Gambar 1. Ruang anti-de Sitter tiga dimensi: Dua dimensi ruang (sumbu horizontal) dan
satu dimensi waktu (sumbu vertikal). Satu potongan cakram mewakili kondisi alam
semesta pada satu waktu. Perbatasan alam semesta tiga dimensi ini adalah ruang dua
dimensi yang berada pada permukaan silinder.
Gambar di atas sebagai ilustrasi, kita tinjau suatu alam semesta anti-de
Sitter tiga dimensi (gambar kanan). Alam semesta ini memiliki dua sumbu ruang
dan satu sumbu waktu. Di sini ruang, yang memiliki dua dimensi dengan kurvatur
negatif, digambarkan sebagai sebuah cakram. Cakram ini mewakili kondisi alam
semesta pada suatu waktu tertentu. Tumpukan cakram-cakram ini (dari waktu
yang berbeda-beda) akan membentuk sebuah silinder, di mana sumbu vertikal
menandakan arah jalannya waktu. Permukaan silinder ini, sebagaimana bisa kita
lihat, adalah sebuah bidang datar dua dimensi. Pada bidang datar dua dimensi
inilah terdapat hukum-hukum fisika yang ekivalen/setara dengan hukum-hukum
fisika pada ruang dimensi tiga yang dibatasi oleh ruang dua dimensi tersebut. Di
sinilah ide dasar dari korespondensi AdS/CFT: Fisika yang berlaku pada ruang
anti-de Sitter berdimensi 5 adalah ekivalen dan terhubung dengan fisika pada
ruang 4-dimensi yang membatasi ruang anti-de Sitter.
Korespondensi AdS/CFT adalah salah satu pengejewantahan paling kuat
dari apa yang dinamakan prinsip holografis. Prinsip ini adalah satu prinsip
dalam teori dawai, yang menyatakan bahwa seluruh informasi yang
mendeskripsikan suatu volume juga terkandung dalam ruang berdimensi lebih
rendah yang membatasi volume tersebut. hologram, yaitu gambar dua dimensi
yang menyimpan informasi penuh mengenai tiga dimensi dari objek yang
digambarkan. Penghubungan informasi tiga dimensi ke dalam gambar dua
dimensi ini dilakukan melalui suatu metode fisika tertentu.