Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH UTILITAS

PT PETROKIMIA GRESIK

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1. HUSNI MUZAKKIR DURHAN (17TKM219)
2. MUHAMMAD IHSAN (17TKM222)
3. NIRWAN (17TKM226)
4. ANDI NURLINDA DASA (17TKM228)
5. DWI PUJI ASTUTI (17TKM230)

TEKNIK KIMIA MINERAL


POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur tak henti-hentinya kita panjatkan atas kehadirat Allah


Subhanahu Wa Ta’ala, berkat anugerah-Nya penulis mampu menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “Utilitas PT Petrokimia Gresik”. Sholawat serta salam
kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa
Sallam yang telah memberikan pedoman kepada kita jalan yang sebenar-
benarnya jalan berupa ajaran agama islam yang begitu sempurna dan menjadi
rahmat bagi alam semesta.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah
Utilitas. Dalam pelaksanaan pembelajaran maupun saat pembuatan makalah ini,
penulis menyadari masih banyak masalah dan kendala yang penulis hadapi.
Sehingga pada kesempatan ini penulis mengungkapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada Ibu Gusnawati, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Utilitas, dan semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat  penulis
sebutkan satu persatu.
Demikian makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini dan tak lepas dari
keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu, penulis tetap
menerima kritik dan saran dari berbagai pihak, guna kesempurnaan makalah ini.
Semoga bermanfaat bagi penulis kedepannya dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.

Makassar, 03 Desember 2019

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3


A. Pengertian Utilitas ....................................................................... 3
B. Utilitas PT Petrokimia Gresik........................................................ 3

BAB II PENUTUP .................................................................................... 19


A. Kesimpulan .................................................................................. 19
B. Saran............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem utilitas merupakan sarana atau unit penunjang yang

diperlukan untuk operasi suatu proses. Sarana atau unit penunjang disini

maksudnya adalah sebuah unit yang berfungsi sebagai penyediaan bahan-

bahan penunjang kegiatan pabrik seperti air umpan, penyedia steam,

penyedia listrik (power), udara tekan dan pengolahan limbah. Unit utilitas

penting dalam proses di dalam suatu industri. Salah satunya mereka

membutuhkan bahan bakar untuk pengoperasian sebagai alat yang

berbahan bakar ataupun listrik untuk menunjang pengoperasian alat yang

menggunakan listrik. Yang melatarbelakangi dibuatnya unit utilitas dalam

pabrik yaitu kapasitas-kapasitas atau daya tampung merupakan faktor

pertama yang menjadi pertimbangan ada tidaknya unit utilitas di suatu

pabrik.

Kontinuitas yang tidak boleh dilupakan dalam pertimbangan

pengadaan unit utilitas adalah kekontinuitas proses pabrik yang

menggunakan bahan penunjang. Jika pemenuhan kebutuhan akan bahan

penunjang terjadi setiap hari. Lebih baik kita mempunyai unit utilitas. Oleh

karena itu melalui makalah ini penulis membahas mengenai unit utilitas

pada PT. Petrokimia Gresik.


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai

berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Utilitas ?

2. Bagaimana Unit Utilitas PT Petrokimia Gresik ?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Utilitas

2. Dapat mengetahui bagaimana Unit Utilitas PT Petrokimia Gresik

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Utilitas

Utilitas dapat diartikan sebagai semua bahan/media/sarana yang dibutuhkan

untuk menunjang operasi pengolahan dalam suatu industri. Utilitas dapat

meliputi beberapa komoditi sesuai kebutuhannya, antara lain:

1. Listrik sebagai tenaga penggerak, pemanas

2. Steam (uap) sebagai bahan baku, sebagai tenaga penggerak, sebagai

pemanas.

3. Utility water, Treated water, Demineralized water, Boiler feed water.

4. Cooling water(Sea cooling water, Fresh cooling water)

5. Instrument air dan plant air atau Nitrogen maupun Oksigen.

B. Utilitas PT Petrokimia Gresik

Utilitas I PT. Petrokimia Gresik adalah unit pendukung proses produksi

yang ada di Departemen Produksi I secara langsung, dan sebagai pendukung

di pabrik II maupun pabrik III serta anak perusahaan secara tidak langsung.

Tugas pokok pabrik Utilitas I adalah menyediakan sarana penunjang

operasional pabrik I yang meliputi :

1. Unit Pengolahan Air

3
Kebutuhan air di PT. Petrokimia Gresik beserta anak-anak

perusahaan dan perumahan dipenuhi oleh dua unit air yang berasal dari

dua sumber, yaitu :

a) Water Intake Babat

1) Berasal dari sungai Bengawan Solo (Babat) yang berjarak 40 km

dengan debit 2500 m3/jam.

2) Berupa hard water dan ditampung di tangki 1103 yang

berkapasitas 1500 m3.

3) Karakteristik bahan baku air :

(1) Jenis = hard water

(2) pH = 7 – 8,5

(3) Turbiditas = 5000 NTU

(4) Kesadahan total = > 170 ppm

(5) Kesadahan Ca = 0,4 – 1 ppm

4) Mutu air yang diharapkan setelah dilakukan pengolahan :

(1) Jenis = hard water

(2) pH = 7,5 – 8,5

(3) Turbiditas = maks. 3 NTU

(4) Kesadahan = maks. 220 ppm

(5) Residual = 0,4 – 1 ppm

b) Water Intake Gunung Sari

4
1) Berasal dari sungai Brantas yang berjarak 22 km dengan debit

800 m3/jam.

2) Berupa hard water dan ditampung di tangki 951 yang

berkapasitas 1500 m3.

3) Karakteristik bahan baku air :

(1) Jenis = hard water

(2) pH = 7,6 – 8,2

(3) Turbiditas = 5000 NTU

(4) Kesadahan = 323 ppm

4) Mutu air yang diharapkan setelah dilakukan pengolahan :

(1) Jenis = hard water

(2) pH = 7,5 – 8,5

(3) Turbiditas = maks. 3 NTU

(4) Kesadahan = maks. 220 ppm

Tahap-tahap proses pengolahan air di Babat dan Gunung Sari secara

umum, yaitu :

1. Penghisapan, dilengkapi dengan pompa vakum. Pemakaian sistem

ini disebabkan ketinggian permukaan air sungai tidak tetap.

2. Penyaringan, menggunakan Carse dan Fine Screen untuk menyaring

kotoran berukuran besar.

5
3. Pengendapan, dilakukan secara gravitasi menggunakan settling pit

untuk mengendapkan partikel yang tersuspensi dalam air. Faktor

yang mempengaruhi adalah laju alir dan waktu tinggal.

4. Flokulasi dan koagulasi, untuk mengendapkan suspensi partikel

koloid yang tak terendapkan karena ukurannya sangat kecil. Bahan

kimia yang digunakan pada proses ini, yaitu :

a. Polyelektrolit (FeCl3.6H2O 10%-w), sebagai koagulan untuk

mempercepat proses pengendapan dengan membentuk flok

lebih cepat dan lebih besar.

b. Alum, sebagai flokulan untuk mengikat partikel-partikel kecil

yang menyebabkan keruhnya air menjadi flok-flok yang lebih

besar.

c. Kapur (CaCO3), sebagai pengatur pH.

5. Filtrasi, menggunakan saringan pasir silika (sand filter) untuk

menyaring padatan tersuspensi.

6. Penampungan dan pemompaan, dilakukan dengan pompa

sentrifugal.

Dalam pengunaan air yang dikirim dari dua unit pengolahan di atas

dipakai sebagai :

a. Air Proses

6
Merupakan air demineralisasi yang bebas dari mineral

seperti ion positif dan ion negatif yang dapat merusak alat dan

mengganggu proses. Prosesnya menggunakan resin penukar

kation dengan larutan regenerasi asam sulfat 2 – 4 % dan resin

penukar anion dengan larutan regenerasi NaOH 4 %.

b. Air Umpan Boiler

Merupakan air demineralisasi dan bebas dari gas O2, CO2

yang bersifat korosif. Penghilangannya dengan cara deaerasi. Air

demin yang bebas dari gas O2 dan CO2 harus ditambahkan zat

kimia seperti senyawa fosfat untuk menghindari terbentuknya

kerak dan hidrazin (N2H4) untuk menghilangkan gas O2 serta

pengatur pH.

c. Air Pendingin

Menambahkan bahan kimia seperti senyawa fosfat untuk

mencegah korosi. Senyawa Cl2 sebagai antibiocide, asam sulfat

sebagai pencegah terjadinya kerak, pengatur pH, dan mencegah

pengendapan lumpur.

d. Air Minum

Syarat kualitas air minum yaitu tidak berbau, jernih, tidak

mengandung bakteri, tidak berwarna, pH sekitar 7,5. Digunakan

untuk keperluan sanitasi pabrik, kantor, dan perumahan dinas PT

Petrokimia Gresik.

7
e. Air Hidran dan Air Service

Merupakan hard water yang langsung diambil dari TK 951. Air

Hidran digunakan sebagai pemadam kebakaran, sedangkan air

service digunakan sebagai sarana kebersihan pabrik.

f. Proses Water

Dipergunakan untuk keperluan proses pabrik

g. Cooling Water

Dipergunakan untuk sarana pendingin mesin pabrik, proses

produksi pabrik, dan air conditioner.

h. Demin Water

Dipergunakan untuk bahan baku pembuatan steam.

Sistem pengolahan air dari raw water (hard water) menjadi air sesuai

spesifikasinya ada beberapa tahap, yaitu :

1. Unit Pelunakan Air (Lime Softening Unit)

Berfungsi untuk memproses hard water menjadi soft water

dengan penambahan larutan kapur dan elektrolit. Prosesnya

dilakukan dengan kapasitas 300 m 3/jam. Spesifikasi produk yang

diharapkan setelah pengolahan di LSU :

a. pH = 9 - 10

b. Turbiditas = maks. 3 NTU

c. Kesadahan = maks. 80 ppm CaCO3

8
Reaksi kimia sederhana yang terjadi :

Ca(HCO3) + Ca(OH)2 CaCO3 + H2CO3

H2CO3 H2 O + CO2

Ca(HCO3) + Ca(OH)2 CaCO3 + H2O+CO2

Dengan pelepasan Ca(HCO3) maka total hardness < 80 ppm (soft

water).

2. Demineralizing Plant

Memproses soft water menjadi demineralizing water (demin

water), yaitu air bebas mineral penyebab pengerakan dalam air boiler

dan air proses. Demin Plant I mempunyai kapasitas 100 m 3/jam,

sedangkan Demin Plant II mempunyai kapasitas 200 m3/jam.

Terdiri dari :

a. Sand Filter

Air umpan dimasukkan ke sand filter, dimana sand filter

tersebut menurunkan turbidity soft water menjadi 2 NTU serta

kotoran padatan (impurities) dari umpan diserap.

b. Cation Exchanger

Air dari sand filter dimasukkan ke dalam Cation Exchanger

dari atas. Di dalam Cation Exchanger, garam-garam Na, Ca, Mg, dan

Ba diabsorp oleh resin kation.

Reaksi pada normal operasi :

RH2 + 2NaCl RNa2 + 2HCl

9
RH2 + CaCO3 RCa + H2CO3

RH2 + BaCl RBa + 2HCl

Resin akan jenuh setelah bekerja ± 36 jam yang ditunjukkan

dengan :

1) Kenaikkan anion

2) FMA (Free Mineral Acid)

3) Kenaikkan pH

4) Na serta total hardness lebih besar dari 0

Karena resin kation telah jenuh maka perlu diregenerasi selama 2,5

jam dengan larutan H2SO4 2% dan 4%. Reaksi yang terjadi :

RNa2 + H2SO4 RH2 + Na2SO4

RCa + H2SO4 RH2 + CaSO4

RBa + H2SO4 RH2 + BaSO4

Spesifikasi air yang keluar dari Cation Exchanger :

1) pH = ±3

2) Total hardness = 0

3) FMA = konstan

10
c. Degasifier

Keluar dari Kation Exchanger, air kemudian di-spray dari atas

dan dikontakkan dengan udara terkompresi oleh blower dari

bawah. Untuk meringankan beban kerja unit degasifier, maka

diberi vent untuk gas-gas tersebut.

d. Anion Exchanger

Berfungsi untuk mengikat ion-ion negatif yang terkandung di

dalam air. Dari bagian bawah degasifier, air dipompa masuk ke

dalam Anion Exchanger. Pada proses ini, sisa asam diikat

(diabsorp) oleh resin anion Castel A 500 P. Reaksi yang terjadi :

R(OH)2 + H2SO4 RSO4 + 2H2O

R(OH)2 + HCl RCl2 + 2H2O

R(OH)2 + H2CO3 RCO3 + 2H2O

Resin akan jenuh setelah beroperasi ± 40 jam dengan indikasi :

1) kadar silika lebih dari 0,1 ppm

2) pH air yang keluar turun, di bawah ± 9,7

3) konduktivitas turun drastis, maks. 45 µS/cm

Karena resin anion telah jenuh maka perlu diregenerasi selama 4,5

jam dengan larutan Caustic Soda (NaOH) 4%. Reaksi yang terjadi :

RSO4 + 2NaOH R(OH)2 + Na2SO4

RCl2 + 2NaOH R(OH)2 + 2NaCl

11
RCO3 + 2NaOH R(OH)2 + Na2CO3

e. Mixed-Bed Exchanger

Berfungsi menyerap ion positif dan ion negatif yang masih lolos

dari Cation maupun anion Exchanger. Prinsip dari proses ini

berdasarkan pada perbedaan berat jenis, dimana resin anion

berada di lapisan atas dan resin kation berada di lapisan bawah.

Resin pada Mixed-Bed Exchanger dapat mengalami kejenuhan

setelah beroperasi selama ± 3 bulan dengan indikasi :

1) konduktivitas semakin naik

2) kadar silika lebih besar dari 0,1 ppm

3) total hardness lebih besar dari 0,1 ppm

4) pH cenderung semakin naik atau semakin turun (pada batas

kation dan anion)

Spesifikasi air yang keluar dari Mixed-Bed Exchanger :

1) pH = 7,5

2) konduktivitas = > 2,0 µS/cm

3) kadar silika = > 0,1 ppm

4) Total hardness = >0

Jenis resin yang digunakan PT. Petrokimia Gresik Utilitas Produksi

I:

1) Cation Resin

a) Castel - C-300

12
b) Diaion - SK 1 B

c) Dowex - HCRS

d) Lewatit - Monoplus S-100

2) Anion Resin

a) Castel - A 500 P

b) Diaion - PA -312

- SA -12A

c) Dowex - SBRP

d) Lewatit - Monoplus MP-500

Di servis unit pabrik amoniak terdapat unit demineralisasi air

dengan air umpan yang berasal dari steam kondensat dari pabrik

amoniak dan unit demineralisasi utilitas I, yang terdiri dari carbon

filter, cation exchanger, dan mixed-bed exchanger (polisher).

Berikut spesifikasi produk unit demineralisasi :

1) pH = 7–8

2) total hardness = 0

3) kadar silika = < 0,01 ppm

Air ini digunakan untuk air umpan pada Waste Heat Boiler (WHB)

dan air proses di pabrik amoniak dan urea.

3. Unit Cooling Water

13
Bertugas untuk menyediakan air pendingin yang memenuhi

syarat untuk keperluan operasional. Syarat kualitas Cooling Water

antara lain tidak menimbulkan kerak, tidak menimbulkan korosi,

dan meminimalisasi atau mengendalikan laju pertumbuhan bakteri.

Untuk itu perlu diinjeksikan beberapa bahan kimia berikut setiap

seminggu sekali :

a) H2SO4, menjaga pH 7,5 -8,5

b) Cl2 sebanyak 0,2 – 0,5 ppm, sebagai desinfektan membunuh

bakteri

c) Nalco 7342, mengendalikan kadar PO4 agar terjaga antara 5 – 7

ppm

d) Nalco 7392 dan Nalco 73203 untuk membunuh organism dan

menjaga agar mikroorganisme serta jamur yang mati tetap

melayang dan melekat pada tube.

Spesifikasi Cooling Water :

a) pH = 7,3 – 7,8

b) Conductivity = < 3000 Mhos/cm

c) Ca-H = 400 – 600

d) SiO2 = < 150 ppm

e) Free Clorine = 0,2 – 0,5 ppm

f) PO4 = 5,0 – 7,0 ppm

Pembagian menara pendingin :

14
(1) T 2211 A-E : untuk Ammonia Plant, terdiri dari 5 cell dengan

kapasitas 6700 dan bertipe cross flow serta sirkulasi terbuka.

(2) T 2211 F-H : untuk Urea Plant, terdiri dari 3 cell dengan kapasitas

4600 dan bertipe cross flow serta sirkulasi terbuka.

(3) T 1201 A-F : untuk Ammonia Plant, terdiri dari 6 cell dengan

kapasitas 1700 dan bertipe counter flow serta sirkulasi terbuka.

(4) T 1201 G-J : untuk ZA I/III dan ASP, terdiri dari 4 cell dengan

kapasitas 1400 dan bertipe counter flow serta sirkulasi terbuka.

(5) T 1201 H-I : untuk Ammonia Plant, terdiri dari 2 cell yang bertipe

cross flow serta sirkulasi terbuka.

Macam Cooling Tower terbuat dari :

1. PVC (plastik), digunakan untuk kapasitas kecil dan prosesnya

adalah film filler.

2. Beton, digunakan untuk kapasitas besar dan prosesnya adalah

splash.

2. STEAM

a) Boiler Existing B-1101

Bahan bakar yang digunakan adalah Marine Fuel Oil (MFO).

Steam yang dihasilkan digunakan untuk proses di plant amoniak, ZA,

utilitas I, CO2, dan Air Separation Plant (ASP). Pada kondisi normal,

15
pabrik amoniak mengimpor High Pressure Steam (HPS) dengan

tekanan 65 kg/cm2 dan suhunya 465 oC sebanyak 60 ton/jam.

Namun sekarang di PT. Petrokimia Gresik, Boiler Existing B-1101

tidak digunakan lagi, diganti dengan Boiler Existing B-1102 dan tidak

menggunakan MFO lagi sebagai bahan bakar. Bahan bakar disuplay

dari Petrocina dan Petrogas.

b) Waste Heat Boiler

Memproduksi steam bertekanan 65 kg/cm 2 sebanyak 65

ton/jam untuk keperluan start-up amoniak. Jika unit amoniak

beroperasi secara normal, steam produk WHB dipakai untuk unit

urea. Pada kondisi operasi, boiler yang berada di unit asam sulfat

memproduksi Low Pressure Steam (LPS) ± 20 ton/jam yang dikirim ke

utilitas I untuk membantu keperluan steam di pabrik asam sulfat, ZA

I/III, dan urea.

Air umpan boiler merupakan air demineralisasi yang telah

diinjeksikan hydrazine (N2H4) untuk menghilangkan kandungan

oksigen. Selanjutnya ditambahkan PO42- dan NaOH untuk melunakkan

kerak di dalam tube dan menghindari korosi. Spesifikasi air dalam

boiler :

1) pH : 10 – 10,5

2) Total solid : < 1000 ppm

16
3) Total suspended solid (TDS) : < 40 ppm

4) Total alkalinity : < 60 ppm sebagai NaOH

5) Konduktivitas : maks. 0,2 – 0,5 µS/cm

6) Kadar SiO2 : maks. 10 ppm

7) Kadar PO4 : 12,2 - 17 ppm

8) Kadar N2H4 : 0,02 – 0,04 ppm

3. LISTRIK

Kebutuhan listrik di Departemen Produksi I dipenuhi oleh Gas

Turbine Generator (GTG) dengan kapasitas operasi normal 33 MW dan

output 11,6 kV. Servis unit dilengkapi satu buah back up diesel

berkapasitas 1 MW. Gas buang yang dihasilkan oleh GTG memiliki kalor

yang cukup tinggi sehingga digunakan untuk menghasilkan steam pada

WHB dengan fasilitas additional tiring dengan bahan bakar gas alam.

Spesifikasi turbin :

a) Tekanan steam inlet = 62 kg/cm2

b) Temperatur inlet = 445 oC

c) Exhaust steam = 0,12 kg/cm2

d) Putaran = 3000 rpm

Unit Utilitas I juga dilengkapi 4 buah pembangkit tenaga listrik

pembantu yang digunakan pada saat darurat terutama pada saat start-up

Departemen Produksi I. Bila ada salah satu turbin mati, maka diesel akan

17
berjalan secara manual. Tiap diesel berkapasitas desain 725 KVA, 380 V,

dan 750 rpm.

4. MINYAK

Bahan bakar yang digunakan pada Unit Utilitas I, yaitu solar. Solar

digunakan untuk bahan bakar mesin diesel, pembakaran awal boiler, diesel

pump (fire hydrant), dan keperluan pabrik lainnya.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa :

1. Utilitas dapat diartikan sebagai semua bahan/media/sarana yang

dibutuhkan untuk menunjang operasi pengolahan dalam suatu industri.

2. Utilitas yang terdapat di PT Petrokimia Gresik terdiri dari :

a) Unit Pengolahan Air

b) Steam

c) Listrik

d) Minyak

B. Saran

Untuk sebuah perusahaan sangat penting untuk memiliki Unit Utilitas

karena dengan adanya Unit Utilitas pada sebuah perusahaan dapat

menunjang operasi pengolahan di industri tersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA

Geakoplis, C.J. 1997. Transport Processes and Unit Operation 4th Edition. New
Jersey: Prentice Hall International.

Salim, N., Wijisaksono, R., Simbolon, E., Purwantoro, D.S. 2006. Panduan
Operasi : Rehabilitasi dan Fleksibilitas Operasi Pabrik Phonska PT.
Petrokimia Gresik.

20

Anda mungkin juga menyukai