Anda di halaman 1dari 23

PERSAMAAN

SCHRODINGER
• Perbedaan pokok antara mekanika klasik (Newton) dan
mekanika kuantum terletak pada cara menggambarkannya.

• Dalam mekanika klasik masa depan partikel telah ditentukan


oleh kedudukan awal, momentum awal serta gaya-gaya yang
bekerja padanya.

• Dalam mekanika kuantum ketentuan tentang karakteristik


masa depan partikel seperti pada mekanika Newton tidak
mungkin diperoleh karena kedudukan dan momentum awal
partikel tidak dapat diperoleh dengan ketelitian yang cukup
PERSAMAAN SCHRODINGER
 Dalam kasus Fisika kuantum, persamaan utama yang harus
dipecahkan adalah suatu persamaan differensial parsial orde
kedua, yang dikenal sebagai Persamaan Schrodinger.

 Pemecahan persamaan Schrodinger disebut dengan Fungsi


Gelombang, yang memberikan informasi tentang perilaku
gelombang dari partikel

 Pemecahan persamaan schrodinger lebih menaruh perhatian


pada potensialnya ketimbang gayanya.
Fungsi Gelombang 
1. Fungsi gelombang merupakan sebuah fungsi matematika
2. Fungsi gelombang mengandung semua informasi yang
mungkin diketahui tentang lokasi dan gerak dari partikel
3. Jika sebuah fungsi gelombang memiliki nilai yang besar,
maka semakin besar kemungkinan menemukan partikel
pada posisi tersebut.
4. Fungsi gelombang tidak boleh bernilai 0, atau sama
dengan nol disemua posisi, karena keberadaan elektron
haruslah nyata betapapun kecilnya.
5. Perubahan fungsi gelombang yang lebih cepat dari satu
tempat ke tempat lain membutuhkan energi kinetik
partikel yang lebih besar
SIFAT-SIFAT PERSAMAAN SCHRODINGER HARUS
MEMILIKI KRITERIA DIANTARANYA:

1. Tidak boleh melanggar hukum kekekalan energi. hukum kekekalan


energi adalah salah satu asas yang kita inginkan tetap berlaku. Oleh
karena itu, kita mengambil
K+V=E
2. Bentuk persamaan diferensial apa pun yang kita tulis, haruslah taat
asas terhadap hipotesis deBrogile

3. Memberikan informasi tentang probabilitas untuk menemukan


partikel, fungsinya harus bernilai tunggal (tidak boleh ada dua
probabilitas untuk menemukan partikel disuatu titik yang sama)
PERSAMAAN SCHRODINGER
Bentuk Persamaan Schrodinger tidak bergantung waktu atau
bebas waktu diberikan oleh persamaan:

V adalah energi potensial dari partikel

h
  1.05457x1034 Js
2
konstanta Planck (h)
PROBABILITAS DAN NORMALISASI

Jika kita mendefinisikan P(x) sebagai rapat probabilitas


(probabilitas persatuan panjang dalam ruang satu dimensi),
maka tafsiran (x) menurut Schrodinger adalah:

P(x) dx = |ψ(x)|2dx

Probabilitas untuk menemukan partikel antara x1 dan x2


adalah jumlah semua probabilitas P(x)d(x) dalam selang
antara x1 dan x2

Probabilitas untuk menemukan partikel antara x1 dan x2 =


=
Dari aturan ini, kita peroleh dalil bahwa probabilitas untuk
Menemukan partikel disuatu titik sepanjang sumbu x,
adalah 100 persen, sehingga berlaku

Persamaan Normalisasi
 Partikel Bebas

Yang dimaksud dengan “partikel bebas” adalah sebuah partikel


yang bergerak tanpa dipengaruhi gaya apapun dalam suatu
bagian ruang.

F=

sehingga menempuh lintasan lurus dengan kelajuan konstan.


Sehingga energi potensialnya nol.
Persamaan Schrodinger untuk sebuah partikel dengan
massa m, dapat bergerak bebas sejajar dengan sumbu x,
dengan nilai “zero potential energy” (V=0) di setiap posisi
adalah:

Karena untuk partikel bebas V = 0, maka persamaanya


menjadi
= EΨ(x) atau

…………….(*)

Dengan k2 =
Pemecahannya persamaan (*) :

Ψ(x) = A sinkx + B cos kx

Dengan A dan B adalah konstanta

Dengan nilai energi yang diperkenankan :

(1)

Nilai k pada persamaan diatas tidak ada batasan


Artinya energi partikel diperkenankan memiliki semua nilai.
Dalam istilah fisika kuantum dikatakan energi tidak
terkuantisasi
 Partikel dalam Sumur Potensial
Sumur potensial adalah yang tidak mendapat pengaruh potensial. Hal ini
berarti bahwa partikel selama berada dalam sumur potensial, merupakan
elektron bebas

Potential V(x) = 0 0xL


V(x) = ~ x < 0, x > L diabaikan

~ ~
I II III Anggap dinding kotak benar-benar tegar
Sehingga partikel selalu berada didalam kotak
V=~ V=0 V=~
Untuk membuat probabilitasnya nol diluar kotak
Harus mengambil  = 0 diluar kotak, jadi
x =0 x=L
(x) = 0 x < 0, x > L
• Pemecahan Persamaan Schrodinger untuk 0  x  L, jika V(x) = 0 :

Ψ(x) = A sinkx + B cos kx ……………………………… (*)

• Dengan k =

• Untuk menentukan nilai A dan B dan energi E yang diperkenankan untuk


menghitungnya, akan diterapkan persyaratan bahwa Ψ(x) harus kontinu pada
setiap batas dua bagian ruang.
• Dalam hal ini akan dibuat syarat bahwa :
pemecahan untuk x < 0 dan x > 0 bernilai sama di x = 0
Pemecahan untuk x > L dan x < L haruslah bernilai sama di x = L, jika x = 0
• Untuk x < 0 jadi harus mengambil Ψ(x) = 0
Pada x = 0, maka persamaan (*) menjadi:
Ψ(0) = A sin 0 + B cos 0
Ψ(0) = 0 + B.1 = 0

Jadi, didapat B = 0

Karena Ψ = 0 untuk x > L, maka haruslah berlaku Ψ(L) = 0,

Ψ(L) = A sin kL + B cos kL = 0

Karena telah didapatkan bahwa B = 0, maka haruslah


berlaku:

A sin kL = 0 ……. ……………………….. (**)

Disini ada dua pemecahan yaitu A = 0, yang memberikan Ψ(x) = 0 dan Ψ²(x) = 0, yang
berarti bahwa dalam sumur tidak terdapat partikel (Pemecahan tidak masuk akal) atau
sin kL = 0, maka pers (**) hanya benar jika:
kL = kL = nπ

Dengan k = nπ/L
k=

Dari persamaan di atas diperoleh bahwa energi partikel mempunyai


harga tertentu . Nilai ini membentuk tingkat energisitas yaitu:

En =

tingkat energi pada persamaan Schrodinger menyatakan tingkat


energi untuk elektron.
Pemecahan (x) belum lengkap karena tetapan A belum ditentukan

Tinjau persyaratan normalisasi

Karena  = 0 untuk x < 0 dan x > L, maka untuk 0  x  L


integralnya tidak nol, sehingga berlaku:

Berapa Nilai A= ?
Maka diperoleh A =

dengan demikian, pemecahan lengkap bagi


fungsi gelombang untuk 0  x  L adalah:

Ψ(x) = A sinkx + B cos kx ……………………………… (*)


Tingkat energi dalam sumur secara konstan

Berbagai tingkat energi, fungsi gelombang dan rapat probalitas yang


mungkin untuk beberapa keadaan terendah. Keadaan energi terendah, yaitu
pada n=1, dikenal sebagai keadaan dasar dan keadaan dengan energi yang
lebih tinggi (n > 1) dikenal sebagai keadaan eksitasi.
PROBALITAS KEBERADAAN ELEKTRON DALAM SUMUR POTENSIAL

Jika tingkat energi untuk n = 1 kita sebut tingkat energi yang pertama, maka tingkat
energi yang kedua pada n=2, tingkat energi yang ketiga pada n=3 dan seterusnya.
Jika kita kaitkan dengan bentuk gelombangnya, dapat kita katakan bahwa
tingkat-tingkat energi tersebut sesuai dengan jumlah titik simpul
gelombang. Dengan demikian maka diskritasi energi elektron terjadi
secara wajar melalui pemecahan persamaan Schrodinger.

Persamaan E=

Selisih energi antara satu tingkat dengan tingkat berikutnya, misalnya antara
n=1 dan n=2, berbanding terbalik dengan kuadrat lebar sumur potensial.

Makin lebar sumur ini, makin kecil selisih energi tersebut, artinya tingkat-
tingkat energi semakin rapat.
Untuk L sama dengan satu satuan misalnya, selisih energi untuk n=2
dan n=1 adalah E2 – E1 = 3h²/8m dan jika L 10 kali lebih lebar maka
selisih ini menjadi E2-E1= 0,03h²/8m.

Jadi makin besar L maka perbedaan nilai tingkat-tingkat energi akan


semakin kecil dan untuk L semakin lebar maka tingkat-tingkat energi
tersebut akan semakin rapat sehingga kontinyu

Gambar : Pengaruh lebar sumur terhadap energi


Contoh soal

Anda mungkin juga menyukai