Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MINGGU 14

MATERI MINGGU KE-3 UJI KARAKTERISTIK AKUSTIK RUANG

FISIKA BANGUNAN

Disusun oleh:

Muhammad Jati Yumni (16/394998/TK/44290)

DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019
SOAL
1. Sebutkan dua jenis/kategori utama parameter akustik. Apakah yang menjadi dasar
pembeda antara kedua kategori tersebut, bagaimana dengan sifat pengujian atau
pengambilan datanya?
2. Jelaskan pengertian dari beberapa parameter akustik ruang berikut beserta persamaan
yang mewakili untuk memperoleh nilainya. Disetiap penjelasan parameter tersebut,
jelaskan kegunaannya dan kebutuhan khusus apa yang diperlukan saat pengambilan data
akustikanya(RIR)
-T60, T30, T20, EDT
-C50, C80
-IACC
-SPL dalam Dba
-STI
-Lateral fraction(LF)

JAWABAN
1. Parameter akustik dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Parameter yang bersifat temporal monoaural
Yaitu parameter yang bisa dirasakan dengan menggunakan satu telinga saja (atau
diukur dengan menggunakan single mikrofon). Controh: waktu dengung, clarity,
intelligibility, intimacy.
b. Parameter yang bersifat spatial binaural
Parameter yang hanya bisa dideteksi dengan dua telinga secara simultan (diukur
dengan menggunakan dua mikrofon secara simultan). Contoh: LEF dan IACC
Dua jenis/kategori utama parameter akustik yaitu parameter objektif dan parameter
subjektif. Yang menjadi dasar pembeda antara kedua kategori tersebut adalah pada
penilaian paramater objektif maka dilakukan dengan memberikan nilai berdasarkan
pengukuran menggunakan alat sedangkan pada penilaian parameter subjektif maka
dilakukan dengan merasakan langsung dan memberikan nilai subjektif berdasarkan
pendapat pribadi. Sehingga pada penilaian paramater objektif menggunakan alat,
sedangkan pada penilaian parameter subjektif tidak menggunakan alat atau secara
langsung dan berrsifat opini pribadi. Untuk dapat menyatakan ukuran kejelasan dalam
sebuah ruang dikenal dua jenis studi untuk memberikan penilaian dalam akustik ruang
yaitu (Carvalho, 2000): 
a. Studi objektif, berdasar pada parameter fisik jalur penjalaran bunyi dalam
memberikan evaluasi terhadap parameter obyektif di beberapa titik di dalam ruang.
b. Studi subjektif, berdasar pada penggunaan pembicara dan pendengar dalam
memberikan evaluasi terhadap parameter subjektif di beberapa titik di dalam ruang.
Sifat pengukuran parameter objektif adalah bersifat objektif atau dapat dibuktikan
sedangkan pengukuran parameter subjektif tentu bersifat subjektif atau tergantung opini
pribadi.  Parameter akustik ruang modern banyak mengacu pada ISO 3382-1:2009
tentang performance space.
Berdasarkan ISO 3382-1:2009 disebutkan parameter-parameter objektif untuk mengukur
kualitas akustik ruang dalam sebuah ruang pertunjukan (performance space) yang didapat
dari metode pengukuran respons impuls seperti kekuatan bunyi (G Strength), early decay
time (EDT), clarity (C80), (D50), (Ts), lateral fraction (LF), dan late lateral sound
level (LJ). Setiap parameter didapatkan dari studi subjektif yang telah dilakukan
sebelumnya. Parameter subjektif liveness, intimacy, clarity, loudness, spaciousness, dan
intelligibility. Cara pengambilan data penilaian parameter subjektif yaitu dengan
menyebarkan kuisioner pada partisipan yang akan memberikan penilaian pribadi,
sedangkan penilaian parameter objektif yaitu dengan menggunakan metode pengukuran
impuls respons yang dapat diringkas sebagai berikut[1]:
a. Pengukuran menggunakan sumber suara impulsive (Balon atau pistol start).
b. Pengukuran menggunakan transducer omnidirectional (dodecahedral loudspeaker dan
omni directional microphone)
c. Pengukuran secara elektro akustik menggunakan 1 sumber suara omnidirectional,
perangkat lunak dalam PC atau laptop, dan 1 mikrofon omnidirectional. Sinyal suara
yang digunakan misalnya MLS (Maximum Length Sequences), TDL (Time Delay
Spectrometry alias Sine sweep) dan ESS (Exponential Sine Sweep).
d. Pengukuran menggunakan sound card, 2 atau lebih loudspeaker dan multi
microphones (2-8). Pengukuran dengan 2 microphones kadang-kadang menggunakan
kepala manusia atau kepala tiruan (dummy head), misalnya untuk pengukuran IACC.
Penggunaan jenis microphones juga bisa divariasikan (berdasarkan konfigurasinya
dan jenis directivity yang digunakan), misalnya untuk pengukuran LEF. Sound card
yang digunakan bisa dari type standard full duplex, (baik internal maupun external).
ataupun special external sound card multi channels. Pengukuran dengan metode ini
memungkinkan untuk mendapatkan response ruangan secara binaural maupun
ambisonic. Di era ini Sound Field Microphones banyak digunakan.
e. Saat ini, pengukuran yang melibatkan Array Loudspeaker system dan Array
Microphone System, untuk mendapatkan informasi pola arah (directivity pattern)
yang lebih akurat di setiap titik pendengar dalam ruangan, banyak dikembangkan,
baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya.

2. Pengertian, persamaan, kegunaannya dan kebutuhan khusus apa yang diperlukan saat
pengambilan data akustikanya(RIR)
a. T60, T30, T20, dan EDT
Waktu dengung (T60) adalah waktu yang dibutuhkan suatu energi suara untuk
meluruh
hingga sebesar sepersatu juta dari energi awalnya atau tekanan suara meluruh hingga
seperseribu dari tekanan suara awalnya , yaitu sebesar 60dB. Waktu dengung
(Reverberation Time) sangat menentukan dalam mengukur tingkat kejelasan speech.
[1]
Dalam formulasi yang diturunkan berdasarkan percobaan empiris, Sabine
menyatakan
bahwa waktu dengung (T60) berbanding lurus dengan Volume Ruangan (V) dan
berbanding terbalik dengan luas permukaan ruangan (S) dan rata-rata koefisien
absorpsi permukaan ruangan (α).
(1)

Formula Sabine ini hanya berlaku dengan baik apabila rata-rata α < 0,3 dan
perbedaan α antar material penyusun partisi tidak terlalu besar. Untuk harga α rata-
rata > 0,3, formula ini akan memberikan kesalahan T60 > 6%. Kemudian formulasi
Sabine ini kemudian disempurnakan oleh Norris-Errying

(2)

Seiring perkembangan teknologi akustik, fenomena waktu dengung masih digunakan


dalam pengukuran akustik ruang. Pada praktik pengukuran waktu dengung, umumnya
suara yang dihasilkan dari sumber bunyi sangat sulit untuk meluruh sebanyak 60dB
dan tetap berada di atas tingkat bising latar belakang dalam ruangan. Untuk itu
digunakan beberapa metode untuk mendekati waktu dengung dengan cara mengambil
data peluruhan selama beberapa dB kemudian diekstrapolasi hasilnya sehingga
mencapai 60dB. Umumnya dikenal tiga jenis parameter pendekatan waktu dengung,
yaitu:
1. EDT (Early Decay Time): ekstrapolasi data peluruhan selama -5dB s/d -15dB.
Atau EDT dapat didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untukpeluruhan
awal sebesar 10 dB pada kurva echogram yang hasilnya kemudian diekstrapolasi
secara linier hingga 60 dB
2. T20: ekstrapolasi data peluruhan selama -10dB s/d -30dB.
3. T30: ekstrapolasi data peluruhan selama -10dB s/d -40dB.

Untuk memudahkan dalam interpretasi nya maka digunakan Gambar 1 sebagai


berikut:
Gambar 1. Perbedaan T60,T30,T20, dan EDT

b. C50, C80
Clarity didapatkan dari respon impuls dan didefinisikan sebagai rasio dari suara yang
datang pada posisi penerima pada waktu 50 ms dengan waktu setelah 50 ms.
Perumusannya adalah:
(3)

Dimana P(t) adalah tekanan pada impuls respon di ruangan tersebut dan t adalah
waktu. rumus kedua digunakan untuk sampel data dimana n adalah nomor sampel
mulai dari n = 1 saat suara langsung datang. Nilai dari Nilai dari N1 adalah 50 ms
nomor sampel setelah n=1, sebagai N1=0.05xFs dimana Fs adalah frekuensi
sampling. Nilai N2 adalah total dari sampel yang digunakan pada respon impuls. C50
lebih digunakan dalam pengukuran kualitas pidato, sedangkan C80 digunakan dalam
penilaian kualitas ruang untuk fungsi musikal. Semakin tinggi nilai C, maka bunyi
awal (bunyi langsung dan bunyi dari pantulan awal) mendominasi, sehingga tingkat
impresi terhadap bunyi semakin tinggi.
c. IACC
Model pengukuran yang didasarkan pada koefisien korelasi silang (IACC) interaural
yang berupaya untuk memprediksi lebar sumber yang dirasakan dari berbagai
rangsangan pendengaran saat ini sedang dikembangkan. IACC adalah nilai
maksimum dari fungsi korelasi silang yang normal pada interval waktu dari ± 1 ms.
IACC dipilih dari cara lain untuk menilai secara objektif kesan spasial karena
kemampuan manusia memproses informasi spasial pada prinsipnya adalah binaural
proses. Menggunakan pengeras suara untuk memutar suara langsung dan refleksi
lateral tunggal, yang dapat dikontrol dalam level dan waktu kedatangan menggunakan
komputer, dimungkinkan untuk siapkan percobaan ini di ruangan pilihan mana pun.
Ini dilakukan untuk memeriksa apakah pengukuran IACC pengaturan serupa suara
langsung dan lateral tunggal refleksi akan memberikan hasil yang sama dalam
perbedaan kamar. Ungkapan persamaan untuk menentukan IACC adalah dari
menentukan LEF atau lateral energy fraction (4) p adalah tekanan akustik yang
diterima pada kapsul mikrofon, dan t adalah waktu kedatangan setelah direct sound.
Setelah LEF diperoleh maka persamaan IACF(5) dapat ditentukan dengan Pr dan Pi
adalah sinyal kanan dan kiri yang korelasinya dihitung selama periode waktu dari t1
hingga t2. Setelah IACF ditentukan maka dapat diperoleh IACC(2) seperti berikut[2]:

(4)

(5)

IACC didapatkan dengan pengukuran impulse response menggunakan 2 microphone


yang ditanamkan dalam 2 telinga manusia (atau kedua telinga tiruan kepala manusia,
dummy head). Dari kedua parameter ini dapat diturunkan parameter envelopment
dan lebar staging/sumber (apparent source width).

d. SPL dalam Dba


Dalam mempelajari suara terdengar sebagai energi dari gelombang suara, dikenal tiga
buah besaran, level intensitas suara (Sound Intensity Level, SIL), level daya suara
(Sound Power Level, SWL), dan level tekanan suara (Sound Pressure Level, SPL).
Ketiga besaran ini dinyatakan dalam perbandingan logaritmis. Dari ketiga besaran
tersebut, level tekanan suara lebih sering menjadi besaran utama dalam pengukuran.
Hal ini sejalan dengan telinga manusia yang sensitive terhadap tekanan, dan lebih
mudah diukur. Tekanan suara dari suatu sumber dapat bervariasi dari kurang dari 20
µPa hingga lebih besar dari 20 Pa. Pada frekuesnsi 1 kHz, batas tersebut menjadi
batas tekanan yang dapat didengar manusia dan batas menahan sakit. Nilai SPL
dinyatakan dalam skala logaritmis berdasarkan perbandingan antara tekanan
sebenarnya dengan tekanan referensi, 20 µPa. Skala logaritmis SPL ini dinyatakan
dalam decibel (dB). Ungkapan persamaan untuk SPL adalah sebagai berikut[1]:
(6)

Jika persamaan di atas diubah dalam satuan Dba:


(7)

Dimana:
Lw = SPL rata-rata pada tekanan referensi 20 μPa , dB(A)
N = Jumlah sampel
Lj = SPL terukur pada level daya 10^-12 W, dB(A)
j = 1,2,3....n

e. STI
Speech transmission index (STI) adalah parameter akustik yang menggambarkan
bagaimana kualitas dari transmisi suara di suatu ruangan. STI berhubungan erat
dengan tingkat kejelasan suara (intelligibility). Parameter ini memiliki rentang antara
0 hingga 1. Nilai 1 menyatakan kejelasan suara maksimal sedangkan nilai STI yang
mendekati 0 menyatakan berkurangnya kejelasan suara yang ditransmisikan. Untuk
menghitung besaran dari STI, dibutuhkan nilai dari fungsi frekuensi modulasi yang
dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan sebagai berikut:
(8)

Dimana:
m (F) = Faktor reduksi modulasi
f = frekuensi modulasi (Hz)
T60 = waktu peleruhuan tingkat tekanan suara sebesar 60 dB(s)
S/N = Signal to Noise ratio(dB)
Fungsi transfer modulasi ini memiliki jarak modulasi frekuensi dari 0,5 sampai 16 Hz
dalam interval 1/3 octave band.
STI adalah nilai index yang menyatakan proses transmisi dari kejelasan bicara,
parameter ini dapat dihasilkan dari sebuah nilai transformasi dari satu kelompok data
kuantisasi dalam kurva fungsi transfer modulasi (MTF). Satu kurva digunakan untuk
setiap octave band pembawa noise dari percakapan dan setiap kurva didefinisikan
dengan 14 point dalam skala modulasi frekuensi. Oleh karena itu, dengan
menggunakan 7 Center frekuensi oktaf maka dapat dihitung total dari modulasi yaitu
7 x 14 = 98 m(F). Setiap nilai dari 98 m(F) kemudian dikonversikan kedalam Signal
to Noise rasio (S/N)app.
(9)

Dimana:
(S/N)app = Signal To Noise rasio yang nyata (dB)
m(F) = Faktor reduksi modulasi

Dengan menggunakan nilai rerata dari 98 (S/N)app kemudian nilai STI dapat dicari.
Nilai (S/N)app adalah perpotongan ketika melebihi batas ± 15 dB. Jika (S/N)app > 15
dB, maka nilainya dianggap 15 dB, begitu juga sebaliknya jika (S/N)app < -15 dB,
maka nilainya dianggap -15 dB. Keempat belas nilai dari (S/N)app dihasilkan dari
rata-rata 1 octave-band. Hasilnya adalah rasio rentang frekuensi oktaf (S/N)app yang
didefinisikan sebagai (S/N)app,k, Nilai index k mengacu pada 7 center frekuensi
oktaf yang telah ditentukan. Hasil akhir dari urutan perhitungan diatas akan
menghasilkan Persamaan sebagai berikut:
(10)

(11)

Variabel Wk adalah nilai pembobotan (S/N)app untuk setiap rentang frekuensi oktaf
yang nilai-nilainya adalah 0,13, 0,14, 0,11, 0,12, 0,19, 0,17, dan 0,14 mengacu pada 7
octave band dengan center frekuensi dari 125 Hz sampai 8 kHz.

f. Lateral fraction(LF)
Lateral fraction atau kesan bunyi meluas (stereo) adalah rasio energi yang datang
tidak dari arah sumber bunyi terhadap energi bunyi yang datang dari segala arah
termasuk dari sumber bunyi. Nilai LF yang baik akan diperoleh jika bunyi yang
didengar oleh audiens memiliki kekuatan yang setara antara telinga kiri dan kanan
sehingga membentuk kesan stereo atau meruang (spatial impression). LF diukur
dengan mikrofon figure-of-eigh.
LEF (Lateral Energy Fraction) didapatkan dengan membantingkan pengukuran
Impulse Response ruangan menggunakan 2 buah microphone yang diletakkan secara
berdekatan, satu microphone dengan patern omnidirectional dan yang lainnya berpola
Figure of Eigth

Daftar Pustaka:
[1] Utama Sesotya Sentagi, “MODUL AJAR 3,” pp. 23–41.
[2] I. Of et al., “Convention Paper 8555 IMPRESSION OR SPACIOUSNESS,” New York,
pp. 1–7, 2011

Anda mungkin juga menyukai