e-mail: syabah123@gmail.com
ABSTRAK-Telah dibuat alat ukur sifat akustik material dengan metode tabung impedansi di Laboratorium
Fisika FMIPA ULM dan material uji serat daun nanas dengan perbandingan fraksi volume sebagai sampel
uji. Alat ukur ini menggunakan Sound Analog Sensor (SAS)-V2 sebagai sensor bunyi. Alat ini telah dikalibrasi
menggunakan Sound Lever Meter standar dan sampel standar plywood / . Nilai koefisien serapan
sampel standar untuk frekuensi 125 Hz 1000 Hz berturut-turut 0,2880,016; 0,2170,032; 0,1870,023;
0,0570,006; dan 0,0830,014. Hasil pengukuran 3 sampel uji material serat daun nanas dengan
perbandingan fraksi volume serat dan matrik (lem fox) yaitu A (10%:90%), B (15%:85%), dan C (20%:80%)
disimpulkan bahwa material uji serat daun nanas bersifat absorber pada frekuensi rendah Hz
, << , dan Hz , , kecuali sampel C bersifat reflector pada frekuensi Hz = , 18).
Kata Kunci : Absorber, Metode Tabung Impedansi, Serat Daun Nanas, Sifat Akustik
148
Bahri, S., dkk. Pengukuran Sifat Akustik Material... 149
Lambung Mangkurat (ULM) alat pengukur ultrasonik (Young, 2002). Bunyi yang
seperti ini sangat menunjang kelengkapan menumbuk suatu permukaan akan
sarana dan prasarana di Laboratorium mengalami berbagai kondisi yaitu
Material Fisika FMIPA ULM. Penelitian pemantulan (refleksi) bunyi, penyerapan
tentang pengukuran sifat akustik material (absorption) bunyi dan transmisi bunyi
(bahan) dengan metode tabung impedansi (Suptandar, 2004).
berbasis platform arduino, dimana alat ukur
ini menggunakan mikrokontroller (Jacobus, 1.2 Koefisien Serapan Bunyi
2013) dan dimensi tabung (Mitrayana adn Koefisien absorpsi atau penyerapan
Fajar 2013).Tabung impedansi akan di uji suara (sound absorption) merupakan
keakurasiannya dengan menggunakan Sound perubahan energi dari energi suara menjadi
Level Meter Standard, sampel standar dan energi panas atau kalor. Koefisien absorpsi
material uji.Kelebihan alat ukur ini adalah bunyi menyatakan besarnya penyerapan
mampu mengukur sifat akustik (absorpsi, bunyi suatu benda pada frekuensi tertentu.
refleksi, dan transmisi) secara otomatis dan Nilai koefisien absorpsi berkisar antara 0
mudah dibawa kemana-mana (Portable). sampai 1. Jika nilai koefisien serap 0
menyatakan tidak ada energi bunyi yang
1.1 Gelombang dan Bunyi diserap dan nilai koefisien serap 1
Gelombang adalah suatu getaran, menyatakan serapan yang sempurna atau
gangguan atau energi yang merambat. Satu 100% bunyi yang datang diserap oleh bahan
gelombang terdiri dari satu lembah dan satu (Khuriati, 2006). Koefisien serapan bunyi
bukit (untuk gelombang tranversal) atau satu pada permukaan bidang dinyatakan sebagai
regangan dan satu rapatan (untuk gelombang perbandingan dari energi yang diserap
longitudinal) (Harahap 2010). terhadap energi yang datang. Secara
Bunyi adalah suatu gelombang matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
longitudinal yang merambat secara perapatan (Satwiko, 2009).
dan peregangan terbentuk oleh partikel zat I I i I sampel
perantara serta ditimbulkan oleh sumber (1)
Ii Ii
bunyi yang mengalami getaran. Gelombang
bunyi dapat merambat melalui benda padat,
1.3 Koefisien refleksi dan transmisi bunyi
benda cair, dan gas (Halliday and resnick
(Satwiko, 2009)
2010). Rambatan gelombang bunyi
Gelombang datang menjalar ke arah x-
disebabkan oleh lapisan perapatan dan
positif dinyatakan sebagai Ii, saat gelombang
peregangan partikel-partikel udara yang
datang mengenai bidang batas, ada sebagian
bergerak ke luar, yaitu karena perbedaan
gelombang yang diarahkan ke arah x-negatif
tekanan. Hal serupa juga terjadi pada
dan yang lain ditransmisikan ke medium dua
penyebaran gelombang air pada permukaan
seperti Gambar 1.
suatu kolam dari titik dimana batu di
jatuhkan (Doelle 1993). Tidak semua frekuensi
gelombang bunyi dapat didengar manusia.
Telinga manusia hanya peka terhadap
gelombang dalam range frekuensi tertentu Ir
yaitu sekitar 20 Hz- 20.000 Hz, yang It
dinamakan daerah yang dapat didengar Ii
(audiosonik), gelombang bunyi yang
frekuensinya kurang dari 20 Hz disebut
infrasonik, dan gelombang bunyi yang Gambar 1. Interaksi gelombang bunyi dengan
frekuensi lebih dari 20.000 Hz disebut permukaan
150 Jurnal Fisika FLUX, 13(2), 2016. Hal. 148-154
uji meliputi lem, Serat daun nanas, NaOH 3%, dan SLM diletakkan dalam tempat dengan
blender, cetakan, dan pompa hidrolik. kondisi (sejajar dan berdekatan) kemudian
diberikan sumber bunyi frekuensi 1kHz
Mulai
dengan variasi amplitudo bunyi. Hasil
keluaran nilai sensorSAS-V2 (Bit) dicatat
dan dibandingkan dengan nilai SLM (dB)
hingga didapatkan grafik antara intensitas
Buat tabung Buat SLM dan nilai keluaran sensor SAS-V2. Dari
impedansi komposit grafik karakterisasi tersebut kemudian
didapatkan suatu persamaan linier yang
akan dimasukkan kedalam suatu
Sistem listingprogram arduino sehingga sensor
Arduino Pengujian SAS-V2 siap untuk pengujian selanjutnya.
sifat akustik Kalibrasi tabung impedansi dilakukan
dengan membandingkan hasil pembacaan
Pengujian akurasi SAS-V2 yang telah dikarakterisasi
pengukuran sifat Analisa data menggunakan SLM standar sehingga
akustik
diperoleh suatu grafik kolerasi antara
keduanya. Setelah dilakukan kalibrasi dari
Kesimpulan masing-masing sensorSAS-V2, maka alat
tabung impedansi dapat diuji
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian keakurasiannya dengan mengukur nilai
koefisien absorpsi, koefisien refleksi dan
Pembuatan tabung impedansi dengan koefisien transmisi dari suatu bahan uji.
cara pipa dipotong dengan diameter inci Bahan uji tersebut dipotong sesuai diameter
dengan panjang 42 cm dan diameter 1 inci tabung dengan tebal maksimal 2 cm,
dengan panjang 50 cm berdasarkan hasil kemudian sampel diletakkan dalam holder.
perhitungan sebelumnya. tempat peletakan Tabung impedansi dilengkapi dengan suatu
sampel dibuat dengan tebal maksimal 2cm. sistem arduino uno dan LCD 16x4 untuk
Pipa dilubangi sebagai tempat untuk memudahkan melakukan pengukuran. Alat
meletakkan sensor mikrofon dengan ukur tabung impedansi dinyalakan dan
menggunakan bor. Sensor mikrofon digunakan diukur tingkat intensitas bunyi pada
untuk mengukur parameter fisis berupa masing-masing ruang sesuai Tabel 2.
intensitas bunyi. Tabung dihubungkan arduino Pengukuran dilakukan dengan
yang telah dilengkapi program dengan sensor memvariasikan frekuensi dari 125, 250, 500,
mikrofon menggunakan kabel USB sehingga 750, dan 1000 Hz.
hasil pembacaan dari sensor akan ditampilkan
di LCD dan PC. Buzzer dipasang di ujung pipa III. HASIL DAN PEMBAHASAN
berdiameter inci. 3.1 Kalibrasi
Karakterisasi sensor sangat penting Proses kalibrasi sensor SAS-V2 dilakukan
sebelum uji akurasi tabung impedansi. dengan melakukan pengambilan data ukur
Karakterisasi dilakukan untuk memperoleh dari kelima sensor secara bersamaan dengan
persamaan karakteristik dari sensor SLM standar pada jarak yang sama dengan
mikrofon yang nantinya dikonversi menjadi sumber bunyi (1 Khz). Pengukuran dimulai
output digital. Pengujian awal dari intensitas 45,5 dB sampai dengan 101,5
menggunakan Sound Level Meter (SLM) dB. Besarnya nilai korelasi untuk masing-
untuk karakterisasi mikrofon jenis Sound masing sensor yaitu sensor SAS-V2 1 98,89%;
Analog Sensor (SAS)-V2. Sensor mikrofon sensor SAS-V2 2 98,85%; sensor SAS-V2 3
152 Jurnal Fisika FLUX, 13(2), 2016. Hal. 148-154
98,75%; sensor SAS-V2 4 98,63%; dan sensor ditunjukkan pada buku (referensi) sehingga
SAS-V2 5 98,62%. dapat dijadikan sampel standar. Koefisien
Alat ukur dikalibrasi lagi menggunakan serapan dihitung menggunakan Persamaan
sampel uji berupa plywood / karena (1) dan (2). Alat ukur akustik tabung
plywood / sudah mempunyai data yang impedansi ditunjukkan oleh Gambar 4.
Dari data pada Tabel 1 besarnya nilai nilai koefisien tersebut diketahui bahwa
koefisien serapan plywood / hampir sama untuk jarak antara mikrofon (S0) 21 cm
dengan yang ditunjukkan oleh referensi merupakan jarak yang paling tepat untuk
pada jarak S0 = 20 cm. Koefisien serapan mengukur tingkat intensitas bunyi pantul
didapatkan pada rentang frekuensi 81,67 Hz dibandingkan jarak (S0) yang lain karena
sampai 735 Hz karena jangkauan alat menghasilkan nilai koefisien serapan plywood
mampu menangkap frekuensi bunyi dengan / hampir sama dengan yang ditunjukkan
baik pada rentang tersebut. Berdasarkan oleh referensi.
0,3 0,302
0,25 0,258 0,264
0,245
0,223 0,228
0,2 0,193
0,192 Sampel A
0,185
0,169
0,15 0,15 Sampel B
0,1 0,118 0,117
0,111
Sampel C
0,05
0
125 250 500 750 1000
Frekuensi (Hz)
Mitrayana and Fajar W A., 2013. Rancang Impedansi. FMIPA Universitas Riau,
Bangun Alat Ukur Koefisien Serapan Pekanbaru.
Akustik. Lab Fisika Atom-Inti Jurusan Satwiko, P, 2009. Fisika Bangunan. Yogakarta:
Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. Andi.
Sari, S., Erwin, and Krisman, 2013. Suptandar, J. P., 2004. Faktor Akustik dalam
Pengukuran TingkatPenyerapsan Bunyi Perancangan Desain Interior. Jakarta:
Kepingan Batang Kelapa Sawit dengan Djambatan.
Menggunakan Tabung Tabung Young, H., 2002. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga.