Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan pengukuran panjang gelombany yaitu, untuk
dapat ditentukan dan diamatinya variasi posisi rapatan dan regangan gelombang bunyi
yang terjadi di sepanjang pipa Kundt, dapat ditentukannya panjang gelombang bunyi
pada pipa Kundt untuk nilai frekuensi yang berbeda, dan dapat dintentukannya pipa
Kundt yang digunakan termasuk dalam jenis pipa organa terbuka atau tertutup.

1.2. Tinjauan Pustaka


Pengertian gelombang itu sendin adalah energi getaran yang melalui atau tanpa
medium. Gelombang diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian. Gelombang
diklasifikasikan menjadi dua jenis bila dilihat dari mediumnya, yaitu gelombang
mekanik dan gelombang elektromagnetik. Sedangkan bila diklasifikasikan sesuai arah
rambatnya gelombang dibedakan menjadi gelombang transversal yang arah rambat dan
getarnya tegak lurus dan gelombang longitudinal yang arah rambat dan getarnya sejajar.
Sementara itu, gelombang suara merupakan jenis gelombang mekanik longitudinal.
Sebelum ditangkap oleh gendang telinga pendengar, gelombang bunyi dihasilkan oleh
sumber yang bergetar dan merambat di udara. Terdapat tiga jenis gelombang bunyi,
yaitu gelombang infrasonic, gelombang audiosonic, dan gelombang ultrasonic.
Gelombang Infrasonic merupakan gelombang dengan frekuensi yang tidak dapat
didengar oleh manusia karena memiliki frekuensi yang paling rendah. Gelombang
infrasonik memiliki frekuensi di bawah 20 Hz dan hanya dapat didengar oleh laba-laba,
semut, dan anjing. Gelombang audiosonik merupakan gelombang yang dapat didengar
oleh manusia dengan frekuensi yang lebih besar dari 20 Hz dan kurang dari 20.000 Hz.
Kemudian yang terakhir yaitu ultrasonik yang juga tidak dapat didengar oleh telinga
manusia karena frekuensinya sangat tinggi dengan nilai di atas 20.000 Hz. Gelombang
ultrasonik dapat didengar oleh kelelawar. Besar amplitudo dalam gelombang bunyi
memiliki satuan dB (decibel) dan kecepatan memiliki satuan Hz (Hertz) (Setiawan et al,
2023).
Perambatan gelombang suara dalam tabung kemungkinan dapat diselidiki dengan
menggunakan tabung Kundt. Gelombang akustik dari speaker akan merambat ke bawah
pipa dan dipantulkan dari ujungnya. Pola gelombang berdiri di dalam pipa dihasilkan
karena interferensi fasa antara gelombang datang dan gelombang pantul. Tabung Kundt
biasanya digunakan dalam percobaan tentang pola gelombang berdiri di tabung tertutup
atau terbuka. Sebagian energi suara datang diserap oleh sampel jika sampel bahan
penyerap ditempatkan di ujung tabung, maka, amplitudo yang dimiliki gelombang
datang dan gelombang pantul berbeda. Superposisi gelombang berdiri dan gelombang
merambat dalam arah sumbu tabung adalah medan suara total dalam pipa (Macho-
Stadler & Elejade Garcia, 2019).
Penyerapan resonansi energi gelombang elektromagnetik pada propagasi melalui
media feromagnetik (FMR). Ketika bagian permeabilitas magnetik efektif di medan
yang lebih kecil dari medan FMR sama dengan nol, dan di bawah pemenuhan hubungan
tertentu antara frekuensi, medan magnet, dan magnetisasi saturasi suatu media
mengakibatkan terjadinya fenomena resonansi Feromagnetic Antiresonance (FMAR).
Peningkatan ke dalaman kulit menyebabkan fenomena antiresonansi diamati secara
eksperimental sebagai transmisi anomali gelombang elektromagnetik melalui film
feromagnetik logam. Gaya dinamis yang diterapkan pada titik tertentu tidak
menyebabkan gerakan sistem pada titik tersebut disebut dengan sistem kebebasan
multiderajat, di mana pada gaya tersebut terdapat frekuensi yang biasa dikenal sebagai
antiresonansi. Variasi kedalaman kulit dominan pada kasus media konduktif, meningkat
secara signifikan di bawah kondisi antiresonansi yang menyebabkan peningkatan
koefisien transmisi dapat diamati, dan efek kulit tidak ada saat dalam kondisi
nonkonduktif, antiresonansi magnetik memanifestasikan dirinya sebagai perubahan
pada permukaan atau impedansi masukan (Nemytova et al, 2021).
Komponen kunci chip semikonduktor dan banyak diterapkan pada perangkat
digital seperti, mobil dan sistem komputer adalah silikon wafers. Adapun silicon wafers
merupakan faktor penting yang menentukan sifat listrik dari chip semikonduktor
tentang kualitas perangkat digital. Sehingga untuk menghasilkan chip semikonduktor
yang optimal, permukaan silicon wafers harus diperiksa dengan akurasi skala nano.
Pada pemeriksaan silicon wafers, interferometri telah diterapkan secara luas karena
pengukuran non-kontak dan resolusinya tinggi. Salah satu metode interferometri optik
telah digunakan untuk pengukuran silicon wafers yaitu, interferometri pemindaian
panjang gelombang. Dalam metode ini, perubahan fase antara dua sinar pantul dari
permukaan silicon wafers dan referensi dimodulasi oleh pemindaian panjang
gelombang. Hasil yang didapatkan selama pemindaian panjang gelombang yaitu,
interferogram dan fase target yang sesuai dengan permukaan silicon wafers dihitung
dengan teknik ekstrasi fase. Untuk pengukuran permukaan silicon wafers dengan
dihilangkannya efek harmonik kedua merupakan perkembangan dari algoritma fase
interatif harmonik menggunakan interferogram lima bingkai. Hal tersebut
dikembangkan karena fakfor refleksi permukaan silicon wafers dan harmonik orde
kedua dari intensitas pinggiran, dan dengan kondisi konvergensi harmonik dan teknik
piksel yang dipilih, diamati bahwa teknik ini tidak sensitif terhadap kesalahan
divergensi dan memiliki waktu komputasi yang berkurang. Profil permukaan Silicon
wafers empat inci diukur dengan analisis berulang fase yang baru dikembangkan dan
interferometer Fizeau pemindaian panjang gelombang digunakan untuk percobaan
verivikasi. Untuk melakukan pengukuran permukaan silicon wafers dengan laser
interferometer Fizeau, perlu dipertimbangkan faktor pantulan permukaan referensi ( ρ1 ¿
dan permukaan silicon wafers ( ρ2 ¿. Hal ini disebabkan karena terdapat banyak
pantulan antara dua permukaan interferomter Fizeau saat melakukan pengukuran
tersebut (Kim et al, 2022).
BAB II

METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan pengukuran panjang gelombang
di antaranya yaitu, Loudspeaker, Signal Generator, Oscilloscope, Universal
Microphone, tabung Kundt, penggaris, kabel penghubung, set penyangga, dan aplikasi
simulator.

2.2. Tata Laksana Percobaan


Percobaan ini diawali dengan dibukanya aplikasi simulator dan tombol Run yang
ada di tengah bawah aplikasi ditekan. Kemudian, kabel speaker disambungkan ke
Signal Generator. Selanjutnya, Signal Generator dinyalakan dan frekuensi output diatur
pada frekuensi ≥ 2000 Hz dan ≤ 20.000 Hz, dengan tombol putar AC dan DC pada
value > 0. Setelah itu, Signal Generator disambungkan ke Oscilloscope sebagai input
tegangan Channel 2. Kemudian, Oscilloscope diatur pada mode dual channel dengan
tombol Time/div dan Volt/div masing-masing Channel sesuai nilai output frekuensi
yang dikeluarkan Signal Generator dan yang ditetapkan oleh Microphone. Selanjutnya,
apabila tampilan di layar Oscilloscope telah didapatkan, Microphone digerak-gerakkan
maju atau mundur, posisi tegangan maksimum dan minimum regangan yang ditangkap
ujung Microphone ditentukan dan ditandai. Setelah itu, pipa Kundt bagian tengah
ditekan sebanyak dua kali agar skala proyeksi di samping pipa dan penggaris dapat
ditampilkan atau disembunyikan, untuk diketahuinya, atau ditandainya posisi regangan
pada langkah 7. Kemudian, posisi terjadinya rapatan dan regangan langkah 8 dicatat
sebagai data hasil percobaan. Selanjutnya, langkah 1-9 diulangi untuk nilai frekuensi
output Signal Generator yang lain. Kemudian tombol Reset yang ada di samping
tombol Run ditekan apabila setiap kali terjadi crash pada aplikasi.

2.3. Rangkaian Alat


Gambar 2.1 di bawah ini adalah alat dan bahan yang digunakan pada percobaan
pengukuran panjang gelombang kali ini.
7 3

4 5

8
5

1 2

6
6

Gambar 2.1 Alat dan bahan pada percobaan.

Keterangan:

1. Signal Generator,
2. Oscilloscope,
3. Universal Microphone,
4. Pipa Kundt,
5. Penyangga,
6. Kabel penghubung,
7. Loudspeaker,
8. Penggaris.
Adapun rangkaian alat dan bahan pada saat percobaan langsung adalah sebagai
berikut,

Gambar 2.2 Rangkaian alat dan bahan percobaan langsung.


BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Hasil Percobaan


3.1.1 Percobaan Langsung
a) Frekuensi yang terbaca Microphone
Tabel 3.1 Frekuensi yang terbaca pada Microphone

F. Signal Time/ Frekuensi


Volt/
No Generator div Div λ T (s) ×10−3 Microphon
div
(Hz) (ms) e (Hz)
1 3000 0,1 2 2,9 0,29 ×10−3 3448,3
2 4000 0,1 1 2,1 0,21 ×10−3 4761,9
3 5000 0,1 1 1,8 0,18 ×10−3 5555,5
4 6000 0,1 1 1,5 0,15 ×10−3 6666,6
5 7000 0,05 0,5 2,8 0,14 ×10−3 7142,8

b) Jarak titik perut ke simpul


Tabel 3.2 Jarak titik perut ke simpul

F. Signal Frekuensi Jarak titik perut dan simpul dari nol (cm)
Generato Microphone
r (Hz) (Hz)
P1 S1 P2 S2 P3 S3 P4 S4 P5 S5
3000 3448,3 4,6 1,2 9 6,1 14,3 11,1 18,7 16,1
4000 4761,9 1,3 3 4,5 6,7 8,5 10,3 12,2 14,1 16 17,8
5000 5555,5 1,5 3,4 4,4 6 7,8 9,2 10,2 12,1 13,4 15,1
6000 6666,6 2,9 1,5 5,5 4,1 8 6,5 10,4 9,3 12,9 11,6
7000 7142,8 1,5 2,5 3,9 4,4 5,5 6,7 8 9 10 11

3.1.2 Simulasi
a) Frekuensi yang terbaca Microphone
Tabel 3.3 Frekuensi yang terbaca pada Microphone

F. Signal Time/div Frekuensi


No Generator Volt/div Div λ T (s) ×10−3 Microphone
(Hz) (ms) (Hz)
1 4000 0,1 5 2,6 0,26 ×10−3 3846,2
2 4500 0,1 5 2,2 0,22 ×10−3 4545,4
3 5000 0,1 5 2 0,2 ×10−3 5000
4 5500 0,1 5 1,6 0,16 ×10−3 6250
5 6000 0,1 5 1,7 0,17 ×10−3 5882,3
b) Jarak titik perut ke simpul
Tabel 3.4 Jarak titik perut ke simpul

F. Signal Frekuensi Jarak titik perut dan simpul dari nol (cm)
Generato Microphone
r (Hz) (Hz)
P1 S1 P2 S2 P3 S3 P4 S4 P5 S5
4000 3846,2 2 4,3 6,7 8,7 11 13,3 15,5
4500 4545,4 0,6 2,5 4,2 6,6 8,3 10,5 12,5 14,5 16,5
5000 5000 2,5 4,2 6,1 8 10 11,3 13,1 15
5500 6250 1,7 3,3 4,9 6,4 8 9,5 11,3 12,9 14,3 15,8
6000 5882,3 0,3 1,8 3,5 4,8 6 7,8 9 10,7 12,4 13,7

3.2. Perhitungan
3.2.1 Percobaan Langsung
 Periode
−3
T 1=Time /¿ ×÷λ=0,1 ×2,9=0,29 ×10 s

T 2=Time /¿ ×÷ λ=0,1 ×2,1=0,21× 10−3 s


−3
T 3=Time /¿ ×÷ λ=0,1×1,8=0,18 ×10 s
T 4=Time /¿ ×÷λ=0,1 ×1,5=0,15× 10−3 s
−3
T 5=Time /¿ ×÷ λ=0,1× 2,8=0,28 ×10 s

 Frekuensi Microphone
1 1
f mic 1= = =3448,3 Hz
T 1 0,29 ×10−3
1 1
f mic 2= = =4761,9 Hz
T 2 0,21 ×10−3
1 1
f mic 3= = =5555,5 Hz
T 3 0,18 ×10−3
1 1
f mic 4 = = =6666,6 Hz
T 4 0,15 ×10−3
1 1
f mic 5= = =7142,8 Hz
T 5 0,28 ×10−3

a) f microphone1 =3448,3 Hz
−2
λp1 =p 1+2− p1=14,3−4,6=9,7 × 10 m
−2
λp2 =p 2+2− p2=18,7−9=9,7 × 10 m

λp3 =p 3+2− p3 =0−14,3=14,3 ×10−2 m


λp 4= p 4+2− p 4=0−18,7=18,7 ×10−2 m
λp5 =p 5+2− p5 =0−0=0 m
−2
λs 1=s 1+2−s 1=11,1−4,6=6,5 × 10 m
−2
λs 2=s 2+2 −s 2=16,1−1,2=14,9× 10 m
−2
λs 3=s3+ 2−s 3=0−11,1=11,1 ×10 m
−2
λs 4=s 4+ 2−s 4 =0−16,1=16,1× 10 m
λs 5=s5+ 2−s 5=0−0=0 m

λ=
∑ λp+ ∑ λs = (52,4 +48,6 ) × 10−2 =0,126 m
np+ns 4+ 4
v=λ × f mic =0,126 ×3448,8=434,54 m/s

b) f microphone2 =4761,9 Hz
λp1 =p 1+2− p1=8,5−1,3=7,2× 10−2 m
−2
λp2 =p 2+2− p2=12,2−4,5=7,7 ×10 m
−2
λp3 =p 3+2− p3 =16−8,5=7,5 ×10 m
−2
λp 4= p 4+2− p 4=0−12,2=12,2 ×10 m

λp5 =p 5+2− p5 =0−16=16 × 10−2 m


−2
λs 1=s 1+2−s 1=10,3−3=7,3 ×10 m
λs 2=s 2+2 −s 2=14,1−6,7=7,4 × 10−2 m
−2
λs 3=s3+ 2−s 3=17,8−10,3=7,5 ×10 m
−2
λs 4=s 4+ 2−s 4 =0−14,1=14,1× 10 m
−2
λs 5=s5+ 2−s 5=0−17,8=17,8 × 10 m

λ=
∑ λp+∑ λs = ( 40,6+54,1 ) ×10−2 =0,095 m
np+ns 5+5
v=λ × f mic =0,095 × 4761,9=452,38 m/s

c) f microphone3 =5555,5 Hz
−2
λp1 =p 1+2− p1=7,8−1,5=6,3× 10 m

λp2 =p 2+2− p2=10,2−4,4=5,8 ×10−2 m


−2
λp3 =p 3+2− p3 =13,4−7,8=5,6 ×10 m
λp 4= p 4+2− p 4=0−1 0,2=10,2 ×10−2 m
−2
λp5 =p 5+2− p5 =0−13,4=13,4 ×10 m
λs 1=s 1+2−s 1=9,2−3,4=5,8 ×10−2 m
−2
λs 2=s 2+2 −s 2=1 2,1−6=6,1× 10 m
−2
λs 3=s3+ 2−s 3=1 5,1−9,2=5,9× 10 m
−2
λs 4=s 4+ 2−s 4 =0−1 2,1=12,1 ×10 m
−2
λs 5=s5+ 2−s 5=0−1 5,1=15,1× 10 m

λ=
∑ λp+ ∑ λs = ( 41,3+45 ) × 10−2 =0,0 863 m
np+ns 5+5
v=λ × f mic =0,0 863 ×5555,5=479,44 m/s

d) f microphone 4=6666,6 Hz
λp1 =p 1+2− p1=8−2,9=5,1× 10−2 m
−2
λp2 =p 2+2− p2=10,4−5,5=4,9 × 10 m
λp3 =p 3+2− p3 =12,9−8=4,9× 10−2 m
−2
λp 4= p 4+2− p 4=0−10 , 4=10,4 × 10 m
−2
λp5 =p 5+2− p5 =0−12,9=12,9× 10 m
−2
λs 1=s 1+2−s 1=6,5−1,5=5 ×10 m

λs 2=s 2+2 −s 2=9,3−4,1=5,2×10−2 m


−2
λs 3=s3+ 2−s 3=11,6−6,5=5,1 ×10 m
λs 4=s 4+ 2−s 4 =0−9,3=9,3 × 10−2 m
−2
λs 5=s5+ 2−s 5=0−11,6=11,6× 10 m

λ=
∑ λp+∑ λs = (38,2+36,2 ) ×10−2 =0,0744 m
np+ns 5+5
v=λ × f mic =0,0 744 ×6666,6=495,99 m/s

e) f microphone5 =7142,8 Hz
−2
λp1 =p 1+2− p1=5,5−1,5=4 ×10 m
−2
λp2 =p 2+2− p2=8−3,9=4,1 ×10 m
−2
λp3 =p 3+2− p3 =10−5,5=4,5 ×10 m

λp 4= p 4+2− p 4=0−8=8 ×10−2 m


−2
λp5 =p 5+2− p5 =0−10=10 ×10 m
λs 1=s 1+2−s 1=6,7−2,5=4,2× 10−2 m
−2
λs 2=s 2+2 −s 2=9−4,4=4,6 ×10 m
λs 3=s3+ 2−s 3=11−6,7=4,3 ×10−2 m
−2
λs 4=s 4+ 2−s 4 =0−9=9 × 10 m
−2
λs 5=s5+ 2−s 5=0−11=11 ×10 m

λ=
∑ λp+ ∑ λs (30,6+ 33,1 ) × 10−2
= =0,0 637 m
np+ns 5+ 5
v=λ × f mic =0,0 637 ×7142,8=454,99 m/s

3.2.2 Simulasi
 Periode
T 1=Time /¿ ×÷λ=0,1 ×2,6=0,26 ×10−3 s
−3
T 2=Time /¿ ×÷ λ=0,1 ×2,2=0,22× 10 s
−3
T 3=Time /¿ ×÷ λ=0,1× 2=0,2 ×10 s
−3
T 4=Time / ¿ ×÷λ=0,1 ×1,6=0,16 ×10 s
−3
T 5=Time /¿ ×÷ λ=0,1×1,7=0,17 × 10 s

 Frekuensi Microphone
1 1
f mic 1= = =3846,2 Hz
T 1 0,26 ×10−3
1 1
f mic 2= = =4545,4 Hz
T 2 0,22 ×10−3
1 1
f mic 3= = =5000 Hz
T 3 0,2 ×10−3
1 1
f mic 4 = = =6250 Hz
T 4 0,16 ×10−3
1 1
f mic 5= = =5882,3 Hz
T 5 0,17 ×10−3

a) f microphone1 =3846,2 Hz
−2
λp1 =p 1+2− p1=11−2=9 × 10 m

λp2 =p 2+2− p2=15,5−6,5=8,8 ×10−2 m


−2
λp3 =p 3+2− p3 =0−11=11× 10 m
−2
λp 4= p 4+2− p 4=0−15,5=15,5× 10 m
λp5 =p 5+2− p5 =0−0=0 m
−2
λs 1=s 1+2−s 1=13,3−4,3=9× 10 m
λs 2=s 2+2 −s 2=0−8,7=8,7 ×10−2 m
−2
λs 3=s3+ 2−s 3=0−13,3=13,3 × 10 m
λs 4=s 4+ 2−s 4 =0−0=0 m
λs 5=s5+ 2−s 5=0−0=0 m

λ=
∑ λp+ ∑ λs ( 44,3+31 ) ×10−2
= =0,107 m
np+ns 4+3
v=λ × f mic =0 , 107 ×3846,2=411,54 m/s

b) f microphone2 =4545,4 Hz
−2
λp1 =p 1+2− p1=8,3−0,6=7,7 ×10 m

λp2 =p 2+2− p2=12,5−4,2=8,3 ×10−2 m


−2
λp3 =p 3+2− p3 =16,5−8,3=8,2 ×10 m
λp 4= p 4+2− p 4=0−12,5=12,5× 10−2 m
−2
λp5 =p 5+2− p5 =0−16,5=16,5 ×10 m
−2
λs 1=s 1+2−s 1=10,5−2,5=8,5 ×10 m
−2
λs 2=s 2+2 −s 2=14,5−6,6=7,9 ×10 m

λs 3=s3+ 2−s 3=0−10,5=10,5 × 10−2 m


−2
λs 4=s 4+ 2−s 4 =0−14,5=14,5 ×10 m
λs 5=s5+ 2−s 5=0−0=0 m

λ=
∑ λp+ ∑ λs = (53,2+ 41,4 ) ×10−2 =0,1051 m
np+ns 5+ 4
v=λ × f mic =0 , 1051× 45,45 , 4=477,72 m/s

c) f microphone3 =5000 Hz
−2
λp1 =p 1+2− p1=10−2,5=7,5× 10 m
−2
λp2 =p 2+2− p2=13,1−6,1=7 × 10 m
−2
λp3 =p 3+2− p3 =0−10=10 ×10 m
−2
λp 4= p 4+2− p 4=0−13,1=13,1 ×10 m
λp5 =p 5+2− p5 =0−0=0 m
−2
λs 1=s 1+2−s 1=11,3−4,2=7,1 ×10 m
λs 2=s 2+2 −s 2=15−8=7 × 10−2 m
−2
λs 3=s3+ 2−s 3=0−11,3=11,3 × 10 m
λs 4=s 4+ 2−s 4 =0−15=15 ×10−2 m
λs 5=s5+ 2−s 5=0−0=0 m

λ=
∑ λp+∑ λs = (37,6+ 40,4 ) × 10−2 =0,0975 m
np+ns 4+ 4
v=λ × f mic =0 , 0975 ×5000=487,5 m/s

d) f microphone 4=6250 Hz
−2
λp1 =p 1+2− p1=8−1,7=6,3 ×10 m
−2
λp2 =p 2+2− p2=11,3−4,9=6,4 × 10 m
−2
λp3 =p 3+2− p3 =14,3−8=6,3 ×10 m

λp 4= p 4+2− p 4=0−11,3=11,3× 10−2 m


−2
λp5 =p 5+2− p5 =0−14,3=14,3 ×10 m
λs 1=s 1+2−s 1=9,5−3,3=6,2 ×10−2 m
−2
λs 2=s 2+2 −s 2=12 , 9−6,4=6,5 ×10 m
−2
λs 3=s3+ 2−s 3=15 , 8−9,5=6,3 × 10 m
−2
λs 4=s 4+ 2−s 4 =0−12 , 9=12,9× 10 m

λs 5=s5+ 2−s 5=0−15 , 8=15,8 ×10−2 m

λ=
∑ λp+ ∑ λs = ( 44,6+ 47,7 ) × 10−2 =0,0 92 3 m
np+ns 5+5
v=λ × f mic =0,0 92 3× 6250=576,87 m/s

e) f microphone5 =5882,3 Hz

λp1 =p 1+2− p1=6−0,3=5,7 ×10−2 m


−2
λp2 =p 2+2− p2=9−3,5=5,5 ×10 m
λp3 =p 3+2− p3 =12,4−6=6,4 ×10−2 m
−2
λp 4= p 4+2− p 4=0−9=9 ×10 m
−2
λp5 =p 5+2− p5 =0−12,4=12,4 × 10 m
−2
λs 1=s 1+2−s 1=7,8−1,8=6 ×10 m

λs 2=s 2+2 −s 2=10,7−4,8=5,9× 10−2 m


−2
λs 3=s3+ 2−s 3=13,7−7,8=5,9 × 10 m
λs 4=s 4+ 2−s 4 =0−10,7=10,7 ×10−2 m
−2
λs 5=s5+ 2−s 5=0−13,7=13,7 ×10 m
λ=
∑ λp+ ∑ λs (39+ 42,2 ) ×10−2
= =0,08 12 m
np+ns 5+5
v=λ × f mic =0,08 12× 5 882,3=477 ,6 4 m/s

3.3. Grafik
3.3.1. Grafik Percobaan Langsung
Tabel 3.5 Data sumbu X dan sumbu Y untuk grafik percobaan langsung

Sumbu X Sumbu Y
(F Microphone) (λ)

3448,3 0,126

4761,9 0,095

5555,5 0,0863

6666,6 0,0744

7142,8 0,0637

0.14

0.12 f(x) = − 1.635578135088E-05 x + 0.181537984614925


R² = 0.993182173501249
0.1

0.08
λ
0.06

0.04

0.02

0
3000.000 4000.000 5000.000 6000.000 7000.000 8000.000
Frekuensi Microphone

Gambar 3.1 Grafik percobaan langsung

3.3.2. Grafik Simulasi


Tabel 3.6 Data sumbu X dan sumbu Y untuk grafik simulasi
Sumbu X Sumbu Y
(F Microphone) (λ)

3846,2 0,107

4545,4 0,105
5000 0,0975
6250 0,0923

5882,3 0,0812

0.12

0.1 f(x) = − 0.0064235714285714 x + 0.114618174603174


R² = 0.896965069767148
0.08

0.06
λ

0.04

0.02

0
5000.000 5000.000 5000.000 5000.000 5000.000
Frekuensi Microphone

Gambar 3.2 Grafik simulasi

3.4. Pembahasan
3.4.1. Analisa Prosedur
3.4.1.1. Fungsi Alat
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan pengukuran panjang
gelombang di antaranya yaitu, Loudspeaker, Signal Generator, Oscilloscope,
Universal Microphone, tabung Kundt, penggaris, kabel penghubung, set
penyangga, dan aplikasi simulator. Loudspeaker digunakan sebagai sumber
bunyi yang akan ditangkap oleh Universal Microphone. Signal Generator
digunakan sebagai penghasil sinyal dengan frekuensi yang dapat diubah sesuai
dengan yang dibutuhkan. Oscilloscope digunakan sebagai alat visualisasi sinyal
yang ditangkap oleh Universal Microphone. Universal Microphone digunakan
sebagai penangkap sinyal bunyi yang akan diubah ke sinyal listrik. Tabung
Kundt digunakan sebagai penerima sinyal gelombang bunyi yang nantinya
rapatan dan regangan terbentuk dan sebagai medium perambatan gelombang
bunyi. Penggaris digunakan sebagai alat pengukur div dan jarak simpul dan
perut dalam gelombang. Kabel penghubung digunakan sebagai penghubung
antara alat-alat yang digunakan dalam percobaan agar dapat digunakan dengan
sesuai. Set penyangga digunakan sebagai penyangga alat seperti tabung Kundt,
Loudspeaker dan Universal Microphone. Aplikasi simulator digunakan untuk
pengambilan data simulasi.

3.4.1.2. Fungsi Perlakuan


Pada percobaan pengukuran panjang gelombang, setiap alat yang
digunakan terdapat perlakuan yang berbeda-beda. Kabel speaker disambungkan
ke Signal Generator agar dapat digunakan. Selanjutnya, Signal Generator
dinyalakan agar dapat dihasilkannya frekuensi input, frekuensi output diset pada
frekuensi ≥ 2000 Hz dan ≤ 20.000 Hz, dengan tombol putar AC dan DC pada
value > 0 agar didapatkan hasil yang sesuai. Setelah itu, Signal Generator
disambungkan ke Oscilloscope sebagai input tegangan Channel 2 agar
Oscilloscope dapat digunakan. Kemudian, Oscilloscope diatur pada mode dual
Channel agar dihasilkan gelombang input dan output dengan tombol Time/div
dan Volt/div masing-masing Channel sesuai nilai output frekuensi yang
dikeluarkan Signal Generator dan yang ditetapkan oleh Microphone agar
didapatkan hasil yang sesuai. Selanjutnya apabila tampilan di layar Osilloscope
telah didapatkan, Microphone digerakkan maju atau mundur, posisi tegangan
maksimum dan minimum tegangan yang ditangkap ujung Microphone
ditentukan dan ditandai untuk didapatkan data hasil percobaan. Setelah itu, pipa
Kundt bagian tengah didouble klik agar skala proyeksi disamping pipa dan
penggaris dapat ditampilkan atau disembunyikan, untuk diketahuinya atau
ditandainya tegangan. Kemudian, posisi terjadinya rapatan dan regangan dicatat
sebagai data hasil percobaan. Selanjutnya langkah-langkah sebelumnya diulangi
untuk nilai frekuensi output Signal Generator yang lain agar didapatkan variasi
data. Setelah itu, setting rangkaian dapat dimodifikan sesuai kreativitas praktikan
masing-masing. Kemudian, tombol Reset yang ada di samping tombol Run
ditekan apabila setiap kali terjadi crash pada aplikasi.

3.4.2. Analisa Hasil


Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan 2 jenis data, yaitu data hasil
percobaan langsung dan hasil simulasi. Didapatkan nilai frekuensi output
berbanding terbalik dengan nilai periode, di mana semakin besar frekuensi, maka,
semakin besar periodenya. Panjang gelombang yang dihasilkan dan data
percobaan langsung nilainya berbanding terbalik dengan nilai frekuensi output.
Jadi, semakin besar nilai frekuensi, maka, nilai panjang gelombang akan semakin
kecil. Begitu pula dengan data hasil simulasi, nilai frekuensi output berbanding
terbalik dengan nilai panjang gelombang. Sesuai literatur, nilai kecepatan
berbanding lurus dengan nilai frekuensi. Tetapi, dari data hasil percobaan
langsung dan simulasi yang didapatkan dan hasil perhitungan pada frekuensi ke-5
tidak sesuai. Sedangkan kecepatan pada frekuensi 1 sampai 4 sesuai, yaitu
berbanding lurus dengan nilai frekuensi. Hal tersebut bisa saja terjadi karena
kesalahan praktikan dalam pengambilan data, atau kesalahan perhitungan yang
dihasilkan praktikan, atau bisa saja kesalahan dalam pembuatan angka sehingga
hasil yang didapatkan kurang tepat.
Berdasarkan data perhitungan yang didapatkan dan hasil percobaan
langsung dari simulasi, dibuatlah grafik yang sumbu X nya merupakan frekuensi
output dan sumbu Y nya merupakan panjang gelombang (λ). Hubungan keduanya
yaitu berbanding terbalik, itulah mengapa grafik yang dihasilkan dan data hasil
percobaan langsung dan simulasi berbentuk linear ke bawah.
Gelombang elektromagnetik merupakan jenis gelombang yang merambat
tanpa medium. Gelombang elektromagnetik memiliki beberapa sifat, yaitu
merupakan gelombang transversal, dapat mengalami refleksi (pemantulan),
refraksi (pembiasan), interferensi, difraksi, dan polarisasi, memiliki arah rambat
yang tidak bisa dibelokkan dengan medan magnet atau medan listrik. Sementara
itu gelombang akustik merupakan salah satu jenis gelombang mekanik tetapi yang
berkaitan dengan suara. Gelombang akustik membutuhkan medium dalam
perambatannya. Gelombang akustik dapat berpindah karena perbedaan tekanan
pada medium berpindahnya. Bila suatu objek bergetar dan mendorong partikel di
sekeliling nya lalu terbentuklah tekanan yang merambat melalui medium.
Pada percobaan ini, kita menggunakan pipa Kundt sebagai metode untuk
mengukur panjang gelombang. Terdapat beberapa cara lain untuk mengukur
panjang gelombang, misalnya dengan metode Young dan metode Ayer. Metode
Young merupakan metode yang sinar laser diarahkan pada celah sempit dan
difraksi oleh celah tersebut untuk membentuk pola interferensi pada layar.
Panjang gelombang dapat dihitung dan jarak antara puncak ke puncak pada pola
interferensi. Sedangkan metode Ayer merupakan metode yang melibatkan
resonansi dari tabung udara tertutup dengan satu ujung terbuka, seperti pipa
Kundt. Tetapi, resonansi dipicu oleh suara nada tertentu yang ditiupkan ke dalam
tabung. Panjang gelombang kemudian dapat diukur dari frekuensi resonansi dan
dimensi tabung.
Gelombang suara merupakan gelombang mekanik sehingga dapat merambat
melalui udara. Gelombang suara juga merupakan gelombang longitudinal yang
arah rambat sejajar dengan arah getarnya. Gelombang udara yang dihasilkan oleh
sumber membuat molekul udara bergerak bolak balik. Saat molekul udara
bergerak ke depan, dia akan mendorong molekul yang ada di sampingnya ke
depan dan terciptalah area bertekanan tinggi. Sebaliknya, jika molekul udara
bergerak ke belakang dan mendorong molekul lain ke belakang, maka, terciptalah
area bertekanan rendah. Terciptalah gelombang suara dari 2 kejadian tersebut.
Lalu gelombang suara tersebut merambat melalui udara dan ditangkap oleh
gendang telinga.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Setelah dilakukannya pengukuran panjang gelombang, praktikan dapat mencapai
tujuan dilakukannya percobaan ini. Didapatkan bahwa nilai frekuensi output berbanding
terbalik dengan besar periode. Panjang gelombang berbanding terbalik dengan besar
frekuensi output. Semakin besar nilai frekuensi output, maka, panjang gelombang
semakin rendah nilainya. Itulah mengapa terbentuklah grafik yang linear ke bawah.

4.2. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya yaitu, agar praktikan telah memahami dan
membaca materi yang akan dilakukan dalam percobaan, agar data yang dihasilkan
nantinya akan lebih mendekati akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Kim, S., Kim. Y., Sugita, N., & Mitshuishi, M. (2022). “Surface measurement of silicon
wafer using harmonic phase-terative analysis and wavelength-scanning Fizeau
interferometer.” Precision Engineering, 75(2022), 142-152.

Nemytova, Olga, V., Anatoly, B, Rinkevich., & Dimitry, V, Perov. (2021). “Resonance
variations of microwave reflection coefficient in nano composite sample with cobalt and
palladium particles.” Journal of Magnetism and Magnetic Materials, 537(2021), 1-7.

Setiawan, Florentinus. Budi., Daniel, Danin, Prasetyo., & Leonardus, Heru, Pratomo. (2023).
“Design of Audiosonic Frequency Wave Theraphy Tool with Arduino Mega-Based
Spectrum Analyzer Monitoring.” Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 10(2023), 33-38.

Stadler, Erica, Macho., & Maria, Jesǔs, Elejalde-Garc ía. (2019). “Experiments with Kundt’s
Tube.” Journal of Physics, 1287(2019), 1-8.

Anda mungkin juga menyukai