Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Fisika FLUX

Volume 13, Nomor 2, Agustus 2016


ISSN : 1829-796X (print); 2514-1713(online)
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/f/

Pengukuran Sifat Akustik Material Dengan Metode Tabung


Impedansi Berbasis Platform Arduino

Syaiful Bahri, Tetti N Manik, Suryajaya


Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lambung Mangkurat

e-mail: syabah123@gmail.com

ABSTRAK-Telah dibuat alat ukur sifat akustik material dengan metode tabung impedansi di Laboratorium
Fisika FMIPA ULM dan material uji serat daun nanas dengan perbandingan fraksi volume sebagai sampel
uji. Alat ukur ini menggunakan Sound Analog Sensor (SAS)-V2 sebagai sensor bunyi. Alat ini telah dikalibrasi
menggunakan Sound Lever Meter standar dan sampel standar plywood / . Nilai koefisien serapan
sampel standar untuk frekuensi 125 Hz 1000 Hz berturut-turut 0,2880,016; 0,2170,032; 0,1870,023;
0,0570,006; dan 0,0830,014. Hasil pengukuran 3 sampel uji material serat daun nanas dengan
perbandingan fraksi volume serat dan matrik (lem fox) yaitu A (10%:90%), B (15%:85%), dan C (20%:80%)
disimpulkan bahwa material uji serat daun nanas bersifat absorber pada frekuensi rendah Hz
, << , dan Hz , , kecuali sampel C bersifat reflector pada frekuensi Hz = , 18).
Kata Kunci : Absorber, Metode Tabung Impedansi, Serat Daun Nanas, Sifat Akustik

I. PENDAHULUAN 10534-2:1998. Sari dkk (2013) melakukan


Kebisingan merupakan bunyi yang penelitian mengenai pengukuran tingkat
tidak diharapkan. Kebisingan sangat penyerapan bunyi kepingan batang kelapa
mengganggu bahkan berbahaya bagi manusia sawit dengan menggunakan tabung
sehingga diperlukan membuat suatu material impedansi. Jacobus (2013) melakukan sistem
yang dapat mengurangi atau bahkan pengukuran serapan akustik bahan
menyerap intensitas bunyi, dikenal sebagai menggunakan tabung impedansi dua
material absorpsi bunyi yang di aplikasikan mikrofon berbasis mikrokontroller ATMega
untuk keperluan desain suatu ruangan. 8535 dengan range pengukuran intensitas 75,0
Material-material penyerap bunyi dB-110,0 dB namun, alat ini belum dikalibrasi
tersebut diukur sifat akustiknya, sehingga menggunakan sampel standar. Mitrayana dan
dihasilkan material penyerap bunyi yang Fajar (2013) juga melakukan penelitian
baik. Ada dua metode pengukuran sifat rancang bangun alat ukur koefisien serapan
akustik material yaitu metode ruang dengung akustik di Laboratorium Fisika Atom dan Inti
dan metode tabung impedansi. Tabung Jurusan Fisika FMIPA UGM. Alat ukur ini
impedansi merupakan alat yang sangat menggunakan pipa PVC , dan
penting untuk mengetahui nilai koefisien mikrofon terhubung secara langsung
serapan, pemantulan dan transmisi bunyi. komputer. Tetapi alat ukur ini belum dapat
Penelitian tentang tabung impedansi telah melakukan pengukuran secara otomatis dan
banyak dilakukan, Asade dan Ikhwansyah alat belum dilakukan kalibrasi.
(2013) telah melakukan penelitian tentang Tabung impedansi memiliki peran
perancangan tabung impedansi dan kajian penting untuk mengetahui karakteristik sifat
eksperimental koefisien serap bunyi paduan akustik dari suatu bahan. Khususnya di
alumunium-magnesium dengan standart ISO Program Studi Fisika FMIPA Universitas

148
Bahri, S., dkk. Pengukuran Sifat Akustik Material... 149

Lambung Mangkurat (ULM) alat pengukur ultrasonik (Young, 2002). Bunyi yang
seperti ini sangat menunjang kelengkapan menumbuk suatu permukaan akan
sarana dan prasarana di Laboratorium mengalami berbagai kondisi yaitu
Material Fisika FMIPA ULM. Penelitian pemantulan (refleksi) bunyi, penyerapan
tentang pengukuran sifat akustik material (absorption) bunyi dan transmisi bunyi
(bahan) dengan metode tabung impedansi (Suptandar, 2004).
berbasis platform arduino, dimana alat ukur
ini menggunakan mikrokontroller (Jacobus, 1.2 Koefisien Serapan Bunyi
2013) dan dimensi tabung (Mitrayana adn Koefisien absorpsi atau penyerapan
Fajar 2013).Tabung impedansi akan di uji suara (sound absorption) merupakan
keakurasiannya dengan menggunakan Sound perubahan energi dari energi suara menjadi
Level Meter Standard, sampel standar dan energi panas atau kalor. Koefisien absorpsi
material uji.Kelebihan alat ukur ini adalah bunyi menyatakan besarnya penyerapan
mampu mengukur sifat akustik (absorpsi, bunyi suatu benda pada frekuensi tertentu.
refleksi, dan transmisi) secara otomatis dan Nilai koefisien absorpsi berkisar antara 0
mudah dibawa kemana-mana (Portable). sampai 1. Jika nilai koefisien serap 0
menyatakan tidak ada energi bunyi yang
1.1 Gelombang dan Bunyi diserap dan nilai koefisien serap 1
Gelombang adalah suatu getaran, menyatakan serapan yang sempurna atau
gangguan atau energi yang merambat. Satu 100% bunyi yang datang diserap oleh bahan
gelombang terdiri dari satu lembah dan satu (Khuriati, 2006). Koefisien serapan bunyi
bukit (untuk gelombang tranversal) atau satu pada permukaan bidang dinyatakan sebagai
regangan dan satu rapatan (untuk gelombang perbandingan dari energi yang diserap
longitudinal) (Harahap 2010). terhadap energi yang datang. Secara
Bunyi adalah suatu gelombang matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
longitudinal yang merambat secara perapatan (Satwiko, 2009).
dan peregangan terbentuk oleh partikel zat I I i I sampel
perantara serta ditimbulkan oleh sumber (1)
Ii Ii
bunyi yang mengalami getaran. Gelombang
bunyi dapat merambat melalui benda padat,
1.3 Koefisien refleksi dan transmisi bunyi
benda cair, dan gas (Halliday and resnick
(Satwiko, 2009)
2010). Rambatan gelombang bunyi
Gelombang datang menjalar ke arah x-
disebabkan oleh lapisan perapatan dan
positif dinyatakan sebagai Ii, saat gelombang
peregangan partikel-partikel udara yang
datang mengenai bidang batas, ada sebagian
bergerak ke luar, yaitu karena perbedaan
gelombang yang diarahkan ke arah x-negatif
tekanan. Hal serupa juga terjadi pada
dan yang lain ditransmisikan ke medium dua
penyebaran gelombang air pada permukaan
seperti Gambar 1.
suatu kolam dari titik dimana batu di
jatuhkan (Doelle 1993). Tidak semua frekuensi
gelombang bunyi dapat didengar manusia.
Telinga manusia hanya peka terhadap
gelombang dalam range frekuensi tertentu Ir
yaitu sekitar 20 Hz- 20.000 Hz, yang It
dinamakan daerah yang dapat didengar Ii
(audiosonik), gelombang bunyi yang
frekuensinya kurang dari 20 Hz disebut
infrasonik, dan gelombang bunyi yang Gambar 1. Interaksi gelombang bunyi dengan
frekuensi lebih dari 20.000 Hz disebut permukaan
150 Jurnal Fisika FLUX, 13(2), 2016. Hal. 148-154

Dengan demikian Persamaan (4) dapat


I I dituliskan:
t dan r (2)
Ii Ii H 1 H r j 2 k (l s )
R e (5)
Hubungan ketiga koefisien tersebut H R H1
dituliskan: 1.5 Kontruksi Tabung Impedansi untuk
1 (3) Metode Fungsi Pindah (ISO 10543-2-
Ada 3 daerah frekuensi yang 1998, 2010)
mempunyai gejala transmisi berbeda yaitu: Pemukaan tabung harus rata, tidak
(Satwiko, 2009). berpori-pori dan tidak berlubang (kecuali
1. Daerah yang dipengaruhi oleh kekakuan pada posisi mikrofon yang akan dipasang).
bahan (stiffness controlled region) Dinding tabung harus kuat dan cukup tebal
2. Daerah yang dikontrol oleh massa bahan untuk mencegah vibrasi yang muncul akibat
(mass law region) pemancaran sinyal bunyi. Ketebalan yang
3. Daerah yang dipengaruhi oleh frekuensi direkomendasikan pada tabung impedansi
kritis (critical frequency region atau co- yaitu minimal 5% dari diameter tabung.
incidence effect). Mikrofon diletakkan pada area
gelombang bunyi dengan jarak minimum
1.4 Fungsi Pindah atau Transfer Function sebesar diameter tabung dari sumber bunyi.
(ISO 10534-2-1998, 2010) Dimensi pada tabung impedansi dapat
Secara fisis fungsi pindah merupakan terlihat jelas pada Gambar 2.
gambaran respon sistem terhadap masukan
tertentu yang dinyatakandalam bentuk X
So
perbandingan transformasi fourier tekanan X1

akustik pada dua mikrofon yaitu tekanan


Gambar 2. Dimensi tabung impedansi
pada mikrofon yang paling dekat dengan
sampel uji dibagi tekanan pada mikrofon
Batas atas frekuensi (fu) dapat ditentukan dari
yang paling dekat dengan sumber bunyi.
besar diameter tabung yang dipilih dengan
Konsep fungsi pindah sangat bermanfaat
kondisi < 0, 8 . Batas bawah frekuensi
dalam menentukan koefisien refleksi
ditentukan pada jarak antara mikrofon (so)
kompleks pada metode tabung impedansi
dengan kondisi > 0,0 ,Sehingga batas
dua mikrofon mengingat koefisien refleksi
atas frekuensi untuk (so) ditentukan dengan
tidak dapat diukur secara langsung. Apabila
kondisi < 0, . Jarak antara sumber
nilai koefisien refleksi dapat diketahui maka
bunyi dengan mikrofon adalah x dan jarak
karakteristik akustik lainnya dapat diketahui.
antara bahan uji dengan mikrofon terdekat
Dengan memanfaatkan transfer fungsi,
adalah x1 ditentukan dengan kondisi > .
koefisien refleksi (R) dapat ditentukan
dan . , maka panjang tabung
dengan Persamaan:
impedansi untuk pengukuran koefisien serap
H 1 e jks j 2 k (l s ) bunyi yaitu
R jks e (4)
e H1 l x1 x s0 (6)
dengan R adalah koefisien refleksi kompleks,
H1 adalah fungsi pindah untuk gelombang II. METODOLOGI
datang, k adalah bilangan gelombang Pembuatan alat ukur sifat akustik
( = ), l adalah jarak sampel ke mikrofon material meliputi Pipa PVC, Buzzer,Mikrofon,
terdekat, s adalah jarak antara kedua Modul arduino, LCD 16x4 danModul LCD
mikrofon. Fungsi e-jks dan ejks masing-masing I2C, Lem pipa, Kabel, Function generator, SLM,
disebut fungsi pindah gelombang datang H1 Osiloskop, Gergaji besi, Bor, Penutup pipa,
dan fungsi pindah gelombang refleksi Hr. dan penyambung pipa. Pembuatan material
Bahri, S., dkk. Pengukuran Sifat Akustik Material... 151

uji meliputi lem, Serat daun nanas, NaOH 3%, dan SLM diletakkan dalam tempat dengan
blender, cetakan, dan pompa hidrolik. kondisi (sejajar dan berdekatan) kemudian
diberikan sumber bunyi frekuensi 1kHz
Mulai
dengan variasi amplitudo bunyi. Hasil
keluaran nilai sensorSAS-V2 (Bit) dicatat
dan dibandingkan dengan nilai SLM (dB)
hingga didapatkan grafik antara intensitas
Buat tabung Buat SLM dan nilai keluaran sensor SAS-V2. Dari
impedansi komposit grafik karakterisasi tersebut kemudian
didapatkan suatu persamaan linier yang
akan dimasukkan kedalam suatu
Sistem listingprogram arduino sehingga sensor
Arduino Pengujian SAS-V2 siap untuk pengujian selanjutnya.
sifat akustik Kalibrasi tabung impedansi dilakukan
dengan membandingkan hasil pembacaan
Pengujian akurasi SAS-V2 yang telah dikarakterisasi
pengukuran sifat Analisa data menggunakan SLM standar sehingga
akustik
diperoleh suatu grafik kolerasi antara
keduanya. Setelah dilakukan kalibrasi dari
Kesimpulan masing-masing sensorSAS-V2, maka alat
tabung impedansi dapat diuji
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian keakurasiannya dengan mengukur nilai
koefisien absorpsi, koefisien refleksi dan
Pembuatan tabung impedansi dengan koefisien transmisi dari suatu bahan uji.
cara pipa dipotong dengan diameter inci Bahan uji tersebut dipotong sesuai diameter
dengan panjang 42 cm dan diameter 1 inci tabung dengan tebal maksimal 2 cm,
dengan panjang 50 cm berdasarkan hasil kemudian sampel diletakkan dalam holder.
perhitungan sebelumnya. tempat peletakan Tabung impedansi dilengkapi dengan suatu
sampel dibuat dengan tebal maksimal 2cm. sistem arduino uno dan LCD 16x4 untuk
Pipa dilubangi sebagai tempat untuk memudahkan melakukan pengukuran. Alat
meletakkan sensor mikrofon dengan ukur tabung impedansi dinyalakan dan
menggunakan bor. Sensor mikrofon digunakan diukur tingkat intensitas bunyi pada
untuk mengukur parameter fisis berupa masing-masing ruang sesuai Tabel 2.
intensitas bunyi. Tabung dihubungkan arduino Pengukuran dilakukan dengan
yang telah dilengkapi program dengan sensor memvariasikan frekuensi dari 125, 250, 500,
mikrofon menggunakan kabel USB sehingga 750, dan 1000 Hz.
hasil pembacaan dari sensor akan ditampilkan
di LCD dan PC. Buzzer dipasang di ujung pipa III. HASIL DAN PEMBAHASAN
berdiameter inci. 3.1 Kalibrasi
Karakterisasi sensor sangat penting Proses kalibrasi sensor SAS-V2 dilakukan
sebelum uji akurasi tabung impedansi. dengan melakukan pengambilan data ukur
Karakterisasi dilakukan untuk memperoleh dari kelima sensor secara bersamaan dengan
persamaan karakteristik dari sensor SLM standar pada jarak yang sama dengan
mikrofon yang nantinya dikonversi menjadi sumber bunyi (1 Khz). Pengukuran dimulai
output digital. Pengujian awal dari intensitas 45,5 dB sampai dengan 101,5
menggunakan Sound Level Meter (SLM) dB. Besarnya nilai korelasi untuk masing-
untuk karakterisasi mikrofon jenis Sound masing sensor yaitu sensor SAS-V2 1 98,89%;
Analog Sensor (SAS)-V2. Sensor mikrofon sensor SAS-V2 2 98,85%; sensor SAS-V2 3
152 Jurnal Fisika FLUX, 13(2), 2016. Hal. 148-154

98,75%; sensor SAS-V2 4 98,63%; dan sensor ditunjukkan pada buku (referensi) sehingga
SAS-V2 5 98,62%. dapat dijadikan sampel standar. Koefisien
Alat ukur dikalibrasi lagi menggunakan serapan dihitung menggunakan Persamaan
sampel uji berupa plywood / karena (1) dan (2). Alat ukur akustik tabung
plywood / sudah mempunyai data yang impedansi ditunjukkan oleh Gambar 4.

Tabel 1. Koefisien serapan plywood 3/8


Frekuensi (Hz)
Plywood 3/8 S0 (m)
125 250 500 750 1000
Referensi 0,280 0,220 0,170 - 0,090
0,21 0,288 0,217 0,187 0,057 0,083
Percobaan 0,11 0,375 0,264 0,377 0,038 0,189
0,01 0,325 0,226 0,285 0,011 0,276

Dari data pada Tabel 1 besarnya nilai nilai koefisien tersebut diketahui bahwa
koefisien serapan plywood / hampir sama untuk jarak antara mikrofon (S0) 21 cm
dengan yang ditunjukkan oleh referensi merupakan jarak yang paling tepat untuk
pada jarak S0 = 20 cm. Koefisien serapan mengukur tingkat intensitas bunyi pantul
didapatkan pada rentang frekuensi 81,67 Hz dibandingkan jarak (S0) yang lain karena
sampai 735 Hz karena jangkauan alat menghasilkan nilai koefisien serapan plywood
mampu menangkap frekuensi bunyi dengan / hampir sama dengan yang ditunjukkan
baik pada rentang tersebut. Berdasarkan oleh referensi.

Gambar 4. Alat Ukur Akustik Tabung Impedansi

3.2 Koefisien Serapan Material Uji


0,4
0,35 0,343
Koefisien absorpsi ()

0,3 0,302
0,25 0,258 0,264
0,245
0,223 0,228
0,2 0,193
0,192 Sampel A
0,185
0,169
0,15 0,15 Sampel B
0,1 0,118 0,117
0,111
Sampel C
0,05
0
125 250 500 750 1000
Frekuensi (Hz)

Gambar 5. Grafik koefisien absorpsi material uji


Bahri, S., dkk. Pengukuran Sifat Akustik Material... 153

Nilai koefisien serapan minimum 0,2170,032; 0,1870,023; 0,0570,006; dan


material (bahan) untuk dapat dikatagorikan 0,0830,014.
sebagai material peredam suara menurut ISO 3. Sifat akustik material uji papan serat
11654 yaitu 0,15.Dari grafik terlihat semua daun nanas dengan perbandingan fraksi
sampel uji bersifat absorpsi , pada volume untuk sampel A memiliki nilai
frekuensi rendah (125 Hz-500 Hz) dengan mencapai = 0,198 =0,802 =0,04 pada
nilai koefisien serapan dari 0,192 sampai rentang frekuensi 125-1000 Hz. Pada
0,343.Untuk sampel C pada frekuensi rendah sampel B memiliki nilai mencapai =
dibawah 500 Hz memiliki koefisien absorpsi 0,179 =0,821 =0,054 pada rentang
paling besar yaitu 0,343 (125 Hz) tetapi pada frekuensi 125-1000 Hz. Sampel C
frekuensi 500 Hz sampel C bersifat pemantul memiliki nilai mencapai = 0,243 =0,757
karena < , . =0,081 pada rentang frekuensi 125-1000
Ketika frekuensi terus ditinggikan Hz.
koefisien serapan sampel C mengalami 4. Material uji dengan perbandingan fraksi
kenaikan di frekuensi 750 Hz-1000 Hz volume bersifat absorber pada frekuensi
dengan koefisien serapan 0,223 sampai 0,228. rendah Hz dan Hz, kecuali
Berdasarkan hal tersebut, semua material uji sampel C bersifat reflector pada frekuensi
bersifat absorber pada frekuensi rendah 500 Hz.
Hz, kecuali sampel C bersifat reflector pada
frekuensi 500 Hz. Sedangkan pada frekuensi V. DAFTAR PUSTAKA
sedang 750 Hz bersifat reflector dan pada Asade, F. and Ikhwansyah, I., 2013.
frekuensi 1000 Hz semua material uji Perancangan Tabung Impedansi dan
kembali bersifat absorber. Hal ini dapat Kajian Eksprimental Koefisien Serap
disimpulkan bahwa sampel C lebih baik Bunyi Paduan Alumunium-Magnesium.
digunakan sebagai absorber bunyi untuk Medan: Departemen Teknik Mesin
frekuensi rendah Hz sedangkan pada USU.
frekuensi tinggi di 1000 Hz sampel A lebih Doelle, L. L., 1993. Akustik Lingkungan.
baik untuk digunakan sebagai absorber Jakarta: Erlangga.
dibandingkan sampel yang lain. Halliday and Resnick., 2010. Fisika Dasar Edisi
7 Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta:
IV. KESIMPULAN Erlangga.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil Harahap, R.N., 2010. Kajian Eksprimental
penelitian yang telah dilakukan adalah KarakteristikMaterial Akustik dari
sebagaiberikut: Campuran Serat Batang Kelapa Sawit
1. Telah dibuat alat ukur sifat akustik dan Polyurethane dengan Metode
material berbasis platform arduino Impedansi Tube. Tugas Skripsi, USU.
dengan range pengukuran intensitas dari Jacobus, L., 2013. Otomatisasi Sistem
45,5 dB sampai 101,5 dB. Alat yang Pengukuran Serapan Akustik Bahan
dibuat memiliki jangkauan frekuensi Menggunakan Tabung Impedansi Dua
terbaik antara 81,67 Hz sampai 735 Hz. Mikrofon. Fakultas Sains dan
Alat ukur dapat mengukur karakteristik Komputer Universitas Kristen
sifat akustik yaitu koefisien absorpsi, Immanuel.
refleksi, dan transmisi dari suatu Khuriati. A., Komaruddin, E., and Nur, M.,
material. 2006. Desain Peredam Suara
2. Alat ukur telah dikalibrasi menggunakan Berbahan Dasar Serabut Kelapa dan
sampel standar dengan nilai koefisien Pengukuran Koefisien Penyerapan
serapan untuk frekuensi 125 Hz-1000 Hz Bunyi. Berkala Fisika, 9 (1),15-25.
secaraberturut-turut 0,2880,016;
154 Jurnal Fisika FLUX, 13(2), 2016. Hal. 148-154

Mitrayana and Fajar W A., 2013. Rancang Impedansi. FMIPA Universitas Riau,
Bangun Alat Ukur Koefisien Serapan Pekanbaru.
Akustik. Lab Fisika Atom-Inti Jurusan Satwiko, P, 2009. Fisika Bangunan. Yogakarta:
Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. Andi.
Sari, S., Erwin, and Krisman, 2013. Suptandar, J. P., 2004. Faktor Akustik dalam
Pengukuran TingkatPenyerapsan Bunyi Perancangan Desain Interior. Jakarta:
Kepingan Batang Kelapa Sawit dengan Djambatan.
Menggunakan Tabung Tabung Young, H., 2002. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai