Anda di halaman 1dari 8

Laporan Fisika Eksperimen II

Akustik Material

Oleh :
Rina Noviana
1803124209
Fisika C

Oleh :

Anjas Priandani

1803124159

Fisika C

Dosen Pembimbing: Drs. KRISMAN M.SiLaboratorium


Fisika Eksperimen
Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Riau
Pekanbaru

2021
I. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum akustik, adalah sebagai berikut:

1. Menghitung reduksi bunyi dinding akustik.

2. Menghitung tingkat penyerapan bunyi dindiding akustik.

3. Menentukan waktu dengung dinding akustik.

II. Teori Dasar


Bunyi adalah suatu gelombang yang dihasilkan oleh perubahanmekanik dari gas,cair atau
padat akibat umbukan antar molekul-molekulnya. Telinga normal tanggapterhadap bunyi di
antara jangkauan frekuensi audio sekitar 20 sampai 20.000 Hz. Kebanyakan bunyi
(pembicaraan, musik, dan bising) terdiri dari banyak frekuensi,yaitu komponen-komponen
frekuensi rendah, tengah, medium. Karena itu amatlah penting untuk memeriksa masalah-
masalah akustik meliputi spektrum frekuensiyang dapat didengar. Frekuensi standar yang
dapat dipilih secara bebas sebagaiwakil yang penting dalam akustik lingkungan adalah 125,
250, 500, 1000, 2000,dan 4000 Hz atau 128, 256, 512, 1024, 2048, dan 4096 Hz.

Bunyi berdasarkan frekuensi dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Infrasonik (frekuensi 0–16 Hz). Frekuensi ini tidak dapat ditangkap olehindera
pendengar manusia, misalnya getaran gempa, tanah longsor,getaran truk dan
sebagainya.

2. Sonik (frekuensi 16 Hz sampai dengan 20.000 Hz). Frekuensi ini dapatditangkap oleh
indera pendengar manusia, misalnya suara pembicaran,suara lonceng dan sebagainya.

3. Ultrasonik (frekuensi >20.000 Hz). Frekuensi ini tidak dapat ditangkapoleh indera
pendengar manusia, misalnya getaran yang dihasilkan olehmagnet listrik, getaran
Kristal piezoelektrik. Frekuensi ini digunakandalam bidang kedokteran misalnya
USG, diatermi dan sebagainya, karenamemiliki daya tembus yang cukup besar.

Penyerapan bunyi diperlukan untuk mengurangi tingkat kebisingan yang tidak


dikehendaki. Bahan penyerapan bunyi yang sering digunakan adalah bahan
yang berpori, penyerapan panel, resonator rongga. Penyerapan bunyi adalah perubahan
energy bunyi menjadi energy berbentuk lain panas) jika melewati suatu bahanatau ketika
menumbuk suatu permukaan. Tingkat/koefisien penyerapan bunyi didefenisikan sebagai
energy bunyi yang diserap dibagi dengan energy bunyi yang datar atau membentur material.
Penerapan bunyi suatu permukaan diukur dalamsabin. Satu sabin menyatakan suatu
permukaan seluas 1 m2 yang mempunyai koefisien 1. Penyerapan dipermukaan diperoleh
dengan koefisien penyerpan bunyi didefinisikan sebgai energy bunyi yang diserap dibagi
dengan energy bunyiyang datar atau membentur material .penyerapan bunyi suatu permukaan
seluas 1m2 yang mempunyai koefisien penyerapan permukaan diperoleh dengan mengalikan
luas permukaan dengan mengalikan luas permukaan denganmengalikan luas permukaan
dengan koefisien penyerapan bunyi.

S = A.α

Dengan :
S = penyerapan bunyi (sabin)
A = luas permukaan (m2)
α = koefisien penyerapan bunyi

Bila bunyi menumbuk suatu permukaan, maka ia dipantulkan atau diserap.Energi bunyi
yang diserap oleh oleh lapisan penyerap sebagian diubah
menjadi panas, tetapi sebagian besar ditransmisikan ke sisi lain lapisan tersebut, kecuali bila t
ransmisi tadi dihalangi oleh penghalang yang berat dan kedap. Dengan perkataan lain penyer
ap bunyi yang baik adalah pentransmisi bunyi yang efisiendan arena itu adalah insulator
bunyi yang tidak baik. Sebaliknya dinding
insulasi bunyi yang efektif akan menghalangi transmisi bunyi dari satu sisi ke sisi lain.
Bahan-bahan dan kontruksi penyerap bunyi dapat dipasang pada dinding ruangataupun
digantung di udara.

III. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Sekam padi
2. Soundlevel meter
3. Osilator audio
4. Sine wave generator
5. Kotak penguji
6. Meteran
IV. Langkah Percobaan

Adapun langkah kerja dari percobaan ini adalah:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Mengukur panjang,lebar dan tinggi kotak penguji, kemudian menghitungvolume dan


luas kotak kosong.

3. Menyusun alat dalam kotak penguji dengan susunan yaitu Sine wavegenerator,
speaker dan sound level meter.

4. Melakukan pengukuran tingkat tekanan bunyi (dB) tanpa sampel untukfrekuensi


125Hz, 250Hz, 500Hz dan 800Hz dengan menggunakansoundlevel meter untuk
posisi didepan speaker danjarak 60 cm darispeaker.

5. Mengukur tingkat tekanan bunyi untuk soundlevel meter dalam keadaan


membelakangi speaker.

6. Menyusun sampel sekam pada dinding kotak penguji.

7. Melakukan pengukuran tingkat tekanan bunyi (dB) untuk frekuensi yang sama dan
dengan perlakuan yang sama.

8. Mencatat hasil yang diperoleh.

V. Pengolahan Data

 p = 124,7 cm

 l = 27,4 cm

 t = 31,8 cm

a) Luas kotak pengujian

A = p x l = 124,7 x 27,4 = 3403,08 cm2 = 0,3403 m2

b) Volume kotak pengujian

V = p x l x t = 124,7 x 27,4 x 31,8 = 108217.944 cm3 = 0,1082 m3

c) Reduksi bunyi untuk sensor menghadap sumber bunyi

NR = L0 – L
NR(125Hz) = L0 – L = 86,6 – 80.7 = 5.9

NR(500Hz) = L0 – L = 80.5 – 75.1= 5.4

NR(250Hz) = L0 – L = 91.8 – 88,4 = 3.4

NR(800Hz) = L0 – L = 80.5 – 69.7= 10.8

d) Reduksi bunyi untuk sensor membelakangi sumber bunyi

NR = L0 – L

NR(125Hz) = L0 – L = 86.6 – 78.4 = 8.2

NR(500Hz) = L0 – L = 78.8 – 66.9 = 11.9

NR(250Hz) = L0 – L = 95,9 – 87.7 = 8.2

NR(800Hz) = L0 – L = 72.0 – 81.1= – 9.1

e) Koefisien penyerapan bunyi untuk sensor menghadap sumber bunyi

α = (LS – L) / LS

α(125Hz) = (LS – L) / LS= (101.2 – 80.7) / 101.2 = 0.023

α(500Hz) = (LS – L) / LS= (103.3 – 75.1) / 103.3 = 0,273

α(250Hz) = (LS – L) / LS= (106.6 – 88.4) / 106.6 = 0,171

α(800Hz) = (LS – L) / LS= (106.1 – 69.7) / 106.1 = 0,343

f) Koefisien penyerapan bunyi untuk sensor membelakangi sumber bunyi

α = (LS – L) / LS

α(125Hz) = (LS – L) / LS = (91.0 – 78.4) / 91.0 = 0,138

α(500Hz) = (LS – L) / LS = (82.2 – 66.9) / 82.2 = 0,185

α(250Hz) = (LS – L) / LS = (92.5 – 87.7) / 92.5 = 0,052

α(800Hz) = (LS – L) / LS = (80.2 – 81.1) / 80.2 = –0,011


VI. Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan kotak penguji berbentuk persegi panjang dengan p=124,7
cm, l = 27,4 cm dan t = 31,8 cm. Dari pengukuran tersebut diperolahvolume kotak kosong V
= 0,1082 m3 dengan luas A= 0,3403 m2. Peralatan disusundalam kotak penguji, kemudian
dilakukan pengukura tingkat tekanan bunyi tanpasampeldengan frekuensi yang berbeda yaitu
125Hz, 250Hz, 500Hz dan 800Hz. Untuk frekuensi 125Hz diperoleh L0 = 86,6 dB dan Ls =
101.2 dB untuk posisisensor menghadap sumber bunyi, sedangkan untuk posisi sensor
membelakangi sumber bunyi diperoleh L0 = 86,0 dB dan Ls = 91,0 dB.

Untuk frekuensi 250Hz diperoleh L0 = 91.8 dB dan Ls = 106.6 dB untuk posisi sensor
menghadap sumber bunyi, sedangkan untuk posisi sensor membelakangi sumber bunyi
diperoleh L0 =95,9 dB dan Ls = 92.5 dB. Untuk frekuensi 500Hz diperoleh L0 = 80,5 dB
dan Ls =103.3 dB untuk posisi sensor menghadap sumber bunyi, sedangkan untuk posisi
sensor membelakangi sumber bunyi diperoleh L0= 78,8 dB dan Ls = 82,1 dB. Danuntuk
frekuensi 800Hz diperoleh L0= 80.5 dB dan Ls = 106,1 dB untuk posisisensor menghadap
sumber bunyi, sedangkan untuk posisi sensor membelakangisumber bunyi diperoleh L0=
72,0 dB dan Ls = 80,2 dB.

Dari data yang diperoleh nilai lo pada frekuensi 500 Hz dan 800 Hz sama.
Selainitu tekanan bunyi lebih besar pada frekuensi 250 Hz dibandingkan dengan frekuensi
500 Hz. Sehingga data ini mempengaruhi nilai waktu dengungnya. Adapun ketidaksesuaian
nilai yang diperoleh mungkin disebabkan oleh pengaruh kondisi peralatan yang digunakan
dan faktor lingkungan sehingga
berdampak pada keakuratan hasil dari pengukuran yang menyebabkan nilai praktikum
melenceng dari teori yang seharusnya.

VII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Semakin tinggi frekuensi semakin rendah reduksi bunyi.
2. Pemasangan bahan berupa sekam mempengaruhi bunyi karena terjadi
penyerapan bunyi (α) yang dalam praktikum ini besarnya 0.023, 0.171,0.273
dan 0,343 untuk posisi sensor menghadap ke sumber bunyi, dan α
sebesar 0.138, 0.185, 0.052 dan -0,011 untuk posisi sensormembelakangi sumber.
3. Waktu dengung dinding akustik dapat ditentukan bergantung besarfrekuensi, volume
ruang dan penyerapan total yang terjadi dalam ruangtersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Glancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi V Jilid I . Jakarta : Erlangga.

Jones, Edwin. dan Childers, Richard. 2001. Contemporary Collage Physics thirdedition.
America : McGraw-Hill Companies, Inc.

Keenan. 1980. Fisika untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Ralph H. 1987. Fisika Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi4. Jakarta:
Erlangga.

Syukri, S. 1999. Fisika Dasar 1. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai