Anda di halaman 1dari 18

Laporan pengujian viskositas SAE 10W-40 dan SAE 90

DASAR TEORI
A. Pengertian pelumas
Pelumas adalah suatu fluida yang diunakan pada komponen komponen yang bergerak
dan memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai peredam getaran, pemisah dan pembawa kotoran
dalam suatu sistem yang bergerak, peredam panas suatu komponen dan pencegah ausnya
suatu komponen yang dilumasi. Untuk mencapai fungsi tersebut kita harus memperhatikan
beberapa hal, seperti berapa suhu maksimum dan minimum yang dapat di tahan sebuah
pelumas (titik nyala dan titik tuang), viskositas suatu pelumas dan juga kemampuannya
dalam mencegah korosi. Berikut adalah penjelasan sifat – sifat pelumas :
1. Viskositas

Viskositas dinamik adalah ukuran resistensi dari suatu fluida terhadap deformasi atau
regangan karena tegangan geser. Semakin besar resistensi dari suatu fluida, semakin besar
pula viskositas dinamik fluida tersebut.(Bambang 2018). Viskositas kinematic srting
dikatakan nilai rasio perbandingan viskositas dinamik dengan kerapatan molekul massa pada
suatu fluida. Pehatikan kurva berikut.

Gambar diatas menunjukan variasi linier dari tegangan geser terhadap laju regangan
geser untuk fluida-fluida yang umum. Dilihat dari grafik tersebuta untu fluida sama yaitu air
dengan suhu yang berbeda dan memiliki laju tegangan geser sama menghasilkan nilai
tegangan geser yang berbeda. Yang artinya nilai resistasi air pada suhu 60 OF dan 100OF
memiliki nilai resistansi yang berbeda. Tegangan geser air pada 60 OF memiliki nilai yang
lebih besar dibanding air pada suhu 100OF yang artinya gaya yang dibutuhkan untuk
mendeformasi air pada suhu 60OF lebih besar dibanding 100OF. Hal ini berarti viskositas air
bisa tergantung pada suhu fluida.

Selain suhu yang mempengaruhi nilai suatu viskositas, adapun beberapa hal lain yang
dapat merubah nilai viskositas yaitu ukuran serta berat molekul fluida dan juga gaya kohesi
(gaya tarik menarik antar molekul yang sama). Gaya kohesi ini yang menyebabkan adanya
lapisan membtas cairan pada saat 2 jenis fluida berbeda massa jenis disatukan dalam 1
wadah. Gaya tarik menarik antara molekul yang sama yaitu air dari air itu sendiri dan air
yang terdapat pada minyal ini lah yang menghasilkan lapisan membrane air.

Viskositas tidak dapat dipengaruhi oleh tekanan, sesuai dengan hokum Newton
viskositas yaitu viskositas dipengaruhi oleh tagangan geser dan laju tegangan. Yang artinya
pada tekanan berapapun viskositas suatu fluida tidak akan berubah.

Adapun alat yang dapat digunakan untuk mengukur viskositas yaitu viscometer.
Konsep viscometer ini adalah spindle atau rotor akan bergerak dengan kecepatan tertentu
didalam sebuah wadah yang berisi fluida dan hasil dari viskositas tersebut akan dibaca oleh
skala dari visco tester VT-04(untuk fluida viskositas tinggi) atau VT-03 (untuk fluida
viskositas rendah). Alat ini hanya dapat membaca viskositas dinamik suatu fluida.

Gambar Viscometer VT 04
Skala pembacaan viskositas dinamik di ViskometerVT 04

Tabel Viskositas dan rotor VT04

Rotor Viskositas Volume (Standart JIS)


1 3 – 150 dPa.s 300 mL
2 100 – 4000 dPa.s 300 mL
3 0.3 – 13 dPa.s 170 mL

Dari table diatas terlihat bahwa pengunaan rotor ditentukan dari nilai maksimum
viskositas kinematic yang ada pada fluida. Data viskositas kinematic ini bisa didapat dari
catalog fluida uji itu sendiri.

2. Titik nyala dan titik tuang


Titik Nyala ( flash point ) yaitu angka yang menunjukkan batas temperatur
yang mana pelumas dapat menyala. Hal ini terjadi pada saat temperature suhu yang
ada disekitar pelumas menyebabkan pelumas menguap dan menimbulkan api bila
terkena percikan api dan kemudian mati dengan sendirinya akibat tekanan dari
molukel pelumas lain yang menguap dengan rentan waktu yang cukup cepat. Dengan
kkata lain semakin tinggi nilai flash point suatu pelumas maka semakin sult pelumas
tersebut terbakar
Titik tuang adalah titik suhu dimana pelumas membentuk suatu kristalisasi
sehingga peluman tidak mampu mengalir sebagaimana mestinya. Hal ini berarti
semakin kecil titik tuang maka semakin kecil juga suhu kristalisasi suatu pelumas.
Artinya pelumas dapat mengalir dengan baik pada suhu di atas titik tuang.

B. Sistem pelumasan
Sistem atau cara pelumasan dapat dibedakan menjadi :
•Pelumasan manual •Pelumasan semprot
•Pelumasan pistol gemuk •Pelumasan mangkuk gemuk
•Pelumasan tetes •Pelumasan sumbu
•Pelumasan celup •Pelumasan percikan
•Pelumasan pompa mekanik •Pelumasan sendiri
•Pelumasan sirkulasi
PENGUJIAN
Pengukuran Viskositas Kinematik Pelumas
(Menggunakan Rotary Viscometer)

D. Penyangga

Keterangan :
1. Rotor 1 digunakan dengan kapasitas pelumas sebanyak 350 mL
2. Rotor 3 digunakan dengan kapasitas pelumas sebanyak 170 mL
Tata cara pengambilan data

Uraikan tata cara pengambilan data sesuai informasi keterangan dan gambar diatas.
1. Pasangkan rotor pada viscotester dengan dimasukan kedalam lubang khusus rotor dan
putar searah jarum jam
2. Kunci pergerakan rotor dengan memutar clamp
3. Masukan fluida yang pertama (10w-40) sebanyak 350 ml pada gelas ukur. Kemudia
simpan gelas tersebut dibawah rotor
4. Posisikan rotor pada tiang penyangga agar rotor tercelup pada pelumas sampai batas garis
yang ada pada rotor
5. Nyalakan tombol ON pada viskometer
6. Catan hasil pembacaan pada viscometer teresebu
7. Lakukan langkah yang sama untuk fluida uji yang ke 2 (SAE 90 dengan volume 170 ml)
8. Lakukan langkah 1-7 dengan menggunakan rotor 3.
Data Pengujin 1
Jenis Pelumas : Power Steering
Nama Pelumas : Power Steering Fluid
Spesifikasi SAE : 10w-40
Spesifikasi API : SJ
Temperatur Pengujian : 28.7 0C
Alat Ukur : Viscometer
No. Rotor : 1 dan 3

No Rotor no Viskositas Dinamik Massa Jenis (ρ) Viskositas Kinematik


(dPa.s) (kg/m3) (cSt)
1 1 1.2 865 138.728
2 1 1.2 865 138.728
3 1 1.3 865 150.289
4 1 1.2 865 138.728
5 1 1.2 865 138.728
6 3 0.7 865 80.925
7 3 0.6 865 69.364
8 3 0.7 865 80.925
9 3 0.7 865 80.925
10 3 0.7 865 80.925
Viskositas rata - rata 109.827
Data Pengujin 2
Jenis Pelumas : SAE 90
Nama Pelumas : Formula Gear
Spesifikasi SAE : SAE 90
Spesifikasi API :-
Temperatur Pengujian : 28.7 0C
Alat Ukur : Viscometer
No. Rotor : 1 dan 3

No Rotor no Viskositas Dinamik Massa Jenis (ρ) Viskositas Kinematik


(dPa.s) (kg/m3) (cSt)
1 1 3.1 872 355.5
2 1 3.1 872 355.5
3 1 3.5 872 401.4
4 1 3.5 872 401.4
5 1 3.4 872 389.9
6 3 2.6 872 298.2
7 3 2.7 872 309.6
8 3 2.7 872 309.6
9 3 2.8 872 321.1
10 3 2.8 872 321.1
Viskositas rata - rata 346.33
Analisa data :
Dilihat dari data yang diambil terutama pengujian 1 dengan menggunakan rotor 1
memilihi jarak nilai viskositas dinamik sebesar 1.2-1.3 dPa.s, tetapi dalam teori pembacaan
motor 1 berjarak 3-150 dPa.s hal ini berarti adanya human error dalam pembacaan skala
viscotesternya. Sehingaa nilai viskositas fluida 1 hanya dapat diambil dari data rotor 3 saja.
Viskositas kinematic fluida 1 (rotor 3)
= (80.925 + 69.364 + 80.925 + 80.925 + 80.925) / 5
= 78.613 cst

Kesimpulan :
Dari hasil di atas di dapat nilai rata rata viskositas kinematic SAE 10W-40 (rotor 3)
adalah 78.613 cst. Dan nilai dari viskositas kinematic rata-rata SAE 90 adalah 346.33 cst.
Artinya SAE 90 memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi dibanding SAE 10W-40.
Pengukuran Viskositas Kinematik Pelumas
(Menggunakan Metode Stoke)
Uraikan tata cara pengambilan data sesuai informasi keterangan dan gambar diatas.
1. Masukan fluida 1 (SAE 10W-40) pada gelas ukur sebanayk 350 ml
2. Ukur ketinggian fluida 1 pada gelas ukur untuk mendapatkan nilai l dengan penggaris atau
jangka sorong.
3. Siapkan stopwatch
4. Masukan steel ball ke dalam gelas ukur, dan catan waktu tempuh steelball dengan
stopwatch untuk mendapatkan nilai t
5. Lakukan pengukuran waktu pada 5 kali percobaan
6. Lakukan langkah 1-5 pada fluida 2 (SAE 90) dan catat hasil pengukuran pada table

.
Data Pengujin 1
Jenis Pelumas : Power Steering
Nama Pelumas : Power Steering Fluid
Spesifikasi SAE : 10w-40
Spesifikasi API : SJ
Temperatur Pengujian : 28.7 0C
Diameter Bola Baja : 12.2 mm
Volume Bola Baja* : 8418.45 kg/m3
Berat Bola Baja : 0.008 kg
Jarak Melayang Bola Baja : 0.157

No l t ρ1 ρ2 Vb Viskositas Viskositas
Dinamik Kinematik
(m) (Detik) (kg/m3) (kg/m3) (m/s)
(N.s/m2) (cSt)
1 0.157 0.068
8418.45 865 2.31 0.2654 306.78
0
2 0.157 0.004
8418.45 865 39.25 0.0156 18.05
0
3 0.157 0.004
8418.45 865 39.25 0.0156 18.05
0
4 0.157 0.006
8418.45 865 26.17 0.0234 27.07
0
5 0.157 0.005
8418.45 865 31.40 0.0195 22.56
0
Viskositas rata-rata 0.0679 78.70
Data Pengujin 2
Jenis Pelumas : SAE 90
Nama Pelumas : Formula Gear
Spesifikasi SAE : SAE 90
Spesifikasi API :-
Temperatur Pengujian : 28.7 0C
Diameter Bola Baja : 12.2 mm
Volume Bola Baja* : 8418.45 m3
Berat Bola Baja : 0.008 kg
Jarak Melayang Bola Baja ( l ) : 0.157

No l t ρ1 ρ2 Vb Viskositas Viskositas
Dinamik Kinematik
(m) (Detik) (kg/m3) (kg/m3) (m/s)
(N.s/m2) (cSt)
1 0.157 1.6
8418.45 872 0.098 6.24 715.42
0
2 0.157 1.5
8418.45 872 0.105 5.85 670.71
0
3 0.157 1.6
8418.45 872 0.098 6.24 715.42
0
4 0.157 1.4
8418.45 872 0.112 5.46 625.99
0
5 0.157 1.5
8418.45 872 0.105 5.85 670.71
0
5.93 679.65
Analisa data :

Fluida Viskositas dinamik Viskositas kinematik


1 0.0679 78.70
2 5.93 679.65

Dari hasil data diatas terlihat bahwa viskositas dinamik maupun viskositas kinematic
fluida 2 jauh lebih besar dibanding fluida 1. Tetapi dalam pengambilan data pengujian 1 nilai
viskositas kinematic data 1 memiliki nilai yang sangan besar dibanding data 2-4. Hal ini
dikarenakan waktu pengujiannya memiliki waktu yang lebih banyak. Hal ini bias terjadi
karena bola yang dijatuhkan pada gelas ukur tidak langsung jatuh tepat ke dasar tetapi
bertubrukan dengan dinding gelar ukur sendiri sehingga memiliki jangaka waktu yang lebih
panjang atau bisa saja saat sebelum bola memasuki penampang cairan stopwatch sudah
dinyalakan. Dikarenakan waktu yang diukur diambil secara manual oleh manusia (human
error).

Kesimpulan :
Viskositas dinamik maupun kinematik fluida 2(SAE 90) lebih besar yaitu 5.93 dan
679.65 dibanding nilai viskositas fluida 1 (SAE 10w-10) yaitu 0.0679 dan 78.70.

Anda mungkin juga menyukai