Anda di halaman 1dari 44

11/10/2018

LINGKUP BAHASAN
 Faktor Lingkungan Kerja Fisik yaitu:
• Kebisingan
• Vibrasi
• Radiasi
• Temperature
• Pencahayaan
 Evaluasi Faktor Lingkungan Kerja Fisik
 Pengendalian Faktor Lingkungan Kerja Fisik

1
11/10/2018

Higiene industri adalah :

Suatu upaya preventive dalam usaha mengurangi resiko


terjadinya masalah K3 disektor industri, dengan focus
pendekatan Antisipasi, Rekognisi, Evaluasi, dan pengendalian
(AREP) bahaya potensi yang diakibatkan oleh faktor
lingkungan kerja yang timbul di/dari tempat kerja.

Faktor Lingkungan Kerja ialah :


Segala sesuatu yang bersifat fisik, Kimia & Biologi yang timbul di/dari
lingkungan kerja yang bersumber dari bahan baku, hasil produksi,
limbah produksi ekses dari kegiatan proses & peralatan/mesin
industri.

Lingkungan Kerja ialah :


Area/ruang yang dipergunakan untuk kegiatan kerja, antara lain
berupa ruang/tempat kerja, tempat poenyimpanan bahan baku,
ruang/tempat proses, hasil produksi dan benda-benda disekitarnya
(Mesin/Peralatan).

2
11/10/2018

Faktor-faktor Lingkungan Kerja terdiri dari :


1. Fisik : Kebisingan, Getaran,Temperatur exstrim, Radiasi,
Pencahayaan.
1. Kimia : Debu, Uap, Gas, Aerosol, dll.
2. Biologi : Virus, Bakteri, Jamur, Srangga, dll.
3. Psikologi : Hubungan kerja, monoton, stress.
4. Fisiologi : Hubungan sikap faal tubuh yang kurang baik dengan
konstruksi peralatan kerja (Ergonomi).

Faktor fisika adalah faktor yang dapat mempengaruhi


aktifitas tenaga kerja yang bersifat fisika
disebabkan penggunaan mesin, peralatan,
bahan dan kondisi lingkungan disekitar
tempat kerja yang dapat menimbulkan
gangguan dan PAK terdiri dari iklim kerja,
kebisingan, getaran, gelombang mikro, sinar
ultra ungu, radiasi medan medan magnet
statis, tekanan udara dan Pencahayaan.
(Permenaker No. 05/2018)

3
11/10/2018

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK

 Kebisingan / Noise

Kebisingan adalah semua suara yang tidak


dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan/atau
alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran. (Permenaker
No.05/2018)
Kebisingan adalah suara tidak menyenangkan
bagi pendengar yang tidak ingin
mendengar. Kebisingan mengganggu
persepsi suara yang diinginkan dan
cenderung fisiologis berbahaya.
(Barbara A Plog & Patricia J Quinlan)

4
11/10/2018

Kebisingan adalah suara yang melebihi level tertentu, pada keadaan


normal selama durasi kerja normal (8 Jam)- (OSHA)

Bising adalah suara yang tidak di inginkan, berasal dari sumber suara
yang merupakan arus energi berbentuk gelombang suara dan
mempunyai tekanan berubah-ubah tergantung pada sumbernya
(kebisingan) hingga sampai pada telinga dan merangsang
pendengaran. Bising yang dihasilkan merambat dengan
kecepatan bunyi melalui udara, zat cair ,zat padat/kayu dan
logam

Frekuensi (f)
Dinyatakan dalam waktu getaran per-detik (cycle per
second- cps) atau disebut Hertz (Hz), dari kurva
gelombang/panjang gelombang yang mempunyai
intensitas sampai ke telinga setiap detik. Untuk
menentukan tinggi rendahnya nada suara tergantung
dari besarnya frekuensi yang diberikan oleh sumber
suara.

 Suara yang dapat didengar oleh telinga manusia


adalah 20 Hz s/d 20.000 Hz (20 KHz)
 Percakapan manusia adalah 250 Hz s/d 3.000 Hz (3
KHz)
 Sensitifitas Telinga Manusia adalah 1000 Hz s/d 4000
Hz

Karakteristik Kebisingan

5
11/10/2018

Respon Telinga dan Pembobotan Frekuensi

Pendengaran manusia kurang sensitive


terhadap frekuensi yang sangat tinggi dan
sangat rendah. Dan rentang frekuensi
dimana manusia paling sensitive berada
pada frekuensi 3 kHz hingga 5kHz.

Karakteristik frekuensi pendengaran manusia – Kurva Loudness

Karakteristik Kebisingan

Sound Pressure Level-SPL Sounds are For Comparisons Only


and Not Actual dB Levels
Sound Pressure Level (SPL) atau Intensitas suara) adalah
ukuran keras-lemahnya suara.

Pengukuran tingkat tekanan suara diekspresikan oleh rasio


logaritma dalam besaran Sound Pressure Level. SPL adalah 20
kali dari logaritma basis 10 dari perbandingan tekanan suara
yang diukur dengan tekanan referensi (20 μN/m2).

SPL (dB) = 20 log 10 (p/p0)


p = Diukur akar-mean-square (rms) tekanan suara
p0 = referensi rms (root mean square) tekanan suara (20 micropascals (μPa))

Suara referensi tekanan 20 micropascals mendekati ambang


batas normal pendengaran manusia pada 1.000 Hz.

Karakteristik Kebisingan

6
11/10/2018

Velocity/Kecepatan
kecepatan bunyi tergantung pada jumlah panjang gelombang ()
dan besarnya frekwensi (f)

V = f. 
Kecepatan bunyi melalui temperatur 20 0 C untuk :

Udara : 344 m/det


Zat cair :1.433 m/det
Padat/ kayu :3.962 m/det
Logam :5.029 m/det
(Stephan A. Konz, 1992)

Karakteristik Kebisingan

Intensitas : Desibel dB
Intensitas yaitu energi persatuan luas, biasanya dinyatakan dalam satuan logaritma yang disebut
desibel (dB) dengan perbandingan tekanan dasar sebesar 0,0002 dyne/cm2
dengan frekuensi 1.000 Hertz, (atau 0,00002 Pascal dengan frekuensi 1 KHz)
yang tepat dapat didengar oleh telinga normal (WHO, 1993).
 Besarnya tekanan yang membuat fluktuasi tekanan atmosfir ini, merupakan ukuran dari
kekuatan gelombang suara, dengan satuan mikropascal (μPa), Newton per meter kodrat
(N/m2), mikrobars (μ bars), atau dyne per centimeter kodrat (dyne/cm2).
 Ukuran Pascal ini teramat kecil bagi telinga manusia, kerena telinga mampu menerima
kekuatan gelombang suara lebih dari 1 MPa. Oleh sebab itu skala Pa (berupa skala linear)
dikonversikan menjadi skalah logaritma, yang disebut skala Bel.
log 10 Pa = n Bel
= 10 n decibel (dB)
1 μ bars = 1 dyne/cm2. = 0,1 N/m2 = 0,1 Pa

Karakteristik Kebisingan

7
11/10/2018

Ukuran tekanan gelombang suara dikatakan “Intensitas suara-I “ yaitu kurang keras -
lemahnya suara
W
I = -------
S
I = intensitas suara = watt/m2
Intensitas suara menggambarkan kerapatan energi suara persatuan luas penyebaran
W = daya suara/power = watt
Daya suara merupakan besaran fisis akustik yang tidak dipengaruhi oleh jarak
S = luas penyebaran = 4πr2. (m2)

Karakteristik Kebisingan

Karakteristik Frekuensi- atenuasi rangkaian pembobot.

Ada empat filter yang dipakai, masing-masing disesuaikan keadaan


telinga manusia, filter tersebut adalah :
• dBA = untuk bising lingkungan luar dan dalam bangunan
• dBB = untuk tingkat bising yang lebih tinggi
• dBC = untuk bising industri yang sangat tinggi dari mesin
• dBD = untuk tingkat bising pesawat udara

Karakteristik Kebisingan

8
11/10/2018

Itensitas Intensitas Sumber bunyi


N/m2 (Pascal) dB

200,0 140 pesawat jet


130 peswat terbang
20,0 120 musik, orgen
110 mesin press
2,0 100 lalu lintas yng bising,- truck
90 pabrik/factory
0,2 80 kantor/noise office
70 vacuum cleaner
0,02 60 percakapan normal
50 kantor yang tenang/private office
0,002 40 lingkungan perumahan
30 recording studio
0,0002 20 bisikan
10 threshold of good hearing
0,0002 0 ambang dengar

Karakteristik Kebisingan

Jenis Paparan Bising


 Continuous Noise / Steady Noise
 Noise secara terus menerus dengan level spektrum yang konstan dengan lama waktu pemaparan
selama 8 jam kerja per-hari atau 40 jam per-minggu.
 Bising jenis ini dihasilkan oleh mesin beroperasi tanpa interupsi pada jangka waktu tertentu, contoh;
blower, pompa, dan peralatan proses.
 Kriteria yang penting dalam mengkategorikan bising tunak adalah ketika fluktuasi dari SPL=Sound
Pressure Level bising tersebut tidak lebih dari 3 dB dalam sebuah jangka waktu yang telah ditentukan
 Pengukuran dengan durasi waktu beberapa menit dengan sound level meter adalah untuk menentukan
intensitas kebisingan
 Impulsive Noise
 Bising jenis ini diakibatkan oleh sumber suara tumbukan atau ledakan seperti; pile driver, punch press
ataupun suara tembakan senapan.
 Suaranya sangat jelas terdengar,dimana efek ketika suara tersebut mulai berbunyi menyebabkan
gangguan yang sangat nyata.
 Kriteria yang menyebabkan kebisingan impulsive adalah fluktuasi dari SPL=Sound Pressure Level bising
tersebut tidak lebih dari 10 dB, pada durasi kurang dari satu detik

9
11/10/2018

Jenis Paparan Bising


 Bising Fluktuatif
 Tingkat kebisingan naik turun secara cepat
 Salah satu kriteria yang penting dalam mengkategorikan bising
fluktuatif adalah fluktuasi dari SPL=Sound Pressure Level bising
tersebut tidak lebih dari 3 sampai 10 dB, dalam jangka waktu tertentu
 Bising Nada Tunggal
 Merupakan bising yang dominan pada sebuah frekuensi, Contoh;
bising motor pada mesin, gear box, fan dan pompa.
 Jarak antara alat ukur dengan sumber bising adalah sama dengan
jarak antara sumber bising dengan pekerja yang bertugas pada
sumber bising tersebut
 Bising Frekuensi Rendah
 Dominan pada rentang frekwensi 8 – 100 Hz, tipe ini terdapat pada
mesin-mesin diesel besar, kereta api, power plant.
 Bising jenis frekuensi rendah masih terdengar untuk jarak yang cukup
jauh dan lebih menganggu secara psikolgis

Alat Pengukuran Kebisingan


Sound Level Meter
Alat ini digunakan untuk mengukur besarnya tingkat
intensitas kebisingan di lingkungan kerja, yang
bagian-bagiannya terdiri dari: microphone, amplifier,
calibrated attenuators, weighting networks dan
Audiometer
metering system.
NOISE DOSIMETER
Noise Dosimeter
Dosimeter adalah penggunaan instrument pengukur
Audiometer Testing Program
yang dapat diapakai/dikenakan untuk menghitung
paparan bising yang diterima selama jam kerja. Tujuan melakukan program uji ambang dengar adalah :
 Dosimeter akan mencatat tingkat kebisingan yang  Untuk mengetahui ambang dengar, yaitu kadar suara
(dalam dB) minimal yang masih bisa didengar oleh
diterima oleh pekerja dan durasi paparan
telinga,
kebisingan. Metode ini adalah metode yang akurat  Untuk mengetahui apakah kerusakan pendengaran
untuk mengukur tingkat paparan kebisingan yang (pergeseran ambang dengar memang disebabkan oleh
diterima pekerja. kebisingan (NIHL- Noise Induced Hearing Loss )
 Pengukuran dilakukan didaerah pendengaran  Memberikan rekomendasi kepada pihak managemen
pekerja,kira-kira 15 – 30 cm dari telinga pekerja. untuk perbaikan lingkungan kerja

10
11/10/2018

Waktu Jam Kerja per hari Intensitas (dBA )


Jam 8 85
4 88
2 91
1 94
Menit 30 97
KEMENTRIAN TENAGA KERJA DAN 15 100
7,50 103
TRANSMIGRASI, 3,75 106
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1,88 109
Lingkungan Kerja, 1,44 112
Permenakertrans No. 05/2018 Detik 28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
Catatan ;Tidak boleh terpajam 140 dBA, walaupun sesat

Standar Pengukuran Kebisingan

Efek Bising Pada Manusia


 Auditory
 Noise Induced Hearing Loss disingkat NIHL.
 Acoustic trauma, menunjukkan kerusakan organic pada
pendengaran, merupakan kerusakan yang permanen, yang
dapat disebabkan oleh tingkat bunyi yang sangat tinggi
(Umumnya diatas 140 dBA).
 Hearing level & Noise- induced threshold shift
 Temporary Threshold Shift (TTS)
Kehilangan sensitivitas pendengaran, tetapi sensitivitas
pendengaran ini dapat diperoleh kembali
 Permanent Threshold Shift (PTS)
Kehilangan sensivitas pendengaran yang tidak dapat kembali
(permanent), Hal ini dapat disebabkan oleh Acoustic trauma
atau kebisingan yang kumulatif berlangsung terus menerus
selama bertahun-tahun

11
11/10/2018

Efek Bising Pada Manusia


 Non Auditory
 Gangguan komunikasi
Pada intensitas kebisingan yang tinggi seseorang harus berteriak
keras untuk bisa berkomunikasi.
 Gangguan tidur
Kebisingan yang terputus-putus akan lebih mengganggu daripada
kebisingan kontinyu
 Gangguan dalam melaksanakan pekerjaan
Akibat dari kebisingan yang tinggi tenaga kerja tidak bisa
konsentrasi secara penuh terhadap suatu pekerjaan
 Gangguan fisiologis
Meningkatnya kelenjar endokrin dalam tubuh sehingga memacu
denyut nadi bergerak cepat

12
11/10/2018

Pengukuran Lingkungan Kerja Bising


Cara I

Sebuah pabrik dengan sumber bising sbb :


o Pompa = 93 dBA
o Kipas = 90 dBA
o Motor = 88 dBA

Berapa Level Kebisingan di Pabrik Tersebut?


Total Kebisingan adalah ,

10 log (1093/10 + 1090/10 + 1088/10)


= 95,6 dBA

Cara 2
Untuk kombinasi Sound Level (Db) dengan Nilai Intesitas yang bervariasi dapat
di gunakan dalam satu Parameter dengan Nilai Itensitas Kebisingan:

TABEL –RULE OF THUMB FOR ADDING


OR SUBTRACTING DECIBEL

Difference Nilai
0 - 1 dB 3 dB
2 - 3 dB 2 dB
4 - 9 dB 1 dB
10 dB -keatas 0 dB

13
11/10/2018

Contoh Kasus
Data uji kebisingan pada ruangan tempat perakitan mobil perusahaan “X” adalah sebagai
berikut:
No Sound Level-dBA
1 119
122
2 118
125
3 120
4 116
121 125
5 113
114 114
6 108

 Berapa kebisingan total di ruangan tersebut?


 Apakah kebisingan tersebut melebihi NAB?

Alat Pelindung Diri


Ada tiga jenis alat pelindung pendengaran (hearing protection),
yaitu:
 Ear Plug dimasukkan untuk memblokir saluran telinga. Ear
plug berbentuk premolded (preformed) atau moldable (busa).
Ear plug umumnya dijual sebagai produk sekali pakai
(disposable) atau dapat digunakan kembali (reusable).
 Semi-insert ear plugs à terdiri dari dua ear plug 2. yang
dipasang diujung head band.
 Ear muff Penutup telinga yang terbuat dari bahan yang lembut
yang dapat menurunkan kebisingan dengan cara menutupi
semua bagian telinga dan ditahan/dipegang oleh head band.
Setiap Alat Pelindung Pendengaran memiliki nilai NRR (Noise Reduction
Rate), secara prinsip Kebisingan yang akan diterima telinga kita adalah:
Kebisingan (dBA) = Kebisingan area kerja (dBA) – NRR (dBC)

14
11/10/2018

Bagaimana cara menggunakan nilai NRR untuk menentukan


perlindungan yang diberikan oleh alat pelindung
pendengaran (hearing protection)?

 NIOSH merekomendasikan menggunakan data sesuai dengan


subjek berdasarkan ANSI S12.6-1997 untuk memperkirakan
redaman kebisingan pelindung pendengaran.
 Jika data sesuai subjek tidak tersedia, NIOSH
merekomendasikan de-rating pelindung pendengaran dengan
faktor yang sesuai dengan data yang tersedia. Secara khusus,
NIOSH merekomendasikan bahwa label NRRs akan de-rated
sebagai berikut:

 Ear Muff – Kurangi 25% dari label NRR produsen


 Formable ear plug – Kurangi 50% dari label NRR produsen
 Semua jenis ear plug yang lain – Kurangi 70% dari label NRR
produsen

Actual Noise Reduction Rating (NRR) juga dapat dihitung dengan


rumus berikut:

Actual NRR = (NRR – 7) / 2

Contoh:
NRR = 29dB (dari label manufaktur)

Actual NRR = (NRR – 7) / 2


Actual NRR = (29 – 7)/ 2 = 11 dB

Maka actual NRR dari alat pelindung tersebut adalah 11 dB.

15
11/10/2018

Pengendalian Kebisingan

Pengendalian Kebisingan
SOURCE AIR PATH RECEIVER

1. Bentuk desain 1. Enclosure 1. Alat pelindung diri


2. pengurangan energi yang yang 2. Barier/penghalang : pemasangan 2. Job schedule
menimbulkan getaran dan plafon, dinding, dan lantai 3. Job administration
kebisingan 3. Penentuan jarak antara sumber 4. Pemeriksaan audiometri
3. perubahan sistem transmisi dan jenis dengan receiver. 5. Hazard communication & training
kopling yang digunakan 4. Pemasangan isolasi
4. perubahan struktur pemancaran 5. Ventilasi
bunyi 6. Exhaust vent, blower system
5. Substitusi
6. Perubahan metode dan proses kerja

16
11/10/2018

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK

 Getaran / Vibration

Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda


atau media dengan arah bolak-
balik dari kedudukan
keseimbangannya

NAB getaran alat kerja yang kontak langsung Getaran adalah gerak bolak – balik di sekitar titik

maupun tidak langsung pada


setimbang;
2 = titik setimbang ; 1 dan 3 = titik terjauh (Amplitudo

lengan dan tangan tenaga kerja


ditetapkan sebesar 4 meter per
detik kuadrat (m/det2).
NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak
langsung pada seluruh tubuh
ditetapkan sebesar 0,5 meter
per detik kuadrat (m/det2)

Definisi dan Istilah

17
11/10/2018

Getaran mesin adalah gerakan suatu bagian mesin maju dan


mundur (bolak-balik) dari keadaan diam /netral, (F=0). Contoh
sederhana untuk menunjukkan suatu getaran adalah pegas

Getaran/vibrasi adalah gerak isolasi periodik yang bergerak bolak-


balik melalui lintasan yang sama, dimana terjadi suatu cycle
(putaran) dalam selang wakru satu detik (rad/sec), yaitu disebut
frequensi dalam satuan hertz = Hz.

Umumnya getaran/vibrasi terjadi karena adanya efek efek


dinamis dari toleransi- toleransi perapatan, perengganan, kontak-
kontak berputar dan bergesek antara elemen- elemen mesin
serta gaya- gaya yang menimbulkan suatu momen yang tidak
seimbang pada elemen- elemen tersebut

Definisi dan Istilah

Menurut konsep fisika, cerminan gelombang


merupakan rambatan usikan, sedangkan
mediumnya tetap. Jadi, gelombang merupakan
rambatan pemindahan energi tanpa diikuti
pemindahan massa medium.

Mengenal Getaran

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah


rambatannya sejajar dengan arah getarnya ( arah
usikannya )

18
11/10/2018

karakteristik yang menetapkan besarnya tingkat getaran


ditentukan oleh amplitude getaran yang berhubungan
antara titik puncak ke puncak, titik puncak, titik rata- rata,
dan tingkat Root Mean Square (RMS), seperti pada
gambar

 Kecepatan / Velocity
 Perpindahan / Displacement
 Percepatan / Acceleration

Karakteristik Getaran

Karakteristik Getaran

19
11/10/2018

Pengaruh getaran /vibrasi terhadap kesehatan

 Pengkaburan penglihatan
 Kehilangan keseimbangan
 Gangguang psikologi
 Kelupuhan
 Kerusakan permanen pada bagian- bagian tubuh lainnya, misalnya :
 Konsentrasi pembuluh darah perifer, tungkai bawah.
 Peningkatan kadar adrenalin darah.
 Ketegangan otot daerah paha.
 Peningkatan sekresi hormon thyroid.
 Peningkatan peristaltik lambung dan usus.

Rekomendasi internasional yang menyangkut hubungan


getaran/vibrasi dengan tubuh manusia ISO 2631 - 1978
menetapkan kurva batas untuk lama berlangsungnya
getaran/vibrasi dari 1 menit hingga 12 jam didaerah frequensi
dimana tubuh manusia paling peka, yaitu antara 1 hz sampai
dengan 80 hz

 Kerangka tubuh manusia, alat-alat dan otot memiliki sifat


elastis dan kelembaban secara bersama-sama menerima
frequensi dan intensitas getaran dari sumbernya.
 Untuk susunan demikian merupakan massa penghantar
getaran mekanis yang sesuai dengan frequensi getaran tubuh
manusia, maka sistem pada tubuh akan beresonansi terhadap
getaran,
Misalnya pada :
 Struktur mata 30 - 80 Hz,
 Sistem lengan bahu 4 - 5 Hz,
 Kepala ca. 25 Hz,
 Sistem dada dan perut 10 - 12 Hz, dan
 Tungkai 2 - 20 Hz

Pola Pemaparan

20
11/10/2018

Tabel Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Lengan dan Tangan yang dizinkan
Permenakertrans No.05/2018, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

Nilai percepatan pada frekuensi


Jumlah waktu pemaparan dominan
per hari kerja
Meter per detik kuadrat Gravitasi
(m/det2)

4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40


2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61
1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81
Kurang dari 1 jam 12 1,22

Catatan:
1 Gravitasi = 9,81 m/det2

Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi


mengenai data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita
harus mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan.
Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan dalam
suatu pengukuran getaran antara lain:
 Vibration meter
 Vibration analyzer Shock Pulse Meter
Vibration Meter
 Shock Pulse Meter
 Osciloskop

Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung Vibration Analyzer


pada kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita
melakukan pengukuran dan persyaratan personal yang
menggunakannya
Osciloskop

21
11/10/2018

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK

 Radiasi / Radiation

Radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro


(Microwave) adalah radiasi
elektromagnetik dengan frekuensi 30
Kilo Hertz sampai 300 Giga Herzt.

Radiasi ultra ungu (ultraviolet) adalah radiasi


elektromagnetik dengan panjang
gelombang 180 nano meter sampai
400 nano meter (nm)

Medan magnet statis adalah suatu medan atau area


yang ditimbulkan oleh pergerakan
arus listrik

22
11/10/2018

NAB radiasi sinar ultra ungu ditetapkan sebesar 0,0001


milliWatt per sentimeter persegi
(mW/cm2)

NAB medan magnit statis untuk seluruh tubuh ditetapkan


sebesar 2 Tesla

NAB medan magnit statis untuk bagian anggota tubuh


(kaki dan tangan) ditetapkan sebesar
600 milli tesla (mT)

NILAI AMBANG BATAS RADIASI FREKUENSI RADIO DAN GELOMBANG MIKRO

Keterangan:
kHz : Kilo Hertz
MHz : Mega Hertz
GHz : Giga Hertz
F : Frekuensi dalam MHz
mW/cm2 : Mili Watt per senti meter persegi
V/m : Volt per Meter
A/m : Amper per Meter

23
11/10/2018

WAKTU PEMAPARAN RADIASI SINAR ULTRA UNGU YANG DIPERKENANKAN

NAB PEMAPARAN MEDAN MAGNIT STATIS YANG DIPERKENANKAN

24
11/10/2018

NAB medan magnit untuk frekwensi 1 - 30 kHz

Radiasi adalah emisi energi yang dilepas dari bahan atau alat radiasi.

Medan listrik adalah radiasi non pengion yang berasal dari kabel benda yang bermuatan
listrik.

Medan magnet listrik adalah radiasi non pengion yang berasal dari kabel antara dua
tegangan listrik yang dialiri oleh arus listrik.

Tingkat radiasi medan listrik dan medan magnit listrik di tempat kerja
adalah sebagai berikut :
 Medan listrik:
 Sepanjang hari kerja : maksimal 10 kV/m.
 Waktu singkat sampai dengan 2 jam per hari maksimal 30 kV/m.
 Medan magnit listrik:
 Sepanjang hari kerja : maksimal 0,5 mT (mili Tesla).
 Waktu singkat sampai dengan 2 jam per hari : 5 mT

25
11/10/2018

a. Pencegahan terhadap radiasi medan listrik


 Merancang instalasi sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).
 Menyediakan alat pelindung (isolasi) radiasi pada sumber.
b. Pencegahan terhadap radiasi medan magnet listrik:
Lokasi perkantoran jauh/tidak berada dibawah Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUT) atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), jarak
vertikal bangunan dari sumber maksimal 10 m dan jarak horisontal minimal
30 m.

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK

 Temperature Extreme

26
11/10/2018

Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu,


kelembaban, kecepatan gerakan udara dan
panas radiasi dengan tingkat pengeluaran
panas dari tubuh tenaga kerja sebagai
akibat pekerjaannya, yang dimaksudkan
dalam peraturan ini adalah iklim kerja
panas.

Indeks Suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang
selanjutnya disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai
tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu
udara kering, suhu basah alami dan suhu bola.

Definisi dan Istilah

Suhu bola (Globe Temperature) adalah suhu yang


ditunjukkan oleh termometer bola (Globe
Thermometer)
Suhu kering (Dry Bulb Temperature) adalah suhu yang
ditunjukkan oleh termometer suhu kering

Suhu basah alami (Natural Wet Bulb Thermometer)


adalah suhu yang ditunjukkan oleh oleh
termometer bola basah alami (Natural
Wet Bulb Thermometer)

Definisi dan Istilah

27
11/10/2018

NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA


INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB) YANG
DIPERKENANKAN
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan
dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu kering

Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau


di luar ruangan tanpa panas radiasi
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola

Catatan :
 Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200
Kilo kalori/jam.
 Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai
dengan kurang dari 350 Kilo kalori/jam.
 Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai
dengan kurang dari 500 Kilo kalori/jam.

Tekanan Panas dan Dingin

Tekanan panas (heat stress)


adalah beban iklim kerja yang diterima oleh tubuh manusia
dan faktor non-iklim yaitu dari panas metabolisme tubuh,
pakaian kerja dan tingkat aklimatisasi.

Regangan panas (heat strain)


Merupakan efek yang diterima tubuh manusia atas beban
tekanan panas tersebut

Suhu Tinggi + Kelembaban tinggi + Kerja Fisik = Tekanan Panas.

28
11/10/2018

Tujuan Identifikasi Bahaya Tekanan Panas


Untuk menghitung indeks tekanan panas melalui
pengukuran faktor-faktor eksternal lingkungan yang
mempengaruhi tekanan panas, meliputi ;
kelembaban, kecepatan angin, suhu kering, suhu
basah dan suhu radiasi

Evaluasi terhadap kesehatan pekerja


akibat paparan tekanan panas,
yaitu melalui pengukuran tekanan darah sistolik,
tekanan darah diastolik, denyut nadi dan suhu tubuh
pekerja

29
11/10/2018

Kondisi Dingin
37°C (98.6°F) Suhu tubuh normal (36-37.5°C /96.8-99.5°F)
36°C (96.8°F) Menggigil ringan hingga sedang
35°C (95.0°F) (Hipotermia suhu kurang dari 35°C (95.0°F) – menggigil
keras, kulit menjadi biru/keabuan. Jantung menjadi
berdegup.
34°C (93.2°F) Mengggil yang sanagat keras, jari kaku, kebiruan dan
bingung.terjadi perubahan perilaku
KONDISI PANAS
37°C (98.6°F) Suhu tubuh normal (36-37.5°C /96.8-99.5°F)
33°C (91.4°F) Bingung sedang hingga parah, mengantuk, dpresi,
38°C (100.4°F) berkeringat,, sangat tidak nyaman, sedikit lapar berhenti menggigil, denyut jantung lemah, napas pendek
39°C (102.2°F) berkeringat, kulit merah dan basah, napas dan jantung bedenyut dan tidak mamapu merespon rangsangan.
kencang, kelelahan, merangsang kambuhnya epilepsy 32°C (89.6°F) (kondisi gawat Halusinasi, gangguan hebat, sanagat
40°C (104°F) Pingsang, dehidrasi, lemahn, sakitkepala, muntah, pening dan bingung, tidur yang dalam dan menuju koma, detak jantung
berkeringat rendah , tidak menggigil
41°C (105.8°F) Keadaan gawat. Pingsan, pening, bingung sakit kepala, 31°C (87.8°F) Comatose, tidak sadar, tidak memiliki reflex, sjantung
halusinasi, , napas sesak, mengantuk mata kabur, , jantung dnagat lamabatTerjadi gangguan iarama jantung yangs
berdebar
serius
42°C (107.6°F) pucat kulit memerah dan basah, koma, mata gelap, muntah dan
terjadi gangguan hebat. tekanan darah menjadi tingg/rendah 28°C (82.4°F) Jantung berhenti berdetak pasien menuju kematian
dan detak jantung cepat. 24-26°C (75.2- Terjadi kematian namun beberapa pasien ada yang
44°C (111.2°F) or more Hampir dipastikan meninggal namun ada beberapa pasien yang 78.8°F) or less mampu bertahan hidup hinggan dibawah 24-26°C (75.2-
mampu bertahan hingg diatas 46°C (114.8°F 78.8°F)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH

1. Kecepatan metabolisme basal


2. Hormon pertumbuhan
3. Hormon tiroid
4. Hormon kelamin
5. Gangguan organ
6. Lingkungan

30
11/10/2018

Kecepatan Metabolisme Basal


Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini
memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda
pula. Hal ini sangat terkait dengan laju metabolisme.

Rangsangan Saraf Simpatis


Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme
menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis
dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk
dimetabolisme. Hampir seluruh metabolisme lemak coklat adalah
produksi panas.
Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu
yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin
yang meningkatkan metabolisme.

Hormon Pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan
kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh
juga meningkat.
Hormon Tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia
dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju
metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
Hormon Kelamin
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-
kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas.
Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena
pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu
tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.

31
11/10/2018

Gangguan Organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat
menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan.
Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat
merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah
kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme
pengaturan suhu tubuh terganggu.

Paparan Tekanan Panas Terhadap Efek Kesehatan (heat strain)

Tekanan panas berlebih di tubuh baik akibat proses


metabolisme tubuh maupun paparan panas dari
lingkungan kerja dapat menimbulkan masalah
kesehatan (heat strain) seperti

 Heat rash,
 Heat syncope,
 Heat cramps,
 Heat exhaustion hingga yang serius yaitu
 Heat stroke.

32
11/10/2018

MEKANISME KEHILANGAN PANAS MELALUI KULIT


 RADIASI
 KONDUKSI
 KONVEKSI
 EVAPORASI

Radiasi (R)
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerahyang
dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5– 20 mikrometer.
kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.
Konduksi (KOND)
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar
tubuh. kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil.
Evaporasi (E)
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air
yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada
kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari.
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam
Konveksi (KONV)
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya pada waktu dingin
udara yang diikat/dilekat pada tubuh akan dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) menjadi
kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran
panas.

33
11/10/2018

M = Kond ± Konv ± R - E=0 (seimbang)

M = panas dari metabolisme


Kond = pertukaran panas secara konduksi
Konv = pertukaran panas secara konveksi
R = pertukaran panas secara radiasi
E = panas oleh evaporasi

Thermometer Basah Alami


adalah alat pengukur suhu basa alami yang terdiri dari
thermometer gelas yang lambungnya dibalut dengan
kantun yang bagian bawahnya selalu terendam air
suling yang ditempatkan didalam tabung yang
mempunyai isi 125 ml (seperti gambar )

Cara penggunannya;
Peralatan yang sudah dirangkai dipaparkan pada
lingkungan yang akan diukur selama 30 -60 menit,
kemudian air raksa pada kolom dibaca sebagai suhu
basah alami (SBA)

34
11/10/2018

Termometer Globe/Bola
adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
bola/globe, alat ini terdiri dari bola berongga dengan
diameter 15 cm dibuat dari tembaga serta termometer gelas
yang dalam rangkaiannya menempatkan lambung pada titik
pusat bola tersebut .

Cara penggunannya;
Alat yang telah dirangkai, kemudian dipaparkan pada tempat
kerja yang akan diukur pemaparan selama 20-30menit,
kemudian air raksa pada kolom thermometer dibaca selama
suhu globe/bola

35
11/10/2018

PENGENDALIAN SECARA UMUM

 Informasi, Instrument, Training


 Pemberian Air Minum secara Rutin
 Regulasi & standard
 Medical Check Up & Reporting
 Gaya Hidup Sehat
 Monitoring Lingkungan Kerja dan Pekerja

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK

 Pencahayaan / Illumination

36
11/10/2018

Standard Intensitas Penerangan Terhadap Jenis


Pekerjaan Diatur Dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 2018:
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja
Permenkes No. 70 Tahun 2016: Standar dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri

 Untuk memberikan kontribusi yang berarti pada seluruh lingkungan


kerja, sehingga setiap obyek kerja dapat lebih mudah dilihat dan
dikerjakan
 Untuk menerangi tugas-tugas tertentu, sehingga pekerjaan dapat
dikerjakan dengan akurat dan efisien
 Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
 Untuk memberikan keamanan di dalam dan di sekitar tempat kerja

Fungsi Penerangan di Tempat Kerja

37
11/10/2018

Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux

 Intensitas penerangan yang kurang dapat menyebabkan:


- Gangguan visibilitas dan eyestrain
 Intensitas penerangan yg berlebihan dapat menyebabkan:
- Glare; reflections; excessive shadows; eyestrain.

Tingkat Iluminasi Peraturan Menteri Kesehatan No. 70 Tahun 2016 Bab III:

No Keterangan Lux No Keterangan Lux


1 Lorong: tidak ada Pekerja 20 lux 1 Bangunan untuk ternak 50 lux
2 Pintu Masuk & Ruang Istirahat 100 lux 2 Bekerja dengan mesin 300 lux
3 Area Sirkulasi dan Koridor 100 lux 3 Pekerjaan dekorasi 500 lux
4 Elevator & Lift 100 lux 4 Pembuatan batu mulia 1500 lux
5 Depan Lift 200 lux 5 Ruang Boiler 100 lux
6 Lorong: ada pekerja 150 lux 6 Control room 500 lux
7 Ruang ganti, kamar mandi, toilet 200 lux 7 Tungku pembakaran (furnace) 200 lux
8 Ruang P3K, Perawatan Medis 500 lux 8 Quality Control 1000 lux
9 Rak Penyimpanan, ruang tunggu 200 lux 9 Bekerja dengan mesin kayu 500 lux
10 Ruang aktifitas fisik (Olah raga) 300 lux 10 Pengamplasan 750 lux

Zona Lalu Lintas dan Area Umum dalam Persyaratan Pencahayaan Dalam Gedung
Gedung Industri Berdasarkan Jenis Industri

38
11/10/2018

1. Bagaimana keadaan tempat kerja secara keseluruhan di tinjau dari segi kesenangan &
kenyamanan?
2. Apakah pencahayaan umum di tempat kerja cukup? bagaimanakah penambahan cahaya
(supplementary lighting)?

3. Bagaimanakan kebersihan lampu & perlengkapannya serta keadaan sekeliling? kapan lampu
(armatur) dan sekitar di bersihkan?
4. Berapakah jumlah lampu yang telah rusak?
5. Apakah warna dinding, langit – langit, lantai dan peralatan kerja telah memenuhi kriteria nilai
pantulan?

6. Apakah di temukan sumber kesilauan?


7. Apakah di temukan bayangan yang mengganggu?
8. Perubahan apakah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pencahayaan?

Observasi / Survey Pencahayaan Tempat Kerja

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang


diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.

Lux adalah satuan intensitas penerangan per meter persegi yang dijatuhi
arus cahaya 1 lumen

Luxmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas


penerangan dalam satuan lux

Penerangan Setempat adalah Penerangan di tempat Objek Kerja berupa


meja kerja maupun peralatan

Penerangan Umum adalah penerangan diseluruh area tempat kerja

Istilah dan Definisi

39
11/10/2018

Prinsip:
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat
luxmeter yang hasilnya dapat langsung dibaca.
Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik,
kemudian energi listrik dalam bentuk arus digunakan
untuk menggerakkan jarum skala.
Untuk alat digital, energi listrik diubah menjadi angka
yang dapat dibaca pada layar monitor.

Metoda Pengukuran

• Pintu ruangan dalam keadaan sesuai


dengan kondiisi tempat pekerjaan
dilakukan.
• Lampu ruangan dalam keadaan
dinyalakan sesuai dengan kondisi
pekerjaan.

Persyaratan Pengukuran

40
11/10/2018

• Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi


dengan membuka penutup sensor.
• Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang
telah ditentukan, baik pengukuran untuk
intensitas penerangan setempat atau umum.
• Baca hasil pengukuran pada layar monitor
setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.
• Catat hasil pengukuran pada lembar hasil
pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat dan untuk intensitas penerangan
umum.
• Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan
pengukuran intensitas penerangan.

Tata Cara

Tata Cara Pengukuran


1. Pada tahap awal di lakukan pemetaan ruang yang akan dilakukan
pengukuran.
2. Ruang-ruang yang akan dilakukan pengukuran dibuat denah titik-
titik pengukuran berdasarkan klasifikasi luas ruangan. Untuk
ruangan dengan luasan kurang dari 10 M2 maka titik persilangan
dibuat dengan jarak 1 x 1 meter; untuk luasan ruangan antara 10
s/d.100 m2 menggunakan titik persilangan 3 x 3 meter sedangkan
untuk luas ruangan ≥ 100 m2 menggunakan titik persilangan 6 x 6
meter .
3. Pada saat pengukuran dilakukan, keadaan pintu dan jendela
diperlakukan seperti kegiatan sehari-hari penggunaan ruang
tersebut.
4. Ketinggian posisi alat ukur (LUX Meter) dibuat dengan ketinggian
jarak pengukuran selalu sama/stabil, guna mendapatkan keakuratan
data pengukuran, (yakni dengan pembuatan standholder setinggi
100 cm dari permukaan lantai).
5. Pada saat pengambilan data, antara pengambilan data pertama,
kedua dan ketiga diusahakan sampai pada nilai stabil pengukuran (±
30 detik) atau setelah angka satuan lux tidak bergerak. Standholder

41
11/10/2018

1. Sebelum pengukuran, tutup fotosel dengan bahan tidak tembus cahaya dan
memastikan bahwa jarum/display menunjukkan angka “O”
2. Sebelum pembacaan dilakukan pindahkan penutup dan biarkan sel terpapar
cahaya selama 5 menit
3. Bila pengukuran dilakukan pada bidang horizontal setinggi + 0,85 m di atas
lantai
4. Bila pengukuran dilakukan pada tangga atau koridor, maka lux meter harus di
letakkan di lantai atau tempat injakan kaki
5. Bila tingkat iluminasi pada bidang vertical atau condong diukur maka pembacaan
harus di lakukan pada bidang relevan
6. Bila pengukuran dilakukan di tempat karja dimana sumber cahaya lampu TL atau
lampu merkuri pembacaan dilakukan paling sedikit 5 menit setelah lampu tsb
menyala

Cara Pengukuran

7. Pakaian surveyor hendaknya berwarna gelap. Hal ini untuk mencegah pantulan cahaya
pakaian surveyor
8. Pembacaan dilakukan dengan keadaan perabot dan penghuni ruang pada posisi kerja
normal
9. Bila suatu ruang kerja menggunakan cahaya alami & buatan, maka tingkat intensitas
cahaya:
a. Pengukuran dilakukan dengan semua lampu menyala, membuka tirai sehingga sumber
cahaya alami ikut terukur
b. pembacaan dilakukan setelah 5 menit terpapar .....(a)
c. Setelah pembacaan, matikan lampu diukur kembali  baca .....(b)
d. Hasil bacaan gabungan ...(a) di kurangi pembacaan ...(b) perlu di cek ulang bila
hasilnya meragukan (malam hari)

Cara Pengukuran

42
11/10/2018

1. Penerangan Umum
a) Ruang Teratur (Regular)
 Tidak ada hambatan/rintangan/sekat dalam pengukuran
 Titik pengukuran dengan jarak 90 – 100 cm
b)Ruang Tidak Teratur (Irregular)
 Adanya penghalang, susunan lampu tidak teratur
 Titik pengukaran acak & banyak

2. Penerangan Lokal
a) Lux meter di letakkan pada dasar tempat kerja (ex : meja)
b)Pengukuran dilakukan > 1 kemudian di rata – rata

3. Pantulan
a) Hadapkan fotosel pada dinding / meja kemudian fotosel
perlahan diangkat menjauh hingga angka/jarum tetap (mis.
B)
b)Mengukur intensitas cahaya lokal (mis. A)

Cara Pengukuran Berdasarkan Jenis Penerangan :

Nilai Pantulan Yang Dianjurkan

Deskripsi Pantulan (%)


A Langit – langit 80 – 90
B Dinding 40 – 60
C Meja, kursi & mesin 25 – 45
D Lantai 20

43
11/10/2018

SOURCE AIR PATH RECEIVER

Prinsip Pengendalian Faktor Lingkungan Kerja

The End of Session‐5 & 6

44

Anda mungkin juga menyukai