Akustik Material
Oleh :
Rina Noviana
1803124209
Fisika C
Oleh :
Anjas Priandani
1803124159
Fisika C
2021
I. Tujuan Percobaan
1. Infrasonik (frekuensi 0–16 Hz). Frekuensi ini tidak dapat ditangkap olehindera
pendengar manusia, misalnya getaran gempa, tanah longsor,getaran truk dan
sebagainya.
2. Sonik (frekuensi 16 Hz sampai dengan 20.000 Hz). Frekuensi ini dapatditangkap oleh
indera pendengar manusia, misalnya suara pembicaran,suara lonceng dan sebagainya.
3. Ultrasonik (frekuensi >20.000 Hz). Frekuensi ini tidak dapat ditangkapoleh indera
pendengar manusia, misalnya getaran yang dihasilkan olehmagnet listrik, getaran
Kristal piezoelektrik. Frekuensi ini digunakandalam bidang kedokteran misalnya
USG, diatermi dan sebagainya, karenamemiliki daya tembus yang cukup besar.
S = A.α
Dengan :
S = penyerapan bunyi (sabin)
A = luas permukaan (m2)
α = koefisien penyerapan bunyi
Bila bunyi menumbuk suatu permukaan, maka ia dipantulkan atau diserap.Energi bunyi
yang diserap oleh oleh lapisan penyerap sebagian diubah
menjadi panas, tetapi sebagian besar ditransmisikan ke sisi lain lapisan tersebut, kecuali bila t
ransmisi tadi dihalangi oleh penghalang yang berat dan kedap. Dengan perkataan lain penyer
ap bunyi yang baik adalah pentransmisi bunyi yang efisiendan arena itu adalah insulator
bunyi yang tidak baik. Sebaliknya dinding
insulasi bunyi yang efektif akan menghalangi transmisi bunyi dari satu sisi ke sisi lain.
Bahan-bahan dan kontruksi penyerap bunyi dapat dipasang pada dinding ruangataupun
digantung di udara.
3. Menyusun alat dalam kotak penguji dengan susunan yaitu Sine wavegenerator,
speaker dan sound level meter.
7. Melakukan pengukuran tingkat tekanan bunyi (dB) untuk frekuensi yang sama dan
dengan perlakuan yang sama.
V. Pengolahan Data
p = 124,7 cm
l = 27,4 cm
t = 31,8 cm
NR = L0 – L
NR(125Hz) = L0 – L = 86,6 – 80.7 = 5.9
NR = L0 – L
α = (LS – L) / LS
α = (LS – L) / LS
Untuk frekuensi 250Hz diperoleh L0 = 91.8 dB dan Ls = 106.6 dB untuk posisi sensor
menghadap sumber bunyi, sedangkan untuk posisi sensor membelakangi sumber bunyi
diperoleh L0 =95,9 dB dan Ls = 92.5 dB. Untuk frekuensi 500Hz diperoleh L0 = 80,5 dB
dan Ls =103.3 dB untuk posisi sensor menghadap sumber bunyi, sedangkan untuk posisi
sensor membelakangi sumber bunyi diperoleh L0= 78,8 dB dan Ls = 82,1 dB. Danuntuk
frekuensi 800Hz diperoleh L0= 80.5 dB dan Ls = 106,1 dB untuk posisisensor menghadap
sumber bunyi, sedangkan untuk posisi sensor membelakangisumber bunyi diperoleh L0=
72,0 dB dan Ls = 80,2 dB.
Dari data yang diperoleh nilai lo pada frekuensi 500 Hz dan 800 Hz sama.
Selainitu tekanan bunyi lebih besar pada frekuensi 250 Hz dibandingkan dengan frekuensi
500 Hz. Sehingga data ini mempengaruhi nilai waktu dengungnya. Adapun ketidaksesuaian
nilai yang diperoleh mungkin disebabkan oleh pengaruh kondisi peralatan yang digunakan
dan faktor lingkungan sehingga
berdampak pada keakuratan hasil dari pengukuran yang menyebabkan nilai praktikum
melenceng dari teori yang seharusnya.
VII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Semakin tinggi frekuensi semakin rendah reduksi bunyi.
2. Pemasangan bahan berupa sekam mempengaruhi bunyi karena terjadi
penyerapan bunyi (α) yang dalam praktikum ini besarnya 0.023, 0.171,0.273
dan 0,343 untuk posisi sensor menghadap ke sumber bunyi, dan α
sebesar 0.138, 0.185, 0.052 dan -0,011 untuk posisi sensormembelakangi sumber.
3. Waktu dengung dinding akustik dapat ditentukan bergantung besarfrekuensi, volume
ruang dan penyerapan total yang terjadi dalam ruangtersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Jones, Edwin. dan Childers, Richard. 2001. Contemporary Collage Physics thirdedition.
America : McGraw-Hill Companies, Inc.
Petrucci, Ralph H. 1987. Fisika Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi4. Jakarta:
Erlangga.