara umum bising didefinisikan sebagai tiap bunyi yang
tidak diinginkan oleh penerimanya.

4. Subagio (1992) dalam Sukar menyatakan


kebisingan merupakan salah satu polutan yang
sering mendapat protes dan pada umumnya
merupakan hasil samping pemanfaatan teknologi.
5. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan
R.I. No.718/MENKES/PER/XI/1987 tentang
kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan
bahwa kebisingan adalah terjadinya bunyi yang
tidak dikehendaki dehingga mengganggu dan
membahayakan kesehatan.

JENIS & SUMBER KEBISINGAN


Kebisingan menurut Sumamur (1995) dapat dibagi menjadi
lima jenis, yaitu:
1. Kebisingan yang kontinu dengan spectrum frekuensi yang
luas (Steady state, wide band noise), misaknya mesinmesin, kipas angin, dapur pijar, dan lain-lain.
2. Kebisingan kontinu dengan spectrum frekuensi sempit
(steady state, narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler,
katup gas, dan lain-lain.
3. Kebisingan terputus-putus (intermitten), misalnya lalu lintas,
suara kapal terbang di lapangan udara.
4. Kebisingan impulsive (impact or impulsive noise), seperti
pukulan tukul, tembakan bedil atau meriam, ledakan, dan
lain-lain.
Kebisingan impulsive berulang, misalnya mesin tempa di
perusahaan.

JENIS & SUMBER KEBISINGAN


Berdasarkan pengaruhnya pd manusia:
1. Bising yang mengganggu (irritating noise).
Intensitas td terlalu keras. Misal: mendengkur
2. Bising yg menutupi (masking noise). Bunyi
yang menutupi suara yg lain. Misal : bising
mesin industri
3. Bising yg merusak (damage / injurious noise).
Bunyi yg melebihi NAB, dpt merusak
pendengaran atau menurunkan ambang
dengar.

EFEK PAJANAN KEBISINGAN TERHADAP


KESEHATAN

AUDITORY EFFECT
terjadi jika terpapar terhadap noise pada
intensitas yang melebihi nilai ambang batas
dan waktu yang lama
1. Sementara
2. Permanen
NON AUDITORY EFFECT
1.
2.
3.
4.

Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan

fisiologis
psikologis
komunikasi
keseimbangan

AUDITORY EFFECT
1. Gangguan
Gradasi
Percakapan
Pendengaran

Pendenga
ran
Normal
Tidak kesulitan
percakapan biasa (6 m)
Sedang
Kesulitan percakapan
sehari-hari jarak > 1.5
m
Menengah Kesulitan percakapan
sehari-hari keras jarak
> 1.5 m
Berat
Kesulitan percakapan
keras/teriak jarak > 1.5
m
Sangat
Kesulitan percakapan
berat
keras/teriak jarak < 1.5

Gradasi
Peningkatan
Pendengara
Ambang
n
Dengar
Normal
0 - < 25 dB
Tuli Ringan

26 40 dB

Tuli Sedang
Tuli Berat

41 60 dB
61 90 dB

Tuli Sangat
berat

> 90 dB

NON AUDITORY EFFECT


1. Gangguan fisiologis
Dapat disebabkan o/ bising bernada tinggi, terputus
putus atau yang datangnya tiba tiba. Gangguan dapat
berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi,
kontriksi (penyempitan) pembuluh darah perifer
terutama pada tangan dan kaki, serta menyebabkan
pucat dan gangguan sensoris. Bising yang sangat tinggi
dapat yang menimbulkan gangguan fisiologis berupa
kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.

2. Gangguan psikologis
Dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,
susah tidur, cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam
waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik
berupa gastritis (radang lambung), stress, kelelahan, dll

3. Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan
masking efffect (bunyi yang menutupi
pendengaran yang jelas) atau gangguan kejelasan
suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan
dengan cara berteriak. Gangguan ini bisa
menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai
pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena
tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya,
gangguan komunikasi ini secara tidak langsung
membahayakan keselamatan tenaga kerja
4. Gangguan keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan
kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang.

ALAT UKUR SUARA

Sound Level Meter (SLM) adl alat pengukur


suara. Mekanismenya bila ada benda
bergetar, menyebabkan perubahan tekanan
udara yg dpt ditangkap o/ SLM, dan akan
menggerakkan meter penunjuk.
Audiometer adl alat mengukur nilai ambang
pendengaran seseorang. menghasilkan
audiogram, test : audiometri. Nilai ambang
pendengaran adl suara yg paling lemah yg
masih dapat didengar telinga.
Noise dose meter adl alat pengukur tingkat
pajanan kebisingan seseorang dalam waktu
tertentu. Ideal utk pekerja dg mobilitas tinggi

PERATURAN TERKAIT KEBISINGAN


1.

Kepmen LH no 48 th 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan

2. Kepmenkes 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan


lingkungan kerja perkantoran dan industri
Tingkat kebisingan maksimal di ruang kerja 85 dBA.

N
Tingkat
o kebisingan dBA
1
2
3
4
5
6

85
88
91
94
97
100

Pemaparan
harian
8 jam
4 jam
2 jam
1 jam
30 menit
15 menit

3. PERMENAKER 13 TAHUN 2011 TENTANG NAB FAKTOR


FISIKA DAN FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA
NAB KEBISINGAN DITETAPKAN SEBESAR 85 DECIBEL A
(DBA)

INTERNASIONAL (UK)
Noise reg.
At work
(1989)

Control of
noise at
work (2005)

Lower

85 dBA

80 dBA

Upper

90 dBA

85 dBA

Limit

87 dBA

KEBISINGAN LINGKUNGAN (NOISE COMMUNITY BY EPA


1974

KETERANGAN TABEL EPA

WHO, 1993
Nilai yg direkomendasikan berorientasi terhadap kriteria
non auditory effect
Tingkat kebisingan (LEQ) tidak melebihi 50 dB.
Tingkat kebisingan outdoor siang hari tidak boleh melebihi
55 dB, kebisingan outdoor malam hari tidak boleh
melebihi 45 dB,
Tingkat kebisingan indoor (kamar tidur) direkomendasikan
30 dB untuk kebisingan kontinyu steady state.
LDN / LSM dari 55 dBA akan menghasilkan estimasi 4% dari
populasi yang terganggu.

PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN


LINGKUNGAN MENURUT KEPMEN LH NO 48 TH
1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN
Pengukuran sederhana
Pengukuran tingkat kebisingan (dBA) dilakukan selama 10 menit
utk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan tiap 5 detik.
Pengukuran kebisingan sinambung setara
Pengukuran tingkat kebisingan dg menggunakan integrating SLM
yg memiliki fasilitas pengukuran L TM5 , yaitu Leq dengan waktu
pengukuran tiap 5 dtk selama 10 menit.
Pengukuran selama 24 jam :
1. aktivitas siang (jam 06.00 22.00) dilakukan pengukuran selama
16 jam puncak kegiatan. Ditetapkan 4 waktu pengukuran yg
mewakili rentang waktu ttt (L1, L2, L3, L4, misal dilakukan
pengukuran pd jam 7, 10, 15 20)
2. Aktivitas malam (jam 22.00 06.00) dilakukan pengukuran
selama 8 jam, waktu istirahat. Ditetapkan 3 waktu pengukuran
(L5, L6, L7, misal dilakukan pengukuran pd jam 23, 1, 4)

Leq = Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat


Kebisingan Sinambung Setara ialah nilai tingkat kebisingan dr
kebisingan yg berubah ubah (fluktuatif) selama waktu
tertentu, yg setara dgn tingkat kebisingan dr kebisingan ajeg
(steady) pd selang waktu yg sama.
Ls (Leq siang) dihitung:
LS = 10 log 1/16 {T1.100.1.L1 + + T4.100.1.L4} dB (A)
Lm (Leq malam) dihitung:
LM = 10 log 1/8 {T5.100.1.L5 + + T7.100.1.L7} dB (A)
Lsm (Leq siang malam) dihitung:
LSM = 10 log 1/24 {16.100.1.LS + + 8.100.1(LM+5) } dB
(A)
Nilai LSM yang dihitung dibandingkan dengan nilai baku
tingkat kebisingan yang ditetapkan dengan toleransi + 3 dB
(A)

RISK ASSESSMENT

Assesment terhadap kesehatan dan


keamanan dari kebisingan yang timbul
Tujuan : untuk mengidentifikasi
action yang harus dilakukan untuk
menurunkan risiko
Mengestimasi pajanan
Tentukan Siapa, lokasi/dimana
Siapa yang bertanggungjawab untuk
memenuhi persyaratan yg ditetapkan
Siapa yang memerlukan surveilance
kesehatan

Noise reg.
At work
(1989)

Control of
Action value
noise at
work (2005)

Lower

85 dBA

80 dBA

Risk assesment
Make ear
protection
Maintenance
program
Training staff

Upper

90 dBA

85 dBA

Noise reduction at
source
Ear protection zone
Health surveilance

87 dBA

Noise reduction at
source
Allowed hearing
protection
(insurance)

Limit

ESTIMASI PAJANAN
KEBISINGAN

Informasi mengenai jenis dan tipe kebisingan


Data/fakta/penelitian dari tempat sejenis
Cek ambang pendengaran audiometri tes,
atau metoda lain.
Pengukuran kebisingan SLM atau dose meter

HEALTH SURVEILANCE

Dilakukan secara periodik (misal tiap 1x


setahun) pada orang yg dikenai action
Dilakukan tes audiometri dan pencatatan
gejala lain yg dialami (non auditory effect)
Tujuan dari surveilance adl utk
memperingatkan karyawan bhw dia berisiko
mengalami gangguan pendengaran dan bila
sdh terjadi mengurangi kemungkinan utk
bertambah buruk

REFERENSI

Buchari, 2007. Kebisingan Industri dan Hearing


Conservation Program. USU Repository.
Health & Safety Protection. 2011. Mengenal Kebisingan
(Noise).
http://healthsafetyprotection.com/mengenal-kebisinga
n-noise
/
Health & Safety Protection. 2011. Metode Perhitungan
Paparan Kebisingan pada Pekerja menurut OSHA
1910.95.
http://healthsafetyprotection.com/metode-perhitunga
n-paparan-kebisingan-pada-pekerja-menurut-osha-1910
-95

Anda mungkin juga menyukai